BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi di dunia telah mengakibatkan perubahan dalam kehidupan. Saat ini masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi melalui jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain, sehingga informasi dapat diakses secara cepat dan lengkap. Apalagi di era globalisasi saat ini beragam media komunikasi sudah tersedia di khalayak, dari media analog hingga media digital. “Analogue as an expression of our experience of the real word while ‘digital’ expresses a world belonging exclusively to computers” 1 . Pernyataan Feldman menyebutkan bahwa analog merupakan suatu ekspresi dari kegiatan yang dijalani, sedangkan digital sudah merupakan hal-hal yang termasuk dalam komputer. Sudah tidak diragukan lagi perkembangan media analog ke media digital yang dinamis, sangat memudahkan pekerjaan khalayak serta dalam memproses informasi dengan cepat. Salah satu teknologi yang mengalami perubahan dari media analog ke media digital adalah radio. Radio sebagai salah satu media penyiaran yang memiliki sifat terjangkau dan murah menjadi salah satu medium yang sudah digunakan paling lama sejak tahun 1925 di Indonesia. Yaitu pada saat pemerintahan Hindia-Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Veregining dan NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij). Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi yang semakin murah dan kemudahan memperoleh akses internet yang semakin berkembang membuat khalayak dapat dengan mudah untuk mengkonsumsi informasi, yang kemudian preferensi khalayak sekarang lebih mengutamakan berita terkini dan cepat tersaji 1
Tony Feldman. 1997. An Introduction to Digital Media. London: Routledge hal: 2
1
daripada berita lengkap. Kebutuhan informasi yang semakin dibutuhkan ini membuat arah perkembangan teknologi semakin jelas menuju pada 4C, yakni: Computing and information technology, communication networks, digitalized media and information content, dan convergence2. Tidak terkecuali perkembangan radio
yang terus menerus juga
meningkatkan kualitas siarannya diikuti dengan pemanfaatan teknologi informasi berbasis internet untuk menjangkau semua lapisan masyarakat sebagai pengguna informasi. Sebagai contoh penggunaan media internet adalah adanya website, facebook, twitter, dan lain-lain yang diharapkan mampu untuk penjadi pilihan lain bagi masyarakat dalam memperoleh informasi selain dari media dengan melalui radio. Pada prinsipnya ada tiga model pelayanan stasiun radio berbasis internet yang pertama, sekedar menampilkan situs tentang radio siaran, yang berisi profil perusahaan, jadwal acara, area jangkauan, dan lain-lain. Kemudian berikutnya adalah menikmati langsung siaran radio (live streaming) bersamaan dengan mengudaranya radio di jalur frekuensi konvensional, dan kemampuan mengunduh berbagai produk siaran, musik, materi pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain dengan prinsip podcast. Yang terakhir adalah manajemen dan operasional siaran terintegrasi berbasis web, yang didukung fasilitas remote akses clock program, rundown acara dan logger bagi pemasang iklan (agency) maupun regulator (KPI), aksesbilitas via sosial media seperti facebook dan integrasi kolaborasi antar radio siaran berbasis radio news dan entertainment network3. Penyebaran informasi yang terus berkembang pesat dan kebutuhan khalayak untuk mengkonsumsinya menjadikan internet sebagai salah satu media yang digunakan Radio Suara Surabaya (SSFM). Alasan yang mendasari pemanfaatan internet ini adalah adanya kepesatan pertumbuhan pendengar baru yang budayanya menggunakan platform internet dan komputer. Dengan
2
Terry Flew. 2005. New Media: An Introduction. New York: Oxford University Press hal: 2 Hemat Dwi Nuryanto. 2012. Profile & Networking Radio 2.0. Jakarta: Broadcast Magz hal: 9
3
2
penyebaran informasi melalui berbagai platform, audiences pun makin beragam karena segala sesuatunya dibuat berdasarkan pesanan dan informasi. Konsumen
radio
bukan
tidak
membutuhkan
radio.
Pendengar
menginginkan bagaimana industri radio dapat memberikan fasilitas menikmati siaran dengan cara-cara yang baru. Secara karakteristik, siaran radio yang lokal secara geografis akan sirna. Karena dengan konsep radio on-line atau real radio di komputer, siaran radio akan menembus batas-batas geografi. Juga siaran radio yang tidak bisa terdokumentasi karena langsung hilang di udara, malah dituntut terarsip secara auditif kapanpun ingin didengarkan. Hal ini diperjelas oleh Davis G. Wheeler dalam buku Socrates di Radio “Whetever you want to watch and listen, when you want to watch and listen it”4. Di Kota Surabaya sendiri telah berkembang berbagai institusi massa dimana sebagian besar juga sudah mengembangkan format online. Beberapa contoh stasiun radio yang telah menyediakan situs online yaitu Radio Republik Indonesia (RRI), Radio Sonora, Radio Elshinta, Hard Rock FM, Nafitri FM, DJ FM, Istara FM, dan yang pastinya adalah Suara Surabaya FM (SSFM). SSFM membuat domain SuaraSurabaya.net di tahun 2000 sebagai domain website di era cyberspace dan beberapa tahun kemudian menghasilkan aplikasi streaming radio, radio on demand,dan rubrikasi. Pada tahun 2008, mulai mengembangkan konsepkonsep konvergensi dengan video streaming, membuat fanspage E100, dan social media twitter @SSFM100 5 . SSFM sebagai radio yang memberikan informasi seputar kota Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur, mempunyai program Kelana Kota, program yang memberikan informasi bagi para pengendara. Program ini merupakan program andalannya karena menjadi wadah yang sangat efektif bagi audiences yang ingin berbagi informasi. Kelana Kota awalnya hanya mengudara saja namun di tahun 2008 SSFM membuat account twitter dan facebook untuk dapat lebih luas menjangkau lapisan masyarakat. Tahun 2009 SSFM bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dengan memanfaatkan 4
Errol Jonathans. 2006. Socrates di Radio: Esai-Esai Jagad Keradioan. Yogyakarta: GONGplus hal: 158 5 Emka Arifin. 2010. Suara Surabaya: Bukan Radio. Surabaya: Suara Surabaya hal: 2
3
kamera Area Traffic Control System guna meningkatkan layanan siaran informasi lalu lintas yang kemudian dapat di update melalui twitter dan facebook. Selain dapat mengakses dari social media, audiences juga dapat menikmati informasi melalui streaming. Dengan mendengarkan siaran streaming, siaran yang didengar lebih jernih, hal ini tentu didukung dengan menggunakan jaringan internet yang stabil. Keberadaan radio streaming sudah tidak mengenal masalah jarak dan waktu untuk mendengarkan siara radio karena berbasis digital. Bagi yang ingin mendengarkan siaran-siaran sebelumnya, audiences dapat mengaksesnya melalui arsip siaran radio yang dapat diunduh dan didengarkan di radio on demand. SSFM merupakan radio pertama yang melakukan siaran berformat news atau informasi di bulan Juni 1983 dan masih tetap eksis hingga sekarang, dibutuhkan waktu dan proses yang tidak singkat dan menjadi radio kebanggaan kota Surabaya. Setiap media massa memiliki manajemen dalam mengatur intern medianya masing-masing. Intitusi media massa merupakan kumpulan kegiatan (mengirim dan menerima pesan), yang dilakukan oleh individu yang menduduki (regulator, produser, dan distributor), sesuai dengan aturan tertentu6. Perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan,
dan
pengelolaan
tentu
dibutukan
dalam
manajemennya. Dengan menerapkan manajemen didalamnya, suatu organisasi ataupun institusi dapat mengelola SDM dengan baik sehingga dapat mencapi visinya. Manajemen dalam media menjadi hal penting karena persaingan antar media yang semakin tajam, daya kritis konsumen yang semakin meningkat, perubahan demografis, pengelolaan SDM, serta teknologi yang semakin canggih. Seperti yang dinyatakan Stoner 7 , manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6
Dennis McQuail. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba hal: 33 James Stoner. 1996. Manajemen. Jakarta: Erlangga hal: 8
7
4
Di dalam manajemen, ada visi dan misi yang kelak akan dicapai bersama dalam suatu organisasi. Manajemen diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Efisiensi dan efektivitas merupakan konsep yang berguna untuk mengukur kinerja. Karena efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right) dan efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things)8. Media online SSFM yaitu suarasurabaya.net sudah ada sejak tahun 2000 selalu mengikuti arah pasar dari audience nya karena wujud radio sebagai akibat perubahan teknologi berpeluang tidak hanya melalui audio saja. Layanan siaran radio dengan gambar dan teks bukanlah hal yang mustahil karena di dalam suarasurabaya.net telah dirancang dengan ekspresi profil perusahaan, profil siaran, dan profil pelaksana siaran yang bisa diakses publik, termasuk layanan tanpa batas berbunyi radio online. Hal ini diperjelas dalam pernyataan Davis G. Wheeler dalam buku Socrates di Radio9, bahwa media yang sensitif kebutuhan segmentasi pendengarnyalah yang tahu cara melayani dan memelihara pendengar. Uniknya, suarasurabaya.net berbeda dari website radio online komersil lainnya karena yang ditampilkan pada profilnya sangat beragam, layaknya membaca koran, dari berita regional hingga nasional tersedia dan selalu ter update. Sedangkan kebanyakan website radio lainnya hanya berisi content mengenai perkembangan lagu, film, dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
serta
kreatifitas
anak
muda.
Yang
menarik
lainnya
adalah
suarasurabaya.net tak pernah sepi dari visitors karena media online ini berbasis pada radio yang dulunya audience menerima informasi hanya melalui SSFM, namun apabila dilihat dari setiap bulannya visitors semakin meningkat, dari data yang peneliti dapat terakhir di bulan Februari 2015 sebanyak 686725 visitors dengan hits 34805501. Suarasurabaya.net dan SSFM saling menguatkan informasi dan berita satu sama lain sehingga dapat melengkapi kebutuhan audience. SSFM
8
Disampaikan oleh Wisnu Adiputra pada 2 Maret 2012 dalam presentasi kuliah III Ibid, hal: 159
9
5
tidak menggantikan suarasurabaya.net, namun suarasurabaya.net menjadi salah satu alternatif bagi khalayak yang ingin mengaksesnya dengan bentuk platform lain.
Tentunya,
manajemen
redaksional
yang
diberlakukan
antara
suarasurabaya.net dan SSFM berbeda. Keberadaan suarasurabaya.net akan menciptakan cara yang unik untuk memproduksi berita dan mendapatkan konsumen beritanya. SuaraSurabaya.net yang berbasis radio ini tentu memliki divisi khusus, yaitu divisi new media dalam menangani dan menjalankan media online nya untuk tetap bisa survive, karena media online membutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang matang. Pengelolanya pun harus memperhatikan pengelolaan informasinya. Banyaknya peristiwa yang terjadi dalam waktu bersamaan, pengutamaan kecepatan waktu penyampaian informasi, ruang media online yang terbatas, keterbatasan SDM yang dimiliki, serta karakter teknologi media yang kompleks membuat format media dan dan produksinya pun akan berubah. Kenyataan ini harus diantisipasi oleh pengelola media online agar kredibilitas yang telah dibangun tetap terjaga. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimanakah manajemen redaksional media online suarasurabaya.net dilakukan? Karena fungsi dan peran manajemen redaksional dalam sebuah media online sangatlah berperan dalam keberhasilan media tersebut. Hal ini merupakan salah satu yang membuat penelitian ini menjadi penting.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan mengungkap bagaimana manajemen redaksional media online suarasurabaya.net?
C. Tujuan Penelitian a.
Untuk
mengetahui
manajemen
redaksional
media
online
suarasurabaya.net b. Untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada manajemen redaksional radio ke media online suarasurabaya.net
6
c.
Secara formal, penelitian ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.
D. Manfaat Penelitian a.
Mendeskripsikan pengelolaan dan aspek-aspek manajerial yang terjadi dalam perusahaan media online berbasis radio
b.
Sebagai masukan yang positif dan dapat digunakan sebagai referensi manajemen media online berbasis radio bagi kajian institusi.
c.
Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian di Jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai studi kasus dan diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran bagi pembacanya.
E. Kerangka Pemikiran 1. Manajemen Redaksional Media online Manajemen merupakan proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui
tindakan-tindakan
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan,
pengawasan, dan penilaian 10 . Manajemen juga sebuah proses yang sebisa mungkin harus mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas sudah dilaksanakan secara benar. Dengan kata lain, efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya proses mencapai tujuan tersebut. Prosesproses manajemen dibutuhkan lima keahlian menurut Albarran dalam bukunya11, yaitu: a.
Teknis
10
Stephens Robbins and Mary Coulter. 1999. Manajemen: Edisi Keenam. Jakarta: PT. Prehallindo hal: 4 11 Alan B Albarran. 2013. Management of Electronic and Digital Media: Fifth Edition. USA: Wadsworth hal: 17
7
Sebagai manajer media elektronik perlu memahami operasi yang dijalankan oleh stasiunnya. Meskipun kemajuan teknologi yang terus berkembang tidak memungkinkan untuk menjaga semua perubahan, sebagai manajer mengerti teknik dasar dalam bidang-bidang seperti pengoperasian peralatan, transmisi sinyal, distribusi program, dan aplikasi komputer. b.
Manusia Keberhasilan manajer dalam media elektronik menunjukkan bahwa keterampilan interpersoanal yang kuat dan memotivasi karyawan menjadi kunci utama yang penting. Manajer elektronik media perlu dinamika, visioner, dan termotivasi untuk memimpin secara efektif dan menciptakan koordinasi dan partisipasi seluruh karyawan.
c.
Konseptual Sebagai manajer harus mengerti kompleksitas internal dan eksternal dalam membuat keputusan berdasarkan penilaian suara. Karena perubahan secara konstan di media elektronik, membuat manajer harus merespon secara cepat terhadap perubahan dalam lingkungan, perubahan selera penonton, dan preferensi, atau hubungan karyawan. Manajer elektronik media berurusan dengan berbagai masalah dan memecahkan masalah dengan efisien.
d.
Keuangan Masalah konsolidasi industri, staff, dan lingkungan yang kompetitif menajadi tuntutan manajer. Manajer memerlukan keuangan yang stabil dalam membangun dan mempertahankan anggaran dan memenuhi proyek pendapatan.
e.
Pemasaran Manajer membutuhkan pemahaman mengenai pemasaran, karena sebagai manajer harus mengerti posisi produk secara efektif dan mengetahui cara menggunakannya.
8
Ada beberapa alasan utama mengapa manajemen diperlukan 12 , yang pertama adalah perencanaan (Planning), memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Dalam perencanaan, dibutuhkan visi dan misi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Maksud penetapan tujuan pada media penyiaran adalah agar terdapat koordinasi dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh departemen dan individu dengan tujuan utama media penyiaran, pada saat tujuan media penyiaran ditetapkan, maka tujuan dari berbagai departemen dan tujuan personal yang bekerja pada departemen bersangkutan dapat direncanakan dan dikembangkan. Kemudian yang kedua, pengorganisasian (organizing). Merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupi. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Sedangkan permbagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Struktur organisasi media penyiaran pada umumnya tidak memiliki standar yang baku. Bentuk organisasi stasiun penyiaran berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan ini biasanya disebabkan oleh perbedaan skala usaha atau besar-kecilnya stasiun penyiaran. Ketiga adalah pengarahan dan memberikan pengaruh (directing and influencing).
Berupaya
untuk
merangsang
antusiasme
karyawan
dalam
melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan memengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting, yaitu: pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan. Dan yang terakhir adalah pengawasan (controlling). Merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan yang sesuai 12
Ibid, hal: 130
9
dengan apa yang direncakan. Ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang erat antara perencanaan dan pengawasan. Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif. Dengan demikian, penerapan manajemen redaksional pun setidaknya melibatkan tahapan-tahapan tersebut sebegai pedoman redaksi mengelola sumber daya yang dimilikinya untuk memproduksi berita berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan khalayak. Secara umum, ruang lingkup redaksional berkaitan dengan segala hal yang menyangkut aktivitas pemberitan pada institusi media. Proses produksi berita itu tidak dilakukan tanpa aturan. Sebab proses kerja redaksi sangat dipengaruhi oleh kondisi dinamis di sekitarnya, baik dari pihak internal seperti kekuatan sumber daya redaksi maupun eksternal yang berkaitan dengan dinamika khalayaknya. Bidang redaksional memiliki keunikan pola kerja, namun bukan berarti tanpa kepastian. Berbagai waktu kerja redaksional disesuaikan dengan karakteristik dan potensi media yang menjadi saluran pemberitaannya. Pola kerja bidang redaksional memuat penataan pekerja berita yang melaksanakan, dan menghasilkan peristiwa yang diberitakan, sehingga proses rapat redaksi yang memutuskan peristiwa apa yang diangkat atau peristiwa mana yang ditangguhkan. Trilok N. Sidhwani 13 merincikan manajemen redaksional yang meliputi beberapa aspek berikut ini: a. Planning editorial mix. Konsep perencanaan mencakup aturan atau kebijakan
yang
ditetapkan
dalam
proses
produksi
berita,
menyangkut komposisi dan format berita, tampilan surat kabar, ilustrasi atau foto, dan hal-hal yang berkaitan dengan penampakan fisik media. b. Oganizing newsroom operations. Fungsi-fungsi tertentu sebagai instrumen pelaksana manajemen terorganisasi dalam sebuah struktur.
Pengoraganisasian
fungsi-fungsi
yang
terlibat
itu
13
Trilok N Sidhwani. 1980. Newspaper Economic and Management. New Delhi: Ankur Publishing House hal: 100-101
10
ditujukan untuk mengatur distribusi tugas dan wewenang dalam operasional editorial mix yang ditetapkan. c. Research, experimentation, and feedback. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keinginan, kebutuhan, dan harapan khalayaknya, sehingga redaksi dapat memproduksi berita yang merefleksi dan memenuhi pasarnya. d. Communicating and coordinating with other departmens. Dalam perusahaan surat kabar, redaksi tidak berjalan sendiri, namun terdapat bagian-bagian lain yang mendukung kelangsungan hidup media tersebut, seperti bagian periklanan, sirkulasi, produksi, dan bagian perusahaan lainnya. Meskipun masing-masing bidang memiliki kewenangan dalam menjalankan tanggung jawabnya, semua bagian itu harus tetap terkoordinasi sebagai satu teamwork untuk mencapai tujuan perusahaan secara umum. Lain halnya dengan Fink14, kekuatan daya tarik surat kabar di mata pembacanya terletak pada berita dan informasi yang disajikannya dalam hal volume and detail, quality, topically, and pertinance. Berikut adalah uraian Fink mengenai tahapan-tahapan manajemen redaksional15: a. Research in the Newsroom: Research in the Newsroom menekankan pentingnya pengenalan terhadap target pasar suatu produk. Salah satunya dengan melakukan penelitian yang sistematik mengenai hubungan antara audience dengan produk mereka, untuk mengetahui ketertarikan audience. Hal ini penting untuk melihat kemungkinan audience dapat menerima peubahan, rubrik baru, pembaruan isi, dan keistimewaan yang baru. b.
Planning in the newsroom: Secara garis besar,planning in the newsroom menitikberatkan pada hal merencanakan penggunaan sumber daya
14
Conrad Fink. 1998. Strategic Newspaper Management. New York: Random House hal: 136 Ibid, hal: 196-216
15
11
manusia secara efektif dan menyiapkan mekanisme jurnalistik baku untuk menciptakan kualitas berita. c. How to manage the newsroom resources: Ada empat aspek sumber daya yang perlu diperhatikan oleh bidang redaksi yaitu sumber daya manusia, uang, sumber eksternal, dan newswhole (bagian redaksi secara menyeluruh). d. Evaluating and controlling in the newsroom: Melakukan evaluasi dan kontrol sehingga tercapai tujuan yang telah direncanakan dan dapat menilai kualitas pemenuhan kebutuhan informasi kepada pembaca. Paparan Fink ini cukup menjelaskan ruang lingkup apa saja yang menjadi penelitian dalam konsep manajemen redaksional. Memahami ruang lingkup tersebut akan memudahkan peneliti dalam mencermati manajemen redaksional. Hal yang membedakan dari manajemen redaksional media online dengan media konvensional salah satunya adalah feedback dari pembaca. Pada akhir Februari lalu divisi Research and Development Suara Surabaya mengadakan survey untuk pengembangan kualitas portal beritanya (suarasurabaya.net) yang masukan dan tanggapan dilakukan secara online. Sedangkan untuk media konvensional bisa melalui medium apa saja, seperti via telfon dan lain sebagainya. Setelah survei yang telah dilakukan oleh suarasurabaya.net, ada beberapa perubahan fisik dari website yang berbeda, contohnya adanya headline yang dapat berjalan, kolom potret netter dimana netizen dapat langsung menulis dan berbagi informasi, lalu kolom ‘kampoeng media’ yang berisikan tentang masyarakat yang berkunjung ke Kantor Suara Surabaya. Internet merupakan salah satu unsur baru dalam media online yang berimplikasi terhadap ruang lingkup manajemen redaksional. Hal-hal yang berkaitan dengan riset-riset dalam media online, proses jurnalistik (deadline, editing, dan produksi), rubrikasi isi, desain, dan visualisasi media. Pemanfaatan internet dalam media online sangat mempengaruhi sarana produksi dan penyebaran informasinya. Tidak seperti media massa konvensional yang memiliki bentuk fisik media, media online terdiri dari atas halaman-halaman web di
12
dalamnya. Sehingga media online distribusinya lebih kepada distribusi informasi dengan cara akses terhadap situs media online melalui jaringan internet.
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi Kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang selalu ingin dibagikan kepada orang lain. Pengalaman dan pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang tersebut merupakan pesan atau informasi. Jadi, pesan atau informasi menuntut adanya kehadiran pihak lain16. Kata teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi merupakan hasil pikir manusia untuk mengembangkan tata cara atau sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. Sedangkan komunikasi berarti berbagi atau menyampaikan berita, pesan, informasi, dan perasaan kepada orang lain17. Kebutuhan akan informasi yang semakin tak terbendung dan kemajuan teknologi
yang
semakin
canggih
membuat
masyarakat
mudah
untuk
mengkonsumsinya dimana saja dan tidak terbatas oleh waktu. Informasi dan teknologi, keduanya saling berkesinambungan satu sama lain. Peran teknologi mempunyai kaitan yang erat dengan informasi dan komunikasi. Apalagi saat ini dengan teknologi internet, banyak kemudahan yang didapat dalam mencari sumber informasi dan berkomunikasi. Melalui internet, selain kemudahan memperoleh informasi yang cepat, praktis, dan mudah, khalayak juga tidak membuang-buang waktu sehingga internet memiliki nilai yang efisien. Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan (memproses, mengolah, dan menyebarkan) komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi
16
Y. Maryono dan B. Patmi Istiana. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Yogyakarta: Yudhistira hal: 3 17 Ibid, hal: 3
13
yang membawa data, suara, ataupun video 18 . Sedangkan teknologi komunikasi bermakna alat yang bisa membantu manusia untuk mencapai tujuan komunikasi, seperti perubahan wawasan, perubahan sikap, perubahan perilaku, dan perubahan sosial19. Everet M. Rogers20 memaparkan bahwa pesan yang dibawa oleh teknologi komunikasi adalah mendidik pemakainya untuk melakukan demassifikasi (perubahan kontrol pesan yang dilakukan oleh khalayak), menyesuaikan diri dengan cara berperilaku global, dan meningkatkan interaksi. Ditambah dengan pesatnya penggunaan internet, baik teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang pesat. Apabila dilihat dengan seksama implikasi dari sinergi informasi, maka akan terlihat masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar, sudah menganggap informasi sebagai komoditas yang berharga ekonomis dan strategis. Sehingga masyarakat tidak enggan untuk membeli teknologi komunikasi yang canggih sekalipun. Sebab bagi masyarakat dengan membeli semua teknologi komunikasi itu sama dengan investasi. Ditambah lagi dengan penggunaan internet dalam gadget untuk komunikasi, telah menyebabkan orang lebih percaya pada informasi yang ada di sana daripada kenyataan yang sebenarnya.
3. New Media New Media atau media baru menurut Bailey and Barbara Eber-Schmid21 adalah “21st Century catchall term used to define all that is related to the internet and the interplay between technology, images and sound. In fact, the definition of new media changes daily, and will continue to do so. New media evolves and morphs continuously. What it will be tomorrow is virtually unpredictable for most 18
William and Sawyer. 2005. Using Information and Technology Practical Introduction to Computer&Communication. USA: McGraw Hill hal: 5 19 Ana Nadhya Abrar. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI hal: 3 20 Everett Rogers. 1986. Communication Technology. New York: Free Press hal: 7 21 Bailey Socha and Barbara Eber-Schmid. 2015. What is New Media: Defining New Media isn’t Easy. Diakses 17 Maret 2015. Terarsip dalam www.newmedia.org/what-is-new-media.html
14
of us, but we do know that it will continue to evolve in fast and furious ways”.Segala macam barang yang terkait dengan internet, teknologi, gambar, dan suara merupakan media baru, namun definisi dari media baru akan terus berubah. Pengertian dari media baru sendiri masih bermasalah karena perumpamaan istilah yang digunakan selain media baru, yaitu internet, teknologi informasi dan komunikasi, dan media sosial. Menurut Wisnu Martha Adiputra dalam Effendi22, yang pertama,
media baru dianggap sama dengan internet karena dalam
bentuknya yang riil internet merupakan salah satu bentuk dari media baru. Bentuk media baru sangat beragam, tidak sebatas hanya internet namun juga telepon genggam dan games. Meskipun ketiganya memiliki karakter yang berbeda namun memiliki kesamaan secara umum. Ada tiga faktor yang mempengaruhi satu sama lain, yakni infrastruktur dan jenis teknologi informasi dan komunikasi yang telah terdistribusi pada banyak populasi masyarakat di seluruh dunia, terutama untuk sistem seluler dan komputer pribadi. Dengan banyaknya jaringan tersebut, biaya yang dikeluarkan semakin sedikit dalam berinteraksi jarak jauh. Kemudian, aspek multifungsi yang dibawa oleh internet. Internet memiliki semua fungsi yang dibawa oleh semua jenis media baru yang lain. Dan yang terakhir, secara umum pesan atau informasi di internet bukanlah pesan yang mengutamakan profit, karena sebagian besar materi pesan di internet masih gratis dan bebas diakses. Selanjutnya yang kedua, dengan konsep teknologi informasi dan komunikasi seringkali menggantikan karena sepintas mirip namun keduanya memiliki definisi yang relatif berbeda. Istilah teknologi informasi dan komunikasi sebenarnya merujuk pada perangkat keras ataupun lunak dalam memproduksi, mengolah,
mendistribusikan,
dan
memaknai
infomasi.
Terakhir
adalah,
penyamaan istilah media baru dianggap dengan media sosial. Istilah media sosial berasal dari pengertian proses interaksi yang terjadi secara langsung atau fiskal antara dua orang atau lebih bukan melalui media. Dengan adanya kemudahan teknologi informasi dan komunikasi, interaksi langsung antara dua orang atau
22
Amir Effendi Siregar dkk.2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta: IKAPI hal: 139
15
lebih tidak mengharuskan terjadi secara langsung melainkan menggunakan media baru. Karena media baru juga mengaitkan realitas sosial, realitas media, dan realitas virtual. Ada 5 karakteristik media baru23, pertama adalah manipulable, media baru mudah untuk dimanipulasi karena seringkali mendapat tanggapan negatif dan menjadi perdebatan. Media baru memungkinkan individu untuk memanipulasi dengan
berbagai data dan informasi bebas. Kemudian media baru bersifat
networkable, artinya konten-konten yang terdapat dalam media baru dapat dengan mudah dibagi dan dipertukarkan antar pengguna lewat jaringan internet yang tersedia. Karakteristik ini dapat disebut sebagai kelebihan, karena media baru membuat khalayak dapat terkoneksi dengan cepat dan memberi solusi terhadap kendala jarak dan waktu antar pengguna. Selanjutnya, media baru bersifat compressible. Konten-konten yang ada dalam media baru dapat diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi. Hal ini memberi kemudahan untuk menyimpan konten-konten tersebut dan membaginya kepada orang lain. Selain itu, sifat media baru ialah padat, hanya membutuhkan space kecil untuk menyimpan berbagai konten yang ada dalam media baru. Sebagai contoh, hanya diperlukan satu PC yang terkoneksi dengan jaringan internet untuk dapat menyimpan informasi dari berbagai penjuru dunia dalam PC tersebut. Di sisi lain, media baru bersifat imparsial, konten-konten yang ada dalam media baru tidak berpihak pada siapapun dan tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Karena itulah media baru seringkali disebut sebagai media yang sangat demokratis, karena kapitalisasi media tidak berlaku lagi. Setiap orang dapat menjadi produsen dan konsumen secara bersamaan. Media baru memungkinkan akses tanpa batas, kapan saja, dan dimana saja, dan dengan perangkat digital apapun. Perangkat yang mendukung untuk menyediakan fasilitas umpan balik secara langsung, berbagai partisipasi kreatif, dan terbentuknya berbagai komunitas yang mengiringi konten-konten media. Hal 23
Ibid, hal: 24
16
yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena bentuk kontennya yang berupa digital, melainkan siklus kedinamisan dari konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus media baru ini biasa disebut dengan real time. Dalam perkembangannya, media baru menciptakan interaktivitas yang memaksa kita untuk mengikuti proses komunikasi sebagai sebuah konvergensi dimana merupakan proses pertukaran informasi antara dua atau lebih orang dalam suatu sistem komunikasi. Rodgers24 memperkuat hal tersebut melalui pernyataan: “Communication is defined as a processing which participants create and share information with one another in order to reach a mutual understanding”. Pada dasarnya informasi yang didistribusikan melalui media adalah sama, namun hal yang berbeda adalah bagaimana cara informasi tersebut “dikemas” dan platform. Informasi akan selalu tetap menarik karena selalu datang dengan kemasan yang baru. Informasi di internet menjadi sangat menarik minat masyarakat karena informasi tersebut diolah dan diciptakan kembali, baik secara individual maupun secara kolektif25. Perkembangan media internet di Indonesia diawali pada tahun 1995, yang penggunaannya sebatas di beberapa universitas untuk kegiatan penelitian menurut Hill dalam Wahyuni26. Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk yang besar. Pertambahan penduduk juga ternyata diikuti dengan bertambahnya pengguna internet. Worldstats mencatat per 30 Juni 2014, penduduk Indonesia sebanyak 253.690.643 dengan pengguna internet mencapai 71.190.00027. Di Asia, pengguna internet di Indonesia menempati peringkat keempat setelah China, India, dan Jepang. Tetapi Indonesia termasuk dalam negara dengan tingkat penetrasi rendah (28,1%). Apabila dibandingkan dengan Korea Selatan yang masih dalam cakupan 24
Ibid, hal: 199-201 Ibid, hal: 142 26 Hermin Indah Wahyuni. 2013. Kebijakan Media Baru di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press hal: 57 27 Internet Users in Asia June, 30, 2014. Terarsip dalam http://internetworldstats.com/stats3.htm#asia. Diakses pada 8 April 25
17
benua Asia dengan tingkat penetrasi internet sebesar 92,4%. Rendahnya tingkat penetrasi ini juga dapat ditunjukkan dengan kebiasaan user dalam beraktivitas di internet. Ada beberapa ciri media baru internet menurut McQuail28 yang pertama adalah internet tidak hanya berkaitan dengan produksi dan distribusi pesan, tetapi juga dapat disetarakan dengan pengolahan, pertukaran, dan penyimpanan. Kedua, media baru merupakan lembaga komunikasi publik dan privat, dan diatur (atau) tidak dengan layak. Yang terakhir, media baru tidak seteratur media massa yang professional dan birokratis. Internet telah mengubah cara orang berkomunikasi, cara mendapatkan berita dan informasi, serta cara membaca berita di media cetak, melihat gambar di majalah, mendengar radio, dan menonton program televisi. Kemunculan media baru ini telah membentuk komunikasi massa mengalami perubahan. Ada enam perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru, yang pertama adalah digitalisasi dan konvergensi atas segala aspek media. Yang kedua interaktifitas dan konektivitas jaringan yang semakin meningkat, selanjutnya mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima. Lalu adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak. Yang kelima munculnya beragam bentuk gateway media dan yang terakhir pemisahan dan pengaburan dari lembaga media29. a. Radio Streaming Radio streaming merupakan salah satu bentuk new media yang bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Sistem kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan audience memiliki perangkat internet. Itulah sebabnya banyak masyarakat yang merantau menggunakan radio internet untuk mengobati rasa kangen pada daerah asalnya. Di Indonesia, umumnya radio internet dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun radio untuk memperluas jangkauan siarannya.
28
Ibid, hal: 150 Ibid, hal: 153
29
18
Dalam portal suaraurabaya.net, selain
radiostreaming
dan video
streaming, ada juga radio on-demand yang bisa menjadi salah satu alternatif bagi para pendengar yang berada diluar jangkauan Radio SSFM. Tidak sedikit kaum urban yang menggunakan radio streaming sebagai obat kangen untuk mendengar kabar dan berita terbaru dari kota asalnya. SSFM dan suarasurabaya.net merupakan wadah bagi audience dan netizen, jadi kedua platform tersebut saling support dalam hal content. Dengan mendengarkan radio streaming, fungsi-fungsi jurnalisme radio SSFM seperti informasi, analitis, dan dokumentari artistik dapat tersampaikan ke khalayak. Dan dari fungsi-fungsi tersebut dapat dipilah menjadi bentuk siaran sebagai monologue genres, dialogic genres, dan the synthetic genres30. Perkembangan radio streaming di Indonesia dimulai pada saat reformasi yang didukung dengan perkembangan internet yang pesat. Sudah banyak radio komersil yang merambah ke radio streaming dikarenakan dengan menggunakan internet menjadi terbebas dari ketergantungan sumber daya radio karena tidak menggunakan media gelombang radio yang juga mengurangi biaya produksi dan memiliki jangkauan global. b. Radio On Demand Dengan adanya tuntutan baru pendengar radio dan penawaran dari Digital Audio Broadcasting (DAB)31, bahwa layanan siaran radio tidak dapat menolak kredo baru “Anytime, Anywhere, and Personalized”. Tuntutan ini diformulasikan Stephen Boulton Wallace, pimpinan Command Audio Coporation USA, sebagai “On Demand Interactive Radio” (ODIR). Konsep ini memfasilitasi pendengar untuk menyeleksi siaran yang ingin mereka dengar, kapanpun, dan dimanapun
30
Septiawan K. Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor hal: 111 Digital Audio Broadcasting(DAB) adalah sebuah teknologi untuk penyiaran radio stasiun radio , yang digunakan di seluruh Eropa dan Asia Pasifik. DAB lahir dari sebuah proyek penelitian di Eropa pada tahun 1980-an tepatnya di Jerman. DAB dikembangkan sebagai proyek penelitian untuk Uni Eropa (Eureka) yang dimulai pada 1987. DAB adalah standar pertama berdasarkan frekuensi ortogonal divisi multiplexing (ofdm) teknik modulasi yang saat itu paling populer untuk transmisi sistem komunikasi digital. Diakses http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?arnumber=536126 tgl 1 April 31
19
hanya dengan menekan tombol. Pendengar ingin bebas untuk memilih acara yang sesuai jadi bukan mereka yang diatur oleh jadwal siaran radio32. Karakter teknologi ODIR dapat menyediakan fasilitas dokumentasi audio siaran, menayangkan suasana suasana studio siaran, mempertontonkan fisik penyiar, merekam kesibukan newsroom, juga data teks materi siaran pemberitaan. Bukan sebatas company profile radio seperti di website. ODIR juga menyediakan fasilitas interaktif bukan sesempit hubungan timbal balik antara penyiar dan pendengar yang menelpon ke radio. Tetapi teknologi yang memungkinkan pendengar mengakses informasi apapun secara audio-visual. Ada 3 fase pelayanan konsep ODIR. Pertama, isi siaran mengacu pada pola konsumsi on-demand berupa materi suara, gambar, dan data yang bisa dipilih pendengar. Kedua, materi isi tersebut dijadwal dan didistribusikan melalui jaringan penyiaran digital. Ketiga, isi siaran dapat diteriman perangkat digital secara langsung maupun melalui cara penyimpanan yang dapat didengar ulang sewaktu-waktu33. Di Indonesia, Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 21/Per/M.Kominfo/4/2009 tentang Standar Penyiaran Digital untuk Penyiaran Radio pada Pita Very High Frequency (VHF) di Indonesia platform yang dijadikan standar adalah DAB34. c. Regulasi New Media Menurut Wahyuni35 regulasi yang relevan dengan new media terkait dengan beberapa undang-undang media di Indonesia, seperti Undang-Undang Telekomunikasi, Undang-Undang Penyiaran, dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Ketiga undang-undang tersebut relevan dengan new media, berlaku aktif, dan banyak berpengaruh pada pengambilan kebijakan pemerintah di Indonesia menyangkut new media. Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi menyatakan bahwa undang-undang ini yang mengatur mengenai penyelenggara 32
Ibid, hal: 165 Ibid, hal: 166 34 Ibid, hal: 100 35 Ibid, hal: 45 33
20
dan konsumen jaringan dan jasa telekomunikasi, peralatan pendukung (teknologi) serta prosesnya; hak dan kewajiban semua pelaku (baik penyelenggara maupun konsumen) telekomunikasi; larangan-larangan; serta konsekuensi yang harus diterima jika terjadi penyimpangan dari peraturan tersebut. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran menjelaskan bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran sebagai perwujudan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dilaksanakan secara bertanggung jawab, selaras, dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194536. Dan yang terakhir ada Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 37 . Undang-Undang yang sering disebut dengan singkatan UU ITE ini muncul sebagai respons terhadap perkembangan teknologi komunikasi elektronik berupa internet. Internet dapat dimanfaatkan untuk menunjang berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, pertahanankeamanan, sosial-budaya, hingga sekedar penyaluran hobi untuk berekspresi. Untuk menghindarkan dari berbagai penyimpangan di dunia maya, pemerintah merumuskan regulasi terkait internet. UU ITE lebih mengatur perseorangan meskipun dalam hal bisnis atau perdagangan yang pembayarannya dilakukan secara elektronik melalui internet. Sebagian besar UU ITE membahas pengaturan legalisasi materi yang memungkinkan untuk diproses dan ditransfer secara elektronik seperti tanda tangan elektronik dan sertifikasi elektronik. Karena transaksi elektronik memungkinkan adanya hubungan antara pelaku transaksi di dua negara atau lebih.
36
UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Diakses http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%2032%20Tahun%202002%20tentang%20% 20Penyiaran.pdf tgl 17 April 37 UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Diakses https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/view/id/167/t/undangundang+nomor+11+tahun+200 8+tanggal+21+april++2008 tgl 17 april
21
4. Implikasi New Media: Konvergensi Media Kemunculan dari new mediaberdampak pada digitalisasi karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital. Konvergensi merupakan integrasi dari beberapa platform jaringan yang berbeda untuk menyalurkan informasi. Teori konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media terbaru tersebut cenderung merupakan perpanjangan atau evolusi dari model-model terdahulu. Internet merupakan medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentukbentuk terdahulu. Karena itu apa yang berubah bukanlah substansinya, melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya. New Media pada ujungnya juga akan mengarah kepada perubahan besar yang disebut konvergensi media. Perubahan tersebut membuat media analog serta merta mengikuti arus perubahan. Dampak dari konvergensi media merambah ke berbagai bidang. Di ranah komunikasi massa misalnya, strategi jurnalistik konvensional sekarang mengalami perubahan signifikan. Jurnalis masa kini dituntut mampu menyegerakan penyampaian informasi yang diperoleh dan mengirimkannya ke khalayak. Maka, masyarakat sekarang mengenal apa yang disebut jurnalisme online38. Ada tiga tipe dalam konvergensi39, pertama adalah konvergensi teknologi yang mengacu pada jenis media tertentu seperti cetak, audio, dan video yang semuanya berkumpul menjadi bentuk digital. Bentuk konvergensi semakin terlihat dan jelas dalam organisasi berita, dimana jurnalis menuliskan berita dalam bentuk teks, audio, video, dan bahkan media interaktif. Selanjutnya adalah konvergensi ekonomi yang mengacu pada penggabungan internet atau media telekomunikasi dengan perusahaan media tradisional. Media tradisional sudah berkembangs selama 50 tahun melalui akuisisi, dan didefinisikan sebagai proses konsolidasi, bukan konvergensi. Konvergensi ekonomi memiliki dampak penting bagi media, 38
Ibid, hal: 45 John V. Pavlik&Shawn McIntosh. 2013. Converging Media: A New Introduction to Mass Communication. New York: Oxford University Press hal: 7-10 39
22
telekomunikasi, dan industri komputer. Yang terakhir merupakan konvergensi budaya yang mengacu pada nilai, keyakinan, dan praktik bersama oleh sekelompok orang. Budaya dapat merujuk populasi pada umumnya, atau untuk sub lebih besar dalam sebuah kelompok seperti tradisi dan praktik bersama oleh kelompok tertentu. Dari definisi ini satu aspek konvergensi berasal dari proses globalisasi isi media. Konvergensi budaya dapat dilihat dari aspek bagaimana mengkonsumsi, menciptakan, dan mendistribusikan isi media.
Konvergensi Teknologi
MKok
Perubahan Isi media Perubahan tipe media Perubahan penggunaan media Perubahan penonton media Perubahan profesi media Konvergensi Budaya
Konvergensi Ekonomi Perubahan Sikap dan nilai
Perubahan organisasi media
Gambar I.1: Tipe Konvergensi dan pengaruh terhadap media menurut Pavlik
Konvergensi media mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup, dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan pendidikan, dan kebudayaan. Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada publik untuk memperluas pilihan akses media sesuai seleranya. Dari sisi ekonomi media, konvergensi berarti peluang-peluang profesi baru di dunia industri komunikasi.
23
Konvergensi
media
memadukan
ciri-ciri
komunikasi
massa
dan
komunikasi antarpribadi dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadi apa yang disebut sebagai demasifikasi (demassification), yakni kondisi dimana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi berlangsung menjadi makin personal karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang dibutuhkan40.
5. Media online dan Portal Berita Secara umum media online bisa diartikan sebagai media publik yang disajikan
melalui
internet.
Perkembangan
teknologi
yang
pesat,
ikut
mempengaruhi eksistensi media, hal ini dapat terlihat dari pola perkembangan manusia yang cenderung instan. Tidak sedikit dari media massa yang mengalami perubahan lebih canggih dan efisien. Perkembangan media online pun juga semakin mudah untuk dapat mengakses internet. Dengan menjamurnya akses internet, dipandang oleh pelaku bisnis media sebagai peluang yang menguntungkan. Mulai bermunculan situs-situs media massa di media online yang membantu menjalin hubungan yang lebih dekat dengan media dan informasi karena masyarakat dapat mengakses informasi yang telah disediakan secara cepat dan bisa langsung memberikan feedback atas informasi tersebut. Internet telah mengubah cara individu berkomunikasi, cara mendapatkan informasi dan lainnya. Ada beberapa alasan mengapa internet merupakan tahap yang sama sekali baru dalam cara orang berkomunikasi41: a. Internet bisa menyediakan content untuk setiap individu b. Internet bisa melewati batas budaya dan lokasi, dalam jumlah yang tak terbatas
40
Anang Hermawan. Tantangan Masa Depan Konvergensi Media. http://communication.uii.ac.id/images/artikel/Tantangan%20Masa%20Depan%20Konvergensi%2 0Media%20oleh%20anang%20hermawan.pdf diakses 9April 41 R.Rosenfield Adler&R.Proctor. 2007. Interplay: The Process of Interpersonal Communication. New York: Oxford University Press hal: 55
24
c. Internet menyediakan tidak hanya ragam isi yang tidak terbatas namun juga mengkreasi, menerbitkan, dan mengirim materi berita yang dibuat lewat berbagai perangkat yang tersedia di internet d. Internet jadinya tidak hanya merupakan medium namun juga sebagai platform yang memungkinkan setiap orang menjadi produser sekaligus disamping konsumen e. Internet memungkinkan terjadi interaksi antarindividu tanpa harus lewat mediator.
Komputer dan internet telah menghadirkan cara-cara baru bagi jurnalisme dalam memproses, memproduksi, dan menyebarkan berita. Media baru membuat ladang baru bagi industri media. Teknologi internet dapat membuat gatekeeper redaksional dalam organisasi penyiaran, kabel, dan radio hilang karena akan digantikan dengan kecepatan (updating). Siapapun dapat menggabungkan diri, dapat menelusuri informasi secara unlimited, dapat merespons one-to-one, atau one-to-many kepada siapa pun. Sifat internet yang terbuka ini menampilkan keunikan tersendiri diantara bentuk-bentuk komunikasi yang pernah tercipta. Selain nilai kepraktisan, perpindahan dari media massa ke media online ini juga menekan biaya produksi sehingga lebih murah. Perpindahan media massa ke media online cenderung mementingkan kecepatan untuk update berita karena media online bersifat real time dimana setiap ada informasi atau pemberitaan terbaru dan memiliki koneksi internet, untuk proses update berita jadi semakin lebih cepat. Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan adalah portal berita (web portal). Portal berita, sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang dapat diakses oleh khalayak untuk memperoleh fasilitas dan informasi di dalamnya. Dan kebanyakan content merupakan perpaduan layanan interaktif yang dapat berkomunikasi dua arah dengan pengakses lainnya.
25
Santana 42 mengelompokkan tiga kelompok situs berita dalam kaitannya dengan content. Pertama, model situs berita yang banyak digunakan oleh media berita konvensional, yakni sekedar merupakan edisi online dari medium induknya. Isi orisinilnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi. Sejumlah fitur interaktif dan fungsi-fungsi multimedia ditambahkan. Content di update lebih sering daripada medium induknya. Kedua, bentuk dari situs website berisikan orisinalitas indeks, dengan cara mendesain ulang dan mengubah isi dari berbagai media berita. Situs ini memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indeksisasi dan kategorisasi, hasil seleksi berbagai media berita dan isi mereka. Berbagai model situs ini terfokus pada isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan kelompok-kelompok tertentu serta membuat saluran pertukaran pikiran dan diskusi interkatif dengan pembacanya. Ketiga, situs berita yang berisi diskusi dan komentar-komentar pendek tentang berita dan media. Media-media watchdog masuk ke dalam kelompok ini. Mereka menjadi saluran untuk diskusi masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat. Dengan adanya internet dan meleburnya jurnalisme radio dengan jurnalisme online, maka berita-berita yang dihasilkan oleh media penyiaran radio dapat dinikmati dalam bentuk visual juga. Hal ini tentu memudahkan dalam menikmati setiap konten dari berita yang dihasilkan. Ditambah dengan penyajian informasi portal tidak bersifat linier, konsep navigasi dan interface, khalayak dapat diajak meloncat-loncat ke berbagai artikel di halaman berikutnya berdasarkan link yang telah dirancang43.
F. Kerangka Konsep Manajemen redaksional media online yang berimplikasi pada konvergensi media
merupakan
keterkaitan
yang
menjadi
pokok
utama
peneliti.
Suarasurabaya.net yang sudah ada dari tahun 2000 terbentuk karena masuknya internet yang membuat khalayak ingin mengakses berita dan informasi bukan dari
42
Ibid, hal: 136 Ibid, hal: 140
43
26
radio saja, melainkan dari berbagai platform dan sesuai dengan kebutuhan. Dan di tahun 2013 divisi new media terbentuk untuk mengelola suarasurabaya.net agar menjadi web portal yang memiliki beragam konten yang tidak hanya dari radio saja. Namun dengan keberadaan suarasurabaya.net tentu tidak menyingkirkan SSFM, karena keduanya saling support satu sama lain dengan cara siklus informasi di keduanya selalu berputar. Dari kerangka berpikir yang sudah dibuat oleh peneliti sebelumnya, fokus penelitian ini terletak pada proses manajemen redaksional SuaraSurabaya.net yaitu: 1. Planning: Perencanaan yang dilakukan dimulai dari visi dan misi kemudian penetapan tujuan agar terdapat koordinasi. Peneliti akan melihat dari awal terbentuknya suarasurabaya.net hingga tujuan yang akan dicapai. 2. Organizing: Pengelompokkan kegiatan dan struktur organisasi (SDM, uang, sumber eksternal, dan bagian redaksi) akan dijabarkan oleh peneliti beserta masing-masing jobdesk nya. 3. Directing and Coordinating: Pengarahan dan koordinasi masingmasing staf dalam manajerial suarasurabaya.net. Dalam kegiatan pengarahan ini mencakup empat kegiatan penting, yaitu pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan. Peneliti akan melihat bagaimana proses pengarahan yang dilakukan oleh new media manager terhadap staffnya dan masing-masing koordinasi yang dilakukan. 4. Controlling and Evaluating: Mengevaluasi dan mengontrol apakah tujuan-tujuan tercapai. Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staff, dan pengarahan berjalan secara efektif.
27
Melalui keempat proses planning, organizing, directing and coordinating, dan controlling and evaluating peneliti dapat menjelaskan ruang lingkup manajemen redaksional suarasurabaya.net.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu metode studi kasus. Penelitian studi kasus dimulai dari pokok pertanyaan how dan why
44
, how; bagaimana manajemen redaksional
SuaraSurabaya.net direncanakan, diorganisasikan, digerakan, dan diawasi sedangkan
why;
mengapa
manajemen
redaksional
diberlakukan
dalam
pengelolaan media online. Peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diteliti dan fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata. Peneliti tidak mungkin ikut terlibat dalam aktivitas manajemen redaksional media di divisi new media suarasurabaya.net yang bersangkutan. Alasan pemilihan kasus ini adalah peneliti akan melihat bagaimana proses manajemen redaksional suarasurabaya.net dalam mengelola media online sebagai sarana portal berita dan perbedaan pengelolaan yang terjadi dalam SSFM dan suarasurabaya.net. Dengan menggunakan metode studi kasus, maka penelitian ini dapat dilakukan secara rinci dan mendalam dengan menganalisis data-data yang sudah terkumpul. Teknik studi kasus yang peneliti gunakan adalah teknik explanation building karena peneliti mencoba membangun penjelasan dan gambaran dari datadata yang telah terkumpul. Dari sini peneliti juga ingin melihat bagaimana operasional media online yang dilakukan oleh suarasurabaya.net, dan pembagian tugas-tugas dalam intansi dengan cara wawancara dan observasi. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah studi kasus deksriptif, yang menggambarkan peristiwa yang terjadi pada saat suatu kasus berlangung. 44
Robert K. Yin. 2012. Applications of Case Study Research. London: Sage hal: 5
28
Penjabaran kasus ini dilakukan dengan menceritakan kronologi, faktor pemicu, apa dan siapa yang terlibat, serta penyelesaian yang dilakukan dalam kasus tersebut.
2. Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada Suara Surabaya.net di Jl. Wonokitri Besar No 40. C Surabaya. Adapun penelitian ini untuk mengetahui proses manajemen redaksional suarasurabaya.net.
3. Teknik Pengumpulan Data a.
Data primer Pengumpulan data primer diperlukan sebagai referensi pertama dalam penelitian terhadap divisi new media Suara Surabaya. Data ini nantinya diperoleh dari dokumen obyek penelitian.
b.
Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan proses manajemen dan interaksi yang terjadi di divisi new media Suara
Surabaya.
Pihak-pihak
Suara
Surabaya
yang
menjadi
narasumber adalah Eddy Prastyo selaku New Media Manager, wartawan, admin social media dan supervisor. c.
Observasi partisipan Observasi partisipan dilakukan dengan mendatangi kantor Suara Surabaya untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan manajemen dan interaksi yang dilakukan oleh masing-masing staf di divisi new media. Peneliti ikut mengambil andil bagian atau turut terjun ke lapangan guna mengetahui secara detail mengenai proses-proses yang terjadi. Peneliti akan melakukan observasi pada saat kegiatan berlangsung.
d.
Data sekunder
29
Data sekunder menjadi data pelengkap peneliti yang diperoleh dari buku, jurnal, situs, internet, serta sumber informasi lainnya.
4. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan data yang dihasilkan dari penelitian di lapangan kedalam bentuk penjelasan secara sistematis dan menguraikan bagaimana proses manajemen yang dilakukan oleh divisi new media Suara Surabaya. Hasil analisis ini kemudian akan dilanjutkan dengan mengambil kesimpulan, meneliti dari data-data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan informasi untuk kemudian diambil kesimpulan.
5.Teknik Verifikasi Data Peneliti menggunakan teknik triangulasi, yang bertujuan untuk melakukan pengecekan ulang dengan dengan cara mengkombinasikan berbagai jenis metode kualitatif sehingga data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Peneliti menggunakan triangulasi sumber, yang akan dilakukan dengan cara cross check data dengan fakta dari sumber lainnya dan menggunakan kelompok informan berbeda45. Triangulasi ini dilakukan dengan cara mencari orang-orang yang terlibat dalam proses produksi ini yaitu pekerja di divisi new media Suara Surabaya. Tahap pra-lapangan peneliti akan menyusun rancangan awal penelitian, pengurusan ijin untuk penelitian, penjajakan lapangan dan penyempurnaan rancangan penelitian, dan penyiapan alat yang diperlukan untuk kegiatan lapangan. Peneliti menaruh minat terhadap manajemen redaksional yang dikelola oleh divisi new media (suarasurabaya.net) dikarenakan perkembangan pesat dari 45
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta hal: 330
30
jurnalisme media online, terlebih lagi suarasurabaya.net ini bermula dari radio jurnalis SSFM. Pengamatan sudah dilakukan sepintas oleh peneliti sebelumnya. Tahap lapangan akan berkaitan dengan teknik pengumpulan data yang peneliti buat sebelumnya, yaitu data primer, wawancara, observasi, dan data sekunder sebagai pelengkapnya. Dalam tahapan wawancara, peneliti akan mewawancarai: a. New Media Manager yaitu Eddy Prastyo b. Supervisor yaitu Iping Supingah c. Admin Social Media yaitu Larasati Putri d. Wartawan yaitu Fatkurrahman Taufik e. Web programmer yaitu Sugeng
Tahapan observasi, peneliti akan melihat secara langsung bagaimana proses manajemen redaksional yang diterapkan suarasurabaya.net. Tahap pasca lapangan, peneliti akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui data primer, wawancara, observasi, dan data sekunder. Dalam tahapan ini, seluruh data yang diperoleh melalui teknik tersebut akan disajikan secara sistematis. Data akan disusun untuk menjelaskan hubungan antara satu dengan lainnya agar mudah dipahami.
31