BAB I PENDAHULUAN
Tugas dan tanggung jawab seorang praktisi Public Relation tidaklah mudah. Tidak hanya sekedar menjadi guide bagi patner perusahaannya saja. Namun lebih dari itu, seorang praktisi Public Relation juga diharuskan untuk mampu menjadi penawar bagi citra yang tengah terpuruk, sebagai penjaga saat citra telah terangkat dan sebagai gawang bagi masuknya keluhan stakeholder hingga memberikan “obat penenang” bagi stakeholder yang merasa kecewa dengan perusahaan. Berbagai cara dilakukan untuk menjadi seorang praktisi Public Relation yang mumpuni bagi perusahaan. Terlebih dengan adanya media yang dapat digunakan sebagai alat pembantu komunikasi seorang PR. Salah satu media tersebut dengan melakukan kegiatan penulisan Press Release yang juga dikenal dengan nama Public Relation Journalism. A. Latar Belakang Tidak ada profesi yang mudah untuk dijalani. Begitu pula dengan profesi public relations. Ketidakmudahan tersebut pun dialami oleh para praktisi PR. Bila beberapa dekade sebelumnya, para praktisi PR dipandang sebelah mata. Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan “harfiahnya” sebagai seorang publuc relations. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan dunia bisnis yang menuntut adanya keprofesionalan dalam menangani beberapa masalah dan juga mulai merasakan bahwa membangun citra merupakan langkah awal untuk menunjukkan kredibilitas sebuah perusahaan atau organisasi. Maka tugas, fungsi dan tanggung jawab dari seorang praktisi PR mulai bertambah dan diperhitungkan kedudukannya dalam sebuah perusahaan. Tugas, fungsi hingga tanggung jawab yang dimiliki oleh sorang PR menjadi sangat berat disaat mereka juga harus memikirkan bagaimana perusahaan dapat “bersahabat” dengan seluruh stakeholder-nya. Salah satu dari stakeholder adalah perusahaan media. Sehingga menjadi PR tidak hanya sekedar memiliki fungsi sebagai public affairs, tidak hanya bertugas untuk menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak internal maupun eksternal, sebagai agen untuk melakukan lobbying tetapi, saat ini seorang praktisi public relations 1
pun diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam menulis. Kegiatan menulis yang dilakukan oleh seorang public relations disebut dengan public relations journalism, dan press release merupakan hasil dari kegiatan menulis tersebut. Adanya tuntutan tersebut menjadikan seorang PR wajib berperan sebagai “jurnalis” perusahaan. Hal tersebut tentunya membuat tanggung jawab seorang PR menjadi lebih kompleks. Menjadi wajib bagi setiap PR untuk dapat meng-informasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan perpusahaan kepada masyarakat atau stakeholder. Bahkan, kemampuan menulis akan menjadi sebuah pertimbangan tersendiri bagi perusahaan atau organisasi yang ingin mempekerjakan seorang PR. Hal itu, dikuatkan dengan pendapat Smith menyatakan bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang Public Relations memang penting, seperti kemampuan public speaking, interpersonal, analitik dan lain sebagainya – tapi memiliki kemampuan menulis yang baik sangat krusial. Kemampuan menulis yang harus dimiliki oleh seorang PR pun kembali ditegaskan oleh Sietel. Dia mengatakan bahwa sorang praktisi public relations yang profesional harus memiliki keahlian menulis, karena kegiatan meulis adalah kunci utama bagi praktisi public relations dalam mengembangkan profesinya. Bukan tanpa alasan pula mengapa para praktisi PR diharuskan memiliki kemampuan menulis. Dengan melakukan kegiatan menulis, maka hasil dari tulisan seorang PR tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi kepada para stakeholder. Lebih tepatnya adalah sebagai sumber informasi bagi seluruh stakeholder dengan meminjam kekuatan media massa. Kegiatan menulis yang dilakukan para praktisi PR tersebut dikenal dengan sebutan Public Relations Journalism. Kegiatan Public Relations Journalism ini nantinya akan menghasilkan sebuah tulisan atau informasi yang bernama Press Release. Fungsi dan kegunaan dari press release itu sendiri adalah sebagai sumber informasi pula bagi para media, baik media elektronik maupun media cetak. Adanya fungsi dan keguanaan dari press release tersebut memunculkan pemikiran bahwa saat ini para awak media tidak lagi mencari informasi dan turun lapangan untuk mencari kebenaran secara fakta. 2
Bahkan pada saat ini seakan telah terjadi sebuah perlombaan diantara para praktisi PR untuk dapat mengirimkan press release –press release yang telah mereka buat kepada pihak media. Tentu dengan tanpa alasan dengan pengiriman press release yang mereka miliki. Media memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh press release itu sendiri, yaitu kekuatan menyebarkan informasi secara serentak meskipun berbeda letak geografis dari para khalayaknya. Dengan meminjam kekuatan media tersebut, secara tidak langsung informasi positif yang dimuat dalam press release dapat sampai pada stakeholder perusahaan. Berlomba-lombanya praktisi PR untuk membuat, menyusun dan mengirimkan press release kepada perusahaan media tidak hanya berlaku pada perusahaan swasta saja. Perusahaan pemerintah pun saat ini menggunakan press release sebagai media komunikasi dan informasinya. Terlebih pada saat ini, perusahaan milik BUMN terlihat sedang melakukan beberapa perbaikan baik dalam pihak internal maupun eksternal. Sehingga, wajar kiranya bila ada pemikiran bahwa isi dari media massa saat ini bersumber dari press release yang dikirimkan kepada media. Meski harus melewati beberapa penyeleksian dari pihak media. Karena pihak media sendiri memiliki kriteria-kriteria akan sebuah konten informasi yang akan dimuat dalam medianya. Meskipun demikian, masih dapat dijumpai dalam sebuah media massa terlebih media cetak yang menggunakan press release sebagai salah satu sumber berita yang dimuat dalam content-nya. Wajar, bila semakin banyak perusahaan yang mengirimkan press release yang mereka miliki agar dapat dimuat atau dijadikan sumber informasi dalam media massa cetak. Oleh sebab itu, penelitian yang akan dilakukan nanti akan melihat, membuktikan dan juga memberikan gambaran tentang adanya mekanisme dari penggunaan press release sebagai sumber informasi dalam sebuah media cetak. Media cetak yang dipilih adalah media cetak Jawa Pos periode November hingga Desember 2012. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil press release-press release milik perusahaan BUMN dan perusahaan swasta yang digunakan 3
sebagai objek penelitian. Penelitian ini bertujuan sebagai sebuah pembuktian bahwa berita atau informasi yang diberikan oleh media cetak Jawa Pos periode November hingga Desember bersumber dari press release baik milik perusahaan BUMN atau pun perusahaan swasta. B. Rumusan Masalah Berkembanganya dunia public relations harus berbanding lurus dengan kemampuan yang dimiliki oleh public relations. Saat ini public relations tidak hanya berfungi sebagai public affairs, tidak hanya bertugas untuk menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak internal maupun eksternal, sebagai agen untuk melakukan lobbying tetapi, saat ini seorang praktisi public relations pun diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam menulis. Kegiatan menulis yang dilakukan oleh seorang public relations disebut dengan public relations journalism, dan press release merupakan hasil dari kegiatan menulis tersebut. Press release dibuat untuk memberikan informasi kepada stakeholder yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Sehingga bentuk dari press release pun bermacam-macam, disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang sedang berlangsung dalam sebuah perusahaan. Tidak hanya itu, press release saat ini dijadikan sebagai sumber berita oleh para awak media massa. Tidak mudah memang untuk mengetahui apakah berita tersebut benar-benar berita atau terdapat pengaruh dari sebuah press release. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Maka dari itu, rumusan masalah yang akan menjadi pijakan dalam penelitian adalah sebagai berikut; Bagaimanakah mekanisme penggunaan press release perusahaan BUMN dan perusahaan Swasta sebagai sumber berita Jawa Pos periode November hingga Desember 2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa pada saat ini berita yang ada pada media massa, terutama media cetak Jawa Pos tidak 4
hanya hasil kerja jurnalis atau awak medianya yang turun langsung ke lapangan. Tetapi juga menggunakan press release sebagai salah satu sumbernya. Selain itu pula, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana mekanisme press release tersebut dijadikan sebagai salah satu sumber berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode November hingga Desember 2012. D. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi, gambaran sekaligus jawaban atas fenomena yang terjadi. Fenomena tentang penggunaan press release sebagai sumber berita atau informasi yang dimuat dalam sebuah media massa terutama media cetak. Press release yang digunakan sebagai sumber berita atau informasi tersebut tidak hanya dari press release perusahaan BUMN saja, tetapi juga dari perusahaan swasta. E. Kerangka Pemikiran Bila bagi media bad news is a good news, maka berbeda dengan perusahaan yang dilanda berita buruk tersebut. Hal tersebut dikarenakan, citra positif sangat diperlukan oleh perusahaan demi berjalannya peforma perusahaan yang baik pula. Bukan hal mudah tentunya untuk meng-handle semua berita atau informasi buruk yang berhubungan dengan perusahaan, maka dari itu press release dibutuhkan. Press release akan membantu perusahaan untuk melakukan konfirmasi atau bahkan klarifikasi terhadap informasiinformasi negatif. Disamping itu pula, press release juga dapat digunakan untuk menjelaskan semua kegiatan perusahaan baik yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan. Content dari press release yang berisi tentang keberhasilan perusahaan dalam penyelenggaraan CSR, meraih kepercayaan nasabah, menambah pelanggan atau beberapa hal positif lainnya membuat press release juga sering disebut sebagai cermin perusahaan. Disebut demikian karena press release seolah mampu memberikan gambaran tentang bagaimana performa, kinerja dan berbagai hal lainnya yang sangat kental dengan perusahaan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang press release dan bagaimana press release dapat 5
digunakan sebagai sumber berita media massa, terlebih media cetak. Maka peneliti akan berusaha untuk menjabarkannya dengan baik pada sub-bab berikut ini. Di dalam sub-bab ini juga akan dijelaskan pula tentang media massa, berita dan sumber berita. A. Press Release Sebagai Sumber Berita Di dalam sejarah, tercatat bahwa press release pertama kali di keluarkan oleh King’s College yang saat ini dikenal dengan Columbia University. Isi dari press release tersebut adalah tentang pengumuman wisuda pada tahun 1758. Kontent press release tersebut sangat sederhana, yaitu hanya sekedar memberikan pengumuman tentang wisuda mahasiswa dari Colombia University tersebut. Kesederhaan dari press release yang mereka berikan kepada masyarakat, justru memberikan dampak positif bagi universitas tersebut. Namun, kesederhanaan dalam pengemasan konten dalam press release merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh press release itu sendiri. Tidak ada dalam sejarah, bahwa press release dicetak dalam banyak halaman. Press release hanya disusun, dibuat dan juga dicetak dengan maksimal dua hingga tiga lembar saja. Hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi PR. Tidak mudah untuk menyusun informasi yang padat, jelas sekaligus dapat merangkum informasi secara keseluruhan hanya dalam dua lembar saja. Maka dari itu, para praktisi public relations diharuskan untuk memiliki ketarampilan menulis yang mumpuni. Perlu diketahui bahwa sebutan untuk “karya tulis” para praktisi PR ini bermacam-macam. Artinya, banyak yang menyebut tulisan ini dalam nama atau sebutan yang berbeda namun notabenenya adalah hal yang dimaksud adalah sama. Diantara sebutan tersebut adalah media release, press notice, atau news release. Arrison dan Spencer pun menyebut press release dengan sebutan yang berbeda (meski yang dimaksudnya adalah hal yang sama) yaitu news release announce a client’s news atau publiccize its product or services (1993 : 1). Adanya berbagai macam sebutan dari “karya tulis” praktisi PR tersebut tidak membuat fungsi, kegunaan maupun definisi tentang press release
6
berubah. Di bawah ini terdapat beberapa definisi press release yang diberikan oleh para ahli PR, diantaranya adalah a) Dennis L. Wilcox dan Glen T. Cameron (2009 : 367) Press release is a simple document whose primary purpose is the dessemination of information to mass media such as newspepars, broadcast and magazines. b) Rachmat Krisyantono (2008 : 131) Press release is pseudo story that seeks to demonstrate to an editor or reporter the newswothiness of a perticular person, event, service or product; press release is simply a statement prepared for distribution to the media. The purpose of a press release is to give journalist information that is useful, accurate and interesting. c) Soemirat dan Ardianto(2004) :1 Press Release atau siaran pers menurut adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations (PR) suatu organisasi/ perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/ redaksi media massa (tv, radio, media cetak, media online) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut. Beberapa definisi di atas mengindikasikan bahwa press release merupakan susunan informasi yang sengaja untuk dibuat oleh praktisi PR yang kemudian diserahkan kepada media massa. Penyusunan informasi tentang perusahaan tersebut tentu bukan tanpa maksud dan tujuan. Dan dapat dilihat dari semua definisi di atas, bahwa press release dibuat untuk didistribusikan kepada media massa dengan tujuan agar informasi yang dimiliki oleh perusahaan dapat dijadikan sumber atau bahkan dimuat dalam media massa dan tersebar kepada seluruh stakeholder perusahaan. Hal-hal di atas sedikit banyak menjelaskan tentang bagaimana konten dari press release dapat dimuat dalam sebuah media massa, baik media elektronik maupun media cetak. Bahkan fenomena yang selama ini menyeruak
1
dalam Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si, http://www.scribd.com/doc/28943332/11-Membuat-PressRelease, unggah 03/26/2010, unduh 10/11/2012 pukul 18.19.
7
adalah adanya pengambilan bagian-bagian atau bahkan keseluruhan dari informasi dari press release yang digunakan sebagai sumber berita media oleh para jurnalis. Terlepas dari kesemuanya itu press release merupakan salah satu dari berbagai cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menjalin hubungan dengan media massa. Lacy and Coulson dalam buku yang berjudul The Public Relations Writer’s Handbook memberikan gambaran dengan jelas tentang penggunaan press release sebagai salah satu konten dalam media. Seperti yang dijabarkan berikut ini; “Many published news and feature stories originate from news releases, the most common form of public relations writing. Also called press releases, news releases announce a client’s news or publicize its products or services. Almost 60 percent of the editorial content of the New York Timesand the Washington Postare generated by public relations efforts, according to a classic study (Sigal, 1973). A more recent study of six major newspapers, including those two prestigious ones, showed that on the environmental beat, an average of 39 percent of sources were from business, which means they were most likely mediated by public relations sources. Within that figure, 48 percent of sources used by science writers and 70 percent of sources used by business writers on the topic of the environment were from business — again, public relations sources.” Untuk dapat dijadikan menjadi sumber berita bagi media atau bahkan dimuat secara utuh, press release-press release tersebut memerlukan beberapa tahapan
yang
disesuaikan
dengan
kriteria
perusahaan
media
yang
bersangkutan. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah. Terlebih dengan adanya persaingan yang dimiliki oleh para praktisi PR pada setiap perusahaan, yang tentunya ingin press release yang mereka susun dapat menjadi sumber berita atau bahkan dimuat keseluruhan dalam sebuah media massa. Baik perusahaan BUMN maupun swasta pastinya memiliki kepentingan dan juga karakteristik yang berbeda-beda. Para praktisi PR harus jeli dan cermat untuk mengetahui isi informasi yang bagaimana yang disukai dan juga memiliki nilai berita tinggi bagi media. Di dalam buku yang berjudul The Public Relations Writer’s Handbook yang ditulis oleh Merry Aronson, Don Spetner dan Carol Ames menguatkan pendapat di atas sekaligus memberikan gambaran tentang berapa banyak press
8
release yang diterima oleh perusahaan media dengan menjabarkan sebagai berikut; “The media are inundated by dozens of news releases everyday. If your release is to be read and considered for coverage, it must offer a newsworthy story, stated clearly and simply, long on information and short on adjectives. A news release typically introduces a new product, service, or idea; reports new findings from a survey; alerts the media to an upcoming event; announces a staff change; or simply presents new information. Sometimes a release is the basis of an entire story. More often, an idea in it suggests a related story or affects a story an editor or reporter already has in progress.” Kutipan di atas membuktikan bahwa setiap press release perusahaan yang menginginkan segala informasi yang mereka miliki memerlukan beberapa persyaratan. Diantaranya adalah memiliki nilai berita yang tinggi, dapat menjelaskan segala informasi dengan jelas dan sederhana, ditambah pula dengan
adanya
kepadatan
informasi
yang
dimiliki.
Dengan
begitu,
kemungkinan para editor media akan lebih mempertimbangkan untuk menjadikan press release tersebut sebagai sumber berita atau bahkan memuat secara keseluruhan press release yang ada. Secara tidak langsung, penjelasan di atas menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan mengapa media mempercayai press release sebagai sumber berita media? Padahal diketahui dengan pasti, bahwa press release merupakan sekumpulan informasi yang “sengaja” dibuat oleh PR guna kepentingan dari perusahaan itu sendiri. Maka Wilcox dan Cameron memiliki jawabannya tersendiri. Diantaranya adalah 1. Bahwa realita dari media massa kita saat ini adalah bahwa wartawan dan editor lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk memproses informasi yang ada tapi tidak untuk mengumpulkan informasi. 2. Perusahaan media saat ini tidak memiliki staf yang cukup untuk meng-cover semua peristiwa yang terjadi (2009 : 367). Konsekuensinya adalah banyak media yang menggunakan dan memproses informasi yang telah disediakan oleh public releations, salah satunya adalah press release. Dua penjelasan di atas, paling tidak memberikan gambaran bahwa pada saat ini telah terdapat pergeseran yang luar biasa terhadap kinerja para awak media. Di sisi lainnya hal tersebut tentunya memberikan keutungan besar kepada para perusahaan. Melalui tulisan-tulisan yang berisikan informasi 9
perusahaan, baik berkenaan dengan performa perusahaan, kinerja perusahaan hingga laporan CSR akan dapat didistribusikan dengan baik melalui media massa. Sedangkan bagi praktisi PR, diharuskan untuk mampu melengkapi tulisan-tulisan dan informasi mereka sehingga dapat dipertimbangkan oleh para editor media. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa tidak mudah untuk press release-press release yang dibuat oleh praktisi PR ini “meluluhkan” editor, sehingga press release yang ada dapat dimuat atau jadikan sumber berita. Dengan adanya persaingan ditambah pula dengan kriteria yang ditetapkan oleh para awak media, membuat para praktisi PR untuk dapat menjadi pintar dan jeli dalam menyusun informasi yang mereka miliki. Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Michael Bland, Alison Theake dan David Wragg dalam bukunya yang berjudul Effective Media Relations How to Get Results. Di dalam penjabarannya, mereka berpandangan bahwa setidaknya ada beberapa kriteria yang dapat meloloskan press release untuk masuk dan dimuat dalam sebuah media massa. Diantaranya adalah sebagai berikut (2005:73-75); a. Selalu mencantumkan tanggal release pada posisi atas, karena dengan melakukan hal tersebut akan membuat editor media dapat melihat seberapa penting dan mendesaknya informasi yang ada dalam press release tersebut. b. Penggunaan headline yang pendek namun “eye-catcing” akan lebih dibutuhkan untuk menarik perhatian dari editor media yang sangat sibuk. c. Pengemasan informasi yang penting dan juga fakta sebaiknya dikemas pada paragraf pertama. Hal tersebut dikarenakan, kebanyakan para editor media akan mulai mengedit bahkan memotong informasi dalam press release dimulai dari paragraf bawah. Sehingga, apabila informasi yang ada dalam paragraf bawah dipotong, informasi dalam press release tersebut masih dapat bermanfaat. d. Mencantumkan kutipan akan membuat press release semakin lengkap. Terlebih dengan mencantumkan nama petinggi perusahaan, sehingga memudahkan media untuk melakukan konfirmasi kepada perusahaan.
10
e. Setiap paragraf setidaknya tidak lebih dari tiga kalimat, dengan satu atau dua kalimat di awal paragrafnya. f. Tentu akan ada pengaruh apabila press release terlalu banyak memberikan detail-detail informasi, akan tetapi yang poin yang lebih penting adalah keakurasian informasi dalam press release tersebut. g. Bila terdapat foto yang dimasukkan atau dicantumkan dalam press release, maka pastikan bahwa foto tersebut sesuai dengan informasi yang diberikan dalam press release tersebut. Bila ada beberapa hal yang membuat press release “dilirik” dan menyita perhatian dari para editor media. Maka ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan oleh para praktisi PR untuk menghindari beberapa hal di bawah ini, karena beberapa hal di bawah ini membuat press release gagal untuk dapat dimuat atau dijadikan sumber berita sebuah media. Berikut beberapa alasan yang membuat press release gagal dimuat dan dijadikan sumber berita oleh media; a. Release mungkin tidak berisi berita, atau jika release berisikan berita atau informasi maka informasi yang diberikan harusnya informasi yang menarik. b. Tidak sedikit release ditulis dengan sangat buruk, terlalu banyak memberi jargon dan juga material-material yang sesungguhnya tidak diperlukan sehingga informasi yang sebenarnya harus disampaikan tidak terlihat. Poin inilah yang paling sering dilakukan oleh para praktisi PR dan membuat press release gagal untuk dimuat. c. Banyak release yang dibuat dan kemudian dikirimkan kepada pihak media massa tanpa target yang akurat. Banyak para praktisi PR yang dengan ala kadarnya mengirimkan press release mereka kesemua kontak media tanpa memikirkan target mana yang akan dituju. Untuk dapat menghindari beberapa poin yang dapat membuat gagalnya press release dimuat atau dijadikan menjadi sumber berita bagi media. Sudah sepatutnya, para praktisi PR kembali mempertimbangkan dan juga mengetahui beberapa macam jenis dari press release. Dengan mengetahui beberapa jenis dan bentuk dari press release poin ketiga dari penyebab kegagalan press
11
release dimuat dalam media dapat mengetahui bagaimana cara mengemas pesan atau informasi dan juga target yang ingin dituju. Beberapa para pakar PR memberikan gambaran dan juga penjelasan mengenai beberapa jenis dari press release itu sendiri. Tentunya di setiap jenis press release yang ada selalu memiliki kelebihannya masing-masing, yang disesuaikan dengan jenis press release-nya. Krisyantono memberikan beberapa jenis press release, diantaranya adalah sebagai berikut (2008, 140-141); 1. Basic Publicity Release Topik dalam press release ini adalah segala informasi yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi yang memiliki nilai berita tinggi bagi media massa, baik media massa regional maupun nasional. 2. Product Release Press release ini berisi informasi tentang produk perusahaan. Mencakup transaksi tentang target suatu produk khusus atau produk reguler lainnya untuk suatu publikasi perdangan dalam suatu industri. Jenis release ini lebih terbatas pada media-media ekonomi bisnis atau pada segment komunikasi bisnis. Pada release ini juga disinyalir menjadi press release yang paling sulit untuk dibuat, karena apabila tidak berhati-hati maka akan terkesan seperti beriklan. 3. Financial Release Press release ini dibuat dengan pertimbangan bahwa bukan hanya pemengang saham yang memerlukan informasi keuangan, tetapi juga publik berhak untuk mengetahui informasi keuangan. Informasi ini akan menjadi penilaian publik tentang kredibilitas sebuah perusahaan. 4. Executive Statment Release Press release ini mengenai CEO dan para jajaran eksekutif perusahaan lainnya. Lebih luas dari pada product release, karena menyampaikan berbagai isu yang relevan dengan perusahaan. 5. Feature Articles Merupakan penjelasan yang rinci mengenai produk atau program lain yang layak diberitakan, yang telah ditulis public relations untuk segera di publikasikan. 12
6. Relational Release Press release ini berisi informasi yang ditujukan untuk menjaga hbungan dengan publik. Misalnya, release tentang ucapan terima kasih atau release untuk meluruskan komplain pelanggan. Wilcox dan Cameron menambahkan lagi dengan dua jenis press release yang tidak terangkum sebelumnya, dua tersebut adalah (2009 : 371-375) ; 1. Internet News Release Format dan isi dari press release atau news release yang didistribusikan melalui e-mail dan internet memiliki beberapa perbedaan dibandingkan beberapa jenis press release lainnya. Press release yang dikirim lewat e-mail hanya menggunakan spasi tunggal. Kontak atau CP yang biasa diletakkan di akhir berita atau release maka pada jenis press release ini diletakkan pada atas release. Internet news release ini juga dikenal dengan sebuah e-release. 2. Mat Release Bentuk lainnya sering disebut dengan nama Mat Release. Sejujurnya akan sulit untuk mengartikan kata mat ke dalam bahasa indonesia. Sebutan “mat” sendiri dikarenakan release ini dikirimkan dalam bentuk siap printing atau cetak. Format dari release ini berbeda dengan bentuk press release lainnya, dengan menggunakan sisi feature yang digunakan sebagai pokok dari pesan yang ingin disampaikan. Mat release sendiri merupakan salah satu taktik kampanye public relations. Bentuk dari mat release adalah seluruh lembarnya berwarna, yang kemudian media massa dapat memilih dan mempublikasikannya tanpa biaya.
B. Press Release dan Penyusunannya Setidaknya
penjabaran
tentang
kegagalan
press
release
yang
mengakibatkan gagalnya press release dimuat atau pun dijadikan sebagai sumber berita di atas selalu berhubungan dengan cara pengemasan informasi dan penulisan press release. Maka dari itu yang diperlukan oleh praktisi PR tidak hanya memiliki kemampuan menulis tetapi juga harus memiliki keterampilan dalam mengolah pesan dan juga mengemaskan menjadi jajaran kalimat yang menarik untuk dibaca. Tentunya hal demikian tidaklah mudah
13
untuk dilakukan. Diperlukan pula latihan-latihan yang untuk menyusun press release yang notabenenya memiliki space sangat sedikit. Bila ada yang mempertanyakan, mengapa press release menjadi penting bagi perusahaan? atau mengapa pengemasan informasi dalam press release haruslah secara benar dan cermat? Setidaknya jawaban yang cukup mewakili adalah penjabaran milik Hellen Eliasm yang ia jelaskan pada bukunya yang berjudul Effective Press Relations for the Built Environment. Di dalam bukunya tersebut ia menjelaskan bahwa dengan menggunakan press release setidaknya terdapat empat hal yang dapat di cover dengan menulis press release. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut; a. Corporate Issues (Isu-isu Korporasi) Berbicara tentang isu-isu dalam korporasi tentunya tidak hanya membahas satu atau dua hal saja. Tetapi ada begitu banyak isu-isu korporasi yang menarik untuk dikemas dalam press release dan yang menarik pula bagi para stakeholder untuk mengetahuinya. Dari sekian banyak isu korporasi yang paling sering dikemas dalam press release adalah isu tentang Finansial. Baik tentang laporan tahunan yang membahas tentang kondisi finansial perusahaan hingga informasi atau gambaran tentang trading yang stabil. Informasi tentang isu korporasi seperti itulah yang terkadang lebih mudah diterima oleh stakeholder. Selain isu tentang finansial, isu berikutnya yang juga sering diinformasikan dalam sebuah press release adalah tentang pengakuisisian perusahaan, adanya merger, pembagian distribusi hingga pengambil-alihan perusahaan yang dapat mengakibatkan perusahaan dalam keadaan yang kurang menguntungkan dapat dikemas dalam press release dengan baik. Pembukaan kantor baru, peluncuran atau memperkenalkan layanan baru dan pengumuman tentang prestasi perusahaan juga merupakan bagian dari isu korporasi atau perusahaan. b. Project issues Dengan menggunakan kekuatan press sendiri merupakan salah satu contoh dari bagaimana sebuah perusahaan tersebut memberitakan atau memberikan informasinya kepada stakeholder atau pun kepada masyarakat lainnya secera general. Press release sendiri dapat ditulis kapan saja yang disesuaikan dengan kegiatan/event yang sedang berlangsung. Hal tersebut 14
dilakukan karena dengan menggunakan press release dapat menekan adanya informasi yang simpang siur tentang proyek-proyek perusahaan. c. Technical design/knowledge issues Penjabaran teknis tentang inovasi, ide-ide kreatif dan juga pendekatan baru yang dilakukan oleh perusahaan/korporat merupakan beberapa material yang dapat digunakan sebagai bahan yang menarik untuk press dan juga jurnalis. Adanya inovasi yang nyata begitu pula dengan adanya pekerja, teknologi, desain dan beberapa meterial lainnya adalah bentuk dari keprofesionalan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak press dikemudian hari. d. People news Para senior yang biasanya mendominasi dan selalu mempromosikan segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan melalui press release. Dengan memberikan press release yang berisikan atau melakukan penggambaran reputasi yang diwakili oleh orang-orang yang mumpuni justru akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Adanya pemberitaan yang diberikan oleh orang-orang yang memahami kondisi perusahaan, baik tentang perkembangan perusahaan, pengambilalihan perusahaan, pengambilan karyawan baru hingga peluncuran tempat servis baru tidak akan hanya menguntungkan bagi perusahaan namun juga para jurnalis. Beberapa hal di atas merupakan materi-materi yang sering dikemas oleh perusahaan atau pun korporat dalam press release yang mereka buat. Keempat hal di atas memberikan gambaran bahwa segala sisi dalam perusahaan dapat menjadi sumber berita bagi jurnalis. Segala informasi tersebut dapat didistribusikan kepada beberapa perusahaan media yang dikehendaki. Tentunya pendistribusian tersebut melalui perhitungan dan juga pemikiran yang menjadikan perusahaan atau korporat pengirim press release mendapat keuntungan dengan dimuatnya atau dijadikannya press release sebagai sumber berita. Berikut merupakan gambar yang menjelaskan kepada media mana saja press release dapat didistribusikan;
15
Market Sector Press
News: Corporate, project,technical,people
Construction industry press
Local press
Gambar 1 : Lingkupan Isi Press Release dan Pendistribusian Press Release Kepada Perusahaan Media
Bila hampir disemua materi perusahaan dapat dimuat dalam press release dan dapat berguna bagi perusahaan media. Maka, para praktisi PR pun diharuskan untuk memahami dan mempertimbangkan pula bagaimana cara untuk dapat mengemas pesan atau informasi tersebut dengan baik. Hal tersebut dikarenakan perusahaan media tidak akan dengan mudah menggunakan press release sebagai salah satu isi dalam medianya, atau bahkan menggunakan press release sebagai sumber berita. Terlebih dengan banyaknya press release dari perusahaan lainnya yang juga dikirimkan pada perusahaan media yang sama. Bila para praktisi PR diharapkan mampu mengemas informasi yang mereka miliki dengan panjang halaman maksimal dua lembar saja. Maka dari itu, tuntutan terhadap praktisi PR menjadi berlipat. Praktisi PR diharuskan cermat dalam menyusun press release, memilih dan memilah pesan-pesan mana sajakah yang harus ditonjolkan. Tidak sekedar menulis dengan jargonjargon atau hal-hal lainnya yang justru mengaburkan inti dari informasi yang sebenarnya. Hellen Elias memberikan penjelasannya mengenai tiga hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh praktisi PR, seperti di bawah ini; (Elias, 2007 : 30-34)
16
a) Make it look like breaking news Yang perlu diingat dan diperhatikan bahwa jurnalis lebih menyukai informasi yang disajikan dalam bentuk yang mudah untuk diambil intisarinya. Ada beberapa aturan dasar yang perlu diingat tentang bagaimana informasi tersebut dikemas secara cepat, efisien dan juga langsung pada intinya. Tidak berarti isi dari press release menjadi sangat sedikit atau bahkan terlalu sederhana sehingga tidak tampak inti dari informasi yang diberikan. Bila hal tersebut terjadi, maka jangan harap para editor media memberikan waktunya untuk membaca press release tersebut. Setidaknya press release dapat menunjukkan kredibilitas dan juga ke-profesional-an perusahaan baik dari segi isi, layout hingga kemasannya. Bila press release tersebut di-setting layaknya breaking news setidaknya akan mempermudah baik press release perusahaan hingga editor media untuk melakukan penyeleksian. Beberapa hal yang perlu dicantumkan adalah sebagai berikut; 1. Penggunaan head atau kepala informasi 2. Judul 3. Esensi informasi 4. Menghindari penggunaan informasi yang dapat memicu permasalahan hukum. b) Setting it out Tidak hanya memikirkan bagaimana mengemas informasi dengan baik. Tetapi yang perlu diperhitungkan pula adalah bagaimana cara untuk mengirimkan press release tersebut. Menggunakan apa dan bagaimana mengirimkan press release kepada pihak media pun menjadi salah satu poin utama yang memerlukan perhatian lebih. Bila salah dalam penggunaan media pengiriman, dapat saja berakibat fatal bagi perusahaan. Baik berupa hilangnya press release sebelum ada di tangan editor hingga salah sasaran penerima press release. Press release sendiri dapat dikirimkan melalui pos dan juga e-mail. c) Content: the body of the press release Ide mendasar dalam pembuatan press release adalah agar masyarakat atau stakeholder mendapatkan informasi secara cetak/printed dan mudah 17
untuk membacanya. Surat kabar dan juga majalah memiliki space yang besar dibandingkan dengan media lainnya. Namun, dalam prakteknya yang mengejutkan
adalah
para
jurnalis
dapat
memangkas
dan
juga
memperpendek informasi yang ada dalam press release. Itulah mengapa yang membuat banyak para praktisi PR yang berpendapat bahwa para jurnalis pun masih membutuhkan pelatihan penulisan press release sebagai sumber berita. Pada dasarnya penulisan press release dalam media massa seharusnya ditulis dan dimuat sesuai dengan naskah press release yang diterima oleh para editor. Jika para jurnalis/editor harus mengedit kembali, setidaknya informasi yang berasal dari hasil pemotongan tersebut masih dapat menjelaskan dengan baik. Beberapa hal yang telah diketahui di atas, tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak diimbangi dengan adanya pengetahuan dan juga banyaknya pelatihan penulisan yang dilakukan oleh para praktisi PR. Banyak literatur yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana cara penulisan press release agar dapat menjadi “kemasan” informasi perusahaan yang baik dan bermanfaat. Ada beberapa aturan yang perlu diketahui dan diperhatikan ketika seorang praktisi PR membuat dan menyusun press release. Beberapa hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut (Darmastuti, 2012 : 213-215); 1. Judul a. Judul dalam sebuah release harus pendek, menarik dan mudah diterima b. Judul harus informatif c. Judul harus menjadi sesuatu yang utama d. Judul sering kali justru menjadi satu-satunya kesempatan untuk menarik perhatian dari wartawan yang sangat sibuk dan tidak begitu peduli dengan berita itu. 2. Content Press Release a. Paragraf Pertama Paragraf pertama sering disebut dengan lead, yang berisikan fakta-fakta yang sangat penting untuk diinformasikan dan berisi fakta-fakta yang sangat signifikan. Paragraf ini merupakan kesempatan bagi Public Relations untuk menuntun pembaca ke dalam berita atau cerita yang ingin dilaporkan.
18
Lead sama halnya dengan intro pada sebuah lagu, apabila pada intro telah dapat mengambil perhatian pendengar, maka pendengar tersebut akan rela meluangkan waktunya untuk mendengarkan keseluruhan dari lagu tersebut. Dan lead yang baik adalah telah melalui proses selektivitas dari beberapa unsur yang dianggap paling penting. b. Paragraf Kedua Untuk paragraf kedua pada konten press release yang dituliskan oleh seorang Public Relations harus dapat memberikan informasi yang detail kepada khalayak atau stakeholder. Seorang PR harus mampu menguraikan dengan baik pada paragraf kedua ini. Tentu saja dengan tetap menjaga alur yang telah dijabarkan pada paragraf sebelumnya. c. Paragraf Ketiga Tidak ada salahnya untuk menambahkan kutipan dari seseorang atau narasumber yang bersangkutan atau yang relevan dengan informasi yang diberikan. Akan tetapi, tidak diperkenan apabila seorang PR berusaha atau terlalu memaksakan narasumber yang kurang relevan untuk dimasukkan dalam sebuah press release. d. Paragraf Keempat Pada paragraf keempat ini merupakan bagian “ekstra”. Dimana pada bagian ini dapat dicantumkan beberapa data atau informasi pendukung yang mampu turut memperkuat data atau kutipan dari narasumber yang telah dicantumkan pada paragraf-paragraf sebelumnya. Data pendukung tersebut dapat berupa foto, diagram, chat atau beberapa data pendukung lainnya. Untuk penggunaan foto (Photos)2 sendiri pihak media massa serempak mengatakan bahwa mereka pernah mendapati news release dengan foto, tetapi jarang. News release atau press release yang disertai foto biasanya adalah news release yang dikirimkan melalui email, sedangkan dalam bentuk fisik, pihak media massa menyatakan bahwa mereka jarang bahkan tidak pernah menerimanya, mengingat pengiriman format fisik melalui pos atau kurut juga semakin ditinggalkan. Foto yang menyertai news release dapat muncul 2
Prida Ariani Ambar Astuti. News Release : Ekspektasi Antar Media Massa dan Public Relations. Jurnal Communique, Vol. 5, No 1 Juli 2009. Universitas Pelita Harapan.
19
dalam pemberitaan apabila mencakup tiga hal, yaitu (1). Tempat pelaksanaan acara di luar kota, atau kebetulan tidak ada wartawan yang bisa menghadiri sebuah acara tersebut. (2). Apabila foto tersebut layak dimunculkan dalam pemberitaan, terkait angle dan nilai berita yang terkandung. (3). Apabila keseluruhan standar yang ditetapkan oleh media massa dapat dipenuhi. Perlu diingat bahwa press release menyajikan informasi tambahan dan catatan untuk mendukung cerita utama di dalam paragraf utama (lead). Laporan di dalam release biasanya sangat penting dengan fakta-fakta yang dibuat, meski terkadang dengan sedikit berlebihan. Ketika seorang praktisi PR memutuskan fakta mana yang lebih penting, beberapa pertanyaan yang dapat diajukan sebagai berikut3; a.
Is the story truly newsworthy and will it interest the intended audience?
b.
Does this story answer all the question it’s likely to raise?
c.
Will this story, if covered, advance, my client’s objectives?
d.
Are all the facts and figures in the story 100 precent accurate?
3. Piramida Terbalik Untuk menulis press release dengan baik, maka para praktisi PR diharapkan mampu memahami materi-materi apa saja yang penting untuk dimuat. Kemudian para praktisi PR juga harus tahu bagaimana merangkum informasi dari awal penulisan release, membuat lead dari hal-hal yang nyata dan menyimpan detail informasi penting di akhir release. Hal seperti itu disebut dengan cara penulisan piramida terbalik atau biasa yang sering disebut dengan inverted pyramid. Perlu diingat bahwa seluruh isi dari lead sebuah press release merupakan informasi yang penting dan memiliki nilai berita atau informasi yang tinggi. Seluruh informasi yang ingin disampaikan pada press release tersebut diringkas pada lead – setidaknya pada lead juga akan terjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diutarakan oleh para jurnalis, yaitu meliputi 5 W (who, what, when, where dan why) – pada pargraf pertama juga akan dijelaskan pula jenis atau tipe release. Dengan demikian akan mudah 3
Aronson, Merry & Spencer, Don. The Public Relations Writers Handbook “before you write”. Page 3. Josey – Bass. 1993
20
mendapatkan informasi secara jelas meskipun hanya sekedar membaca lead atau paragraf pertama, pembaca akan mendapatkan poin dari informasi tersebut. Gumilar pun mencoba untuk menjelaskan keuntungan dari penggunaan penulisan menggunakan piramida terbalik ini. Ia mencoba untuk menjabarkan menjadi beberapa poin, diantaranya adalah sebagai berikut4; a. Pembaca dikategorikan sebagai orang yang sibuk dan mempunyai waktu yang singkat untuk mendapatkan berita-berita yang faktual. b. Redaksi media massa harus memotong press release tersebut tanpa mengurangi isi pokoknya. c. Redaksi tidak mempunyai cukup waktu untuk membaca keseluruhan press release sebelum radaksi memutuskan untuk membuang atau dipakainya press release tersebut, mereka harus tahu dengan cepat apa keseluruhan isi release.
Gambar 2 : Struktur Piramida Terbalik Press Release (sumber : Mappototo)5
4. Format Sebuah press release harus berisi beberapa elemen yang mengikutinya, seperti beberapa elemen berikut ini:
4
dalam Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si, http://www.scribd.com/doc/28943332/11-Membuat-PressRelease, unggah 03/26/2010, unduh 10/11/2012 pukul 18.19. 5 ibid
21
a. Tanggal release. tanggal ini adalah hari dimana organisasi membuat berita yang dibuat dalam bentuk release yang disajikan bagi masyarakat umum dan stakeholder. b. Contact person, yang dilengkapi dengan nama dan nomor telepon. Ini adalah contact person untuk wartawan jika mereka membutuhkan informasi yang lebih untuk release yang dikirimkan tersebut. Biasanya pihak press akan mendaftar contact person ini. c. Judul, bagian ini menjadi bagian yang sangat penting dari sebuah release. d. Identifikasi organisasi, identifikasi organisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; (1) Dalam setiap release yang dikirimkan, release tersebut harus dicetak dengan menggunakan kertas yang memiliki kop surat. Begitu pula dengan release yang dikirimkan dengan format softcopy, tetap harus mencantumkan identitas perusahaan atau organisasi. (2) Bagian akhir dari release ditambahkan satu paragraf lagi untuk mendiskripsikan organisasi dan misi dari organisasi atau perusahaan tersebut. e. Slug line6 Slug line dijelaskan oleh Smith (2003) sebagai pernyataan penyambung dari halaman sebelumnya. Slug line terletak pada halaman 2 dan pada halamanhalaman selanjutnya, biasanya ditulis dengan menggunakan huruf besar, dicantumkan pada bagian atas news release diikuti oleh dua hingga tiga kalimat kesimpulan dan nomor halaman. Contoh : PROMOSI BANK – 2. f. More Line7 More line digunakan sebagai isyarat bagi pihak media massa bahwa news release tersebut berjumlah lebih dari satu halaman. Tanda more line ini diletakkan pada baris paling bawah halaman pertama. Versi umum more line ini adalah kata-kata “more” atau “more-more-more”. Media massa menyatakan bahwa pencantuman more line penting untuk semua format news release yang dikirimkan, khususnya yang dikirim melalui faksimili. Menurut mereka, tanda more line penting sebagai penanda jumlah halaman news release tersebut dan 6 7
ibid ibid
22
apakah jumlah halaman yang mereka dapatkan telah lengkap. Sedangkan pada news release dengan format email keberadaan more line tidak terlalu penting. 5. Distribusi Sebuah press release akan efektif bukan hanya oleh penulisan yang baik, tapi juga pengiriman pada waktu yang tepat supaya sampai ke reporter berita. Kecepatan dan distribusi yang efektif dari press release tergantung pada rencana, teknologi dan follow up yang dilakukan oleh praktisi PR. Segala usaha dan upaya dalam pembuatan dan penyusunan press release yang dilakukan oleh para praktisi PR akan sia-sia bila tidak ada satu pun aturan atau pun tata cara di atas yang dilakukan. Akan menjadi percuma pula mengirimkan press release kepada pihak media tanpa adanya feedback dari media itu sendiri. Bahkan para editor media tak akan melirik untuk kedua kalinya, apabila cara penyusunan dan pengemasan press release tidak menarik dan juga tidak memiliki nilai berita yang tinggi. Bila press release dimuat atau dijadikan menjadi sumbe berita dalam sebuah media, tentunya akan banyak keuntungan yang dapat didapati, baik oleh perusahaan media atau pun perusahaan pengirim press release itu sendiri. C. Metodologi Penelitian 1) Jenis Penelitian Di dalam penelitian yang akan dilakukan nanti akan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif sendiri merupakan metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau pun lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000;3). Sedangkan Craswel mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu proses untuk memperoleh pemahaman menggunakan prinsip metodologi tertentu yang mampu mengeksplorasi masalah sosial atau pun manusia. Penelitian kualitatif sendiri memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah; (Holliday, 2006 : 6)
23
a) Dekat dengan konteks. Penelitian jenis ini selalu menginginkan untuk sedekat mungkin dengan pembentukan suatu realita dikonteks yang sesungguhnya, tidak artifisial. Maka dari itu peneliti dapat secar rinci faktafakta yang yang diamati. b) Melihat segala fenomena dengan lebih mendalam, bahkan dapat menembus pada kehidupan sosial di masyarakat. c) Misteri yang menyelimuti realitas, dapat dikumpulkan oleh peneliti dan juga dapat melakukan intrepatasi. d) Mengplorasi subjek yang diteliti. e) Fokus dan mendalam Maka dari itu, pemilihan jenis penelitian kualitatif bukan tanpa alasan. Adanya ciri-ciri unik yang dimiliki oleh jenis penelitian ini, membuat peneliti merasa perlu untuk menggunakan jenis penelitian untuk menggali lebih dalam fenomena yang saat ini ada di kalangan masyarakat. Memang benar adanya bahwa isi dari media massa, terutama media elektronik tidak hanya berita. Namun apakah ada yang memberikan pendeskripsian bahwa berita tersebut merupakan hasil turun lapangan dari seorang jurnalis? Maka dengan menggunakan kualitatif, diharapkan mampu untuk membuktikan pertanyaan tersebut. Terlebih bahwa muncul fenomena adanya kepercayaan bahwa berita bersumber dari press release perusahaan. 2) Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi pada saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Metode analisis dekriptif sendiri merupakan metode penggambaran objek penenlitian atas pertanyaan yang telah dirumuskan (Lindolf, 1995:21). Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif peneliti akan mampu menggambarkan secara mendalam data-data tentang mekanisme press release sebagai sumber berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode November hingga Desember 2012. 24
3) Objek Penelitian Sesuai dengan tema penelitian yang diambil, yaitu Mekanisme Pemuatan Press Release Sebagai Sumber Berita Dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode November-Desember 2012. Maka yang akan dijadikan menjadi objek penelitian adalah berita-berita di dalam surat Jawa Pos periode November – Desember 2012, yang bersumber dari press release perusahaan baik milik BUMN atau perusahaan Swasta. Maka secara langsung peneliti telah melakukan suatu pembatasan objek penelitian. Pembatasan yang dilakukan adalah peneliti hanya mendalami dan menganalisis berita-berita yang bersumber dari press release perusahaan BUMN dan perusahaan swasta saja. Bila kemudian timbul pertanyaan, bagaimana mengetahui bahwa berita tersebut bersumber
dari press release? Jawabannya adalah peneliti akan
melakukan perbandingan konten dari press release dengan konten berita yang dimuat dalam surat kabar tersebut. Dari perbandingan tersebut, akan didapati kesamaan-kesamaan konten baik dari press release atau pun berita yang dimuat. Dari pre-survey yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapati 10 berita perusahaan BUMN dan Swasta dan juga 10 naskah press release dari kedua perusahaan tersebut. Berbekal dari naskah press release yang didapatkan peneliti saat melakukan pre-survey, didapati PT. Semen Gresik Tbk dan Bank BTN sebagai sample dari perusahaan BUMN. Sedangkan dari perusahaan Swasta adalah Matahari Dept. Store, Axiata/XL, Axis, L’Oreal Indonesia dan juga PT. Holcim. Dipilihnya Jawa Pos karena Jawa Pos merupakan salah satu media cetak terbesar di Indonesia. Jawa Pos juga menjadi surat kabar yang menjadi trendsetting dan mendapatkan penghargaan dengan sirkulasi lebih dari 400.000 copy setiap harinya. Jawa Pos juga di kukuhkan sebagai koran anak muda dunia dengan predikat Newspaper of The Year oleh World Young Reader Prize 2001, di Wina 12 Oktober 2011.
25
4) Jenis dan Sumber Data Setidaknya terdapat dua jenis dan sumber data yang digunakan oleh peneliti. Jenis dan sumber data tersebut akan membantu peneliti untuk memilih dan memilah dalam melakukan pengumpulan data nantinya. Jenis dan sumber data tersebut adalah sebagai berikut; a) Data primer Data primer ini berasal dari press release perusahaan, baik perusahaan BUMN maupun perusahaan Swasta. Selain itu pula, peneliti menempatkan berita-berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode November – Desember yang bersumber dari press release sebagai data primer yang akan digunakan nantinya. b) Data sekunder Data sekunder ini merupakan data-data pendukung. Seperti literatur maupun jurnal yang digunakan untuk mendukung analisis yang nantinya akan digunakan. 5) Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan data primer dan sekunder secara komprehensif. Hal tersebut diawali dengan pengamatan,
pencatatan,
pengelompokan,
memaparkan
dengan
menggambarkan secara detail data yang dilengkapi dengan elaborasi terhadap data sekunder yang ada (Wimmer&Dominick, 2006:86). Merujuk pada penjelasan Wimmer dan Dominick, peneliti menjabarkan proses penganalisisan data yang akan dilakukan setelah data penelitian terkumpul. Proses penganalisisan tersebut adalah; a) Melakukan pencarian press release perusahaan BUMN dan perusahaan Swasta. b) Melakukan pengelompokkan atas berita-berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode November-Desember 2012 yang bersumber dari pres release. c) Setelah melakukan pengelompokkan tersebut dilakukan. Peneliti akan memulai untuk mencari persamaan konten informasi yang ada dalam konten berita Jawa Pos tersebut dengan konten dalam press release perusahaan BUMN dan perusahaan Swasta. d) Untuk hasil terakhir adalah melakukan penyederhanaan dan penyatuan data ke dalam struktur teoritis yang koheren. 26