BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Batik adalah rangkaian proses dari membuat pola hias diatas kain sampai selesai pewarnaan dengan menggunakan lilin. Namun dewasa ini batik lebih dikenal bukan sebagai kata kerja, melainkan sebutan untuk selembar kain (kata benda) yang teknik pembuatannya dilakukan dengan membatik (Dalimunthe, 2013:3). Kita patut berterimakasih kepada nenek moyang kita yang telah berhasil menjaga dan melestarikan budaya membatik dari generasi ke generasi hingga ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga dapat dikenal oleh kita sekarang ini. Pewarisan budaya membatik ini biasanya dilakukan melalui jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Tetapi sekarang ini hal itu tidak lagi cukup jika ingin terus melestarikan budaya membatik kepada anak cucu kita di masa depan. Dalam buku “Pratingkahing Adamel Sinanjang”, proses pembuatan batik ada dua macam yang keduanya memiliki perbedaan mendasar . Yang kemudian dari kedua jenis perbedaan proses tersebut melahirkan dua jenis batik, yaitu batik carik (tulis) dan batik cap (Kalinggo, 2002:2). Pengetahuan proses pembuatan batik seperti yang sudah disebutkan diatas biasanya di dapat masyarakat melalui media elektronik, misalnya televisi dan internet. Bisa juga didapatkan saat mengunjungi museum batik atau tempat produksi batik.
1
2
Pengetahuan anak-anak terhadap batik sekarang ini sangat rendah. Mereka hanya sekedar mengetahui motif batik tanpa mengerti proses pembuatan batik itu sendiri. Padahal, sebagai generasi penerus, anak-anak harus mengenal batik untuk dapat melestarikannya. Pengetahuan proses pembuatan batik tidak diajarkan di pendidikan formal. Walaupun ada beberapa sekolah yang mengajarkan cara pembuatan batik dan mempraktekkannya, tetapi tidak semua sekolah menjadikan membatik sebagai salah satu bahan pelajaran di sekolah. Hal ini membuat anakanak menjadi tidak mengenal batik serta proses pembuatannya. Anak-anak lebih menyukai buku bergambar daripada buku yang hanya berisi tulisan saja, hal ini dikarenakan otak anak lebih mudah menerima informasi dalam bentuk gambar dan warna. Dikutip dari detik.health.com, "Otak manusia itu lebih suka dengan segala sesuatu yang bergambar dan berwarna. Karena gambar bisa memiliki sejuta arti sedangkan warna akan membuat segala sesuatu menjadi lebih hidup," ujar Bobby Hartanto, MPsi dalam acara konferensi ‘Smart Parents Membantu Orangtua Gali Potensi Anak Pada Golden Periode’, Kamis 22/7/2010. Pengenalan proses pembuatan batik kepada anak perlu dilakukan agar anak-anak lebih memahami tentang proses pembuatan batik dan akan lebih menghargai, mencintai dan melestarikan batik. Alasan tersebut yang mendorong penulis untuk merancang buku ilustrasi untuk mengenalkan proses pembuatan batik kepada anak-anak. Media buku ilustrasi dipilih karena anak-anak cenderung lebih suka dan lebih cepat menangkap informasi menggunakan gambar.
3
B. Rumusan Masalah Bagaimana merancang buku ilustrasi untuk mengenalkan proses pembuatan batik kepada anak-anak?
C. Tujuan Dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Merancang buku ilustrasi untuk mengenalkan proses pembuatan batik kepada anak-anak. 2. Manfaat Perancangan Dengan dilakukannya perancangan buku ilustrasi ini, diharapkan anakanak dapat mengetahui tentang proses pembuatan batik sehingga lebih mengenal batik dan melestarikannya.
D. Kerangka Pemikiran Pengumpulan
data
penelitian
perancangan
diawali
dengan
pengumpulan data dokumen mengenai subjek dan objek perancangan yang akan diangkat, dalam hal ini adalah mengenai batik serta proses pembuatan batik. Data untuk analisa dokumen didapat dari referensi media cetak seperti buku, media massa, hingga internet. Selanjutnya dilakukan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Observasi dilakukan di tempat produksi batik dan museum batik. Diperlukan pula riset terhadap target audience perancangan buku ilustrasi, yaitu orang tua dan anak-anak untuk membantu dalam penyusunan buku ilustrasi dan media promosinya agar sesuai.
4
Berikut ini adalah bagan kerangaka pikir perancangan buku ilustrasi untuk mengenalkan proses pembuatan batik kepada anak-anak:
Gambar. 1. bagan kerangaka pikir
E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitain kualitatif deskriptif. Tujuan dari metode penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional unsur bersama unsur lainnya. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan
5
diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut. Menurut Nawawi (1983: 64), metode penelitian deskriptif memiliki 2 ciri pokok, memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual. Yang kedua, menggambarkan fakta-fakta masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional. Dalam penelitian ini, akan digambarkan perilaku pencarian informasi berikut sumber-sumber dan sarana-sarananya. Pembahasan penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan juga hubungan atau saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitiannya (H. B. Sutopo, 2006 : 179) a. Objek dan Subjek Penelitian Objek perancangan buku ilustrasi ini adalah mengenai proses pembuatan batik. Sedangkan subjek penelitian perancangannya adalah tentang gaya ilustrasi yang sesuai dan disukai oleh anak-anak usia 8-11 tahun, atau anak-anak sekolah. b. Jenis Data dan Sumber data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membedakan data kualitatif sebagai data primer dan sekunder : 1) Data Primer, berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. Dalam
6
perancangan buku ilustrasi ini, wawancara dilakukan kepada orang-orang yang sangat memahami batik, serta para produsen batik. 2) Data Sekunder, berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data ini ialah : a) Data bentuk teks : referensi buku, internet, media cetak b) Data bentuk gambar : foto, gambar, ilustrasi. c) Data bentuk suara : hasil rekaman kaset. d) Kombinasi teks, gambar, dan suara : film, video, program di televisi, iklan dan lain-lain c. Teknik pengumpulan data Tahapan proses pengumpulan data penelitian perancangan buku ilustrasi untuk mengenalkan proses pembuatan batik kepada anak-anak adalah sebagai berikut : 1) Studi pustaka dan pengumpulan dokumen mengenai hal yang berhubungan dengan objek penelitian. Data data tersebut dapat berupa teks, visual, audio, atau audio dan visua yang didapat melalui referensi buku, media cetak, dan media elektronik 2) Wawancara mendalam kepada subjek penelitian 3) Kuisioner dan angket kepada subjek penelitian Penggabungan berbagai teknik pengumpulan data seperti ini biasa disebut sebagai trigulasi pengumpulan data. Trigulasi dalam pengumpulan
data
adalah
penggunaan
berbagai
teknik
untuk
7
mendapatkan data relefan semaksimal mungkin dengan melakukan berbagai teknik terhadap sumber yang sama. d. Analisa Data Proses analisa data dimulai dari awal penelitian yaitu studi pustaka, observasi dan pengambilan angket serta survey terhadap objek dan subjek perancangan. Kemudian dilanjutkan dengan menelaah keseluruhan data yang diperoleh. Dari hasil analisis data-data tersebut, akan didapatkan suatu kesimpulan mengenai data pendukung objek penelitian, dan perilaku serta kebiasaan subjek penelitian. Sehingga dapat disusun pula analisis SWOT dari perancangan buku ilustrasi yang akan dilakukan, yang kemudian dapat dijadikan dasar dalam perancangan.