BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat sebagai bangunan ilmu (body of
knowledge), cara berpikir (way of thinking), cara penyelidikan (way of investigation). Sebagai bangunan ilmu pengetahuan, IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Bangunan ilmu ini bersifat satu kesatuan dan saling mendukung. Pola bangunan keilmuan dari fakta sampai dengan teori ini akan melahirkan arahan pola berpikir baik induktif maupun deduktif. Serangkaian tahap atau cara berproses ilmiah dalam sains melahirkan cara penyelidikan (Susilowati, 2010). Pada dasarnya terdapat tiga hal penting dalam pembelajaran, yaitu: (i) penyampaian pengetahuan, (ii) mengombinasikan berbagai teknik mengajar dengan mempertimbangkan berbagai macam tipe dan kondisi siswa, serta minat dan bakat mereka, serta (iii) memfasilitasi siswa untuk mencari dan menemukan makna dan pemahaman sendiri (Biggs, 1998 dalam Martutik et al, 2012). Dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian pembelajaran antar mata pelajaran adalah sebagai berikut: 1. Setiap proses kehidupan yang kita alami selama hidup saling berkaitan, sehingga perlu dilakukan pengkoneksian agar siswa dapat lebih mengerti dan memaknai pembelajaran. 2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (seperti mata pelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia) dalam kenyataannya memiliki hubungan yang erat satu sama lain, sehingga sedapat mungkin sebagai pendidik kita harus dapat menemukan hubungan tersebut dan mengintegrasikannya terhadap siswa agar pembelajaran IPA dalam lebih dimaknai (Trianto, 2010). Agar suatu pembelajaran dapat lebih termaknai oleh siswa, maka perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi tersebut dapat terjadi melalui peran guru dalam memilih strategi mengajar di dalam kelas, terutama untuk mengajar IPA. Menurut Rustaman et al. (2003), strategi mengajar berkaitan dengan pendekatan dan metode yang digunakan. Selain itu, menurut Ruhimat 1
Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
(2009), pendekatan pembelajaran merupakan suatu upaya menghampiri makna upaya pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu dalam memahami makna pembelajaran. Saat ini, pembelajaran IPA tingkat SMP berbeda dengan tingkat SMA. Untuk tingkat SMP digunakan IPA Terpadu yang terdiri dari mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Pembelajaran IPA Terpadu ini dimaksudkan agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih menunjukkan keterkaitan unsur unsur konseptual yang berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar. Diharapkan dengan keterkaitan konseptual yang dipelajari dari unsur-unsur dalam bidang studi IPA yang relevan akan membuat peserta didik memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, serta keutuhan pandangan tentang kehidupan,dunia nyata dan fenomena alam (Martutik et al, 2012). Untuk tingkat SMA, IPA tidak lagi menggunakan istilah IPA Terpadu. Ilmu Pengetahuan Alam tingkat SMA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi yang berdiri sendiri. Menurut Amrosy (2008), Di jenjang SMA, siswa dipandang sudah dapat mempelajari sesuatu yang lebih abstrak dengan pemikiran tingkat tinggi disertai analisis yang tajam, sehingga tidak diberlakukan IPA Terpadu pada jenjang SMA. Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Pada tingkat SMP diharapkan ada penekanan pembelajaran SALINGTEMAS (Sains, Lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (BSNP, 2006). Mata Pelajaran IPA adalah sarana untuk memahami alam dan melatihkan pola pikir siswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan objek IPA. Amanah kurikulum menghendaki IPA dibelajarkan secara terpadu sesuai dengan namanya yaitu IPA Terpadu. Namun demikian, konten materi Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
dalam kurikulum IPA masih terpisah. Keterpaduan baru sekedar dilihat dari perspektif penggabungan secara berlapis materi fisika, kimia dan biologi. Perspektif dalam memadukan secara holistik belum disentuhkan. Hal ini sesuai dengan sains yang mempelajari objek dari gejala dan fenomena secara holistik. Gejala dan fenomena IPA pada objek permasalahan IPA merupakan kumpulan konsep yang utuh bukan terpisah. Itulah sebabnya IPA perlu dibelajarkan secara holistik dalam bentuk IPA terpadu. Hal ini bertujuan untuk membentuk pola pikir peserta didik yang holistik. Pola pikir peserta didik yang holistik ini akan digunakan sebagai life skill dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan (Susilowati, 2010). Menurut Masriyah (2009), pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk utuh dan tidak parsial, karena pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah memungkinkan adanya tumpang tindih dan pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak, serta membosankan bagi peserta didik. Bila konsep yang tumpang tindih tersebut dapat dipadukan maka pembelajaran akan lebih efisien dan efektif serta ketercapaian pembelajaran bermakna untuk siswa dapat tercapai. Dengan latar belakang pengetahuan siswa yang berbeda-beda, perlu adanya pemanduan pelajaran yang kolaboratif untuk menyamakan pandangan mengenai suatu materi dan menghubungkan/mengintegrasikan antar konsep pada materi tersebut (Watkins et al, 2004). Kebiasaan pembelajaran yang terkotakkotak dapat membuat setiap pembelajaran seperti memiliki pembatas, padahal setiap materi pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan yang penting untuk diketahui dalam proses-proses kehidupan sehari-hari. Menurut Rahmat (2011), pengajaran dan pembelajaran (Biologi) yang hanya difokuskan pada pemahaman informasi dapat menyebabkan kesulitan beberapa siswa, khususnya dalam mengingat terminologi oleh karena itu akan lebih baik mengintegrasikan konsep bermakna untuk konsep baru atau situasi yang baru. Pembelajaran
terpadu
adalah
suatu
pembelajaran
yang
mengintegrasikan/mengkaitkan tema-tema yang over lapping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Pendekatan Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pendekatan terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik (Nopheda, 2012). Menurut Amrosy (2008),
Pembelajaran terpadu dapat diterapkan
dijenjang SMP dengan landasan bahwa psikologi anak jenjang SMP tidak lagi berpikir secara konkrit saja melainkan sudah semi abstrak, sehingga keterpaduan mata pelajaran dapat dijadikan mereka mengolah informasi secara konkrit dengan pemikiran semi abstrak konstruktif. Menurut Trefil (2007) dalam Susilowati (2010) juga menjelaskan bahwa pembelajaran terintegrasi (An integrated approach) melibatkan proses ilmiah, mengorganisasikan prinsip, mengorganisasikan integrasi alam dari pengetahuan ilmiah dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam an integrated approach ini juga siswa diharapkan mampu mengkaitkan dalam bidang lain meliputi fisika, astronomi, kimia, geologi, biologi, teknologi, lingkungan, dan kesehatan keselamatan. Menurut Watkins et al (2004), dalam usaha meningkatkan pembelajaran IPA, terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan agar pembelajaran IPA dapat lebih termaknai. Salah satu contohnya adalah dengan pembelajaran terintegrasi atau terpadu. Di dalam pembelajaran terintegrasi, terdapat pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat suatu pembelajaran dapat saling terhubung dengan pembelajaran yang lain dan membuat pembelajaran tidak saling tumpang tindih dengan mata pelajaran lain, yaitu pendekatan terhubung (connected teaching). Pembelajaran
terhubung
(connected
teaching)
merupakan
suatu
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terhubung siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang
mereka
pelajari
melalui
pengalaman
langsung
dan
nyata
yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (Wintervina, 2012). Pendekatan menggunakan connected teaching memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan semua siswa (Richards & Shea, 2006). Menurut Caine (1991) dalam Richard & Shea (2006), siswa belajar dengan baik ketika mereka sepenuhnya
tenggelam
dalam
pengalaman
pendidikan
dan
dapat
mempertimbangkan beberapa pandangan dan koneksi dari seluruh subyek. Meskipun kebijakan kurikulum menghendaki pembelajaran untuk tingkat SMP dilakukan dengan pembelajaran terpadu namun kenyataan di lapangan tidak demikian. Pembelajaran yang terjadi pada sekolah-sekolah menengah pertama hanya pembelajaran biasa dan tidak ada unsur keterpaduan seperti yang dianjurkan kurikulum (Susilowati, 2010). Ilmu lingkungan adalah ilmu interdisipliner untuk mengukur dan menilai perubahan dan dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem, agar manusia dapat mengelola ekosistem tersebut demi ketahanan hidupnya sendiri (Choesin, 2004). Interdisipliner disini berarti mentautkan dua atau lebih bidang ilmu yang serumpun (Trianto, 2010). Oleh karena pencemaran termasuk ke dalam ilmu lingkungan, maka digunakan konsep pencemaran lingkungan dalam penelitian ini. Setelah dilakukan survey pada sekolah yang akan diteliti, pembelajaran terpadu yang seharusnya ada pada sekolah jenjang SMP, tidak berlaku pada sekolah ini. Selain itu, untuk konsep pencemaran lingkungan juga tidak pernah dilakukan pendekatan connected teaching dalam proses pembelajarannya, padahal materi pencemaran lingkungan memiliki banyak konsep yang berhubungan dengan mata pelajaran kimia. Pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan cenderung hanya terfokus pada materi biologi saja dan pada proses pembelajarannya hanya menggunakan pembelajaran diskusi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukanlah penelitian ini menggunakan pembelajaran terhubung (connected teaching) sebagai pendekatan Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
dalam pembelajarannya dan konsep pencemaran lingkungan sebagai materi yang akan disampaikan karena materi tersebut dirasakan paling cocok untuk dilakukan connected teaching sebab karakter materi yang mengandung pelajaran biologi dan kimia yang dapat dihubungkan/dikoneksikan. Pembelajaran terhubung dalam membelajarkan IPA merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa (Nurlaela, 2006). Hal tersebut membuat peneliti ingin mengukur hasil pembelajaran pada tingkat pemahaman siswa, sehingga tolak ukur keberhasilan pembelajaran terhubung pada penelitian ini adalah pemahaman siswa. Perlu ditekankan bahwa connected teaching yang digunakan merupakan suatu pendekatan, bukan model karena tidak terdapat sintaks yang harus dilakukan pada penelitian ini. Tema yang dipilih adalah Pencemaran Lingkungan yang akan dihubungkan (connected) dengan mata pelajaran Kimia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pemahaman siswa SMP pada pembelajaran terhubung (connected teaching) untuk konsep pencemaran lingkungan.
B.
Rumusan Masalah Bagaimana pemahaman
siswa SMP pada
pembelajaran
konsep
pencemaran lingkungan menggunakan connected teaching? Rumusan masalah di atas dapat dikembangkan menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana pemahaman siswa pada setiap indikator dan pemahaman siswa pada setiap subkonsep sebelum pembelajaran connected teaching dilakukan? 2. Bagaimana pemahaman siswa pada setiap indikator dan pemahaman siswa pada setiap subkonsep setelah pembelajaran connected teaching dilakukan? 3. Bagaimana
peningkatan
pemahaman
siswa
setelah
mengikuti
pembelajaran connected teaching? Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
C.
Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari masalah agar tidak
terlalu meluas, maka permasalahan harus dibatasi sebagai berikut: 1. Pemahaman yang diukur, dilihat dari indikator dan dari setiap subkonsep yang diberikan kepada siswa melalui soal pretest dan posttest. 2. Indikator pemahaman
pada penelitian ini dibatasi pada jenjang
konseptual menurut tiga tipe pemahaman Bloom
yaitu translasi
(kemampuan menerjemahkan), interpretasi (kemampuan menafsirkan), dan ekstrapolasi (kemampuan meramalkan). 3. Pada penelitian ini digunakan metode ceramah, dan diskusi serta tanya jawab. 4. Pengkoneksian hanya dilakukan dengan mata pelajaran kimia.
D.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pemahaman
siswa
SMP pada pembelajaran
terhubung/connected teaching untuk konsep pencemaran lingkungan. 2. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran konsep pencemaran lingkungan yang disajikan dengan connected teaching terhadap pemahaman siswa.
E.
Manfaat Penelitian 1. Untuk Guru a. Dapat digunakan sebagai masukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. b. Memberikan
alternatif
strategi
pembelajaran
biologi
dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa khususnya untuk pendekatan connected teaching 2. Untuk Siswa a. Diharapkan siswa dapat lebih mudah mengerti dan memahami materi Pencemaran Lingkungan. Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
b. Diharapkan siswa dapat meningkatkan pemahaman dan mampu mengintegrasikan konsep baru dari materi biologi yang disajikan dengan connected teaching. 3. Bagi peneliti a.
Memberikan gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran connected teaching, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan ketika akan melakukan penelitian yang relevan.
Sendi Lestari, 2013 Pemahaman Siswa SMP Pada Pembelajaran Terhubung (Connected Teaching) Untuk Konsep Pencemaran Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu