BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kondisi perkembangan pembangunan ke arah industrialisasi saat ini bersaing sangat ketat, oleh karena itu diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tenaga kerja yang bergerak di bidang produk barang maupun jasa diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih besar (massal) sehingga hasil produk lebih murah dengan tujuan untuk mensejahterakan manusia, sehingga kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan terjangkau. Dengan melindungi pekerja dari risiko yang dapat membahayakan keselamatannya dapat mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, karena produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari ini dikerjakan untuk kebaikan hari esok1. Pada saat bekerja tenaga kerja memikul beban kerja pokok sesuai dengan berat pekerjaannya dan suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang berakibat adanya beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Kondisi demikian memberi beberapa akibat diantaranya adalah munculnya kelelahan kerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan, sehingga terjadi pemulihan. Kelelahan kerja menyebabkan penurunan kinerja yang dapat berakibat pada peningkatan kesalahan kerja, ketidakhadiran, keluar kerja, kecelakaan kerja dan berpengaruh pada perilaku kerja1. Munculnya penyebab-penyebab tersebut pada akhirnya akan mengganggu produktivitas kerja. Kelelahan muncul karena faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja (misalnya penerangan, kebisingan, suhu dan kelembaban kerja), intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental, keadaan
1
monoton, keadaan psikologis, dan status gizi dan penyakit 2. Selain itu, usia3 dan jenis kelamin4 dapat mempengaruhi kelelahan pada pekerja. Salah satu upaya untuk mengatasi munculnya kelelahan adalah dengan memperhatikan aspek nutrisi pada pekerja. Saat melakukan aktivitasnya, pekerja membutuhkan energi, karena pada saat melakukan aktivitas terjadi pembakaran energi5. Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan nutrisi tersebut adalah dengan pemberian makanan dan minuman selingan. Dengan adanya konsumsi makanan dan minuman selingan yang mengandung karbohidrat dapat mengembalikan energi yang terbakar pada saat bekerja6. Industri rumah tangga merupakan industri kecil yang bergerak di sektor informal yang menjadi dasar industrialisasi di Indonesia. Industri rumah tangga tersebut salah satunya adalah Perusahaan selendang batik cap Dunia Mahkota merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi batik di kota Pekalongan. Perusahaan ini merupakan industri rumahan (home industry) yang memproduksi batik cap. Seperti masalah umum pada perusahaan home industry, kecenderungan masalah yang dialami oleh perusahaan adalah dana perusahaan yang terbatas sehingga sulit untuk memenuhi kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan pekerja. Hasil observasi pendahuluan di Perusahaan Selendang Batik Cap Dunia Mahkota Pekalongan, selama ini karyawan bekerja selama 9 jam dengan waktu istirahat 1 jam, dengan demikian jam kerja sudah melampaui batas yang ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER) yaitu 8 jam kerja dengan waktu istirahat 1 jam. Kondisi lingkungan fisik tempat kerja secara umum terasa panas karena ada kegiatan pembakaran lilin untuk proses pengecapan, ventilasi pada lokasi pembakaran kurang dan pekerja berada sangat dekat dengan tempat pembakaran. Dari sikap kerja, dapat diamati sebagian pekerja berdiri terus-menerus, sikap kerja yang stagnan dapat memberi dampak buruk pada kondisi kesehatan pekerja. Secara umum pekerja batik yang memiliki berat badan standar (70 Kg) memerlukan energi sebesar 180 kcal/jam untuk melakukan aktivitasnya 2
dan dengan besaran energi tersebut termasuk dalam kategori beban kerja ringan7. Salah satu faktor pencetus kelelahan adalah faktor beban kerja. Dengan tingkat beban kerja yang besar dapat menyebabkan kelelahan kerja, sehingga dengan memberi makanan dan minuman selingan dapat mengontrol kelelahan kerja. Selama ini di perusahaan belum ada upaya pemberian makanan selingan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diteliti tentang pengaruh pemberian makanan dan minuman selingan terhadap perubahan kelelahan pekerja. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: “Adakah pengaruh pemberian makanan dan minuman selingan terhadap perubahan kelelahan kerja?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan dan minuman selingan terhadap perubahan kelelahan kerja. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat beban kerja, intensitas dan lama kerja, status gizi, penyakit, usia, dan jenis kelamin. b. Menghitung tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada kelompok tanpa pemberian makanan dan minuman selingan (kelompok kontrol). c. Menghitung tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada kelompok dengan pemberian makanan dan minuman selingan (kelompok perlakuan). d. Menghitung perubahan tingkat kelelahan kerja antara sebelum dan sesudah bekerja pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. e. Menganalisis perbedaan tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada kelompok yang tidak diberi makanan dan minuman selingan (kelompok kontrol). 3
f. Menganalisis perbedaan tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada kelompok dengan pemberian makanan dan minuman selingan (kelompok perlakuan). g. Menganalisis perbedaan perubahan tingkat
kelelahan pada
kelompok dengan pemberian makanan dan minuman selingan (kelompok perlakuan) dan kelompok yang tidak diberi makanan dan minuman selingan (kelompok kontrol). D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat suatu kebijakan pada suatu perusahaan terkait dengan masalah kelelahan kerja. 2. Manfaat teoritis dan metodologis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan penelitian sejenis untuk penelitian keselamatan dan kesehatan kerja (K3). E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu kesehatan masyarakat dengan menitikberatkan pada bidang kesehatan dan keselamatan kerja khususnya pada aspek kelelahan. F. Originalitas Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No 1.
Peneliti (tahun) Martyn G. Morris, Helen Dawes, Ken Howells, Oona M. Scott, and Mary Cramp (2008)
Judul Relationship between muscle fatigue characteristics and markers of endurance performance
Desain Studi Cross sectional
Variabel Bebas dan terikat Karakteri stik kelelaha n otot Tandatanda batas daya tahan
Hasil Ada hubung an antara karakte ristik kelelah an otot dan tandatanda batas daya
4
2
Rafael T Mikolajczyk, Walid El Ansari, and Annette E Maxwell (2009)
Food Consumption Frequency and Perceived Stress and Depressive Symptoms Among Students in Three European Countries
Cross Sectional
Frekuens i konsums i makanan Tingkat stress Gejala depresi
3
Herlinawati
Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Cold Stress pada Tenaga Kerja Cold Storage PT. X di Belawan
Case Control
Pemberia na Makanan Tambaha n Cold Stress
tahan Adanya hubung an antara frekuen si konsum si makana n, stress yang dirasak an dan gejala depresi
Adanya Pengar uh Pember ian Makan an Tamba han Terhad ap Cold Stress pada Tenaga Kerja Cold Storage PT. X di Belawa n
5
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel bebasnya adalah pemberian makanan dan minuman selingan, variabel terikatnya adalah perubahan kelelahan kerja, dan metode penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental.
6