BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Laporan Bulanan Data kesakitan (LB1) merupakam bagian dari laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang memuat tentang data kesakitan. LB1 berisi distribusi kasus penyakit menurut kelompok umur, (depkes RI, 1997). Laporan ini dilaporkan oleh Puskesmas setiap bulan kepada dinas kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. LB1 sangat penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam upaya penanganan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Data dan informasi di dalam laporan tersebut akan bernilai apabila dilaporkan secara tepat waktu ke Dinas Kesehatan sehingga dinas kesehatan akan mengambil keputusan secara tepat waktu pula. Selain itu, data dan informasi di dalamnya harus dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya karena keputusan yang tepat waktu tidak akan berguna apabila keputusan yang diambil tersebut tidak sesuai untuk menangani masalah kesehatan yang sebenarnya terjadi saat itu juga. Sistem informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi, termasuk puskesmas. Sistem informasi manajemen puskesmas (Simpus) merupakan suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus bertujuan dapat
meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih
berhasilguna dan berdayaguna melalui pemanfaatan secara secara optimal dari sistem SP2TP. Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya. Informasi dapat juga dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan (Witarto, 2004). Informasi yang didapatkan oleh Kementrian Kesehatan berasal dari laporan – laporan kesehatan Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia. Dalam kegiatan pengolahan laporan, ada keterkaitan antara komponen yang perlu diperhatikan. Komponen – komponen tersebut antara lain data, masukan, proses, keluaran, tujuan, model, pemakai, teknologi dan pengendali
1
(Sabarguna, 2003). Semua komponen itu saling terkait, bila data salah maka hasilnya akan merupakan informasi yang salah juga. Selain itu, harus diperhatikan aspek – aspek lain dalam pelaksanaan pelaporan. Aspek tersebut antara lain kelengkapan data, ketepatan waktu pembuatan dan pengiriman laporan, dan keseragaman dalam pengolahan data agar pelaporan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang akurat dan dapat dipercaya sebagai informasi dasar dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 10 Oktober
2013
oleh peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, kegiatan pengolahan laporan bulanan di Dinkes Kabupaten Madiun sering ditemui kendala ketidakvalidan data dari Puskesmas yang dikirim ke Dinkes Madiun yang ditemukan saat proses verifikasi. Pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinkes Kabupaten Madiun disebut Simpustronik. Simpustronik adalah suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997), melalui media elektronik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pengolahan LB1, mengetahui faktor penyebab ketidakvalidan data dalam proses verifikasi dan mengetahui akibat ketidakvalidan data dalam proses verifikasi terhadap pengolahan LB1. LB1 merupaka laporan yang paling sering dimanfaatkan oleh Dinkes dalam pengambilan keputusan dan pembuatan profil Dinkes Kabupaten Madiun dan Madiun dalam angka. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka peneliti mengambil judul “Tinjauan Pelaksanaan Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.’’ C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum pelaksanaan pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui input dalam pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. 2
b. Mengetahui proses pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. c. Mengetahui output dari pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. d. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai masukan kepada petugas pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas mengolah laporan bulanan LB1 yang bermutu. b. Bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang pengolahan laporan khususnya laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan. 2) Mengetahui perbandingan antara teori yang di dapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan di Dinas Kesehatan mengenai pengolahan laporan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Memperluas disiplin ilmu rekam medis khususnya pengolahan laporan di Dinas Kesehatan. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dan wacana bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama. E. Keaslian Penelitian 1. Yunus (2009) dengan judul “Hambatan Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta di Lihat dari Diagram Fishbon” Jenis
penelitian
yang
dilakukan
adalah
deskriptif
kualitatif
dengan
pendekatan cross-sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan dalam pengolahan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta di lihat dari diagram fishbon. Hasil dari penelitian ini 3
adalah pengolahan data kesakitan (LB1) dimulai dari pengambilan data dalam rekam medis ke register, selanjutnya direkap setiap bulannya. Hambatan yang terjadi berdasarkan diagram fishbone adalah faktor manusia dikarenakan petugas kelelahan dalam mendata kasus penyakit sehingga terkadang tugas dikerjakan di rumah oleh petugas. Faktor methode didapat bahwa Puskesmas Gondokusuman II belum mempunyai protap,jobdes, serta buku petunjuk pengisian laporan LB1. Faktor matherial tidak terlalu bermasalah, namun petugas dapat melakukan sensus meskipun itu bukanlah tanggung jawabnya, hal ini dikarenakan Puskesmas tidak mempunyai aturan yang mengikat. Faktor machine, komputer yang sering rusak dan printer yang tidak berada di ruang pengolahan data. Perbedaan dengan penelitian Yunus yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun,
dan
mengetahui
hambatan-hambatan
dalam
pengolahan
laporan
bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yunus dengan penelitian ini adalah jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. 2. Sindi Pratiwi (2007) dengan judul penelitian ”Pelaksanaan Pembuatan Laporan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL 2b) di RSJ Prof.. Dr. Soeroyo Magelang”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan RL 2b serta fakktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan RL 2b. Hasil dari penelitian Sindi adalah pelaksana morbiditas pasien rawat jalan dilakukan oleh dua bagian yaitu Subbag Program Penyusunan Laporan (PPL) dan Subbag Rekam Medis.
Dalam
pelaksanaannya,
Subbag
Rekam
Medis
sering
terlambat
dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam penyusunan dan penyajian laporan RL 2b. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas di RSJ Prof. Dr. Soeeroyo Magelang adalah pengumpulan data dari poliklinik yang sering terlambat, pelaksanaan pengolahan data yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan sarana-prasarana yang tidak dimanfaatkan. Perbedaan dengan penelitian Sindi yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindak lanjut pengolahan laporan bulanan di Dinas Kesehatan
4
Kabupaten Madiun, dan mengetahui hambatan-hambatan dalam tindak lanjut pengolahan laporan bulanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sindi dengan penelitian ini adalah jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan crosssectional. 3. Risky Ourillia (2012) dengan judul penelitian “Akibat Ketidakterisian Diagnosis Terhadap Pengolahan Laporan data Kesakitan (LB1) di Puskesmas Temon I Kulon Progo” Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan pengolahan laporan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Temon I Kulon Progo, mengetahui faktor penyebab ketidakterisian diagnosis di dalam berkas rekam medis, di dalam lembar Pustu dan Pusling, dan mengetahui akibat ketidakterisian diagnosis terhadap pengolahan LB1. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pengolahan LB1 di Puskesmas Temon I dilakukan oleh petugas rekam medis melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, proses pengolahan dan output. Sumber data dalam pengolahan LB1 adalah data sosial dan data diagnosis dalam berkas rekam medis, lembar register Pustu dan Pusling. Data diagnosis digunakan sebagai dasar untuk menentukan kode diagnosis. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program IHIS (intregrated Healt Information System) dari Dinas Kesehatan. Terdapat kendala dalam pengolahan LB1 yaitu masih ada item diagnosis yang belum terisi. Ketidakterisian data diagnosis dalam berkas rekam medis, lembar register Pustu dan Pusling disebabkan oleh faktor Sumber Daya Manusia (SDM), Faktor Prosedur dan Faktor Material (Bahan). Faktor SDM meliputi kurangnya kesadaran yang dimiliki perawat dan bidan untuk mengisi data diagnosis dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki perawat dan bidan tentang diagnosis. Faktor Prosedur yaitu belum adanya prosedur pelaksaan kerja dan aturan tertulis tentang wewenang pengisisan data diagnosis bagi petugas Pustu dan Pusling. Selain itu, instruksi kerja di pelayanan Unit UGD belum rinci dan mencakup kegiatan pelayanan selama 24 jam. Faktor Material (Bahan) terkait dengan belum efektifnya lembar register yang terbuat dari kertas kosong yang digunakan oleh petugas Pustu dan Pusling. Akibat dari ketidakterisian diagnosis terhadap pengolahan LB1 adalah petugass rekam medis menentukan diagnosis dengan memperkirakan berdasarkan gejala dan obat yang 5
diberikan kaepada pasien, terkadang item diagnosis didalam komputer tidak diisi oleh petugas rekam medis, serta data dan informasi yang ada didalam LB1 itu sendiri menjadi tidak lengkap dan tidak valid. Perbedaan dengan penelitian Risky (2012) yaitu penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, sedangkan penelitian Risky (2012)
dilakukan di
Puskesmas Temon I Kulon Progo. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Risky (2012) dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang Laporan Bulanan LB1.
6