BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dosen adalah dengan melaksanakan riset. Riset Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang adalah suatu kegiatan Riset bagi dosen di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Tenaga pengajar di kalangan pendidikan tenaga kesehatan ditantang untuk selalu memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan mereka dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, Riset dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan apa yang tertuang dalam pasal 24 ayat (2) Undang Uundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penciptaan inovasi dan pengembangan IPTEKS dilaksanakan melalui kegiatan Riset dosen. Agar inovasi dan pengembangan Ipteks dapat memberikan kontribusinya pada penyelesaian masalah pembangunan dan pengambilan keputusan, maka kegiatan Riset harus terus dipacu dan ditumbuh kembangkan. Salah satu usaha yang dilakukan dalam meningkatkan mutu Riset adalah dengan menciptakan model Riset kompetitif. Program Riset ini dilakukan melalui tahapan usulan Riset, seleksi usulan, pemantauan pelaksanaan, review laporan akhir, seminar hasil serta publikasi dan penyebarluasan. Salah
satu
upaya
pembinaan
kegiatan
adalah
dengan
menyediakan
kesempatan dan dana untuk melaksanakan Riset, sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manuasia. Kegiatan Riset di Poltekkes Kemenkes Semarang diklasifikasikan ke dalam 4 program, yaitu (1) Riset Pembinaan; (2) Riset Terapan; (3) Riset Unggulan; dan (4) Riset Mandiri. Dengan demikian diharapkan hasil dari Riset dosen akan bisa lebih berkualitas, dapat langsung diterapkan pada masyarakat sasaran, dan mendukung pembangunan kesehatan. Sebagai pedoman pelaksanaan dan penulisan Riset dalam penyusunan proposal, protokol, laporan hasil Riset dan publikasi ilmiah maka disusunlah Buku Panduan Riset Poltekkes Kemenkes Semarang.
1 BUKU PEDOMAN RISET 2014
B. Dasar Hukum 1. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. UU No. 14 Tahun 2000 tentang Guru dan Dosen 3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4. PP No. 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan C. Tujuan Tujuan Umum : 1. Untuk mengimplementasikan salah satu komponen dari Tri Dharma Perguruan tinggi. 2. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dosen Poltekkes Kemenkes Semarang. D. Manfaat Sebagai wahana pengimplementasian salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi guna peningkatan dan pengembangan kualitas dosen Poltekkes Kemenkes Semarang.
2 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
BAB II PENGORGANISASIAN Pengorganisasian Tim Seleksi Riset Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang : A. Susunan Organisasi 1. Tim Riset Politeknik Kesehatan Semarang Tim Riset Poltekkes adalah Tim yang dibentuk oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang dan ditunjuk berdasarkan SK Direktur, yang terdiri dari seorang ketua, orang sekretaris dan beberapa anggota dengan susunan organisasi sebagai berikut: Pembina
: Sugiyanto, SPd.,Mapp.Sc. (Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang)
Ketua
: DR. Drg. Supriyana, MPd. (Pembantu Direktur I )
Sekretaris
: Nina Indriyawati, MNS.
Anggota
: 1. drg. Betty Saptiwi, MKes. 2. Tri Wiji Lestari, SST., M.Kes. 3. Hudiyono Tanjung, AMd. 4. Damas Triyono, SST.
Tim
Riset
Poltekkes
Kemenkes
Semarang
bertanggung
jawab
melaksanakan pekerjaan administrasi kegiatan Riset. Tugas Tim Unit Riset Poltekkes Semarang : a. Membentuk Tim Pakar Riset Poltekkes kepada Direktur Poltekkes. b. Membentuk Komisi ilmiah. c. Melaksanakan seleksi proposal bersama Tim Pakar Riset Poltekkes Semarang (seleksi administrasi dan substansi). d. Mengkoordinir seluruh kegiatan Riset Poltekkes. e. Menyusun rencana anggaran tahunan untuk pelaksanaan Riset Poltekkes yang meliputi dana seleksi, Riset, monitoring, seminar hasil, dan lain-lain melalui DIPA Poltekkes. f.
Membuat Berita Acara Kegiatan seleksi proposal Riset Poltekkes.
g.
Membuat laporan hasil seleksi proposal Riset Poltekkes dan daftar proposal yang lulus seleksi dan akan dibiayai
3 BUKU PEDOMAN RISET 2014
h. Monitoring pada saat pelaksanaan penelitian i.
Melaksanakan seminar akhir hasil Riset dengan dihadiri Tim Pakar Riset.
j.
Menyusun laporan pelaksanaan Riset Poltekkes dan mengirimkannya ke Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Selanjutnya direktur mengirimkan laporan tersebut kepada Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
k. Mempublikasikan hasil penelitian dan memfasilitasi perolehan hak paten.
Tugas Tim Administrasi Risbinakes a. Melaksanakan kegiatan keadministrasian Risbinakes. b. Menyusun rencana anggaran pelaksanaan Risbinakes. c. Mengkoordinir seluruh kegiatan Risbinakes. d. Mendistribusikan pedoman risbinakes. e. Mengkoordinasikan perencanaan jadwal kegiatan Risbinakes. f. Melakukan seleksi administrasi proposal Risbinakes. g. Membuat Berita Acara Kegiatan seleksi Proposal Risbinakes. h. Mengusulkan SK kepada Direktur yang terkait dengan Risbinakes. i. Menyusun laporan pelaksanaan Risbinakes tingkat Poltekkes.
2. Tim Pakar Tim Pakar Riset Poltekkes adalah beberapa orang pakar di bidang Riset dari beberapa disiplin ilmu termasuk pakar dalam ilmu kependidikan yang berasal dari Dinkes/Universitas yang ada didaerah setempat yang dibentuk berdasarkan SK Direktur. Pembina
: Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
Penanggung Jawab
: DR. drg. Supriyana, MPd.
Anggota
: Prof. Dr. Fatimah Muis, MSc., SpGK. Prof. dr. Wahyu Setyabudi,Msi. Prof. Dr. dr. Noor Pramono, SpOG. DR. Dr. Ari Suwondo,Mkes. DR. Dr. Hartono, Mkes. DR. Drg. Henry Setiawan, Mkes. Dr. drg. Oediani Soesanto, MSc. Dr. drg. Prsptiwi, Mkes.
4 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
DR. Drg. Zahroh Sahuliyah, Mkes. DR. Ir. Sumardi., MSc. Dr. Nugroho, MPd. Poltekkes Kemenkes Semarang Tim Pakar terdiri dari: a. Poltekkes Kemenkes Semarang b. Unsur Dinas Kesehatan Provinsi / Dinas terkait lainnya c. Unsur Dewan Riset Daerah d. Unsur Universitas e. Unsur Rumah Sakit
Syarat dan kriteria Pakar : a. Mempuyai tanggung jawab, berintegritas, mematuhui kode etik reviewer, sanggup melaksanakan tugas-tugas sebagai pakar penelitian. b. Berpendidikan Doktor (S3). c. Berpengalaman dibidang penelitian, sedikitnya pernah 2 (dua) kali sebagai Ketua Peneliti pada Penelitian Kompetitif Nasional dan atau pernah mendapatkan Penelitian berskala Internasional. d. Berpengalaman dalam Publikasi Ilmiah pada Jurnal Internasional dan atau Nasional terakrediatsi sebagai “First Author” atau “Corresponding Author”. e. Berpengalaman sebagai pemakalah dalam Seminar Ilmiah Internasional dan atau Seminar Ilmiah Nasional. f. Berpengalaman sebagai Mitra Bestari dari Jurnal Ilmiah Internasional dan atau Jurnal Ilmiah Nasional dan atau sebagai Pengelola Jurnal Ilmiah akan memberikan nilai tambah.
3. Komisi Ilmiah Pengorganisasian Tim Reviewer: Pembina
: Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.
Ketua
: Prof. DR. Fatimah Muis, MSc., SpGK.
Sekretaris
: drg. Betty Saptiwi, M.Kes.
Anggota
: tiap jurusan terwakili minimal 1 orang.
Syarat dan kriteria komisi ilmiah :
5 BUKU PEDOMAN RISET 2014
a. Mempuyai tanggung jawab, berintegritas, mematuhui kode etik reviewer, sanggup melaksanakan tugas-tugas sebagai rivewer penelitian/pengabdian. b. Berpendidikan minimal Magister (S2) c. Berpengalaman dibidang Penelitian/Pengabdian, sedikitnya pernah 2 (dua) kali sebagai Ketua Peneliti/Pengabdi. d. Berpengalaman dalam Publikasi Ilmiah pada Jurnal Ilmiah sebagai “First Author” atau “Corresponding Author”. e. Berpengalaman sebagai pemakalah dalam Seminar Ilmiah.
B. Tugas Tim Riset Poltekkes Kemenkes Semarang 1. Tugas Tim Pakar Riset Poltekkes a. Melaksanakan seleksi proposal b. Mengarahkan peneliti menyusun ethical clearance c. Memberikan feed back bagi proposal yang tidak lulus d. Memberi masukan mengenai rencana pembiayaan penellitian e. Memonitor pelaksanaan penelitian f. Membimbing pelaksanaan penelitian g. Membimbing penyusunan naskah publikasi h. Menjamin kevalidan karya penelitian Risbinakes i. Membimbing karya penelitian bebas plagiarism 2. Tugas Komisi Ilmiah a. Bersama-sama tim pakar melaksanakan seleksi proposal. b. Membimbing peneliti menyusun ethical clearance. c. Memberikan feed back bagi proposal yang masuk. d. Menindaklanjuti proposal yang diperbaiki. e. Memberi masukan mengenai pembiayaan. f. Memonitor pelaksanaan penelitian. g. Membimbing pelaksanaan penelitian. h. Membimbing penyusunan naskah publikasi. i. Menjamin kevalidan karya penelitian j. Membimbing karya penelitian bebas plagiatism
6 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
C. Komisi Etik Komisi etik menjamin penelitian yang dilakukan menjunjung tinggi etik, dengan mempertimbangkan manfaat subyek/obyek yang diteliti serta menjamin penelitian yang berkualitas.
Tugas Komisi Etik 1. Komisi etik bertugas untuk menjamin penelitian yang melindungi martabat, hak, keselamatan dan kesejahteraan subyek penelitian. 2. Menelaah protokol dari sisi risk benefit, kerahasiaan, dan privasi subyek. 3. Komisi etik bekerja secara independen, efisien, kompeten dan bekerja tepat waktu.
7 BUKU PEDOMAN RISET 2014
BAB III TATA LAKSANA SELEKSI RISET A. Ketentuan Umum 1. Setiap dosen tetap Poltekkes Kemenkes Semarang berhak mengajukan penelitian kecuali dosen yang sedang tugas belajar. 2. Setiap dosen tetap dalam satu tahun akademik dapat mengajukan diri sebagai peneliti utama dan anggota peneliti dalam satu judul/topik penelitian yang berbeda. 3. Dosen yang belum menyelesaikan riset pada tahun anggaran terdahulu tidak diperbolehkan mengajukan proposal riset. 4. Dosen yang termasuk dalam kategori pada poin 3 namun tetap mengajukan proposal riset sebagai periset utama, secara otomatis proposalnya tidak diikutkan dalam seleksi. Bila dosen tersebut menjadi periset anggota suatu proposal yang diajukan periset utama lain, maka keanggotaannya dicoret dan pengaju proposal berhak mengganti dengan periset anggota yang lain. 5. Kelayakan atas proposal penelitian atau usulan HAKI yang diajukan, ditentukan oleh tim reviewer yang diusulkan oleh masing-masing jurusan. 6. Penerimaan akhir atas usulan yang diajukan ditentukan oleh hasil analisis dan kajian UPPM Poltekkes Kemenkes Semarang. 7. Peneliti wajib menindaklanjuti hasil penelitiannya dalam bentuk publikasi jurnal, kerjasama dengan stakeholder, program pengabdian masyarakat dan atau pengusulan HAKI 8. Peneliti utama yang sedang melakukan Riset dari penyandang dana lain, tidak diperbolehkan mengajukan proposal Riset. B. Penyusunan Proposal 1. Pola Penyusunan Proposal Calon peneliti diwajibkan menulis proposal sesuai dengan format yang telah ditetapkan (contoh format terlampir), minimal memuat materi sebagai berikut: a. Nama peneliti utama b. Nama peneliti 1 dan peneliti 2 c. Konsultan atau Nara Sumber (bila ada) d. Judul Riset e. Ruang lingkup dan Cakupan Riset
8 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
f. Pernyataan dan Pengesahan Pimpinan g. Nama jurusan/prodi untuk mengetahui relevansi proposal dengan jenis Poltekkes Semarang dan ruang lingkup Riset h. Pernyataan Peneliti i. Abstrak j. Latar belakang masalah k. Perumusan Masalah l. Tujuan Riset m. Manfaat Riset n. Tinjauan Pustaka o. Kerangka pikir p. Hipotesa q. Metode Penelitian r. Ethical Riset dan Ethical Clearance (apabila diperlukan) s. Daftar pustaka t. Surat pernyataan keaslian penelitian u. Rencana anggaran
2. Persyaratan Peneliti Persyaratan peneliti Riset: a.
Dosen tetap pada Poltekkes Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang, yang aktif atau tidak sedang studi lanjut atau tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri.
b.
Tingkat pendidikan minimal Strata II (S2).
c.
Dosen dapat menjadi peneliti utama Risbinakes maksimum 2 (dua) kali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
d.
Peneliti utama, peneliti 1 dan 2 hanya mengajukan 1 (satu) proposal penelitian dalam satu tahun anggaran untuk diseleksi oleh Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes.
e.
Peneliti utama yang sedang melakukan penelitian dari penyandang dana lain, tidak diperkenankan mengajukan proposal Risbinakes ke Poltekkes Kemenkes.
9 BUKU PEDOMAN RISET 2014
Tim Peneliti terdiri dari ; a. Peneliti Utama b. Peneliti 1 c. Peneliti 2 d. Tenaga Konsultan atau Nara Sumber atau Mahasiswa Riset yang sudah dilakukan di tempat lain tidak diperkenankan diajukan kembali dalam seleksi Riset Poltekkes. Uraian lebih lanjut tentang proposal ini dapat dilihat pada lampiran. Proposal yang sudah lengkap dikirimkan sebanyak 4 (empat) eksemplar ke Panitia Seleksi/Tim Riset Poltekkes.
C.
Mekanisme Seleksi Proposal Kepala Pusdiklat Nakes (SK Penetapan Proposal)
Tim Pakar Risbinakes Tingkat Pusat
Tim Risbinakes Tingkat Pusat
9
10
2a
Tim Risbinakes Tk. Poltekkes Kemenkes (seleksi Adm)
Direktur Poltekkes Kemenkes
3 1 Dosen (proposal) 11
Tim Pakar Risbinakes Tk Poltekkes Kemenkes (seleksi Substansi) dan membuat feedback
7
2b 4
Dosen (protokol)
5
Komisi Etik
6
Pelaksanaan Poltekkes
Keterangan:
menunjukkan garis koordinasi
Pengajuan proposal dilakukan dengan mengikuti tahapan berikut: 1.
Proposal disusun oleh dosen Poltekkes berdasarkan Pedoman organisasi dan Tatalaksana Riset Poltekkes dan dikirim ke Tim Riset Poltekkes setempat. Proposal Penelitian harus mengikuti format yang ada pada Pedoman Risbinakes.
10 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2.
Tim Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes melakukan seleksi administratif terhadap proposal yang masuk. a. Jika lulus, proposal dikirimkan kepada Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes untuk dilakukan seleksi kelayakan substansi serta metodologi sebuah proposal penelitian. b. Jika tidak lulus, proposal dikirimkan kembali kepada dosen yang mengusulkan untuk dilakukan perbaikan, dan dapat diikutkan kembali untuk seleksi ulang.
3.
Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes berkoordinasi dengan tim Risbinakes tingkat Pusat melakukan seleksi proposal. Hasil seleksi dapat terbagi menjadi 3 kategori yaitu: Proposal yang lulus tanpa syarat (lulus langsung), Proposal yang lulus dengan syarat harus dirapatkan oleh tim Pakar (lulus dengan perbaikan) dan harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan saran yang diberikan oleh Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes, dan Proposal yang tidak lulus seleksi. Tim Pakar Poltekkes tingkat Poltekkes Kemenkes berkoordinasi dengan tim Risbinakes tingkat Pusat membuat feedback hasil penilaian dari masing-masing proposal (format terlampir), dan selanjutnya mengirimkan berita acara hasil seleksi proposal risbinakes ke Tim Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes.
4.
Proposal diperbaiki sesuai feedback hasil penilaian tim Pakar Risbinakes menjadi protokol.
5.
Protokol yang melibatkan subyek manusia atau hewan percobaan sebagai sampel harus dilengkapi dengan persetujuan subjek penelitian (Informed consent) dan diajukan ke komisi etik untuk dilakukan Kaji Etik.
6.
Komisi Etik akan memberikan surat persetujuan etik (ethical clearance).
7.
Protokol yang sudah lengkap dikirimkan kembali kepada Tim Risbinakes Poltekkes Kemenkes.
8.
Tim Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes membuat laporan dan daftar protokol penelitian yang lulus seleksi, berdasarkan Berita Acara seleksi Proposal Risbinakes seperti pada butir 4 kepada Direktur Poltekkes Kemenkes.
9.
Direktur Poltekkes Kemenkes mengirimkan proposal penelitian yang lulus seleksi kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (dengan tenbusan kepada Tim Risbinakes Tingkat Pusat) untuk dikukuhkan dengan SK Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan tentang penetapan proposal yang lulus dan dibiayai pada tahun berjalan.
11 BUKU PEDOMAN RISET 2014
10. Kepala Pusdiklat Nakes menerbitkan Surat Keputusan penetapan proposal yang lulus seleksi, berdasarkan pertimbangan dari Tim Risbinakes Tingkat Pusat dan Tim Pakar Risbinakes Tingkat Pusat dan selanjutnya dikirimkan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes. 11. Setelah menerima SK Penetapan Proposal yang lulus seleksi, Tim Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes melakukan koordinasi dengan peneliti dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian. Selama penelitian berlangsung, Tim Risbinakes Tingkat Pusat bekerjasama dengan Tim Pakar Risbinkaes Tingkat Pusat melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan penelitian juga dilakukan oleh Tim Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes dan Tim Pakar tingkat Poltekkes Kemenkes. Mekanisme Kerja Tim Risbinakes: a.
Poltekkes Kemenkes Semarang membentuk Tim Risbinakes dan Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes Semarang dengan SK Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
b.
Dosen Poltekkes Kemenkes Dapat mengusulkan proposal penelitian setelah Tim Risbinakes dan Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes Terbentuk
D. Pelaksanaan Seleksi Proposal Semua proposal yang diterima dikelompokkan penyeleksiannya berdasarkan jenis pendidikan tenaga kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang (misalnya kelompok Keperawatan, Kebidanan, Gizi dan seterusnya). Pada dasarnya, seleksi meliputi seleksi administrasi yang dilakukan oleh Panitia Seleksi dan seleksi substansi dan metodologi yang dilakukan oleh Tim Pakar Riset Poltekkes. Seleksi materi oleh Tim Pakar mencakup seleksi awal dan seleksi lanjut oleh "peer reviewer". 1. Seleksi Administrasi Seleksi
administrasi
meliputi
pemilahan
proposal
berdasarkan
jenis/bidang keilmuan, format penulisan dan kelengkapan proposal termasuk adanya surat pernyataan tentang keaslian riset/bukan plagiat bermaterai 6000, serta kualifikasi para peneliti. Tim kemudian mencantumkan kode pada setiap proposal yang telah lulus seleksi administrasi untuk dilakukan seleksi substansi oleh Tim Pakar
Riset Poltekkes.
Adapun penilaian seleksi
administrasi proposal risbinakes tahun 2011 adalah sebagai berikut :
12 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
FORMULIR PENILAIAN SELEKSI ADMINISTRASI PROPOSAL RISBINAKES TAHUN 2014 Petunjuk Pengisian Formulir Seleksi Administrasi Proposal Risbinakes : Isilah titik-titik pada butir nomor (1,2,3,4 dan 7) dengan huruf besar
-
(Capital Letter) Berilah tanda silang (X) pada butir nomor (5,6,8,9 dan 10)
-
1. Nomor Kode
: .............................................................
2. Asal Instansi
: .............................................................
3. Judul Penelitian
: .............................................................
4. Cakupan Penelitian : ............................................................. : ............................................................. 5. Judul tersebut (no.3) : ............................................................. a. Pernah diteliti di Risbinakes b. Belum pernah diteliti 6. Kesesuaian judul dengan ruang lingkup jenis institusi pengirim : a. Sesuai b. Tidak sesuai 7. Kompetensi Peneliti No
Peneliti
Nama
Pendidikan Terakhir (D3 – S2)
a.
Frek. Penelitian PU
PP
Bidang Keahlian
Peneliti utama
b.
Peneliti 1
c.
Peneliti 2
PU = Peneliti Utama
PP = Peneliti Pendamping
12. Kelengkapan Komponen I. Identitas Peneliti No.
KOMPONEN
1.
Nama Peneliti Utama
2.
Nama Peneliti 1
3.
Nama Peneliti 2 / Teknisi
4.
Konsultan
ADA
TIDAK
13 BUKU PEDOMAN RISET 2014
II. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Judul Penelitian
2.
Ruang Lingkup Penelitian
3.
Pernyataan dan Pengesahan Ketua Jurusan
4.
Latar Belakang Masalah
5.
Perumusan Masalah Penelitian
6.
Tujuan Penelitian
7.
Manfaat
8.
Kerangka Konsep
9.
Pernyataan Keaslian Penelitian/Bukan Plagiat
10.
Desain dan metodologi penelitian
11.
Etika Penelitian
12.
Publikasi dan Karya Tulis Penelitian
13.
Daftar Pustaka
14.
Rencana Anggaran
9. Jumlah Proposal yang dikirim : a. 1 eksemplar b. > 1 eksemplar
10. Kerapian Penulisan Proposal a. Rapi b. Kurang rapi 11. Kesimpulan : DITERIMA / TIDAK DITERIMA *) (coret salah satu) Proposal diterima apabila jumlah skor ruang lingkup penelitian lebih dari 75. Skoring = jumlah ada atau sesuai X 100
14
......................................... Tim Seleksi Administrasi
(........................................)
14 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Seleksi Substansi Seleksi substansi bertujuan untuk menilai kelayakan substansi dan metodologi Riset. Langkah - langkah seleksi substansi dapat terdiri dari : a.
Seleksi awal dilakukan oleh 3 orang Tim Pakar Riset Poltekkes. Seleksi awal ini memberi keputusan apakah proposal lulus tanpa syarat/ lulus murni, lulus dengan syarat harus diajukan ke "peer-reviewer", atau tidak lulus.
b.
Bagi proposal yang lulus dengan syarat harus diajukan ke "peerreviewer" maka penilaian / pertimbangan ulang akan dilakukan oleh Tim Pakar Riset untuk dikaji kembali apakah proposal tersebut layak secara substansi dan metodologi serta layak untuk memperoleh biaya.
c.
Proposal yang sudah dinilai secara menyeluruh, dikembalikan kepada peneliti untuk diperbaiki berdasarkan saran dari Tim Pakar dan "peerreviewer". Keputusan hasil seleksi oleh Panitia dan Tim Riset Poltekkes bersifat mutlak, karena Panitia Seleksi dan Tim Pakar Riset Poltekkes mempunyai kriteria penilaian seperti yang telah ditetapkan dalam panduan untuk menilai suatu proposal.
d.
Tim reviewer berhak mengkaji ulang kelayakan dana yang diajukan oleh periset dan menetapkan apakah proposal yang diajukan masuk dalam kategori program riset pembinaan, terapan atau unggulan.
E. Tata Laksana Riset Sebelum Riset dilaksanakan, peneliti harus menyelesaikan persyaratan administrasi dan teknis untuk pelaksanaan Riset misalnya pengurusan ijin Riset, ethical clearance dll. Pada saat
pelaksanaan Riset, peneliti harus membuat
progress report mengenai proses Riset, mekanisme pelaksanaan dan unsur – unsur yang terlibat serta mempresentasikannya dalam pelaksanaan monitoring. Peneliti diharapkan mematuhi dan taat pada peraturan dan sanksi yang tertulis dalam kontrak penelitian. Dana yang diterima seperti dalam kontrak harus bisa digunakan
dan
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
penelitian
dan
dapat
dipertanggung jawabkan.
15 BUKU PEDOMAN RISET 2014
F.
Ethical Clearance (Kaji Etik) Protokol penelitian harus dinyatakan layak secara etik oleh Komisi Etik. Hal ini
menjadi prasyarat bagi penandatanganan kontrak kerja penelitian. Kontrak akan dibuat apabila telah menyerahkan protokol penelitian yang dilampiri ethical clearance atau informed consent. Penelitian yang perlu kaji etik adalah penelitian biomedik (klinik, epidemiologik) dan perilaku (sosial, psikososial) yang melibatkan manusia maupun hewan percobaan sebagai subyek atau peserta penelitian dalam bahasan. Kaidah dalam penelitian yang melibatkan manusia adalah menghormati martabat manusia (respect for person). Betapapun pentingnya tujuan satu penelitian tidak boleh mengesampingkan dan sebaliknya harus memperhatikan kesehatan, kesejahteraan, dan pemeliharaan terhadap subyek penelitian. Komisi Etik berperan dan bertanggung jawab sebagai pengkaji atau penelaah semua protokol peneliti yang melibatkan manusia sebagai subyek secara langsung maupun menggunakan informasi tentang kesehatan
manusia
sebagai
subyek
penelitian,
sebelum
penelitian
tersebut
dilakukan/dilaksanakan. Secara khusus kajian ini menitikberatkan pada masalah Etik dari pelaku yang akan dialami oleh subyek, kerahasiaan (confidentiality) dan kenyaman pribadi (privacy) subyek. Protokol yang akan dikaji oleh Komisi Etik syogyanya telah dikaji secara ilmiah oleh suatu Tim pengkaji ilmiah di institusi yang bersangkutan dan dinyatakan layak untuk dilakukan. Meski demikian, etik tak dapat lepas dari aspek metodologi yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dari subyek penelitiannya. Komisi Etik dalam melakukan pengkajian terhadap protokol penelitian, perlu memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal berikut: 1. Mempertimbangkan aspek etik dari segi metodologi dan perlakuan terhadap subyek peneliti. 2. Mempertimbangkan manfaat hasil penelitian terhadap subyek, manfaat langsung yang diperoleh elama menjadi subyek penelitian, dan manfaat hasil penelitian terhadap masyarakat pada umumnya. 3. Memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh peneliti dalam memilih dan melibatkan subyek penelitian: kriteria inklusi dan eksklusi. 4. Memperhatikan secara hati-hati penggunaan plasebo sebagai pembanding pada cara uji klinik terkendali. Memperhatikan juga cara memasukkan subyek (randomisasi subyek), sehingga setiap subyek benarbenar mendapat kesempatan untuk masuk dalam kelompok kontrol ataupun perlakuan.
16 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
5. Memperhatikan pemilihan subyek penelitian yang harus sesuai dengan kondisi penyakitdan jenis bahan uji. Subyek dari kelompok khusus (anak-anak, wanita hamil/menyusi, penderita penyakit jiwa) harus diperhatikan secara khusus sehingga ketertiban mereka memang hanya diperuntukkan bagi kepentingan kesehatan kelompok tersebut. 6. Memperhatikan kemampuan subyek untuk menyatakan kesediannya, terutama bagi mereka yang tidak bebas atau tidak memiliki kemampuan untuk itu. 7. Permohonan pengkajian etik harus diajukan oleh peneliti yang memiliki keahlian sesuai dan tanggung jawab atas pelaksanaan penelitian secara etis dan ilmiah. Protokol penelitian harus sudah lulus pengkajian ilmiah pada institusi setempat jika ada. Jika tidak ada, maka Komisi Etik harus melakukan kajian etik dan ilmiah sekaligus. 8. Kaji Etik diajukan pada Komisi Etik Poltekkes Kemenkes Semarang, persyaratan pengajuan dalat dilihat di uppm.poltekkesjogja.ac.id. Atau dapat pula diajukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. Format, kelengkapan, serta prosedur permohonan pengkajian etik biasanya tersedia pada komisi etik yang dituju. G. Monitoring dan Evaluasi Kemajuan Riset Kegiatan ini dilaksanakan untuk memantau kemajuan dan perkembangan pelaksanaan program yang mencakup : 1. Kesesuaian kegiatan yang telah dilakuka dengan rencana; 2. Permasalahan yang dihadapi dan alternatif solusinya; 3. Kemajuan kegiatan yang telah didanai program; 4. Penggunaan dana dan administrasi keuangan; 5. Buku Catatan Harian Penelitian (BCHP). Laporan kemajuan dilakukan minimal sekali dalam satu tahun dan dilakukan secara internal oleh Tim Riset Pembinaan Poltekkes Kemenkes Semarang dengan memeriksa laporan kemajuan atau jika diperlukan melalui presentasi. Ketentuan monitoring dan Evaluasi Kemajuan Riset : 1. Dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2. Periset utama menyerahkan laporan kemajuan riset, laporan keuangan dan BCHP.
17 BUKU PEDOMAN RISET 2014
3. Apabila periset utama berhalangan hadir, harus ditunjuk salah satu periset anggota mempertanggungjawabkan kemajuan risetnya. 4. Hasil monitoring dan evaluasi menentukan kelanjutan kegiatan riset ke tahap berikutnya. 5. Apabila terjadi perubahan rencana di luar proposal yang telah diajukan harus disampaikan. H. Seminar Hasil Setelah seluruh rangkaian kegiatan Riset selesai dilaksanakan, peneliti wajib untuk mempresentasikan Laporan Hasil Risetnya dalam seminar yang akan dievaluasi oleh Tim Reviewer dari dalam maupun luar Poltekkes Kemenkes Semarang.Tim Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes Semarang berkoordinasi dengan Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemnkes Semarang. Seminar hasil juga menghadirkan Dinas Kesehatan setempat, pimpinan unit kerja di lokasi penelitian dan dapat juga dihadiri Tim Risbinakes tingkat Pusat dan Tim Pakar Risbinakes tingkat Pusat.
I. Pelaporan / Laporan Akhir Para peneliti diwajibkan memberikan laporan awal tentang kemajuan kegiatan Riset mereka kepada Tim Pengelola Riset Poltekkes sesuai dengan jadwal kegiatan. Apabila diadakan supervisi/kunjungan oleh pembina, maka peneliti harus dapat menunjukkan hasil-hasil Riset mereka sampai saat kunjungan tersebut. Selanjutnya tim peneliti diwajibkan menulis laporan akhir hasil Riset dalam bahasa Indonesia yang baik, serta abstrak yang harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain abstrak, laporan harus mengandung bab-bab utama, pendahuluan, metoda, hasil-hasil dan diskusi. Setelah Riset selesai, peneliti harus menyerahkan 4 (empat) copy laporan akhir hasil Riset kepada Tim Pengelola Riset Poltekkes. Tim Riset Poltekkes wajib melaporkan seluruh proses kegiatan Riset pada tahun yang berjalan secara umum, mulai pembentukan tim seleksi hingga hasil akhir seleksi dan dilampirkan pula judul Riset, nama peneliti, jurusan/prodi dan jumlah dana yang disetujui untuk proposal kepada Direktur. Selanjutnya, Direktur akan menyampaikan hasil-hasil penelitian tersebut beserta laporan menyeluruh tentang pelaksanaan Risbinakes di Insitusinya kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
18 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
J. Publikasi Hasil Riset yang telah dilaksanakan sedapat mungkin dipublikasikan melalui seminar, media jurnal – jurnal atau media publikasi lain dan website agar hasilnya dapat diketahui oleh masyarakat luas dan dapat menambah angka kredit Dosen dalam komponen Publikasi Karya Ilmiah.
K. Pemanfaatan Hasil Riset Hasil Riset sedapat mungkin dapat dipergunakan untuk peningkatan kualitas materi pembelajaran dan kualitas teknis pembelajaran.serta dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk penerapan hasil-hasil Riset melalui pengabdian kepada masyarakat. Hasil penelitian merupakan hak Poltekkes
Kemenkes
Semarang
sepenuhnya
untuk
digunakan
seluruh
kepentingan akademik dan atau untuk kepentingan profit dengan seijin Direktur.
19 BUKU PEDOMAN RISET 2014
BAB IV PENDANAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS A. Pendanaan Kebijakan pendanaan Riset Poltekkes adalah sebagai berikut : 1.
Poltekkes Kemenkes Semarang mengalokasikan dana yang berasal dari DIPA Poltekkes Kemenkes Semarang 2014
untuk penyelenggaraan
kegiatan Riset. 2.
Dana Pembinaan dari Pltekkes Kemenkes untuk proposal yang lulus seleksi diperuntukkan bagi Tim Pakar Risbinakes tingkat Poltekkes Kemenkes Semarang, Tim Risbinakes tingkat pusat, dan Tim Pakar Risbinakes tingkat Pusat.
3.
Alokasi dana yang sudah disetujui Tim Pakar Riset Poltekkes tidak dapat diubah peruntukkannya.
4.
Tim Riset Poltekkes akan mengumumkan proposal yang lulus seleksi sesuai hasil seleksi Tim Pakar. Apabila proposal yang lulus seleksi melebihi dana yang tersedia, maka ditetapkan skala prioritas dengan memperhatikan kegunaan hasil Riset bagi Poltekkes atau daerah. Bentuk format skala prioritas dapat disusun oleh Direktur dan bekerja sama dengan Tim Pakar.
5.
Dana Riset hanya dapat digunakan untuk operasional Riset semata dan bukan untuk pembelian sarana/prasarana laboratorium. Besar dana dan rincian penggunaan dana, ditetapkan oleh Tim Pakar Riset dengan mempertimbangkan biaya yang diusulkan oleh peneliti dalam proposal.
6.
Proposal penelitian yang dapat dibiayai adalah proposal yang telah lulus seleksi dan telah dibuatkan surat keputusan penetapannya oleh Kepala Pusdiklat Nakes.
7.
Penggunaan
dana
(administrasi
keuangan)
harus
dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perkiraan penggunaan biaya Riset adalah sebagai berikut : a. Honorarium maksimal 30 %, untuk maksimal 3 (tiga) orang anggota peneliti peneliti utama, peneliti 1, peneliti 2 ) dalam satu Riset. b. Biaya pengadaan bahan habis pakai untuk Riset yang harus dilakukan di laboratorium: maksimal 60% dari total biaya Riset.
20 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
c. Biaya
perjalanan
untuk
Riset
yang
diadakan
dilapangan
(bila
ada),maksimal 40%. d. Bahan habis pakai di lapangan adalah 20% e. Prosiding, pengurusan ethical clearance dan lain-lain 10 % dari seluruh anggaran Riset.
Program Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan terdiri dari tiga program yaitu Program Riset Pembinaan (PRP), Program Riset Terapan (PRT) dan Program Riset Unggulan (PRU). Sumber dana dari DIPA Poltekkes Kemenkes Semarang yang dalam proporsi penganggarannya adalah sebagai berikut: a.
Program Riset Pembinaan (PRP) PRP dengan biaya maksimal 10.000.000 rupiah dengan proporsi maksimal 50% dari keseluruhan alokasi DIPA tahun anggaran 2014.
b.
Program Riset Terapan (PRT) PRT dengan biaya maksimal 25.000.000 rupiah dengan proporsi maksimal 40% dari keseluruhan alokasi DIPA tahun anggaran 2014.
c.
Program Riset Unggulan (PRU) PRU dengan biaya maksimal 40.000.000 rupiah dengan proporsi minimal 1% dari keseluruhan alokasi DIPA tahun anggaran 2014.
B. Pembinaan Teknis Pembinaan teknis, monitoring dan
evaluasi oleh Tim Pakar Riset dapat
dilakukan selama Riset berlangsung (pengumpulan data, pengolahan data, seminar hasil dan penulisan laporan). Pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi oleh Tim Pakar dilakukan pada saat Riset sedang berlangsung, baik pada saat pengumpulan data, pengolahan data, seminar hasil dan penulisan laporan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas Riset.
21 BUKU PEDOMAN RISET 2014
BAB V TINDAK LANJUT Peneliti wajib menindaklanjuti hasil penelitiannya dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: A. Publikasi Jurnal Internasional ((PJI)
Tujuan
:
Mempublikasikan hasil penelitian civitas akademika Poltekkes Kemenkes Semarang melalui Jurnal Internasional.
Ketentuan
:
1. Jurnal Internasional yang diusulkan telah diterbitkan. 2. Waktu penerbitan maksimal 2 tahun sebelum pengusulan ke program PJI.
Pengusul
:
6. Semua dosen tetap Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah menghasilkan publikasi pada Jurnal Internasional dari hasil penelitiannya. 7. Tidak merangkap sebagai ketua dan/atau anggota peneliti pada program penelitian, pengusulan HAKI dan/atau publikasi jurnal ilmiah dengan sumber dana internal Poltekkes Kemenkes Semarang lainnya pada tahun yang sama.
B. Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi (PJNT) Tujuan
:
Mempublikasikan hasil penelitian civitas akademika Poltekkes Kemenkes Semarang melalui Jurnal Nasional Terakreditasi.
Ketentuan
:
1. Jurnal nasional terakreditasi yang diusulkan telah diterbitkan. 2. Waktu penerbitan maksimal 1 tahun sebelum pengusulan ke program PJNT.
22 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Pengusul
:
1. Semua dosen tetap Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah menghasilkan publikasi pada Jurnal Nasional Terakreditasi dari hasil penelitiannya. 2. Setiap dosen diperbolehkan terlibatk maksimal pada dua usulan dalam Program Pendaftaran Hak Cipta (PPHC) dan Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi (PJNT) baik sebagai ketua dan/atau anggota, dengan ketentuan dari judul usulan yang berbeda.
C. Program Pendaftaran Hak Cipta (PPHC) Tujuan
:
Melindungi kekayaan intelektual civitas akademika Poltekkes Kemenkes Semarang melalui Perlindungan Hak Cipta.
Pengusul
1. Semua dosen tetap Poltekkes Kemenkes Semarang yang akan mengajukan hak cipta dari hasil penelitiannya. 2. Setiap dosen diperbolehkan terlibatk maksimal pada dua usulan dalam Program Pendaftaran Hak Cipta (PPHC) dan Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi (PJNT) baik sebagai ketua dan/atau anggota, dengan ketentuan dari judul usulan yang berbeda.
D. Pengusulan HAKI Jadwal pengajuan usulan HAKI dilaksanakan sesuai kalender penelitian yang berlaku setiap tahun. Adapun tahapan pengajuannya diatur sebagai berikut: 1. Draft usulan HAKI dimasukkan
(di-upload) dalam program UHAKI
(http://up2m.poltekkes-smg.ac.id) agar masuk 2. Usulan HAKI yang sudah masuk melalui UHAKI akan di-advice dan diseminarkan. Advice tersebut dapat dilakukan oleh semua civitas akademika Poltekkes Kemenkes Semarang. Setiap dosen yang mengajukan usulan penelitian diwajibkan untuk mengadvice minimal 5 (lima) usulan penelitian
23 BUKU PEDOMAN RISET 2014
dari peserta penelitian yang lain. Seminar diselenggarakan oleh UP2M Poltekkes Kemenkes Semarang. 3. Setelah dilakukan Pemeriksaan, advice dan seminar, hasil evaluasi
dapat
dicermati oleh peneliti dan apabila terdapat rekomendasi perbaikan atau penyempurnaan,
peneliti
wajib
melaksanakan
perbaikan
dan
penyempurnaannya. 4. Usulan HAKI yang telah diperbaiki selanjutnya dimasukkan (di-upload) ke program UHAKI untuk di-review oleh tim Reviewer sesuai bidang ilmunya. 5. Apabila usulan yang telah di-review dan disetujui untuk dibiayai masih terdapat saran perbaikan, maka wajib diperbaiki sebagaimana mestinya.
24 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Lampiran 1. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI PENELITIAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:……………………………………………………..
NIP
:……………………………………………………..
Jurusan
:……………………………………………………..
Program Studi :……………………………………………………... demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) atas penelitian saya yang berjudul : …………………………………………………………………………………………………… …… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ………… Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Denga Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Poltliteknik
Kesehatan
Kemenkes
Semarang
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan penelitian saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di :…………………… Pada tanggal :……………….. Yang menyatakan
Materai Rp. 6000,00 (……………………………….) NIP……………………………
25 BUKU PEDOMAN RISET 2014
Lampiran 2 BERITA ACARA HASIL SELEKSI PROPOSAL PENELITIAN KESEHATAN RISBINAKES TAHUN 2014 YANG DIBERIKAN BANTUAN BIAYA PADA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG Nomor : … . … . … Pada hari ini … tanggal … bulan … tahun … , kami yang bertanda tangan dibawah ini sebagai Tim Pakar : 1.
8.
2.
9.
3.
10.
4.
11.
5.
12.
6.
13.
7.
14.
Dengan ini menyatakan 10 (sepuluh) buah Proposal dengan Judul dan Peneliti dibawah ini : NO
JUDUL PENELITIAN
PENELITI UTAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Setelah melalui proses penyeleksian dinyatakan memperoleh bantuan biaya penelitian Tahun … Demikian Berita Acara ini dibuat. Keputusan tidak dapat diganggu gugat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
26 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Tim Pakar 1.
Tanda Tangan
1.
2. 3.
2. 3.
4. 5.
4. 5.
6. 7.
6. 7.
8. 9.
8. 9.
10. 11.
10. 11.
12. 13.
12. 13.
27 BUKU PEDOMAN RISET 2014
Lampiran 3. LEMBAR PENYATAAN BUKAN PLAGIAT Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian ini dibiayai oleh DIPA Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Tahun Anggaran 2014. Nomor : … … …/ … / … / … tanggal … … 2014. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penelitian ini yang kami kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian isi penelitian ini bukan hasil karya kami atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu kami bersedia menerima sanksi dengan perundang-undangan yang berlaku. Semarang, … … 2014
Peneliti Utama ………………………… (Nama)
…Tandatangan…
Peneliti ke II ………………………… (Nama)
…Tandatangan…
Peneliti ke III …………………….…… (Nama)
…Tandatangan…
28 UPPM POLTEKKES KEMENKES SEMARANG