BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pain(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal akibat kerja paling sering ditemukan.Nyeri juga bisa menjalar kedaerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel, 2003). Mekanika tubuh merupakan suatu usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, melakukan aktivitas sehari-hari (Potter & Perry, 2005). LBP pada perawat yang diakibatkan oleh mekanika tubuh yang tidak baik seperti salah satunya mengangkat <45 derajat apabila tidak ditangani tidak hanya menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan yang berkepanjangan, frustasi dan distres tetapi juga dapat mengakibatkan cacat seumur hidup. Hal ini akan menurunkan pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup dari perawat itu sendiri. Satu penelitian yang dilakukan Hariyanto (2004) dalam studi longitudinal selama 8 tahun pada perawat dengan nyeri pinggang bawah di RS Universitas di Switzerland menunjukkan sekitar 18% staf keperawatan berhenti bekerja karena LBP (Smelzer, 2011). Mekanika tubuh yang tidak baik sangat berisiko dengan terjadinya nyeri punggung terutama yang disebabkan duduk yang terlalu lama, masa kerja dan posisi kerja dan dipertegas oleh, Amelia (2014) tentang ”Hubungan Masa Kerja dan Posisi Kerja dengan Kejadian LBP pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang di Unit Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro” dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden, terjadi sebanyak18 responden (42,9%) pada masa kerja lebih dari 10 tahun, dan terjadi sebanyak 26 responden (61,9%) pada posisi kerja duduk.
i
Penelitian di Amerika pada tahun 2004 mengatakan bahwa sekitar 60% pekerja kesehatan khususnya perawat pelaksana menderita nyeri dan cidera pada daerah punggung, dan hal itu disebabkan karena aktivitas perawat pelaksana tersebut bekerja seperti mengangkat, menarik serta memegang alat (Fredericks, 2004). Di Indonesia angka kejadian pasti dari nyeri pinggang bawah tidak diketahui, namun diperkirakan, angka prevalensi nyeri pinggang bawah bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Masalah LBPpada pekerja pada umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin (Widiayanti, 2009).Menurut penelitian Purnama (2010), bahwa jumlah penderita nyeri pungggung bawah pada Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2009 sebanyak 441 kasus.LBPdapat terjadi karena mekanika tubuh dan juga dapat ditemukan pada kelompok usia 65-74 tahun yaitu sebanyak 25,2% dan paling banyak bekerja sebagai pegawai yaitu sebanyak 26,1%. Low back painsering terjadi di kalangan para perawat terutama perawat yang bertugas di ruang Intensive Care Unit (ICU).Nyeri yang terjadi karena beban kerja melebihi kapasitas kerja maupun mekanika tubuh yang tidak baik dalam menangani pasien terutama pada saat mengangkat, memindahkan pasien selama bekerja. Hal ini dipertegas oleh Roupa, at all (2008) yang mengemukakan bahwa staf perawat termasuk dalam kelompok profesi beresiko tinggi untuk terkena cidera muskuloskeletal, terutama di daerah tulang belakang thorako-lumbal yang akan mengakibatkan nyeri punggung bawah. (Health Science Journal, 2008). Hal ini diperkuat juga oleh Cesena dalam Sikiru &Hanifa (2010) bahwa mengangkat pasien merupakan salah satu pekerjaan perawat yang umumnya menyebabkan low back pain yang disebabkan mengangkat dengan mekanika tubuh yang kurang baik dan dapat beresiko dengan terjadinya HNP (Hernia Nekleus Pulposus). Berdasarkan hasil penelitian Sakinah (2012) tentang “Faktor Yang Berhubungan Dengan KeluhanLBP Pada Pekerja Batu Bata“ dari 54 pekerja batu bata, sikap tubuh saat bekerja dengan kategori mekanika yang tidak benar mengalami keluhan
i
LBPsebanyak 12 orang (33,3%) dan yang tidak mengalami keluhan LBPsebanyak 24 orang (66,7%) sedangkan sikap tubuh saat bekerja dengan kategori ergonomi yang mengalami keluhan LBPsebanyak 12 orang (33,3%) yang mengalami keluhan nyeri punggung dan yang tidak mengalami keluhan LBP sebanyak 6 orang (33,3%). Duduk yang lama menyebabkan beban yang berlebihan dan kerusakan jaringan pada vertebra lumbal. Pada penelitian Diana Samara (2005) tentang “ Duduk Statis Sebagai Faktor Resiko Terjadinya LBPPada Pekerja Perempuan” menunjukkan bahwa Prevalensi LBP
karena posisi duduk besarnya 39,7%, di mana 12,6% sering
menimbulkan keluhan; 1,2% kadang-kadang menimbulkan keluhan dan 25,9% jarang menimbulkan keluhan. Mekanika tubuh juga berperan penting dalam memberi asuhan keperawatan dan dipertegas oleh, Hasil penelitian Widiayanti (2009) tentang hubungan sikap tubuh saat mengangkat dan memindahkan pasien pada perawat perempuan dengan LBP diperoleh hasil bahwa 39,5% perawat mengangkat pasien dari kursi roda ke tempat tidur sebanyak > 3 orang per minggu, dan hanya 3,4% perawat mengangkat pasien dengan cara yang kurang baik. Hal ini berarti perawat yang melakukan pekerjaan dengan membungkuk dengan sudut lengkung punggung >45° mempunyai risiko 4,5 kali untuk terjadinya LBP dibandingkan dengan perawat yang membungkuk dengan sudut lengkung punggung <45°. Berdasarkan hasil kuesioner sementara di dapatkan bahwa dari 10 perawat tenyata 8 (80%) perawat pada umumnya perawat mengalami resiko LBP diakibatkan gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri yang telalu lama, duduk yang tidak mengunakan sandaran dan relatif lama serta mengangkat beban yang lebih besar dari tubuh perawat itu sendiri, sikap tubuh membungkuk dengan sudut 20-45 derajat, perawat menggunakan sepatu hak tinggi serta dapat juga disebabkan karena tauma sebelumnya, kehamilan serta berat badan/obesitas yang merupakan penyebab LBP akibat pengaruh gaya berat. Keluhan LBPsering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
i
menyerang semua orang, jenis kelamin, usia, ras, status pendidikan dan profesi serta didapatkan 1 orang mengalami positif dengan LBP. Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Mekanika Tubuh Perawat Dengan Resiko Terjadinya Low back pain (LBP) pada Perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan Tahun 2014. B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Mekanika Tubuh Perawat Dengan Resiko Terjadinya Low Back Pain (LBP) pada Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan Tahun 2014 ? ”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi bagaimana hubungan mekanika tubuh perawat dengan resiko terjadinya Low Back Pain (LBP) Pada Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi hubungan mekanika tubuh saat mengangkat, berdiri, duduk, berjalan dan membungkuk dengan resiko terjadinyaLow Back Pain (LBP) pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan tahun 2014. b. Mengetahui apakah ada hubungan mekanika tubuh saat mengangkat, berdiri, duduk, berjalan dan membungkuk dengan resiko terjadinya Low Back Pain (LBP) pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bidang Manajemen Rumah Sakit
i
Sebagai masukan rumah sakit akan pentingnya pemahaman tentang mekanika tubuh kerja perawat dan sebagai landasan bagi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2014 dalam menyusun dan menerapkan Standar Operating Procedure (SOP) mengenai prinsip ergonomis di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan tahun 2014. 2. Manfaat Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perawat tentang mekanika tubuh yang benar saat memberikan askep dengan resiko terjadinya Low Back Pain (LBP)diRumah Sakit Umum Dr.Pirngadiyang dapat membantu dalam bekerja dan melakukan tindakan sesuai dengan Standar Operating Procedure(SOP).
i