BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Salah satu bentuk media massa yang banyak digunakan oleh semua lapisan di masyarakat adalah radio. Radio termasuk salah satu jenis media penyiaran, yaitu bentuk media massa yang efektif dalam menjangkau audiens dalam jumlah besar. Di Indonesia, radio pertama kali digunakan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada awalnya radio hanya digunakan sebagai alat komunikasi, namun pada perkembangannya radio menjadi sarana edukasi, informasi, dan juga hiburan.Pada tahun 1999 Pemerintahan Presiden Habibie menghapus lembaga SIUPP dan memperlonggar aturan ijin siaran. Peluang tersebut kemudian banyak dimanfaatkan oleh pribadi atau kelompok usaha, terbukti dengan meningkatnya jumlah media massa baru dengan pesat seperti surat kabar, majalah, tabloid, televisi swasta, dan radio. Keadaan ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat antara media-media massa tersebut untuk dapat bertahan dan mendapatkan tempat di masyarakat. Akhir-akhir ini, trend pembentukan jaringan media termasuk radio, semakin merebak di Indonesia. Hubungan stasiun induk dan anggota jaringan ada dua, yaitu Program Affiliation Network (jaringan afiliasi program) dan Owned and Operated Station (jaringan kepemilikan dan operasional). Dalam Program Affiliation Network anggota jaringan tidak dimiliki oleh stasiun induknya. Kerjasama yang dibangun berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam kontrak, misalnya mengenai distribusi program saja. Sementara O&O Network mensyaratkan kepemilikan jaringan atas anggotanya1.
1
Vivian, John.2008.The Media of Mass Communication, 8th ed. Boston : Pearson Education. Hal 211
1
Dari banyaknya radio jaringan di Indonesia, salah satunya adalah PT. Radio Rasialima berada di bawah naungan perusahaan besar PT. Mahaka Media, perusahaan media multiplatform yang membuat, menjual, mengumpulkan dan mendistribusikan konten-konten komunitas melalui semua platform yang dibutuhkan konsumen. Salah satu unit bisnis-nya adalah radio Gen FM dan Jak FM, yang merupakan radio nomor 1 pada masing-masing segmennya di Jakarta. Meskipun pihak Mahaka Media tidak memiliki saham pada Jiz FM, namun Mahaka Media mengelola strategi dan operasionalnya sehari-hari. Radio Jiz FM membidik anak muda sebagai target audiensnya adalah Radio 89,5 Jiz FM. Radio Jiz FM mengambil segmen anak muda usia 16 - 24 tahun dengan SES BC+, dengan format siaran CHR (Contemporary Hits Radio) yang menggunakan musik sebagai senjata utamanya. Sesuai dengan kebutuhan karakteristik anak muda yang dibidik yaitu pecinta musik Indonesia yang dinamis; percaya diri; toleran; mandiri; dan suka bersosialisasi, Radio 89,5 Jiz FM menggunakan tagline “Musik Terbaik Pilihanmu”, dan menyebut dirinya sebagai RadioMore Music Less Talk yang memutarkan 80% musik dalam siarannya. Di bawah naungan Mahaka Media, Radio Jiz FM Yogyakarta menyamakan format dan teknik siaran yang serupa dengan Gen FM Jakarta. Mulai dari format radio, segmentasi pendengar, pola siaran (programa), on-air personality penyiar, hingga logo perusahaan, diproduksi menyerupai Gen FM Jakarta. Semua ini berada di bawah pengawasan manajemen stasiun lokal dan tentu saja PT. Mahaka Media. Walaupun hampir semua konten radio Jiz FM dibuat menyerupai Gen FM Jakarta, tetapi
pengelola
menyadari
pentingnya
mengangkat
kontenlokal
untuk
menimbulkan kedekatan dengan audiens Yogyakarta. Sesuai dengan karakteristik radio yang lokal dan personal. Maka dari itu, Jiz FM menganut brand value ”Fun, Young, and Local”, sehingga selain menghadirkan musik dan program hiburan, diharapkan juga mampu memproduksi program-program dengan sentuhan lokal namun tetap dengan standar kualitas yang ditentukan oleh manajemen PT. Mahaka Media.
2
Gen FM Jakarta memiliki program Semangat Pagi yang sukses dengan featureSalah Sambung di Gen FM Jakarta. Program yang disiarkan setiap pagi mulai pukul 06.00-10.00 ini merupakan program andalan di radio tersebut. Hal ini disebabkan karena periode Morning Drive Time2menempati peringkat jumlah audiens tertinggi. Pada periode tersebut pendengar mulai sibuk mempersiapkan keberangkatan mereka untuk beraktivitas. Maka mereka menempatkan crew dengan on-air personality terbaik dengan bayaran tinggi. Gen FM dengan program Semangat Pagi bersama Kemal dan TJ, Jak FM dengan program RoTi yang dibawakan oleh Ronald Surapradja dan Tike Priyatnakusumah, dan Prambors yang baru-baru ini muncul dengan program morning show bersama Nycta Gina.Stasiun radio biasanya mengalosikan anggaran dan usaha maksimal untuk meraih posisi puncak morning show di antara kompetitor. Mengadaptasi program milik Gen FM, Jiz FM juga memiliki program acara yang sama setiap pagi, dengan nama yang sama yaitu Semangat Pagi. Konten yang disajikan juga serupa, hanya saja diberi sentuhan lokal agar lebih dekat dengan audiens Yogyakarta. Program ini menyajikan berbagai macam informasi, dan membahas berbagai topik ringan yang sedang hangat. Penyiar seringkali menyelipkan kata-kata slengekan dalam bahasa jawa, dan jokes lokal anak muda Yogyakarta. Feature Salah Sambung dirubah namanya menjadi Salah Orang. Radio
konvensional
saat
ini
menggunakan
dua
teknik
dalam
penyelenggaraan siarannya, yaitu siaran langsung (live) dan siaran tidak langsung (taping)3.Sementara berbeda dengan radio konvensional, dalam pelaksanaan siaran sehari-harinya, Radio Jiz FM melakukan siaran dengan cara live delay, yang sudah diterapkan lebih dulu oleh Gen FM Jakarta. Live delay adalah sebuah teknik yang diciptakan radio swasta dalam mengemas radio siarannya, agar tercipta out-put yang maksimal dan sempurna, hasil siarannya berupa recording. Delay mengacu pada praktek sengaja menunda siaran. Biasanya penundaan hanya beberapa menit, 2
Dominick, Sherman, Messere.2004.Broadcasting Cable the Internet and Beyond: An Introduction to Electronic Media, Seventh Edition, McGraw-Hill. hal 185-188 3 Ciptono Setyobudi.2005.Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 43
3
tiga menit, antara saat penyiar melakukan recording, dengan saat recording tersebut on-air. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan penyiar, termasuk masalah-masalah teknis malfungsi dan memaksimalkan kreativitas penyiar dalam siarannya. Dalam jeda beberapa menit tersebut, sang penyiar dapat melakukan editingdan mixing untuk membuat konten siaran menjadi lebih menarik. Sama seperti semua program radio lainnya di bawah naungan Mahaka Media, program Semangat Pagi di Radio Jiz FM pun diproduksi dengan teknik live delay. Tidak banyak radio di Indonesia yang menggunakan teknik live delay. Radio-radio yang berada di bawah naungan Mahaka Media yang menjadi pelopor pengguna teknik ini di Indonesia. Teknik siaran live delay ini memegang peranan yang sangat penting, karena dalam aktifitas inilah konsep produksi program dibangun. Live delay memiliki kekuatan dan kelebihan yang tentu saja sangat berpengaruh bagi manajemen produksi program Semangat Pagi. Program Semangat Pagi semakin berwarna dengan feature andalannya yaitu Salah Orang. Feature ini diwajibkan ada program Semangat Pagi oleh pihak Mahaka Media. Jiz FM boleh menambahkan feature lain untuk program Semangat Pagi, namun feature Salah Orang harus tetap ada dan tidak boleh diganti, karena merupakan trademark dari acara Semangat Pagi. Dalam Salah Orang, penyiar mengerjai pendengar melalui telepon, kemudian ketika si korban sudah mulai marah-marah, atau merasa ada yang aneh, penyiar pun berpura-pura sadar bahwa mereka menelepon orang yang salah. Pada awal penayangannya di Radio Jiz FM, feature Salah Orang ini mendapat feedback yang begitu banyak dan banyak sekali request yang masuk dari pendengar untuk mengerjai teman atau saudara mereka. Selain itu program Semangat Pagi juga menyajikan feature lain yang tidak kalah menarik. Keberadaan sebuah program tidak lepas dari kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan manajemen. Manajemen sebuah program umumnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan 4. Begitu pula 4
Morissan, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal 130.
4
manajemen produksi siaran yang dilakukan oleh Semangat Pagi. Jumlah penyiar yang dimiliki program Semangat Pagiadalah dua penyiar, yang dibantu oleh satu orang produser.Di sini sang produser menjalankan tugas yang paling banyak karena selain memproduseri program Semangat Pagi, ia jugamenjadi mix man untuk program tersebut. Proses produksi Semangat Pagi menjadi pertanyaan mengenai bagaimana tahap-tahap manajemen yang dilakukan. Penelitian ini merupakan studi deskripsi terhadap manajemen produksi program Semangat Pagi di Radio Jiz FM dalam menghadapi kompetisi dengan radio anak muda lainnya. Manajemen produksi program Semangat Pagi memiliki keunikan yaitu siarannya dilakukan secara live delay, dan merupakan program adaptasi dari program yang dimiliki oleh radio pendahulunya yaitu Gen FM Jakarta. Jiz FM menjadi pelopor radio yang menyajikan 80% musik, dan melakukan siarannya secara live delay di Yogyakarta, di mana radio lainnya masih melakukan siaran dengan cara live. Hal tersebut diaplikasikan pada seluruh program acaranya, termasuk program andalannya, Semangat Pagi. Karena itu sangat menarik bagi penulis untuk meneliti manajemen produksi siaran program Semangat Pagi.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan penjabaran dari latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana manajemen produksi yang dijalankan dalam produksi program morning show“Semangat Pagi” di Radio Jiz FM?
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui manajemen produksi program morning show Semangat Pagi di Radio Jiz FM. 5
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai teknik siaran live delay
D. MANFAAT PENELITIAN
Bagi individu yang tertarik pada radio, penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi mengenai manajemen produksi program.
Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan uji penelitian lain dengan permasalahan yang serupa.
E. KERANGKA PEMIKIRAN 1. Manajemen Media Penyiaran Radio Manajemen sangat dibutuhkan organisasi untuk menentukan arah kemana suatu organisasi bergerak. Suatu organisasi membutuhkan manajemen, karena beberapa alasan berikut ini, yaitu: untuk mencapai tujuan; untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan; untuk mencapai efisiensi dan efektifitas5. Manajemen berasal dari bahasa inggris, management, yang artinya memimpin, membimbing dan mengatur. Salah satu definisi manajemen menurut Stoner adalah “Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan para anggota dan penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan yang ditetapkan.”6 Definisi lain mengenai manajemen yang cukup populer adalah pendapat dari Henry Fayol yang berbunyi:7“Manajemen adalah proses menginterpetasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumber-sumber lainnya untuk
5
Handoko, T. Hani. 1984. Dasar-dasar Manajemen.. BPFE. Yogyakarta. Hal 4 Stoner, James AF.1992.Management. Prentice Hall International Inc. Engelwood Cliffs New York, USA. Hal 8 7 Stephen P Robbins dan Mary Coulter. 1999. Manajemen: Edisi Keenam. Jakarta: PT Prenhallindo. Hal 11 6
6
mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian.” Menekankan pada aspek sumber daya dan kegiatan koordinasi, Pringle, Jennings, dan Longnecker berpendapat: “Management is the process of acquiring and combining human, financial, informational, and physical resources to attain the organization’s primary goal of producing a product or service desired by some segment
of
society.”8
Manajemen
adalah
proses
memperoleh
dan
mengkombinasikan sumber daya manusia, keuangan, informasi, dan fisik untuk mencapai tujuan utama organisasi, yaitu menghasilkan suatu barang atau jasa yang diinginkan sebagian segmen masyarakat. Mondy dan rekan memberikan definisi manajemen yang lebih menekankan pada faktor manusia dan materi: “The process of planning, organizing, influencing, and controlling to accomplish organizational goals trough the coordinated use of human
and
material
recources.
Proses
perencanaan,
pengorganisasian,
memengaruhi, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisai melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi.9Selanjutnya, penulis akan menggunakan definisi oleh Mondy dan rekan dalam penelitian ini. Manajemen media penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran. 10 Ini berarti, manajemen penyiaran sebagai motor penggerak organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran. Antara manajemen dan penyiaran, perlu dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Radio dan televisi sebagai media memiliki persamaan dan perbedaan, radio memiliki sistem produksi yang melibatkan SDM yang berbeda dengan televisi. Peran penyiar berbeda dengan pembawa acara, produser radio berbeda dengan
8
Charles D. Pringle, Daniel F. Jennings, Justin G. Longnecker dalam Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt. 2003.Electronic Media Management Second Edition. Focal Press, Boston. Hal 3 9 Mondy, Holmes, & Flippo dalam Pringle & McCavitt, Op.Cit, hal 3 10 Wahyudi, JB.1994.Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal 39
7
produser acara di televisi. Perbedaan manajemen bergantung dari segi tugas dan peran masing-masing pelaku di radio dan televisi. Manajemen
media
tidak
hanya
mempelajari
ketrampilan
dalam
memproduksi media namun aspek menyeluruh dari media yang berkaitan dengan aspek produksi sekaligus konteks dari sebuah media beroperasi. Secara langsung, manajemen media berhubungan dengan sumber daya dan output dari organisasi media. Sumber daya meliputi dana, pekerja media, informasi, dan teknologi, sementara output merupakan pesan yang dihasilkan oleh media11.Sebelum membahas lebih lanjut mengenai manajemen media penyiaran, penulis akan membahas sumber daya dalam stasiun terlebih dahulu, yang seperti sudah disebutkan sebelumnya, meliputi: 1) Sumber Daya Manusia; 2)Dana/ Keuangan (Finance); 3)Teknologi (Peralatan); 4) Informasi (Isi/Konten) 1) Sumber Daya Manusia Aktifitas utama sebuah radio adalah siaran; memproduksi paket siaran khusus seperti iklan, infotainment, dan talkshow; menjadi event organizer. Dengan demikian, SDM yang terlibat idealnya berpotensi terjun di tiga aktivitas tersebut. SDM radio idealnya adalah sosok yang berjiwa komunikatif, memahami kultur masyarakat, berjiwa akomodatif, dan responsif. Sumber daya manusia termasuk faktor yang cukup penting, karena sumber daya manusia merupakan tenaga penggerak sebuah stasiun radio. Apabila SDM diartikan sebagai stakeholders atau semua yang terkait dengan radio siaran, maka SDM radio terbagi empat, yaitu dua SDM internal dan dua SDM eksternal. SDM internal meliputi: (1) pemimpin yang menduduki jabatan direktur utama, manajer, dan kepala bagian terkait; (2) karyawan yang bekerja penuh atau paruh waktu, seperti staf administrasi siaran, staf promosi/pemasaran, penyiar, reporter, dan staf bagian produksi. Sementara SDM eksternal terdiri atas (1) pendengar, baik yang
Wisnu Martha Adiputra dalam Iwan Awaludin Yusuf. 2010. “Menggagas Kajian Manajemen Media Menyoal Kontribusi Ilmu Komunikasi”. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 269 - 270. 11
8
aktif, maupun yang pasif; (2) pengiklan atau mitra kerja sama radio baik lembaga luar
maupun individu.12 Sumber daya manusia yang baik, akan menghasilkan produk yang baik pula, dalam hal ini adalah program. Dalam sebuah radio, sumber daya manusia
yang paling
wajib diperhatikan adalah sumber daya manusia internal, terutama
yang berada di bagian siaran. Sumber daya manusia yang terlibat dalam departemen tersebut haruslah
orang-orang terpilih, yang memang memiliki kemampuan,
karena mereka-lah yang berada di garis depan. Mereka yang ditampilkan oleh radio, mereka yang membentuk citra radio, baik atau buruk di mata masyarakat. Bagian ini yang menjadi pusat pergerakan dari stasiun radio. Bagian siaran terdiri atas program director, produser, music director, dan penyiar. Penyiar radio berada di garis depan sebuah stasiun radio, karena penyiar bertugas membawakan atau menyiarkan suatu program acara di radio. Dalam hal ini penyiar radio memiliki tanggung jawab yang besar, karena program merupakan produk utama radio. Chester, Garisson, dan Willis mengatakan bahwa penyiar dalam sebuah stasiun radio memainkan banyak peran. Pada umumnya, penyiar adalah juru bicara stasiun radio siaran. Selain siaran, penyiar juga memiliki pekerjaan dan tugas lain di radio, sesuai kemampuan yang dimilikinya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersil, menyiarkan berita/informasi, akting sebagai pembawa acara atau pelawak, menjadi pewawancara, memimpin jalannya diskusi, membawakan kuis, dan menjadi narator.13 Tuntutan dan tanggung jawab seorang penyiar radio saat ini sangat ini sangatlah tinggi karena adanya kemunculan radio-radio baru, terutama di kota besar. Untuk memenangkan persaingan, radio membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan mampu bersaing untuk memperoleh perhatian audiens sebanyak-banyaknya. Walaupun tugas utama seorang penyiar radio adalah sebagai 12
Masduki.2004.Menjadi Broadcaster Profesional. Pustaka Populer. Yogyakarta.Hal 22 Chester, Garison, Willis dalam Wanda Yulia. 2010. Andai Aku Jadi Penyiar. Penerbit Andi. Yogyakarta. Hal 17 13
9
juru bicara di stasiun radio siaran, namun saat ini penyiar dapat bertindak sebagai marketing, script writer, newscaster, reporter, dan lain-lain. Karena radio merupakan media hiburan, maka SDM di dalamnya dituntut untuk menjadi yang terdepan dalam berbagai hal, termasuk dalam hal hiburan, teknologi, dan informasi, karena radio menginformasikan dan menyajikan kebutuhan khalayak akan hal-hal tersebut. 2) Dana/ Keuangan (Finance) Seperti kebanyakan media lainnya, radio juga salah satu media yang hidup dari pemasukan iklan. Pemasang iklan membutuhkan radio untuk menyampaikan pesan yang ingin mereka sampaikan pada pasar, karena radio lebih memahami pasar tersebut. Salah satu sifat radio yaitu akrab dan dekat dengan pendengar, sehingga radio dianggap lebih mengerti bagaimana menyampaikan suatu pesan dengan intim dan friendly, sehingga menimbulkan efek yang lebih besar. Seperti layaknya memberi informasi kepada teman dekat. Sebelum iklan ditayangkan, harus ada negosiasi antara pemasang iklan dengan radio yang mengatur: partisipasi pemasang iklan (Advertiser’s Participation); pengaturan waktu (Scheduling of Commercials); dan penentuan biaya iklan.14 Faktor yang paling penting dalam menentukan biaya iklan radio yaitu waktu penayangan, pukul berapa iklan tersebut ditayangkan setiap harinya. Jumlah audien terbesar adalah pada saat prime time, dimana pengiklan yang memasang iklan pada prime time membayar biaya yang paling mahal dibanding waktu lainnya. Selain itu, rating juga sangat mempengaruhi tarif iklan. Jika suatu program mempunyai rating yang tinggi dibanding program lainnya, maka pemasang iklan di program tersebut akan dikenakan biaya yang lebih mahal dibanding memasang iklan di program lainnya. 3) Teknologi
14
Chester, Garison, Willis.1978. Television and Radio. Prentice Hall. New Jersey. hal 427
10
Pasca tahun 1990-an, teknologi radio berkembang menjadi bersistem digital (Digital Audio Broadcasting), menggunakan perangkat personal computer dengan software bernama cool edit pro, Raduga, Sound Force, dan sebagainya15. Teknologi menjadi faktor pendukung dalam memenangkan persaingan bisnis radio, teknologi yang unggul dapat memberikan kemudahan bagi personel radio dalam memproduksi siaran yang baik, termasuk kualitas suara yang dihasilkan stasiun radio ke telinga pendengar. 4) Informasi (Isi/Konten) Berbeda dengan televisi, produk radio hanyalah suara. Suara merupakan modal utama radio untuk menjaring audiens. Suara dalam sebuah radio adalah kombinasi tekanan emosional, perseptual, dan oleh fisikal yang timbul dan berasal dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan formasi imajinasi visual tertentu di benak pendengar.16 Percampuran antara katakata, musik, dan efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar, konsep ini disebut dengan theatre of mind. Semua dipadukan dalam program acara, yang merupakan produk utama sebuah radio. Menurut Masduki, apabila dicermati dalam dua puluh tahun terakhir, jenis program siaran populer di berbagai negara termasuk di Indonesia adalah17: musik; berita dan informasi; dan interaktif. Lima besar radio terbanyak pendengarnya di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir adalah radio dengan menu siaran musik. Radio adalah media hiburan dan musik menjadi menu utamanya. Siaran radio juga tidak bisa lepas dari berita dan informasi. Radio dituntut untuk melayani kebutuhan yang lebih dari sekadar media hiburan. Setiap radio dapat memiliki program siaran berita, namun tidak semua peristiwa dan topik dapat akrab bagi masing-masing pendengar radio. Setiap format stasiun radio memiliki jenis berita tersendiri yang layak siar. Radio yang bukan
berformat berita pun, tetap menyajikan informasi dalam program
15
MasdukiOp.Cit. Hal Masduki.Op.Cit. Hal 16 17 Ibid. 16
11
siarannya. Informasi yang akan disajikan disesuaikan dengan target audiens radio tersebut. Selain memutar musik dan menyajikan informasi, radio dengan segmen anak
muda biasanya juga menyajikan acara interaktif yang melibatkan
pendengar. Selain song request, ada juga program curahan hati (curhat), kuis, perbincangan bebas
seputar gosip selebriti, hingga permainan yang menggugah
rasa humor. Manajemen media membahas tentang strategi perusahaan dalam mengelola bisnis media yang mengkaji fungsi manajemen yaitu leadership, produksi content, marketing, manajemen sumber daya manusia, manajemen teknologi, budaya organisasi, dan sebagainya18. Dalam melakukan aktivitasnya, manajemen media terdiri dari tiga level yaitu: 1) Management skills: kemampuan yang dibutuhkan oleh manajer sebuah media elektronik, berkaitan dengan technical, human, conceptual, financial, dan marketing; 2) Management function: adalah langkahlangkah yang dilakukan manajer media meliputi planning, organizing, motivating, controlling, facilitating, communicating, dan negotiating; 3) Management roles merupakan peran yang dilakukan oleh manajer dalam berinteraksi dengan para pegawai, pemilik, konsumen, dan rekan-rekannya. Management roles meliputi leader, representative, liaison19. 2. Manajemen Produksi Program Pengertian manajemen produksi menurut Patricia Holland adalah suatu cara pengaturan dan logistik, meliputi urusan anggaran belanja serta jadwal perencanaan segala aspek yang terlibat dalam proses produksi. Termasuk di dalamnya juga orang-orang (kerabat kerja) dan peralatan (sarana-sarana) yang dipergunakan20.
Rahayu. 2010. “Ekonomi dan Manajemen Media: Perkembangan Kajian, Otokritik, dan Eksplorasi terhadap Isu Lokalitas”. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta: Total Media (Anggota IKAPI), Hal 35. 19 Alan B. Albarran. 2002. Management of Electronic Media (Second Edition). Belmont: Wadsworth/Thomson Learning. Hal 17. 20 Patricia Holland.1997.The Television Handbook. London: Routledge. Hal 39 18
12
Manajemen produksi secara umum berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor produksi. Dalam kasus ini berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor produksi di radio dalam meningkatkan kualitas program. Manajemen produksi melakukan perancangan dan pengoperasian sistem produksi. Dalam hal ini, fungsi-fungsi dasar manajemen diterapkan pada proses produksi/ Seperti yang diungkapkan oleh Morrisan21, fungsi dasar manajemen meliputi : Perencanaan; Pengorganisasian; Pengarahan; Pengawasan. Manajemen sebagai proses meliputi keempat fungsi tersebut dalam usahanya mencapai tujuan. Proses tersebut dilakukan dalam produksi sebuah program. a. Perencanaan (planning) Dalam manajemen, perencanaan (planning) diartikan sebagai proses mengidentifikasi dan menentukan tujuan serta arah tindakan yang tepat22. Selain itu perencanaan juga merupakan cara untuk mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan dan mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Dalam proses perencanaan terdapat tiga tahap yaitu 1) menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai; 2) menentukan arah tindakan yang akan dilakukan untuk meraih tujuan tersebut; dan 3) menetapkan cara mengalokasikan sumber daya dalam organisasi untuk dapat meraih tujuan tersebut. Bila diterapkan dalam proses produksi media, kegiatan perencanaan meliputi pembangunan ide, penelitian, penetapan sumber daya, perencanaan alat yang dibutuhkan, serta perencanaan budget. Selain itu, perencanaan siaran (program) berarti membuat konsep acara yang
akan
disuguhkan kepada pendengar. Karena itu, mengetahui secara persis
apa kebutuhan pendengar merupakan hal yang sangat penting. Selain pendengar, aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah visi dan misi radio, kemampuan SDM, dan teknis produksi yang ada.23 Di dalam manajemen produksi, perencanaan
21
Morissan. Op. Cit. Hal 130. George R. Terry.1968.Principles Of Management.Illinois. Hal 5 23 Masduki, Op.Cit, Hal 46 22
13
merupakan perencanaan global dari semua proses pra produksi hingga
pasca
produksi. b. Pengorganisasian Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, organisasi sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya. Aspek utama pengorganisasian adalah departementalisasi
dan
pembagian
kerja.
Departementalisasi
merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama, sementara pembagian kerja
adalah perincian tugas setiap individu yang terlibat
dilakukan
meliputi
menentukan
tugas-tugas
produksi
24
. Kegiatan yang
sebuah
program,
mengelompokkan tugas-tugas sesuai dengan jabatannya, mengelola sumber daya yang ada dengan menetapkan kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing. c. Pengarahan Fungsi manajemen yang satu ini bertujuan untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif. Seperti yang
dikemukakan oleh Peter Pringle: The influencing directing functions centers
on the stimulation of employees to carry out their responsibilities with enthusiasm and effectiveness.25(Fungsi pengarahan terpusat pada stimulasi karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan antusias dan efektif). Dalam siaran radio, pengarahan dilakukan dalam proses siaran sebuah program (pada saat on air).
Materi yang telah dipersiapkan dalam tahap sebelumnya akan
dilaksanakan pada
proses produksi program.
d. Pengawasan Menurut Robert J. Mockler, pengawasan dalam manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
24 25
Handoko.Op.Cit. Hal 163. Pringle, Starr, McCavitt. Op.Cit. hal 17
14
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling
efektif
dan
efisien
perusahaan26. Jadi, kegiatan- kegiatan
dalam
dalam
pencapaian
pengawasan
tujuan-tujuan dimulai
dari
menentukan standar, membandingkan kinerja sesungguhnya dengan standar yang sudah ditentukan, dan melakukan perbaikan apabila diperlukan. Pengawasan memeriksa apakah hasil produksi sesuai dengan tujuan atau malah sebaliknya. Tahap perencanaan, pengorganisasian dan juga pengarahan secara keseluruhan dievaluasi pada tahap ini. Sebagai salah satu sumber daya, kinerja individu dalam tiap proses akan dievaluasi. Apabila terjadi penyimpangan, fungsi dari proses evaluasi ini akan membenahinya. Dalam pengawasan diadakan evaluasi, untuk menilai apa saja yang telah dicapai.27 Evaluasi dimulai dari kinerja karyawan, dan seberapa sesuai pelaksanaan pekerjaan dengan perencanaan yang telah dilakukan di awal. Evaluasi dapat berupa riset rating, untuk mengetahui jumlah audiens yang mendengarkan. Bisa juga berupa laporan tingkat penjualan iklan. Selain itu juga diadakan pengujian, untuk menilai
apakah segala sesuatu berlangsung sesuai rencana.
Konsep manajemen yang berkaitan dengan organisasi juga berhubungan dengan media. Radio sebagai media, memiliki manajemen dalam badan organisasinya. Dengan demikian, konsep manajemen dalam radio berkaitan pula dengan proses produksi yang melibatkan organisasi. Manajemen merupakan proses dalam membentuk perencanaan, pengorganisasian, proses pengarahan yang terdiri dari kepemimpinan dan memberikan pengaruh, dan pengendalian agar dapat mencapai tujuan. Proses produksi sebuah program harus disesuaikan dengan visi dan misi sebuah media radio. Secara teknis, fungsi manajemen di atas berkaitan dengan tahap produksi seperti planning, collecting, writing, vocal recording (bukan 26 27
Morissan.Op.Cit.. hal 167 George R. Terry. 1968. Principles Of Management.Illinois. Hal 395
15
siaran langsung), mixing, on air, dan evaluation28. Maka konsep manajemen produksi juga meliputi keempat fungsi tersebut, dengan mengarah pada prosesproses dalam produksi. Dalam proses produksi sebuah program terdapat tiga tahap, yaitu pre production, production, dan post production29: 1. Pre-Production. Tahap ini merupakan langkah awal dalam sebuah produksi program, tahap ini meliputi hal-hal teknis, seperti menyiapkan naskah, menentukan jadwal produksi, dan menentukan musik yang digunakan dalam program. Apabila program berupa siaran rekaman, maka dalam tahap ini dilakukan penyiar melakukan vocal recording dengan membaca naskah yang telah disiapkan. 2. Production merupakan tahap pengarahan yaitu berjalannya proses pengarahan dan juga koordinasi masing-masing individu yang berkaitan dengan program. Pelaksanaan program sesuai jadwal dan penggabungan antara materi vokal penyiar dengan musik yang telah ditentukan (realisasi naskah). 3. Post-production yang merupakan tahap evaluasi program, apakah program berjalan dengan baik, setiap pekerja mengerti akan tugasnya atau terjadi penyimpangan. Dalam rapat evaluasi, semua kerabat kerja yang terkait berkumpul lalu melakukan pembahasan mengenai masalahmasalah yang terjadi dalam proses produksi. Penelitian ini akan berfokus pada manajemen produksi program, berikut pengaplikasian fungsi-fungsi manajemennya, di mana objek penelitian merupakan suatu produk dari organisasi media, yaitu program Semangat Pagi di Radio Jiz FM. Dalam melakukan siaran, terdapat dua teknik siaran yang biasanya dilakukan oleh radio, yaitu siaran langsung (live) atau siaran tidak langsung (taping)30. Siaran langsung atau live adalah siaran yang proses produksi sampai dengan pemancaran dilakukan pada saat itu juga (real time). Sedangkan siaran tidak langsung atau 28
Masduki, Op.Cit, hal 154 Patricia Holland. Op.Cit. Hal 39 30 Ciptono Setyobudi.2005.Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 43 29
16
taping adalah siaran yang proses produksi dilakukan dahulu baru kemudian pada waktu berikutnya disiarkan. Jadi dilakukan rekaman terlebih dahulu, kemudian proses penyempurnaan atau mixing. Program Semangat Pagi menggunakan teknik siaran live delay, dimana proses produksi sampai dengan pemancaran dilakukan pada saat itu juga, namun terjadi delay beberapa menit. Pada saat delay tersebut, penyiar melakukan mixing untuk menyempurnakan siaran mereka, sebelum sampai di telinga pendengar. 3. Lokalitas dalam Radio Anak Muda Konten dari radio pastilah tidak terlepas dari unsur budaya, baik budaya populer maupun budaya lokal. Budaya dalam kapitalisme dan hiburan telah menjelma menjadi industri. Tayangan dalam radio merupakan refleksi atau cerminan dari realita kebudayaan yang ada di masyarakat, kemudian diadopsi, diadaptasi, dan menjadi materi program untuk disiarkan. Budaya populer sangat identik dengan westernisasi yang merupakan bawaan dari arus globalisasi. Sedangkan budaya lokal merupakan tradisi klasik yang tumbuh dalam produk lokal. Menilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, lokal diartikan sebagai ruang, luas, setempat, terjadi berlaku, ada di satu tempat saja dan tidak merata31. Selain itu lokalitas juga sarat dengan unsur kebudayaan tradisional atau yang biasa disebut dengan tradisi. Sedangkan tradisi itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai: 1. Adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat; 2. Penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar32. Oleh karena itu tidaklah berlebihan ketika masyarakat memandang lokalitas sebagai suatu kebudayaan yang terjadi secara turun-temurun dan menempati suatu wilayah tertentu dan bersifat tradisional.
31
Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Hal 600 32 Ibid, hal 1069
17
Budaya-budaya populer kebanyakan diusung oleh stasiun radio anak muda. Padahal dalam kenyataannya, belum tentu siaran yang mengangkat budaya-budaya populer sesuai dengan tradisi dan budaya yang berlaku di suatu wilayah. Padahal, salah satu sifat radio adalah akrab. Penyiar seolah-olah bercakap dengan seseorang terdekat, sehingga tercipta komunikasi yang baik dan lancar. Siapa saja yang berbicara melalui radio hendaknya bersikap seolah-olah berbicara dengan satu orang bukan banyak orang.33 Pendengar juga tentu akan merasa lebih akrab bila penyiar mengangkat hal-hal yang dekat dengan pendengar. Hal-hal tersebut bersifat lokal dan dipahami oleh pendengar di wilayah radio tersebut. Walaupun radio juga harus mengikuti budaya populer agar tetap up to date, tidak dapat dipungkiri adanya kebutuhan masyarakat atas informasi dan hiburan yang berasal dari daerah sekitar mereka serta sesuai dengan keadaan sosio-kultural mereka. Karena daya jangkaunya yang terbatas, radio memiliki komitmen pada siaran yang berfokus pada potensi lokal. Persoalannya kemudian tinggal bagaimana manajemen penyiaran menciptakan, memproduksi, dan mengemas program yang dapat memadukan budaya populer dengan cita-rasa lokal, sehingga pendengar tetap merasa dekat dan akrab.
F. Kerangka Konsep 1. Semangat Pagi Sebagai Program Hiburan Banyaknya radio anak muda di kota-kota besar menyebabkan tingkat persaingan antar radio menjadi semakin tinggi. Setiap radio harus membuat program yang sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat didengarkan sebanyak mungkin audiens. Program radio sebenarnya tidak terlalu banyak jenisnya. Secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu musik dan informasi. Kedua
33
Triartanto.2010. Broadcasting Radio. 1st .Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
18
jenis program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa memenuhi kebutuhan audien dalam hal musik dan informasi. Program hiburan di radio ada bermacam-macam,di antaranya terdapat drama radio, infotainment, humor, dan kuis. Dalam infotainment, informasi dan hiburan dikemas dengan sajian yang menarik. Salah satu bentuk infotainment yang dikemas lebih lengkap disebut majalah udara. Program ini memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita, iklan, dan bahkan drama. Segmentasi program ini bersifat heterogen dan umumnya disajikan secara easy listening dengan durasi hingga satu jam. Majalah udara terbagi dalam beberapa segmen yang diselingi lagu-lagu atau jeda iklan34. Berbeda dengan program hiburan lainnya, program majalah udaralebih berwarna dengan memadukan beberapa topik, beberapa sumber, beberapa format penyajian, dan beberapa jenis subprogram, namun penyiarannya ditujukan pada satu karakter khalayak 35. Majalah udara merupakan sebuah konsep yang dikembangkan dari majalah cetak, dimana terdapat berbagai macam informasi dan gaya (style) di dalamnya.36 Apabila melihat kriteria di atas, program Semangat Pagimerupakan majalah udara karena membahas topik yang tidak melulu dari dunia hiburan, berita-berita aktual, namun tetap disajikan dengan cara yang menghibur, ditambah dengan pemutaran lagu, iklan, dan lainnya. Musik yang disajikan pun adalah musik yang tengah populer. Musik pop memang menjadi format musik yang banyak dipilih oleh radio karena musik pop masuk ke dalam semua tatanan program37.
2. Manajemen Produksi Program
34Masduki. 35
Op. Cit., Hal 84. Masduki. Op. Cit., Hal 50-60.
36
Antonius Darmanto. 1998. Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran radio. Yogyakarta. Universitas Atmajaya. Hal 55 37 Harley Prayudha. 2004. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Banyumedia Publishing .hal 38.
19
Manajemen media radio adalah pengolahan input yang dimulai dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan juga pengawasan. Dalam kegiatan tersebut manajemen menggabungkan dan mengolah sumber daya manusia dan juga materi untuk menghasilkan siaran yang bertujuan tidak hanya menghibur tapi juga menghasilkan keuntungan. Berpatok pada formatnya yang menyiarkan lebih banyak musik daripada obrolan, tentu saja membawa implikasi dalam manajemen produksi siarannya. Di satu sisi, radio harus tetap menghibur dan informatif, di sisi lain radio harus mempertahankan pendengar dengan cara memutar lebih banyak musik. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen pencapaian tujuan akan menjadi lebih sulit. Untuk mengelola suatu program acara yang berkualitas amat tidak mudah dan merupakan sebuah tantangan. Kunci keberhasilan dari suatu produksi program acara ditopang oleh kreatifitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap organisasi produksi program acara, yaitu teknik, program, dan pemasaran38. Keberhasilan produksi program bergantung pada kualitas orang-orang yang bekerja pada tiga bidang tersebut. Akan tetapi kualitas SDM saja tidak cukup jika tidak disertai dengan pengelolaan yang baik. Oleh karena itu manajemen yang baik perlu diterapkan pada produksi program. Dalam produksi program radio, terdapat sumber daya yang diperlukan, yaitu: 1) Sumber Daya Manusia: Produksi program radio lebih sederhana dibanding program televisi, biasanya tim produksi terbagi atas produser, penyiar, script writer, dan mix man 2) Teknologi: teknologi radio telah berkembang menjadi bersistem digital (Digital Audio Broadcasting), menggunakan perangkat personal computer dengan software bernama cool edit pro, Raduga, Sound Force, dan
38
Morissan. Op.Cit. hal 133
20
sebagainya39.
Terutama
dengan
teknik
siaran
Live
Delay
yang
membutuhkan beberapa software lainnya; kemudian didukung juga dengan perangkat keras seperti microphone, pemancar, dan mixer 3) Keuangan: iklan, adlips 4) Informasi: konten berupa musik, berita dan informasi, dan interaktif40. Pada tahap pre-production, timbul gagasan atau ide, yang merupakan tanggung jawab dari produser. Walaupun bukan berarti ide ini datangnya harus dari produser saja, melainkan bisa juga datang dari luar. Dari gagasan tadi, produser segera memulai berbagai kegiatan untuk pengembangan gagasan tadi. Pada tahap ini produser akan menyelenggarakan planning meeting dengan anggota kerabat kerja inti program, tentang rencana produksinya, dan seluruh anggota memberikan berbagai masukan yang diperlukan, sehingga akhirya rencana produksi tadi dapat direalisasikan sesuai dengan kesepakatan bersama. Hasil planning berupa proposal yang memuat nama acara, target pendengar, tujuan dan target yang ingin dicapai, penempatan siar, sumber materi talk dan musik, durasi, biaya produksi, promosi, serta para kru yang akan terlibat dalam produksi seperti produser, presenter, operator, dan penulis naskah. Tahap ini mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari sumber daya yang tersedia, teknologi yang tersedia, apakah materi akan disukai pendengar, dan bagaimana memasukkan unsur lokal ke dalamnya41. Kemudian
produser
akan
melakukan
collecting:
pencarian
dan
pengumpulan materi musik dan kata yang dibutuhkan, termasuk menghubungi calon narasumber jika acaranya berupa talkshow. Sumber materi bisa berasal dari perpustakaan, media massa, atau wawancara ke lapangan. Hasil collecting berupa setumpuk materi siaran yang memadai dan siap oleh untuk produksi acara42. Selanjutnya
adalah
writing:
seluruh
materi
yang
diperoleh
kemudian
diklasifikasikan untuk selanjutnya ditulis secara utuh dalam kalimat siap baca atau
39
Masduki, Op.Cit. Masduki, Op.Cit, Hal 16 41 Ibid.hal 46 42 Ibid. Hal 46 40
21
disusun sedemikian rupa. Penulis naskah mengerjakan tugasnya sehingga menghasilkan naskah siaran yang terketik rapi dan siap baca43. Selanjutnya tahap production, yaitu upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk audio. Tahap ini berupa vocal recording: perekaman suara presenter yang membacakan naskah buatan penulis naskah di ruang rekaman. Khusus untuk produksi siaran yang bersifat langsung (live) tidak perlu vocal recording terlebih dahulu. Proses itu dilakukan bersamaan dengan mixing saat on air oleh penyiar bekerja sama dengan operator. Pada tahapan terakhir yaitu post production merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan. Tim program melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. Evaluasi meliputi apa saja kelemahan materi dan teknis, koordinasi tim, dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori Mondy dan rekan, yang memberikan definisi manajemen yang lebih menekankan pada faktor manusia dan materi: “The process of planning, organizing, influencing, and controlling to accomplish organizational goals trough the coordinated use of human and material recources. Proses perencanaan, pengorganisasian, memengaruhi, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisai melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi44. Sedangkan manajemen produksi dimaknai sebagai proses manajemen yang diterapkan dalam suatu kegiatan produksi. Tidak semua stasiun radio menjalani proses produksi yang sama. Dari berbagai keunikan yang dimiliki program Semangat Pagi, hal inilah yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu bagaimana manajemen produksi yang dijalankan program Semangat Pagi di Radio Jiz FM. Penelitian ini akan menyoroti bagaimana bagian program Semangat Pagi Radio Jiz FM mengadaptasi konten-konten program yang diambil dari Gen FM Jakarta, menyesuaikan dengan brand value-nya yaitu: “Fun, Young, and Local”, dan menggunakan teknik siaran yang berbeda dengan 43 44
Ibid. Hal 46 Mondy, Holmes, & Flippo dalam Pringle & McCavitt, Op.Cit, hal 3
22
radio pada umumnya yaitu teknik siaran live delay. Dengan kerangka konsep demikian, penelitian ini dilaksanakan untuk memaparkan bagaimana manajemen produksi program Semangat Pagidi Radio Jiz FM.
G. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut M. Nasir, metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun strata, peristiwa pada masa sekarang dan terjadi ketika penelitian sedang berjalan. Adapun tujuan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki 45. Menurut Jalaludi Rakhmat, metode deskriptif merupakan metode yang tidak menjelaskan hubungan antara variabel dan tidak menguji hipotesis atau prediksi. Metode penelitian deskriptif dapat diuraikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek atau objek penelitian dalam masyarakat46. Dengan demikian pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang makna yang dikandung data itu47. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di radio Jiz FM, Jl. Kesejahteraan Sosial 63 Sonosewu Yogyakarta
45
M. Nasir. 1998. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 63 Jalaludin Rakhmat. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hal 37 47 Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Transito. Hal 63 46
23
2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian deskriptif umumnya dapat menggunakan hampir semua teknik pengumpulan data. Namun dalam penelitian ini, teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut: 1) Data Primer Pengumpulan data primer duperlukan sebagai referensi utama bagi penelitian. Data ini diperoleh dari dokumen obyek penelitian, sejarah obyek penelitian, serta sumber data lainnya yang diperoleh dari institusi. Namun, pengumpulan data yang paling dominan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan dan wawancara. i.
Observasi Observasi dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung di radio Jiz FM. Pengamatan yang dilakukan ialah berkaitan dengan bagaimana manajemen produksi program yang dilaksanakan oleh Radio Jiz FM, khususnya dalam program Semangat Pagi. Pengamatan yang dilakukan ialah melalui tahap pra produksi, produksi hingga pasca produksi program Semangat Pagi.
ii.
Wawancara Peneliti melakukan wawancara terhadap pihak produksi program di Radio Jiz FM dan penyiar Semangat Pagi. Dalam wawancara, peneliti berpedoman pada interview guide untuk mempermudah alur pertanyaan selama wawancara berlangsung. Wawancara ditujukan kepada produser program Semangat Pagi
24
yaitu Dicky Mahardika, dan Program Director, Bagas Wicaksono, serta Station Manager, Andi Wibowo. 2) Data Sekunder i.
Dokumentasi Peneliti memperoleh dokumentasi melalui penggunaan dokumen yang pernah ada maupun yang pernah diterbitkan oleh program Semangat Pagi, meliputi: surat; memo; foto; video; agenda; evaluasi;
maupun
laporan
tertulis
lainnya.
Dokumentasi
digunakan sebagai bukti tambahan pendukung data-data yang berkaitan dengan proses manajemen produksi program Semangat Pagi di Radio Jiz FM. ii.
Studi Pustaka Studi pustaka didapatkan berupa bahan tertulis, seperti buku, terbitan pers sebagai output dari objek penelitian, jurnal, situs internet, serta sumber lainnya yang menunjang tema penelitian.
3. Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif, sesuai dengan prinsip penelitian
deskriptif
bahwa
penelitian
ini
tidak
dimaksudkan
untuk
menghubungkan antar variabel dan menguji hipotesis berdasarkan teori-teori tertentu. Hasil pengamatan yang dilakukan melalui wawancara dan observasi akan dijelaskan melalui laporan yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisis data kualitatif. Pada dasarnya penelitian ini berusaha untuk mencari gambaran mengenai manajemen produksi morning show Semangat Pagi di Radio Jiz FM, yang kontennya dipengaruhi oleh radio Gen FM Jakarta, dengan teknik siaran live delay.
25