BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perguruan tinggi swasta mengalami peningkatan di Indonesia. Orientasi perguruan tinggi swasta yang lebih mementingkan politik ekonomi merupakan fenomena umum di Indonesia. Kopertis 7 merupakan lembaga yang mengatur dan mengkoordinasikan beberapa perguruan tinggi swasta di wilayah Jawa Timur. Berdasarkan data kopertis 7 bahwa wilayah kota Madiun yang merupakan kota kecil dengan luas wilayah 33,23 km
telah
memiliki 12
perguruan tinggi swasta, diantaranya adalah tiga diploma kebidanan. Kondisi ini akan memberikan dampak pada rendahnya kualitas para lulusan. Menurut Prafitri (2012) ketidakpuasan yang dirasakan oleh ibu nifas disebabkan karena bidan tidak menanyakan keluhan yang dirasakan oleh mereka, proses administrasi yang cukup lama, dan kurangnya informasi yang diberikan oleh bidan. Hal ini membuktukan bahwa salah satu ketidakpuasan pelayanan terhadap pasien disebabkan karena sikap yang ditunjukkan oleh provider itu sendiri. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Namun masih terdapat beberapa indikator kesehatan yang belum sesuai dengan yang diharapkan (Presiden Republik Indonesia, 2012). Rasio kematian maternal mengalami peningkatan menjadi 359 kematian per 100 000 kelahiran hidup pada SDKI 2012 dan 228 kematian per 100 000 kelahiran hidup pada SDKI 2007 (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementrian Kesehatan, & MEASURE DHS ICF International, 2013).
1
2
Akademi kebidanan merupakan program pendidikan kebidanan dengan masa studi tiga tahun untuk melaksanan proses pembelajaran kebidanan sampai dinyatakan lulus. Pendidikan kebidanan bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu mengisi tenaga profesional yang akan berperan serta dalam penguatan sistem kesehatan untuk memenuhi kebutuhan populasi dan melindungi masyarakat (WHO, 2009). Banyaknya animo masyarakat terhadap sekolah kebidanan beberapa tahun terakhir ini membuat munculnya beberapa perguruan tinggi swasta di berbagai daerah. Hal ini membuat para institusi tersebut berlomba-lomba merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya. Perekrutan ini nampaknya kurang memerhatikan kompetensi dasar yang dimiliki oleh calon mahasiswa. Sehingga mereka akan nampak pada kualitas mereka setelah lulus. Pada penelitian terdahulu (Barry et al., 2013) sumber internal pada bidan lulusan baru ketika mulai praktik enam bulan pertama adalah mereka merasa kehilangan kontrol dalam memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Persepsi mereka menjadi tidak percaya, frustasi, dan marah sehingga kehilangan peran filosofi bidannya. Hal ini mampu mengakibatkan pelayanan yang diberikan tidak berkualitas bahkan perilaku ini mampu membahayakan jiwa pasien yang akhirnya berdampak pada lemahnya sistem kesehatan yang ada. Upaya percepatan dalam memperbaiki indikator kesehatan harus terus diupayakan melalui perbaikan sistem kesehatan nasional yang ada. Memperbaiki sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan bagian dari komponen pengelolaan kesehatan. Salah satu masalah strategis SDM Kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan di masa depan adalah pembinaan dan pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan (Presiden Republik Indonesia, 2012). Oleh karena itu perlu adanya upaya pembinaan dalam peningkatan kualitas SDM kesehatan menjadi profesi yang profesional. Bidan merupakan profesi garda depan dalam menangani kesehatan ibu khususnya pada proses persalinan karena bidan salah satu rujukan utama bagi masyarakat yang dianggap lebih dekat hubungannya dalam pemenuhan
3
kepentingan tersebut. Selayaknya kualitas bidan dapat bekerja secara profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kinerja bidan sangat dipengaruhi
oleh cara rekrutmen,
latar belakang
sekolah, dan motivasi, artinya bahwa sistem pendidikan bidan yang baik mampu menghasilkan bidan yang kompeten dan bermotivasi tinggi dalam bekerja (Hutapea, 2011). Pendidikan merupakan sumber utama dalam menentukan kualitas sumber daya manusia kesehatan yang dihasilkan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang profesional. Seorang bidan dikatakan profesional jika memiliki lima aspek utama yaitu: memberikan pelayanan kebidanan yang profesional, memiliki kompetensi yang profesional, memiliki professional wisdom yang terlihat dari pengalamannya, memiliki
kemampuan
interpersonal
yang
baik,
dan
selalu
melakukan
pengembangan pribadi dan keprofesionalnya (Halldorsdottir & Karlsdottir, 2011). Terdapat tiga kompetensi esensial yang harus dimiliki bidan yang teregistrasi yaitu: keamanan dalam memberikan pelayanan, memiliki sikap yang baik, dan memiliki kemampuan komunikasi yang efektif (Butler et al., 2008). Asuhan persalinan yang tidak baik mampu meningkatkan kejadian medical error dibandingkan dengan asuhan persalinan yang baik. Terbatasnya kesempatan mahasiswa kebidanan untuk ikut berpartisipasi dalam menangani kasus komplikasi persalinan selama praktik dan batas kewenangan bidan untuk mengatasi masalah komplikasi menjadi salah satu kendala untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengatasi kasus komplikasi (Bartini et al., 2011). Oleh karena itu bidan dituntut untuk memiliki kematangan dalam bekerja. Salah satu cara untuk membentuk kompetensi yang matang pada seorang bidan, Mereka harus memiliki pengalaman yang cukup di lapangan. Masa pendidikan merupakan gerbang awal sebagai tempat menempa diri bagi seorang calon bidan untuk memperoleh kompetensi yang profesional. Pre-service training merupakan program penting yang harus dijalani bagi seorang bidan pada masa pendidikan. Praktik klinik kebidanan merupakan salah satu bentuk pre-service training berdasarkan kurikulum kebidanan sebagai wadah untuk mengasah kompetensi
4
mahasiswa sehingga mereka terbiasa melakukan pelayanan kebidanan dengan berbagai kondisi yang ada dan merasa percaya diri di dunia kerja nantinya. Health Workforce Australia (HWA) pada tahun 2012 menggunakan masa “pre-service” sebagai standar menentukan clinical placements pada tenaga kesehatan. Mereka mendefinisikan kualitas clinical placements berhubungan dengan outcome pembelajaran saat mereka menjadi siswa yang meliputi karakteristik kualitas lingkungan pembelajaran klinik, pengalaman siswa dan hasil dari pembelajaran (Cusick et al., 2014) . Peningkatan pengalaman pre-service training pada masa pendidikan mampu mengatasi permasalahan sumber internal yang dialami oleh bidan lulusan baru dalam melakukan pengalaman pertama pada praktik mereka. Persepsi mereka pada enam bulan pertama praktik menjadi tidak percaya, frustasi, dan marah sehingga kehilangan peran filosofi bidannya. Hal ini bisa teratasi dengan adanya dukungan dari teman sejawat, menghadiri pelatihan sehari bagi lulusan, mentoring atau melakukan reflective practice (Barry et al., 2013). Berbagai persepsi yang dirasakan oleh bidan lulusan baru tentang pengalaman pertama pada praktik mereka yang berkaitan dengan kematangan pada pengalaman sosial. Perlu adanya pembentukan professional behavior pada masa pendidikan, sehingga mahasiswa siap menghadapi pengalaman praktik yang sebenarnya setelah mereka dinyatakan lulus. Penelitian ini dilakukan pada salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia khususnya di kota Madiun. Kota Madiun adalah kota kecil di Jawa Timur, kota Madiun memiliki letak geografis yang sangat strategis. Hal ini telah diprediksikan oleh pemerintah setempat bahwa beberapa tahun kedepan akan banyak masyarakat yang berkunjung di kota tersebut. Kondisi ini memungkinkan masyarakat memiliki pilihan untuk melanjutkan pendidikan di kota Madiun. Hal ini tentunya akan berdampak pada kualitas perguruan tinggi itu sendiri yang lebih berorientasi pada
perekrutan calon mahasiswa yang masuk tanpa
memikirkan standar seleksi. Oleh karena itu, Penelitian ini bermaksud untuk membantu mengembangkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi swasta yang baru berdiri menjadi tempat pendidikan yang lebih baik.
5
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang baru berdiri pada tahun 2011 di kota Madiun. Institusi ini merupakan gubahan dari akademi kebidanan yang telah berdiri pada tahun 2006. Terdapat tiga prodi saat ini, yaitu: D3 kebidanan, S1 kesehatan masyarakat, dan S1 keperawatan. Namun, peneliti akan fokus pada D3 kebidanan di institusi tersebut. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi masukan kepada semua pihak yang terkait dalam pembentukan lulusan bidan yang profesional, sehingga diharapkan mampu memberikan service excellent kepada masyarakat dalam layanan kebidanan setelah lulus pendidikan dan mampu bersaing di ranah nasional maupun internasional. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peran pre-service training dalam pembentukan professional behavior di akademi kebidanan? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui peran preservice training (melalui pengalaman praktik klinik kebidanan) yang mampu mendukung proses pembentukan professional behavior pada
pribadi
mahasiswa akademi kebidanan. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui berbagai relationship yang terjadi pada proses praktik klinik kebidanan yang mampu mendukung pembentukan professional behavior mahasiswa. 2. Untuk mengetahui komunikasi yang terjalin pada health care team yang mampu mendukung pembentukan professional behavior mahasiswa. 3. Untuk mengetahui kompetensi yang diperoleh selama praktik klinik kebidanan yang mampu membentuk professional behavior mahasiswa.
6
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ditujukan untuk: 1. Akademi Kebidanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi awal dalam sistem pembelajaran pengalaman praktik klinik kebidanan untuk ditindak lanjuti serta mengetahui kualitas mahasiswa dari hasil praktik klinik, sehingga mampu meningkatkan kualitas akademi kebidanan untuk mampu menghasilkan lulusan yang profesional. 2. Perguruan Tinggi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan dokumentasi perguruan tinggi dalam kasus ‘peran pre-service training terhadap pembentukan professional behavior mahasiswa pada akademi kebidanan’. Sehingga mampu dijadikan rujukan untuk peneiliti selanjutnya yang memiliki tema yang serupa atau yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman peneliti dalam mendalami peran pre-service training melalui pengalaman praktik klinik kebidanan yang mampu berpengaruh pada pembentukan professional behavior mahasiswa dan mampu mengidentifikasi konteks sosial yang mendasari pembentukkan itu. 4. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapakan
berdampak
pada peningkatan kualitas
layanan yang diterima masyarakat yang diberikan oleh mahasiswa praktik klinik kebidanan ataupun lulusan mahasiswa yang telah menjadi bidan. Sehingga secara tidak langsung mampu berperan dalam menurunkan angka kematian ibu yang yang semakin tinggi saat ini.
7
E. Keaslian Penelitian Adapun keaslian dalam penelitian ini adalah: Tabel 1 Keaslian Penelitian No.
Judul
Tujuan
Persamaan
Strategis for nursing faculty to promote a healthy work environment for nursing students(Decker &
Untuk menjabarkan secara berani sesuatu yang menjadi musuh pada lingkungan kerja dan menawarkan strategi implementasi untuk meningkatkan lingkungan kerja dalam lingkup kesehatan bagi siswa perawat dan staf.
Variabel bebas: praktik klinik
Metode: Studi literatur
2.
An innovative model of supportive clinical teaching and learning for undergraduate nursing students: The cluster model(Bourgeois, Drayton, & Brown, 2011)
Untuk mendiskripsikan model inovatif yang mendukung pada pembelajaran dan pengajaran klinik sebagai implementasi yang luas dalam pembelajaran di rumah sakit.
Variabel bebas: Praktik klinik
Merupakan studi dokumen
3.
Student’s perception of the follow-through experience in 3 year bachelor of midwifery programmes in Australia(Gray et al., 2013)
Bertujuan untuk megeksplor pengalaman praktik klinik, meningkatkan pemahaman, dan untuk mengidentifikasi pembelajaran.
Metode penelitian: Qualitative study
Subjek penelitian: mahasiswa tahun 1,2,3, dan alumni
4.
Challeging clinical learning environment: Experiences of undergraduate nursing students(Mara et al., 2014)
Untuk mengeksplor persepsi mahasiswa terhadap Challenging Clinical Learning Environment (CCLE) terutama respon mahasiswa dan dampak pembelajaran yang mereka peroleh dari pengalaman tersebut.
Metode: Qualitative study
Sampel: Mahasiswa S1 keperawatan yang telah melakukan pengalaman praktik klinik dan terdeteksi mengalami pengalaman CCLE
5.
The prediction of professional behaviour(Stern et al., 2005)
Untuk membuat hasil pengukuran profesional dalam mahasiswa kedokteran dan mengidentifikasi hasil prediktornya.
Metode: Quantitative study
Variabel terikat: Professional behavior
1.
Shellenbarger, 2012)
Perbedaan