BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) sudah merambah di segala sektor kehidupan sehingga menggeser penggunaan teknologi konvesional. Hal ini mengakibatkan timbulnya kompetisi bisnis yang semakin ketat pada sektor bisnis antar organisasi. Akan tetapi kenyataannya banyak organisasi yang memanfaatkan teknologi informasi hanya memperhatikan kebutuhan temporal saja dengan penerapan Sistem Informasi (SI) yang belum terintegrasi dengan baik sehingga terjadi tumpang tindih pengeloaan informasi. Karena SI/TI yang dibangun tanpa perencanaan yang baik menyebabkan informasi akan sulit terintegrasi, tidak efektif, tidak efisien dan tidak terarah, maka yang terjadi adalah kerugian karena investasi tidak sesuai dengan skala prioritas, sehingga perlu kerangka konsep perencanaan strategis yang baik sebagai acuan organisasi. Ward, J., & Peppard (2002) Amrollahi & Najaftorkaman (2014); Peppard et al. (2014) menyatakan bahwa konsep perencanaan strategis merupakan perpaduan antara strategi Teknologi Informasi (TI) dan strategi bisnis, dimana interaksi antara pengguna dalam memanfaatkan sistem informasi terus berkembang menurut fungsi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Jogiyanto (2006) menyatakan secanggih apapun teknologi
informasi
tidak
akan
menghasilkan
keunggulan
kompetitif
berkelanjutan jika tidak direncanakan dengan baik. Sementara Arvidsson et al. (2014) Perancangan sistem informasi yang tidak terencana dan terkelola dengan baik dapat membahayakan proses pengambilan keputusan. Wirtz & Daiser (2015) Penerapan strategi SI/TI
pada instansi
pemerintahan disebut eGovernment, dimana implementasinya memberikan manfaat bagi kehidupan sosial, pekerjaan, pendidikan, promosi sumber daya alam, dan sektor kesehatan tentunya. Menurut Surendro (2009) sistem informasi menjadi pendukung utama operasional enterprise/organisasi. Sementara Chen et
1
2
al. (2014) menyatakan kebutuhan terhadap sistem informasi kesehatan adalah hal yang sangat urgen, karena data kualitas tinggi adalah prasyarat informasi yang lebih baik sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lebih optimal. Laventure et al. (2014) menyatakan kebijakan dan tatakelola yang baik dari leader dan kemitraan yang kuat antara berbagai stakeholder adalah kunci tercapainya sasaran dan tujuan pelayanan kesehatan yang optimal. Mudaly et al. (2013) menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi kesehatan yang baik merupakan faktor penentu besar kecilnya income suatu negara dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan publik. Altuwaijri (2011) mengatakan
keuntungan implementasi TI dapat meningkatkan kualitas, efisiensi waktu dan biaya pengiriman data kesehatan. Cresswell et al. (2013) menyatakan pentingnya penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan data kesehatan sehingga perlu kerangka konseptual menyeluruh dalam pelaksanaan Health Information Technology (HIT) agar implementasi sistem informasi kesehatan dapat bermanfaat. Brigl et al. (2005) menyatakan bahwa perencanaan strategis sistem informasi bertujuan untuk keselarasan antara rencana kegiatan SI dengan rencana strategi
organisasi
dan
untuk
mengatasi
resiko
yang
timbul
dalam
implementasinya terkait perubahan organisasi, perubahan kebijakan, perubahan posisi, diperlukan alat kontrol/parameter yang efektif dalam mengontrol performa dan keberhasilan implementasi TI. Adenuga et al. (2015) Penerapan model arsitektur SI/TI adalah solusi agar tercapai eHealth yang terintegrasi dan interoperabilitas
system
bisa
berjalan
dengan
baik
sehingga
dapat
mengakomodasi kebutuhan terkait pelayanan kesehatan, sistem pelaksanaan, pelaksana,
pengetahuan/skill dan mempermudah pengambilan keputusan.
Surendro (2009) menyatakan bisa dibayangkan seandainya ada beberapa unit fungsional organisasi membutuhkan aplikasi sistem informasi yang berbeda, kemudian dikembangkan berdasarkan gaya dan platform mereka masing-masing sehingga yang terjadi adalah organisasi tersebut memiliki beberapa macam SI yang tidak terintegrasi dan akibatnya mempersulit pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk organisasi. Sementara Bush et al. (2009) menyatakan
3
bahwa kunci, tantangan dalam rencana strategis informasi kesehatan adalah keselarasan antara sistem informasi dengan tujuan dan stategi organisasi sehingga diperlukan dukungan/support dari pimpinan dan anggaran investasi yang cukup agar tercapai goals/tujuan organisasi. Penerapan SI/TI di bidang kesehatan (eHealth) meliputi pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan masyarakat, dan administrasi kesehatan diselenggarakan melalui Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan telah diatur dalam PP No. 46 tahun 2014 ayat (1) bahwa “Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan menggunakan perangkat Sistem Informasi Kesehatan.” Kemenkes RI (2012). Sementara pentingnya asimilasi SI/TI (eHealth) di organisasi pelayanan kesehatan, tujuannya agar pelayanan kesehatan menjadi lebih unggul dan memberikan manfaat bagi manajemen dan administrasi organisasi. Sulaiman & Wickramasinghe (2014). Strategi SI/TI kesehatan pada prinsipnya adalah pengelolaan sumber daya yang yang lebih baik melalui dukungan finansial dan politik dari pemangku kepentingan dalam rangka mempertahankan sistem yang ada maupun dalam mengembangkan sistem yang baru. Southon et al. (1997) Kondisi SIK indonesia dari tingkat pusat hingga level kecamatan masih belum terintegrasi karena informasi kesehatan saat ini aksesnya masih sulit, data dan informasi tidak akurat. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 bahwa perencanaan kesehatan di tingkat Kementerian Kesehatan pada dasarnya sudah berjalan dengan baik yang ditandai dengan pemanfaatan TI melalui sistem e-planning, e-budgeting dan e-monev. Permasalahan yang dihadapi adalah kurang tersedianya data dan informasi yang memadai, sesuai kebutuhan dan tepat waktu, belum adanya mekanisme yang dapat menjamin keselarasan dan keterpaduan antara rencana dan anggaran Kemenkes dengan rencana dan anggaran Kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah Daerah termasuk pemanfaatan hasil evaluasi atau kajian untuk input dalam proses penyusunan perencanaan. Kemenkes RI (2015) Sementara dalam Roadmap SIK 2011-2014 bahwa implementasi SI/TI melalui aplikasi SIK yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, serta belum
4
mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based untuk pembangunan kesehatan yang efektif. Masalahnya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi, Overlapping kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, Penyelenggaraan SIK belum efisien, masih terjadi Redunant data, duplikasi kegiatan, advokasi, perencanaan program, monitoring dan manajemen masih rendah serta tidak efisiennya penggunaan sumber daya, SIK yang ada saat ini masih terfragmentasi. Kemenkes RI (2012). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas sebagai penyedia layanan kesehatan namun juga pengatur sistem kesehatan di wilayah cakupannya. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja pemerintahan daerah kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di Kabupaten/Kota. Kemenkes RI (2014). Sistem Informasi Dinas Kesehatan dibutuhkan untuk membantu dinas kesehatan menjalankan tugasnya sekaligus mempermudah integrasi dan diseminasi informasi dengan jajaran sektor kesehatan yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Kemenkes RI (2012) Permasalahan
SI/TI dalam pengelolaan SIK di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima juga belum berjalan maksimal karena kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pelaporan data secara dominan masih dikerjakan secara manual dan belum sepenuhnya terkomputerisasi secara online, data antar bidang belum terintegrasi, sharing data belum terarah dan efektif karena sistem informasi yang ada sekarang masih terfragmentasi, infrastruktur SI/TI yang tersedia masih minim. Selain itu minimnya sumber daya manusia SI/TI, belum ada SOP (Standart Operational Procedure) yang jelas yang mengatur mekanisme pemanfaatan sistem tersebut, kemudian pergantian pimpinan, kebijakan dan political urgensi dan faktor lainnya menjadi permasalahan terhambatnya implementasi
sistem
informasi berbasis SI/TI. Oleh karena itu menurut Barakah (2014); Jardim (2013) perencanaan strategis SI dibutuhkan dengan harapan (especting) agar penerapan sistem informasi menjadi efektif dan pelayanan kesehatan bisa lebih produktif.
5
Pengembangan Renstra SI/TI Dinas Kesehatan memerlukan dukungan, keterlibatan dan komitmen Stakeholders, baik internal maupun eksternal. Dukungan politik juga sangat penting terkait dengan pandangan pemegang kekuasaan, karena masing-masing pemangku kepentingan adalah penentu dalam memuluskan program baik terkait kebijakan, sarana prasarana maupun anggaran. Sesuai amanat UU No. 32 No. 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan bidang kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan bersifat indikatif. Rencana Strategis SI/TI di Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu 5 tahun yang berisi penjabaran visi dan misi Dinas Kesehatan dalam mendukung penguatan SI/TI (eHealth), sehingga proses kegiatan perencanaan dan pelaporan informasi kesehatan di kabupaten Bima menjadi efektif, efisien, konsisten dan terarah. Visi pembangunan kesehatan Kabupaten Bima periode 2016-2020 sebagai berikut : “Mewujudkan Kabupaten Bima Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Sedangkan Misi pembangunan kesehatan Kabupaten Bima tahun 2016-2020 yaitu Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah diakses dan merata, Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, Meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan keluarga, Mewujudkan kemandirian masyarakat melalui perilaku hidup sehat (Dinkes Kab. Bima, 2016) Untuk mendorong terwujudnya tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima sehingga organisasi mempunyai acuan yang jelas dalam pengembangan sistem informasi, maka peneliti mengangkat topik “Pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bima menggunakan model Zachman Framework”.
6
B. Rumusan Masalah Karena Dinas Kesehatan Kabupaten Bima belum mempunyai Rencana Srtategis SI/TI yang terukur dan terarah sehingga mengakibatkan perencanaan dan pelaporan data/informasi tidak berjalan dengan acuan yang jelas. Berdasarkan masalah tersebut dapat dibuat rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah Rencana Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (Renstra SI/TI) yang dapat diterapkan sebagai acuan pengembangan sistem informasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bima”? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun Rencana Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi (Renstra SI/TI) yang digunakan sebagai acuan pengembangan Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Bima. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Dinas Kesehatan a. Sebagai pedoman, bahan masukan dan evaluasi dalam merencanakan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) strategis guna mendukung kegiatan dan program-program kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bima sesuai dengan visi dan misi Organisasi b. Sebagai rekomendasi kepada organisasi Dinas Kesehatan
untuk
mengembangkan/ menyusun Renstra Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) yang sesuai dengan kebutuhan dan target organisasi. 2. Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sebagai bahan referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi di lingkup organisasi Dinas Kesehatan. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan pengembangan Rencana Strategis (Renstra) sistem informasi di instansi kesehatan dan instansi lainnya adalah sebagai berikut:
7
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan et al. (2014) dengan judul perencanaan sistem informasi strategis di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Tujuan penelitian adalah merencanakan informasi strategis dalam mendukung aktivitas di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dengan pedoman pencapaian visi dan misi. Penelitian ini merupakan penilaian kualitatif dan menggunakan Value Chain dalam menganalisis lingkungan organisasi. Hasil penelitiannya adalah masih diperlukan beberapa sistem informasi baru atau pengembangan informasi yang sudah ada untuk menunjang kegiatan utama dan kegiatan pendukung proses pelayanan di UPTD.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Aipassa (2011) dengan judul perencanaan sistem informasi manajemen dalam konteks rencana strategis RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Tujuan untuk menyusun perencanaan sistem informasi manajemen dalam konteks rencana strategis RSUD Dr. M. Haulussy. Jenis penelitian bersifat kualitatif dengan case study. Kerangka SI menggunakan Zachman Framework. Hasil penelitian bahwa pengelolaan sistem informasi manajemen di lingkup RSUD Haulussy sudah cukup berkembang sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis organisasi.
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Fardani & Nalawati (2013) dengan judul perencanaan strategis sistem informasi berbasis Zachman Framework pada Disnakertrans Propinsi Jawa Barat. Tujuannya untuk menyusun rencana strategis sistem informasi di Disnakertrans Propinsi Jawa Barat. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan kerangka Zachman Framework. Hasil penelitian perencanaan strategis sistem informasi merupakan solusi yang mampu menunjang pelaksanaan fungsi Disnakertrans Propinsi Jawa Barat.
4.
Penelitian yang dilakukan Tarmuji & Hastiany (2013) dengan judul pembuatan Enterprise Architecture dengan mengunakan kerangka kerja Zachman
(Studi
kasus:
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah).
Jenis
penelitiankualitatif dengan desain studi kasus. Menggunakan analisis SWOT dan model kerangka Zachman. Hasil penelitian diperoleh dokumen
8
perencanaan pengembangan sistem informasi yang meliputi arsitektur informasi, pelayanan, data, aplikasi dan teknologi. 5.
Penelitian yang dilakukan oleh Pipin et al. (2012) dengan judul Perencanaan strategis sistem informasi pada Institusi Pendidikan Tinggi dengan menggunakan Critical Success Factors. Jenis penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode analisis yang digunakan adalah Value Chain, Critical Success Factors dan Five Force Model. Hasil penelitian didapatkan blue print perencanaan strategis yang mengacu pada rencana bisnis organisasi berdasarkan data yang diperoleh melalui metode analisis yang melibatkan seluruh komponen organisasi.
6.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Irmayani
(2015)
dengan
judul
pengembangan Rencana Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (Renstra SI/TI) sebagai pendukung manajemen di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitiannya Action Research. Model kerangka yang digunakan adalah John Ward and Peppard. Hasil penelitiannya adalah Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam telah menerapkan SIMRS untuk menunjang layanan kepada pasien. Kondisi sistem informasi yang ada, masih perlunya dilakukan pengembangan terhadap modul aplikasi yang ada, penambahan SDM, peningkatan pengetahuan user melalui pelatihan, SOP SI/TI belum ada, belum adanya Renstra SI/TI.