BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
1
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data pendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2010, jumlah UMKM tercatat 52,7 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 99,4 juta tenaga kerja atau 97% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56% dari total PDB. Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi: (1) Pengaturan kepada perbankan
yang
mendorong
pengembangan
dan
pemberdayaan
UMKM,
(2)
Pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, dan (4) Kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan lembaga Pemerintah maupun lembaga lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank Indonesia tersebut adalah mendorong pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan teknis. Kegiatan penelitian dan penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam kerangka bantuan teknis, sehingga diharapkan akan dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM. Untuk itu, Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan penelitian Baseline Economic Survei (BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Dalam perkembangan selanjutnya, pengembangan potensi ekonomi daerah ditujukan
untuk
memberikan
informasi
kepada
stakeholders
mengenai
komoditi/produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial yang menjadi unggulan daerah untuk dikembangkan. Penelitian BLS difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di daerah.
2
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Data dan informasi dalam BLS meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro, meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian BLS tersebut selanjutnya akan didesiminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id/sipuk. Pada Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM ini, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada suatu KPJU di suatu kecamatan, menjadi penetapan KPJU unggulan daerah di Kabupaten/Kota dengan menggunakan alat analisis Metode Borda, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Bayes. Dengan demikian, nantinya tiap kabupaten/kota di suatu Provinsi diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari kesuksesan negara tetangga Thailand melalui program One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan Komoditi unggulan di suatu daerah (tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan UMKM. Dengan program yang lebih fokus, Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Dalam upaya untuk memberikan data dan informasi mengenai komoditi unggulan yang dapat dikembangkan di suatu daerah, data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, dipandang perlu untuk diperbaharui. Pembaharuan data dan informasi dimaksud dilakukan melalui Penelitian Pengembangan KPJU Unggulan UMKM, dengan memilih dan menetapkan KPJU unggulan daerah berdasarkan kriteria tertentu serta menambahkan berbagai informasi pendukung. Upaya ini dalam rangka memberikan informasi yang lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi stakeholder dalam pengembangan UMKM. Dengan penelitian tersebut, nantinya tiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Kriteria Unggulan dapat dilihat dari beberapa perspektif sebagai berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan dari KPJU. Apakah KPJU dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding KPJU yang lain (meskipun kemungkinan besar akan mengalami decline setelah melewati fase mature), atau saat ini tidak terlalu unggul namun berpotensi besar unggul di masa depan (fase growth). Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi pengembangan. Contoh untuk hotel, apakah pemilihan KPJU Unggulan tersebut tujuannya untuk business development (mengembangkan yang sudah ada/intensif) atau memperbanyak usaha yang bergerak dalam KPJU tersebut (ekstensif). 2. Perspektif Tujuan Dalam perspektif ini penentuan KPJU unggulan dengan mempertimbangkan tindak lanjut, tujuan atau target yang ingin dicapai, misalnya meyakinkan investor untuk menanamkan uangnya di bisnis KPJU unggulan yang terpilih dengan jaminan return yang cepat, atau untuk memberikan stimulasi bagi usaha lemah namun berpotensi unggul di masa datang. 3. Perspektif Keberpihakan Pemilihan KPJU unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan, misalnya keberpihakan pada pengusaha lokal. 4. Perspektif Skenario Kebijakan Disebut unggulan, apakah karena dilihat dari kondisi saat ini (eksisting) KPJU unggul dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada kontradiksi dengan skenario kebijakan pemerintah normatif. Contoh kasus: show room mobil bekas dengan wacana adanya skenario kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan usia kendaraan. Dengan melihat perspektif di atas, diharapkan program akan menjadi lebih fokus. Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan di suatu kabupaten/kota dan provinsi sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
3
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
4
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
B. TUJUAN Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1.
Mengenal dan memahami mengenai: •
Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian, dan potensi sumberdaya.
•
Profil UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk faktor pendorong dan penghambat dalam pengembangan UMKM.
•
Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (Daerah Tingkat I dan II) yang terkait dengan pengembangan UMKM.
• 2.
Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.
Memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Selatan, kabupaten/kota dan kecamatan dalam rangka:
3.
•
Mendukung pembangunan ekonomi daerah;
•
Penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta
•
Peningkatan daya saing produk.
Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masing-masing KPJU unggulan lintas sektoral di masing-masing kabupaten/kota, misal mengenai bahan baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan, harga dan lokasi (kecamatan).
4.
Memberikan informasi tentang KPJU potensial, yaitu KPJU yang saat ini belum menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang apabila mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu.
5.
Memberikan rekomendasi berupa: • KPJU unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-masing kabupaten/ kota. • Peranan Perbankan dalam pengembangan KPJU unggulan. • Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), yang dikaitkan
pula
dengan
kebijakan
Pemerintah
Pusat,
dalam
rangka
pengembangan KPJU unggulan UMKM.
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Penelitian terhadap KPJU Unggulan UMKM dilaksanakan untuk mengidentifikasi dan menetapkan KPJU pada UMKM yang dikategorikan sebagai unggulan daerah pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
5
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2. Definisi UMKM adalah sebagaimana
disebutkan
dalam UU No.20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan
dan/atau
badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut: •
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
•
memiliki
hasil
usaha
hasil
penjualan
tahunan
paling
banyak
Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut: •
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
•
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut: •
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
•
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
3. Komoditi/Produk/Jenis
Usaha (KPJU) Unggulan adalah KPJU lintas sektoral
yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya, serta mempunyai daya saing tinggi. 4. Komoditi/Produk/Jenis
Usaha (KPJU) Potensial adalah KPJU lintas sektoral
yang tidak masuk lima besar di tingkat kabupaten/kota (setelah metode Bayes)
6
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
namun dari hasil diskusi dan pendapat para pakar berpotensi untuk menjadi KPJU unggulan dengan adanya perlakuan atau kebijakan tertentu. KPJU ini potensial untuk diberdayakan karena telah lolos di tingkat kecamatan dengan memenuhi kriteria jumlah unit/rumah tangga, jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku. Dalam hal ini perlu dijelaskan kelemahan atau kriteria yang tidak dapat terpenuhi, relatif
terhadap
KPJU
unggulan
di
sektornya.
Dengan
demikian
dapat
diformulasikan perlakuan tertentu atau kebijakan yang perlu diambil agar KPJU potensial tersebut dapat berkembang menjadi KPJU unggulan. 5. KPJU yang dikaji adalah KPJU pada setiap sektor/subsektor ekonomi, yang meliputi pertanian/tanaman perikanan,
pangan,
kehutanan,
pertanian/hortikultura,
pertambangan
perdagangan, transportasi, pariwisata dan
dan
perkebunan,
penggalian,
peternakan, perindustrian,
jasa-jasa sebagaimana kategori 12
sektor ekonomi BPS. 6. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai : •
Profil daerah untuk Provinsi Kalimantan Selatan dan untuk masing-masing kabupaten/kota, antara lain meliputi: struktur geografis, demografi, ekonomi, potensi sumberdaya dan aspek lainnya yang terkait.
•
Profil UMKM
di
Provinsi Kalimantan Selatan dan
kabupaten/kota, termasuk
potensi,
peluang,
di
faktor
masing-masing pendorong
dan
penghambat dalam pengembangan UMKM. •
Kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) dalam rangka pengembangan UMKM dan KPJU unggulan
•
Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM, khususnya KPJU unggulan UMKM di wilayah penelitian,
antara lain berupa data kredit UMKM,
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. •
Penetapan KPJU unggulan UMKM untuk masing-masing subsektor/sektor dan atau lintas sektoral di daerah penelitian (tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi).
•
Informasi atau permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan KPJU di masing-masing kabupaten/kota.
•
KPJU potensial yang dapat dikembangkan untuk menjadi KPJU unggulan.
•
Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/ Kota di Kalimantan Selatan) dalam pengembangan KPJU unggulan UMKM.
7. KPJU yang diidentifikasi adalah sampai dengan nama KPJU akhir.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
D. METODE PENELITIAN 1. Daerah Penelitian Daerah penelitian adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan diantaranya Tanah Laut (11 kecamatan), Tanah Bumbu (10 kecamatan), Kota Baru (20 kecamatan), Banjar (17 kecamatan), Tapin (12 kecamatan), Hulu Sungai Selatan (11 kecamatan), Hulu Sungai Tengah (11 kecamatan), Hulu Sungai Utara (10 kecamatan), Balangan (8 kecamatan), Tabalong (12 kecamatan), Barito Kuala (17 kecamatan), Kota Banjarmasin (5 kecamatan), Kota Banjarbaru (5 kecamatan). 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data dan informasi terdiri dari : a. Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari narasumber/responden. Narasumber adalah responden pakar, yakni pihak yang dapat memberikan informasi dan sekaligus mengambil keputusan/kebijakan karena pertimbangan kedudukan/kewenangan yang
dimilikinya, profesinya, pengetahuan dan
pengalamannya di tingkat kabupaten yang mewakili: 1. Badan Perencanaan Daerah 2. Bagian Administrasi dan Perekonomian 3. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 5. Dinas Perikanan dan Kelautan 6. Dinas Pertanian dan Perkebunan 7. Asosiasi usaha/Pelaku usaha 8. Perbankan (nasional, regional dan lokal) 9. Akademisi (tingkat regional Kalimantan Selatan) Sedangkan narasumber di tingkat kecamatan adalah juga responden pakar sebagaimana kriteria di atas yang mewakili: 1. Camat 2. Koordinator Statistik Kecamatan 3. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi PMD) 4. Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (Kasi PKM) atau Representasi yang lain.
7
8
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
b. Data Sekunder, yaitu data dan publikasi/laporan
informasi yang diperoleh dari dokumen/
penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya
yang menunjang. 3. Tahapan Pengumpulan dan Analisis Data a. Terdapat
dua kelompok
kriteria
yang akan digunakan
untuk
menyaring KPJU menjadi KPJU unggulan, yaitu: (i)
Kriteria
di
tingkat kecamatan, yakni
jumlah
unit/rumah tangga,
jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku. (ii) Kriteria untuk AHP di tingkat kabupaten/kota, bahan baku, modal, sarana produksi/usaha,
antara lain TK terdidik, teknologi, sosial budaya,
manajemen usaha, ketersediaan pasar, harga, penyerapan TK dan sumbangan terhadap perekonomian. kabupaten/kota
Kriteria untuk AHP di tingkat
ini merupakan referensi untuk melakukan seleksi KPJU
unggulan. Dengan demikian, kriteria dimungkinkan untuk disesuaikan dengan kondisi perekonomian/kebijakan/prioritas pengembangan
di
masing-masing wilayah penelitian. b. Tahap Pembobotan (i)
Pada tingkat Provinsi : pembobotan tujuan, kriteria dan sektor/subsektor Pada tahap ini dilakukan pembobotan terhadap tujuan serta kriteria untuk AHP. Nilai pembobotan ini berlaku sama untuk semua Kecamatan dan Kabupaten/Kota serta sektor/subsektor dalam suatu Provinsi.
(ii) Pada tingkat kabupaten/kota : pembobotan sektor/subsektor Dilakukan pembobotan terhadap sektor/subsektor yang berlaku untuk suatu kabupaten/kota.
Nilai pembobotan
ini digunakan
pada saat
penghitungan dengan metode Bayes. c. Tahap Penentuan KPJU di Kecamatan Berdasarkan daftar KPJU seluruh Kecamatan pada suatu kabupaten/kota yang diperoleh dari data sekunder atau narasumber, dilakukan pemilihan KPJU kecamatan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: (i)
Jumlah unit usaha/rumah tangga pada setiap kecamatan yang bersumber dari data sekunder/statistik.
(ii) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditi/produk
(persepsi
narasumber). (iii) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (saprodi/saprotan) dan atau sarana usaha (persepsi narasumber). (iv) Kontribusi KPJU terhadap perekonomian daerah (persepsi narasumber).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
9
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat narasumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan ke Kecamatan dengan narasumber di tingkat Kecamatan (disesuaikan dengan kondisi kecamatan di masing-masing daerah). Narasumber yang dimaksud adalah Camat,
Koordinator
Statistik
Kecamatan,
Kepala
Masyarakat (Kasi
PMD),
atau
Kepala
Masyarakat
PKM)
atau
representasi
(Kasi
Seksi
Seksi
Pemberdayaan
Pendidikan
Kewirausahaan
lainnya
sesuai
rekomendasi
pendelegasian kewenangan dari Camat. d. Tahap
Penentuan
KPJU
dengan
Metode
Borda
di
Tingkat
Kabupaten/Kota Berdasarkan hasil pengolahan KPJU dari seluruh Kecamatan di suatu Kabupaten/Kota
dengan
metode
Bayes,
dilakukan
pemilihan
KPJU
kabupaten/kota dengan metode Borda. Metode Borda adalah metode yang dipakai untuk menetapkan urutan peringkat (Marimin, 2004). Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal 10 (sepuluh)
KPJU
untuk
setiap
sektor/subsektor
ekonomi di tingkat
kabupaten/kota. e. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Per Sektor/SubSektor dengan Metode AHP di Tingkat Kabupaten/Kota Tahap ini dilaksanakan dalam rangka proses penyaringan untuk menetapkan KPJU unggulan per sektor/subsektor pada tingkat kabupaten/kota. Alternatif kriteria yang dapat dipergunakan
untuk proses penetapan KPJU
unggulan kabupaten/kota adalah sebagaimana Tabel 1.1. Analisis untuk penetapan KPJU
unggulan dari
hasil
pemilihan KPJU
di
Kabupaten/Kota, dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (Saaty, 2000). Analytic
Hierrarchy Process
(AHP) adalah sebuat alat
analisis yang didukung oleh pendekatan matematika sederhana dan dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan ‘decision
making’
seperti
pengambilan kebijakan atau penyusunan prioritas (Marimin, 2004). Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat narasumber yang diperoleh melalui pengisian kuesioner AHP secara individual dengan narasumber di tingkat kabupaten/kota, misal pejabat dinas/instansi, asosiasi,
Kadin, Bappeda, perbankan dan peneliti/dosen perguruan tinggi.
Pada penelitian ini, narasumber yang dimaksud adalah representasi dari Badan Perencanaan Daerah, Dinas
Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian dan
Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Perbankan.
10
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 1.1. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kriteria Tenaga Kerja Terampil (skilled)
Variabel yang Dipertimbangkan 1 Tingkat pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti Pengalaman kerja Jumlah lembaga/sekolah keterampilan/pelatihan 2 Bahan Baku Ketersediaan/kemudahan bahan baku (manufacturing) Harga perolehan bahan baku Perishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku 3 Modal Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan 4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/kemudahan memperoleh Harga 5 Teknologi Kebutuhan teknologi Kemudahan (memperoleh teknologi) 6 Sosial Budaya (faktor Ciri khas lokal endogen) Penerimaan masyarakat Turun temurun 7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk me-manage 8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran Kemudahan mendistribusikan 9 Harga Stabilitas harga 10 Penyerapan Tenaga Kerja Kemampuan menyerap Tenaga Kerja 11 Sumbangan terhadap Jumlah jenis usaha yang terpengaruh karena perekonomian wilayah keberadaan usaha ini (backward & forward linkages) Berdasarkan analisis AHP ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap sektor/subsektor ekonomi di tingkat kabupaten/kota. Melalui forum Focus Group Discussion (FGD) selanjutnya dengan peserta responden AHP di atas yang ditambah dengan representasi instansi terkait, asosiasi pengusaha dan akademisi, dimintakan pula pendapat
dari para
narasumber mengenai alternatif kebijakan yang harus diambil dalam rangka pengembangan usaha KPJU unggulan yang telah terindentifikasi. f.
Tahap
Konfirmasi
5
(lima)
KPJU
Unggulan
untuk
Setiap
Sektor/Subsektor Ekonomi di tingkat Kabupaten/Kota Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJU unggulan untuk setiap sektor/subsektor yang telah diperoleh dengan menggunakan metode AHP, dan konfirmasi
rekomendasi
kebijakan
untuk
KPJU
unggulan.
Tahap
ini
dilaksanakan dalam forum FGD. g. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Lintas Sektoral dengan Metode Bayes di Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Provinsi Berdasarkan hasil pemilihan KPJU per sektor/subsektor di tingkat kabupaten/ kota dan provinsi dengan metode AHP, dilakukan pemilihan KPJU lintas
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
sektoral dengan metode Bayes, yaitu teknik yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari alternatif
sejumlah
dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal (Marimin,
2004). Namun, terlebih dahulu terhadap alternatif KPJU per sektor/subsektor dilakukan normalisasi. Berdasarkan perhitungan dengan metode normalisasi ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU lintas sektoral di tingkat kabupaten/kota.
Gamber 1.1. Tahap Penentuan KPJU
11
12
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4. Prinsip Penilaian Kriteria dan Rekomendasi Kebijakan a. Prinsip Penilaian Kriteria Penilaian perbandingan
antar KPJU untuk setiap kriteria didasarkan
kondisi saat ini dan prospeknya.
atas
Penilaian (scoring) setiap kriteria didasarkan
atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka memulai usaha baru atau mengembangkan usaha pada KPJU. b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Daerah dalam Pengembangan KPJU Unggulan UMKM Setelah diperoleh KPJU unggulan daerah dan KPJU potensial yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya peneliti memberikan rekomendasi maupun saran-saran serta solusi dalam upaya pengembangan KPJU yang terpilih tersebut. Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah ini diharapkan akan dapat dimanfaatkan oleh Pemda maupun menjadi referensi
dalam
pembuatan kebijakan tindak lanjut dari Pemda. Dengan demikian fungsi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) sebagai advisor maupun penyedia data dan informasi bagi Pemda dapat diimplementasikan dari hasil penelitian ini. 5. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Kabupaten/Kota FGD yang dilakukan dalam penelitian ini berupaya untuk mencapai tujuan sebagai berikut: a. Mengkonfirmasi hasil survei KPJU di tingkat kecamatan. b. Memperoleh informasi secara lebih dalam tentang permasalahan dan potensi 5 prioritas KPJU lintas sektor di tingkat kabupaten/kota. c.
Merumuskan rekomendasi dalam pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan lintas sektor di tingkat kabupaten/kota.
Peserta FGD ini berjumlah 9-12 orang, terdiri dari: a. Pejabat dinas/instansi sektoral terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil survei (maksimal 5 orang) b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil survei (maksimal 5 orang) c.
Perbankan (maksimal 2 orang)
d. Akademisi (1 orang)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
13
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengantar FGD 1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Pengembangan KPJU unggulan yang dilakukan Bank Indonesia. 2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU unggulan. 3. Mensosialisasikan hasil survei di kabupaten bersangkutan berupa 5 prioritas KPJU unggulan. b. Substansi FGD 1. Menggali informasi lebih dalam mengenai keberadaan UMKM penghasil KPJU tersebut dari perwakilan responden kecamatan dan instansi terkait. Informasi yang digali terutama berkaitan dengan: a. jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, b. multiplier effect (tumbuhnya usaha-usaha lain yang mendukung usaha tersebut), c.
daya dukung wilayah sekitar dalam memasok bahan baku maupun pemasaran,
d. kasus
best
practices
UMKM
penghasil
komoditi
tersebut
yang
berkontribusi tinggi pada perekonomian daerah (pajak, devisa dan menyerap pengangguran). 2. Menggali informasi mengenai faktor-faktor eksternal berupa peluang dan tantangan pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan UMKM menurut perspektif instansi sektoral, perbankan dan UMKM.
Melalui diskusi ini
diharapkan tergali informasi: (1) alternatif pasar baru; (2) alternatif pasokan bahan baku; (3) alternatif pembiayaan baru (program bantuan dari pemerintah, LSM, perbankan, dan lain-lain); (4) alternatif teknologi atau metode baru; (5) kebijakan pemda terkait dengan KPJU tersebut. Masingmasing peserta diminta untuk menuliskan idenya secara ringkas di metaplan. Selanjutnya, peserta diminta menempelkannya pada matriks di kertas plano sebagai berikut:
14
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 1.2. Matrik Informasi KPJU Peluang Pasar
Tantangan
-
-
-
-
Bahan baku/
-
-
sarana usaha
-
-
Teknologi/metode
-
-
-
-
-
-
-
-
Pembiayaan
3. Menggali informasi lebih dalam tentang potensi dan masalah yang dihadapi UMKM dalam mengembangkan 5 prioritas KPJU dari pespektif pelaku usaha UMKM dan Instansi terkait. Informasi yang digali meliputi supply chain (rantai pasokan) mulai dari penyediaan bahan baku, penyediaan distribusinya.
sarana
produksi,
proses
produksi,
pemasaran,
hingga
Dibahas untuk masing-masing KPJU, dimana letak titik
kekuatan dan titik kritisnya selama ini.
Bahan baku Penanganan masuk Bahan baku
Proses produksi
Pemasaran
Distribusi/delivery
Peserta dari kalangan pelaku usaha atau asosiasi UMKM diminta untuk melihat rantai pasokan di atas dan mengevaluasi KPJU memiliki kelemahan dan kekuatan di titik yang mana. Peserta diminta menempelkan metaplan warna merah pada titik yang dianggap kritis dan metaplan warna hijau pada titik yang dianggap stabil dalam pengembangan masing-masing KPJU. 4. Melakukan brainstorming
ide dan informasi untuk mengatasi masalah
pada masing-masing KPJU. Peserta dari instansi sektoral terkait juga dapat menyampaikan program-program yang sudah dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut.
Peserta FGD diminta untuk menuliskan ide-idenya di
metaplan dan menempelkannya di kertas plano.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
15
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5. Mengelompokkan ide-ide yang sejenis dan mendiskusikannya, termasuk dalam masalah keefektifan program dari instansi sektoral di tingkat lapangan dalam mengatasi masalah tersebut. 6. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Provinsi FGD ini bertujuan sebagai berikut: a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi eksisting dan data sekunder terkini. b. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi terkait product life cycle (PLC) dan kontribusi KPJU Unggulan tersebut terhadap tingkat inflasi. c.
Memberikan rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan spesifikasi peserta sebagai responden pakar (kewenangan, profesi, keahlian masing-masing).
Peserta FGD ini berjumlah 10-12 orang, terdiri dari: a. Pejabat dinas/instansi sektoral tingkat Provinsi terkait dengan 10 prioritas KPJU unggulan hasil survei. b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 10 prioritas KPJU unggulan hasil survei. c.
Perbankan.
d. Akademisi/Pengamat Ekonomi Pembangunan di wilayah. FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengantar FGD 1. Mensosialisasikan
secara
singkat
tentang
tujuan
Penelitian
Dasar
Pengembangan KPJU Unggulan yang dilakukan Bank Indonesia bekerjasama dengan SEM Institute. 2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU unggulan. 3. Mensosialisasikan hasil survei di tingkat provinsi berupa 10 prioritas KPJU unggulan lintas sektor. b. Substansi FGD 1. Penjelasan dari Moderator. Penjelasan
bahwa 10 KPJU Unggulan ini dihasilkan dari KPJU-KPJU
Unggulan tingkat Kota/Kabupaten yang dipilih kembali sesuai dengan metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor masing-masing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi dikalikan dengan bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah dikonfirmasi
dengan seluruh stakeholders di tingkat Kota/Kabupaten
16
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
tentang kondisi riilnya, peluang dan tantangan yg dihadapi dan kekuatan dan kelemahan/titik kritisnya. 2. Agenda. Karena KPJU Unggulan ini akan direkomendasikan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan, maka FGD ini memiliki agenda : a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi eksisting dan data sekunder terkini. Sumber : Akademisi dan tambahan pendalaman dari peserta lain. b. Mendalami kondisi terkait product life cycle (PLC) dan kontribusinya terhadap tingkat inflasi. Sumber : Akademisi dan tambahan pendalaman dari peserta lain. c. Pemberian rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan spesifikasi kewenangan, profesi, keahlian masing-masing peserta selaku responden pakar/ahli.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB II PROFIL WILAYAH PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
17
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB II PROFIL WILAYAH A. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1. Geografis Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan batas-batas: sebelah barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah utara dengan Provinsi Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Selatan secara geografis terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS. Daerah yang paling luas di Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Kotabaru dengan luas 9,422.73 km², kemudian Kabupaten Tanah Bumbu dengan luas 5,066.96 km² dan Kabupaten Banjar dengan luas 4,672.68 km², sedangkan daerah yang paling sempit adalah Kota Banjarmasin dengan luas 72.67 km². Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km² atau 3.753.052 ha. Sampai dengan tahun 2004 membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota dan pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten Balangan dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu. Luas wilayah Provinsi tersebut sudah termasuk wilayah laut Provinsi dibandingkan Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah masing-masing Kabupaten Tanah Laut 9,94%; Tanah Bumbu 13,50%; Kotabaru 25,11%; Banjar 12,45%; Tapin 5,80%; Tabalong 9,59%; Balangan 5,00%; Batola 6,33%; Banjarbaru 0,97% dan Banjarmasin 0,19%. Daerah aliran sungai yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan adalah: Barito, Tabanio, Kintap, Satui, Kusan, Batulicin, Pulau Laut, Pulau Sebuku, Cantung, Sampanahan, Manunggal dan Cengal. Memiliki catchment area sebanyak 10 lokasi yaitu Binuang, Tapin, Telaga Langsat, Mangkuang, Haruyan Dayak,
Intangan,
(www.kalselprov.go.id).
Kahakan,
Jaro,
Batulicin
dan
Riam
Kanan
19
20
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.1. Daftar Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten/Kota Regency/City 1. Tanah Laut 2. Tanah Bumbu 3. Kota Baru 4. Banjar 5. Tapin 6. Hulu Sungai Selatan 7. Hulu Sungai Tengah 8. Hulu Sungai Utara 9. Balangan 10. Tabalong 11. Barito Kuala 12. Kota Banjarmasin 13. Kota Banjarbaru Sumber : www.kalselprov.go.id 2.
Luas/Area (Km2) 3.631,35 5,066.96 9,422.73 4,672.68 2,174.95 1,804.94 1,472.00 892.70 3,599.95 1,878.30 2,376.22 72.67 367.12
Keadaan Iklim Pada umumnya daerah Kalimantan Selatan terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau (panas). Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Mei, pada waktu itu angin bertiup dari arah Timur Laut, kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 8-14 knot dan rata-rata tiap bulan antara 5-6 knot. Sedangkan musim kemarau (panas) terjadi pada bulan Juni sampai Agustus dan di antara kedua musim tersebut terdapat musim pancaroba. Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Data temperatur udara yang dilaporkan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor, temperatur udara maksimun di daerah Kalimantan Salatan berkisar antara 33,1°C - 35°C , temperatur udara minimun berkisar antara 22,6°C - 23,8°C. Temperatur rata-rata berkisar antara 27,85°C sampai 29,4°C. Kelembaban udara maksimun di daerah ini berkisar antara 96%-98% dan kelembaban minimun berkisar antara 35%-58%, sedangkan rata-ratanya tiap bulan 60%-87%. Penyinaran matahari di Kalimantan Selatan dengan intensitas tertinggi pada bulan April yaitu 75% dan intensitas terendah terjadi pada bulan Desember
yaitu
33%,
(www.kalselprov.go.id).
dengan
rata-rata
intensitas
penyinaran
52,5%
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Dari data terakhir yang diperoleh, pada bulan September 2012 curah hujan di Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut : 33 % curah hujan kurang dari atau sama dengan 20 mm, 45 % curah hujan antara 21- 50 mm, 16 % curah hujan antara 51-100 mm, 5 % curah hujan antara 101-150 mm dan 1 % curah hujan antara 301-400 mm (www.klimatologibanjarbaru.com). 3.
Topografi Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar 43,05% wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah 0-2%. Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut: •
0 - 2% : 1.615.630 ha (43,05%)
•
2 - 15% : 1.192.545 ha (31,87%)
•
15 - 40% : 713.682 ha (19,02%)
•
40% : 231.195 ha (6, 16%) Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian yang
dibagi menjadi 6 kelas ketinggian yaitu kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100 meter, 100 - 500 meter, 500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter, menunjukkan wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar (31,29%) berada pada kelas ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut. 4.
Lahan Tanah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan dengan rincian hutan lebat (780.319 ha), hutan belukar (377.774 ha), dan hutan rawa (90.060 ha), hutan sejenis (352.840 ha), berupa semak/alang-alang (870.314 Ha), berupa rumput (50.119 ha), dan lain lain (83.014 ha). Sedangkan penggunaan untuk sawah seluas 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha, perkampungan 57,903 ha dan untuk tegalan seluas 48.612 ha. Bentuk geologi wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berupa aluvium muda dan formasi berai (www.kalselprov.go.id).
5. Sumberdaya Alam Potensi pertanian Kalimantan Selatan cukup melimpah. Produksi tanaman pangan khusus padi mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2005 sebesar 1.598.835 ton GKG dengan produktivitas 34,79 ku/ha naik pada tahun 2006 produksi naik menjadi 1.636.840 ton GKG dengan produktivitas 35,38 ku/ha. Kemudian pada tahun 2007 naik lagi menjadi
21
22
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1.953.868 ton GKG dengan produktivitas 38,63 ku/ha serta pada tahun 2008 menjadi 1.954.283 ton dengan produktivitas 38,52 ku/ha. Selama kurun waktu tersebut kenaikan produksi tertinggi dicapai pada tahun 2007, yaitu sebanyak 317.028 ton atau 19,37%. Pada
tahun
2007,
Departemen
Pertanian
mencetuskan
Program
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yang langsung direspon oleh Kalimantan Selatan dan dilaksanakan sesuai pedoman umum. Program ini juga didukung
pula
pembangunan
dengan pertanian
tersedianya
anggaran
berkelanjutan
di
APBD
untuk
program
Kalimantan
Selatan
(www.kalselprov.go.id). Selain itu jenis tanaman lain yang diunggulkan di Kalimantan Selatan di antaranya Rambutan Antalagi, durian, waluh Juai, pisang Kepok Manurun, jeruk Siam Banjar, kueni Anjir Batola, duku Padang Batung, kencur Papan Kentala, Ubi Negara, Langsat Tanjung, Talas Loksado, Kacang Tunggak Negara. Areal efektif pertanaman perkebunan sampai dengan tahun 2007 baru mencapai 510.352 ha atau 46,99% dari luas yang dicadangkan, dengan produksi 482.026,37 ton per tahun, sedang untuk potensi pengembangan perkebunan 575.771 ha (53,01%) (www.kalselprov.go.id). Produk hasil komoditas perkebunan hampir seluruhnya masih dalam bentuk produk primer, sehingga nilai tambah dari sektor perkebunan belum didapat, nilai tambah bisa dicapai apabila dilaksanakan pengembangan industri manufacturing setempat, yang sekaligus akan memperkuat keutuhan sistem agribisnis komoditas perkebunan yang bersangkutan. Tabel 2.2 Komoditas Perkebunan Kalimantan Selatan
NO
KOMODITAS
2009
2010
(Ton)
(Ton)
1
Karet
98.479
103.563
2
Kopi
1.445
1.209
3
Kelapa Sawit
424.309
434.134
4 34 Kakao Sumber : http://regionalinvestment.bkpm.go.id
35
Dalam subsektor peternakan, Kalimantan Selatan memiliki berbagai jenis ternak yang diunggulkan, salah satunya adalah sapi potong. Usaha ternak sapi potong berkembang di Kalimantan Selatan umumnya dilakukan secara individu
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
23
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
atau berkelompok namun berada dalam satu kawasan dengan sistem pemeliharaan secara intensif/semi intensif. Jumlah kepemilikan bervariasi antara 2-10 ekor/peternak. Selain itu, usaha ternak kambing dan unggas juga cukup berkembang. Usaha ternak kambing dilakukan secara individu atau berkelompok dalam satu kawasan yang dipelihara secara intensif. Jenis ternak kambing yang dipelihara adalah kambing Kacang dan PE dengan jumlah pemilikan 5-15 ekor/peternak. Pengembangbiakannya sebagian besar dilakukan secara kawin alam sedangkan kawin suntik telah dilakukan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan Barito Kuala. Sedangkan untuk jenis unggas yang diternakan diantaranya ayam Broiler, Itik Alabio dan ayam kampung. Potensi perikanan dan kelautan Kalimantan Selatan terdiri dari perikanan laut, perikanan air payau dan perikanan air tawar. Perikanan laut didasarkan atas volume garis pantai dan panjang 1.330 km. Sedangkan luas potensi areal air payau yang dapat dikembangkan sebesar 53.382 ha. Potensi perikanan air tawar berdasarkan areal perairan umum yang luasnya 1.000.000 ha, yang tersebar pada seluruh wilayah di Kalimantan Selatan (13 kabupaten/kota). Berikut perkembangan produksi perikanan selama periode 2005-2009 terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.3. Produksi Perikanan Tahun 2005 – 2009 Uraian
2005
2006
2007
2008
2009
%
Budidaya
17.263
15.014
22.569
24.610
31.482
-10,0
- Tambak
5.315
3.415
6.027
7.107
10.508
7,0
- Kolam
3.282
4.927
5.976
8.143
13.398
23,0
- Karamba
4.294
3.713
3.727
4.735
3.776
-4,0
- Sawah
116
113
265
263
3.776
12,0
- Jaringan Apung
211
423
505
596
657
18,0
4
4
5
5
5
-3,0
4.041
2.420
6.064
3.761
2.848
-20,0
- Net Tancap - Laut
Sumber : http://www.kalselprov.go.id Bahan galian di wilayah Kalimantan Selatan beraneka ragam jenisnya, baik itu bahan galian energi, bahan galian logam, bahan galian non logam maupun bahan galian industri. Potensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Kalimantan Selatan terdapat dalam dua cekungan yaitu Cekungan Barito dan Cekungan Asam-asam. Pada Cekungan Barito mempunyai cadangan minyak sebesar 620,571 juta barrel (98,5 juta m3) dan yang dapat diproduksi sebesar 160 juta
24
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
barrel (27 juta m3), sampai tahun 2009 produksi minyak telah mencapai 20,6 juta m3. Di lapangan Tanjung Raya terdapat sebanyak 231 sumur, yang berproduksi 95 sumur, yang ditutup sementara 69 sumur yang ditutup selamanya 28 sumur dan sumur injeksi 39 sumur. Selain minyak dan gas bumi, batubara sebagai bahan energi banyak terdapat di Kalimantan Selatan dengan kualitas umur Eosen (nilai kalori yang terkandung didalamnya antara 4000 s/d 7100 Kal/gr). Potensi sumberdaya secara
keseluruhan
9.101.380.000
ton
sedangkan
cadangannya
masih
1.804.145.000 ton. Beberapa potensi pertambangan lainnya yakni emas (Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Laut,
Kabupaten
Tanah
Bumbu,
Kabupaten
Banjar,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Balangan), intan, nikel, besi, chromit (cadangan 132.200 ton di Kabupaten Tanah Laut dan 10.000 ton di Kabupaten Banjar), mangan, gambut, batu gamping, phospat, kaolin, pasir kwarsa, batu gamping marmeran, batu gunung, pasir dan kerikil, bongkah batu. Produksi
Industri
Manufaktur
Besar
dan
Kalimantan Selatan di triwulan III tahun 2012 sebesar
Sedang
(q-to-q)
mengalami
Provinsi
pertumbuhan
3,51 persen dibanding produksi industri triwulan II tahun 2012.
Pertumbuhan ini berada diatas rata-rata pertumbuhan nasional yang hanya tumbuh sebesar
2,06 persen.
Kenaikan produksi tersebut disokong oleh
semuakelompok industri besar dan sedang yang mengalami pertumbuhan positif, masing-masing industri makanan yang mengalami kenaikan produksi sebesar 3,81 persen, industry minuman yang mengalami kenaikan produksi sebesar 0,16 persen,
industri kayu, barang dari kayu/gabus (tdk termasuk
furniture) yang mengalami kenaikan produksi sebesar 0,59 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mengalami kenaikan produksi sebesar 0,01 persen dan industri karet, barang dari karet/plastic yang mengalami kenaikan produksi sebesar 2,27 persen (kalsel.bps.go.id) Perkembangan sektor perdagangan bila dilihat dari jumlah pemegang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kalimantan Selatan secara kumulatif sampai dengan Agustus tahun 2007 sebanyak 27.227 buah Pedagang Kecil (PK) atau naik sebesar 11,57% dari 24.400 buah tahun 2005, Pedagang Menengah (PM) sebanyak 7.927 buah atau naik sebesar 9,54% dari 7.236 buah pada tahun 2006, kemudian Pedagang Besar juga mengalami pertambahan menjadi 1.950 buah atau naik sebesar 10,41% dari 1.766 buah pada tahun 2006. Bila dilihat dari pertambahan ketiga jenis usaha tersebut Pedagang Kecil mengalami
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
kenaikan paling banyak yaitu sebesar 2.824 buah sedang bila dilihat dari prosentasi pertambahan Pedagang Kecil (PK) tetap mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 11,57%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah keseluruhan jenis usaha tersebut sampai dengan tahun 2007 sebanyak 37.101 buah atau naik sebesar 11,07% dari 33.402 buah pada tahun 2006.
6. Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan Industri pariwisata merupakan sektor yang memberi harapan besar bagi pengembangan ekonomi di banyak negara sehingga sektor pariwisata memegang peranan penting dalam produk domestik bruto (PDB). Selain itu, sektor pariwisata juga dianggap memiliki efek ganda dan dapat menggerakkan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Meski potensi sangat besar, Kalimantan Selatan masih belum optimal menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan yang dominan. Kalimantan Selatan memiliki beragam potensi wisata, mulai dari pantai, hutan, pegunungan, sampai wisata religi dengan situs-situs sejarah yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat tujuan wisata yang menarik. Di samping itu, dengan beragam budaya daerah, Kalimantan Selatan juga sangat potensial dikembangkan sebagai tujuan wisata budaya, wisata religius, maupun wisata kuliner. Obyek dan daya tarik wisata di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan potensi yang ada tercatat sebanyak 272 buah obyek wisata, namun yang sudah dikenal dan banyak dikunjungi adalah: •
Kawasan wisata pasar terapung muara sungai barito Kota Banjarmasin.
•
Kawasan wisata sungai Martapura meliputi Makam Raja Sultan Suriansyah, Masjid Sultan Suriansyah, Sungai Kuin Kota Banjarmasin.
•
Kawasan Pasar Terapung Lok Baintan Sungai Martapura, Kabupaten Banjar
•
Kawasan wisata Pendulangan Intan Cempaka dan Pasar Permata di Martapura Kabupaten Banjar.
•
Kawasan wisata Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
•
Makam Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Kabupaten Banjar dan makam Datu Sanggul di Kabupaten Tapin sebagai obyek wisata religius.
•
Kawasan wisata Kerbau Rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dalam rangka kunjungan wisata, sasaran yang menjadi citra Provinsi
Kalimantan Selatan adalah Kota Banjarmasin sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki fasilitas pendukung seperti: bandara,
25
26
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
pelabuhan samudera, hotel berbintang, angkutan/transportasi bus pariwisata dan lain-lain. Oleh karena itu kota Banjarmasin memegang posisi kunci dalam mewakili citra Kalimantan Selatan atau sebagai daerah tujuan wisata (www.kalselprov.go.id).
7. Sosial Budaya Provinsi Kalimantan Selatan Suku bangsa di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli) terdiri dari berbagai suku diantaranya suku Banjar, Jawa, Bugis, Madura, Bukit, Mandar, Bakumpai, Sunda, Betawi, Minangkabau, Banten dan suku lainnya.
Sebanyak 76,34%
berasal dari suku Banjar. Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah, yakni bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasabahasa dari rumpun Dayak, seperti bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan bahasa Bukit. Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Suku Banjar yang mendiami sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan menganut Agama Islam, demikian pula Suku Dayak Bakumpai di daerah aliran Sungai Barito. Suku Bukit di kawasan Pegunungan Meratus umumnya masih mempertahankan kepercayaan Kaharingan dan sebagian lainnya menganut Agama Kristen. Suku Dayak
Maanyan Warukin di Kabupaten
Kotabaru mayoritas
beragama
Tabalong dan Samihim di Kabupaten
Kristen,
sementara Suku
Dayak
Dusun Balangan di Kecamatan Halong menganut agama Buddha (id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan#Kependudukan). 8. Investasi Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan daerah untuk pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Provinsi berusaha terus menggali segala potensi dan sumber-sumber pendapatan untuk terus dikembangkan. Pada tahun 2008, sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 Jo. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Koridor UU Nomor 34 Tahun 2000 pengganti UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, membuat berbagai langkah antara lain dengan mengintensifkan pendapatan dan mengektensifikasikan penerimaan daerah serta mengoptimalkan penggarapan sumber/potensi,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur serta peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan III-2012 tumbuh sebesar 4,91% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II2012 yang berhasil mencapai 6,03% Dari sisi permintaan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi banyak dipengaruhi oleh kontraksi yang dialami oleh aktivitas ekspor, terutama untuk komoditas batubara akibat melemahnya permintaan negara mitra dagang sebagai imbas dari krisis global yang belum cenderung membaik. Meskipun demikian kinerja konsumsi masih cukup kuat, terutama konsumsi pemerintah yang mengalami percepatan selama triwulan laporan
seiring
meningkatnya
aktivitas
investasi
daerah.
Sementara
peningkatan konsumsi pemerintah yang dipengaruhi oleh realisasi proyek fisik diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan akhir tahun 2012. Dari sisi penawaran atau sektoral, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sektor dominan, terutama sektor pertambangan (bi.go.id) 9.
Kebijakan Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan a. Visi Pembangunan Kalimantan Selatan “Terwujudnya Kalimantan Selatan yang Berkembang, Maju, Unggul, Nyaman, Sejahtera dan Damai (Bermunajad) Tahun 2015” b. Misi Pembangunan Kalimantan Selatan Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 tersebut, maka misi pembangunan Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial dan budaya. (2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang produktif dan berdaya saing. (3) Mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis. (4) Meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas serta aksesibilitas infrastruktur wilayah. (5) Meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
27
28
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
c. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kalimantan Selatan Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, dalam setiap misi pembangunan adalah sebagai berikut: (1). Misi Pertama : Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial dan budaya, dilaksanakan melalui prioritas Membangun Kehidupan Sosial dan Budaya. Tujuan: Mewujudkan Daerah yang memiliki kualitas kehidupan beragama, sosial serta berbudaya yang berakar pada nilai-nilai luhur Sasaran: (a) Terwujudnya masyarakat yang agamis dan berakhlak mulia dan memiliki toleransi antar umat beragama. (b) Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat. (c) Berkembangnya
wisata
daerah
yang
berbasis
budaya
dan
sumberdaya daerah. (2). Misi Kedua : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang produktif dan berdaya saing, dilaksanakan melalui prioritas Membangun Sumberdaya Manusia. Tujuan: (a) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat yang berpendidikan berkualitas. (b) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat yang sehat. (c) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat berkompetensi kerja dan berdaya saing. Sasaran: (a) Terwujudnya
pemerataan
akses
layanan
pendidikan
yang
berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan. (b) Terwujudnya pencapaian indikator kesehatan yang mendukung peningkatan pembangunan manusia, serta masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. (c) Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing. (3). Misi ketiga : Mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis, dilaksanakan melalui prioritas Peningkatan Perekonomian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
29
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tujuan: (a) Mewujudkan daerah berdaya saing dengan basis perekonomian masyarakat
dan
kelestarian
lingkungan,
memanfaatkan
sumberdaya lokal dan posisi geografis Kalimantan Selatan. (b) Mewujudkan
persiapan
pengembangan
daerah
industri
dan
perdagangan berbasis agroindustri. Sasaran: (a) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. (b) Terwujudnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup. (c) Meningkatnya sinergi dalam penyiapan pengembangan industri dan perdagangan berbasis agroindustri. (4). Misi Keempat : Meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas serta aksesibilitas infrastruktur wilayah, dilaksanakan melalui prioritas Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur. Tujuan: Mewujudkan ketersediaan infrastruktur daerah yang merata, dan berkualitas, serta mampu mendukung pengembangan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya. Sasaran: (a) Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa. (b) Tersedianya infrastruktur sumberdaya air untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya rusak air. (c) Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi. (d) Meningkatnya infrastruktur publik dan aparatur. (5). Misi kelima : Meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang baik dan bersih, dilaksanakan melalui prioritas Melaksanakan Pemerintahan yang baik. Tujuan: Mewujudkan daerah yang memiliki tata pemerintahan yang bersih dan
bertanggungjawab,
masyarakat.
berjiwa
melayani
dan
mengayomi
30
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Sasaran: (1) Terwujudnya tata kelola pemerintahan daerah yang akuntabel dan transparan. (2) Terwujudnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat.
B. TANAH LAUT
1. Geografis Kabupaten Tanah Laut merupakan kabupaten yang terletak paling selatan dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Pelaihari. Secara geografis, Kabupaten Tanah Laut terletak di antara 114º 30' 22" - 115º 10' 30" BT dan 30º 30' 3" - 4º 10' 30" LS, dengan luas wilayah 3.631,35 Km² atau 9,71% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, posisi Tanah Laut sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Banjarmasin (ibukota Provinsi) dan Laut Jawa, serta memiliki pantai dan pelabuhan sebagai jalur distribusi barang dari dan ke luar daerah. Batas-batas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut : Utara
: Kota Banjarbaru
Selatan
: Laut Jawa
Timur
: Kabupaten Tanah Bumbu
Barat
: Laut Jawa
Keadaan wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dan bergunung-gunung, dataran rendah, serta pantai dan rawa. Jenis tanahnya sangat beragam yaitu latosol (29,17 %), podsolik (32,98 %), alluvial (32,26 %) dan organosol (5,59 %). Dari segi pemanfaatannya, lahan tersebut terdiri dari pemukiman, persawahan, tegalan, kebun campuran, perkebunan, alang-alang/semak dan hutan. Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Tanah Laut meliputi jalan kabupaten (637,07 Km) , jalan provinsi (71,85 Km) dan jalan nasional (138 Km). Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Tanah Laut sementara adalah 296.282 orang, yang terdiri atas 152.426 laki-laki dan 143.856 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Tanah Laut masih bertumpu di Kecamatan Pelaihari yakni sebesar 21,57 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Bati-Bati sebesar 13,05 persen dan Kecamatan Kintap sebesar 12,88 persen, sedangkan kecamatan-kecamatan lainnya di bawah 10 persen. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Tanah Laut sebanyak 82 orang per kilo meter persegi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Suku asli di daerah ini adalah suku Banjar dan suku Dayak Bukit di desa Bajuin. Adapun suku bangsa lainnya yang ada di kabupaten ini antara lain suku Jawa, suku Madura, suku Bukit, suku Bakumpai, suku Mandar, suku Sunda dan suku lainnya. Tabel 2.4 Nama Wilayah Kecamatan di Tanah Laut LUAS (Km2) Panyipatan 336,00 Jorong 628,00 Batu Ampar 548,10 Kintap 537,00 Pelaihari 575,75 Takisung 343,00 Bati-Bati 234,75 Tambang Ulang 176,75 Kurau 268,00 Bumi Makmur 141,00 Bajuin 196,30 Jumlah 3.631,35 Sumber : www.tanahlautkab.go.id.
JUMLAH Desa/Kelurahan 10 11 14 14 20 12 14 9 11 11 9 135
KECAMATAN
2. Kebijakan Pembangunan a. Visi Pembangunan Daerah Dalam melaksanakan program pembangunan Kabupaten Tanah Laut ditetapkan visi pembangunan daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2008 2013 yaitu "Tanah Laut Maju Berdasarkan Nilai - Nilai Agama". b. Misi Pembangunan Daerah Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan misi yang harus dilaksanakan bersama, baik oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut maupun masyarakat itu sendiri. Berdasarkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut ditetapkan 7 (tujuh) misi sebagai berikut : 1. Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai agama. 2. Peningkatan
kualitas
sumberdaya
manusia
melalui
peningkatan
pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan. 3. Penguatan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan, kehutanan, industri, perdagangan, koperasi dan UKM serta pariwisata.
31
32
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4. Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan Tanah Laut sebagai daerah tujuan investasi baik PMDN maupun PMA. 5. Pengembangan Tanah Laut sebagai daerah tujuan wisata. 6. Peningkatan kualitas mental aparatur pemerintah, profesionalisme dan pengembangan kepemimpinan yang baik. 7. Peningkatan penyelamatan dan menjamin kelestarian lingkungan. Melalui misi tersebut tentunya akan dicapai beberapa tujuan, diantaranya mampu meningkatkan perekonomian wilayah dengan cepat, stabil serta rasional. Pemberdayaan ekonomi rakyat secara terpadu, efisien dan lintas sektoral, meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, sehingga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan maupun sebagai pengguna dan pemelihara hasil-hasil pembagunan. 3. Potensi Daerah a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Tabel 2.5. PDRB Tanah Laut (Harga Konstant) Sektor
Tahun 2009 Rupiah (Juta) 662.317.350 177.986.323 422.696.523
% 31,08 8,35 19,83
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Dan Air 3.299.565 0,15 Bersih Bangunan 46.367.557 2,18 Perdagangan, 535.190.565 25,11 Hotel, Restoran Angkutan/Komu 39.484.754 1,85 nikasi Bank/Keu/Perum 73.290.184 3,44 Jasa 170.699.305 8,01 Total 2.131.332.126 100 Laju Pertumbuhan Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
2005 Rupiah (Juta) 540.729.418 80.520.687 309.610.214
% 33,11 4,93 18,96
2.924.995
0,18
36.426.140 425.378.728
2,23 26,05
33.423.418
2,05
56.367.067 147.709.566 1.633.090.233
3,45 9,04 100 -
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Tanah Laut yang terbesar adalah pada sektor pertanian, menyusul selanjutnya sekor Perdagangan, Hotel, Restoran.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
b. Pertanian Tanaman Pangan Pembangunan
infrastruktur
pertanian
menjadi
prioritas
utama
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Infrastruktur pertanian yang dibangun pada tahun 2010 di antaranya pembangunan jalan usaha tani (JUT) yang tersebar di beberapa kecamatan sepanjang 19.079 meter, pembangunan jalan produksi pangan sepanjang 3.672 meter, dan jalan produksi perkebunan 5.310 meter. Pembangunan dan rehab tabat/pintu air 21 unit, rehab/pemeliharaan jaringan irigasi sepanjang 13 km, fasilitas sarana produksi dan permodalan serta fasilitas alat pengolahan hasil pertanian antara lain pembangunan lantai jemur, pembangunan penggilingan padi dan pembangunan gudang penyimpanan beras, serta pengadaan peralatan power tresher. Pada tahun 2009 luas tanam padi di Kabupaten Tanah Laut seluas 42.505 ha dengan produksi sebesar 159.035 ton. Sedangkan pada tahun 2010 (sampai dengan bulan September 2010) luas tanam sebesar 45.982 ha dengan produksi sebesar 141.659 ton. Untuk komoditas jagung, luas tanam tahun 2009 sebesar 15.405 ha dengan produksi sebanyak 84.017 ton. Sampai dengan bulan September tahun 2010 luas tanam jagung telah mencapai 14.660 ha dengan produksi sebesar 75.705 ton. Dilihat dari keragaan produksi cenderung stabil dan diharapkan pada akhir tahun terjadi kenaikan luas tanam maupun produksinya sehingga dapat diprediksi bahwa produksi jagung tahun 2010 akan menuju target 100.000 ton. Komoditas ubi kayu memiliki luas tanam pada tahun 2009 sebesar 3.600 ha dengan produksi sebanyak 54.442 ton, sedangkan pada tahun 2010 hingga bulan September telah mencapai 3.052 ha dan produksi 26.185 ton. Untuk komoditi ubi kayu optimis akan ada kenaikan luas areal secara signifikan karena adanya industri tepung tapioka PT. Citra Borneo Sukses Agro (CBSA) yang siap menampung komoditi ubi kayu hasil produksi masyarakat Tanah Laut. Selain jagung, komoditas yang dikembangkan terdiri dari padi sawah, padi ladang, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai,
kacang
hijau,
sayur-sayuran
dan
buah-buahan
(www.tanahlautkab.go.id). c. Perkebunan Pembangunan perkebunan tahun 2010 mengalami perkembangan pesat. Dua komoditas utama yakni kelapa sawit dan karet mengalami
33
34
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun 2009 tanaman kelapa sawit mencapai luas 80.084 ha dan produksi 71.148 ton. Sedangkan pencapaian luas tanam hingga september 2010 sebesar 91.023 ha dengan produksi sebanyak 45.205 ton, sehingga dalam kurun waktu satu tahun ini ada kenaikan luas tanam sebesar 10.939 ha. Dalam rangka percepatan pertumbuhan sektor perkebunan ini maka revitalisasi perkebunan dengan membangun kemitraan antara masyarakat dengan perkebunan besar swasta terus dilakukan. Demikian juga terus dikembangkan pola-pola inovasi berbasis potensi daerah seperti pola integrasi ternak-kebun yang telah dilakukan pada beberapa kelompok tani yang ada di Tanah Laut. Sementara komoditas tanaman karet pada tahun 2009 memiliki luas tanam yang mencapai 15.374 ha dengan produksi 11.626 ton. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan luas tanam menjadi 18.126 ha dan produksi hingga September 2010 sebesar 9.656 ton. Peningkatan luas tanam karet tersebut terjadi karena meningkatnya animo masyarakat yang begitu tinggi seiring dengan terbukanya peluang pasar domestik maupun internasional yang sangat profitable, berdirinya pabrik sarung tangan di desa Sungai Pinang kecamatan Tambang Ulang perupakan magnet yang luar biasa dalam menarik animo masyarakat untuk mengembangkan budidaya karet tersebut. Selain komoditas kelapa sawit dan karet sebenarnya masih ada komoditas lain yang cukup prospektif untuk dikembangkan masyarakat yakni tanaman nilam. Komoditas ini cukup prospektif untuk dikembangkan dalam agribisnis perkebunan mengingat harga pasar minyak atsiri dari tanaman nilam ini relatif bagus yakni sekitar Rp 500.000,00/liter. Hal ini akibat banyak tumbuh industri-industri yang memanfaatkan bahan baku dari minyak nilam tersebut. Namun karena komoditi ini termasuk baru dan petani masih dalam tahap proses belajar untuk mengusahakan komoditas ini sehingga masih diperlukan kajian dan pengembangan lebih lanjut. Persoalan sumberdaya manusia, teknologi budidaya maupun teknologi tepat guna, akses pasar, permodalan, jaringan usaha merupakan persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu, sehingga komoditas ini dapat menjadi salah satu usaha masyarakat tani yang menguntungkan. Komoditas paling potensial untuk dikembangkan di Tanah Laut adalah kelapa sawit dan karet. Peluang investasi perkebunan kelapa sawit didukung oleh ketersediaan lahan yang tersebar di Kecamatan Pelaihari, Tambang Ulang, Jorong, Kintap dan Batu Ampar.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
35
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
d. Peternakan Kabupaten Tanah Laut sejak sekian lama sudah dikenal sebagai daerah penghasil ternak sapi di Kalimantan Selatan, hampir 40% kebutuhan daging di Kalimantan Selatan disuplai dari Tanah Laut. Hampir setiap minggu tidak kurang 250 ekor sapi keluar dari tanah laut menuju keluar daerah dalam provinsi Kalimantan Selatan, bahkan ke Kalimantan Tengah. Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa budidaya ternak mampu menjadi sektor unggulan, karena memiliki keunggulan komparatif dan sekaligus keunggulan kompetitif yang senantiasa ditingkatkan. Artinya agribisnis
sektor
peternakan
menjanjikan
keuntungan
yang
cukup
memadai. Oleh karena itu pemerintah daerah berusaha terus mendorong pertumbuhan populasi ternak di Kabupaten Tanah Laut, baik melalui pengadaan ternak baru, pengadaan ternak bibit unggul, inseminasi dan sebagainya. Untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya agribisnis ternak maka pemerintah daerah juga mengambil kebijakan yang bersifat suportif seperti pengembangan hijauan makanan ternak, pelayanan kesehatan hewan, pengembangan ternak unggul, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan lain lain. Berbagai kebijakan tersebut ternyata cukup efektif sehingga populasi ternak sapi terus meningkat. Tahun 2009 populasi ternak terjadi peningkatan sebanyak 80.533 ekor, jika dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 79.191 ekor. Untuk tahun 2010, diperkirakan jumlah populasinya melebihi 80 ribu lebih. Selain ternak sapi, di Kabupaten Tanah Laut juga berkembang pesat usaha peternakan ayam, baik ayam buras, ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Tahun 2009 populasi ayam pedaging 9.603.331 ekor, ayam ras petelur 2.513.900 ekor, ayam buras 920.235 ekor, rata rata meningkat jika dibanding tahun 2008. Sedangkan untuk tahun 2010 diprediksi populasi ayam pedaging meningkat
61%
dan
untuk
ayam
ras
petelur
meningkat
10%
(www.tanahlautkab.go.id). Dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif usaha di bidang peternakan terus didorong menjadi usaha agribisnis menuju era industri, dengan harapan daerah Tanah Laut tidak lagi mengirim sapi hidup keluar daerah tetapi sudah dalam bentuk daging segar beserta hasil olahan lainnya. Untuk itulah upaya modernisasi sarana rumah potong hewan (RPH) terus dilakukan.
36
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
e. Kelautan dan Perikanan Sektor produksi lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangun ketahanan pangan dan gizi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah sektor kelautan dan perikanan. Potensi pantai sepanjang 200 km membentang di sebelah barat dan selatan Kabupaten Tanah Laut, dengan sumberdaya ikan yang melimpah merupakan anugerah bagi masyarakat Tanah Laut. Dalam rangka memanfaatkan potensi sektor kelautan dan perikanan tersebut pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya diantaranya modernisasi alat tangkap, bantuan kapal, peningkatan akses permodalan melalui koperasi Swamitra Mina dimana tahun 2009 lalu tidak kurang sudah dikucurkan kredit nelayan sebesar 2 (dua) milyar rupiah lebih, peningkatan SDM nelayan dan lain lain. Upaya-upaya tersebut telah berdampak pada tingkat produktivitas nelayan, dimana pada tahun 2009 tersebut produksi ikan tangkapan perikanan laut mencapai 24.562 ton, sedangkan tahun 2010 hingga bulan September telah mencapai 19.655 ton. Untuk ikan perairan umum pada tahun 2009 sebanyak 1.662 ton, dan hingga September 2010 sebanyak 1.211 ton. Untuk produksi ikan budidaya pada tahun 2009 sebanyak 708 ton dan tahun 2009 sampai September 2010 telah mencapai 788 ton. Semakin membaiknya hasil tangkapan nelayan, khususnya perairan umum maupun budi daya tentunya (http://www.tanahlautkab.go.id). Saat ini telah terdapat 5 (lima) perusahaan yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan, yaitu PT. Suri Tani Pemuka, PT. Isotop Bangun Sejahtera, PT. Ocean Gemindo, PT. Borneo Surya Abadi dan PT. Karimatan Timur. f.
Pertambangan Wilayah Kabupaten Tanah Laut menyimpan berbagai jenis bahan tambang baik golongan A, B dan C. Beberapa jenis bahan galian strategis dan vital yang memiliki deposit cukup tinggi adalah batubara, biji besi, emas, platina dan mangan. Sedangkan bahan galian golongan C terdiri dari pasir kwarsa, batu gamping, lempung, marmer, granit, oker, andesit, periodotit, basalt, dan diorit. Saat ini terdapat 6 (enam) perusahaan yang sedang melakukan penyelidikan umum, 27 perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
dan 9 (sembilan) perusahaan yang melakukan kegiatan eksploitasi, pengangkutan dan penjualan.
Tabel 2.6 Bahan Galian Strategis Kabupaten Tanah Laut Bahan Galian Strategis dan Vital 1 Batubara Tersebar di areal 314,4 juta m² 2 Biji Besi 3,59 3 Emas Tersebar cukup banyak di areal lebih dari 100 Ha 4 Platina Tersebar tidak merata dengan cadangan cukup banyak 5 Mangan Cukup banyak Sumber : www.tanahlautkab.go.id.
C. TANAH BUMBU
1. Geografis Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2o52’ – 3o47’ Lintang Selatan dan 115o15’ – 116o04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya berbatasan dengan : •
Kabupaten Kotabaru di sebelah utara dan timur.
•
Laut Jawa di sebelah selatan.
•
Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut di sebelah barat. Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 Kecamatan yaitu
Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu. Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696 ha) atau 13,50% dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76% dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau hanya 2,18% dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.
37
38
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Jumlah penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2010 mencapai 267.913 jiwa. Jumlah penduduk meningkat pada tahun 2011 menjadi 277.833 jiwa dengan pria sebanyak 144.787 jiwa dan wanita 133.046 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun 2009 sebesar 46 jima/km2 dan pada tahun 2010 sebesar 53 jiwa/km2. Kondisi infrastrukur Kabupaten Tanah Bumbu masih terus berkembang. Setelah berhasil merintis pembangunan infrastruktur jalan poros pedesaan, pada awal 2012 infrastruktur mulai ditekanan untuk pasar dan perbaikan jalanjalan lingkungan. Menginjak 2013 konsen pemerintah dalam membangun sarana infrastruktur berfokus pada sarana pertanian. Pembangunan sarana irigasi juga mulai dikembangkan agar proses bercocok tanaman petani tidak ada hambatan akibat minimnya ketersediaan air. 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2015 adalah “Terwujudnya Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Pusat Pelabuhan, Perdagangan dan Pariwisata Terdepan di Kalimantan Berbasis Ekonomi Kerakyatan Menuju Tanah Bumbu yang Maju, Unggul, Mandiri, Sejahtera, Aman, Religius dan Berakhlak Mulia Serta Berintelektual Tinggi”.
b.
Misi Pembangunan Daerah Misi Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2015 adalah : • Menyelenggarakan pembangunan
penataan
berkelanjutan
ruang dengan
wilayah
yang
mendorong
peningkatan
ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas. • Meningkatkan daya saing daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan melalui peningkatan jaringan jasa distribusi lokal, regional dan nasional. • Mengembangkan wisata unggulan yang selaras dengan pembangunan kehidupan beragama, sosial dan budaya. • Pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan. • Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing dengan peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau. • Menyelenggarakan tata kelola birokrasi yang baik dan bersih.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
39
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi Sektor yang menyumbang PDRB terbesar pada tahun 2007 dan 2008 adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan yang paling sedikit sumbangannya adalah listrik, gas dan air bersih. Tabel 2.7 PDRB per Sektor Kabupaten Tanah Bumbu Lapangan usaha
2007
2008
(%)
(%)
1. Pertanian
15,59
15,21
2. Pertambangan & penggalian
42,00
42,07
3. Industri pengolahan
8,15
7,68
4. Listrik, gas & air bersih
0,28
0,26
5. Bangunan
5,69
5,76
6. Perdag., hotel & restoran
9,83
9,50
13,65
13,75
8. Keu. Persewaan, & jasa perusahaan
1,56
1,75
9. Jasa-jasa
3,26
4,02
PDRB total
100
100
7. Pengangkutan & komunikasi
Sumber : tanahbumbukab.bps.go.id b.
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah yang bercorak agraris. Karakteristik ini setidaknya dapat terlihat dari besarnya penggunaan lahan pertanian yang mencapai lebih dari 30%. Bahkan lebih dari 50% penduduk Tanah Bumbu menggantungkan penghasilannya di sektor tersebut. Kondisi pertanian Kabupaten Tanah Bumbu secara umum tidak jauh bebeda dengan karakter pertanian di kabupaten di sekitarnya. Padi, sebagai komoditas utama penyangga ketahanan pangan daerah Tanah Bumbu, produksinya pada tahun 2010 meningkat sebesar 14,7 persen dibanding tahun sebelumnya, atau mencapai produksi sebesar 91,1 ribu ton pada tahun 2010, setelah pada tahun sebelumnya sempat menurun, atau hanya mencapai 80 ribu ton. Dari sisi pangsa produksi padi di tingkat nasional, diketahui bahwa produksi padi Tanah Bumbu baru mampu menyumbang 0,14 persen produksi padi nasional pada tahun 2009.
40
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Pertumbuhan produksi padi Tanah Bumbu pada tahun 2010 didorong oleh pertambahan luas panen yang cukup signifikan (bertambah sekitar 30,5 persen dari luas panen sebelumnya).
Jika berkaca pada tingkat
konsumsi penduduk sebesar 136,9 kg/per kapita per tahun, maka dengan produksi padi tahun 2010, Tanah Bumbu masih bisa mencapai surplus beras sekitar 22,5 ribu ton lebih. Namun demikian, yang perlu digaris bawahi oleh pemerintah daerah adalah, pada tahun 2010 terjadi penurunan tingkat produktivitas padi sebesar 12,1 persen. Dalam rangka menjaga kinerja sektor pertanian, upaya mendorong peningkatan produktivitas perlu terus dilakukan. Diantaranya adalah perbaikan/penyediaan sarana irigasi, penyediaan pupuk, penggunaan teknologi serta tidak kalah pentingnya adalah pemilihan varietas-varietas unggul. Beberapa varietas padi yang disinyalir berproduktivitas tinggi ke rendah yang ditanam petani Tanah Bumbu berturut-turut adalah jenis Siam Mutiara; Inpari Empat; Kristal; Bayar Pahit; Ciherang. Produksi padi Tanah Bumbu masih ditopang oleh komoditas padi sawah, yang mampu menyumbang 85,67 persen produksi padi Tanah Bumbu yang dihasilkan dari 17,8 ribu ha. (tanahbumbukab.bps.go.id). c.
Perkebunan Komoditas kelapa memenuhi kriteria sebagai produk unggulan, terutama karena diperkirakan mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar yaitu 9.776 orang, dengan volume produksi 7.480 ton senilai Rp 1.735.000.000,00. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, pemasaran kelapa telah menjangkau wilayah Kalimantan Selatan dan sekitarnya, sementara bibit yang digunakan berasal dari daerah lokal dengan jumlah ketersediaan cukup. Tingkat
pertumbuhan
produksi
kelapa
diperkirakan
rata-rata
mencapai 9% per tahun. Komoditas kelapa memiliki kemanfaatan yang amat tinggi sehingga memiliki keterkaitan hulu hilir yang tinggi pula. Pemanfaatannya antara lain dipergunakan untuk membuat kopra sebagai bahan minyak goreng serta bumbu masak. Dari sisi luas lahan dan
produksi, komoditas karet masih jauh di
bawah sawit. Kabupaten Tanah Bumbu memiliki peranan sekitar 7 persen. Secara nasional, peranan/pangsa produksi karet Tanah Bumbu sebesar 0,34 persen. Produksi karet alam Tanah Bumbu masih disokong sebagian besar oleh perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar Negara (PTPN). Total
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
41
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
produksi selama tahun 2007 adalah 10.434.18 ton karet mentah. Kecamatan yang sangat potensial adalah Kecamatan Kusan Hulu, Sungai Loban dan Satui (www.tanahbumbukab.go.id). d.
Peternakan Jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten Tanah Bumbu adalah ternak sapi. Jumlah populasi sebesar 30.485 ekor sapi. Lebih dari separuh populasi sapi di Kalimantan Selatan berada di kabupaten Tanah Bubu dan Tanah Laut. Sedangkan jenis unggas terbesarnya berupa ternak ayam buras, ayam ras dan itik. Kecamatan Sungai Loban merupakan daerah potensial untuk kegiatan peternakan, dimana populasi sapi dan ayam buras terbesar berada di daerah tersebut.
e.
Perikanan Peluang pengembangan investasi di sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu memiliki prospek yang sangat cerah, hal ini dikarenakan secara alami Kabupaten Tanah Bumbu memiliki wilayah pesisir dan laut yang cukup luas. Beberapa peluang pengembangan investasi yang layak dikembangkan antara lain usaha budidaya udang windu, budidaya rumput laut, budidaya ikan kerapu, industri pembekuan ikan dan cold storage, industri terasi udang, industri pengolahan ikan asin, dan industri konstruksi kapal penangkap ikan.
Tabel 2.8 Produksi Perikanan Menurut Perairan Setiap Kecamatan Budidaya Perairan Perairan Kecamatan Laut Umum Tambak Kolam Keramba Kusan Hilir 8.467.35 133.32 34.63 78.15 14.90 Sungai Loban 8.116.55 16.67 125.05 16.89 Satui 7.944.08 477.40 39.01 Kusan Hulu 99.98 22.15 4.42 Batulicin 1.635.64 85.83 10.30 Simpang Empat 9.440.57 18.83 76.80 51.50 Karang Bintang 40.00 13.35 14.08 Mantewe 26.66 7.50 Kuranji 16.67 1.20 Angsana 1.891.45 1.83 52.55 Total 37.495.64 333.30 743.05 317.90 84.90 Sumber : www.tanahbumbukab.go.id
Jumlah (ton) 8.728.34 8.275.16 8.460.49 126.55 1.731.77 9.587.20 67.43 34.16 17.87 1.945.83 38.974.79
42
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
f.
Pertambangan Secara umum, terjadi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan yang mencapai 7,28 persen. Hal ini tidak lepas dari dukungan peningkatan produksi komoditas pertambangan (batubara dan bijih besi). Produksi pertambangan Tanah Bumbu tahun 2010 masih didominasi oleh komoditas batubara. Dari sudut pandang spasial, daerah penghasil batubara terbesar di Kalimantan Selatan adalah Tanah Bumbu. Tingginya revenue yang diterima perusahaan batubara tahun 2010 disinyalir juga semakin meningkat, apalagi didukung oleh kebijakan penurunan
kewajiban membayar royalty dari 13,5 persen pada tahun
sebelumnya, menjadi 9,5 persen mulai awal 2010. Peranan sektor pertambangan terhadap penciptaan nilai tambah daerah Tanah Bumbu paling besar dibandingkan dengan peranan sektor lainnya. Pertumbuhan sebesar satu persen di sektor pertambangan, akan mampu menyumbang sekitar 0,44 persen pertumbuhan ekonomi total Tanah Bumbu. Besarnya peranan sektor pertambangan tanah bumbu tersebut turut membentuk dinamika perekonomian daerah. Hal ini dapat dilihat dari kinerja perekonomian daerah (pertumbuhan ekonomi) yang menunjukkan trend searah dengan sektor tersebut (tanahbumbukab.bps.go.id). Tabel 2.9 Produksi Batubara Perusahaan Pemegang Izin KP Menurut Kecamatan Lokasi Penambangan Tahun 2007 Lokasi Jumlah Penambangan Perusahaan 1 Kusan Hilir 2 Sungai Loban 1 3 Satui 22 4 Angsana 4 5 Kusan Hulu 1 6 Kuranji 7 Batulicin 8 Simpang Empat 11 9 Karang Bintang 2 10 Mantewe 5 Total 46 Sumber : http://www.tanahbumbukab.go.id No
g.
Kisaran Jumlah Kalori Produksi (MT) 5.200-5.500 27.903.219 5.000-6.300 2.572.262.874 5.200-5.500 236.070.658 6.400 239.357.558 4.600-6.875 3.088.484.413 6.000-6.338 317.292.919 5.932-6.61 791.346.902 4.600-6.875 7.272.718.543
Kehutanan Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya hutan yang cukup besar. Besarnya potensi
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
43
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
sumberdaya
hutan
yang
tercermin
dari
luas
kawasan
hutannya
menempatkan sektor kehutanan sebagai sektor andalan yang sangat strategis dalam mendukung pembangunan otonomi daerah di Kabupaten Tanah Bumbu. Subsektor kehutanan juga merupakan subsektor yang turut memberikan andil terhadap produksi sektor pertanian di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2007.
Produksi kayu Akasia dari hutan tanaman
industri sebesar 42.037.55 m3. h.
Perindustrian Di antara usaha kecil dan menengah yang berkembang saat ini di Kabupaten Tanah Bumbu, industri kain tenun Pagatan mempunyai karakteristik yang sangat khusus dan merupakan ciri khas Kabupaten Tanah Bumbu yang bertahan secara konsisten. Permintaan terhadap produk tenun dapat dikategorikan ke dalam dua jenis produk, yaitu produk tenun yang akan digunakan sebagai bahan baku usaha konveksi dan tenun yang siap pakai berupa selendang, sarung dan lain-lain. Saat ini potensi pasar untuk tenun Pagatan sangat menjanjikan terutama untuk memenuhi permintaan baik permintaan yang datang dari pasar lokal maupun permintaan yang datang dari pasar luar negeri. Menurut data dari dinas Perindakop, UKM dan PM, pada tahun 2006 terdapat 139 industri yang menggerakkan perekonomian Tanah Bumbu. Dengan komposisi industri sedang 8 buah, industri kecil 118 buah dan industri
rumah
tangga
(home
industry)
sebanyak
13
buah
(www.tanahbumbukab.go.id). Secara agregat, sektor industri Tanah Bumbu masih didominasi industri kecil dan rumah tangga. Secara umum, industri kecil yang cukup dominan di Tanah Bumbu adalah industri kayu dan barang dari rotan serta industri tekstil, pakaian dan kulit. Kontribusi pemerintah daerah diwujudkan melalui pembangunan iklim usaha yang pro UKM/UMKM dan menjamin kemudahan akses kredit. i.
Pariwisata Peluang pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata dengan beberapa obyek berupa wisata bahari (terumbu karang), wisata alam, wisata panorama, dan wisata budaya. Peluang investasi di sektor
44
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur di area wisata pesisir kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi. Peluang pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas akomodasi seperti hotel dan guest house, biro perjalanan wisata, dan toko cinderamata.
D. KOTABARU
1. Geografis Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kotabaru. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Letak Kotabaru pada 01°21'49" sampai dengan 04°10'14" lintang selatan dan 114°19'13" sampai dengan 116°33'28" bujur timur. Letak Kotabaru di sebelah timur laut Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu: • Utara
: Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur
• Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa • Barat
: Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar dan Tanah Laut
• Timur
: Selat Makassar
Kabupaten Kotabaru memiliki luas wilayah sebesar 9.422,46 km2 (lebih dari 25% Kalimantan Selatan) dan terdiri dari 2 (dua) pulau besar dan 109 kecil serta panjang pantai 825 km dengan jumlah penduduk sebanyak 296.987 (tahun 2011) jiwa dengan 18 etnis (www.bappeda-kotabaru). Berdasarkan data Sensus Penduduk BPS 2010, jumlah penduduknya sebesar 290.651 jiwa dengan jumlah penduduk pria sebesar 151.964 jiwa dan wanita 138.687 jiwa. Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 90 pulau kecil, 31 diantaranya belum bernama. Kecamatan Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan Pulau Sebuku memiliki 10 pulau kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki 23 pulau kecil dan lain-lain. Nama-nama kecamatan sesuai dengan daftar dan nomor peta adalah sebagai berikut: Pamukan Selatan, Pamukan Utara, Pamukan Barat, Sungai Durian, Kelumpang Barat, Sampanahan, Kelumpang Utara, Kelumpang Tengah, Kelumpang Hulu, Hampang, Kelumpang Selatan, Kelumpang Hilir, Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Timur, Pulau Sebuku, Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan, Pulau Laut Kepulauan, dan Pulau Sembilan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
45
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Pembangunan infrastruktur Kota Baru memerlukan komitmen bersama antara legislatif dan eksekutif serta semua stackholder. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan berlebih dan perkembangan permukiman. Data menunjukkan bahwa jalan dengan kondisi baik sepanjang 247,475 Km, Jalan kondisi Sedang sepanjang 235,33 Km, Jalan kondisi Rusak sepanjang 74,650 Km, dan Jalan kondisi Rusak Berat sepanjang 548,735 Km. Selain kondisi jalan Kabupaten yang mengalami penurunan kualitas kondisi jalan desa juga akan menjadi perhatian. Kondisi bangunan jembatan dari data inventarisasi jembatan tahun 2010 sebanyak 229 buah dengan total panjang 2.393,10 m’ konstruksi kayu sebesar 41,10% atau 102 buah dengan total panjang 1.031,90 m, konstruksi beton/box 39,00% % atau 127 buah dengan total panjang 978,20 m, konstruksi girder 0,56% atau 1 buah dengan total panjang 14 m dan konstruksi rangka 19,34% atau 9 buah dengan total panjang 485 m yang semuanya tersebar di 12 Kecamatan (www.pu-kotabaru.info). 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi
pembangunan
Kabupaten
Kotabaru
2011
–
2015
adalah
“Terwujudnya masyarakat Kotabaru yang madani, yaitu masyarakat yang mandiri penuh kreativitas, sejahtera, tertib, aman dan damai.” b.
Misi Pembangunan Daerah Misi pembangunan Kabupaten Kotabaru 2011 – 2015 adalah : (1) Menata pemerintahan dan profesionalisme dalam sistem pelayanan publik guna efektivitas kerja pemerintah. (2) Mendorong kebangsaan
iklim dalam
demokrasi lingkup
yang iklim
berwawasan reformasi
dan
integritas
pembangunan
dan
globalisasi. (3) Memberdayakan setiap potensi dan peluang yang ada baik fisik maupun non fisik untuk kesejahteraan rakyat. (4) Memfasilitasi setiap masyarakat dan tuntutan perubahan dalam pembangunan dengan memperhatikan skala prioritas.
46
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Perekonomian Kabupaten Kotabaru jika dilihat dari besaran nilai PDRB, masih tetap memiliki potensi ekonomi yang relatif besar jika dibandingkan dengan Kabupaten lain di Kalimantan Selatan.
PDRB
Kabupaten Kotabaru masih menempati urutan kedua terbesar setelah Kota Banjarmasin dengan menyumbang 17,75 persen terhadap total PDRB Propinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2011 sektor pertanian
menyumbang sebesar 32,81 persen, pertambangan dan penggalian menyumbang 24,13 persen, perdagangan, hotel dan restoran 17,32 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 7,46 persen (beritadaerah.com). b.
Pertanian Tanaman Pangan Pemasaran
komoditas
pertanian
selama
ini
pada
umumnya
mempunyai mata rantai yang panjang, mulai dari petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar hingga ke konsumen dan mengakibatkan kecilnya keuntungan bagi petani produsen. Di sisi lain konsumen membayar lebih mahal dari harga selayaknya sehingga biaya pemasaran ke konsumen jadi tinggi. Dilatarbelakangi permasalahan tersebut Badan Agribisnis Deptan melakukan kajian untuk mencari model solutif dalam meminimalisasi kelemahan dari sistem agribisnis tersebut. Model itu saat ini telah dibakukan dengan nama Sub Terminal Agribisnis (STA) yang didefinisikan sebagai sebuah infrastruktur pemasaran untuk transaksi jual beli hasil pertanian yang diharapkan berfungsi untuk pembinaan peningkatan mutu produksi sesuai dengan permintaan pasar. Kabupaten Kotabaru dengan bentang alam yang bervariasi dari mulai pegunungan dataran rendah dan pantai sehingga memiliki potensi agribisnis yang sangat besar. Sektor ini menjadi penyumbang terbesar PDRB yaitu sebesar 3,99% pada tahun 2008. Memperhatikan kondisi dan latar belakang tersebut, Pemerintah Kabupaten Kotabaru merencanakan membangun STA guna memfasilitasi pemasaran dan peningkatan mutu komoditas petani, dan difokuskan di wilayah perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dengan harapan agar masyarakat di wilayah ini tidak membelanjakan uangnya untuk produk pertanian di luar kabupaten Kotabaru. Ada tiga rencana lokasi untuk pendirian STA ini yaitu Desa Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat, Desa Buluh Kuning di Kecamatan Sungai Durian dan di Kecamatan Pamukan Barat. Diharapkan STA yang
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
47
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
akan dibangun dan strategi dari model yang dikembangkan benar-benar dapat memenuhi tujuan STA serta mengkoordinasikan pelaku agribisnis dan
memberikan
solusi
atas
permasalahan
yang
dihadapi
(http://www.bappeda-kotabaru.info). c.
Perkebunan Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kotabaru, mulai mengubah areal persawahan yang biasa ditanami padi menjadi lahan perkebunan untuk
ditanami
kelapa
sawit,
karena
sulitnya
memperoleh
lahan
pegunungan. Salah satu Koperasi Unit Desa di Kabupaten Kotabaru yaitu KUD Mandiri Desa Telagasari dalam programnya membuka perkebunan plasma kelapa sawit seluas 7500 – 8000 ha. d. Peternakan Kegiatan pembangunan peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan pertanian secara nasional yang dilaksanakan melalui dua program,
yaitu
Pengembangan
:
Program
Agribisnis,
Peningkatan
sedangkan
Ketahanan
dalam
Pangan
pembangunan
dan
daerah
peternakan merupakan bagian strategis pembangunan dalam percepatan pertumbuhan
ekonomi
yang
berkualitas,
dimana
secara
nasional
pertumbuhan ekonomi ditetapkan 6,5% per tahun dan percepatan pembangunan infrastruktur (disnakktbsaijaan.wordpress.com). e.
Perikanan Potensi komoditas sektor perikanan dan kelautan yang terdapat di Kabupaten Kotabaru cukup besar dilihat dari penyebarannya yang luas meliputi perairan laut, perairan tawar dan budidaya yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Pengelolaan terhadap usaha perikanan dan kelautan
yang berorientasi pada agribisnis akan semakin memacu
pengembangan usaha perikanan yang
sekaligus menciptakan lapangan
pekerjaan yang berprospek cerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan PAD. Salah satu yang perlu dikembangkan adalah di Kecamatan Pulau Laut Barat. Beberapa prioritas pengembangan usaha budidaya ikan di wilayah kecamatan Pulau Laut Barat (www.bappeda-kotabaru.info): • Budidaya Tambak (desa Sebanti dan Teluk Tamiang).
48
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
• Budidaya Keramba Tancap (desa Lontar Utara, Lontar Selatan, Tepian Balai dan Teluk Tamiang). • Budidaya Jaring Apung dan Rumput Laut (Desa Teluk Tamiang). f.
Pariwisata Dikenalnya Kalimantan Selatan sebagai kota seribu sungai tampaknya telah melekat bagi banyak wisatawan yang berkunjung. terapung
(floating
market)
dan
rumah
lanting
Istilah pasar
(floating
living)
mengukuhkan daerah orang Banjar ini pada julukan tersebut. Salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang dapat dikembangkan adalah wilayah bagian tenggara, dimana pada daerah tersebut terdapat pulau-pulau kecil yang termasuk dalam kawasan pesisir tenggara administratif Kabupaten Kotabaru.
Beberapa pulau yang termasuk wilayah Pulau Laut Barat ini
terdapat aset wisata yang berpotensi. Pesona terumbu karang (coral reef) yang begitu eksotis, pasir putih, perkebunan kelapa yang memberikan kesan khas pantai, adat budaya masyarakat yang masih tradisional.
E. BANJAR 1. Geografis Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten Banjar terletak antara Lintang Selatan : 20049'55" - 30043'38" 0
dan
Bujur
0
Timur : 1140 30'20" - 1150 35'37". Dengan batas-batas daerah : • Sebelah Utara
:
Kabupaten Tapin
• Sebelah Selatan :
Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru
• Sebelah Timur
:
Kabupaten Kotabaru
• Sebelah Barat
:
Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin
Wilayah Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah sebesar 4.668,50 km2 yang secara administratif dibagi menjadi 19 kecamatan yang selanjutnya dibagi dalam 290 kelurahan/desa, dengan jumlah penduduk 498.085 jiwa. Kabupaten Banjar dipilih sebagai kawasan minapolitan karena kawasan ini memiliki akses entry-point dari semua penjuru, berdekatan langsung dengan pelabuhan udara dan laut, serta berdekatan dengan jalur Trans Kalimantan. Kabupaten Banjar terbagi menjadi 19 kecamatan, yaitu: Aluh Aluh, Aranio, Astambul, Beruntung Baru, Gambut, Karang Intan, Kertak Hanyar,
Martapura,
Martapura
Barat,
Martapura
Timur,
Mataraman,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
49
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Paramasan, Pengaron, Sambung Makmur, Simpang Empat, Sungai Pinang, Sungai Tabuk, Telaga Bauntung, Tatah Makmur. Kabupaten ini berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa (Sensus Penduduk Indonesia 2010). Jumlah penduduk meningkat menjadi 521.663 pada tahun 2011 dengan jumlah pria 267.270 jiwa dan wanita 354.393 jiwa. Suku asli kabupaten ini adalah suku Banjar. Beberapa suku lainnya adalah Suku Bugis, Suku Madura, Suku Bukit, Suku Mandar, Suku Bakumpai, Suku Sunda. Pembangunan infrastruktur di kabupaten Banjar lebuh diarahkan untuk pembangunan di pedesaan yaitu sebesar 70 persen. Salah satunya, pengadaan program desa binaan. Program desa binaan yang dilaksanakan
ini
dimaksudkan untuk peningkatan kompetisi dan motivasi desa dalam memberdayakan berbagai sektor kehidupan masyarakat desa, melalui kegiatan ini pula pemerintah daerah berakselerasi untuk percepatan pembangunan meliputi dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi, kamtibmas, kelembagaan
masyarakat,
administrasi
pemerintahan
desa
serta
pemberdayaan kaum wanita, tentunya semua ini harus dikerjakan secara bersama-sama. 2. Kebijakan Pembangunan a. Visi Pembangunan Daerah Visi pembangunan Kabupaten Banjar 2011 – 2015 adalah “Terwujudnya Kabupaten Banjar yang Sejahtera, Mandiri dan Islami.” b. Misi Pembangunan Daerah Misi pembangunan Kabupaten Banjar 2011 – 2015 adalah : (1). Memantapkan suasana kehidupan masyarakat yang madani (2). Memantapkan kualitas SDM yang berakhlak mulia (3). Memantapkan pembangunan ekonomi kerakyatan dan mendorong iklim investasi (4). Meningkatkan kualitas SDA yang berkelanjutan (5). Memantapkan penyelanggaraan kepemerintahan yang baik dan pelayanan prima.
50
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi Sektor yang menyumbang PDRB paling besar adalah sektor pertanian baik pada tahun 2010 maupun 2011. Sektor selanjutnya kedua terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tabel. 2.10 PDRB Kabupaten Banjar Sektor
Tahun 2011 Rupiah (Juta) 920.146 577.291 245.633 22.793 224.989 827.578
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Angkutan/Komunikasi 192.391 Bank/Keu/Perum 155.824 Jasa 362.574 Total 3.529.217 Laju Pertumbuhan Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id b.
2010 Rupiah % (Juta) 883.330 26,36 565.773 16,89 228.530 6,82 21.355 0,64 209.551 6,25 779.238 23,26
% 26,07 16,36 6,96 0,65 6,38 23,45 5,45 4,42 10,27 100 5
179.129 147.143 336.382 3.350.430
5,35 4,39 10,04 100 5
Pertanian Tanaman Pangan Untuk subsektor tanaman pangan, produksi padi sawah di Kabupaten Banjar meningkat pada tahun 2010 yaitu sebesar 213 ton dimana pada tahun 2009 yaitu sebesar 195 ton. Tabel 2.11 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Sawah 2008 - 2010 Uraian
Tahun
S 2008 62.169
2009 59.910
2010 58.857
35,14 SProduktivitas (kw/ha) S 219.678 uProduksi (ton) m Sumber : banjarkab.bps.go.id
32,71
36,34
195.986
213.886
Luas Panen (ha)
Untuk buah-buahan, produksi yang terbesar pada tahun 2010 adalah jeruk keprok/siam yaitu sebesar 165.875 ton. Kemudian kedua terbesar adalah komoditas pisang rumpun dengan produksi sebesar 53.767 ton. Komoditas
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
buah-buahan lainnya yang cukup berkembang adalah duku, durian serta rambutan (banjarkab.bps.go.id). c.
Perkebunan Pada sektor perkebunan, komoditas karet yang paling dominan dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Banjar. Jumlah tanaman karet pada tahun 2010 sebanyak 11.739.000 dengan produksi sebesar 128.246 kwintal. Beberapa komoditas lain yang juga cukup banyak ditanam ialah kopi, purun serta lada. Tabel 2.12 Jumlah Pohon Tanaman Perkebunan Rakyat dan Menurut Jenis Tanaman, 2010 Jenis Tanaman Jumlah Jumlah Tanaman Tanaman Berproduksi Seluruhnya Karet Rakyat 11.739.000 7.662.000 Kopi 1.275.200 974.400 Kelapa Dalam 387.750 297.250 Cengkeh 24.600 13.200 Lada 775.000 505.000 Kemiri 21.490 11.060 Aren 30.996 17.835 Kapok 1.900 1.600 Sagu/Rumbia 169.002 53.259 Jambu Mete 9.984 6.864 Kelapa Sawit 110.080 9.600 Kenanga 108.750 96.050 Pinang 102.500 27.500 Kayu Manis 9.200 5.600 Purun 825.000 Nilam 275.000 80.000 Jumlah 15 627 250 9 724 645 Sumber : http://banjarkab.bps.go.id
d.
Produksi Produksi (Kwintal) 128.246,71 5.242 23.113,75 193 1.265,20 2.120,39 3.510,40 26 13.560,80 252 1.880,07 82 190 210 26 182 712,15
Peternakan Sektor peternakan di kabupaten Banjar lebih diunggulkan dari jenis unggas yaitu ayam ras, ayam buras dan itik.
Jumlah ternak ayam ras
pedaging pada tahun 2010 sebanyak 12.053.164 dan jumlah ayam buras sebanyak 1.493.583. Jumlah ternak paling dominan terdapat di Kecamatan Martapura. (banjarkab.bps.go.id) e.
Perikanan Pengembangan minapolitan di Kalimantan Selatan dilakukan di Kabupaten Banjar yang memiliki potensi dengan 3 sungai utama yaitu
51
52
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiri.
Luas
areal budidaya yang dapat dimanfaatkan di Sungai Martapura sekitar 427.133 ha, di Sungai Riam Kanan seluas 161.132 ha, dan di Sungai Riam Kiri luas seluas 191.132 ha. Produksi perikanan Kabupaten Banjar tahun 2009 mencapai 32.973,04 ton senilai Rp 400 M, yang berasal dari perikanan tangkap 19.597,50 ton dan perikanan budidaya 13.385,54 ton. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya,
total produksi
perikanan
Kabupaten Banjar meningkat 7,78% dalam volume dan 9,78% dalam nilai. Dimana produksi penangkapan mengalami kenaikan 8,3% dalam volume
dan
15,7% dalam nilai sedangkan perikanan
budidaya
meningkat 7,03% dalam volume dan 3,2% dalam nilai. Perikanan
kolam
bagi Kabupaten Banjar menjadi primadona
masyarakat di beberapa kecamatan.
Hal ini ditandai dengan proporsi
produksi
Banjar
ikan
budidaya Kabupaten
budidaya kolam mencapai
lebih dari 67%
yang didominasi
disusul
dengan
oleh
budidaya
jaring apung sekitar 24% dan sisanya budidaya karamba dan tambak. Budidaya
patin dan nila biasanya dilakukan pada budidaya kolam
(www.wpi.kkp.go.id). f.
Pertambangan Komoditas pertambangan yang unggul di Kabupaten Banjar ialah batubara. Terdapat 22 perusahaan batubara yang beroperasi di wilayah Banjar.
g.
Kehutanan Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar 2010 menunjukkan bahwa hasil hutan yang paling besar jumlah produksinya ialah Venner sebesar 90.139.385 meter kubik.
h.
Perindustrian Jumlah industri di Kabupaten Banjar terbilang cukup banyak. Industri yang paling mendominasi adalah industri makanan dan minuman yaitu berjumlah 2.037. Total industri skala rumah tangga merupakan yang tertinggi daripada industri besar dan menengah. Jumlah industri skala rumah tangga pada tahun 2010 berjumlah 6.056. Sedangkan
industri
besar hanya berjumlah 17 dan industri sedang sebanyak 31 buah (banjarkab.bps.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
i.
Pariwisata Objek wisata yang dapat dikunjungi di kabupaten ini cukup beragam. Terdapat wisata alam diantaranya Tahura Sultan Adam, Waduk Riam Kanan, Pulau Pinus. Selain itu juga ada wisata budaya Pasar Terapung Lok Baintan dan agrowisata Bincau.
F. TAPIN 1. Geografis Kabupaten Tapin merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Tapin memiliki wilayah seluas 2.700,82 km2, yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 12 kecamatan dan 75 desa. Tabel 2.13. Nama Kecamatan Kabupaten Tapin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Binuang Hatungun Tapin Selatan Salam Babaris Tapin Tengah Bungur Piani Lokpaikat Tapin Utara Bakarangan Candi Laras Selatan Candi Laras Utara Jumlah Sumber : tapinkab.bps.go.id
Desa 8 8 10 6 17 12 8 9 16 12 12 13 131
Luas (km2) 218,10 123,98 213,00 153,00 342,20 148,96 131,24 117,98 71,49 122,54 327,85 730,48 2.700,82
Secara topografis, sebagian besar (67,34%) wilayah Kabupaten Tapin berada pada ketinggian 0-7 meter dpal, sangat sedikit (1,21%) yang berada pada ketinggian lebih dari 500 meter dpal, yakni di kawasan hulu sungai Tapin dalam wilayah Kecamatan Piani. Sebagian besar wilayah ini (83,55%) berada pada kelerengan 0-8% (kelas lereng datar), 5,14% lereng landai, 6,84% agak curam, dan 4,48% tergolong curam sampai sangat curam. Dari wilayah Timur (Kecamatan Piani) melewati kota Rantau (ibukota Kabupaten Tapin) sampai ke wilayah Barat (Kecamatan Candi Laras Utara) mengalir sungai Tapin sebagai sungai utama di Kabupaten Tapin. Jumlah penduduk Kabupaten Tapin pada tahun 2009 adalah 167.796 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 71 jiwa/km2. Pada tahun 2011 jumlah
53
54
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
penduduk meningkat menjadi 170.468 dengan jumlah pria sebanyak 85.920 jiwa dan wanita sebanyak 84.548 jiwa. Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam menyokong kegiatan perekonomian, khususnya untuk transportasi dan mobilitas penduduk dan barang. Panjang jalan di Kabupaten Tapin tahun 2010 mencapai 505,07 km. Ada sepanjang 42,49 km dibawah wewenang negara dan 63,62 km di bawah wewenang provinsi. Pada tahun ini, proporsi panjang jalan yang permukaannya diaspal sebesar 69,29%, kerikil 13,16%, cor 4,95% dan sisanya 12,59% masih berupa tanah (tapinkab.bps.go.id) 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi pembangunan Kabupaten Tapin 2008-2013 adalah ”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tapin yang Religius dan Sejahtera”.
b.
Misi Pembangunan Daerah Misi mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk pencapaian visi tersebut. Misi Pemerintah Kabupaten Tapin 5 tahun kedepan 2008-2013 adalah : • Mengembangkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan. • Menumbuhkan ekonomi dan meratakan pendapatan. • Memelihara
dan
melestarikan
lingkungan,
bertujuan
mengatur
penggunaan ruang sesuai peruntukannya. • Mengembangkan sosial dan budaya. • Mengembangan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah. 3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Sektor pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Tapin baik pada tahun 2009 maupun tahun 2010 dengan presentase berturut-turut sebesar 40,76% dan 41,32%.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.14 PDRB Kabupaten Tapin (Harga Konstan) Sektor
Tahun 2010 Rupiah (Juta) 415.221.823 200.856.640 51.317.251 3.902.310 48.516.803 90.213.305
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Angkutan/Komunikasi 19.512.752 Bank/Keu/Perum 38.688.513 Jasa 136.714.769 Total 1.004.944.166 Laju Pertumbuhan Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id b.
% 41,32 19,99 5,11 0,39 4,83 8,98 1,94 3,85 13,60 100 -
2009 Rupiah (Juta) 388.086.860 191.059.222 46.611.362 3.724.060 44.558.110 84.788.999 18.281.936 36.679.281 138.236.006 952.025.836
% 40,76 20,07 4,90 0,39 4,68 8,91 1,92 3,85 14,52 100 -
Pertanian Tanaman Pangan Data BPS Kabupaten Tapin 2010 menunjukkan pertanian tanaman pangan dari jenis sayuran yang paling tinggi produksinya ialah terong yaitu sebesar 297 ton. Kemudian menyusul cabai, kacang panjang dan tomat. Tabel 2.15 Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Tapin 2010 Jenis Tanaman
Produksi (Ton)
Kacang Panjang Cabai/Lombok Tomat Terong Labu Ketimun Sumber : tapinkab.bps.go.id
431 461 297 465 277
Dari jenis buah-buahan, produksi terbesarnya adalah jeruk siam dengan total produksi sebesar 67.025 kuintal.
55
56
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.16 Produksi Buah-buahan Kabupaten Tapin 2010 Jenis Buah-buahan
Luas Panen (Pohon) 2.482 7.583 1.821
1. Mangga 2. Rambutan 3. Duku/Langsat 4. Jeruk Siam 140.490 5. Jeruk Keprok 6. Jeruk Besar 75 7. Durian 2.435 8. Jambu Biji 2.334 9. Jambu Air 436 10. Sawo 690 11. Pepaya 2.717 12. Pisang 350.375 13. Nenas 8.867 14. Salak 769 15. Nangka/Cempedak 4.450 Jumlah 525.524 Sumber : tapinkab.bps.go.id c.
Produksi (Kuintal) 1.116 1.953 585 67.025 28 809 460 126 220 627 49.201 339 55 1.063 123.607
Perkebunan Pada tahun 2010, data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapin menunjukkan bahwa produksi terbesar perkebunan adalah tanaman karet yaitu sebesar 92.539.342 kg. Sedangkan produksi terkecil perkebunan adalah aren, hanya 6.760 kg (tapinkab.bps.go.id).
d.
Peternakan Jumlah ternak besar tercatat pada tahun 2009 ada 15.671 ekor, dengan rincian 15.567 ekor sapi, 68 ekor
kuda dan 36 ekor kerbau.
Sedangkan ternak kecil yang tercatat adalah kambing dengan jumlah 3.783 ekor (tapinkab.bps.go.id). e.
Perikanan Total produksi perikanan sebesar 388.500 ton dan nilai produksinya sebesar Rp 5.050.500.000,00. Total produksi yang berasal dari perikanan rawa sebesar 2.294,1 ton dan dari perairan sungai sebesar (tapinkab.bps.go.id).
1.529,4 ton
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
57
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
f.
Pertambangan Komoditas
dari
sektor
pertambangan
yang
terbilang
besar
produksinya pada tahun 2010 adalah batubara dan tanah laterit. Jumlah produksi batubara pada tahun 2010 mencapai 9.983.501 ton. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.17 Produksi Komoditas Tambang Kabupaten Tapin 2010 Jenis Tambang Produksi 2009 2010 1. Batubara 6.775.678,08 ton 9.983.501 ton 2. Kaolin 0 m3 0 m3 3. Tanah Urug 42.130,15 m3 5.643,882 m3 4. Tanah Laterit 77.366,95 m3 102.089,469 m3 5. Pasir Bangunan 14.967,64 m3 16.011,357 m3 6. Pasir Urug 4.222,17 m3 38.879,147 m3 7. Sirtu 31.058,91 m3 22.243,664 m3 8. Batu Kerikil 4.596,16 m3 49.716,229 m3 9. Batu Gunung/kali 141.817,82 m3 91.283,934 m3 10. Batu pecah (split) 16.493,53 m3 26.703,263 m3 Sumber : tapinkab.bps.go.id g.
Transportasi Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam mendukung kegiatan perekonomian, khususnya untuk transportasi dan mobilitas penduduk dan barang. Panjang jalan di Kabupaten Tapin tahun 2010 mencapai 505,07 km. Ada sepanjang 42,49 km di bawah wewenang negara dan 63,62 km di bawah wewenang provinsi. Proporsi panjang jalan yang permukaannya di aspal sebesar 69,29%, kerikil 13,16%, cor 4,95% dan sisanya 12,59% masih berupa tanah.
G. HULU SUNGAI SELATAN
1. Geografis Kabupaten Hulu Sungai Selatan dialiri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan antar kabupaten lainnya. Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
58
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
• Utara
: Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara
• Selatan
: Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar
• Barat
: Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
• Timur
: Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru
Luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yaitu seluas 169.621 ha. Luas lahan wilayah terdiri dari lahan hutan, persawahan, lahan kering serta lahan lainnya. Luas lahan hutan terdiri dari Hutan Lindung (23.919,52 ha), Hutan Suaka Alam dan Wisata (23.919,52 ha), Hutan Produksi Tetap (18.724,45 ha), Hutan Produksi Terbatas (0 ha), Hutan yang Dapat Dikonversi (240,43 ha), Hutan Produksi (12.461,12 ha) dan Hutan Cagar Alam (240,43 ha). Sedangkan untuk lahan persawahan terdiri atas Sawah Irigasi (14.508 ha), Sawah Tadah Hujan/Non Irigasi (13.249 ha) dan Sawah Lainnya (37.323 ha). Jumlah Kecamatan di Kabupaten HSS adalah 11 kecamatan dengan 4 (empat) kelurahan dan 144 Desa. Ke-11 kecamatan tersebut adalah sebagai berikut : Daha Utara, Daha Barat, Daha Selatan, Kalumpang, Simpur, Kandangan, Angkinang, Telaga Langsat, Sungai Raya, Padang Batung, Loksado. Penduduk kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari suku suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di kecamatan Loksado. Suku bangsa lainnya adalah Suku Jawa, Suku Bugis, Suku Madura, Suku Dayak Bukit, Suku Mandar, Suku Bakumpai, Suku Sunda dan lain-lain. Jumlah penduduk kabupaten Hulu Sungi Selatan pada tahun 2009 adalah sebesar 209.669 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 116 jiwa/km2. Pada tahun 2010 jumlah penduduk meningkat menjadi 212.485 jiwa dengan kepadatan penduduk 118 jiwa/km2. 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Agropolitan dan Religius (Pembangunan Pertanian Berbasis Agroindustri dan Keagamaan).
b.
Misi Pembangunan Daerah Memantapkan Gerbang Perkotaan Banua Lima Plus Center Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri, Unggul dan Religius. Agenda Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri • Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Unggul • Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Religius 3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan yang terbesar yaitu sebesar 32,25% pada tahun 2009. Persentasenya menurun dibanding tahun sebelumnya, pada tahun 2007 persentase sektor pertanian sebesar 40,89 %. Tabel. 2.18. PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Harga Konstan) Sektor
Tahun 2009 Rupiah (Juta) 417.683.300 36.314.736 68.879.770
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Dan Air 3.407.526 Bersih Bangunan 46.260.153 Perdagangan, 201.195.589 Hotel, Restoran Angkutan/Komu 100.373.364 nikasi Bank/Keu/Perum 82.601.497 Jasa 338.494.384 Total 1.295.210.319 Laju Pertumbuhan Sumber: regionalinvestment.bkpm.go.id b.
% 32,25 2,80 5,32
2007 Rupiah (Juta) 388.931 11.868 65.897
% 40,89 1,25 6,93
0,26
3.101
0,33
3,57 15,53
42.844 183.498
4,50 19,29
7,75
47.955
5,04
6,38 26,13 100 -
33.611 173.571 951.277
3,53 18,25 100 -
Pertanian Tanaman Pangan Subsistem hortikultura di Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup berkembang dengan pesat dimana pada musim kemarau kawasan rawa telah menjadi emas hijau dengan menghasilkan sayur mayur seperti tomat, lombok, semangka, kacang tanah, kedelai dan lain sebagainya. Sedangkan pada musim hujan di kawasan Telaga Langsat, Padang Batung, Sungai Raya, Kandangan dan Angkinang juga merupakan pemasok utama produk hortikultura, sehingga sepanjang tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan hortikultura produktivitasnya akan selalu terjaga.
59
60
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
c.
Perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan salah satu penghasil kelapa dalam terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan tanaman warisan yang unggul sejak ratusan tahun yang lalu. Tanaman kelapa mempunyai produk turunan yang sangat banyak seperti nata de coco, kecap, minyak goreng, VCO (virgin coconut oil) dan pembuatan meubelair serta souvenir, sedangkan produk ikutan seperti kopra, kopyor, serat, tepung sabut, arang batok, cuka arang (vinegar). Permasalahan utama kurang berkembangnya agribisnis kelapa dalam ini di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikarenakan produk yang dijual petani sebagian besar masih berupa kelapa segar butiran, sehingga nilai ekonomisnya tidak begitu besar. Paradigma produksi karet rakyat di Indonesia dan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan khususnya saat ini kualitasnya sangat jauh dari yang diharapkan. Mengingat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah eksis lebih dari 8.000 ha perkebunan karet rakyat dan terus dikembangkan sampai dengan tahun 2015 menjadi 14.000 ha dengan tingkat produksi saat ini telah mencapai 6.000 ton perbulan, maka dibutuhkan industri perkaretan untuk meningkatkan nilai tambahnya.
d.
Peternakan Berdasarkan
hasil
kajian
lapangan
diperoleh
beberapa
faktor
pendukung dan fasilitasi dasar pengembangan ternakpolitan sapi di Unit Kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya dan sekitarnya, yakni : • Peningkatan kualitas genetika sapi dari sapi Bali menuju sapi Limousin, Brahman, Simental dan sejenisnya. • Pengembangan Unit Inseminasi Buatan dengan induk yang berkualitas. • Perluasan spektrum penyebaran sapi unggul di masyarakat. • Pengembangan pengolahan pakan. • Perdagangan dan industri pengolahan daging. • Aplikasi pengembangan biogas. Selain ternak sapi, ternak unggas juga dikembangkan di Kabupaten HSS. Dibentuk suatu sistem yang terpadu mulai dari penyediaan telur induk dan konsumsi daging sampai dengan industrinya, yang dikenal sebagai Itik Paharangan yang telah dikukuhkan sebagai ternak itik di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (www.hulusungaiselatankab.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
e.
Perikanan Mengingat lebih dari 50% wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan rawa/lahan bawah yang terdiri dari sungai dan rawa monoton yang berinteraksi
dengan
kabupaten
tetangga,
sehingga
Kawasan
Agropolitan Pusat Ekonomi Sungai yang berpusat di Daha yang didominasi oleh rawa monoton merupakan potensi yang sangat besar untuk mengembangkan minapolitan.
Pengembangan minapolitan di kawasan
Pusat Ekonomi Sungai atau Kawasan Daha saat ini masih mengandalkan minapolitan yang mengandalkan sumberdaya alam secara subsistem tanpa ada upaya budidaya.
Pengembangan minapolitan di kawasan ini pada
umumnya tanpa adanya inovasi.
Oleh karena itu konsep Agropolitan
digunakan di dalam pengembangan Minapolitan adalah pengembangan budidaya ikan lokal dengan basis teknologi, pengembangan yang bersifat ramah lingkungan. Pembagian kawasan budidaya ikan baik terhadap ikan lokal yang telah dapat didomestikasikan maupun ikan – ikan eksotis dari luar seperti nila, mas dan patin atau yang lainnya haruslah dapat dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengancam keanekaragaman hayati reservaat yang sudah ada.
Oleh karena itu titik berat pengembangan minapolitan di
kawasan ini lebih mengarah terhadap keterpaduan usaha dan peningkatan nilai tambah produk. Upaya tersebut misalnya pengembangan reservaat, peningkatan usaha budidaya pengolahan dan pemasaran produk baik ikan segar maupun industri olahan perikanan lainnya, seperti abon, presto, ikan kaleng dan industri turunannya, seperti minyak ikan, kalsium ikan dan sejenisnya. f.
Pariwisata Sektor pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup potensial untuk dikembangkan. Beberapa tempat wisata alam di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu Kawasan Air Terjun Haratai , Air Terjun Kilat Api serta Air Panas Tanuhi.
H. HULU SUNGAI TENGAH
1. Geografis Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dengan luas wilayah 1.770 km2, merupakan kabupaten terkecil ketiga dari 13 kabupaten/kota dalam wilayah
61
62
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Provinsi Kalimantan Selatan. Letak geografisnya berada pada 2º27' – 2º46' Lintang Selatan dan 115º5' – 115º31' Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki batas wilayah di sebelah utara : Kabupaten Balangan, sebelah timur :
Kabupaten Kotabaru, sebelah selatan :
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan di sebelah barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara. Secara topografi, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 3 (tiga) yakni : kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. Semuanya berada pada ketinggian antara terendah 9,53 m di Kecamatan Labuan Amas Utara, 25 m di Kecamatan Barabai, 330 m di Kecamatan Batang Alai Timur dan tertinggi berada di Gunung Halau-Halau/Gunung Besar Pegunungan Meratus 1.894 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan tanah bervariasi antara 0 40%.
Jenis tanah terdiri dari podsolik merah kuning, orgonosol gley humus,
litosol dan latosol.
Jumlah curah hujan tahunan rata-rata 179 ml dengan
jumlah hari hujan 85 hari/tahun dan intensitas suhu antara 21,19ºC sampai dengan 32,93º C. Jumlah penduduk di Hulu Sungai Tengah pada tahun 2010 adalah sebanyak 243.460 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 244.889 dengan jumlah pria 122.213 jiwa dan wanita 122.676 jiwa. Suku asli daerah ini adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang bermukim di kecamatan Batu Benawa. Suku bangsa lainnya adalah suku Jawa, suku Bugis, suku Madura, suku Buket, suku Mandar, suku Bakumpai, suku Sunda dan suku lainnya. Tabel 2.19 Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kecamatan Luas (km) Haruyan 101,36 Batu Benawa 54,52 Hantakan 208,49 Batang Alai Selatan 76,06 Batang Alai Timur 778,74 Barabai 40,74 Labuan Amas Selatan 97,80 Labuan Amas Utara 170,30 Pandawan 116,39 Batang Alai Utara 65,36 Limpasu 61,04 jumlah 1.770,80 Sumber : www.hulusungaitengahkab.go.id
% 5,7 3,09 11,77 4,29 43,97 2,3 5,5 9,6 6,57 3,69 3,45 100
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada RPJM Daerah Kabupaten Hulu SungaiTengah Tahun 2011 -2015 merupakan tahapan kedua dari pelaksanaan RPJP Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005 – 2025. Visi Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2011-2015 adalah “Menuju Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang semakin Sejahtera, Mandiri, Unggul dan Istiqamah”.
b.
Misi Pembangunan Daerah Berdasarkan visi tersebut diatas maka dapat tersusun misi pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2011-2015 sebagai berikut : • Meningkatkan Kualitas SDM yang Berakhlak Mulia, Kreatif, Inovatif, Terampil dan Menguasai IPTEK. • Menumbuhkan dan Mengembangkan Ekonomi yang Mandiri dan Berdaya Saing. • Pemanfaatan dan Distribusi SDA dengan Menjaga, Memelihara dan Melestarikan Lingkungan. • Mengembangkan Kehidupan Sosial, Politik dan Budaya Bermartabat. • Penyelenggaraan Otonomi Luas dan Menerapkan Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik. • Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur yang Merata.
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan hingga saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian. sektor pertanian mampu menyumbang 38,80 persen dari Produk Dimestik Bruto (PDRB) Hulu Sungai Tengah. Secara makro PDRB Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan berdasarkan PDRB-ADHB pada 2010 yang mecapai Rp2,14 triliun, di mana naik dari 2009 sebesar Rp228 miliar atau sekitar 10,65 persen. Sektor lapangan usaha jasa-jasa menyumbang 22,70 persen, perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi sebesar 14,14 persen (beritadaerah.com).
63
64
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
b.
Pertanian Tanaman Pangan Terdapat 8 (delapan) komoditas padi dan palawija yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008), yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Hampir seluruh komoditas tersebut produktivitasnya hanya berkisar antara 1,34 – 44,27 kw/ha, kecuali ubi kayu dan ubi jalar yang produktivitasnya sebesar 130,56 kw/ha dan 90,88 kw/ha. Pertanian padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah umumnya dikerjakan pada musim penghujan kecuali di daerah rawa dikerjakan pada musim kemarau. Luas seluruh tanah pertanian 43.521 ha. Selain padi, bidang pertanian juga menghasilkan sayur-sayuran dan tanaman palawija. Kebanyakan hasil dari tanaman palawija dan sayuran dijual tidak hanya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah melainkan ke kabupaten sekitar bahkan sampai keluar Provinsi
yaitu
Kalimantan
Tengah
dan
Kalimantan
Timur.
Sistem
pengolahan tanah pertanian sekarang ini mulai mengarah pada teknologi modern yaitu penggunaan mesin traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Mesin perontok padi sangat banyak digunakan oleh petani. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 22 buah unit usaha industri yang memproduksi mesin perontok padi. Secara keseluruhan unit usaha industri dari
berbagai
jenis
terdapat
151
buah.
Industri
tersebut
masih
membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Hasil produksinya dipasarkan sampai ke luar Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan hasil-hasil
pertanian,
pemerintah
Kabupaten
Hulu
Sungai
Tengah
membangun irigasi teknis di Kecamatan Batang Alai Utara yang mampu mengairi sawah seluas 6.223 ha (id.wikipedia.org). c.
Perkebunan Di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 2.020 ha. Kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet. Sejak dulu sampai sekarang Kabupaten Hulu Sungai Tengah terkenal dengan penghasil karet walaupun karet yang dihasilkan kebanyakan bukan karet jenis bibit unggul. Luas perkebunan karet 1.415 ha dengan produksi ratarata 680 kg/ha. Terdapat satu buah perusahaan pengolahan karet yang berkapasitas cukup besar, yaitu PT Dharma Kalimantan yang terletak di Kecamatan Haruyan. Terdapat 19 komoditas perkebunan rakyat yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008). Dari 19 komoditas tersebut tiga komoditas yang produktivitasnya terbanyak
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
65
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
adalah jahe (6.280 kg/ha), sagu (3.456 kg/ha) dan kunyit (2.270 kg/ha). Sedangkan tiga komoditas yang produktivitasnya terkecil adalah kapulaga (125 kg/ha), kapuk (104 kg/ha) dan cengkeh (45 kg/ha) (id.wikipedia.org). d.
Peternakan Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 13.284 ekor yang terdiri dari sapi (11.173 ekor), kerbau (2.096 ekor) dan kuda (15 ekor). Produksi sapi terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Selatan sebanyak 1.857 ekor sedangkan ternak kerbau hanya ada di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Timur. Dan produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 27.750 ekor yang terdiri dari kambing (23.882 ekor), domba (2.337 ekor) dan babi (1.531 ekor). Produksi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Barabai (4.391ekor). Serta terdapat sebanyak 2.989.185 ekor ternak unggas.
e.
Perikanan Perikanan sebagaimana dilaporkan dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka (2008) mencakup 7 (tujuh) komoditas perikanan tangkap yang berasal dari perairan umum yaitu ikan gabus, tauman, sepat siam, betok, tambakan, sepat rawa dan ikan lainnya. Produksi komoditas perikanan yang terbanyak adalah sepat rawa (1.544 ton), sepat siam (1.241 ton) dan tambakan (1.070 ton). Walaupun produksi sepat rawa terbanyak namun harga di tingkat
produsennya sangat murah yaitu Rp 5.000,00.
Komoditas perikanan yang tingkat produksi tidak terlalu banyak namun harganya lebih mahal daripada yang lain yaitu ikan gabus dengan harga Rp 20.000,00/kg. Produksi perikanan yang dilakukan melalui budidaya perikanan sebanyak 5 jenis yaitu ikan mas (90,73 ton), nila (208 ton), patin (62,69 ton), tauman (39,5 ton), dan bawal (3,29 ton). f.
Pertambangan Bagian Pertambangan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
pada
tahun 2008
telah
mencatat
produksi
5
komoditas
pertambangan dan penggalian yaitu batu kali, batu gunung dan batu pecah (32.438,78 m3), sirtu (26.398,01 m3), kerikil (62.406,69 m3), tanah (19.613,45 m3), dan marmer (949,03 m3). Walaupun marmer memiliki nilai produksi
terendah
namun
harga
produksinya
dibandingkan yang lain yaitu senilai Rp 80.000,00/m3.
jauh
lebih
tinggi
66
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
g.
Perindustrian Pada tahun 2008 di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 1.401 unit usaha industri dengan tenaga kerja sebanyak 3.949 orang. Kegiatan industri tersebut menghasilkan produksi senilai 131.659 juta rupiah yang berasal dari investasi senilai 25.575 juta rupiah. Pada tahun ini pula telah diterbitkan sebanyak 1.431 SIUP oleh Dinas Perindagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
h.
Perdagangan Berdasarkan catatan Sub Dolog Wilayah I Barabai tahun 2008 terdapat sebanyak 108.000 ton beras ex move pengadaan dan 3.694.506 ton beras move in regional ex DN dengan total 3.802.506 ton beras. Pada tahun tersebut terdapat penyaluran beras sebanyak 1.606.163 ton. Dinas Peridagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencatat realisasi ekspor non migas (karet sir) Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 21.231,28 ton senilai 369.277,31 juta rupiah. Seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah memilki 24 hari pasar. Pasar-pasar tersebut tidak dilakasanakan setiap hari namun hanya pada hari-hari tertentu saja. Hari pasar terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Utara yaitu sebanyak 4 hari pasar.
i.
Pariwisata Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat tiga tempat rekreasi yaitu Log Laga Ria, Batu Benawa Pagat dan Banyu Panas Hantakan dengan jumlah pengunjung masing-masing pada tahun 2008 sebanyak 9.880 orang, 27.295 orang dan 10.184 orang.
j.
Transportasi Kondisi jalan di seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 sebesar 51,19% dalam kondisi baik; 18,34% dalam kondisi rusak dan sisanya dalam kondisi sedang. Menurut jenis permukaan jalan, sebesar 72,84% berupa aspal; 7,66% berupa kerikil, 12,22% berupa tanah dan 7,28% sisanya tidak dirinci. Menurut kelas jalan, sebesar 72,84% kelas IIIB, 7,66% kelas IIIC dan 19,50% sisanya tidak dirinci. Menurut Satuan Lantas Polres Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 tercatat sebanyak 358 mobil penumpang, 291 mobil beban dan 6.797 sepeda motor. Pada tahun 2008 kendaraan angkutan pedesaan yang memiliki izin trayek ada
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
67
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
sebanyak
125
buah
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_
Sungai_Tengah).
I.
HULU SUNGAI UTARA
1. Geografis Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai secara geografis terletak pada koordinat 2°1’37” - 2°35’58” lintang selatan dan 144°50’58” 115°50’24” bujur timur. Luas wilayahnya 892,7 km2 atau hanya sekitar 2,38% dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini memiliki wilayah administrasi 219 desa/kelurahan. Adapun Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : • sebelah utara : Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; • sebelah barat : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan; • sebelah selatan : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Tengah; • sebelah timur : Kabupaten Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2009 sebanyak 218.109 jiwa dengan kepadatan penduduk 244 jiwa/km2. Pada tahun 2011 jumlah penduduk menurun menjadi 211.699 dengan jumlah pria 103.498 jiwa dan wanita 108.201 jiwa. Sebelum 25
Februari 2003, Hulu Sungai Utara
merupakan
pusat
pertumbuhan Banua Lima (terdiri atas Kabupaten Tabalong, Tapin, Hulu Sungai Tengah, Utara dan Selatan) dan masih terbagi dalam dua wilayah topografi: dataran rendah dan dataran tinggi. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan, maka wilayah dataran tinggi yang sebelumnya menjadi bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara berubah statusnya menjadi wilayah Kabupaten Balangan. Kenyataan ini sedikit banyak berpengaruh pada fungsi dan peranan yang dipegang oleh Kabupaten Hulu Sungai Utara terhadap kotakota dan kabupaten yang ada di sekitarnya. Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki 10 kecamatan, yaitu: Danau Panggang (224,49 km2), Babirik (77,44 km2), Sungai Pandan (45,00 km2), Amuntai Selatan (183,16 km2), Amuntai
68
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tengah (56,99 km2), Banjang (41,10 km2), Amuntai Utara ( 45,00 km2), Haur Gading (34,15 km2), Sungai Tabukan (29,24 km2), Paminggir (156,13 km2). Dari total luas wilayah yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara, sebagian besar terdiri atas dataran rendah yang digenangi oleh lahan rawa, baik yang tergenang secara monoton maupun yang tergenang secara periodik. Sekitar 89% adalah merupakan lahan rawa dan sebagian besar belum termanfaatkan secara optimal (hulusungaiutarakab.go.id). 2. Kebijakan Pembangunan Isu strategis pembangunan di Hulu Sungai Utara saat ini terkait masalah kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pertanian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pendapatan per kapita, pendidikan, kasus kematian ibu dan bayi, gizi buruk, perbaikan infrastruktur jalan, sarana dan prasarana pemerintahan desa serta pengelolaan keuangan daerah. Kepala Daerah diharapkan dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan terhadap hasil perencanaan yang sudah disusun. Berbagai isu strategis yang ingin dibenahi, masih tingginya angka kemiskinan di Hulu Sungai Utara yakni 7,76% yang ditargetkan bisa turun sebesar 1,5% pada tahun 2013. Langkah yang diambil bupati adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
berkualitas
berbasis
potensi
lokal
yang
mampu
mendorong
ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Juga meningkatkan peran industri kecil dan menengah, peran kelembagaan dan permodalan disamping mendorong peningkatan investasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sementara bidang pembangunan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara berencana akan menambah panjang jalan kabupaten dari 334 km menjadi 344 km dan meningkatkan proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik dari 114 km menjadi 206 km disamping penambahan sarana jembatan sebanyak 6 unit di tahun 2013 (http://hulusungaiutarakab.go.id/). a. Visi Pembangunan Daerah Dengan memperhatikan kondisi dan potensi sumberdaya serta orientasi pembangunan daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara di masa depan, maka visi Kabupaten Hulu Sungai Utara 2007 – 2012 adalah “Terwujudnya rawa makmur menuju masyarakat yang sejahtera dan mandiri bernuansa Islami”. b. Misi Pembangunan Daerah Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yang diemban seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
69
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
• Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance). • Menggali dan mengembangkan nilai-nilai religius Islam dan kultur budaya daerah sebagai dasar kehidupan kemasyarakatan dan menajemen pemerintahan. • Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing di era globalisasi dengan meningkatkan mutu pendidikan. • Mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan menuju Hulu Sungai Utara sehat 2010. • Membangun infrastruktur daerah yang terintegrasi dengan sektor pendidikan. • Mendorong ekonomi kerakyatan berdasarkan kearifan budaya lokal. 3. Potensi Daerah a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara menduduki peringkat pertama dengan persentase 34,99% baik pada tahun 2008 maupun tahun 2009. Kedua terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tabel 2.20. PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara ( Harga Konstan) Sektor
Tahun 2009 Rupiah (Juta) 291.105.400 160.147 82.348.719 4.408.328 52.430.414 160.385.861
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Angkutan/Komunikasi 57.266.586 Bank/Keu/Perum 34.029.255 Jasa 149.834.393 Total 831.969.103 Laju Pertumbuhan Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
% 34,99 0,02 9,90 0,53 6,30 19,28 6,88 4,09 18,01 100 -
2008 Rupiah (Juta) 257.189.204 155.102 80.055.090 4.175.393 48.081.208 151.288.577 55.202.391 31.733.174 140.994.963 768.875.102
% 33,45 0,02 10,41 0,54 6,25 19,68 7,18 4,13 18,34 100 -
b. Pertanian Tanaman Pangan Dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional serta Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) diperlukan dukungan dan kerja keras pemerintah dan masyarakat, khususnya petani. Pencanangan gerakan
70
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian yang dipusatkan di Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara menjadi komitmen bersama semua pihak untuk mengawal keberhasilan produksi beras di Kalimantan Selatan. Produksi beras pada 2011 meningkat 10% dari tahun sebelumnya padahal saat itu cuaca ekstrem tengah melanda Kalimantan Selatan serta mengakibatkan kegagalan tanam di sejumlah areal pertanian. Untuk itu dialokasikan kegiatan pemberdayaan petani melalui metode demfarm dengan pola sekolah lapang agribisnis. Khusus untuk Kabupaten Hulu Sungai Utara dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Amuntai Utara di Desa Sei Turak, Padang Luar dan Muara Baruh masing-masing di areal 25 ha, sedang di Amuntai Selatan yakni di Desa Harusan, Padang Tanggul dan Cangkring juga masing-masing seluas 25 ha. Metode Demfram merupakan metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan secara nyata tata cara
atau
hasil
penerapan
teknologi
pertanian
yang
terbukti
menguntungkan. Berbagai keluhan disampaikan petani di Kabupaten Hulu Sungai Utara seperti masih kurangnya sarana dan prasarana pertanian, Keterlambatan bantuan langsung benih unggul (BLBU) hingga permohonan bantuan alat transportasi air karena wilayah Hulu Sungai Utara yang dominan rawa (humas-pemkabHulu Sungai Utara.com). c.
Perkebunan Di sektor perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Utara sejauh ini terdapat pemberian bantuan bibit kelapa sawit dan bibit karet kepada petani swadaya masing masing seluas 25 ha. Selain itu juga mengadakan kemitraan usaha perkebunan antara Koperasi Wahyu Ilahi dengan PT Persada Dinamika Lestari (PDL) pembangunan kebun plasma seluas 460 ha di Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga April 2012. PT PDL sudah membangun seluas 445 ha kebun plasma dari plan plasma seluas 800 ha. Dari segi produksi, komoditas perkebunan yang cukup menonjol di kabupaten HULU SUNGAI UTARA pada tahun 2008 adalah purun dan sagu dengan produksi rata-rata per ha lebih dari 500 kg/ha.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
71
Tabel 2.21. Luas Tanaman Perkebunan Rakyat, Produksi, dan Rata-rata Produksi Menurut Jenisnya Tahun 2008 Jenis Tanaman
Luas Tanaman (Ha) Muda Tanaman Tanaman Mengharusak silkan 1. Karet 250,00 282,00 355,50 2. Kelapa 244,00 844,00 143,00 3. Sagu 153,00 237,20 4,30 4. Purun 133,00 364,00 8,30 5. Kelapa Sawit 6,00 6. Nilam Sumber : hulusungaiutarakab.bps.go.id d.
Produksi (Ton) 122,36 279,25 140,10 319,90 -
Rata-rata Produksi Per Ha (Kg/Ha) 434,00 331,00 590,00 604,00 -
Peternakan Jumlah ternak sapi di kabupaten Hulu Sungai Utara meningkat pada tahun 2009 yaitu berjumlah 1447. Ternak yang paling dominan di setiap kecamatan adalah ternak ayam Broiler dengan total sebanyak
723.100
ekor. Tabel 2.22 Banyaknya Ternak yang Masuk Menurut Jenisnya (Ekor) Tahun 2009 Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba DOC Pedaging 1. Danau Panggang 35 734 2. Paminggir 3. Babirik 26 21 7 715 4. Sungai Pandan 24 7 817 5. Sungai Tabukan 419 38 96 948 6. Amuntai Selatan 223 17 13 603 7. Amuntai Tengah 34 143 544 8. Banjang 510 46 195 216 9. Amuntai Utara 211 145 676 10. Haur Gading 76 848 Jumlah 2009 1 447 121 723 100 Jumlah 2008 1 123 21 29 11 712 300 Sumber : hulusungaiutarakab.bps.go.id e.
Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang geografisnya didominasi 80 % wilayah rawa (perairan) memiliki potensi besar dalam bidang perikanan. Pasalnya masih ada beberapa wilayah rawa yang belum dioptimalisasi menjadi rawa perikanan produktif. Memanfaatkan potensi rawa menjadi lahan
perikanan
produksi,
akan
perekonomian dan kesejahteraan warga.
bermuara
pada
peningkatan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
72
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Segala ikan jenis air tawar dapat dikembangkan di Hulu Sungai Utara. Namun trend di masyarakat, menjadikan Patin, Bawal dan Nila menjadi bahan konsumsi dominan masyarakat. Prospek bisnis ikan air tawar di Hulu Sungai
Utara
cukup
menggembirakan
dan
harganya
pun
stabil
(http://www.radarbanjarmasin.co.id). f.
Perindustrian Hulu Sungai Utara dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan home industry. Kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh industri kerajinan ini tumbuh dan berkembang dan turut memacu pertumbuhan industri dan perdagangan.
J.
BALANGAN
1. Geografis Kabupaten Balangan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia yang ibukotanya adalah Paringin. Luas wilayah Kabupaten Balangan adalah 1.878,3 km2. Letak geografis pada koordinat 020001’37” sampai dengan 020035’58” lintang selatan dan 1140050’24” sampai dengan 1150050’24” bujur timur. Wilayahnya terdiri dari 179.269 ha dataran/ pegunungan. Luas areal perairan terdiri dari rawa 3.026 ha dan sungai 5.537 ha. Temperatur udara di daerah ini rata-rata 26 °C. Kabupaten Balangan memiliki batas wilayah sebagai berikut: • sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten Pasir Provinsi Kalimantan Timur. • sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Pasir Provinsi kalimantan
Timur dan Kabupaten Kotabaru. • sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. • sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Wilayah ini terdiri atas beberapa kecamatan, yaitu: Lampihong, Paringin, Juai, Halong, Batumandi, Awayan, Paringin Selatan, Tebing Tinggi. Jumlah penduduk kabupaten Balangan pada tahun 2010 sebanyak 112.395 jiwa. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 114.009 jiwa dengan pria sebanyak 57.290 jiwa dan wanita 56.719 jiwa. Kondisi infrastruktur kabupaten Balangan masih terus dikembangkan. Perbaikan infrastruktur khususnya jalan dan jembatan di wilayah pedesaan akan terus mendapat prioritas dan perhatian khusus karena hal tersebut akan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
73
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
membawa dampak yang positif untuk menunjang perkembangan ekonomi di wilayah Kabupaten Balangan namun dilakukan secara bertahap mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia. Sejumlah pembangunan infrastruktur yang telah, sedang dan akan dilaksanakan merupakan bagian dari pengembangan wilayah sebagai peningkatan sarana dan prasarana untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Khusus untuk jembatan yang ada di desa Murung Jambu kedepannya akan berfungsi sebagai salah satu jalur alternatif jika di jalan utama suatu saat nanti telah terjadi kepadatan kendaraan karena jalan yang melewati desa Murung Jambu tersebut terhubung dengan jalur lingkar yang menuju ke arah desa Lingsir dan keluar di perempatan Islamic Center Balangan (www.balangankab.go.id). 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah “Melanjutkan
Pembangunan
Menuju
Balangan
yang
Mandiri
dan
Sejahtera”. b.
Misi Pembangunan Daerah Visi tersebut dilengkapi dengan uraian Misi, yang merupakan rangkaian langkah upaya untuk mewujudkan Visi. Misi tersebut ada lima langkah, yakni: • Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan dinamis
berlandaskan
ekonomi
kerakyatan
dan
optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya alam yang didasari prinsip pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. • Mewujudkan bertahap,
infrastruktur sistematis
yang
dan
merata
dan
berkelanjutan
berkualitas untuk
secara
mendukung
pengembangan wilayah. • Mewujudkan
masyarakat
Balangan
yang
sehat,
cerdas,
religius,
berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan IPTEK dan IMTAQ dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. • Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional. • Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.
74
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Pertumbuhan
ekonomi
Balangan
dari
tahun
ke
tahun
selalu
mengalami peningkatan. Pada 2008, pertumbuhan ekonomi Balangan sebesar 5,07%, naik pada 2009 menjadi 5,08% dan kembali naik pada 2010 menjadi 6,5%. Peningkatan pertumbuhan perekonomian di Balangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemajuan ilmu dan teknologi yang mendorong terjadinya perbaikan dan perubahan. Selain itu, berbagai potensi pengembangan perekonomian juga di miliki Balangan, seperti sektor pertanian, perkebunan dan pertambangan serta bahan gaiian. Semuanyamemiliki kontribusi terhadap PDRB dan pertumbuhan sektor ekonomi. Misalnya sektor pertanian dan perkebunan yang memiliki kontribusi sebesar 21,17 persen terhadap PDRB Balangan. Dari semua sektor ekonomi yang ada di Balangan, pertambangan memiliki kontribusi terbesar untuk PDRB, yaitu sekitar 64,30% bagi pertumbuhan ekonomi daerah. b.
Pertanian Tanaman Pangan Potensi areal tanaman pangan hortikultura di Kabupaten Balangan adalah padi, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, langsat, jagung, pisang kepok dan pisang serta talas. tanaman pangan terbesar setelah padi adalah ubi kayu. Tabel 2.23. Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Balangan 2010 S u m b e r : h t Sumber : balangankab.bps.go.id
Produksi
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.24 Produksi Sayur Mayur Kabupaten Balangan 2010 S u m b e r : Sumber : balangankab.bps.go.id Tabel 2.25 Produksi Buah-buahan Kabupaten Balangan 2010 Produksi S S u m b e r : S u Sumber : http://balangankab.bps.go.id c.
Perkebunan Jenis komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain: Karet dengan luas areal tanam 30.591 ha dengan hasil produksi 24.342,31 ton/ tahun. Kelapa sawit dengan luas areal tanam 2.280 ha dengan hasil produksi 14.898 ton/tahun (id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_ Balangan).
75
76
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
d.
Peternakan Peternakan yang ada di daerah ini adalah sapi, kambing, domba, ayam ras/pedaging, ayam buras dan itik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Balangan menunjukan bahwa jenis ternak yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat Balangan adalah jenis ternak ayam buras. Pada tahun 2009 populasi ayam buras mencapai 407.168 ekor. Namun menurun dratis pada tahun 2010 menjadi 276.594 ekor. Setelah ayam buras, jenis ternak kedua terbesar adalah sapi potong kemudian ternak kambing.
e.
Perikanan Perikanan yang dapat dikembangkan di kabupaten Balangan di sepanjang aliran sungai Balangan adalah cekdam, baruh (rawa) serta kolam tadah hujan. Komoditas yang dikembangkan antara lain ikan patin, mas dan
nila.
Budidaya
perikanan
yang
akan
dikembangkan
untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor adalah ikan betutu yang
terdapat
di
kecamatan
Paringin
(http://id.wikipedia.org/wiki/
Kabupaten_Balangan). f.
Pertambangan Potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten Balangan adalah marmer, phospat, kaolin, gambut, lempung, emas, batu gamping dan batubara. Pertambangan yang tersedia untuk dikembangkan adalah bijih besi.
g.
Pariwisata Berbagai tempat
wisata
yang
layak
untuk dikunjungi adalah
(id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Balangan) : • Obyek wisata alam: Gunung Batu Sumsum dan Goa Hantanung di kecamatan Awayan. • Obyek wisata alam/air: Baruh Bahinu Dalam di kecamatan Paringin. • Obyek wisata religius: Makam Datuk Kandang Haji di desa Teluk Bayur, kecamatan Juai. • Obyek wisata sejarah: Benteng Tundakan di kecamatan Awayan, yakni tempat perjuangan Temenggung Jalil yang bergelar Adipati Anom Dinding Raja Temenggung Macan Negara.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
• Obyek wisata alam: Air Terjun Manyandar, Goa Berangin Gunung Belawan di kecamatan Halong, goa dengan terowongan unik yang menghubungkan ke dasar gunung dengan udara yang sejuk. • Obyek wisata budaya dan upacara adat: Atraksi pesona budaya Pesta Panen Raya, Aruh Adat Baharin, Tarian Gintor dan Balian yang terdapat di kecamatan Halong.
K. TABALONG
1. Geografis Kabupaten Tabalong dengan Ibukotanya Tanjung yang terletak paling utara di Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai luas wilayah 3.946 km atau sebesar 10,61% dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Pada wilayah utara dan timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan wilayah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan – Provinsi Kalimantan Tengah. Letak Kabupaten Tabalong sangat strategis, berada pada jalur ‘segitiga emas’, atau segitiga pertumbuhan di antara lintas Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Posisinya memberikan letak yang menjanjikan sebagai muara mengalirnya pengembangan aspek ekonomi dan sosial budaya ketiga provinsi tersebut. Secara umum Kabupaten Tabalong terletak di antara 1,18o– 2,25o Lintang Selatan, dan 115,9° 115,47° Bujur Timu. Wilayah administrasi kabupaten Tabalong terdiri dari 12 kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian selatan meliputi kecamatan Banua Lawas Pugaan, Kelua dan Muara Harus. Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Muara Uya dengan 924,16 km2, kemudian kecamatan Jaro dengan 819,00 km2. Sedangkan daerah terkecil adalah kecamatan Muara Harus dengan 62,90 km2. Banyaknya desa/kelurahan di kabupaten Tabalong ini adalah sebanyak 122 desa dan 9 kelurahan, dimana kecamatan Tanjung dan Banua Lawas mempunyai desa terbanyak yaitu 15 desa dan yang paling sedikit adalah kecamatan Upau dengan 6 desa. Seluruh desa/kelurahan ini sudah sampai pada tingkat swasembada. Jumlah penduduk kabupaten Tabalong pada tahun 2010 sebanyak 218.954 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 sebanyak 224.386
77
78
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
dengan junlah pria 114.320 jiwa dan wanita 110.066 jiwa. Suku bangsa yang ada kabupaten Tabalong diantaranya suku Banjar, suku Jawa, suku Bugis, suku Madura, suku Bukit, suku Mandar, suku Bakumpai, suku Sunda dan suku lainnya. Perkembangan infrastruktur Kabupaten Tabalong semakin meningkat. Untuk
mengaktifkan
kegiatan
perekonomian
masyarakat
pedesaan,
pemerintah kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan melakukan pembuatan jalan di kawasan strategis kabupaten masing-masing kecamatan Jaro, Muara Uya dan Haruai. Melalui program nasional pemberdayaan masyarakat pengembangan infrastruktur, sosial, ekonomi dan wilayah (PNPM PISEW), pembangunan mengurangi
kawasan angka
strategis
kemiskinan,
kabupaten
(KSK)
pengangguran
dan
diharapkan
bisa
mengembangkan
wilayahnya. Kawasan strategis kabupaten tentunya memiliki potensi dan prospek
untuk
pembangunannya
meningkatkan diprioritaskan
kegiatan untuk
ekonomi
peningkatan
lokal
karena
infrastruktur
itu desa
(www.antaranews.com). Tabel 2.26 Kecamatan di Kabupaten Tabalong No
Kecamatan
Nama Ibukota
1 Banua Lawas Banua Lawas 2 Pugaan Halangan 3 Kelua Pulau 4 Muara Harus Tantaringin 5 Tanta Tanta 6 Tanjung Jangkung 7 Murung Pudak Belimbing Raya 8 Haruai Halong 9 Bintang Ara Usih 10 Upau Pangelak 11 Muara Uya Muara Uya 12 Jaro Jaro Kabupaten Tabalong Tanjung Sumber : tabalongkab.go.id
Banyaknya Desa/Kelurahan Desa Kelurahan 15 7 11 1 7 14 11 4 6 4 13 9 6 14 9 122 9
2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi Kabupaten Tabalong adalah “Terwujudnya Masyarakat Tabalong Yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera Berbasis Agamis”.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
79
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
b.
Misi Pembangunan Daerah Misi Kabupaten Tabalong adalah : • Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat • Menciptakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan • Mengembangkan budi pekerti dan kualitas beragama
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tabalong adalah sektor pertambangan dengan persentase 70,42% (2009).
Sektor
pertanian menyumbang sebesar 12,84 % (2009). Kontirbusi pertanian menurun sekitar 1% dibanding tahun sebelumnya. Tabel. 2.27 PDRB Kabupaten Tabalong (Harga Konstan) Sektor
Tahun 2009 Rupiah (Juta) 367.010.111 2.012.972.524 23.866.843 2.317.229 49.261.928 151.624.874
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik Dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Angkutan/Komunikasi 39.413.898 Bank/Keu/Perum 60.310.956 Jasa 151.710.732 Total 2.858.489.095 Laju Pertumbuhan Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id b.
% 12,84 70,42 0,83 0,08 1,72 5,30 1,38 2,11 5,31 100 -
2008 Rupiah (Juta) 365.179.344 1.820.491.383 22.657.605 2.504.490 46.038.183 134.637.716
% 13,82 68,91 0,86 0,09 1,74 5,10
34.734.709 57.478.841 157.948.011 2.641.670.282
1,31 2,18 5,98 100 -
Pertanian Tanaman Pangan Produksi padi sawah dan ladang tahun 2009 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 128.979 ton menjadi 153.903 ton. Kenaikan ini terjadi antara lain karena adanya penambahan luas tanam. Tanaman padi sawah mengalami kerusakan seluas 14 ha, kerusakan ini disebabkan oleh berbagai macam jenis serangan seperti tikus, bercak coklat daun, penggerek batang dan hama lainnya. Sedangkan untuk padi ladang pada tahun 2009 tidak mengalami kerusakan.
80
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Pada
tahun
2009
produksi
buah-buahan
kembali
meningkat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menghasilkan 15.373 ton buah-buahan. Produksi terbanyak adalah buah rambutan sebanyak 3.780 ton, diikuti durian 2.374 ton dan pisang 2.027 ton. Produksi sayursayuran mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, dari 4.090 ton pada tahun 2008 menjadi 5.127 ton pada 2009, dengan produksi terbesar adalah kacang panjang sebanyak 1.463 ton (http://tabalongkab.go.id). Tabel 2.28 Luas Tanam, Rusak, Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang 2009 No.
Kecamatan
Tanam (ha)
1 Banua Lawas 5.121 2 Pugaan 2.114 3 Kelua 3.768 4 Muara Harus 2.018 5 Tanta 3.169 6 Tanjung 3.209 7 Murung Pudak 1.196 8 Haruai 2.788 9 Bintang Ara 1.531 10 Upau 1.946 11 Muara Uya 2.861 12 Jaro 3.525 Jumlah 33.246 Sumber : tabalongkab.go.id c.
Rusak (ha)
Panen (ha)
Produksi (ton)
3 2 2 1 1 2
5.118 2.112 3.766 2.018 3.168 3.208 1.196 2.786 1.531 1.946 2.859 3.524 33.232
24.311 9.546 17.549 8.888 12.993 13.455 4.548 10.369 5.004 7.639 10.750 14.931 139.983
2 1 14
Rata-rata Produksi (ton/ha) 4,75 4,52 4,66 4,40 4,10 4,19 3,80 3,72 3,27 3,93 3,76 4,24 4,21
Perkebunan Perkebunan
mempunyai
peranan
yang
cukup
besar
dalam
pengembangan pertanian. Komoditi yang dikembangkan di Kabupaten Tabalong ini adalah kelapa, kelapa hibrida, karet, pinang, rumbia, enau, kemiri, jambu mete, kapuk, kopi, cengkeh, lada dan kakao. Tanaman perkebunan yang paling potensial di daerah ini adalah karet dengan luas arealnya mencapai 53.850 ha dan kelapa 2.785 ha. Sedangkan produksi perkebunan terbesar tetap komoditi karet dengan 34.427 ton kemudian kelapa 8.053 ton.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.29 Produksi Perkebunan Rakyat menurut Jenis Tanaman 2009 Jenis Tanaman 1 Kelapa 2 Kelapa Hybrida 3 Karet 4 Pinang 5 Rumbia 6 Vanili 7 Enau / Aren 8 Kemiri 9 Jambu Mete 10 Kapuk 11 Kopi 12 Cengkeh 13 Lada 14 Kakao 15 Kelapa Sawit Jumlah Sumber : tabalongkab.go.id d.
Produksi (ton)
Rata-rata Produksi (ton/ha)
8.053 52 34.427 30 1.114 328 1.019 5 12 245 1 39 2 45.328
3,488 1,735 0,995 0,288 4,254 1,774 0,769 0,238 0,197 0,153 0,040 0,221 0,100 -
Peternakan Pembangunan
sektor
peternakan
adalah
untuk
meningkatkan
populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan peternak. Secara umum populasi ternak besar dan kecil mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Populasi sapi naik dari 11.391 ekor tahun 2008 menjadi 12.101 ekor pada tahun 2009, sedangkan kambing mengalami kenaikan dari 4.538 pada tahun sebelumnya menjadi 4.550 ekor. Populasi ayam kampung naik dari 719.205 ekor menjadi 730.463 ekor dan populasi ternak itik mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 63.606 ekor. e.
Perikanan Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tabalong memiliki prospek yang cukup baik. Hal ini ditunjang oleh luas wilayah yang bisa dimanfaatkan sebagai areal perikanan darat. Di samping itu sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang relatif mudah dimasuki oleh masyarakat dalam upaya menambah pendapatan rumah tangga.
81
82
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Perkembangan produksi perikanan di Tabalong selama kurun waktu 2008-2009 cenderung meningkat. Tahun 2008, total produksi perikanan Tabalong mencapai 2.056,8 ton dengan nilai produksi sebesar 34,27 milyar rupiah. Pada Tahun 2009, total produksi meningkat menjadi 2.258,8 ton dengan nilai produksi 42,89 milyar rupiah. Pada tahun 2008 wilayah tengah mendominasi produksi perikanan di Kabupaten
Tabalong.
Pada
Tahun
2009
wilayah
tengah
kembali
mendominasi produksi perikanan. Hal ini disebabkan menurunnya produksi perikanan di Kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua dan Muara Harus serta meningkatnya produksi perikanan di Kecamatan Tanjung. Wilayah tengah memiliki produksi perikanan sebesar 850,1 ton atau sekitar 37,64% dari total produksi perikanan di Kabupaten Tabalong. Kecamatan Tanjung dan Banua Lawas merupakan wilayah yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap produksi perikanan Kabupaten Tabalong. Produksi perikanan di Kecamatan Tanjung Tahun 2009 sebesar 597,9 ton atau 26,47% dari total produksi perikanan Tabalong dengan nilai produksi perikanan mencapai angka 9,62 milyar rupiah. Tahun 2009, produksi perikanan di wilayah selatan mencapai 719 ton atau sebesar 31,83% dari total produksi Tabalong. Sedangkan produksi perikanan di wilayah utara hanya 689,6 ton atau sekitar 30,53% dari total produksi perikanan Tabalong. Produksi perikanan Kabupaten Tabalong bersumber dari dua kegiatan yaitu penangkapan ikan dan budidaya perikanan air tawar. Penangkapan ikan selama Tahun 2009 mencapai 1.436,8 ton dengan nilai produksi sebesar 13,06 milyar rupiah. Jenis ikan yang paling banyak ditangkap adalah Gabus, Papuyu, Sepat Rawa dan Sepat Siam. Produksi perikanan yang berasal dari budidaya perikanan air tawar Tahun 2009 tercatat sebesar 2.258,9 ton dengan nilai produksi mencapai 42,89 milyar rupiah. Budidaya perikanan yang dikembangkan adalah budidaya kolam yang menghasilkan 1.220,9 ton, budidaya ikan di sawah/mina padi sebesar 63,8 ton dan budidaya di karamba yang produksinya mencapai 974,2 ton.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.30 Penangkapan Ikan menurut Jenis Ikan Tahun 2009 Jenis Ikan 1. Gabus 2. Lais 3. Toman 4. Sepat Siam 5. Tambakan 6. Udang Tawar 7. Baung/ Jambal 8. Puyau/Nilam 9. Manangin Sungai 10. Patin 11. Sanggiringan 12. Riu/Tawes 13. Seluang 14. Papuyu 15. Sepat Rawa 16. Lampam 17. Ikan Lainnya Jumlah Sumber : tabalongkab.go.id
Produksi (Ton) 2008 2009 278,3 284,1 14,0 39,4 35,3 35,9 209,9 203,2 97 103,2 33 23,1 166,6 174 0,62 38,1 31 6,5 2,3 16,4 9,9 216,9 213,3 215,3 213,7 101,3 104 1.429,22 1.436,8
Nilai Produksi ( ooo Rp) 2008 2009 3.340.800 3.708.400 140.000 393.900 375.400 295.400 1.371.000 1.314.850 947.800 1.009.700 460.400 310.800 1.189.100 881.950 3.000 228.600 205.200 42.250 15.600 147.900 81.800 2.897.500 3.121.000 965.500 1.203.100 496.000 518.500 12.605.250 13.060.200
Tabel 2.31 Produksi Budidaya Ikan Air Tawar menurut Jenis Perairan Tahun 2009 Jenis Perairan Produksi (Ton) Nilai Produksi ( ooo Rp) 2008 2009 2008 2009 1. Kolam Ikan Mas 210,1 34,8 4.200.018 696.641,7 Tawes Nila 543,2 1.186,1 10.321.540 22.577.157,1 Patin 55,8 613.638 Lele 2. Sawah/Mina Padi Ikan Mas 10,5 211.598 Papuyu Nila 55,5 63,8 1.054.324 1.212.994,2 Gabus Mujair 3. Karamba Ikan Mas 12,0 42 198.383,5 837.934 Nila 674,3 921 11.938.358,5 17.456.210,2 Patin 206,7 2.472.828,2 Bawal 289,0 11,2 3.267.904,2 117.165,2 Jumlah 2.057,1 2.258,9 34.278.592,4 42.898.075,4 Sumber : tabalongkab.go.id
83
84
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
f.
Pertambangan Subsektor pertambangan yang utama di Kabupaten Tabalong adalah batubara dan minyak bumi. Batubara dikelola oleh PT. Adaro di dua wilayah yaitu kabupaten Balangan dan Tabalong. Total produksi batubara selama tahun 2009 adalah sebanyak 40.590.189 ton atau meningkat dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 produksinya sebanyak 38.482.462 ton. Produksi batubara pada tahun 2009 tersebut terbagi masing-masing 49,97% untuk kabupaten Balangan dan 50,03% untuk Tabalong. Jumlah kontraktor dan subkontraktor pada tahun 2009 sebanyak 137 perusahaan dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.110 orang. Sedangkan
untuk
minyak
bumi
dikelola
oleh
PT
Pertamina.
Pengembangan biogas di Tabalong sudah mencakup enam kecamatan, antara lain Kecamatan Murung Pudak (CSR Pertamina), Tanjung, Jaro, Haruai dan Bintang Ara dengan jumlah delapan unit biodigester (instalasi pengolahan). g.
Kehutanan Luas areal kehutanan di Kabupaten Tabalong pada Tahun 2009 mencapai 241.210,0 ha, yang terdiri dari 14.848,1 ha adalah kawasan hutan yang bisa dikonversi, 116.467,0 ha kawasan hutan produksi tetap, seluas 44.462,5 ha adalah hutan produksi terbatas dan sisanya merupakan kawasan hutan lindung, suaka alam dan cagar budaya. Struktur luas kawasan hutan yang dibagi menurut fungsinya selama tahun 2000-2002 tidak mengalami banyak perubahan. Tetapi sejak tahun 2003 terjadi pergeseran struktur yang cukup besar, khususnya untuk kawasan hutan yang bisa dikonversi dan kawasan hutan lindung. Hingga tahun 2009 kawasan hutan yang bisa dikonversi adalah sebesar 6,16% dan kawasan hutan lindung, suaka alam dan cagar budaya sebesar 27,13% dari seluruh kawasan hutan Kabupaten Tabalong. Produksi subsektor kehutanan dibagi menjadi dua kategori yaitu produksi kayu dan non kayu. Dibanding tahun 2008, pada Tahun 2009 produksi kayu di Tabalong mengalami penurunan menjadi 49.747,22 m3, dimana terjadi
penurunan produksi Karet dari 14.382,10 m3 menjadi
hanya 7.100,61 m3.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
85
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.32 Produksi Hasil Hutan Tahun 2009 Jenis Kayu Produksi (m3) 2007 2008 2009 1. Karet 22.906,28 14.382,10 7.100,61 2. Meranti 17.364,61 16.082,97 17.945,61 3. Keruing 3.408,88 3.942,48 5.074,97 4. Kapur 516,83 151,73 1.058,85 5. Nyatoh 497,00 248,60 720,11 6. Balau 802,41 1.158,75 1.007,68 7. Bengkirai 213,35 247,47 702,17 8. Mersawa 2,09 9. Jelutung 10. Sungkai 993,50 1.360,10 11. Ramin 12. Anglai 167,80 50,11 174,83 13. Merijang 378,62 159,79 269,78 14. Sarangan Batu 15. Durian 655,74 871,41 16. Pulai 17. Campuran 12.939,07 13.738,69 15.692,61 Jumlah 60.346,18 52.394,20 49.747,22 Sumber : tabalongkab.go.id Produksi non kayu di Kabupaten Tabalong yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah madu. Madu Tabalong sangat terkenal di Kalimantan Selatan, namun sayang hingga saat ini penanganannya masih secara tradisional. Kalau lebah madu diternakkan secara intensif akan memudahkan petani dalam mengelola ternaknya. Jadi madu yang dihasilkan tidak lagi tergantung dari musim bunga di hutan. Akibatnya total produksi setiap tahunnya tidak dapat diprediksi. Padahal daerah dengan tanah subur dan berbagai macam sari buah yang menjadi bahan penghasil
madu
maka
peternakan
madu
sangat
potensial
untuk
dikembangkan secara lebih modern. h.
Pariwisata Pembangunan pariwisata di kabupaten Tabalong diarahkan untuk dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Keberhasilan dalam bidang kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun. Sayangnya data mengenai jumlah wisatawan di kabupaten Tabalong ini masih belum terorganisasi dengan baik.
86
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Potensi pariwisata yang ada cukup banyak dan tersebar hampir di seluruh kecamatan, seperti danau Undan di Banua Lawas, upacara adat dan budaya Warukin di Tanta, Tanjung Puri Indah di Murung Pudak dan objek wisata air terjun serta gua di beberapa kecamatan lainnya harus lebih dikembangkan seoptimal mungkin. Banyaknya wisatawan yang berkunjung semakin meningkat dari tahun ke tahun baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pada tahun 2009 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang datang berkunjung ke Tabalong sebanyak 93.107 orang. Fasilitas akomodasi dan penginapan di kabupaten Tabalong ada 18 buah yang terdapat pada kecamatan Kelua 1 buah, kecamatan Tanjung 10 buah, dan kecamatan Murung Pudak 7 buah. Jumlah kamar yang tersedia adalah 369 kamar yang dapat menampung 584 tempat tidur. Selain itu, di kabupaten Tabalong juga terdapat beberapa rumah makan/restoran yang cukup berkembang diantaranya Rumah Makan Pondok Asian Bakar , Restoran Presto Solo , Rumah Makan Padang Bundo , Rumah Makan Padang Sederhana, Pusat Jajanan Barunak, Pondok Asian Ikan Bakar dan lain-lain.
L. BARITO KUALA
1. Geografis Kabupaten Barito Kuala yang beribukota Marabahan terletak paling barat dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin, sebelah selatan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan letak astronomis berada pada 2°29’50” - 3°30’18” Lintang Selatan dan 114°20’50” 114°50’18” Bujur Timur. Kabupaten Barito Kuala berada pada hamparan wilayah yang datar dengan kelerengan 0% - 2%, dengan ketinggian elevasi berkisar antara 1-3 meter di atas permukaan laut (http://baritokualakab.go.id/v5/) Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Kabupaten Barito Kuala diapit oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas, hal ini sangat mempengaruhi tata air yang ada di wilayah kabupaten ini. Disamping itu terdapat pula 3 buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Barito dan Sungai Kapuas yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban. Keadaan hidrologi ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan present land use, baik di daerah ini maupun di bagian hulu. Terdapat 17 Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala, yaitu Kecamatan Alalak, Anjir Muara, Anjir Pasar, Bakumpai, Barambai, Belawang, Cerbon, Jejangkit, Kuripan, Mandastana, Marabahan, Mekarsari, Rantau Badauh, Tabukan, Tabunganen, Tamban, dan Kecamatan Wanaraya (http://baritokualakab.go.id/v5/). Penduduk terutama terdiri dari suku Jawa, Banjar, Bakumpai, Bali, dan Madura. Agama sebagian besar warga Islam 90%, Kristen 3%, Hindu dan Budha 2%. Suku Jawa yang ada di Kecamatan Barambai berasal dari warga transmigrasi yang datang tahun 1969. Kecamatan ini menjadi salah satu daerah penempatan
transmigrasi
di
Kalimantan
Selatan.
Pekerjaan
penduduk
kecamatan Barambai mayoritas sebagai petani (80%) dan sisanya sebagai pedagang dan pegawai. Perkembangan panjang jalan sampai dengan tahun 2010, untuk jalan negara panjang 62,00 km type permukaan seluruhnya aspal dengan kondisi baik sepanjang 23,78 km, sedang sepanjang 25,92 km dan rusak sepanjang 12,30 km. Untuk jalan provinsi panjang 68,94 km type permukaan aspal sepanjang 36,00 km dan kerikil sepanjang 32,94 km Untuk jalan kabupaten panjang 628,13 km type permukaan aspal sepanjang 315,16 km, kerikil sepanjang 181,67 km dan tanah sepanjang 131,3 km. Jumlah jembatan yang ada sampai dengan tahun 2010 adalah sebanyak 1.021 buah dengan rincian untuk type kayu sebanyak 990 buah, beton sebanyak 16 buah, baja sebanyak 6 buah dan komposit sebanyak 9 buah. Untuk air bersih hanya ada 8 (delapan) kecamatan yang memiliki sarana tersebut yakni Kecamatan Anjir Pasar, Alalak, Rantau Badauh, Cerbon, Bakumpai Marabahan, Tamban dan Tabunganen. Kecamatan Marabahan memiliki produksi dan distribusi paling besar dengan perincian produksi sebesar 1.267.680 m3 dan terdistribusi sebesar 1.081.327 m3. 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi Kabupaten Barito Kuala dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut : "Terwujudnya Kabupaten Barito Kuala Sebagai Sentra Produksi Pertanian yang Maju dan Berdaya Saing Tinggi Menuju Terciptanya Kemandirian Daerah ".
87
88
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
b.
Misi Pembangunan Daerah Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya dalam rangka mewujudkan keadaan yang diinginkan sebagaimana diamanatkan “ Visi ” dalam kurun waktu tahun 2007 sampai tahun 2012 adalah : • Percepatan Pembangunan Infrastruktru Perdesaan yang Komprehensif dan Terpadu. • Reformasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance). • Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dari berbagai Sektor dan Layanan. • Melaksanakan Pembangunan Daerah yang Responsif terhadap Aspirasi Masyarakat melalui Adaptasi Partisipasi Berbagai Pihak. • Membangun Akses dan Jaringan Kerja Sama di berbagai Sektor Pembangunan.
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Kontribusi
sektor
terbesar
Kabupaten Barito Kuala
yang
mempengaruhi
perekonomian
pada tahun 2009 adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 23,95% , diikuti sektor jasa, kemudian sektor bangunan.
Pada
sektor
pertanian
hanya
sebesar
5,23%
(regionalinvestment.bkpm.go.id). b.
Pertanian Tanaman Pangan Pertanian merupakan sektor potensial di Kabupaten Barito Kuala, dengan luas sawah pasang surut mencapai 101.424 ha. Dari luas sawah tersebut, memberikan hasil 317.605 ton gabah kering giling di tahun 2009. Hal ini menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai penghasil beras terbesar di Kalimantan Selatan yang mampu menyumbang 16,23% dari total produksi Kalimantan Selatan. Usaha peningkatan peran sektor pertanian terus menerus dilaksanakan dengan berbagai program, seperti : Peningkatan
Ketahanan
Pangan,
Pengembangan
Agribisnis
dan
Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian dan Agropolitan. Luas lahan pertanian menurut penggunaannya pada tahun 2009 mengalami peningkatan 5,15% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 220.946 ha menjadi 232.335 ha. Sedangkan untuk lahan sawah mengalami
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
89
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
penurunan 5,05% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 140.702 ha menjadi 120.643 ha. Produksi padi tahun 2009 adalah 317.605 ton dengan rata-rata produksi 34,83 kw/ha. Hampir semua kecamatan di Kabupaten Barito Kuala merupakan sentra produksi padi sawah. Produksi tanaman bahan makanan lainnya pada tahun 2009 yaitu jagung sebanyak 89 ton, kacang tanah 38 ton dan ubi kayu 4.555 ton. Selain tanaman di atas Barito Kuala juga berpotensi memproduksi tanaman buah-buahan, seperti: jeruk, mangga, nenas, dan rambutan. Produksi jeruk untuk tahun 2008 sebesar 74.051,48 ton, nenas 3.014,5
ton,
rambutan
3.152
ton
dan
mangga
769,5
ton
(baritokualakab.go.id). c.
Perkebunan Potensi bidang perkebunan adalah kelapa sawit yang meliputi potensi alam spesifik yaitu lahan rawa gambut yang dimanfaatkan sebagai usaha perkebunan potensial seluas 112.000 Ha, dan lahan produktif di beberapa lokasi penempatan transmigrasi. Kegiatan pengembangan kelapa sawit ini, diyakini akan mampu mendukung penyediaan lapangan kerja dan pemanfaatan lahan tidur serta lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
d.
Peternakan Populasi ternak di daerah ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan baik ternak besar, ternak kecil maupun unggas. Disamping itu pula dengan ditunjang dengan adanya bantuan pemerintah berupa pendanaan dan juga diikuti dengan penyuluhan. Pemasokan
bibit,
penyediaan
bibit
rumput,
pengawasan
dan
mengikutkan partisipasi masyarakat. Meski secara keseluruhan populasi ternak (besar, kecil dan unggas) mengalami penurunan sebesar 13,26%, namun populasi ternak besar mengalami peningkatan 29,13% dimana untuk sapi meningkat 31,86% di tahun 2008 sebanyak 8.245 ekor menjadi 10.872 ekor sedangkan untuk kerbau meningkat 6,53% di tahun 2008 sebanyak 995 ekor menjadi 1.060 ekor. Untuk produksi telur mengalami penurunan 23,08%, dimana untuk ayam buras menurun 32,67% di tahun 2008 sebanyak 1.445.095 butir menjadi 973.966 butir, untuk itik meningkat 21,70% di tahun 2008 sebanyak 309.428 butir menjadi 376.581 butir. Pengembangan ternak besar
90
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
dilakukan dengan cara penggemukan dan pembibitan. Komoditas ternak andalan yang sedang dikembangkan adalah ternak sapi Bali dan kambing, dengan sentra pengembangan di Kecamatan Wanaraya dan Kecamatan Barambai. Kabupaten Barito Kuala memiliki sumberdaya peternakan yang cukup siqnifikan dan menjanjikan menjadi potensi unggulan daerah (baritokualakab.go.id). e.
Perikanan Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu kabupaten dengan potensi sumberdaya alam
yang mendukung pengembangan usaha sektor
Perikanan dan Kelautan. Kegiatan perikanan yang berkembang mulai dari arah utara yaitu kecamatan Kuripan berupa penangkapan di sungai, pembesaran ikan Toman, Betutu, Patin dan Nila dalam karamba sampai ke arah selatan yang berbatasan dengan laut Jawa dengan usaha perikanan tangkap di lautan dan daratan, pembesaran ikan Bandeng dan Udang di tambak sekitar 3.500 ha serta ikan Betok, Nila dan Patin di kolam, juga pengolahan hasil perikanan seperti ebi, terasi dan ikan kering. Secara umum, kegiatan pemanfaatan sungai Barito yang
telah
dilaksanakan oleh masyarakat terletak di Kecamatan Kuripan (karamba), Kecamatan Marabahan (karamba dan karamaba jaring apung), Kecamatan Cerbon (karamba jaring apung) dan Kecamatan Tabukan (karamba). Program
pengambangan
budidaya
di
dalam
karamba
telah
dikembangkan sejak dengan sumber dana APBD dan APBN melalui penguatan modal dan pinjaman karamba jaring apung bagi pembudidaya. Melalui program pengembangan perikanan budidaya melalui kegiatan revitalisasi perikanan di kawasan budidaya air tawar tahun 2006 mulai dirintis pengembangan budidaya ikan di dalam karamba jaring apung di kecamatan Marabahan dan Cerbon. Fasiltas penunjang telah dibangun di dua kecamatan ini yaitu tiang pancang dan rumah jaga walaupun jumlah tiang pancang masih minim dan perlu tambahan kembali. Pada tahun 2008 dibangun kembali sebanyak 40 unit karamba jaring apung yang disebar di dua kecamatan ini. Sentral pengembangan air payau dengan komoditas utama ikan bandeng berada di Kecamatan Tabunganen. Hasil produksi Bandeng yang berlimpah telah diarahkan untuk pengolahan bandeng asap. Pelatihan pun telah diberikan, namun tahap permodalan masih belum bisa dilaksanakan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
91
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Pengembangan budidaya ikan kolam pada akhir 2010 dilakukan dengan total daerah budidaya sekitar 3,5 ha dengan jumlah kolam mencapai 250 buah dan dengan ikan yang diusahakan adalah Patin, Nila, Gurame, Lele dan yang terbaru ikan Papuyu. f.
Pertambangan Jenis tambang yang ada di daerah ini adalah jenis bahan galian C yaitu pasir dan tanah liat. Pasir terdapat di Kecamatan Alalak, Anjir Muara, Tamban dan Tabunganen sedangkan tanah liat hampir terdapat di semua Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Barito Kuala, dimana pada masa sekarang ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk menambah pendapatan daerah. Untuk pertambangan di Kecamatan Barambai Desa Kolam Kanan terdapat lumpur panas yang menurut penelitian dari Departemen Perambangan dan Energi telah positif mengandung gas metan, sudah ada investor untuk menanamkan investasi namun belum sampai pada tahap eksploitasi.
g.
Kehutanan dan Perkebunan Wilayah hutan di kabupaten ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan, diantaranya ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu seperti : galam, terantang, jingah, halaban, bungur dan lain-lainnya. Sebagian hutan ini merupakan kawasan lindung dengan fungsi khusus yaitu sebagai cagar alam, hutan wisata, hutan pantai berbakau dan hutan sempadan sungai. Kebijakan pemerintah diarahkan untuk melestarikan sumberdaya alam dan konservasi lingkungan hidup melalui program : konservasi Sumberdaya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup, Perlindungan Kawasan Lindung dan Sumberdaya
Hutan,
Rehabilitasi
lahan
dan
hutan.
Dalam
usaha
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat,
Pemerintah
Daerah
melaksanakan pembangunan Hutan Rakyat. Data potensi hutan di Kabupaten Barito Kuala menunjukkan bahwa potensi terbesar ada pada hutan galam dimana sebagian besar dari hutan yang ada merupakan hutan galam seluas 16.013,97 m3. Data potensi perkebunan di kabupaten ini juga menunjukkan bahwa potensi terbesar ada pada kelapa dalam seluas 14.249 ha, disusul karet seluas 1.679 ha, disusul purun seluas 1.152 ha, disusul kelapa sawit seluas 368 ha dimana
92
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
terjadi peningkatan yang signifikan dengan tahun – tahun sebelumnya, yakni tahun 2006 seluas 63,73 ha tahun 2007 seluas 167,85 ha sedangkan tahun 2008 meningkat tajam menjadi
seluas 10.775,85 ha. Ini terjadi
karena pembukaan lahan besar-besaran untuk komoditi kelapa sawit ini, dan sagu seluas 159 ha serta kopi seluas 16 ha (baritokualakab. go.id). h.
Perdagangan dan Perindustrian Jumlah perusahaan Industri Besar, Sedang Kecil dan Rumah Tangga mengalami penurunan 29,61% dari 233 buah menjadi 166 buah. Sebagian besar industri kecil dan rumah tangga yang ada meliputi jenis makanan, minuman dan pengolahan kayu dimana jumlah yang terbesar berada di Kecamatan Alalak dan Marabahan. Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sangat menyadari bahwa untuk memacu percepatan program pembangunan yang dicanangkan diperlukan kehadiran dan peran serta para investor. Dilihat dari letak geografis Kabupaten Barito Kuala secara keseluruhan, memberikan beberapa keunggulan komparatif yang sangat potensial untuk dapat dikembangkan potensi dan peluang investasi yang sangat prospektif meliputi agribisnis, ekonomi dan perdagangan serta pariwisata. Pemerintah Kabupaten Barito Kuala terus berupaya menarik minat investor untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Barito Kuala. Masuknya investor ke Kabupaten Barito Kuala tidak hanya akan mampu menggerakan dan meningkatkan perekonomian di berbagai sektor tetapi juga akan membuka peluang kerja bagi masyarakat serta peningkatan PAD.
i.
Pariwisata Kawasan
obyek
wisata
nasional
Jembatan
Barito
dan
pusat
pengembangan program agropolitan Barito Kuala cukup prospektif untuk dikembangkan bagi investasi sarana pariwisata terutama wisata rakyat. Hal ini juga ditunjang dengan pembinaan dan pelaksanaan event-event perlombaan olahraga dayung serta sudah tersedia lahan sirkuit untuk olah raga otomotif. j.
Transprotasi Transportasi di Kabupaten Barito Kuala terdiri dari angkutan darat dan angkutan sungai. Untuk angkutan darat memiliki 3 terminal tipe C yaitu
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
93
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
terminal Handil Bakti, terminal Marabahan dan terminal Tabukan. Prasarana angkutan sungai dilayani oleh dermaga-dermaga dengan kondisi bangunan berupa konstruksi kayu ulin yang berjumlah 23 buah, berada di kecamatan-kecamatan di sepanjang sungai Barito, dan sungai lainnya, sebagian dermaga juga berfungsi sebagai penyeberangan (ferry) antar kecamatan.
M. KOTA BANJARMASIN 1. Geografis Kota Banjarmasin terletak pada 3°15I sampai 3°22I Lintang Selatan dan 114°32I Bujur Timur dengan ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut yang membuat hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota ini berlokasi di sisi timur sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris berada di tengah-tengah Indonesia. Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. Kota Banjarmasin yang letaknya strategis yaitu di sekitar muara Sungai Barito, menyebabkan kampung kecil (Kampung Banjar) menjadi gerbang bagi kapal-kapal yang hendak berlayar ke daerah pedalaman di Kalimantan Selatan dan Kalimantan tengah. Cikal bakal Kota Banjarmasin ini berkembang menjadi bandar perdagangan dan ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari pelbagai negeri. Menurut data statistik 2001, luas wilayah Kota Banjarmasin dapat dibagi dalam lima area, yakni Banjarmasin Selatan dengan luas 20,18 km2; Banjarmasin Timur dengan luas 11,54 km2; Banjarmasin Barat dengan luas 13,37 km2; Banjarmasin Tengah dengan luas 11,66 km2; serta Banjarmasin Utara 15,25 km2. Dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin (72 km2) peruntukan lahan yang digunakan
saat ini adalah lahan tanah pertanian
seluas 3.111,9 ha; perindustrian 278,6 ha; jasa 443,4 ha; pemukiman seluas 3.029,3 ha; dan
lahan
perusahaan
seluas 336,8
ha. Perubahan dan
perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk
dan
kemajuan
tingkat
pendidikan
pengetahuan teknologi (banjarmasinkota.go.id).
serta
penguasaan
ilmu
94
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Jumlah penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2010 adalah sebesar 625.395 jiwa. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 634.990 jiwa dengan jumlah pria 317.449 jiwa dan wanita 317.541 jiwa. Suku asli di kota ini adalah suku Banjar dan orang Berangas. 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi
pembangunan
Kota
Banjarmasin
adalah
“Terwujudnya
Kota
Banjarmasin yang maju dan mandiri sebagai pusat pelayanan dan pertumbuhan bagi perkembangan regional Kalimantan dengan didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas dengan dijiwai semangat Kayuh Baimbai”. b.
Misi Pembangunan Daerah • Peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai wujud peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. • Pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tinggi dengan bertumpu pada mekanisme pasar. • Pemanfaatan dan penggalian sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. • Peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mengangkat kualitas kehidupan terutama masyarakat Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I. • Perwujudan kemandirian masyarakat berperilaku sehat. • Pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk meningkatkan harkat, martabat, dan memperkuat jati diri serta kepribadian bangsa. • Penegakan dan penghormatan terhadap supremasi hukum serta hak asasi manusia. • Penciptaan keterbukaan dengan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang sehat. • Penciptaan
pemerintahan
yang
bersih
dan
berwibawa
(good
govermance). • Penciptaan sistem keamanan dan keterlibatan yang mantap dan terkendali serta stabilitas politik yang kondusif dan demokratis.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
95
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
• Peningkatan kemajuan dan kemandirian melalui penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dengan mewujudkan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang adil. • Terciptanya pembangunan kota Banjarmasin sesuai dengan fungsinya yang berpedoman pada Rencana Tata Ruang Kota sehingga terwujud Banjarmasin BUNGAS (Bersih, Unggul, Nyaman, Gagah, Aman dan Serasi). 3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi Kontribusi PDRB selama 2008 terbanyak disumbangkan oleh sektor perdagangan,
restoran
dan
hotel
yang
mencapai
23,24%.
Sektor
pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi kedua terbesar yaitu 21,33%. Sektor pertanian adalah sektor terkecil dalam pembentukan PDRB Kota Banjarmasin. Pada Tahun 2008 sektor pertanian memberikan andil sebesar 0,83%. Selama tahun 2008 Kota Banjarmasin mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 15,81% dan sektor bangunan sebesar 10,75% (banjarmasinkota.bps.go.id). b.
Pertanian Tanaman Pangan Pembangunan ekonomi sektor pertanian adalah untuk meningkatkan produksi pertanian dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani. Data statistik pertanian dibagi dalam beberapa subsektor, yaitu: tanaman
bahan
makanan,
tanaman
perkebunan,
perikanan
dan
peternakan. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan produksi padi sawah sebesar 7,25% dari 5.257 ton pada tahun 2007 menjadi 5.638 ton (http://banjarmasinkota.bps.go.id). c.
Perkebunan Perkebunan
mempunyai
peranan
yang
cukup
besar
dalam
pengembangan pertanian. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan adalah kelapa dengan luas areal mencapai 284 ha. Menurut wilayah administratif di Kota Banjarmasin maka Banjarmasin Selatan adalah kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi sebesar 438,55 kuintal.
96
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
d.
Peternakan Populasi ternak besar terkonsentrasi di Banjarmasin Selatan yaitu sekitar 81,11% dari seluruh jumlah sapi potong di Kota Banjarmasin. Ternak unggas tersebar relatif merata di seluruh kecamatan, khususnya ayam buras. Selama tahun 2008 terjadi penurunan produksi telur itik, dan peningkatan produksi daging, termasuk daging ayam.
e.
Perikanan Produksi Perikanan di Kota Banjarmasin sebagian besar berasal dari perikanan laut pada tahun 2008 produksi ikan laut sebesar 836,3 ton mengalami peningkatan sebesar 18,1 ton. Produksi ikan darat mengalami penurunan dari 1.287,9 ton pada tahun 2007 menjadi 1.120,2 ton tahun 2008 (banjarmasinkota.bps.go.id).
f.
Pariwisata Budaya berbasis sungai terus berkembang, memberikan corak budaya tersendiri dan menarik. Salah satu kegiatan wisata paling menarik di kota Banjarmasin adalah berjalan-jalan menyusuri sungai dan kanal. Daerah pinggiran kota pemandangan alam sungainya masih asli dan wisatawan dapat menyusuri sepanjang sungai Martapura dan sungai Barito dengan menggunakan perahu Klotok dan Speedboat. Pusat Kota Banjarmasin terletak di sepanjang jalan Pasar Baru, sementara kawasan perkantoran khususnya bank terdapat di jalan Lambung Mangkurat. Sungai Barito berada di sebelah Baratnya dari pusat kota. Pasar Terapung adalah pasar tradisional yang sudah ada sejak dulu dan merupakan refleksi budaya sungai orang Banjar. Pasar yang khas lagi unik ini menjadi tempat melakukan transaksi di atas air dengan menggunakan perahu besar maupun kecil yang berdatangan dari berbagai pelosok.
N. KOTA BANJARBARU
1. Geografis Dalam kontelasi hubungan antar wilayah, posisi geografis Kota Banjarbaru sangat strategis karena memiliki akses jalan simpang tiga liang anggang yang menghubungkan Banjarmasin-Kotabaru dan Banjarmasin-Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui jalan lingkar selatan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
liang anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Secara administratif, Kota Banjarbaru mencakup 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka. Luas wilayah Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No.9 Tahun 2000 adalah seluas 371,38 Ha yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan lindung adalah 20,81% dan luasan kawasan budidaya 79,19% dari luas wilayah Kota Banjarbaru. Dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin, yakni hanya 0,88 % dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru mempunyai ketinggian di bawah 100 meter dari permukaan laut (dpl). Daerah dengan ketinggian 0-7 m (33,49 %), 7-25 m (48 %), 25-100 m (15,15 %), 100-250 m (2,55 %) dan 250-500 m (0,35 %). Kota Banjarbaru beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 34,4 C dan minimun 20,2 C, kelembaban udara rata - rata antara 49,0 – 99,3 %, ratarata curah hujan di Kota Banjarbaru dan sekitarnya tercatat 239,0 mm dengan rata-rata tekanan udara berkisar antara 1.005,30 mb sampai dengan 1.018,80 mb dan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,5 knots. Jumlah penduduk Kota Banjarbaru hingga tahun 2011 sebanyak 209.547 dengan jumlah pria 107.353. jiwa dan wanita 102.194 jiwa. Terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 sebanyak 9.920 jiwa. Perkembangan wilayah Kota Banjarbaru pada lima tahun berjalan menunjukkan percepatan pembangunan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu faktor pemicu dan pemacunya adalah komitmen Kepala Daerah dan Pemerintah daerah agar Kota Banjarbaru menjadi kota yang mandiri dan terdepan sesuai dengan visi kota menjadikan Kota Banjarbaru menjadi Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, Pemerintahan dan Permukiman. Hal ini juga didukung oleh pemindahan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan ke Kota Banjarbaru. 2. Kebijakan Pembangunan a.
Visi Pembangunan Daerah Visi Kota Banjarbaru 2011-2015 adalah Terwujudnya Banjarbaru Sebagai Kota Empat Dimensi Yang Mandiri dan Terdepan”
97
98
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
b.
Misi Pembangunan Daerah Misi Kota Banjarbaru 2011 - 2015 adalah: • Peningkatan kemampuan pemerintah Kota Banjarbaru sebagai daerah otonom, • Peningkatan kualitas pendidikan pada semua tingkatan, • Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni, refresentatif dan berwawasan lingkungan, • Peningkatan kemampuan ekonomi melalui jasa, perdagangan dan industri.
3. Potensi Daerah a.
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi Perekonomian Kota Banjarbaru dapat dilihat dari besaran nilai PDRB, dimana selama tahun 2010 Kota Banjarbaru telah mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 1.887.724.660 milyar rupiah lebih, yang jika dilihat dengan harga konstan sekitar 954.251.514 milyar rupiah. Dengan demikian pertumbuhan Kota Banjarbaru mencapai 5,85 persen. Tiga besar sektor pendukung perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor Jasa sebesar 22,05 persen, sektor Bangunan dengan sumbangan sebesar 19,08 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,52 persen. PDRB perkapita Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku selama tahun 2010 sebesar 9.456.259 rupiah dan PDRB perkapita Kota Banjarbaru atas
dasar
harga
konstan
hanya
4.780.173
rupiah
perkapita
(banjarbarukota.bps.go.id) b.
Pertanian Tanaman Pangan Perkembangan
pembangunan
tanaman
pangan
memberikan
kontribusi paling besar terhadap sektor pertanian di Kota Banjarbaru, terutama untuk pertanian padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
99
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.33 Produksi Tanaman Pangan Kota Banjarbaru Tanaman
Tahun (Ton) 2004
2005
2006
2007
2008
8.506,4
12.266,0
12.575,5
12.610,0
14.099,8
Jagung
85,0
141,3
963,5
660,1
1.345,8
Kacang Tanah
67,0
66,0
27,5
61,2
11,8
Ubi Kayu
2.425,0
50,5
2.114,7
2.504,0
624,0
Ubi Jalar
-
-
88,6
218,5
10,5
10.554,0
1.414,5
1.615,9
3.060,4
6.354,2
Buah-buahan 5.955,0 6.322,0 Sumber : www.banjarbarukota.go.id
5.284,2
6.711,5
15,6
Padi Sawah
Sayuran
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dalam periode tahun 20042008 secara keseluruhan luas taman padi sawah di Kota Banjarbaru mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, demikian pula dengan produksinya. Untuk tanaman jagung, kacang tanah dan ubi jalar luas tanam berfluktuasi dari tahun ke tahun, kecuali untuk tanaman sayuran, luas tanam dan produksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. c.
Perkebunan Perkebunan di
Kota
Banjarbaru
masih
belum
dilakukan
oleh
perusahaan swasta akan tetapi dilakukan oleh masyarakat sendiri. Kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya merupakan kebun campuran, namun memiliki dominasi komoditi tertentu, Luas lahan perkebunan di Kota Banjarbaru pada tahun 2008 mencapai 987,25 ha untuk berbagai jenis komoditi. Dari tabel di bawah dapat diketahui bahwa secara umum terjadi peningkatan luas tanam perkebunan rakyat pada periode tahun 2004 2008 sebesar 248 ha atau 33%, akan tetapi peningkatan tersebut lebih cenderung pada penambahan jenis komoditi. Peningkatan luas tanam yang terlihat jelas adalah komoditi karet. Luas tanam komoditi karet tahun 2004 sebanyak 477 ha menjadi 577 ha pada tahun 2008 atau mengalami kenaikan sebanyak 100 ha atau 20%.
100
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.34 Produksi Perkebunan Kota Banjarbaru KOMODITI
TAHUN (Ha) 2004 2005 2006 2007 Karet 477 477 464 577 Kelapa Dalam 208 208 208 208 Kelapa Hibrida 38 38 38 38 Kelapa Sawit Kopi 16 16 16 16 Melinjo Kencur Cengkeh 7 7 7 Lada 7 739 746 753 864 Jumlah Sumber : www.banjarbarukota.go.id d.
2008 577 208 38 16 29 7 7 987
Peternakan Perkembangan pembangunan peternakan di Kota Banjarbaru terdiri dari ternak besar yaitu kerbau dan sapi, serta ternak kecil yaitu kambing dan babi. Selain itu juga terdapat ternak unggas yang terdiri dari ayam buras, ayam potong, ayam petelur, burung puyuh, angsa dan itik. Komoditi peternakan dari sektor ternak unggas memberikan kontribusi produksi yang cukup tinggi. Produksi peternakan di Kota Banjarbaru tahun 2008 menghasilkan 3.103.131 ekor ternak. Kontribusi paling tinggi berasal dari ternak unggas ayam potong sejumlah 1.996.970 ekor dan kontribusi paling rendah dari ternak besar kerbau sejumlah 47 ekor. Perkembangan populasi peternakan di Kota Banjarbaru periode tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.35 Jumlah Ternak Kota Banjarbaru KOMODITI 2004 1.782 1.027 304 109.035
TAHUN (Ekor) 2005 2006 2007 35 3 43 4.419 4.728 7.757 2.967 5.175 8.003 282 4.392 3.975 416.394 421.435 604.739
2008 47 7.801 8.599 7.535 569.678
2.212.070
1.996.970
242.320
355.540
143.800 1.478 18.883
143.800 1.478 18.883
Kerbau Sapi Kambing Babi Ayam Buras Ayam 2.334.437 2.963.840 3.398.890 Potong Ayam 59.546 143.603 60.440 Petelur Puyuh 105.225 146.800 107.200 Angsa 142 665 934 Itik 4.967 9.146 14.792 Sumber : http://www.banjarbarukota.go.id
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel
di
atas
memberikan
informasi
kepada
kita
bahwa
perkembangan populasi ternak besar dan kecil di Kota Banjarbaru secara umum mengalami peningkatan pada periode tahun 2004-2008. Populasi terendah dalam kurun waktu tahun 2004-2008 terjadi pada tahun 2006 yaitu pada ternak kerbau namun pada tahun berikutnya terjadi peningkatan kembali. Populasi unggas terbesar di Kota Banjarbaru adalah ayam potong walaupun perkembangan pada periode tahun 2004-2008 terjadi penurunan populasi. e.
Perikanan Produksi perikanan di Kota Banjarbaru berasal dari 3 jenis kegiatan yaitu
penangkapan
perairan
umum,
budidaya
dan
pembenihan.
Perkembangan produksi perikanan di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.36. Perikanan Kota Banjarbaru KOMODITI
TAHUN (ton) 2004 2005 2006 2007 Perairan Umum 50 50 50 50 Budidaya 171 186 185 185 Pembenihan 13 13 13 13 Sumber : www.banjarbarukota.go.id
2008 40,47 289,595 13
Dari tabel di atas diketahui bahwa produksi perikanan yang dihasilkan pada periode tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru tidak begitu mengalami peningkatan yang berarti. Peningkatan terjadi pada tahun 2008 pada jenis budidaya yang mampu meningkat hingga 69% dari tahun 2004. f.
Kehutanan Hutan mempunyai peranan yang penting bagi stabilitas keadaan susunan tanah dan isinya untuk itu pembangunan kehutanan dilaksanakan dalam rangka kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan. Perkembangan pembangunan kehutanan memberikan kontribusi paling kecil terhadap sektor pertanian di Kota Banjarbaru. Potensi hutan rakyat di Kota Banjarbaru terdiri dari Akasia, Galam, Jati, Sengon, Mahoni dan lainnya. Data potensi kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
101
102
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.37. Hasil Hutan Kota Banjarbaru KOMODITI
TAHUN (Pohon) 2003 2004 2005 2006 Akasia 1.600 19.182 19.182 19.182 Galam 100.000 10.842 10.842 10.842 Jati 6.089 7.770 7.770 7.770 Sengon 45.700 62.550 62.550 62.550 Mahoni 23.300 39.198 39.198 39.198 Jenis Lain 500 125.100 125.100 125.100 Sumber : www.banjarbarukota.go.id g.
2007 19.182 2.502 13.320 75.060 47.538 125.100
Industri dan Perdagangan Jumlah unit usaha Industri di Kota Banjarbaru pada tahun 2008 sebanyak 857 buah. Sementara itu jumlah sarana perdagangan sebanyak 636 perusahaan. Pusat perbelanjaan modern terus tumbuh berkembang di Kota Banjarbaru. Selain itu, pasar tradisional sebagai salah satu pusat kegiatan
ekonomi
yang
penting
bagi
masyarakat
juga
tetap
dipertahankan. dan dikembangkan.
Gambar. 2.1 . Persentase Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jenisnya di Kota Banjarbaru Tahun 2008 Perkembangan perusahaan perdagangan di Kota Banjarbaru dalam kurun waktu tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 2.38 Jumlah Industri Kota Banjarbaru Kelompok Pedagang 2004 2005 Besar 53 29 Menengah 67 95 Kecil 157 200 Jumlah 277 324 Sumber : www.banjarbarukota.go.id
Tahun 2006 39 88 207 334
2007 98 137 359 594
2008 109 149 378 636
Dari tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah perusahaan selama kurun waktu tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru. Kecenderungan ini terjadi dari tahun ke tahun kecuali untuk kelompok Pedagang Besar pada tahun 2005 terjadi penurunan namun pada tahuntahun berikutnya terjadi peningkatan yang positif kembali. Perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru didominasi oleh perusahaan pada sektor perdagangan, hotel dan rumah makan (56%), kemudian pada sektor jasa-Jasa (13%) dan sisanya pada sektor lainnya sebesar 31%. h.
Transportasi Sistem Angkutan Umum Kota Banjarbaru sampai tahun 2018, direncanakan akan dilayani oleh 3 ( tiga ) terminal, sebagai berikut: • Terminal Regional Liang Anggang, yang merupakan terminal baru dengan tipe A. • Terminal eksisting Pasar Ulin Raya, yang merupakan terminal tipe C. • Terminal eksisting Simpang Empat Banjarbaru, merupakan terminal tipe C. Khusus Terminal eksisting Pasar Bauntung Banjarbaru, diusulkan untuk dihapus,
karena
lokasinya
di
pusat
kota
sehingga
dikhawatirkan
menimbulkan kemacetan dan merusak estetika keindahan area pusat kota Banjarbaru.
103
104
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG UMKM PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG UMKM A. KERANGKA KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG UMKM Secara nasional, terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan secara langsung dengan upaya pengembangan UMKM. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya dituangkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden, maupun Keputusan Presiden sebagai berikut. 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Riil dan UMKM. 2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah. 3. Keputusan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor
56
Tahun
2002
tentang
Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah. 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/ Jenis Usaha yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan. 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang KUKM. 9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
B. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 20102014 Kebijakan nasional terkait dengan UMKM tidak lepas dari posisi Kementerian Koperasi dan UKM yang menurut UU merupakan kementerian yang secara khusus mendapatkan amanah dalam melakukan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Oleh karena itu peran dan posisinya dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, tidak saja
105
106
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
penting tetapi juga strategis, khususnya dalam rangka mempercepat kesejahteraan rakyat yakni mengurangi kemiskinan dan menekan pengangguran. Berkaitan dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM menyusun Rencana Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Tahun 2010 – 2014, dimana dalam Renstra ini tertuang beberapa hal diantaranya: 1. Visi Kementerian Koperasi dan UMKM Terkait dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UMKM memiliki visi: “Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional” Visi ini muncul dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, bahwa Kementerian Koperasi dan UKM menangani Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi Program Pemerintah bidang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. 2. Misi Kementerian Koperasi dan UMKM Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi Kementerian Koperasi dan UKM: a. Mengimplementasikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik). b. Menumbuhkan dan rnengembangkan kewirausahaan Koperasi dan UMKM. c.
Meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM.
d. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.. e. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran berkoperasi. 3. Sasaran Strategis Kementerian Koperasi Dan UKM a. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional dengan: (1) Meningkatkan koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah koperasi aktif secara Nasional. (2) Meningkatnya jumlah koperasi aktif (55%) yang melaksanakan RAT. (3) Meningkatnya produktivitas UMKM (5%) per tahun. (4) Meningkatnya sumbangan UMKM dalam pembentukan PDB (6%) per tahun. (5) Meningkatnya rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan UMKM sebesar (5%) per tahun.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
107
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
(6) Meningkatnya rata-rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10% per tahun. (7) Meningkatnya nilai ekspor produk UMKM (15%) per tahun. b. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan: (1) Meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat. (2) Terselenggaranya
diklat kewirausahaan
bagi para sarjana
calon
wirausaha. (3) Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada lembaga pendidikan pedesaan. (4) Tumbuh dan berkembangnya Lembaga diklat bagi Koperasi dan UMKM. (5) Tersedianya model-model praktek terbaik (best practices) internasional bagi pemberdayaan Koperasi. (6) Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan Informasi Teknologi dan teknologi tepat guna. (7) Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM dengan pelaku usaha melalui Meningkatnya jumlah dan kualitas kemitraan usaha. c.
Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM dengan: (1) Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam negeri. (2) Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang bisnis retail. (3) Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap ekspor non migas nasional minimal sebesar 20% per tahun.
d. Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UMKM dengan: (1) Tumbuh dan berkembangnya trading house di seluruh Provinsi. (2) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran. (3) Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM. (4) Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik Koperasi dan UMKM. (5) Memperkuat pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra-sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan. (6) Mewujudkan
Smesco
UKM
menjadi
Ikon
Industri
Kreatif
dan
pemberdayaan Koperasi dan UMKM Nasional. e. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM dengan: (1) Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM. (2) Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan Lembaga pembiayaan lainnya.
108
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
(3) Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan pengawasan KSP/USP. (4) Memperkuat permodalan bagi produk Koperasi dan UMKM di sentrasentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan. f.
Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM dengan: (1) Terselenggaranya penataan birokrasi dan tata ketota pemerintahan yang efektif, efisien dan bertanggung jawab. (2) Tersedia
dan
terlaksananya
peraturan
perundang-undangan
dan
kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan Koperasi dan UMKM. (3) Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota. (4) Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM. g. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM baru dengan: (1) Terciptanya 5.000 wirausaha baru dari kalangan sarjana. (2) Tersedianya
modul-modul
untuk
meningkatkan
kesadaran
berwirausaha. 4. Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional Dalam periode Lima tahun mendatang, sesuai dengan RPJMN periode 2010-2014, dalam rangka meningkatkan pemenuhan pelayanan dasar dan kualitas kebijakan penanggulangan kemiskinan (affirmative policy) untuk masyarakat miskin secara nasional arah kebijakan di bidang pemberdayaan Koperasi dan UKM ditujukan pada peningkatan akses pembiayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu dilaksanakan revitalisasi sistem pendidikan pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola Koperasi serta calon anggota dan kader Koperasi. Hal ini ditujukan pada peningkatan usaha masyarakat yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Strategi pemberdayaan Koperasi dan UMKM diarahkan kepada pembangunan kompetensi inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha secara lebih terstruktur dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk itu, perlu diperbaiki lingkungan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
109
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM. Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha Koperasi dan UMKM kepada sumberdaya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas, kompetensi, dan produktivitas usaha. Sejalan dengan strategi tersebut dan dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal ke depan, maka arah kebijakan prioritas bidang pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima tahun mendatang melalui 5 (lima) fokus prioritas, meliputi: a. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM. b. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif. c.
Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM.
d. Peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM. e. Penguatan kelembagaan Koperasi.
C. PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI Menurut Suarja AR (2007), proses pemberdayaan dilakukan melalui : a) revitalisasi Peran Koperasi dalam
Sistem
Koperasi
dan Perkuatan
dan
UMKM
posisi
UMKM
perkonomian nasional dan; b) revitalisasi koperasi dan perkuatan
UMKM dilakukan dengan Memperbaiki
akses KUMKM terhadap permodalan,
tekologi, informasi dan pasar serta Memperbaiki iklim usaha; c) Mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya
pembangunan
dan;
d)
Mengembangkan
potensi
sumberdaya lokal. Untuk tujuan tersebut di atas, Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama
dengan
instasi
terkait
dan
Pemerintah
Daerah
Provinsi
serta
Pemda Kabupaten/Kota, telah melaksanakan program-program pemberdayaan UMKM dan koperasi yang difokuskan pada : 1. Pemberdayaan Institusional UMKM dalam bentuk program: a.
Penyederhanaan perizinan dan pengembangan sistem perizinan satu pintu, serta bagi usaha mikro perizinan cukup dalam bentuk registrasi usaha;
b.
Penataan
Peraturan
Daerah
(Perda)
untuk mendukung pemberdayaan
KUMKM; c.
Penataan
dan
penyempurnaan
Peraturan
berkaitan dengan pengembangan KUMKM; d.
Pengembangan koperasi berkualitas;
e.
Revitalisasi koperasi.
Perundang-undangan yang
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
110
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2. Peningkatan Akses UMKM terhadap Sumber-Sumber Pendanaan : a. Pengembangan berbagai Skim Perkreditan untuk UMKM; (1) Program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro; (2) Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan perempuan, keluarga sehat dan sejahtera; (3) Program skim pendanaan komoditas KUMKM melalui Resi Gudang; (4) Kredit bagi usaha mikro dan kecil yang bersumber dari dana Surat Utang Pemerintah Nomor 005 (SUP-005). b. Pengembangan Lembaga Kredit Mikro (LKM) baik bank maupun non bank; c.
Pemberdayaan mikro dan usaha kecil melalui program Sertifikasi Tanah;
d. Bantuan perkuatan secara selektif pada sektor usaha tertentu sebagai stimulan. 3. Pemberdayaan di bidang produksi melalui bantuan sektor usaha selektif sebagai stimulan : a. Program
pengembangan
pengadaan
pangan
koperasi
dengan sistem
bank padi; b. Program
pengembangan
usaha KUMKM
melalui pengadaan
bibit Kakao,
Jambu Mente dan Jarak; c.
Program pengembangan usaha penangkapan ikan;
d. Program pengembangan usaha sarana penunjang perikanan; e. Program pengembangan usaha budidaya ternak; f.
Program bantuan perkuatan alat pemecah batu;
g. Program bantuan perkuatan pengolahan eceng gondok dan alat tenun bukan mesin; h. Program pengembangan penggunaan LPG dan bioenergi untuk mendukung kegiatan produksi UMKM; i.
Program
pemberdayaan UMKM melalui pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Matahari (PLTMH); j.
Pemberdayaan KUMKM melalui usaha pengolahan dan budidaya Rumput Laut.
4. Pengembangan Jaringan Pemasaran a. Promosi proyek UMKM; b. Modernisasi usaha ritel koperasi; c.
Pengembangan sarana pemasaran UMKM;
d. Pengembangan Trading Board dan Data Center; e. Pameran di dalam dan di luar negeri.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
111
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5. Pemberdayaan Sumberdaya UMKM a. Penumbuhan wirausaha baru; b. Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial Koperasi dan UMKM; c.
Pengembangan kualitas layanan Koperasi;
d. Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi kelompok usaha produktif; e. Pengembangan prasarana dan sarana pendidikan dan pelatihan; 6. Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya UMKM dan Koperasi: a. Pengkajian,
penelitian
dan pengembangan
potensi
kendala
dan
Permasalahan Koperasi dan UKM; b. Diskusi
permasalahan
dan
isu-isu
strategis
dalam
proses pemberdayaan
UMKM; c.
Sosialisasi
hasil-hasil
kajian,
penelitian,
pengembangan
dan
diskusi
pemberdayaan Koperasi dan UKM, melalui penerbitan buku, jurnal dan majalah ilmiah; d. Pengkaderan dan pengawasan kinerja aparat dan sumberdaya KUMKM.
D. PEMBIAYAAN UMKM Saat ini banyak keluhan bahwa dukungan perbankan terhadap UMKM belum seperti yang diharapkan. Kurangnya dukungan tersebut dianggap sebagai bentuk ketidakberpihakan perbankan terhadap UMKM. Bahkan, belakangan ini, wacana dimaksud disandingkan dengan fenomena nasional dimana pemerintah daerah cenderung ’memarkirkan’ dana APBD mereka ke Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kondisi ini memerlukan klarifikasi melalui pemahaman mengenai permasalahan apa yang tengah terjadi pada UMKM. Permasalahan yang tengah dihadapi saat ini oleh UMKM salah satunya sulitnya akses dalam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari perbankan. Permasalahan tersebut pada dasarnya sangat terkait dengan profil dari debitur-debitur UMKM yang kebanyakan kurang atau bahkan tidak bankable (tidak memenuhi persyaratan persyaratan teknis perbankan). Tidak bankable-nya debitur UMKM menjadikan aspek kelayakan (feasibility) debitur UMKM terabaikan. Hanya karena tidak dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis perbankan, calon
debitur UMKM kehilangan kesempatan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Upaya untuk menjadi debitur UMKM menjadi bankable telah dilakukan Bank Indonesia melalui program Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Program KKMB berintikan pada kegiatan pendampingan konsultan terhadap debitur UMKM dalam berhubungan dengan bank. Bentuk pendampingan tersebut adalah pemberian
112
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
ketrampilan dan pengetahuan, misalnya, dalam menyusun studi kelayakan usaha dan pembukuan dan manajemen usaha (akuntansi dasar dan penentuan harga pokok penjualan). Banyaknya permasalahan terkait kredit UMKM membutuhkan solusi yang tepat serta dukungan dari pihak terkait untuk membuat UMKM menjadi usaha yang prospektif sehingga membuat bank tertarik untuk membiayai. ’Intervensi’ atau dukungan pemerintah pusat, daerah, Bank Indonesia, perbankan, departemen atau dinas teknis, dan institusi terkait lainnya juga sangat diperlukan.
E. KEBIJAKAN UMKM DAN KOPERASI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor: 016 tahun 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi PKM Provinsi Kalimantan Selatan dan Dekonsentrasi di Bidang Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah serta Tugas Pembantuan yang Diberikan oleh Pemerintah, Dinas Koperasi dan PKM Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai fungsi: • Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Pengembangan dan pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM). • Urusan ketatausahaan. • Pembinaan dan koordinasi usaha pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM). • Pembinaan dan koordinasi pembiayaan dan pengembangan SDM KUKM. • Pengelolaan unit teknis daerah. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan dalam beberapa tahun terakhir mampu menciptakan UKM yang bankable. Dari 390 ribu lebih UKM yang terdata, bar 50% yang telah memperoleh layanan perbankan, karena telah memenuhi persyaratan dari lembaga keuangan. Penyaluran pembiayaan pada UMKM di Kalsel kini terus mencatatkan pertumbuhan positif hingga triwulan III-2012. Selama triwulan III-2012, penyaluran kredit pada UMKM mencatat pertumbuhan sebesar 15,71 persen dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan peranan perbankan terhadap UMKM, khususnya dari sisi pembiayaan, telah berjalan dengan cukup baik. Tumbuhnya realisasi pembiayaan perbankan tersebut salah satunya adalah berkat dorongan Bank Indonesia dalam memfasilitasi UMKM melalui beberapa program kerja seperti memberikan bantuan teknis berupa pelatihan UMKM, mendorong legalisasi UMKM bersama BPN dan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melatih Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB),
maupun
membentuk
Lembaga
Pendamping
Pengembangan
UMKM
(LP2UMKM Namun masih terdapat UKM yang belum memperoleh layanan perbankan, karena banyak UKM yang masih belum melengkapi administrasi yang diminta, pada saat mengajukan pinjaman permodalan. Sesuai rencana, pemerintah juga akan membentuk Perusahaan Penjamin Kredit Daerah, di tahun 2013 mendatang, yang tentunya akan memberi peluang lebih besar bagi UKM untuk mendapatkan kredit. Selain itu Pemerintah Kabupaten dan Kota diharapkan memberikan sharing permodalan, terhadap perusahaan pinjaman kredit daerah.
113
114
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB IV PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/ JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
115
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB IV PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/ JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN A. DEFINISI OPERASIONAL KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN Mendefinisikan KPJU unggulan secara operasional untuk UMKM bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan bukan hanya mengingat batasan UMKM yang relatif masih diperdebatkan oleh banyak pihak, namun juga terminologi unggulan yang mengundang
multitafsir
dari
banyak
stakeholder
dan
kepentingan.
Dalam
mengantisipasi persoalan yang pertama, peneliti secara konsisten berpegang pada definisi dan batasan UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sedangkan upaya mendefinisikan KPJU unggulan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai stakeholder yang terdiri dari akademisi, instansi pemerintah, sektor swasta, pelaku usaha dan perbankan. KPJU unggulan dalam penelitian ini dirumuskan untuk memotret posisi KPJU saat ini (eksisting) yang memenuhi kriteria tertentu dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing di masa yang akan datang. Persoalan tidak berhenti sampai di sini karena terdapat perbedaan pendapat di antara berbagai stakeholder tentang prioritas dan proporsi bobot kepentingan tujuan di antara pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing. Dalam upaya mengelaborasi berbagai pendapat dari perspektif yang kaya tersebut penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) yang secara lebih rinci telah dijelaskan dalam sub bab Metode Peneltian. Melalui analisis perbandingan berpasangan atas pendapat responden ahli
di
tingkat Provinsi yang telah dilaksanakan pada penelitian sebelumnya, diperoleh prioritas tujuan perumusan KPJU unggulan sebagai berikut: Tabel 4.1. Bobot Kepentingan Tujuan Penetapan KPJU Unggulan No 1 2 3
Tujuan KPJU Unggulan Pertumbuhan Ekonomi Peningkatan Daya Saing Produk Penciptaan Lapangan Kerja
Bobot 0,437 0,308 0,255
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
116
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
KPJU unggulan dirumuskan dengan tujuan utama sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi dengan bobot yang paling dominan, berikutnya baru menyusul peningkatan daya saing dan penciptaan lapangan kerja.
Perumusan KPJU ini bertujuan untuk
mengembangkan sektor UMKM yang mengakar di masyarakat. Selain merumuskan bobot kepentingan dalam tujuan penetapan KPJU unggulan, pada penelitian sebelumnya juga dilakukan penilaian terkait dengan proporsi/bobot kepentingan di dalam kriteria penetapan KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota dan di tingkat kecamatan. Nilai bobot kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2. Prioritas dan Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan No
Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ketersediaan Bahan Baku Tenaga Kerja Terampil Penyerapan Tenaga Kerja Sumbangan terhadap Perekonomian Modal Ketersediaan Pasar Manajemen Usaha Sarana Produksi/Usaha Teknologi Sosial Budaya Harga
Bobot 0,122 0,108 0,104 0,104 0,099 0,098 0,094 0,086 0,081 0,055 0,050
Kriteria ketersediaan bahan baku memiliki bobot kepentingan tertinggi (0,122) dibandingkan kriteria lainnya. Hal ini berarti aspek ketersediaan bahan baku memainkan peranan paling penting dalam menyeleksi KPJU unggulan.
Kriteria
prioritas berikutnya adalah tenaga kerja terampil. Aspek ketiga tertinggi adalah sumbangan terhadap perekonomian wilayah, yang dari sini bisa dilihat harapan dari stakeholder untuk memilih produk unggulan yang memang mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan wilayah. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab Metode Penelitian, penyeleksian KPJU unggulan dilakukan secara bertingkat dari kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi. Kriteria-kriteria dalam pembahasan di atas secara seragam digunakan untuk menyeleksi KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Namun demikian, kriteria-kriteria tersebut terlalu kompleks dan tidak praktis bila digunakan untuk menyaring KPJU di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, disusun sejumlah kriteria yang lebih sederhana untuk mendapatkan longlist KPJU di kecamatan. Kriteria tersebut juga diberi bobot kepentingan oleh responden ahli dari berbagai stakeholder. Hasilnya adalah sebagaimana tersaji dalam tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.3. Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan di Tingkat Kecamatan No 1 2 3 4
Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kecamatan Jumlah unit usaha/rumah tangga Ketersediaan bahan baku Kontribusi terhadap perekonomian lokal Jangkauan pemasaran
Bobot 2,540 2,540 2,540 2,381
Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU Unggulan Kecamatan, diketahui bahwa kriteria jumlah unit usaha/rumah tangga, kontribusi terhadap perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku memiliki bobot yang sama yaitu 2,540. Sedangkan jangkauan pemasaran mendapatkan bobot terendah (2,381).
B.
KPJU UNGGULAN KABUPATEN TANAH LAUT Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tanah Laut sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.4. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tanah Laut No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Jagung Pakan Ternak Padi Unggul IR 42 Padi Sibuyung Padi Siam Unus Jagung Tongkol 2 Padi Varietas Pontianak Ubi Kayu Jagung Manis Kacang Tanah Kacang Hijau Pertanian/Hortikultura Semangka Cabai Rawit Pisang Manurun Seledri Jeruk Manis Bayam Durian Lokal Siwaluh Pisang Mas Wortel Kencur
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Batubara Batu Gunung Biji Besi Emas Galian Tanah Latrit Tanah Urug (Sirtu) Pasir Perindustrian Industri Kerupuk Industri Tahu Pembuatan Arang Kayu Pembuatan Bata Merah Pembuatan Kripik Singkong Pembuatan Kue Industri Tempe Industri Ikan Asin Talang Pembuatan Bakso Penggilingan Padi
117
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
118
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perkebunan Kelapa Sawit Karet PB 260 Karet Jenis IR Kelapa Peternakan Sapi Bali Ayam Ras (pedaging) Kerbau Sapi Putih (Ongole) Itik Alabio Petelur Kambing Sapi Limosin Ayam Buras petelur Ayam Buras (pedaging) Kambing Kacang Perikanan Ikan nila (tambak/kolam) Ikan patin (tambak/kolam) Ikan nila (keramba). Ikan Mas (keramba) Ikan patin (keramba) Ikan Nila (tangkapan sawah) Ikan Otek (tangkapan) Ikan peda (tangkapan) Ikan Gabus (tangkapan) Ikan tongkol (tangkapan) Kehutanan (non kayu) Kayu Galam Kayu Ulin -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perdagangan Perdagangan Kelapa Sawit Toko Sembako Perdagangan Karet Kios Rokok Toko Klontong Jual Beli Ikan Segar Toko Pakaian Jadi Souvenir Khas Pantai Jual Beli Ikan Kering Kuliner Jagung Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Rumah Makan Banjar Warung Banjar Wisma Wisata Alam Pantai (Takisung, Batulima,Swarangan, Muara Asem2) Rumah Makan Lauk Pauk Rumahan Rumah Makan Ikan Cottage Warung Angkringan Warung Kopi Wisata Alam Air Terjun Transportasi Truk Angkutan Barang (Ts 120) Angkutan Desa L300 Angkutan Desa Pick Up Taksi Antar Daerah Dalam Provinsi Gerobak Pasar Ojek Motor Mini Bus Jasa Jasa Angkutan Sawit Jasa Angkutan Karet Jasa Angkutan Hasil Laut Bidan Bengkel Motor Tukang Bangunan Rental Mobil Salon Kecantikan Bengkel Mobil Tukang Kayu
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tanah Laut untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
119
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.5. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tanah Laut No
KPJU
1 2 3 4
Pertanian/Tananam Pangan Jagung Pakan Ternak Padi Unggul IR 42 Padi Sibuyung Padi Siam Unus Jagung Tongkol 2 Pertanian/ Hortikultura Semangka Cabai Rawit Pisang Manurun Seledri
5
Jeruk Manis
1 2 3 4 5
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,174 0,172 0,164 0,151 0,098
1 2 3 4 5
Batubara Batu Gunung Biji Besi Emas Galian Tanah Latrit
0,281 0,180 0,166 0,126 0,094
Perindustrian 0,235 0,130 0,130 0,095
1 2 3 4
0,086
5
Perkebunan 1
Kelapa Sawit
0,387
1
2 3 4 5
Karet PB 260 Karet Jenis IR Kelapa -
0,291 0,263 0,059
2 3 4 5
Peternakan
Industri Kerupuk Industri Tahu Pembuatan Arang Kayu Pembuatan Bata Merah Pembuatan Kripik Singkong Perdagangan Perdagangan Kelapa Sawit Toko Sembako Perdagangan Karet Kios Rokok Toko Klontong Pariwisata, Hotel Dan Restoran Rumah Makan Banjar Warung Banjar Wisma Wisata Alam Pantai (Takisung, Batulima, Swarangan, Muara Asem2) Rumah Makan Lauk Pauk Rumahan Transportasi Truk Angkutan Barang (Ts 120)
0,178 0,143 0,109 0,105 0,092 0,155 0,150 0,138 0,109 0,091
1 2 3
Sapi Bali Ayam Ras (pedaging) Kerbau
0,225 0,162 0,106
1 2 3
4
Sapi Putih (Ongole)
0,092
4
5
Itik Alabio Petelur
0,088
5
0,225
1
0,207
2
Angkutan Desa L300
0,155
0,201
3
Angkutan Desa Pick Up Taksi Antar Daerah Dalam Provinsi Gerobak Pasar
0,152
3
Perikanan Ikan nila (tambak/kolam) Ikan patin (tambak/kolam) Ikan nila (keramba).
4
Ikan Mas (keramba)
0,173
4
5
Ikan patin (keramba)
0,089
5
1 2
0,184 0,165 0,106 0,100 0,094 0,196
0,141 0,122
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
120
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5
Kehutanan Kayu Galam Kayu Ulin -
0,500 0,500 -
1 2 3 4 5
Jasa Jasa Angkutan Sawit Jasa Angkutan Karet Jasa Angkutan Hasil Laut Bidan Bengkel Motor
0,178 0,129 0,116 0,110 0,097
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Laut Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanah Laut, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antar sektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.6. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tanah Laut No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Perkebunan
0,149
2
Pertambangan/Penggalian
0,138
3
Pertanian/Tan. Pangan
0,137
4
Perdagangan
0,102
5
Perindustrian
0,086
6
Pertanian/Hortikultura
0,076
7
Pertanian/Perikanan
0,076
8
Pertanian/Peternakan
0,070
9
Transportasi
0,051
10
Pariwisata, Hotel dan Restoran
0,042
11
Jasa
0,041
12
Kehutanan (non kayu)
0,033
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.7. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Tanah Laut No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU
Skor terbobot
KPJU Unggulan Kelapa Sawit Batubara Karet PB 260 Sapi Bali Karet Jenis IR KPJU Potensial Industri Kerupuk Batu Gunung Ayam Ras (pedaging) Biji Besi Industri Tahu
0,051 0,045 0,038 0,038 0,035 0,031 0,029 0,027 0,027 0,025
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Tanah Laut pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.15 WITA . FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Kelapa Sawit Tabel 4.8. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Peluang -
Banyak investor. Banyak kelompok tani. Banyak menyerap tenaga kerja. Kebutuhan pasar tinggi. Mudah dipelihara. Investasi jangka panjang. Aman dari penjarahan. Mampu membuka industri hilir dengan jenis lebih banyak. Produk palm oil merupakan kebutuhan pokok sehingga
Tantangan -
Pasar tidak bebas (harga industri). Pasar terbatas. Adanya persaingan.
121
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
122
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
berkesinambungan usaha dapat dipertahankan. Titik Kekuatan -
2.
Lahan tersedia. Relatif aman dari gangguan hama dan penyakit. SDM tersedia banyak dan terampil. Tersedianya alat tradisonal. Tersedianya pasar. Lebih mudah dalam pemeliharaannya. Ada bibit unggul.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) -
Bibit sawit asli dan palsu tidak bisa dikenali saat pembibitan. Bahan baku membutuhkan modal besar. Ketergantungan pada perusahaan (pembeli TBS).
Batubara Tabel 4.9. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Batubara di Kabupaten Tanah Laut Peluang -
Banyak investor. Pasar luas.
Tantangan -
Titik Kekuatan -
3.
Modal tersedia. Lahan tersedia cukup luas. SDM memadai. Alat berat tersedia. Adanya pelabuhan khusus.
Perijinan. Reklamasi. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
-
Modal besar. Bahan baku tidak dapat diperbaharui. Kadar kalori rendah. Perlu alat yang canggih dan SDM yang handal.
Karet PB 260 Tabel 4.10. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Tanah Laut Peluang -
Investasi menjanjikan. Bisa diusahakan oleh petani secara mandiri dan pengelolaan usaha tani lebih mudah. - Banyak kelompok tani. - Kebutuhan pasar.
Tantangan -
Investasi cukup besar Harga jual fluktuatif dan masa panen tergantung cuaca.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Titik Kekuatan -
4.
123
Titik Kritis (Titik Kelemahan) -
Modal tersedia. Ada bibit unggul. Bibit mudah diperoleh. Pemasaran bebas dengan harga relatif baik. Bibit asli benih unggul lebih mudah dikenali. Dapat tumbuh di dataran renda atau dataran tinggi.
-
Resiko pemeliharaan tinggi. Musim panen tergantung cuaca (bila musim hujan menjadi susah panen). Bibit masih didatangkan dari luar. Proses produksi masih tradisonal. Tenaga kerja harus banyak. Mudah terbakar.
Sapi Bali Tabel 4.11. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Sapi Bali di Kabupaten Tanah Laut
-
-
5.
Peluang Usaha budidaya dapat dijadikan sebagai usaha agribisnis. Pemeliharaan mudah. Pasar terbuka. Geografi Tala sangat mendukung. Banyak kelompok tani, kebutuhan pasar, modal. Titik Kekuatan Pasar bibit sapi tersedia. Pemeliharaan cukup mudah dan pasar terbuka. Ada bibit unggul. Sumber pakan cukup tersedia.
-
-
Tantangan Apabila musim kemarau, pakan rumput hijau sulit diperoleh. Belum ada produk olahan bentuk mentah
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Bibit sapi cukup sulit di musim-musim tertentu. Mudah terserang penyakit. Masalah permodalan.
Karet Jenis IR Tabel 4.12. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Jenis IR di Kabupaten Tanah Laut Peluang
-
-
Harga jual fluktuatif. Investasi menjanjikan. Bisa diusahakan oleh petani secara mandiri dan pengelolaan usaha tani lebih mudah. Banyak kelompok tani. kebutuhan pasar.
Tantangan -
Investasi cukup besar. Masa panen tergantung cuaca.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
124
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Titik Kekuatan -
Titik Kritis (Titik Kelemahan)
Modal tersedia. Ada bibit unggul. Bibit mudah diperoleh. Pemasaran bebas dengan harga relatif baik. Bibit asli benih unggul lebih mudah dikenali. Dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi.
-
Resiko pemeliharaan tinggi. Musim panen tergantung cuaca musim hujan menjadi susah panen). Bibit masih didatangkan dari luar. Proses produksi masih tradisonal. Tenaga kerja harus banyak. Mudah terbakar.
C. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TANAH BUMBU Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masingmasing sektor di Kabupaten Tanah Bumbu sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.13. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tanah Bumbu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Inpari 13 Padi Inpari 5 Jagung Manis Padi Sawah Margasari Kedelai Padi Gogo Kacang Tanah Jagung Sukmaraga Ubi Kayu Ubi Jalar Pertanian/ Hortikultura Durian Lokal Pisang Kepok Rambutan Garuda Kacang Panjang Cabai Merah Keriting Cabai Rawit Kangkung Terong Sawi Tomat
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Pasir Batu Kerikil Tanah Liat/Urug Batu Kapur Batu Kali Perindustrian Kerupuk Penggilingan Padi Tahu Tempe Pengolahan Ikan Kering Meubel Batako Air Minum Kemasan Pembuatan Kempuk Penggilingan Jagung
(bila
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perkebunan Karet Unggul (Misal: PB 260) Aren/Enau/Nira Karet Prim 712 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) Kelapa Dalam Tebu Lada Putih Lada. Kopi Arabika Kakao Peternakan Sapi Bali Ayam Ras Petelur Kambing Kacang/Lokal Ayam Ras (Pedaging) Itik Petelur Kambing Ettawa Sapi Donggala Ayam Buras/Kampung (Pedaging) Kerbau Kambing Nubian Perikanan Budidaya Udang air payau Budidaya Nila Ikan Kakap (Tangkap) Budidaya Ikan Mas Tongkol (Tangkap) Pedak (Tangkap) Lajang (Tangkap) Gabus (Tangkap) Ikan Papuyu (Tangkap) Teri (Tangkap) Kehutanan (non kayu) -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perdagangan Dealer Alat Berat Dealer Mobil Dealer Sepeda Motor Toko Bahan Bangunan Toko Sembako Usaha Jual Pulsa Kedai Warung Kelontong Penjualan Pakaian Pedagang Keliling Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Hotel Rumah Makan Penginapan (Losmen) Wisata Air Alam (Pegunungan, Air Terjun) Wisata Pantai Homestay Wisata Budaya Wisata Tambang Transportasi Angkutan Antar Kota (L300) Angkutan Dalam Kota (Mikrolet, L300) Truk Sawit Truk Batubara Angkutan Pedesaan (Pick Up) Ojek Jasa Bengkel Mobil Bengkel Motor Tukang Kayu Pemborong Tukang Batu Salon Travel Laut (Speedboat/kelotok) Tukang Cukur Kamar Kost Pembantu Rumah Tangga
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tanah Bumbu untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
125
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
126
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut. Tabel 4.14. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tanah Bumbu N o
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Inpari 13 Padi Inpari 5 Jagung Manis Padi Sawah Margasari Kedelai Pertanian/ Hortikultura Durian Lokal Pisang Kepok Rambutan Garuda Kacang Panjang Cabai Merah Keriting Perkebunan Karet Unggul (Misal:PB 260) Aren/Enau/Nira Karet Prim 712 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) Kelapa Dalam
Skor Terbobot
N o
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,220 0,211 0,116 0,097 0,080
1 2 3 4 5
0,240 0,234 0,197 0,167 0,162
1 2 3
Pasir Batu Kerikil Tanah Liat/Urug Batu Kapur Batu Kali Perindustrian Kerupuk Penggilingan Padi Tahu Tempe Pengolahan Ikan Kering Perdagangan Dealer Alat Berat Dealer Mobil Dealer Sepeda Motor
0,131 0,127 0,113 0,099 0,096
1 2 3 4 5
0,174 0,174 0,166 0,126
4
Toko Bahan Bangunan
0,109
0,096
5
Toko Sembako Pariwisata, Hotel Dan Restoran Hotel Rumah Makan Penginapan (Losmen) Wisata Air Alam (Pegunungan, Air Terjun) Wisata Pantai Transportasi Angkutan Antar Kota (L300) Angkutan Dalam Kota (Mikrolet, L300) Truk Sawit Truk Batubara Angk.an Pedesaan (Pick Up) Jasa Bengkel Mobil Bengkel Motor Tukang Kayu Pemborong Tukang Batu
0,082
Peternakan 1 2 3
Sapi Bali Ayam Ras Petelur Kambing Kacang/Lokal
0,175 0,119 0,114
1 2 3
4
Ayam Ras (Pedaging)
0,113
4
5
Itik Petelur Perikanan
0,101
5
1
Budidaya Udang air payau
0,164
1
2
Budidaya Nila
0,140
2
3 4
Ikan Kakap (Tangkap) Budidaya Ikan Mas
0,129 0,120
3 4
5
Tongkol (Tangkap)
0,115
5
1 2 3 4 5
Kehutanan (non kayu) -
-
1 2 3 4 5
0,153 0,152 0,121 0,113 0,107 0,150 0,146 0,129
0,199 0,132 0,131 0,123 0,111 0,198 0,189 0,180 0,180 0,171 0,196 0,178 0,112 0,095 0,088
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Bumbu Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanah Bumbu, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.15. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tanah Bumbu No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Perkebunan
0,149
2
Pertambangan/penggalian
0,138
3
Pertanian/Tan. Pangan
0,137
4
Perdagangan
0,102
5
Perindustrian
0,086
6
Pertanian/Hortikultura
0,076
7
Pertanian/Perikanan
0,076
8
Pertanian/Peternakan
0,070
9
Transportasi
0,051
10
Pariwisata, Hotel dan Restoran
0,042
11
Jasa
0,041
12
Kehutanan (non kayu)
0,033
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.16. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Tanah Bumbu No 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Padi Inpari 13 Padi Inpari 5 Karet Unggul (Misal: PB 260) Aren/Enau/Nira Karet Prim 712
Skor terbobot 0,042 0,040 0,035 0,035 0,034
127
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
128
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5
KPJU Potensial Pasir Batu Kerikil Tanah Liat/Urug Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) Dealer Alat Berat
0,033 0,032 0,027 0,026 0,025
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Bappeda Kabupaten Tanah Bumbu pada hari Kamis18 Oktober Pukul 14.30 – 17.00 WIB. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Padi Inpari 13 Tabel 4.17. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Inpari 13 di Kabupaten Tanah Bumbu Peluang -
-
-
Luas lahan masih tersedia. Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Bahan baku tersedia dan mudah di dapat. Lahan tersedia. Pengumpul cukup banyak masuk ke daerah pedesaan.
Tantangan -
-
Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun. Dalam hal pemasaran banyak petani yang terjebak pada permainan tengkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian. Kualitas dan keterampilan petani masih kurang. Pupuk terlambat dating. Benih kurang mencukupi. Kendala irigasi yang bergantung pada iklim . Adanya perbedaan pelayanan dengan pelangsir dalam mendapatkan BBM. Permasalahan modal.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2.
129
Padi Inpari 5 Tabel 4.18. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Inpari 5 di Kabupaten Tanah Bumbu Peluang -
-
-
Luas lahan masih tersedia. Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Bahan baku tersedia dan mudah di dapat. Lahan tersedia. Pengumpul cukup banyak masuk ke daerah pedesaan.
Tantangan -
-
3.
Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun. Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian. Kualitas dan keterampilan petani masih kurang. Pupuk terlambat datang. Benih kurang mencukupi. Kendala irigasi yang bergantung pada iklim. Adanya perbedaan pelayanan dengan pelangsir dalam mendapatkan BBM. Permasalahan modal.
Karet Unggul PB 260 Tabel 4.19. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Tanah Bumbu
-
-
Peluang Luas lahan masih tersedia. Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Lebih cepat panen ( PB 260).
-
-
Tantangan Harga fluktuatif.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Masalah pendanaan pada pembukaan dan penanaman lahan. Pengetahuan petani tentang perawatan karet kurang. Tenaga penyuluh kurang. Hama babi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
130
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4.
Aren/Enau/Nira Tabel 4.20. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Aren/Enau/Nira di Kabupaten Tanah Bumbu Peluang -
Tantangan
Merupakan kebutuhan rumah tangga.
-
Titik Kekuatan Lahan tersedia Tanamannya tumbuh cukup banyak Pemasarannya mudah
-
5.
-
Untuk Aren budi daya susah, sekarang lebih beralih ke kelapa dalam dan nipah. Tidak ada yang mengembangkan secara massal. Tidak ada lembaga atau perusahaan yang memfasilitasi. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Budidaya sulit.
Karet Prim 712 Tabel 4.21. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Prim 712 di Kabupaten Tanah Bumbu
-
-
Peluang Luas lahan masih tersedia. Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Lahan tersedia
-
-
Tantangan Harga fluktuatif.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Masalah pendanaan pada pembukaan dan penanaman lahan. Pengetahuan petani tentang perawatan karet kurang. Tenaga penyuluh kurang. Hama babi.
D. KPJU UNGGULAN KABUPATEN KOTA BARU Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masingmasing sektor di Kabupaten Kota Baru
sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.22. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Kota Baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Siam Unus Padi RI 42 Padi RI 64 Padi gogo Kedelai Jagung Kacang tanah Kacang Hijau Ubi kayu Ubi jalar Pertanian/Hortikultura Cabai rawit Tomat Cabai merah keriting Bayam Kacang panjang Sawi Kangkung Terong Buncis Labu/waluh Perkebunan Karet PB260 Karet Unggul (IR) Kelapa sawit Kopi robusta Aren/enau Kakao Kelapa dalam Karet alam/lokal Lada Kemiri Peternakan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Sapi brahma
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sapi bali Kambing donggala Kambing lokal (kacang) Kerbau kandang Ayam buras (pedaging) Kerbau rawa Ayam ras (pedaging) Itik alabio Babi
2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Pasir Batu gunung Batubara (tradisional) Batu split Batu sungai Perindustrian Industri minyak kelapa Tahu/tempe Aneka kue Industri pengolahan kayu Kerupuk/amplang Pengolaha kelapa sawit mentah Gula aren/enau Anyaman pandan Meubel kayu Pembuat terasi Perdagangan Toko Bahan Makanan Toko Obat Toko Sembako Kelontongan Toko Bahan Pakaian Toko Ponsel Toko Bahan Bangunan Depo Air Minum Toko Ikan Hasil Laut Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Wisata Budaya (Pesta Adat, Makam Raja) Wisata Pantai Wisata Alam (Air Terjun,Goa) Wisata Bahari Hotel (Melati) Losmen Warung Makan -
131
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
132
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perikanan Ikan Tongkol (tangkap) Ikan Bawal (tangkap) Ikan Bandeng (tambak/kolam)
1 2 3 4
Ikan Peda (tangkap) Udang airl laut (tangkap) Udang tiger (tambak/kolam) Ikan Kakap Ikan Nila (tambak/kolam) Ikan Patin (kolam/tambak) Ikan Kerapu (tangkap) Kehutanan (non kayu) Rotan Gaharu Madu -
5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Transportasi Jukung/ Perahu Kecil Kapal Motor Kecil Speed Boat Angkutan Desa (Mikrolet/Pick Up/L300) Truck Angkutan Barang Angkutan Antar Kota (Mini Bus) Sampan Kayuh (Kapal Taksi) Kelotok Jasa Tukang Instalasi Listrik Rias Pengantin Salon Kecantikan Penolong Kelahiran/Dukun Kampung Bengkel Motor Sewa Sound System Sewa Pick Up Tukan Bangunan Dan Kayu Pertukangan Pangkas Rambut
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Kota Baru
untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut. Tabel 4.23. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Kota Baru No
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Siam Unus Padi RI 42 Padi RI 64 Padi gogo Kedelai Pertanian/ Hortikultura Cabai rawit Tomat Cabai merah keriting Bayam Kacang panjang
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,191 0,172 0,172 0,144 0,093
1 2 3 4 5
Pasir Batu gunung Batubara (tradisional) Batu split Batu sungai
0,200 0,200 0,200 0,200 0,200
Perindustrian 0,152 0,149 0,130 0,105 0,103
1 2 3 4 5
Industri minyak kelapa Tahu/tempe Aneka kue Industri pengolahan kayu Kerupuk/amplang
0,164 0,163 0,144 0,136 0,132
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
133
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1
Sapi brahma
0,179
1
2
Sapi bali
0,162
2
3
Kambing donggala
0,120
3
4 5
Kambing lokal (kacang) Kerbau kandang Perikanan Ikan Tongkol (tangkap) Ikan Bawal (tangkap) Ikan Bandeng (tambak/kolam)
0,114 0,094
4 5
0,166 0,151
1 2
Perdagangan Toko Bahan Makanan Toko Obat Toko Sembako Kelontongan Toko Bahan Pakaian Pariwisata, Hotel Dan Restoran Wisata Budaya (Pesta Adat, Makam Raja) Wisata Pantai Wisata Alam (Air Terjun,Goa) Wisata Bahari Hotel (Melati) Transportasi Jukung/ Perahu Kecil Kapal Motor Kecil
0,149
3
Speed Boat
0,125
4
Ikan Peda (tangkap)
0,139
4
Angkutan Desa (Mikrolet/Pick Up/L300)
0,124
5
Udang airl laut (tangkap)
0,092
5
Truck Angkutan Barang
0,124
1 2 3 4 5
Perkebunan Karet PB260 Karet Unggul (IR) Kelapa sawit Kopi robusta Aren/enau
0,203 0,184 0,167 0,084 0,068
1 2 3 4 5
Peternakan
1 2 3
1 2 3
Kehutanan (non kayu) Rotan Gaharu Madu
4 5
0,148 0,140 0,137 0,126 0,101
0,194 0,176 0,152 0,152 0,120 0,138 0,126
Jasa 0,500 0,287 0,214
1 2 3
-
-
4
-
-
5
Tukang Instalasi Listrik Rias Pengantin Salon Kecantikan Penolong Kelahiran/Dukun Kampung Bengkel Motor
0,159 0,138 0,119 0,111 0,108
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Kota Baru Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Kota Baru, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
134
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.24. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Kota Baru No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Perkebunan
0,136
2
Pertanian/Tan. Pangan
0,111
3
Pertanian/Perikanan
0,111
4
Perdagangan
0,100
5
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,095
6
Kehutanan (Non Kayu)
0,082
7
Perindustrian
0,078
8
Pertambangan/Penggalian
0,068
9
Transportasi
0,063
10
Pertanian/Peternakan
0,060
11
Pariwisata
0,055
12
Jasa
0,041
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.25. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Kota Baru No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Karet PB260 Karet Unggul (IR) Kelapa sawit Padi Siam Unus Ikan Tongkol (tangkap) KPJU Potensial Padi RI 42 Padi RI 64 Ikan Bawal (tangkap) Ikan Bandeng (tambak/kolam) Toko Bahan Makanan
Skor terbobot 0,039 0,035 0,032 0,027 0,026 0,025 0,025 0,024 0,024 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
135
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupaten Kotabaru pada hari Jumat, 19 Oktober 2012, Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Karet PB 260 Tabel 4.26. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Kota Baru
-
Peluang Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.
-
2.
Titik Kekuatan Bahan baku tersedia. Lahan cukup luas.
Tantangan Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual. Memiliki saingan. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
-
Karet Unggul (IR) Tabel 4.27. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul (IR) di Kabupaten Kota Baru
-
Peluang Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.
-
3.
Titik Kekuatan Bahan baku tersedia. Lahan cukup luas.
Tantangan Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual. Memiliki saingan. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
Kelapa Sawit Tabel 4.28. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Kota Baru
-
Peluang Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.
-
-
Titik Kekuatan Bahan baku tersedia. Lahan cukup luas.
Tantangan Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual. Memiliki saingan. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
136
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4.
Padi Siam Unus Tabel 4.29. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Kota Baru
-
5.
Peluang Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan Titik Kekuatan Lahan yang tersedia cukup luas. Harganya tinggi.
Tantangan
Titik Kritis (Titik Kelemahan)
Ikan Tongkol (Tangkap) Tabel 4.30. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ikan Tongkol (Tangkap) di Kabupaten Kota Baru Peluang -
E.
Tantangan
Sektor perikanan Kotabaru unggul. Sebagai bahan baku industri. Titik Kekuatan Jumlahnya cukup banyak.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) -
KPJU UNGGULAN KABUPATEN BANJAR Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Banjar sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.31. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Banjar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Siam Unus Padi Ir64 Padi Ciherang Padi Ir36 Padi Gogo Jagung Pipilan Padi Gunung Varietas Duyung Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Batubara (Manual) Intan/Permata (Tradisional) Emas (Tradisional) Emas Tradisional Batu Gunung Galian C Pasir Koral -
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6
Pertanian/Hortikultura Pisang (Kepok, Mahuli, Ambon, Talas) Jeruk (Siam, Keprok) Durian Terong Tomat Cabai Rawit Kacang Panjang Jahe Cempedak Kunyit Perkebunan Karet Pb Sawit Kelapa Dalam Kopi Lada Kenanga Kemiri Cengkih Petai Peternakan Ayam Ras (Petelur) Sapi Limosin Sarang Burung Walet Ayam Buras (Pedaging) Sapi Bali Ayam Ras (Pedaging) Itik Alabio Kambing Kacang Entok Kerbau Perikanan Ikan Patin (Tambak) Ikan Nila (Tambak/Keramba) Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) Ikan Betok (Papuyu) Lele Dumbo (Tambak) Ikan Sepat Siam (Tangkap) Ikan Sepat Biasa (Tangkap) Belut (Tangkap/Tambak) Ikan Mas (Tambak/Keramba) Ikan Bandeng (Tambak) Kehutanan (non kayu) Kayu Manis Rotan -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6
Perindustrian Industri Tas Dari Manik-Manik Anyaman Bambu Pabrik Penggilingan Padi Pembuatan Batu Bata Sulam Penggilingan Padi. Pembuatan Gula Aren Pembuatan Klotok Sasirangan Pembuatan Manik-Manik Perdagangan Batu Mulia Telur Itik Karet Warung Makan Minum Warung Kelontongan Pedagang Kopi The Kios Pupuk Beras Pakaian Warung Sembako Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Water Boom Rumah Makan Hotel Wisata Pasar Terapung Pariwisata Belanja Wisata Sejarah (Lobang Putaran) Pariwisata Religi Makam Keramat Sungai Kembang Wisata Alam (Air Terjun, Rangkat) Transportasi Taksi/Pick Up Taksi Perkotaan Ojek Klotok / Perahu Motor Kecil Taksi Kelotok Becak Jasa Rental Komputer Rias Pengantin/Salon Tukang Jahit Jasa Panen Padi Rental Internet Rental Mobil
137
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
138
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
7 8 9 10
-
7 8 9 10
Bengkel Motor Tukang Cukur Tukang Maluk (Pecangkul Kebun) Kuli
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Banjar untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.32. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Banjar No
1 2
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Siam Unus Padi Ir64
Skor Terbobot
No
1 2
Padi Ciherang Padi Ir36 Padi Gogo Pertanian/ Hortikultura Pisang (Kepok, Mahuli, Ambon, Talas) Jeruk (Siam, Keprok) Durian Terong Tomat Perkebunan Karet Pb Sawit Kelapa Dalam Kopi Lada Peternakan
0,147 0,134 0,130
3 4 5
0,175
1
0,126 0,104 0,096 0,093
2 3 4 5
0,265 0,173 0,111 0,101 0,090
1 2 3 4 5
1 2 3 4
Ayam Ras (Petelur) Sapi Limosin Sarang Burung Walet Ayam Buras (Pedaging)
0,117 0,117 0,116 0,113
5
Sapi Bali
0,104
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Skor Terbobot
Pertambangan 0,158 0,155
3 4 5
KPJU
Batubara (Manual) Intan/Permata (Tradisional) Emas (Tradisional) Emas Tradisional Batu Gunung Perindustrian
0,189 0,189
0,176
1 2 3 4
Industri Tas Dari ManikManik Anyaman Bambu Pabrik Penggilingan Padi Pembuatan Batu Bata Sulam Perdagangan Batu Mulia Telur Itik Karet Warung Makan Minum Warung Kelontongan Pariwisata, Hotel Dan Restoran Water Boom Rumah Makan Hotel Wisata Pasar Terapung
5
Pariwisata Belanja
0,097
0,148 0,144 0,135
0,151 0,135 0,107 0,105 0,146 0,127 0,112 0,108 0,102 0,168 0,150 0,114 0,108
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
139
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4
Perikanan Ikan Patin (Tambak) Ikan Nila (Tambak/Keramba) Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) Ikan Betok (Papuyu)
5
Lele Dumbo (Tambak)
1 2 3 4 5
Kehutanan (non kayu) Kayu Manis Rotan -
1 2 3
0,263 0,163
1 2
Transportasi Taksi/Pick Up Taksi Perkotaan
0,298 0,225
0,128
3
Ojek
0,141
0,118
4
0,132
0,094
5
Klotok / Perahu Motor Kecil Taksi Kelotok
0,111
Jasa 0,500 0,500 -
1 2 3 4 5
Rental Komputer Rias Pengantin/Salon Tukang Jahit Jasa Panen Padi Rental Internet
0,145 0,135 0,121 0,117 0,100
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Banjar Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Banjar, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui
bobot
kepentingan
relatif
masing-masing
sektor/subsektor
atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.33. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Banjar No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Tan. Pangan
0,138
2
Perdagangan
0,124
3
Jasa
0,103
4
Pertanian/Perikanan
0,096
5
Perindustrian
0,088
6
Pariwisata
0,080
7
Pertambangan/Penggalian
0,076
8
Transportasi
0,075
9
Pertanian/Peternakan
0,072
10
Pertanian/Perkebunan
0,058
11
Kehutanan (Non Kayu)
0,056
12
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,033
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
140
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.34. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Banjar No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Ikan Patin (Tambak) Batu Mulia Padi Siam Unus Padi Ir64 Padi Ciherang KPJU Potensial Telur Itik Padi Ir36 Padi Gogo Taksi/Pick Up Rental Komputer
Skor terbobot 0,033 0,030 0,030 0,030 0,028 0,026 0,026 0,025 0,025 0,024
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kab Banjar pada hari Selasa 23 Oktober 2012, Pukul 10.00 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Ikan Patin (Tambak) Tabel 4.35. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ikan Patin (Tambak) di Kabupaten Banjar
-
Peluang Bentuk persatuan petani budidaya ikan (bargaining harga). Produksi masih bisa ditingkatkan. Ada pabrik es dan pengepakan selain Kalbar. Ada forum ikan aspirasi dan inovasi. Adanya minapolitan program
-
Tantangan Belum bisa menembus pasar. Adanya pesaing dari patin. Kredit susah. Adanya kredit yang menyimpang. Harga pakan naik terus. Pengaruh iklim (banjir menghancurkan tambak).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
2.
peningkatan produksi ikan. Ada PT besar yang membantu pembukaan pasar. Titik Kekuatan Adanya bantuan alat excavator untuk kolam. Produksi besar. Bahan baku mudah didapat. Pakannya bagus dan tersedia.
-
141
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Penyakit banyak tidak tertangani terutama bibit yang sulit ditangani. Penganganan bibit sulit Ikan berpenyakit. Tidak ada produk unggul. Bibit ikan luar sulit penyesuaian. Bibit dari luar (Bogor, Sukabumi). Merek belum ada.
Batu Mulia Tabel 4.36. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Batu Mulia di Kabupaten Banjar Peluang -
3.
Adanya Pusat perbatuan dunia untuk pemeriksaan mutu permata. Titik Kekuatan Adanya sertifikasi yang diakui dunia. Bahan baku cukup tersedia.
Tantangan -
Volatilitas harga batu dunia. Sulit menentukan harga pasti. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Kurangnya SDM muda.
Padi Siam Unus Tabel 4.37. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Banjar Peluang -
-
Sudah memiliki merk (untuk beras siam). Harga dan bentuk siam unus baik. Beras merk masuk ritel besar. Belum swasembada. Tersedia pakar teknologi dalam penanggulangan hama dan penyakit. Pasar ekspor yang cukup luas. Pasar sampai Kalsel dan Kalteng untuk jenis siam. Titik Kekuatan Produksinya mudah.
Tantangan -
-
Alih fungsi lahan ke perumahan. Iklim yang berubah terutama banjir mengakibatkan gagal panen. Adanya tengkulak pada pertanian. Koordinasi antar lembaga lemah sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Serangan hama (wereng, tikus dan lainlain). Siam sulit diproses karena hanya antar masyarakat. Kekurangan SDM muda.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
142
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4.
Padi IR 64 Tabel 4.38. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi IR 64 di Kabupaten Banjar Peluang -
Sudah memiliki merk (untuk beras siam). Harga dan bentuk siam unus baik. Beras merk masuk ritel besar. Belum swasembada. Tersedia pakar teknologi dalam penanggulangan hama dan penyakit. Pasar ekspor yang cukup luas. Titik Kekuatan Produksinya mudah.
Tantangan -
-
5.
Alih fungsi lahan ke perumahan. Iklim yang berubah terutama banjir mengakibatkan gagal panen. Adanya tengkulak pada pertanian. Koordinasi antar lembaga lemah sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Serangan hama (wereng, tikus dan lainlain). Kekurangan SDM muda.
Padi Ciherang Tabel 4.39. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Banjar Peluang -
Beras merk masuk ritel besar. Belum swasembada. Tersedia pakar teknologi dalam penanggulangan hama dan penyakit. Pasar ekspor yang cukup luas.
-
Titik Kekuatan Produksinya mudah.
Tantangan -
-
F.
Alih fungsi lahan ke perumahan. Iklim yang berubah terutama banjir mengakibatkan gagal panen. Adanya tengkulak pada pertanian. Koordinasi antar lembaga lemah sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Serangan hama (wereng, tikus dan lainlain). Kekurangan SDM muda.
KPJU UNGGULAN KABUPATEN TAPIN Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tapin sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.40. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tapin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Ciherang. Padi Siam Unus Padi Siam Kupang Padi IR 48 Padi Siam 11 Padi gogo Padi Siam Raden Rata Kacang tanah Jagung manis Jagung (biasa) Pertanian/Hortikultura Jeruk lokal Pisang Menurun Rambutan (antalagi, si batuk, dan garuda) Terong Ungu Tomat Kacang Panjang Durian Semangka lokal Timun Lokal Jengkol Perkebunan Karet unggul/hibrida (PB, IR) Sawit Kelapa dalam Aren/enau Rumbia Kelapa gading Peternakan Ayam Ras (pedaging) Ayam buras (pedaging) Sapi putih Sapi Jawa Itik Alabio Sapi Bali Kambing ettawa Kerbau biasa (kandang) Kambing Kacang -
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Tanah merah Batu gunung Pasir sungai Batu kapur Perindustrian Ayaman Purun Atap Rumbia Bata Merah Penggilingan padi Tempe Pengolahan Ikan Kue bawang Las Tralis Mebel Tahu Perdagangan Showroom motor Showroom Mobil Toko bangunan Sembako Bensin (eceran) Kelontong Bibit Karet Unggul Toko Bumbu Kayu Bakar Kayu Bakar Galam Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Hotel Wisata Religi Rumah Makan Wisata Alam (air terjun, goa) -
143
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
144
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perikanan Ikan Mas Ikan Nila Ikan Patin Ikan Gabus Ikan Papuyu Lele dumbo Lele lokal Ikan Sepat Kehutanan (non kayu) -
Transportasi Truk Batubara Angkutan antar kota Truk Material Ojek Taksi Angkutan Pedesaan Becak Klotok Jasa Warnet Cuci Mobil Salon Cuci sepeda Motor Bengkel Motor Kost/kontrakan Bengkel Las Tukang Cukur Tukang kayu Bengkel Tongkat Galam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tapin untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut. Tabel 4.41. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Tapin No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Ciherang. Padi Siam Unus Padi Siam Kupang Padi IR 48 Padi Siam 11 Pertanian/ Hortikultura Jeruk lokal Pisang Menurun Rambutan (antalagi, si batuk, dan garuda) Terong Ungu Tomat
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,243 0,151 0,140 0,132 0,084
1 2 3 4 5
Tanah merah Batu gunung Pasir sungai Batu kapur
0,284 0,273 0,261 0,181
Perindustrian 0,182 0,166 0,117
1 2 3
Ayaman Purun Atap Rumbia Bata Merah
0,188 0,180 0,158
0,091 0,087
4 5
Penggilingan padi Tempe
0,129 0,061
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
145
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5
Perkebunan Karet unggul/hibrida (PB, IR) Sawit Kelapa dalam Aren/enau Rumbia Peternakan
0,453
1
0,274 0,090 0,068 0,065
2 3 4 5
1 2 3 4
Ayam Ras (pedaging) Ayam buras (pedaging) Sapi putih Sapi Jawa
0,183 0,144 0,127 0,123
1 2 3 4
5
0,122
5
1 2 3 4 5
Itik Alabio Perikanan Ikan Mas Ikan Nila Ikan Patin Ikan Gabus Ikan Papuyu
0,168 0,166 0,161 0,159 0,130
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Kehutanan (non kayu) -
Perdagangan Showroom motor Showroom Mobil Toko bangunan Sembako Bensin (eceran) Pariwisata, Hotel Dan Restoran Hotel Wisata Religi Rumah Makan Wisata Alam (air terjun, goa) Transportasi Truk Batubara Angkutan antar kota Truk Material Ojek Taksi
0,139 0,138 0,133 0,118 0,111
0,323 0,269 0,249 0,159
0,257 0,152 0,146 0,111 0,098
Jasa -
1 2 3 4 5
Warnet Cuci Mobil Salon Cuci sepeda Motor Bengkel Motor
0,142 0,123 0,118 0,118 0,104
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tapin Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tapin, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/ subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masingmasing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Hasil dari
146
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.42. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tapin No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Tan. Pangan
0,199
2
Perdagangan
0,143
3
Pertambangan/Penggalian
0,134
4
Pertanian/Perkebunan
0,116
5
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,080
6
Jasa
0,061
7
Kehutanan (Non Kayu)
0,058
8
Transportasi
0,054
9
Pertanian/Peternakan
0,049
10
Pertanian/Perikanan
0,045
11
Perindustrian
0,041
12
Pariwisata
0,021
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.43. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Tapin No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Padi Ciherang. Karet unggul/hibrida (PB, IR) Padi Siam Unus Tanah merah Padi Siam Kupang KPJU Potensial Batu gunung Padi IR 48 Pasir sungai Sawit Showroom motor
Skor terbobot 0,064 0,055 0,040 0,038 0,037 0,037 0,035 0,035 0,033 0,031
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Tapin pada hari
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Kamis, 18 Oktober 2012, Pukul 09.30 – 11.30 WITA.
147
FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Padi Ciherang Tabel 4.44. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Tapin Peluang Merupakan produk unggulan. Merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Permintaan tinggi. Titik Kekuatan Sudah menjadi komoditi unggulan.
-
Tantangan
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Titik penanaman lebih sedikit dari pada jenis varietas lainnya. Ketergantungan pada alam. Produksinya tidak terlalu banyak. Sulit mendapatkan bibit.
-
2.
Karet Unggul/hibrida (PB/IR) Tabel 4.45. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul/hibrida (PB/IR) di Kabupaten Tapin Peluang -
Bahan expor. Produk internasional. Tidak ada substitusi. Rendemen tinggi.
-
Titik Kekuatan Bibit unggul tersedia. Transportasi lancar. Berapapun produknya laku dijual.
Tantangan -
Alih fungsi menjadi usaha pertambangan batu bara. Harga fluktuatif. Petani belum punya akses internasional. Kebutuhan sehari-hari vs harga pasar. Posisi tawar rendah. Pola konsumtif, cenderung mudah menjual lahan. Karet sementara harganya anjlok. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Penyakit jamur. Lahan minim.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
148
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3.
Padi Siam Unus Tabel 4.46. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Tapin Peluang -
Mudah dicari dan mudah beradaptasi. Harga jual menguntungkan.
Tantangan -
-
Titik Kekuatan Bahan baku mudah dicari. Pemasaran tidak bemasalah. Lokal dan regional. Titik penanaman lebih banyak daripada jenis varietas lainnya.
-
4.
Belum adanya pengemasan yang baik seperti yang diminta pasar. Untuk rendemen beras lebih tinggi dibandingkan varietas unggul. Lahan masyarakat banyak yang pindah usaha. Peluang pasar secara nasional tidak ada. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Ketergantungan pada alam. Belum ada kawasan standar nasional untuk daerah Tapin. Waktu tanam sampai panen lama dibandingkan varietas unggul. Pemasaran terbatas hanya wilayah Kalsel. Lembaga pemasaran belum ada.
Tanah Merah Tabel 4.47. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Tanah Merah di Kabupaten Tapin Peluang
-
Tantangan -
Titik Kekuatan -
Bahan baku tersedia.
5.
Padi Siam Kupang
Titik Kritis (Titik Kelemahan) -
Tabel 4.48. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Kupang di Kabupaten Tapin Peluang -
Mudah dicari dan mudah beradaptasi. Harga jual menguntungkan.
Tantangan -
Belum adanya pengemasan yang baik seperti yang diminta pasar. Untuk rendemen beras lebih tinggi dibandingkan varietas unggul. Lahan masyarakat banyak yang pindah usaha. Peluang pasar secara nasional tidak ada.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
Titik Kekuatan Bahan baku mudah dicari. Pemasaran tidak bemasalah. Lokal dan regional. Titik penanaman lebih banyak daripada jenis varietas lainnya.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Ketergantungan pada alam. Belum ada kawasan standar nasional untuk daerah Tapin. Waktu tanam sampai panen lama dibandingkan varietas unggul. Pemasaran terbatas hanya wilayah Kalsel. Lembaga pemasaran belum ada.
G. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masingmasing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.49. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Hulu Sungai Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Jagung manis kuning Padi situ bagendit Padi Sawah (Ciherang) Kacang nagara Padi siam kupang Ubi nagara (Ubi Jalar) Padi siam rukut Padi siam unus Padi siam carnik Ubi kayu Pertanian/Hortikultura Cabai merah Cabai rawit Pisang Manurun Tomat Semangka Terong ungu Kacang panjang Pisang Talas Labu Sayur Durian lokal Perkebunan Karet sawit Kopi arabika Kakao
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
149
KPJU Pertambangan Bijih besi Emas Batubara Sirtu Pasir Batu gunung Batu kapur Galian C (umum) Perindustrian Pembuatan kue kering Industri Kerupuk (aneka kerupuk) Pembuatan dodol Cor logam Pandai besi Pengolahan karet Pembuatan gerabah Penggilingan Padi Pembuatan mesin perontok Padi Molding Perdagangan Showrom/dealer Kios makanan ringan Meubel Batu alam
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
150
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5 6 7 8 9 10
Kelapa dalam (lokal) Aren Kemiri Peternakan
5 6 7 8 9 10
1 2 3
Ayam ras (pedaging) Ayam buras (pedaging)
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Itik Albio (petelur) Kambing Burung puyuh Sapi Bali (pedaging) Kerbau rawa Perikanan Ikan Papuyu Ikan Haruan/Gabus Sepat siam Ikan Toman Budidaya Ikan nila Budidaya ikan patin Budidaya ikan mas Ikan Saluang Ikan Jelawat Budidaya udang Kehutanan (non kayu) Kayu Manis Bambu Sengon Kayu Galam Rotan -
4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kayu Minimarket Kios kerupuk Pencarikinan (kelontongan) Toko sembako Kios rokok (pinggir jalan) Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Wisata religi (makam ulama) Hotel melati Wisata budaya (pesta panen, aruh ganal) Rumah Makan Banjar Wisata alam Rumah makan Sungai pinang Restoran masakan padang Warung sederhana Warung the Warung rakyat Transportasi Bus antar kota CIS (Angkutan sungai) Angkutan Kota ( Mobil Colt) Mikrolet Taksi umum Becak motor Angkutan pedesaan (pick up) Ojek motor Kapal Kelotok Jasa Jasa simpan pinjam (BPR) Penyewaan alat outbond Bengkel motor Bidan desa Rental mobil Tukang kayu Tukang cukur LPHK Buruh Tani Salon kecantikan
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
short
list
pada
masing-masing
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
151
Tabel 4.50. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan No
1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Jagung manis kuning Padi situ bagendit Padi Sawah (Ciherang) Kacang nagara Padi siam kupang Pertanian/ Hortikultura Cabai merah Cabai rawit
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,121 0,113 0,110 0,103 0,099
1 2 3 4 5
Bijih besi Emas Batubara Sirtu Pasir Perindustrian
0,173 0,168 0,124 0,121 0,119
0,178 0,144
1 2
0,132 0,125
Pisang Manurun Tomat Semangka Perkebunan Karet sawit Kopi arabika Kakao Kelapa dalam (lokal) Peternakan
0,133 0,125 0,105
3 4 5
0,267 0,202 0,164 0,117 0,096
1 2 3 4 5
1
Ayam ras (pedaging)
0,289
1
2 3
Ayam buras (pedaging) Itik Albio (petelur)
0,215 0,158
2 3
4
Kambing
0,123
4
Pembuatan kue kering Industri Kerupuk (aneka kerupuk) Pembuatan dodol Cor logam Pandai besi Perdagangan Showrom/dealer Kios makanan ringan Meubel Batu alam Kayu Pariwisata, Hotel Dan Restoran Wisata religi (makam ulama) Hotel melati Wisata budaya (pesta panen, aruh ganal) Rumah Makan Banjar
5
Burung puyuh Perikanan Ikan Papuyu Ikan Haruan/Gabus Sepat siam
0,080
5
0,088
0,234 0,198 0,105
1 2 3
0,089 0,085
4 5
1
Ikan Toman Budidaya Ikan nila Kehutanan (non kayu) Kayu Manis
Wisata alam Transportasi Bus antar kota CIS (Angkutan sungai) Angkutan Kota ( Mobil Colt) Mikrolet Taksi umum Jasa
0,326
1
Jasa simpan pinjam (BPR)
0,126
2 3 4 5
Bambu Sengon Kayu Galam Rotan
0,263 0,201 0,144 0,066
2 3 4 5
Penyewaan alat outbond Bengkel motor Bidan desa Rental mobil
0,112 0,111 0,108 0,107
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
0,125 0,123 0,117 0,127 0,126 0,107 0,107 0,105
0,207 0,120 0,110 0,097
0,200 0,153 0,131 0,122 0,121
152
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Selatan Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.51. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,156
2
Pertanian/Tan. Pangan
0,103
3
Perdagangan
0,103
4
Pertanian/Perkebunan
0,095
5
Pertanian/Peternakan
0,093
6
Pertanian/Perikanan
0,082
7
Pariwisata
0,077
8
Perindustrian
0,065
9
Kehutanan (Non Kayu)
0,063
10
Transportasi
0,062
11
Jasa
0,062
12
Pertambangan/Penggalian
0,039
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.52. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan No 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Cabai merah Cabai rawit Pisang Manurun Tomat Ayam ras (pedaging)
Skor terbobot 0,051 0,041 0,038 0,036 0,031
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5
KPJU Potensial Semangka Karet Ikan Papuyu Wisata religi (makam ulama) Ayam buras (pedaging)
153
0,030 0,030 0,027 0,026 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Sekda Kab. Hulu Sungai Selatan pada hari Selasa 9 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Cabai Merah Tabel 4.53. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Cabai Merah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
-
-
-
-
Peluang Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini. Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa). Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli. Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani. Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya. Terdapatnya rencana pemda untuk memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood). Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
-
-
-
-
Tantangan Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun. Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah. Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa). Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual. Komoditas cabai cepat rusak. Permodalan terbatas pada UMKM. Tidak semua kecamatan bisa mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan. Modal petani terbatas sehingga
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
154
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
Hasil panen pendek putaran modal cepat. Teknologi produksi relatif sederhana. Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Bahan baku Cabai tersedia, varitas Cabai HSS. Lahan Tersedia. Bahan baku mudah didapat. Pengadaan bahan baku terjamin namun harga fluktuatif. Biaya perolehan murah. Dalam hal pemasaran adanya koperasi dan dunia usaha. Daerah pemasaran masih luas. Adanya sarana transportasi dan distribusi. Pengumpul cukup banyak masuk ke daerah pedesaan.
-
-
-
2.
diperlukan penambahan modal tanpa agunan. Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal petani masih kurang. Kesinambungan masa tanam pada lahan lebak (rawa) terbatas. Processing hasil produksi masih belum terstandarisasi. Penggunaan pupuk organik mahal dan pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal. Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian. Kualitas dan keterampilan petani masih kurang. Pola greeding belum berjalan. Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat waktu. Sulitnya proses permodalan pertanian terutama dari perbankan Packing belum berjalan karena hasil panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.
Cabai Rawit Tabel 4.54. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Cabai Rawit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
-
-
-
Peluang Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini. Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa). Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli. Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani. Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya. Terdapatnya rencana pemda untuk
-
-
-
Tantangan Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun. Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tengkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah. Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa). Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual. Komoditas cabai cepat rusak.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
-
memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood). Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Hasil panen pendek putaran modal cepat. Teknologi produksi relatif sederhana. Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Bahan baku Cabai tersedia, varitas Cabai HSS. Lahan Tersedia. Bahan baku mudah didapat. Pengadaan bahan baku terjamin namun harga fluktuatif. Biaya perolehan murah. Dalam hal pemasaran adanya koperasi dan dunia usaha. Daerah pemasaran masih luas. Adanya sarana transportasi dan distribusi. Pengumpul cukup banyak masuk ke daerah pedesaan.
-
-
-
-
-
3.
155
Permodalan terbatas pada UMKM. Tidak semua kecamatan bisa mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan. Modal petani terbatas sehingga diperlukan penambahan modal tanpa agunan. Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal petani masih kurang. Kesinambungan masa tanam pada lahan lebak (rawa) terbatas. Processing hasil produksi masih belum terstandarisasi. Penggunaan pupuk organik mahal dan pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal. Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian. Kualitas dan keterampilan petani masih kurang. Pola greeding belum berjalan. Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat waktu. Sulitnya proses permodalan pertanian terutama dari perbankan Packing belum berjalan karena hasil panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.
Pisang Manurun Tabel 4.55. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Pisang Manurun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Peluang Tantangan -
-
Adanya industri berbahan baku pisang Kualitas cukup baik Titik Kekuatan Adanya sarana distribusi Lahan tersedia.
transportasi
-
Jenis pisang lain juga banyak diproduksi Titik Kritis (Titik Kelemahan)
dan
-
Manajemen usaha masih lemah
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
156
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4.
Tomat Tabel 4.56. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Tomat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
-
-
-
-
-
-
Peluang Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini. Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa). Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli. Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani. Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya. Terdapatnya rencana pemda untuk memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood). Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Hasil panen pendek putaran modal cepat. Teknologi produksi relatif sederhana. Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan. Titik Kekuatan Lahan Tersedia. Bahan baku mudah didapat. Pengadaan bahan baku terjamin namun harga fluktuatif. Biaya perolehan murah. Dalam hal pemasaran adanya koperasi dan dunia usaha. Daerah pemasaran masih luas. Adanya sarana transportasi dan distribusi. Pengumpul cukup banyak masuk ke daerah pedesaan.
-
-
-
-
-
-
-
Tantangan Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun. Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah. Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa). Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual. Permodalan terbatas pada UMKM. Tidak semua kecamatan bisa mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan. Modal petani terbatas sehingga diperlukan penambahan modal tanpa agunan. Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal petani masih kurang. Kesinambungan masa tanam pada lahan lebak (rawa) terbatas. Processing hasil produksi masih belum terstandarisasi. Penggunaan pupuk organik mahal dan pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal. Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian. Kualitas dan keterampilan petani masih kurang. Pola greeding belum berjalan. Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat waktu.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
5.
157
Sulitnya proses permodalan pertanian terutama dari perbankan Packing belum berjalan karena hasil panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.
Ayam Ras Pedaging Tabel 4.57. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
-
-
Peluang Adanya program budidaya ayam ras dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Merupakan kebutuhan rumah tangga Titik Kekuatan Tersedianya sarana transportasi dan distribusi
-
Tantangan Penyakit ternak kini kian menyebar
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal terbatas Rentan terhadap penyakit
H. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masingmasing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.58. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Ciherang Padi tahunan Jagung manis (hibrida) Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Kedelai Singkong lokal Pertanian/Hortikultura Cabai Merah besar Jeruk mahang (lokal) Terong ungu
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3
KPJU Pertambangan Pasir Batu Pasir Kerikil Tanah Urug Batu gunung Galian batu putih Tanah Merah Tanah liat Perindustrian Anyaman Purun Industri Meubel Batu bata
158
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cabai Rawit Kacang panjang Pisang talas Sawi Labu Daun Seledri Bayam Perkebunan Karet PB (unggul) Karet lokal Kelapa lokal Sagu Aren Kopi robusta Kayu Manis Peternakan
4 5 6 7 8 9 10
Ayam ras (pedaging) Itik alabio Sapi jawa Ayam buras (pedaging) Ayam ras (petelur) Sapi bali Kambing etawa Kerbau rawa Kerbau biasa (kandang) Kambing kacangan Perikanan Ikan nila (tambak/kolam)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ikan mas (tambak/kolam) Ikan gabus (tangkap) Ikan papuyu (tambak/kolam) Ikan patin (tambak/kolam) Ikan sepat (tambak/kolam) Ikan Lele (tambak/kolam) Kehutanan (non kayu) -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahu Pakasam (masakan khas Banjar) Pembuatan Perabot Kayu Kolang-kaling Batako Telur asin Kerajinan Ukir Perdagangan Toko bangunan Warung kelontong Kios sembako Kios pulsa Warung makanan kecil Bibit Karet Bensin eceran Toko kayu Mainan anak-anak Kayu bakar Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Restoran Hotel (melati) Wisata Alam Wisata Budaya (masjid tua) Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Angkutan Umum (mikrolet dan pick up) Angkutan barang (Truk) Ojek Omprengan (taxi tak terorganisir) Gerobak sapi Jasa Bengkel mobil. Bengkel motor Bengkel las Rias pengantin Salon kecantikan Penggilingan padi Penyewaan Tenda pengantin Tukang cukur Cuci mobil Cuci motor
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
159
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut. Tabel 4.59. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Ciherang Padi tahunan Jagung manis (hibrida) Kacang tanah Kacang hijau Pertanian/ Hortikultura Cabai Merah besar Jeruk mahang (lokal) Terong ungu Cabai Rawit Kacang panjang
Skor Terbobot
No
0,221 0,168 0,133 0,121 0,095
1 2 3 4 5
Pasir Batu Pasir Kerikil Tanah Urug Batu gunung Perindustrian
0,164 0,146 0,142 0,119 0,118
0,163 0,133 0,109 0,094 0,087
1 2 3 4 5
Anyaman Purun Industri Meubel Batu bata Tahu Pakasam (masakan khas Banjar) Perdagangan Toko bangunan Warung kelontong Kios sembako Kios pulsa Warung makanan kecil Pariwisata, Hotel Dan Restoran Restoran Hotel (melati) Wisata Alam -
0,129 0,115 0,109 0,107 0,100
Perkebunan Karet PB (unggul) Karet lokal Kelapa lokal Sagu Aren Peternakan
0,323 0,197 0,161 0,099 0,095
1 2 3 4 5
1 2 3 4
Ayam ras (pedaging) Ayam buras (pedaging) Itik Albio (petelur) Kambing
0,289 0,215 0,158 0,123
1 2 3 4
5
Burung puyuh Perikanan Ikan nila (tambak/kolam) Ikan mas (tambak/kolam) Ikan gabus (tangkap) Ikan papuyu (tambak/kolam)
0,080
5
0,210
1
0,182
2
0,166 0,130
3 4
2 3 4
Skor Terbobot
Pertambangan
1 2 3 4 5
1
KPJU
Transportasi Angkutan Umum Pedesaan Angkutan Umum (mikrolet dan pick up) Angkutan barang (Truk) Ojek
0,161 0,134 0,133 0,104 0,092
0,302 0,273 0,225 0,209 0,204 0,187 0,160
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
160
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5
1
Ikan patin (tambak/kolam) Kehutanan (non kayu) -
2 3 4 5
-
0,124
5
Omprengan (taxi tak terorganisir) Jasa
0,133
-
1
Bengkel mobil.
0,144
-
2 3 4 5
Bengkel motor Bengkel las Rias pengantin Salon kecantikan
0,140 0,130 0,109 0,105
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Tengah Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.60. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Tan. Pangan
0,217
2
Perdagangan
0,132
3
Pertanian/Perkebunan
0,127
4
Jasa
0,093
5
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,084
6
Pertanian/Peternakan
0,070
7
Pertanian/Perikanan
0,062
8
Kehutanan (Non Kayu)
0,056
9
Pariwisata
0,053
10
Perindustrian
0,049
11
Transportasi
0,036
12
Pertambangan/Penggalian
0,022
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
161
Tabel 4.61. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Padi Ciherang Padi tahunan Karet PB (unggul) Jagung manis (hibrida) Kacang tanah KPJU Potensial Toko bangunan Karet lokal Warung kelontong Kios sembako Kacang hijau
Skor terbobot 0,065 0,049 0,047 0,039 0,036 0,034 0,029 0,028 0,028 0,028
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada hari Rabu 17 Oktober 2012, Pukul 09.00 – 11.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Padi Ciherang Tabel 4.62. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Peluang -
-
-
Penyerapan tenaga kerja. Menumbuhkan peluang usaha lain. Pemasaran bisa keluar daerah terutama Jawa karena suka dengan jenis pulen. Terciptanya UMKM baru. Pengadaan pupuk dan pemberantasan hama menanfaatkan koperasi-koperasi yang sudah ada. Meningkatkan pendapatan daerah. Keahlian cara tanam lebih berpeluang.
Tantangan -
Selera orang masih belum suka (pulen). Kepemilikan asset. Pembiayaan pembangunan. Belum ada produk usaha koperasi. Belum serius mengeluti. Pelaku utama masih rendah. Penganganan dalam segi kemitraan (masih sendiri-sendiri). Apabila kelebihan produksi harga menjadi rendah. Bergantung musim.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
162
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
Menghasilkan unit usaha baru misal bidang perbenihan. Pemasaran hasil produksi melalui koperasi. Titik Kekuatan Distribusi mudah. Tersedia bibit unggul. Tersedianya lahan. SDM terampil. Tersedianya pupuk dan semprotan di pasar. Banyaknya tengkulak yang datang ke lokasi. Distribusi dapat dilakukan tengkulak pembeli. Transportasi cukup memadai. Hasil bagus. Tersedianya bibit unggul.
-
-
2.
Harga bergantung tengkulak. Lembaga koperasi tani tidak beroperasi.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Bahan baku terbatas. Proses produksi terkendala serangan hama dan penyakit yang belum intensif. Pemasaran khusus padi ciherang belum ada. Panen serampak menyebabkan harga gabah turun. Keterbatasan modal. Proses produksi perlu perlakuan khusus (irigasi dan lainnya). Pupuk tidak sesuai rekomendasi. Bibit tidak berlabel. Harga pupuk dan obat mahal karena masih ada jalan yang belum memadai Terlalu banyak memakai obat hama. Produktivitas masih rendah. Rentan serangan hama. Lahan terbatas. Pengelolaan tradisional. Banyak lahan tidur (masalah irigasi fasilitas sarana dan prasarana belum memadai)
Padi Tahunan Tabel 4.63. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Tahunan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Peluang -
-
Adanya dukungan dari perbankan dan pemda. Pengembangan padi gogo (tunggal rasa enak). Titik Kekuatan Tersedianya SDM dan lahan.
Tantangan -
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Penanaman hanya di dataran tinggi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3.
163
Karet PB (Unggul) Tabel 4.64. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB Unggul di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Peluang
-
Adanya rumah asap karet. Adanya industri ban. Peluangnya sangat baik dan membantu masyarakat. Kawasan lokasi. Dapat dikembangkan (bahan olahan). Harga produk tinggi. Tersedia pakar teknologi dalam penanggulangan hama dan penyakit. Pasar ekspor yang cukup luas. Titik Kekuatan Lahan luas.
-
4.
Tantangan -
Pemasaran selalu dikuasai calo.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Mahalnya bahan baku bibit. Sulitnya mencari bibit yang baik. Belum tersedia benih unggul di pasaran. Bahan olah karet belum maksimal. Penanganan pasca panen kurang baik.
Jagung Manis Hibrida Tabel 4.65. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Jagung Manis Hibrida di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Peluang
-
Makanan sampingan (subtitusi). Adanya dukungan untuk pengembangan jagung dari Dinas Pertanian. Titik Kekuatan SDM tersedia.
5.
Tantangan -
Peluang pasar masih minim.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) -
Kacang Tanah Tabel 4.66. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kacang Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Peluang -
Sebagai bahan baku industri kacang jeruk. Kacang tanah varietas baru (gundul), permintaannya meningkat. Sumber yang semakin banyak.
Tantangan -
Bergantung musim.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
164
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
Pengembangan usaha produksi yang agak mudah dan waktu yang singkat dengan mengunakan varietas gundul. Hasil produksi lebih besar dibandingkan kacang tanah biasa. Menimbulkan unit usaha baru bidang produksi (kacang jeruk). Titik Kekuatan
-
I.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Rentan hama. Lahan terbatas. Sarana peralatan produksi terbatas. Perlu modal dan teknik budidaya.
KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.67. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Hulu Sungai Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Varietas Ciherang Padi IR66 Padi Sawah Varietas Lokal Jagung Manis Kacang Tanah Kedelai Ubi Jalar Ubi Kayu Pertanian/ Hortikultura Pisang Manurun Cabai Merah Terong Ungu Waluh/Labu Jeruk Manis Rambutan Antalagi Mangga Gedong Mangga Hampalan Durian Lokal Kangkung
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Pasir Perindustrian Meubel Kayu Meubel Aluminium Anyaman Purun Pengolahan Ikan Kering Industri Anyaman (Lampi, Rembia, Plastik) Kerupuk (Ikan/Gandum) Kerajinan Eceng Gondok/Ilung Anyaman Bambu Sulam Bordir Dendeng Itik
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perkebunan Karet (Lokal, Para) Purun Kelapa Sawit (Unggul). Kelapa (Lokal Dan Hijau) Sagu (Lokal) Pantung Peternakan Itik Alabio Ayam Ras/Broiler (Pedaging ) Sapi Bali Kerbau Rawa Sapi Lokal (Kuning) Ayam Buras (Pedaging) Ayam Ras (Petelur) Ayam Buras (Petelur) Sarang Burung Walet Kambing (Lokal) Perikanan Ikan Patin (Keramba/Tambak) Ikan Emas (Keramba) Ikan Nila (Tambak) Ikan Bawal (Keramba) Lele Dumbo (Tambak/Keramba) Ikan Betok/Papuyu (Tangkap) Ikan Baung (Tangkap) Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) Ikan Sepat Siam (Tangkap) Ikan Sepat Biasa (Tangkap) Kehutanan (non kayu) Buah Kasturi -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perdagangan Pedagang Makanan Kios /Toko Sembako/Kelontongan Toko Kayu/Papan Dan Pagar (Wantilan) Toko Bangunan /Material Toko Atk Dan Buku Penjualan Sayur Perdagangan Ikan Kering Pakaian (Konveksi) Kios Bensin Kios Pulsa Dan Hp Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Perhotelan Wisata Kerbau Rawa Wisata Budaya (Candi) Rumah Makan Itik Banjar Seafood Lamongan Warung Sate Kios Bakso Dan Mie Ayam Warung Makan Dan Minum Warung Minuman Transportasi Mobil Angkut Barang Taksi Penumpang (L300) Mikrolet Penumpang Kelotok Penumpang Kapal Angkut Barang Ojek Gerobak Motor Becak Kayuh Jasa Bengkel Motor Penggilingan Padi Servis Alat Elektronik Tk Dan Paud Salon / Rias Pengantin Stempel Dan Spanduk Tukang Jahit Cuci Sepeda Motor Sopir Tukang Ojek
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
165
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
166
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.68. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Hulu Sungai Utara No
KPJU
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
1 2 3 4 5
Pertanian/Tananam Pangan Padi Varietas Ciherang Padi IR66 Padi Sawah Varietas Lokal Jagung Manis Kacang Tanah Pertanian/ Hortikultura Pisang Manurun Cabai Merah Terong Ungu Waluh/Labu Jeruk Manis
1 2
Perkebunan Karet PB (unggul) Karet local
0,323 0,197
1 2
3
Kelapa local
0,161
3
4 5
Sagu Aren Peternakan
0,099 0,095
4 5
1 2
Itik Alabio Ayam Ras/Broiler (Pedaging ) Sapi Bali Kerbau Rawa
0,176 0,157
1 2
Meubel Kayu Meubel Aluminium Anyaman Purun Pengolahan Ikan Kering Industri Anyaman (Lampi, Rembia, Plastik) Perdagangan Pedagang Makanan Kios /Toko Sembako/ Kelontongan Toko Kayu/Papan Dan Pagar (Wantilan) Toko Bangunan/Material Toko Atk Dan Buku Pariwisata, Hotel Dan Restoran Perhotelan Wisata Kerbau Rawa
0,112 0,108
3 4
Wisata Budaya (Candi) Rumah Makan Itik Banjar
0,162 0,124
Sapi Lokal (Kuning) Perikanan Ikan Patin (Keramba/Tambak) Ikan Emas (Keramba) Ikan Nila (Tambak) Ikan Bawal (Keramba) Lele Dumbo (Tambak/Keramba)
0,104
5
0,082
0,159
1
Seafood Lamongan Transportasi Mobil Angkut Barang
0,137 0,131 0,125 0,116
2 3 4 5
Taksi Penumpang (L300) Mikrolet Penumpang Kelotok Penumpang Kapal Angkut Barang
0,171 0,147 0,130 0,122
1 2 3 4 5
3 4 5 1 2 3 4 5
Pertambangan 0,273 0,184 0,144
1 2 3
Pasir -
1,000
0,134 0,083
4 5
Perindustrian
0,171 0,140 0,103 0,101 0,101
1 2 3 4 5
0,161 0,145 0,118 0,115 0,113 0,122 0,117 0,113 0,111 0,108 0,174 0,165
0,177
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
167
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1
Kehutanan (non kayu) Buah Kasturi
2 3 4 5
-
Jasa 1,000
1
Bengkel Motor
0,138
-
2 3 4 5
Penggilingan Padi Servis Alat Elektronik Tk Dan Paud Salon/Rias Pengantin
0,124 0,117 0,117 0,113
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Utara Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Utara, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.69. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Utara No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Perdagangan
0,166
2
Perindustrian
0,144
3
Pertanian/Peternakan
0,116
4
Pertanian/Perikanan
0,115
5
Pertanian/Tan. Pangan
0,108
6
Pertanian/Holtikultura
0,083
7
Jasa
0,068
8
Transportasi
0,062
9
Pariwisata
0,043
10
Pertanian/Perkebunan
0,038
11
Kehutanan (Non Kayu)
0,036
12
Pertambangan/Penggalian
0,021
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
168
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.70. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Hulu Sungai Utara No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Padi Varietas Ciherang Meubel Kayu Pedagang Makanan Kios/Toko Sembako/Kelontongan Toko Kayu/Papan Dan Pagar (Wantilan) KPJU Potensial Toko Bangunan/Material Meubel Aluminium Toko ATK dan Buku Itik Alabio Ayam Ras/Broiler (Pedaging )
Skor terbobot 0,036 0,036 0,035 0,034 0,033 0,032 0,032 0,031 0,031 0,028
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupatan Hulu Sungai Utara pada hari Rabu 17 Oktober 2012 Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Padi Ciherang Tabel 4.71. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Hulu Sungai Utara Peluang -
Pasar keluar daerah : Penjualan sampai Kalsel-Kalteng. Penyerapan tenaga kerja. Menumbuhakan peluang usaha. Penduduk bertambah permintaan naik. Padi ciherang lebih baik dibanding inpari. Permintaan pasar tinggi.
Tantangan -
-
Harga jual rendah menjadikan produk tidak disukai di HSU. Iklim (banjir dan kering). Modal. Nilai lahan yang tidak wajar dibandingkan dengan hasil. Belum terdapatnya ketentuan peraturan dengan pola tanaman semakin bedanya luas lahan yang ditanam untuk karet. Stabilitas harganya yang tidak kondusif.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2.
Titik Kekuatan Bibit mudah didapat. Penanganan tidak sulit. Distribusi lancar. Bibit dan pupuk tersedia. Bibit unggul tersedia. SDM terampil. Produksi tinggi. Mudah ditanam. Tahan terhadap penyakit. Rasa cukup enak.
-
169
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Peningkatan kualitas benih. Bibit unggul berlabel lambat datang dan musiman. Luas lahan semakin kecil karena lahan yang selama ini ada digunakan oleh petani menjadi tanaman sawit.
Meubel Kayu Tabel 4.72. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Meubel Kayu di Kabupaten Hulu Sungai Utara Peluang -
3.
Pemasaran luas hingga ke Sulawesi. Menyerap tenaga kerja. Pasar dari lokal sampai daerah. Modal dibantu bank. Dapat dijual keluar daerah dengan harga lumayan. Titik Kekuatan Penanganan bahan baku cukup sederhana. Proses produksi tenaga kerja terampil dan jenis barang banyak. Tenaga kerja terampil.
Tantangan -
Meubel aluminium kini banyak diminati. Bahan luar negeri masuk Indonesia.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Bahan baku sulit diperoleh dan terbatas.
Pedagang Makanan Tabel 4.73. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Pedagang Makanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Peluang -
Penyerapan tenaga kerja. Kebutuhan pokok masyarakat. Mempunyai makanan khas. Pasar baik. Titik Kekuatan Bahan baku tersedia.
Tantangan
Titik Kritis (Titik Kelemahan)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
170
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4.
Kios/Toko Sembako/Kelontongan
Tabel 4.74. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kios/Toko Sembako/Kelontongan Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Peluang 5.
Tantangan
Cukup banyak pembeli baik dari luar daerah. Pasar baik. Titik Kekuatan
Titik Kritis (Titik Kelemahan)
Bahan baku tersedia. Toko Kayu/papan dan Pagar ( Wantilan) Tabel 4.75. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Toko Kayu/papan dan Pagar ( Wantilan) Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Peluang
-
J.
Tantangan
Pasar baik. HSU daerah rawa jadi pembuatan papan untuk rumah panggung tinggi. Sangat diperlukan untuk bahan bangunan. Permintaan masyarakat cukup besar. Titik Kekuatan
-
Adanya ilegal logging.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Bahan Baku Sulit didapat.
KPJU UNGGULAN KABUPATEN BALANGAN Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Balangan sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.76. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Balangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Jagung Padi Sawah ciherang Padi R42 Kacang Kedelai Padi Siam Banjar Ubi Kayu Padi Gogo Padi Siam Unus Ubi Jalar Padi R66 Pertanian/Hortikultura semangka merah Terong ungu Kacang panjang Pisang manurun (kepok) Rambutan antalagi Cempedak Labu Kuning Durian local Labu Sayur Duku Perkebunan Karet unggul (PB 260) Karet Unggul IR
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2
Kelapa Sawit Karet local Aren/Enau (Arenga pinnata, suku Arecaceae) Kelapa dalam
3 4 5
7 8 9 10
Kopi Arabika Peternakan
7 8 9 10
1 2 3 4
Ayam Ras (pedaging) Itik Alabio Ayam Buras (pedaging) Kambing kacang
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10
Sapi Bali Kerbau biasa (kandang) Babi -
5 6 7 8 9 10
6
6
KPJU Pertambangan Batubara Galian C Batu Gunung Pasir Batu Sungai Batu Kerikil Sirtu Perindustrian Industri Sirup Pembuatan Gula Merah Pembuatan Kue Kering Pembuatan Kue Pengantin Pembuatan Kerupuk Ikan Pembuatan rempeyek Pembuatan Teralis Industri Jamu Gendong Pembuatan Kusen Kerajinan Tas Bambu Perdagangan Perdagangan Karet Toko/warung kelontong/sembako (pencarakinan) Kios/warung Hp dan Pulsa Toko pakaian jadi Toko Barang Pertanian Toko Sparepart/onderdil motor dan mobil Toko Bahan Bangunan Toko Obat Kesehatan Minimarket Jual beli Ponsel Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Rumah makan banjar Warung makan tradisional Wisata Alam Wisata Religi (makam Datuk, makam pahlawan) Hotel melati Warung Makan (lauk pauk rumahan) Rumah Makan (lauk pauk rumahan) Rumah makan padang Warung seafood Warung teh
171
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
172
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Perikanan Budidaya ikan Nila (tambak/kolam/keramba) Budidaya ikan Mas (keramba)
1 2 3
2
Budidaya Ikan Patin (keramba/tambak/kolam) Budidaya ikan Lele dumbo (tambak) Budidaya ikan Bawal Penangkapan Ikan Baung Kehutanan (non kayu) Kayu Lurus -
4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Transportasi Sepeda (mengangkut karet)
1
3
Pick Up (Angkutan barang dan orang) Angkutan Desa (mikrolet)
4
Truk (angkutan barang)
5 6 7 8 9 10
Angkutan kota (taxi/carry/L300/colt) Gerobak (ditarik orang) Ojek Gerobak Motor Becak kayuh Jasa Tukang Kayu Penggilingan padi Bengkel motor Tukang bangunan Penjahit Rumah Sewa (kost) Rias Pengantin Bengkel Mobil Salon kecantikan Tukang Pijit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada
sektor/subsektor
masing-masing
di
tingkat
Kabupaten
Balangan
untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.77. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Balangan No
1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Jagung Padi Sawah ciherang Padi R42 Kacang Kedelai Padi Siam Banjar
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,134 0,134 0,123 0,114 0,096
1 2 3 4 5
Batubara Galian C Batu Gunung Pasir Batu Sungai
0,479 0,150 0,134 0,073 0,065
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4
Pertanian/ Hortikultura Semangka merah Terong ungu Kacang panjang Pisang manurun (kepok)
0,166 0,141 0,128 0,105
1 2 3 4
5
Rambutan antalagi
0,095
5
1 2
Perkebunan Karet unggul (PB 260) Karet Unggul IR
0,300 0,296
1 2
3
Kelapa Sawit
0,130
3
4 5
Karet local Aren/Enau (Arenga pinnata, suku Arecaceae) Peternakan
0,097 0,069
4 5
1 2
Ayam Ras (pedaging) Itik Alabio
0,271 0,221
1 2
3 4
Ayam Buras (pedaging) Kambing kacang
0,210 0,109
3 4
5
0,082
5
0,228
1
0,213
2
0,191
3
0,173
4
5
Sapi Bali Perikanan Budidaya ikan Nila (tambak/kolam/keramba) Budidaya ikan Mas (keramba) Budidaya Ikan Patin (keramba/tambak/kolam) Budidaya ikan Lele dumbo (tambak) Budidaya ikan Bawal
0,128
5
1
Kehutanan (non kayu) Kayu Lurus
1,000
2 3 4 5
-
-
1 2 3 4
173
Perindustrian Industri Sirup Pembuatan Gula Merah Pembuatan Kue Kering Pembuatan Kue Pengantin Pembuatan Kerupuk Ikan Perdagangan Perdagangan Karet Toko/warung kelontong/sembako (pencarakinan) Kios/warung Hp dan Pulsa Toko pakaian jadi Toko Barang Pertanian Pariwisata, Hotel Dan Restoran Rumah makan banjar Warung makan tradisional Wisata Alam Wisata Religi (makam Datuk, makam pahlawan) Hotel melati Transportasi Sepeda (mengangkut karet) Pick Up (Angkutan barang dan orang) Angkutan Desa (mikrolet) Truk (angkutan barang)
0,208 0,165 0,104 0,089 0,086 0,195 0,120 0,110 0,105 0,095
0,208 0,165 0,137 0,104 0,089 0,234 0,209 0,122 0,115 0,101
1
Angkutan kota (taxi/carry/L300/colt) Jasa Tukang Kayu
2 3 4 5
Penggilingan padi Bengkel motor Tukang bangunan Penjahit
0,160 0,127 0,126 0,115
0,176
174
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Balangan Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Balangan, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.78. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Balangan No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Perkebunan
0,265
2
Perdagangan
0,127
3
Pertanian/Tan. Pangan
0,122
4
Pertanian/Perikanan
0,082
5
Pertanian/Peternakan
0,071
6
Perindustrian
0,071
7
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,070
8
Transportasi
0,057
9
Pariwisata
0,046
10
Jasa
0,043
11
Kehutanan (Non Kayu)
0,027
12
Pertambangan/Penggalian
0,019
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.79. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Balangan No 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Karet unggul (PB 260) Karet Unggul IR Perdagangan Karet Kelapa Sawit Karet local
Skor terbobot 0,089 0,088 0,040 0,039 0,029
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5
KPJU Potensial Jagung Padi Sawah ciherang Padi R42 Toko/warung kelontong/sembako (pencarakinan) Kacang Kedelai
175
0,027 0,027 0,025 0,024 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Pemda Kabupatan Balangan pada hari Senin 22 oktober 2012 Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Karet Unggul PB 260 Tabel 4.80. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul PB 260 di Kabupaten Balangan Peluang -
-
Pasar masih luas. Tradisi dan menjadi minat masyarakat. Ekspor bibit karet. Dukungan swasta dan perbankan. Adanya kelompok penampung harga. Koperasi ada yang mengayomi. Pasar langsung ke industry, potensi untung besar. Titik Kekuatan Lahan karet luas.
Tantangan -
-
-
Peremajaan lahan. Pesaing karet sintesis. Harga tidak sebanding dengan pengolahan lanjutan. Tengkulak menekan harga. Harga tidak stabil, September Oktober turun. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal sulit suku bunga agunan serta prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir. Mental dan manajeman usaha lemah. Minim alat produk olahan. Olahan terbatas, rendah nilai tambah.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
176
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2.
Karet Unggul IR Tabel 4.81. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul IR di Kabupaten Balangan Peluang -
-
Tantangan -
Pasar masih luas. Tradisi dan menjadi minat. Ekspor bibit karet. Dukungan swasta dan perbankan. Adanya kelompok penampung harga. Koperasi ada yang mengayomi. Pasar langsung ke industri potensi untung besar.
-
Titik Kekuatan Lahan karet luas.
-
3.
Peremajaan lahan. Pesaing karet sintesis. Harga tidak sebanding dengan pengolahan lanjutan. Padi tergerus karet. Kredit tidak memihak pertanian. Tengkulak menekan harga. Harga tidak stabil September Oktober turun. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal sulit suku bunga agunan serta prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir. Mental dan manajeman usaha lemah Minim alat produk olahan. Olahan terbatas rendah nilai tambah.
Perdagangan Karet Tabel 4.82. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Perdagangan Karet di Kabupaten Balangan Peluang -
4.
Permintaan karet tinggi. Pasarnya luas. Titik Kekuatan Bahan baku tersedia. Perkebunan karet cukup luas.
Tantangan -
Harga tidak stabil. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
Kelapa Sawit Tabel 4.83. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Balangan Peluang Tantangan -
Adanya minat masyarakat
-
Titik Kekuatan - Lahan tersedia
Tidak ada pabrik di Balangan. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
-
Sarana dan prasarana masih minim
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5.
177
Karet Lokal Tabel 4.84. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Lokal di Kabupaten Balangan Peluang -
-
Tantangan
Pasar masih luas. Tradisi dan menjadi minat. Ekspor bibit karet. Dukungan swasta dan perbankan. Adanya kelompok penampung harga. Koperasi ada yang mengayomi. Pasar langsung ke industri potensi untung besar. Titik Kekuatan Lahan karet luas.
-
-
-
K.
Peremajaan lahan. Pesaing karet sintesis. Harga tidak sebanding dengan pengolahan lanjutan. Tengkulak menekan harga. Harga tidak stabil September Oktober turun. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Modal sulit suku bunga agunan serta prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir. Mental dan manajeman usaha lemah. Minim alat produk olahan. Olahan terbatas rendah nilai tambah.
KPJU UNGGULAN KABUPATEN TABALONG Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tabalong sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.85. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tabalong No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Ciherang Padi Anpari Padi IR42 Padi lokal unus Kedelai Jagung Kuning Jagung Putih Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertambangan Pasir Sungai Golongan C Pasir Batu Batu Gunung Emas -
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
178
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanian/Hortikultura Duku (Langsat) Tanjung Durian Lokal Cempedak Buah Pampakin Rambutan Antalagi Rambutan Batuk Jeruk manis lokal Bayam Kacang Panjang Terung Perkebunan Karet Unggul PB 260 Kelapa Sawit Dura Aren/Enau Karet Non Unggul (Tanaman Lokal/Lama) Rumbia Kelapa Pokan Tinggi (lokal) Peternakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
Ayam Ras (pedaging) Ayam buras (padaging) Ayam Ras (petelur) Sapi Lokal (pedaging) Sapi Bali (Pedaging) Itik Alabio Kambing Lokal Babi Perikanan Ikan Nila (keramba/tambak) Ikan Patin (keramba/tambak) Ikan Papuyu (tambak) Ikan Mas (keramba/tambak) Ikan Mas (kolam) Ikan Bawal (keramba/tambak) Ikan Lele (tambak) Ikan Gabus (tambak) Ikan Gabus (tangkap) Ikan papuyu (tangkapan) Kehutanan (non kayu) Kayu Ulin Rotan -
2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6
Perindustrian Pabrik Karet Mentah Molding Industri Meubel Pembuatan Batako Pabrik Tahu-Tempe Pembuatan Makanan Ringan Kerajinan Haruai (Pisau Sadap) Kerajinan Anyaman Bambu Pembuatan Keripik Singkong Kerupuk Ubi Perdagangan Toko Alat Bangunan Warung Makan Toko Elektronik Stasiun Pengisian Bahan Bakar (Spbu) Pedagang Kaki Lima Warung Klontongan Toko Alat Tulis Kedai Minuman Warung Tenda Dagang Sayuran Keliling Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Wisata Religi (Contoh: Makam Ulama) Rumah Makan/Restoran Hotel Melati Taman Kota Penginapan (Losmen) Wisata Alam Wisata Pasar Tungging Rumah Makan Lamongan Transportasi Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) Ojek Angkutan Pedesaan (Pick Up) Angkutan Kota (Mikrolet) Angkutan Sungai (Perahu Motor) Jasa Bengkel Mobil Bengkel Motor Warnet Tukang Bangunan Service Elektonik Cuci Mobil
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
179
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
7 8 9 10
-
7 8 9 10
Cuci Motor Salon Kecantikan Tukang Cukur Tukang Urut
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada
sektor/subsektor
masing-masing
di
tingkat
Kabupaten
Tabalong
untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.86. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tabalong No
1
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Ciherang
Skor Terbobot
No
1
Padi Anpari Padi IR42 Padi lokal unus Kedelai Pertanian/ Hortikultura Duku (Langsat) Tanjung Durian Lokal Cempedak Buah Pampakin Rambutan Antalagi Perkebunan Karet Unggul PB 260 Kelapa Sawit Dura Aren/Enau Karet Non Unggul (Tanaman Lokal/Lama) Rumbia Peternakan
0,157 0,147 0,099 0,096
2 3 4 5
1
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
0,402 0,231 0,116 0,110
1 2 3 4
0,071
5
Ayam Ras (pedaging)
0,211
1
2 3 4
Ayam buras (padaging) Ayam Ras (petelur) Sapi Lokal (pedaging)
0,200 0,170 0,112
5
Sapi Bali (Pedaging)
0,110
5
Pasir Sungai Golongan C Pasir Batu Batu Gunung Emas
0,354 0,230 0,221 0,195
Perindustrian 0,160 0,122 0,110 0,109 0,104
1 2 3 4
Skor Terbobot
Pertambangan 0,200
2 3 4 5
KPJU
0,210 0,159 0,154 0,100 0,082
2 3 4
Pabrik Karet Mentah Molding Industri Meubel Pembuatan Batako Pabrik Tahu-Tempe Perdagangan Toko Alat Bangunan Warung Makan Toko Elektronik Stasiun Pengisian Bahan Bakar (Spbu) Pedagang Kaki Lima Pariwisata, Hotel Dan Restoran Wisata Religi (Contoh: Makam Ulama) Rumah Makan/Restoran Hotel Melati Taman Kota
5
Penginapan (Losmen)
0,118
0,169 0,132 0,124 0,109 0,104 0,192 0,151 0,139 0,125
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
180
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1 2 3
Perikanan Ikan Nila (keramba/tambak) Ikan Patin (keramba/tambak) Ikan Papuyu (tambak)
0,128
1
0,121
2
0,118
3
0,112
4
0,105
5
Transportasi Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) Ojek
5
Ikan Mas (keramba/tambak) Ikan Mas (kolam)
1
Kehutanan (non kayu) Kayu Ulin
0,691
1
Angkutan Pedesaan (Pick Up) Angkutan Kota (Mikrolet) Angkutan Sungai (Perahu Motor) Jasa Bengkel Mobil
2 3 4 5
Rotan -
0,309 -
2 3 4 5
Bengkel Motor Warnet Tukang Bangunan Service Elektonik
4
0,295 0,279 0,183
0,138 0,138 0,123 0,108
0,179 0,064 0,143
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tabalong Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tabalong, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.87. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tabalong No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pariwisata
0,121
2
Perdagangan
0,104
3
Pertanian/Perkebunan
0,101
4
Pertambangan/Penggalian
0,098
5
Perindustrian
0,093
6
Transportasi
0,079
7
Jasa
0,079
8
Pertanian/Tan. Pangan
0,076
9
Pertanian/Peternakan
0,075
10
Pertanian/Perikanan
0,068
11
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,061
12
Kehutanan (Non Kayu)
0,044
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
181
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.88. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Tabalong No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Karet Unggul PB 260 Pasir Sungai Golongan C Wisata Religi (Contoh: Makam Ulama) Pabrik Karet Mentah Toko Alat Bangunan KPJU Potensial Rumah Makan/Restoran Kelapa Sawit Dura Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) Hotel Melati Pasir Batu
Skor terbobot 0,044 0,035 0,032 0,028 0,028 0,025 0,025 0,023 0,023 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Tabalong pada hari Senin, 22 Oktober 2012 Pukul 09.0 – 12.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Karet Unggul PB 260 Tabel 4.89. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul PB 260 di Kabupaten Tabalong Peluang -
Peluang pasar karet yang cenderung meningkat di dalam negeri. Menyerap tenaga kerja. Peningkatan pendapatan. Industri produk lainnya dari bahan
Tantangan -
Fluktuasi harga yang cukup tinggi. Tumbuhnya negara-negara baru yang memproduksi karet. Harga fluktuasi dipengaruhi perekonomian dunia.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
182
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
-
baku karet. Pasar karet sangat terbuka. Adanya peluang produk olahan lump latek kompon. Banyak investor yang ingin mendirikan pabrik olahan. Belum adanya teknologi yang dapat mengantikan karet alam. Merupakan daerah sentra pembibitan yang dapat memasarkan luas keluar Tabalong. Perlu pabrik skala mini untuk petani crumb rubber. Persepsi yang cukup familiar di mata masyarakat terhadap sistem tata niaga karet dibanding komoditas lain. Luas lahan Tabalong terluas dibanding daerah lain. Prospektif. Minat petani banyak. Titik Kekuatan Tersedianya berlimpah. Peluang pasar prospektif. Perlu stok banyak. Varietas asli Tabalong. Perlu penerapan SNI pada semua pabrikan dan semua daerah. Unit pengolahan karet di setiap sentra kebun-kebun karet.
-
-
2.
Pemeliharaan pemupukan karet. Harga tak sesuai harapan. Ancaman pertambangan. Booming produk daerah lain. Pengetahuan petani karet belum merata, mengenai penyadapanm dan pembibitan. Pabrik tidak berpihak kelompok tani. Perlu penanaman tumpang sari. Perlu resi gudang. Pabrik tidak berpihak pada kelompok tani.
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Kurang diperhaikan standarisasi. Masih produksi industry hulu. Pabrikan tidak memihak petani. Kualitas bibit di bawah standar. Dikuasai tengkulak. Banyaknya pengumpul yang menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Pabrik masih menerima bokor yang tidak memenuhi SNI. Kualitas bokor tidak standar. Produktivitas masih rendah. Kualitas masih belum memenuhi SNI. SDM Penyadap kurang terampil. Keterbatasan lahan.
Pasir Sungai Golongan C Tabel 4.90. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Pasir Sungai Golongan C di Kabupaten Tabalong Peluang -
Aktivitas pembangunan fisik tinggi. Menyerap tenaga kerja. Mengurangi bencana banjir. Pasar cukup baik ditandai banyaknya bangunan yang dikerjakan.
Tantangan -
Harga tergantung musim. Suplai tergantung musim, musim hujan pertambangan bisa terhenti karena banjir, sungai airnya dalam.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
3.
Titik Kekuatan Bahan baku tersedia banyak.
-
183
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Menyebabkan abrasi tepian sungai.
Wisata Religi ( Makam Ulama) Tabel 4.91. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Wisata Religi Makam Ulama di Kabupaten Tabalong Peluang -
Terciptanya usaha sampingan. Meningkatnya kreativitas pembuatan cenderamata. Pertumbuhan ekonomi wilayah. Adanya biro perjalanan. Banyaknya kios souvenir. Warung minum/makan tersedia. Titik Kekuatan
Tantangan -
-
4.
Penyediaan jasa sarana dan prasarana jalan. Promosi kurang terekspos. Tidak siapnya masyarakat menerima pengunjung. Degradasi tradisi. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Sistem promosi belum terintegrasi secara baik terhadap pelaku penyedia jasa pendukung. SDM Pariwisata minim.
Pabrik Karet Mentah Tabel 4.92. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Pabrik Karet Mentah di Kabupaten Tabalong Peluang -
Pabrikan tidak memberikan harga yang standar pada petani pemasok.
Tantangan -
-
Titik Kekuatan Nilai jual tinggi.
-
Persaingan harga dengan produk yang sama. Bahan baku yang sangat terbatas. Pabrik olahan yang semakin langka. Untuk usaha pengolahan minyak curah perlu di perhatikan mutu/kualitasnya. Pemasaran. Modal Besar. Dampak lingkugan – pencemaran sungai dan udara Titik Kritis (Titik Kelemahan) Memerlukan modal cukup besar.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
184
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5.
Toko Alat Bangunan Tabel 4.93. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Toko Alat Bangunan di Kabupaten Tabalong Peluang -
-
L.
Tantangan
Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang membaik sehingga menimbulkan efek pembuatan rumah baru. Titik Kekuatan Jumlah cukup besar.
-
-
Kelancaran distribusi persediaan yang tergantung kiriman di Banjarmasin. Harga tinggi bahan bangunan, ketika stok terbatas kebutuhan meningkat. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Bahan dipasok dari Banjarmasin. Harga bahan bangunan yang masih tinggi karena tergantung dari luar.
KPJU UNGGULAN KABUPATEN BARITO KUALA Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Barito Kuala sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan
mengambil
10
besar
peringkat
KPJU
tertinggi
dari
masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.94. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Barito Kuala No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi siam mutiara Padi siam unus Padi siam Lemo Padi siam mayang Padi pandak Padi IR 64 Padi Ciherang Jagung manis (hibrida) Ubi kayu Kacang tanah Pertanian/Hortikultura
1 2 3 4 5
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
Jeruk (keprok, siam) Tomat Cabai rawit Rambutan antalagi Terong ungu
2 3 4 5
KPJU Pertambangan Pasir Perindustrian Anyaman purun (Tikar, topi tani, tikar) Pembuatan perahu/kelotok Pabrik penggilingan padi Tonkang dari besi Pembuatan kue
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mangga Mentimun Buncis Kacang panjang Terong hijau Perkebunan Kelapa dalam Kelapa sawit Karet Purun Sagu Rumbia Kopi arabika Peternakan
6 7 8 9 10
Kelapa dalam Kelapa sawit Karet Purun Sagu Rumbia Kopi arabika Perikanan Sapi lokal Kambing kacang Ayam buras (pedaging) Ayam buras (petelur) Itik alabio Burung puyuh Ayam ras (pedaging) Itik serati Kerbau rawa Sapi lokal Kehutanan (non kayu) -
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kue kering Keripik singkong Industri kayu Pandai besi Batu bata Perdagangan Toko/warung kelontong Toko bahan bangunan Sembako Toko pakaian Sapi Jual beli padi Beras Jual beli sayur mayur Jual Beli Jeruk Jual beli kayu galam Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Wisata religi Mess pemda Hotel (melati) Wisata pulau (kembang) Restoran Warung makan Wisata Jembatan (Barito, Rumpiang) Wisata Agro (sungai kambat) Transportasi Kelotok Ojek Taxi takboat (motor air) Kapal motor Taxi mobil (kijang, minicolt, pick up) angkutan antar kota (L300) Ferry kendaraan roda 2 Angkutan antar kota (bus) Jasa bengkel motor Rental mobil Tukang kayu Fotocopy Salon kecantikan Buruh tani Tukang jahit Rias pengantin Cuci motor Pangkas rambut
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Barito Kuala untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
185
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
186
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan
dengan
pemeringkatan
baru
dari
short
list
pada
masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut. Tabel 4.95. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Barito Kuala No
KPJU
Skor Terbobot
No
1
Pertanian/Tananam Pangan Padi siam mutiara Padi siam unus Padi siam Lemo Padi siam mayang Padi pandak Pertanian/ Hortikultura Jeruk (keprok, siam)
2
Tomat
0,161
2
3
Cabai rawit
0,160
3
4 5
Rambutan antalagi Terong ungu Perkebunan Kelapa dalam
0,123 0,076
4 5
0,143
1
2 3 4 5
Kelapa sawit Karet Purun Sagu Peternakan
0,143 0,143 0,143 0,143
2 3 4 5
1 2 3 4
Sapi lokal Kambing kacang Ayam buras (pedaging) Ayam buras (petelur)
0,380 0,149 0,127 0,127
1 2 3 4
5
Itik alabio Perikanan Ikan gabus/haruan (tangkap) Ikan papuyu (tangkap) Ikan betok (tangkap) Ikan patin (tambak) Ikan nila (tambak)
0,054
5
0,229
1
0,206 0,136 0,128 0,121
2 3 4 5
1 2 3 4 5
1
1 2 3 4 5
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,198 0,178 0,175 0,115 0,087
1 2 3 4 5
Pasir Perindustrian
1,000 -
0,255
1
Anyaman purun (Tikar, topi tani , tikar) Pembuatan perahu/kelotok Pabrik penggilingan padi Tonkang dari besi Pembuatan kue Perdagangan Toko/warung kelontong Toko bahan bangunan Sembako Toko pakaian Sapi Pariwisata, Hotel Dan Restoran Wisata religi Mess pemda Hotel (melati) Wisata pulau (kembang) Restoran Transportasi Kelotok
0,212
Ojek Taxi takboat (motor air) Kapal motor Taxi mobil (kijang, minicolt, pick up)
0,125 0,125 0,125 0,125
0,187 0,159 0,088 0,086 0,191 0,175 0,134 0,093 0,078
0,151 0,147 0,142 0,137 0,130 0,125
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
187
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1
Kehutanan (non kayu) -
-
1
Jasa bengkel motor
0,162
2 3 4 5
-
-
2 3 4 5
Rental mobil Tukang kayu Fotocopy Salon kecantikan
0,144 0,133 0,126 0,104
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Barito Kuala Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Barito Kuala, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.96. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Barito Kuala No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pertanian/Tan. Pangan
0,217
2
Pertanian/Perkebunan
0,123
3
Perindustrian
0,113
4
Pertanian/Peternakan
0,109
5
Pertanian/Perikanan
0,107
6
Perdagangan
0,103
7
Transportasi
0,053
8
Kehutanan (Non Kayu)
0,051
9
Jasa
0,042
10
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,034
11
Pariwisata
0,028
12
Pertambangan/Penggalian
0,021
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
188
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.97. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Barito Kuala No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Padi siam mutiara Padi siam unus Padi siam Lemo Sapi lokal Padi siam mayang KPJU Potensial Anyaman purun (Tikar, topi tani , tikar) Ikan gabus/haruan (tangkap) Toko/warung kelontong Pembuatan perahu/kelotok Ikan papuyu (tangkap)
Skor terbobot 0,057 0,051 0,050 0,049 0,033 0,033 0,030 0,029 0,029 0,027
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Rumah Sakit Abdul Aziz Marabahan pada hari Senin, 22 Oktober 2012, Pukul 09.50 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.
1. Padi Siam Mutiara Tabel 4.98. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Mutiara di Kabupaten Barito Kuala Peluang -
-
-
Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional. Sangat diminati petani.
Tantangan -
-
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum memadai. Lahan rawa dengan keasaman tinggi. Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai kurang. Pedagang/tengkulak sering memainkan harga sehingga merugikan para petani.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
Titik Kekuatan Luas lahan masih tersedia. Sumber air sangat memadai. Pemeliharaannya yang mudah.
-
2.
189
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik. Penerapan teknologi pertanian belum maksimal. Keterbatasan modal. Ketersediaan kapur penetralisir asam, penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.
Padi Siam Unus Tabel 4.99. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Barito Kuala Peluang -
-
Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional. Sangat diminati petani.
-
Titik Kekuatan Luas lahan masih tersedia. Sumber air sangat memadai. Pemeliharaannya yang mudah.
-
Tantangan -
-
-
3.
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik maasih belum memadai Lahan rawa dengan keasaman tinggi Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai kurang. Pedagang/tengkulak sering memainkan harga sehingga merugikan para petani. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik. Penerapan teknologi pertanian belum maksimal. Keterbatasan modal. Ketersediaan kapur penetralisir asam, penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.
Padi Siam Lemo Tabel 4.100. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Lemo di Kabupaten Barito Kuala Peluang -
Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi
Tantangan -
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
190
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
-
pasar tetap dan harian). Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional. Sangat diminati petani. Titik Kekuatan Luas lahan masih tersedia. Sumber air sangat memadai. Pemeliharaannya yang mudah.
-
-
4.
memadai. Lahan rawa dengan keasaman tinggi. Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai kurang. Pedagang/tengkulak sering memainkan harga sehingga merugikan para petani Titik Kritis (Titik Kelemahan) Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik. Penerapan teknologi pertanian belum maksimal. Keterbatasan modal. Ketersediaan kapur penetralisir asam, penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi
Sapi Lokal Tabel 4.101. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Sapi Lokal di Kabupaten Barito Kuala Peluang
-
Kebutuhan akan daging sapi di Kalimantan Selatan masih sangat kurang. Titik Kekuatan Lahan untuk budidaya sapi cukup tersedia.
-
5.
Tantangan -
Adanya pasokan sapi dari Pulau Jawa sangat mempengaruhi budidaya Sapi yang ada di Kab Batola. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Keterbatasan modal.
-
Padi Siam Mayang Tabel 4.102. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Mayang di Kabupaten Barito Kuala Peluang -
-
-
Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian). Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional. Sangat diminati petani.
Tantangan -
-
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum memadai. Lahan rawa dengan keasaman tinggi. Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai kurang. Pedagang/tengkulak sering memainkan harga sehingga merugikan para petani.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
-
Titik Kekuatan Luas lahan masih tersedia. Sumber air sangat memadai. Pemeliharaannya yang mudah.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik. Penerapan teknologi pertanian belum maksimal. Keterbatasan modal. Ketersediaan kapur penetralisir asam, penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.
M. KPJU UNGGULAN KOTA BANJARMASIN Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masingmasing sektor di Kota Banjarmasin sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.103. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Banjarmasin No 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi Siam Unus (Varietas lokal) Padi Siam Unus (Varietas padi unggul IPB 2 Batola) Hortikultura Jamur tiram Jeruk Manis/Limau Bunga Anggrek Wortel Kubis/Kol Rambutan Antalagi Pisang Manurun Kangkung Bayam Mangga Golek Perkebunan Kelapa Dalam (lokal) Kenanga Rumbia/Sagu -
No 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
191
KPJU Pertambangan Perindustrian Pembuatan Kain Sasirangan (kain khas Banjarmasin) Industri Mebel/Furniture Kayu Pembuatan Kue kering Industri Perabot Rumah Dari Stainless (rak piring, lemari dapur) Pembuatan Kapal (besi, kayu) Industri Kerupuk Tepung Pembuatan Paku dan Dandangan Pembuatan Kue basah Pembuatan Ketupat dan Bungkos Pembuatan Keripik singkong Perdagangan Gas LPG (pangkalan, pengecer) Minimarket Perdagangan Onderdil Motor/Mobil Penjualan Furniture (termasuk meja kursi kayu)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
192
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5 6 7 8 9 10
Peternakan
5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ayam Ras (pedaging) Itik Alabio Itik Aluh- aluh (lokal) Ayam Kampung/Buras (pedaging) Kambing lokal (biasa) Ayam Arab (petelur) Itik serati Burung puyuh Penangkaran Jangkrik Perikanan Budidaya Ikan Patin Budidaya Ikan Nila Budidaya Ikan bawal air tawar Budidaya Ikan lele dumbo Budidaya Ikan Kaloi/Gurami Penangkapan ikan sungai (gabus, arwana, dan lain-lain) Budidaya Ikan Kelatau/Cupang Budidaya Ikan mas Kehutanan (non kayu) -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perdagangan Aneka Kerajinan Pedagang Kaki Lima Penjual Pentol (bakso) Toko/Warung Kelontong Sate Keliling Kios Kecil (rokok) Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Wisata Pembuatan kapal Restoran Rumah Makan Banjar Hotel (melati) Rumah makan Padang Rumah Makan (Umum) Wisata Pasar terapung Warung Teh Transportasi Bus Antar Kota Taxi lapangan (Taxi) Taxi/Angkutan Kota Ojek Bajaj Klotok (perahu mesin) Becak Jasa Perbaikan Kapal. Bengkel Mobil Servis Motor Penjahit Pakaian Salon Kecantikan Jasa Pengiriman Dokumen (TIKI, JNE dan lain-lain) Pelayan Toko Warnet dan Game Online Buruh Pasar Tukang Sol Keliling
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Banjarmasin untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
193
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.104. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kota Banjarmasin No
1 2 3 4 5
KPJU Pertanian/Tananam Pangan Padi Siam Unus (Varietas lokal) Padi Siam Unus (Varietas padi unggul IPB 2 Batola) Hortikultura
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,546
1
-
-
0,454
2
-
-
-
3 4 5
-
1
Ayam Ras (pedaging)
0,220
1
2 3
Itik Alabio Itik Aluh- aluh (lokal) Ayam Kampung/Buras (pedaging) Kambing lokal (biasa) Perikanan Budidaya Ikan Patin Budidaya Ikan Nila Budidaya Ikan bawal air tawar Budidaya Ikan lele dumbo
0,180 0,129
2 3
Perindustrian Pembuatan Kain Sasirangan (kain khas Banjarmasin) Industri Mebel/Furniture Kayu Pembuatan Kue kering Industri Perabot Rumah Dari Stainless (rak piring, lemari dapur) Pembuatan Kapal (besi, kayu) Perdagangan Gas LPG (pangkalan, pengecer) Minimarket Perdagangan Onderdil Motor/Mobil Penjualan Furniture (termasuk meja kursi kayu) Perdagangan Aneka Kerajinan Pariwisata, Hotel Dan Restoran Wisata Kapal (Wisata Sungai) Restoran Rumah Makan Banjar
0,117
4
Hotel (melati)
0,129
0,098
5
0,125
0,297 0,204
1 2
Rumah makan Padang Transportasi Bus Antar Kota Taxi lapangan (Taxi)
0,128
3
Taxi/Angkutan Kota
0,133
0,124
4
Ojek
0,085
1
Jamur tiram
0,153
1
2
Jeruk Manis/Limau
0,110
2
3
Bunga Anggrek
0,105
3
4
Wortel
0,104
4
5
Kubis/Kol
0,101
5
Perkebunan 1
Kelapa Dalam (lokal)
0,552
1
2
Kenanga
0,302
2
3
Rumbia/Sagu
0,146
3
4
4
5
5 Peternakan
4 5 1 2 3 4
0,159 0,157 0,125 0,125 0,120 0,163 0,161 0,151 0,127 0,111
0,166 0,155 0,154
0,394 0,221
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
194
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5
1 2 3 4 5
Budidaya Ikan Kaloi/ Gurami
0,110
Kehutanan (non kayu) -
5
Bajaj
0,061
Jasa -
1 2 3 4 5
Perbaikan Kapal. Bengkel Mobil Servis Motor Penjahit Pakaian Salon Kecantikan
0,242 0,175 0,142 0,109 0,067
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Banjarmasin Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Banjarmasin, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/ subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masingmasing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari
analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.105. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kota Banjarmasin No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Pariwisata
0,184
2
Perdagangan
0,148
3
Perindustrian
0,115
4
Jasa
0,115
5
Transportasi
0,099
6
Pertanian/Tan. Pangan
0,065
7
Pertanian/Perikanan
0,057
8
Pertambangan/Penggalian
0,051
9
Pertanian/Perkebunan
0,049
10
Pertanian/Peternakan
0,045
11
Kehutanan (Non Kayu)
0,038
12
Pertanian/Tan. Hortikultra
0,034
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
195
Tabel 4.106. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kota Banjarmasin No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU
Skor terbobot
KPJU Unggulan Bus Antar Kota Wisata Kapal (Wisata Sungai) Restoran Rumah Makan Banjar Perbaikan Kapal. KPJU Potensial Padi Siam Unus (Varietas lokal) Gas LPG (pangkalan, pengecer) Minimarket Hotel (melati) Perdagangan Onderdil Motor/Mobil
0,044 0,042 0,039 0,039 0,038 0,035 0,034 0,033 0,033 0,031
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Hotel Batung Batulis Banjarmasin pada hari Kamis 06 September 2012, Pukul 09.30 – 12.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Bus Antar Kota
Tabel 4.107. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Bus Antar Kota di Kota Banjarmasin Peluang
-
Daerah urban. Daerah lalu lintas perdagangan. Pusat hubungan antar daerah.
Tantangan -
-
Titik Kekuatan Ketersediaan penumpang yang memadai mengingat mobilitas orang dan perdagangan yang tinggi.
-
Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal. Pola kemitraan UMKM yang belum optimal. Jalan yang sempit. Moda transportasi lain sebagai alternatif moda transportasi cukup banyak. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Suku cadang yang tidak selalu tersedia di kota Banjarmasin.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
196
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2.
Wisata Kapal (Wisata Sungai) Tabel 4.108. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Wisata Kapal (Wisata Sungai) di Kota Banjarmasin Peluang -
-
-
-
3.
Meningkatnya turis lokal maupun mancanegara ke Banjarmasin. Keberadaan sungai kota yang menjadikan Banjarmasin sebagai kota wisata sungai bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Terdapatnya beragam objek wisata di sekitar sungai, seperti pasar terapung, wisata kuliner. Adanya dukungan pemerintah dan pelaku usaha. Terbentuknya koperasi di tempat wisata kapal. Tumbuhnya usaha kecil di kampung wisata kapal. Titik Kekuatan Pemasaran wisata kapal yang cukup signifikan. Alat onderdil kapal yang cukup tersedia. Citra wisata kapal yang sudah dikenal. Banyaknya alternatif kapal yang bisa digunakan bagi wisata kapal : Kapal, klotok dan jukung (sampan ). Keberadaan dermaga kapal/klotok.
Tantangan -
-
Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal. Pola kemitraan UMKM yang belum optimal Sungai yang kotor. Guide profesional yang kurang. Kerjasama dan kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk turut serta menjaga kebersihan sungai. Pembangunan Siring sebagai dermaga persinggahan di beberapa lokasi. Masih ada sebagian masyarakat setempat yang kurang mendukung wisata kapal. Terbatasnya dana pengembangan wisata.
-
Titik Kritis (Titik Kelemahan) Tarif kapal yang mahal.
-
-
Restoran Tabel 4.109. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Restoran di Kota Banjarmasin Peluang -
Budaya masyarakat yang senang makan di luar rumah. Daerah transit industri pertambangan.
-
Titik Kekuatan Tersedianya bahan baku. Tersedianya tenaga kerja. Tersedia tempat yang representatif
Tantangan -
-
Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal. Pola kemitraan UMKM yang belum optimal. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Kebersihan dan kenyamanan rumah makan yang belum optimal. Pelayanan terhadap konsumen belum
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
bagi usaha restoran. -
4.
197
maksimal. Kebisingan musik (live music). Konsistensi kualitas yang belum terjaga optimal.
Rumah Makan Banjar
Tabel 4.110. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Rumah Makan Banjar di Kota Banjarmasin Peluang -
-
Budaya masyarakat yang senang makan di luar rumah. Daerah transit industri pertambangan. Citarasa khas Banjar yang dicari oleh wisatawan. Titik Kekuatan Cita rasa yang khas dan enak. Tempat yang strategis. Harganya terjangkau.
Tantangan -
-
5.
Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal. Pola kemitraan UMKM yang belum optimal. Citra kebersihannya dan keramahan pelayannya yang masih belum optimal. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Sotonya tidak tahan lama. Menunya tidak banyak yang disuguhkan. Kebersihan dan kenyamanan rumah makan kurang optimal. Pelayanan terhadap konsumen belum maksimal. Kebisingan musik (live music). Konsitensi kualitas belum terjaga optimal. Modal usaha dan tempat usaha yang terbatas. Promosi yang kurang.
Perbaikan kapal
Tabel 4.111. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Perbaikan Kapal di Kota Banjarmasin Peluang -
-
-
Kapal/kelotok untuk wisata kapal belum semuanya didesain dengan ciri khas kota Banjarmasin, maka ini dapat menjadi peluang bagi usaha perbaikan kapal/kelotok. Pengembangan wisata kapal sangat memerlukan jasa ini. Titik Kekuatan Alat onderdil cukup tersedia.
Tantangan -
-
Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal. Pola kemitraan UMKM yang belum optimal. Permesinan/peralatan yang masih belum cukup memadai untuk membuat desain yang diinginkan. Titik Kritis (Titik Kelemahan) Permesinan yang kurang memadai dalam pemenuhan permintaan pasar.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
198
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
N. KPJU UNGGULAN KOTA BANJARBARU Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masingmasing sektor di Kota Banjarbaru sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list. Tabel 4.112. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Banjarbaru No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7
KPJU Pertanian/Tanaman Pangan Padi siam (lokal) Jagung manis Kacang tanah Ubi kayu (singkong) Ubi jalar Talas Pertanian/Hortikultura Cabai merah Jeruk siam Pepaya bangkok Semangka tanpa biji Tomat Terong Kacang panjang Ketimum Sawi Bayam Perkebunan Karet Peternakan Ayam buras (pedaging) Ayam Ras (pedaging) Sapi Bali Kambing lokal Itik Alabio (pedaging) Burung puyuh Angsa
No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7
KPJU Pertambangan Pendulangan Intan Perindustrian Kerajinan Kain (Air Guci) Industri Air minum dalam kemasan Furniture alumunium Industri Roti Furniture kayu Pembuatan Batako Pembuatan Tempe Keripik singkong Pembuatan Bata merah Industri Jamu Gendong Perdagangan Toko Sembako Toko kelontong Jual beli mobil Jual beli Ponsel Penjualan Pakaian Toko baju Depo Air minum isi ulang Penjualan Accessories HP Pengecer gas Penjual minyak tanah Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran Restoran Rumah Makan Tambak ( Ditempat tambak ikan) Restoran parahyangan Rumah makan umum Hotel melati Restoran Banjar Warung padang
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
199
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perikanan Pembenihan ikan nila Budidaya Ikan lele dumbo Pembenihan ikan mas Pembenihan ikan patin Budidaya Ikan mas Budidaya Ikan patin Budidaya Lele sangkuriang Budidaya Belut Penangkapan Ikan gabus Pengangkapan Ikan sepat Kehutanan (non kayu) -
8 9 10
Penginapan/Losmen Warung bakso Arena Bilyar Transportasi Angkutan Kota (mobil) Ojek Angkutan pedesaan Pick Up Becak Jasa Bengkel Mobil Bengkel las Bengkel motor Rental mobil Balai latihan kerja (BLK) Percetakan Salon Kecantikan Kontrakan rumah Fotocopy Penjahit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Banjarbaru untuk dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut. Tabel 4.113. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kota Banjarbaru No
KPJU
1
Pertanian/Tananam Pangan Padi siam (lokal) Jagung manis Kacang tanah Ubi kayu (singkong) Ubi jalar Pertanian/ Hortikultura Cabai merah
2
Jeruk siam
1 2 3 4 5
Skor Terbobot
No
KPJU
Skor Terbobot
Pertambangan 0,310 0,295 0,121 0,111 0,089
1 2 3 4 5
Pendulangan intan Perindustrian
1,000 -
0,178
1
0,146
0,142
2
Kerajinan Kain (Air Guci) Industri Air minum
0,137
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
200
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3 4 5
dalam kemasan Furniture alumunium Industri Roti Furniture kayu Perdagangan Toko Sembako Toko kelontong Jual beli mobil Jual beli Ponsel Penjualan Pakaian Pariwisata, Hotel Dan Restoran Restoran Rumah Makan Tambak ( Ditempat tambak ikan) Restoran parahyangan Rumah makan umum
Pepaya bangkok Semangka tanpa biji Tomat Perkebunan Karet Peternakan
0,135 0,112 0,088
3 4 5
1,000 -
1 2 3 4 5
1 2
Ayam buras (pedaging) Ayam Ras (pedaging)
0,236 0,230
1 2
3 4
Sapi Bali Kambing lokal
0,149 0,130
3 4
5
0,102
5
1 2 3
Itik Alabio (pedaging) Perikanan Pembenihan ikan nila Budidaya Ikan lele dumbo Pembenihan ikan mas
0,120 0,120 0,114
1 2 3
4 5
Pembenihan ikan patin Budidaya Ikan mas
0,112 0,109
4 5
1
Kehutanan (non kayu) -
-
1
Jasa Bengkel Mobil
0,176
2 3 4 5
-
-
2 3 4 5
Bengkel las Bengkel motor Rental mobil Balai latihan kerja (BLK)
0,171 0,157 0,095 0,093
1 2 3 4 5
Hotel melati Transportasi Angkutan Kota (mobil) Ojek Angkutan pedesaan Pick Up Becak
0,117 0,111 0,099 0,150 0,124 0,113 0,111 0,111
0,146 0,122 0,121 0,114 0,105 0,467 0,234 0,215 0,084
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Banjarbaru Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Banjarbaru, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/ subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masingmasing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Hasil dari
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.114. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kota Banjarbaru No
Sektor Usaha
Skor AHP
1
Perdagangan
0,186
2
Jasa
0,139
3
Perindustrian
0,115
4
Pariwisata
0,098
5
Transportasi
0,094
6
Pertanian/Tan. Pangan
0,067
7
Pertanian/Peternakan
0,062
8
Pertanian/Tan. Hortikultura
0,058
9
Pertanian/Perikanan
0,057
10
Pertanian/Perkebunan
0,051
11
Pertambangan/Penggalian
0,049
12
Kehutanan (Non Kayu)
0,027
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.115. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kota Banjarbaru No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
KPJU KPJU Unggulan Toko Sembako Angkutan Kota (mobil) Toko kelontong Bengkel Mobil Jual beli mobil KPJU Potensial Bengkel las Jual beli Ponsel Penjualan Pakaian Rental mobil Kerajinan Kain (Air Guci)
Skor terbobot 0,046 0,044 0,038 0,035 0,035 0,034 0,034 0,034 0,032 0,028
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
201
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
202
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Banjarbaru pada hari Selasa 16 Oktober 2012 Pukul 10.00 – 12.00 WIB.
FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. 1. Toko Sembako Tabel 4.116. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Toko Sembako di Kota Banjarbaru Peluang -
Kebutuhan sekitar.
sehari-hari
Tantangan masyarakat
-
Titik Kekuatan 2.
Menjamurnya toko modern. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
Angkutan Kota (Mobil)
Tabel 4.117. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Angkutan kota Mobil di Kota Banjarbaru Peluang -
Tantangan -
Penumpang banyak.
Kredit motor murah sehingga beralih menggunakan motor.
Titik Kekuatan
Titik Kritis (Titik Kelemahan)
3.
-
Toko Kelontong Tabel 4.118. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Toko Kelontong di Kota Banjarbaru Peluang -
Kebutuhan sekitar.
sehari-hari Titik Kekuatan
Tantangan masyarakat
-
Menjamurnya toko modern. Titik Kritis (Titik Kelemahan)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4.
203
Bengkel Mobil Tabel 4.119. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Bengkel Mobil di Kota Banjarbaru
-
Peluang
Tantangan
Semakin banyak yang memiliki mobil. Titik Kekuatan
Titik Kritis (Titik Kelemahan)
5.
Jual Beli Mobil Tabel 4.120. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Jual Beli Mobil di Kota Banjarbaru Peluang -
Semakin banyak yang memiliki mobil.
Tantangan -
Titik Kekuatan -
Sparepart mobil banyak dijual.
Daya beli masyarakat sekitar rendah Kepemilikan mobil masih minim Prasarana jalan masih belum bagus Titik Kritis (Titik Kelemahan)
-
Promosinya kurang Mobil yang dijual tidak variatif dan tidak banyak pilihan
O. KPJU UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Sesuai dengan roadmap penelitian, setelah didapatkan KPJU Unggulan di setiap Kota/Kabupaten semua KPJU ini dinilai kembali untuk mencari 10 KPJU Unggulan di Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Penilaian kembali ini dilakukan sesuai dengan metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor masingmasing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi dikalikan dengan bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah dikonfirmasi
dengan seluruh
stakeholder di tingkat Kota/Kabupaten tentang kondisi riilnya, peluang dan tantangan yang dihadapi dan kekuatan dan kelemahan/titik kritisnya.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
204
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Tabel 4.121. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Provinsi Kalimantan Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sektor Pertanian/Tan. Pangan Perdagangan Pertanian/Perkebunan Perindustrian Pertanian/Perikanan Pertanian/Peternakan Jasa Pertanian/Hortikultura Pariwisata, Hotel dan Restoran Transportasi Pertambangan/penggalian Kehutanan (non kayu)
Skor Bobot 0,131 0,131 0,110 0,089 0,082 0,080 0,073 0,070 0,064 0,064 0,056 0,050
Tabel 4.122. Short List 10 KPJU Unggulan Lintas Sektoral Di Provinsi Kalimantan Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJU Padi Ciherang (Pertanian/Tan. Pangan) Karet Pb (Unggul) (Perkebunan) Kios/Toko Sembako (Perdagangan) Toko/Warung Kelontong (Perdagangan) Padi Siam Unus (Pertanian/Tan. Pangan) Kelapa Sawit (Perkebunan) Ayam Ras/Broiler (Pedaging) (Peternakan) Toko Bahan Bangunan/Material (Perdagangan) Ikan Nila (Budidaya) (Perikanan) Industri Meubel/ Furniture Kayu (Perindustrian)
Skor Terbobot 0,045 0,045 0,041
Posisi KPJU di Kabupaten/Kota Balangan (1), Banjar (3), HSS (3), HST (1), HSU (1), Tabalong (1), Tapin (1) Balangan (1), Banjar (1), HST (1), Kotabaru (1), Tabalong (1), Tanah Bumbu (1), Tanah Laut (2) Banjar Baru (1), Barito Kuala (3), HST (3), HSU (2), Kotabaru (3), Tanah Bumbu (5), Tanah Laut (2), Tapin (4)
0,033
Balangan (2), Banjar (5), Banjar Baru (2), Barito Kuala (1), HST (2). Kotabaru (4), Tanah Laut (5),
0,032
Banjar (1), Banjarmasin (1), Barito Kuala (2), Kotabaru (1), Tanah Laut (4), Tapin (2)
0,029 0,029
Balangan (3), Banjar (2), Barito Kuala (3), HST (2), HSU (3), Kotabaru (3), Tabalong (2), Tanah Bumbu (4), Tanah Laut (1), Tapin (2) Balangan (1), Banjar Baru (2), Banjarmasin (1), HSS (1), HST (1), HSU (2), Tabalong (1), Tanah Bumbu (4), Tanah Laut (2), Tapin (1)
0,027
Barito Kuala (2), HST (1), HSU (4), Tanah Bumbu (4), Tapin (3)
0,024
Balangan (1), Banjar (2), Banjarmasin (2), (Barito Kuala (4), HSS (5), HST (1), HSU (3), Tabalong (1), Tanah Bumbu (2), Tanah Laut (1), Tapin (2)
0,023
Banjar Baru (5), Banjarmasin (2), HST (2), HSU (1), Tabalong (3),
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Laju inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2012 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan tercatat 5,14% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan II-2012 yang tercatat 5,51% (yoy). Angka tersebut berada di bawah angka inflasi rata-rata di Pulau Kalimantan yang tercatat sebesar 5,29% (yoy) namun berada di atas inflasi nasional yang tercatat hanya sebesar 4,31% (yoy). Semakin terkendalinya pasokan
laju inflasi ini terutama
berkat membaiknya
bahan pangan strategis ke wilayah Kalimantan Selatan. Kelompok yang
mengalami penurunan inflasi tahunan terutama dipengaruhi makanan jadi, kelompok sandang, dan kelompok transportasi. Turunnya inflasi Kalimantan Selatan
pada
triwulan
ketiga tahun 2012 salah
satunya dipengaruhi oleh realisasi panen padi pada hingga akhir triwulan laporan yang meningkat karena meningkatnya panen padi lokal di beberapa Kabupaten. Grafik 4.1. Perkembangan Inflasi Kalimantan Selatan dan Nasional
Untuk
bulan
November
2012 Kota
Banjarmasin mengalami
inflasi sebesar
0,91 persen. Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,81 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,11 persen; kelompok sandang sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen.
205
206
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Menurut
komponennya,
barang-barang
yang
harganya
dipengaruhi
oleh
kebijakan pemerintah (administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,42 persen, harga yang bergejolak (volatile goods inflation) inflasi sebesar 2,46 persen dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,35 persen.
Tabel 4.123. Inflasi Bulanan Kota Banjarmasin Per Komoditi Tahun 2012 Kelompok Komoditi
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Bahan Makanan
6.19
-1.67
0.05
-0.01
-1.74
0.72
2.10
-0.27
-1.08
-0.62 2.81
Makanan Jadi, Rokok, dan Tembakau
0.22
0.32
0.75
0.12
0.86
1.33
1.05
1.40
0.24
0.14
0.34
Perumahan
5.34
0.03
-1.02
0.07
0.10
0.11
0.69
0.19
0.01
0.01
0.11
Sandang
0.46
1.37
-0.42
-0.98
-0.56
0.07 -0.72
1.79
2.17
0.69
0.11
Kesehatan
0.13
0.36
1.06
0.12
0.00
0.08
0.80
0.87
0.19
0.14
0.02
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0.00
0.01
-0.08
0.13
-0.08
0.00
0.04
0.00
2.86
0.00
0.00
Transportasi dan Komunikasi
0.65
-0.30
-0.82
0.06
0.15
0.39 -0.40
1.79
-1.92
0.31
0.41
Umum
2.92
-0.31
-0.14
-0.01
-0.29
0.59
0.87
0.70
-0.20
-0.03 0.91
Indonesia
0.76
0.05
0.07
0.21
0.07 0.62 0.70
0.95
0.01
0.16 0.07
(1). Padi Ciherang Komoditi padi di Kalimantan Selatan sangat berkembang. Produksi padi di Kalimantan Selatan pada tahun 2009 adalah sebesar 1.823.652 ton. Pada tahun 2010 sedikit menurun menjadi 1.683.163 ton dengan areal panen seluas 417.944 ha. Pada tahun 2011 produksi meningkat kembali mencapai 1.823.652 ton dengan areal panen yang semakin luas
juga menjadi 444.391 ha. Dalam hal
harga, untuk komoditas beras mengalami deflasi sebesar -1,67% (yoy) (pada triwulan III-2012). Beras yang biasanya menjadi langganan pendorong inflasi justru sepanjang tahun 2012 terus menjadi komoditas penahan inflasi seiring dengan berhasilnya panen padi di Kalimantan Selatan. Salah satu jenis padi yang dikembangan di Kalimantan Selatan adalah Padi Ciherang, Hal ini disebabkan hasil produksinya tidak hanya diserap di dalam saja namun juga di luar wilayah Kalimantan Selatan. Namun terdapat kendala yang dihadapi petani, yaitu adanya ketergantungan bantuan pemerintah daerah dalam pengadaan bibit padi Ciherang. Selain itu harga beras cenderung mengalami penurunan terutama ketika musim panen tiba. Turunnya harga ini
Nov
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
tentunya sangat berperngaruh terhadp pendapatan petani. Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa komoditi padi berada pada tahap kematangan (maturity). (2). Karet Pb (Unggul) Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat. Komoditi karet telah menjadi unggulan di Kalimantan Selatan., pada akhir tahun 2009 telah mencapai areal tanam seluas 166.069 Ha dari perkebunan rakyat saja. Sementara produksi rata-rata karet Kalimantan Selatan sebesar 113.252,08 ton. Produksi karet di tahun 2011 sebesar 135.951 ton. Harga komoditas karet berfluktuatif namun secara umum sedang mengalami penurunan tetapi masih dalam kisaran harga ekonomis. Prospek permintaan produksi barang jadi karet terus meningkat, sementara pengelolaan dari barang setengah jadi ke barang jadi di Kalimantan Selatan belum berkembang. Komoditi karet berada pada tahap kematangan (maturity). Hal tersebut ditunjukan dari tingginya produksi dan telah dikenalnya karet sebagai komoditi unggulan. Untuk harga karet, pertengahan 2012 pernah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Anjloknya harga karet kemungkinan karena terjadinya krisis global di Eropa, sehingga pasar karet dunia terganggu. Penurunan harga karet ini, tentu berpengaruh terhadap harga karet di tingkat petani. Namun kondisi sekarang harga karet sudah mulai membaik. Grafik 4.2. Perkembangan Harga Internasional Komoditas Karet
207
208
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
(3). Kios/Toko Sembako Toko sembako tidak jauh berbeda dengan toko kelontong. Namun toko sembako lebih banyak menjual barang-barang yang termasuk dalam sembilan bahan pokok. Umumnya toko sembako merupakan usaha rumahan yang lokasinya biasanya menempel dengan rumah dan
menjadikan halaman depan sebagai
tempat usaha. Harga bahan baku untuk toko sembako secara umum cenderung stabil. Pada bulan November lalu, beberapa jenis bahan baku toko sembako mengalami kenaikan harga. Berdasarkan data yang diperoleh, tercatat bahwa indeks pada kelompok bahan makanan meningkat sebesar 2,81 persen. Selain itu indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga meningkat sebesar 0,34 persen. Untuk permasaran toko sembako masih sangat terbatas hanya untuk wilayah lokal saja. Pemasaran yang masih terbatas menunjukan toko sembako berada pada posisi pertumbuhan (growth). (4). Toko/Warung Kelontong Toko kelontong merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari sabun, makanan kemasan, minuman kemasan, popok, rokok, hingga obatobatan. Pada dasarnya toko kelontong memiliki beberapa kelas, ada yang kelasnya menengah dengan omset puluhan juta, dan juga kecil seperti warung dengan omset ratusan ribu hingga beberapa juta sebulan. Daerah pemasaran toko kelontong masih dikatakan terbatas, hanya untuk tetangga dekat atau apabila sudah banyak dikenal maka cakupan pasarnya sedikit meluas namun tetap dalam satu wilayah. Namun kehadiran minimarket yang semakin menjamur menjadi tantangan besar bagi toko kelontong. Kini cukup banyak konsumen yang beralih ke minimarket. Dilihat dari pekembangan usaha kelontong, dapat dikatakan toko kelontong berada pada tahap pertumbuhan (growth). (5). Padi Siam Unus Varietas siam unus merupakan satu dari beragam jenis padi yang dikembangkan petani di Kalimantan Selatan. Selain rasanya yang gurih dan manis, nilai jualnya juga tinggi, Varietas siam unus memiliki prospek yang baik untuk peningkatan produktivitas padi lokal di Kalimantan Selatan. Padi siam unus yang direncanakan akan menggunakan benih jenis unggul yang mampu meningkatkan produksi perhektarnya. Dari segi pemasaran, beras padi siam unus sudah dijual dalam bentuk kemasan dengan label beras siam unus dan sudah masuk di beberapa
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
supermarket. Dari informasi yang dipaparkan sebelumnya, padi siam unus berada pada tahap pertumbuhan (growth). (6). Kelapa Sawit Salah satu komoditi unggulan Kalimantan Selatan adalah kelapa sawit. Produksi kelapa sawit pada tahun 2011 (dari perkebunan rakyat) adalah sebesar 127.017 ton. Sedangkan untuk nilai ekspor kelapa sawit pada tahun 2011 adalah 875.466.140 USD. Produk dari kelapa sawit juga telah diekspor ke mancanegara diantaranya Malaysia, Pakistan, Cina, Korea Selatan dan India. Untuk produk dari kelapa sawit yang diekspor berupa/dalam bentuk minyak kelapa sawit, RBD Palm Olien dan Crude Palm Kernel Oil. Dari segi harga, petani sangat tergantung dari pegijon atau tengkulak. Penurunan harga disebabkan oleh mutu sawit. Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu. Penurunan juga bisa disebabkan banyaknya sawit dari Kalimantan Timur sehingga menekan harga sawit Kalimantan Selatan. Dalam beberapa bulan terakhir harga sawit di Kalimantan Selatan terus turun dari sebelumnya 130 USD/ton menjadi hanya 100 USD/ton sehingga membuat nilai ekspor juga turun 4,18 persen.Sementara di tingkat petani, harga Tandan Buah Segar (TBS) juga terus merosot dari sekitar Rp1.100/kg menjadi Rp 700/kg. Turunnya harga ini disebabkan hasil panen yang melimpah. Komoditi kelapa sawit berada pada tahap kematangan (maturity). Hal tersebut ditunjukan dengan produksi kelapa sawit yang tinggi. Selain itu pemasaran kelapa sawit juga sudah sangat luas hingga keluar negeri. (7). Ayam Ras/Broiler (Pedaging) Ternak ayam broiler merupakan jenis ternak andalan Kalimantan Selatan. Adanya dukungan program budidaya ayam ras dari Dinas Peternakan Kalimantan Selatan,
menjadikan
komoditi
ini
semakin
banyak
digeluti
masyarakat.
Peternakan broiler melakukan kemitraan dengan beberapa pihak karena harga sangat fluktuatif sehingga peternakan broiler dikuasai oleh plasma inti. Terdapat sekitar 29 inti di Kalimantan Selatan dengan produksi rata 20.000 ton/tahun. Di tahun 2011, populasi ayam broiler mencapai 43.667.767 ekor. Budidaya ayam broiler masuk dalam tahap kematangan (maturity). Hal ini dapat ditunjukan dari populasinya tinggi dan telah menjadi andalan Kalimantan Selatan. Untuk harga ayam pedaging cenderung fluktuatif. Pada bulan Oktober 2012, harga daging ayam ras seharga Rp. 23.000/kg. Pada bulan selanjutnya meningkat mencapai Rp.25.333/kg.
Kemudian pada pertengahan bulan Desember 2012,
209
210
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
harga
daging
ayam
ras
menurun
menjadi
Rp.
24.444/kg
(http://disperindag.Kalimantan Selatanprov.go.id). (8). Toko Bahan Bangunan/Material Pertumbuhan sektor properti di Kalimantan Selatan meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pesatnya perkembangan sektor properti di Kalimantan Selatan juga dapat dilihat dari tingginya pertumbuhan kredit perbankan yaiitu sebesar 44,4%. Pertumbuhan tersebut memberikan dampak prositif terhadap usaha toko bahan bangunan. Perkembangan toko bahan bangunan di wilayah Kalimantan Selatan berberapa bulan terakhir cukup meningkat. Namun pada pertengahan tahun 2012, harga bahan bangunan di Kalimantan Selatan cenderung mengalami kenaikan. Sebagai contoh dari jenis semen. Semen Gresik dari sebelumnya Rp. 67.000/zak (isi 50 Kg) menjadi Rp. 70.000, Tiga Roda semula Rp. 63.000/zak (isi 50 Kg) kini menjadi Rp. 66.000/zak. Bahan bangunan lain yang mengalami kenaikan, antara lain kramik warna putih, ukuran 30 cm x 30 cm semula Rp. 45.000/meterpersegi/kotak dan jenis kramik lainnya naik rata-rata sekitar lima persen. Kenaikan harga bahan bangunan tersebut terkait dengan masalah biaya angkut dan biaya produksi. Namun sejauh ini ketersediaan bahan bangunan masih tetap terjaga. Komoditi bahan bangunan berada pada tahap pertumbuhan (growth) (9). Ikan Nila (Budidaya) Budidaya ikan air tawar banyak diminati masyarakat Kalimantan Selatan. Keuntungan usaha budidaya ikan air tawar memang cukup menjanjikan. Salah satu ikan yang menjadi primadona dibudidayakan adalah ikan nila. Produksi ikan nila pada tahun 2010 mencapai 15.755 ton (budidaya kolam). Pada tahun tersebut, produksi ikan nila yang terbesar dibandingkan produksi jenis ikan air tawar lainya.
Begitu juga pada budidaya jaring apung, produksi ikan nila di
tahun 2010 sebesar 2.929 ton. Dilihat dari produksinya yang sangat tinggi, maka dapat diketahui bahwa ikan nila berada pada tahap kematangan (maturity). Pada bulan Oktober 2012, ikan nila menjadi salah satu komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi. Pada bulan Oktober, ikan nila memang mengalami penurunan harga di Kalimantan Selatan. Kini pada bulan Desember 2012, berdasarkan data dari Disperindag Provinsi Kalimantan Selatan,
harga ikan nila mencapai Rp. 30.667/kg. Harga tersebut meningkat
dibanding bulan November dengan harga Rp. 27.889/kg.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
(10). Industri Meubel/ Furniture Kayu Industri meubel di Kelimantan Selatan lebih terkonsentrasi di daerah Amuntai dan Hulu Sungai Utara. Untuk industri meubel masalah utama yang dihadapi oleh UKM adalah bahan baku agak sulit didapat karena adanya regulasi illegal loging yang membutuhkan dokumen lengkap. Langkah pembinaan meubel adalah dengan teknik kombinasi dengan campuran aluminium. Sudah ada UPT kayu dan logam di Amuntai yang tiap tahun membina industri meubel kayu. Untuk penerapan pengembangan industri meubel perlu didukung oleh pemerintah kabupaten daerah masing masing. Untuk komoditi industri meubel berada pada tahap pertumbuhan (growth). Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Bank Indonesia Lt 3 pada hari Rabu 31 Oktober 2012 Pukul 09.15 – 11.50 WIB. TANGGAPAN UMUM PESERTA FGD Secara umum hasil penelitian KPJU unggulan ini memiliki kesesuaian dengan data sekunder. Sektor pertanian padi misalnya, terus mengalami peningkatan produksi. Bahkan Gubernur Kalimantan Selatan menerima penghargaan dari pemerintah nasional di bidang pertanian atas komitmen dalam pengembangan penyuluhan pertanian. Terdapat perubahan pola produksi saat terjadi perubahan musim. Jika musim air dalam, produksi padi cenderung turun dan petani beralih pada budidaya itik. Analisis PLC secara umum menunjukkan bahwa KPJU unggulan terpilih berada pada posisi pertumbuhan. Kecuali industri meubel kayu yang mengalami permasalahan bahan baku sehingga dialihkan pada bahan baku alumunium. KPJU unggulan terpilih di provinsi Kalimantan Selatan juga umumnya sedang mengalami penurunan harga khususnya pada kondisi saat ini kecuali ayam ras/broiler. Dari segi dukungan perbankan, masih ditemui kendala kredit perbankan berbasis program pasca 1998. Terdapat kredit kredit ketahanan pangan untuk membiayai produksi padi, jagung, peternakan sapi, itik dan sebagainya, namun belum optimal. Peserta memandang penelitian ini hendaknya ada tindak lanjutnya sehingga tidak berhenti sebatas hasil penelitian. Bagi pemerintah daerah, diusulkan ditetapkan dalam sebagai SK Bupati atau Gubernur. Bagi perbankan, penelitian diharapkan dapat membantu dalam menetapkan portofolio kredit bank. Bappeda secara khusus mendukung penelitian ini dan siap memberikan data informasi terkait program dan anggaran untuk pengembangan KPJU di Kalimantan
211
212
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
Selatan. Diharapkan penelitian ini ditindaklanjuti hingga ada outcome bagi masyarakat. Perlu ditindaklanjuti oleh SKPD dan ada pihak yang melakukan pengawasan, tindak lanjut serta evaluasi terhadap implementasi penelitian ini.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
213
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
213
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki sumberdaya ekonomi yang cukup melimpah. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan menunjukkan angka yang positif dikarenakan adanya pertumbuhan positif pada hampir semua sektor terutama dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air minum, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan pada sektor primer (pertanian dan pertambangan) masih merupakan sektor yang paling besar sumbangannya pada perekomonian Kalimantan Selatan dengan trend yang stabil pada kisaran 43-44%. 2.
KPJU unggulan UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional oleh multistakeholder sebagai KPJU UMKM yang secara eksisting (saat ini) telah unggul dalam sejumlah kriteria tertentu dalam mencapai
tujuan
penciptaan
lapangan
kerja,
peningkatan
daya
saing,
pertumbuhan ekonomi di masa datang. Tujuan penetapan KPJU unggulan yang paling dominan adalah penciptaan lapangan kerja, kemudian selanjutnya berturut-turut adalah peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi. 3. Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU unggulan tingkat Kecamatan, diketahui bahwa jangkauan pemasaran mendapatkan bobot terendah (2,381) sementara ketiga kriteria lainnya mendapat nilai bobot sama, yakni jumlah unit usaha/rumah tangga (2,540), kontribusi terhadap perekonomian lokal (2,540) dan ketersediaan bahan baku (2,540). 4. Kriteria seleksi yang digunakan dalam penentuan KPJU unggulan lintas sektor (di tingkat Provinsi) dari yang paling penting berturut-turut adalah Ketersediaan Bahan Baku (0,122), Tenaga Kerja Terampil (0,108), Penyerapan Tenaga Kerja (0,104), Sumbangan terhadap Perekonomian (0,104) , Modal (0,099), Ketersediaan Pasar (0,098), Manajemen Usaha (0,094), Sarana Produksi/Usaha (0,086), Teknologi (0,081), Sosial Budaya (0,055) , Harga ( 0,050)
5.
Di setiap kabupaten/kota yang diteliti, melalui konfirmasi dan analisis lanjutan dengan pendekatan metode Bayes, AHP dan Borda diperoleh 5 KPJU unggulan lintas sektoral (dan 5 KPJU Potensial lintas sektoral). Lima KPJU Unggulan lintas sektoral tersebut adalah :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
214
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
a. Kabupaten Tanah Laut : Kelapa Sawit (skor terbobot 0,051), Batu Bara (0,045), Karet PB 260 (0,038), Sapi Bali (0,038), dan Karet IR (0,035). b. Kabupaten Tanah Bumbu : Padi Inpari 13 (skor terbobot 0,042), Padi Inpari 5 (0,040), Karet Unggul (0,035), Aren/Enau/Nira (0,035) dan Karet Prim 712 (0,034). c. Kabupaten Kotabaru : Karet PB 260 (0,039), Karet Unggul (IR) (0,035), Kelapa Sawit (0,032), Padi Siam Unus (0,027), Ikan Tongkol Tangkap (0,026). d. Kabupaten Banjar: Ikan Patin Tambak (0,033), Batu Mulia (0,030), Padi Siam Unus (0,030), Padi IR 64 (0,030), Padi Ciherang (0,028). e. Kabupaten Tapin : Padi Ciherang (0,64), Karet Unggul/hibrida (PB/IR) (0,055), Padi Siam Unus (0,040), Tanah Merah (0,038), dan Padi Siam Kupang (0,037). f. Kabupaten Hulu Sungai Selatan : Cabai Merah (0,051), Cabai Rawit (0,041), Pisang Manurun (0,038), Tomat (0,036), dan Ayam Ras Pedaging (0,031). g. Kabupaten Hulu Sungai Tengah: Padi Ciherang (0,065), Padi Tahunan (0,049), Karet Unggul PB (0,047), Jagung Manis (Hibrida) (0,039), dan Kacang Tanah (0,036). h. Kabupaten Hulu Sungai Utara: Padi Ciherang (0,036), Meubel Kayu (0,036), Pedagang Makanan (0,035), Kios/Toko Sembako/Kelontongan (0,034), dan Toko Kayu/Papan dan Pagar (0,033). i. Kabupaten Balangan : Karet Unggul PB (0,089), Karet Unggul IR (0,088), Perdagangan Karet (0,040), Kelapa Sawit (0,039), dan Karet Lokal (0,029). j. Kabupaten Tabalong : Karet Unggul PB 260 (0,044), Pasir Sungai Golongan C (0,035), Wisata Religi (Makam Ulama) (0,032), Pabrik Karet Mentah (0,028), dan Toko Alat Bangunan (0,028). k. Kabupaten Barito Kuala: Padi Siam Mutiara (0,057), Padi Siam Unus (0,051), Padi Siam Lemo (0,050), Sapi Lokal (0,049), dan Padi Siam Mayang (0,033). l. Kota Banjarmasin : Bus Antar Kota (0,044), Wisata Kapal (Wisata Sungai) (0,042), Restoran (0,039), Rumah Makan Banjar (0,039), dan Perbaikan Kapal (0,038). m. Kota Banjarbaru : Toko Sembako (0,046), Angkutan Kota (Mobil) (0,044), Toko Kelontong (0,038), Bengkel Mobil (0,035), dan Jual Beli Mobil (0,035) . 6.
Sepuluh KPJU Unggulan di Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dihasilkan dari penilaian kembali terhadap KPJU Unggulan di tingkat Kota/Kabupaten dengan metode Borda dan metode Bayes adalah Padi Ciherang (0,045), Karet Pb (Unggul) (0,045), Kios/Toko Sembako (0,041), Toko/Warung Kelontong (0,033), Padi Siam Unus (0,032), Kelapa Sawit (0,029), Ayam Ras/Broiler (0,029), Toko Bahan Bangunan/Material
(0,027),
Meubel/Furniture Kayu (0,023).
Ikan
Nila
(Budidaya)
(0,024),
dan
Industri
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
7.
Penanganan dan pengembangan KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di 13 Kabupaten/Kota dan di tingkat Provinsi yang diteliti perlu menggunakan titik kekuatan (yang selanjutnya dikembangkan menjadi competitive advantages dan nilai jual) dan mengeliminasi titik kritisnya (kelemahan), serta memanfaatkan peluang yang tersedia. a.
Peluang yang dimaksud secara umum adalah positioning eksisting Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka perekonomian nasional, yakni sebagai daerah yang potensial dalam sektor pertanian dan perkebunan. Ini terjadi karena potensi sumberdaya alam dan karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pada beberapa daerah, peluang tersebut diwujudkan dalam visi/misi dan kebijakan daerah.
b.
Titik kekuatan yang dimaksud secara umum adalah KPJU yang terpilih umumnya memang KPJU yang sudah unggul di sektornya, baik dalam aspek kapasitas produksinya, luas lahan, serapan tenaga kerja dan kontribusinya bagi perekonomian daerah.
c.
Titik kritis yang dimaksud secara umum adalah lebih kepada persoalan biaya produksi/proses yang masih tinggi, tingkat produktivitas yang belum optimal, teknologi pengembangan yang belum ada/minim, teknologi pasca panen untuk peningkatan nilai tambah, dan perluasan akses pasar.
B. REKOMENDASI 1. Rekomendasi Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial a. Direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang diteliti untuk menetapkan 5 KPJU Unggulan dan Potensial hasil penelitian ini (sebagaimana telah disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan dan Potensial daerah. b. Direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk menetapkan 10 KPJU Unggulan hasil penelitian ini (sebagaimana telah disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan Provinsi. 2. Rekomendasi Peran Strategis Direkomendasikan
pembagian peran strategis yang dapat dilakukan antara
pemerintah, pelaku/asosiasi pengusaha UMKM, perbankan, dan stakeholder lain dalam pengembangan UMKM dan KPJU unggulannya sebagai berikut.
215
216
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
a. Pemerintah. Peran pemerintah kini dan masa mendatang dalam pembangunan UMKM adalah sebagai regulator, fasilitator, dan stimulator, yang menekankan upaya kemandirian dalam pemberdayaan masyarakat, melalui penguatan UMKM basis KPJU Unggulan. b. Pelaku/Asosiasi Pengusaha UMKM. (1) Identifikasi akar masalah atas berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi
di
dalam
pengembangan
usaha
mereka,
serta
mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak-pihak yang dinilai dapat membantu, seperti: penyedia BDS (Business Development Service), asosiasi UKM, instansi pemerintah terkait dan pihak-pihak strategis lain. (2) Meningkatkan kapasitas dan kompetensinya melalui upaya pengembangan jiwa kewirausahaan, pengembangan etos kerja, dan disiplin kerja serta peningkatan komitmen moral yang tinggi. (3) Melaksanakan secara seksama, konsisten dan berkesinambungan program pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga lainnya untuk pengembangan usahanya. (4) Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing produk barang dan jasa yang dihasilkan. (5) Aktif dalam berbagai forum pengembangan usaha sebagai wahana untuk pengembangan
penyampaian
aspirasi
dan
kebutuhannya
untuk
pengembangan usaha serta memperluas jaringan usaha. (6) Mengaktifkan Kadin sebagai forum strategis bagi penyaluran aspirasi, fasilitasi, forum informasi dan komunikasi dan sinergisitas antar UMKM dan dengan organisasi bisnis lainnya di dalam dan luar negeri dalam pengembangan usahanya. c.
Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan LSM (1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan UMKM dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan dan menyampaikan program pemberdayaannya kepada pemerintah dan lembaga lain yang relevan. (2) Mengembangkan teknologi tepat guna dan paket teknologi dalam rangka peningkatan efisiensi, produktivitas, serta daya saing UMKM. (3) Mengembangkan
program
pendampingan,
bimbingan,
konsultasi,
pemanfaatan teknologi, informasi serta pelatihan kepada UMKM untuk mengembangkan
kompetensi
SDM
UMKM,
mengembangkan usahanya secara berkesinambungan.
sehingga
dapat
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
217
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
(4) Mengembangkan penelitian dan pengkajian yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, pengembangan teknologi,
pengembangan
SDM
UMKM,
serta
model-model
pengembangan alternatif untuk UMKM. (5) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pemberdayaan UMKM dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi pemerintah lainnya, Dekopinda, Asosiasi UKM/KADIN. (6) Melaksanakan
advokasi
kebijakan
pemerintah
dalam
rangka
menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif, dan pemberian dukungan perkuatan bagi UMKM. d. Perbankan (1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan pembiayaan UMKM dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan dan menyampaikan program pemberdayaannya kepada pemerintah dan lembaga lain yang relevan. (2) Mengembangkan
paket
pembiayaan
dan
permodalan
untuk
mengembangkan usaha UMKM, termasuk pengembangan pola dan model pembiayaan alternatif berbasis syariah. Pembiayaan basis syariah sangat relevan dengan visi dan misi pembangunan di banyak kabupaten/kota tersebut. (3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi dan pelatihan
pemanfaatan
pembiayaan
dan
permodalan
untuk
pengembangan usahanya secara berkesinambungan (4) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi perkembangan pembiayaan UMKM dengan pihak Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi pemerintah lainnya, asosiasi Pengusaha UMKM dan lembaga swadaya masyarakat. 3.
Rekomendasi Khusus Pengembangan KPJU Unggulan Dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan serta titik kekuatan dan titik kritis setiap KPJU unggulan, telah direkomendasikan dalam FGD dan Indepth Interview sejumlah rencana aksi, baik strategis (jangka panjang dan menengah) maupun taktis (jangka pendek), kepada pelaku UMKM, Instansi Pemerintah Terkait, dan Perbankan (terlampir).
218
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
DAFTAR PUSTAKA PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
219
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Raihanah (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research Methodology Course di APIUM Malaysia, 26 Juli 2008). Anderson, James E. (2000), Public Policy Making. London : ELBS & MacDonald & Evans. Awang, Idris (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja Methodology Course di APIUM Malaysia, 12 Juli 2008), h.3.
pada
Research
Bank Indonesia (2007), Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007. Jakarta: Bank Indonesia.
di
Dwidjowijoto, Rian Nugroho (2006), Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Elex Media Komputindo. Pearce, Jhon A. dan Richard B. Robinson Jr. (1996), Strategic Management (terj.) Maulana, Agus (1997) Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Binarupa Aksara. Peniwati, Kirti (2008), “The Analytic Hierarchy Process vs The Analytic Network Process” (Kertas kerja Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008), h.1-2 Saaty, Thomas L. (1980), The Analytic Hierarchy Process. Pennsylvania : University of Pennsylvania. _________________ (1986), Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World (terj.) L. Setiono dan K. Peniwati (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Widjajakusuma, Muhammad Karebet (2000), “Analitycal Hierarchy Process Bagi Pengambilan Keputusan, Aplikasinya Sebagai Metode Analisis dalam Baseline Economic Survey” (Kertas kerja Pada Pelatihan Pemberdayaan Sektor Riil/UMKM untuk Kantor Bank Indonesia seluruh Indonesia, Jakarta, 14 Juni 2008). ________________ (2008), “Perumusan Isu-isu Strategis dan Strategi Advokasi Polisi Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam 2008-2012” (Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008). Wheelen, T.L. dan J.D. Hunger (2000), Strategic Management and Business Policy: Entering 21st Century. New Jersey: Prentice Hall-Upper Saddle River. Wright, Peter, Mark J. Kroll, dan Jhon A. Parnell (1996), Strategic Management: Concepts and Cases. New Jersey: Prentice Hall International. Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayan.
(2003),
Pustaka Berbasis Web balangankab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Balangan (diakses tanggal 22 September 2012) banjarkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. (diakses tanggal 22 September 2012)
220
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
hulusungaiutarakab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara. (diakses tanggal 22 September 2012) id2.banjarkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Banjar. (diakses tanggal 22 September 2012) id.wikipedia.org. (diakses tanggal 22 September 2012) tanahbumbukab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Bumbu. (diakses tanggal 22 September 2012) tapinkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapin. (diakses tanggal 22 September 2012) wpi.kkp.go.id. (diakses tanggal 22 September 2012) www.antaranews.com. Kabupaten Tabalong Bangun Jalan Di Kecamatan Strategis. (diakses tanggal 26 November 2012) www.banjarbarukota.go.id. Pemerintah Kota Banjar Baru. (diakses tanggal 22 September 2012) www.balangankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Balangan. September 2012)
(diakses tanggal 22
www.banjarmasinkota.go.id. Pemerintah Kota Banjarmasin. (diakses tanggal 22 September 2012) www. beritadaerah.com. Kredit UMKM Di Kalsel Tumbuh 15, 71 Persen. ( diakses tanggal 26 November 2012) www.bappeda-kotabaru.info. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (diakses tanggal 22 September 2012) www. baritokualakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Barito Kuala. (diakses tanggal 22 September 2012) www.bi.go.id ( diakses tanggal 26 November 2012) www.bluestallion.co.za/expertchoice.htm. Expert Choice V11.5. Expert Choice Inc. USA www. beritadaerah.com ( diakses tanggal 26 November 2012) www.disnakktbsaijaan.wordpress.com. (diakses tanggal 22 September 2012) www.esp2indonesia.org. Spatial Planning in Kota Banjarbaru (South Kalimantan). (diakses tanggal 26 November 2012) www.expertchoice.com. Expert Choice 2000. Expert Choice Inc. USA www.hulusungaitengahkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (diakses tanggal 22 September 2012) www.hulusungaiselatankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (diakses tanggal 22 September 2012) www. hulusungaiutarakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara. (diakses tanggal 22 September 2012) www.humas-pemkabHulu Sungai Utara.com. (diakses tanggal 22 September 2012) www. kalsel.antaranews.com. Mandiri Buka Plasma 7500 8000 ha. (diakses tanggal 22 September 2012) www.kalsel.antaranews.com. Sawah Jadi Perkebunan Sawit. (diakses tanggal 22 September 2012)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
www.kalselprov.go.id. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. September 2012)
(diakses tanggal 22
www.palangpost.com. Desa Terpencil Terima PLTS. ( diakses tanggal 26 November 2012) www.pu-kotabaru.info. Berjuang Membenahi Infrastruktur Di Kotabaru. ( diakses tanggal 26 November 2012) www.radarbanjarmasin.co.id. (diakses tanggal 22 September 2012) www.tabalongkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tabalong. (diakses tanggal 22 September 2012) www.tanahlautkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. (diakses tanggal 22 September 2012)
221