BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Geografi sebagai salah satu mata pelajaran dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Mengah Atas (SMA). Geografi juga masuk dalam mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional untuk peserta didik Sekolah Mengah Atas (SMA) bersama beberapa mata pelajaran lain seperti Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia, Kimia, Ekonomi, Bahasa Inggris, Sosiologi. Pada dasarnya geografi sangat menarik untuk dipelajari dan diketahui. Geografi menjadi menarik untuk dipelajari karena objek material yang menjadi bahan kajian dalam pembelajaran geografi sangat banyak dan beragam, sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dengan materi-materi tertentu. Geografi juga menjadi penting untuk diketahui oleh peserta didik karena geografi mempunyai tiga objek formal yang menjadi sudut pandang dalam mengkaji setiap objek materialnya. Objek formal tersebut adalah keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Ketiga sudut pandang tersebut apabila dipahami dengan baik oleh seorang peserta didik, maka dapat membantu peserta didik dalam menganalisis sebuah masalah fisik maupun sosial yang terjadi di lingkungan maupun masyarakat secara lebih mendalam melalui proses identifikasi 5W (what, where, when, who, why) dan 1H (how). Proses identifikasi 5W (what, where, when, who, why) dan 1H (how) dapat membantu peserta didik dalam mempelajari cara mencari tahu dan memahami fenomena fisik maupun sosial yang terjadi di alam secara sistematis menggunakan metode ilmiah. Cara membelajarkan geografi yang tepat adalah tidak hanya sekedar menyajikan konsep dan informasi, tetapi harus melibatkan peserta didik pada proses belajar langsung. Peserta didik dapat lebih memahami konsep dan terampil mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui proses pembelajaran 1
2 langsung. Pembelajaran geografi yang berdasar pada transfer pengetahuan saja membuat peserta didik mudah lupa materi yang telah diterima karena peserta didik hanya sekedar menghafal konsep. Pembelajaran dengan cara demikian cenderung menjadikan peserta didik pasif dan kurang memberdayakan kemampuan peserta didik sehingga mendorong peserta didik berfikir irasional (tidak rasional). Berpikir rasional sendiri adalah, merupakan kecakapan yang meliputi kecakapan menggali informasi, kecakapan mengolah informasi dan kecakapan mengambil keputusan, serta kecakapan memecahkan masalah. Pertama adalah kecakapan menggali dan menemukan informasi (information searching). Kecakapan ini memerlukan kecakapan dasar seperti membaca, menghitung, dan melakukan observasi. Pencarian informasi bermula dari kebutuhan informasi untuk dipenuhi. Kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi aktivitas mencari informasi. Menurut Wilson (1997 : 570), dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi seseorang dapat berinteraksi dengan sistem informasi manual (seperti buku, majalah, surat kabar) atau yang berbasis komputer. Aspek kedua yaitu kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing and decision making skills) secara efektif dan efisien. Kemampuan dasar yang dibutuhkan antara lain yaitu kecakapan membandingkan, membuat perhitungan, analogi dan analisis sesuai informasi yang diolah. Menurut Wilson (1997: 568), informasi yang telah dicari selanjutnya akan diolah berdasarkan informasi yang relevan sehingga tujuan yang ditargetkan dapat terpenuhi. Ketiga adalah kecakapan memecahkan masalah (creative problem solving skill) secara bijak dan kreatif. Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah. Peng (2004: 32) berpendapat bahwa kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan intelektual paling kompleks. Paidi (2008: 7) menambahkan, pengambilan
keputusan
(decision
making) merupakan salah satu bagian dari proses pemecahan masalah yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Kualitas hasil dari pemecahan
masalah dipengaruhi oleh pengambilan
3 keputusan yang tidak tepat. Peserta didik perlu belajar memecahkan masalah sesuai dengan tingkat berpikirnya sejak dini. Pembelajaran yang telah diperoleh dapat bertahan lama dalam benak peserta didik jika pembelajaran tersebut mampu memberdayakan kemampuan peserta didik untuk membangun konsep sendiri. Model pembelajaran dikatakan efektif atau tidak, dapat dilihat dari apakah konsep-konsep yang telah diberikan dapat lekat dalam memori peserta didik atau cepat terlupakan (Rahman, 2010: 8). Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran secara langsung juga dapat mendorong peserta didik untuk memberdayakan kemampuan berpikir. Rendahnya kemampuan berpikir peserta didik terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA). Hasil PISA 2012 pada sains menempatkan Indonesia di peringkat ke-64 dari 65 negara dengan skor 382, sedangkan skor OECD rata-rata 501 (OECD, PISA 2012 Results In Focus, 2013). Tipe soal yang digunakan dalam penilaian PISA merupakan soal kontekstual dan permasalahan diambil dari kehidupan nyata yang terdiri dari level satu sampai enam dengan tingkat penalaran yang berbeda pada tiap levelnya. Berdasarkan pada kenyataan bahwa peserta didik di Indonesia terbiasa dengan soal level satu dan dua sehingga menyebabkan rendahnya peringkat Indonsia dalam PISA. Kemampuan berpikir penting untuk diberdayakan karena peserta didik akan menemui gejala dan fenomena yang kemudian melahirkan pertanyaanpertanyaan sebagai permasalahan yang perlu dipecahkan. Apabila kegiatan pembelajaran geografi hanya sekedar mentransfer konsep dan peserta didik hanya menghafal tanpa ikut terlibat aktif serta guru tidak menonjolkan ciri khusus geografi maupun konsep geografi, maka dikhawatirkan peserta didik tidak dapat mencari solusi atau memecahkan permasalahan tentang fenomena yang timbul. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep diferensiasi area untuk memunculkan ciri geografinya. Melalui konsep diferensiasi area diharapkan mampu memicu kemampuan berpikir peserta didik untuk memecahkan sebuah masalah,
4 Peserta didik memberdayakan kemampuan berpikir agar didapatkan solusi yang logis dan tuntas. Kemampuan berpikir yang dikembangkan pada diri peserta didik harus dapat menjawab masalah dan memecahkan permasalahan tentang fenomena fisik maupun sosial yang terjadi di permukaan bumi. Salah satu kemampuan berpikir yang dapat dikembangkan dalam memecahkan masalah adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang dimiliki untuk memecahkan masalah secara sistematis. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam yaitu pemahaman yang mengungkapkan makna di balik suatu kejadian (Johnson, 2010: 3). Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan seharihari karena manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan dan untuk memecahkannya diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis dan tepat sehingga diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik (Amri, 2010: 63). Kemampan berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan variabel-variabel dari suatu kondisi serta mengakses, mengorganisir dan menganalisis informasi yang relevan sehingga diperoleh kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis menurut Facionce (2013: 8) meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan,penjelasan, pengaturan diri. Salah satu upaya untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kemampuan berpikir kritis berkembang ialah dengan menggunakan metode pembelajaran yang termasuk dalam model pembejaran kolaboratif, diantaranya adalah metode Predict Observe Explain dan Think Talk Write. Kelebihan metode pembelajaran Predict Observe Explain: 1) Merangsang peserta didik menjadi lebih kreatif terutama dalam mengajukan prediksi, 2) Pembelajaran akan lebih menarik karena peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi dalam eksperimen, 3) Peserta didik mempunyai kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan karena peserta didik mengamati secara langsung. Dengan demikian peserta didik akan lebih
5 meyakini
materi.
Kelebihan
metode
pembelajaran
Think
Talk
Write
:1)
Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar. 2) Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif peserta didik. 3) Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar. 4) Membiasakan peserta didik berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Keefektivan Metode Pembelajaran Predict Observe Explain, Think Talk Write, dan Ceramah Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Materi Pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Peserta didik mengalami kesulitan untuk melakukan proses identifikasi 5W (what, where, when, who, why) dan 1H (how) dalam menganalisis fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi. 2. Secara umum pembelajaran geografi bersifat teacher center cenderung membuat peserta didik kurang berpartisipasi dalam pembelajaran dan menyebabkan peserta didik hanya menerima konsep dengan cara menghafal dan cenderung berfikir irasional. 3. Pembelajaran geografi bersifat teacher center cenderung membuat peserta didik mudah bosan terhadap proses pembelajaran. 4. Peserta didik kesulitan mengembangkan kemampuan berpikirnya karena pembelajaran hanya bersifat transfer konsep sehingga peserta didik hanya menghafal konsep.
6 5. Diskusi dapat memberdayakan kemampuan berpikir kritis. 6. Pembelajaran geografi yang berdasar pada transfer pengetahuan saja membuat peserta didik mudah lupa materi yang telah diterima karena peserta didik hanya sekedar menghafal konsep.
C. Pembatasan Masalah Dari masalah-masalah yang muncul, maka penelitian ini akan dibatasi oleh: 1. Subjek Penelitian Peserta didik kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta semester genap tahun ajaran 2015/2016 2. Objek Penelitian a. Metode pembelajaran yang meliputi pembelajaran ceramah pada kelas kontrol dan metode pembelajaran Predict Observe Explain dan Think Talk Write pada kelas eksperimen. Metode pembelajaran ceramah adalah metode pembelajaran yang biasa digunakan guru untuk mengajar geografi di XI IPS SMA Batik 1 Surakarta, sedangkan metode Predict Observe Explain dan Think Talk Write adalah metode pembelajaran yang tergabung dalam model pembelajaran kolaboratif. b. Kemampuan berpikir kritis menurut Facionce (2013 : 8) meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan,penjelasan, pengaturan diri c. Pokok materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah dinamika dan masalah kependudukan pada sub materi kuantitas (komposisi penduduk, pesebaran penduduk dan kepadatan penduduk) dan analisis demografi.
7 D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Predict Observe Explain,
Think Talk Write, dan Ceramah pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Predict Observe Explain
dengan Ceramah pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan Ceramah pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016? 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Predict Observe Explain
dengan Think Talk Write, pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016? 5. E. Tujuan Penelitian Sesuai denganrumusan masalah dapat ditentukan tujuan penelitian untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Predict Observe
Explain, Think Talk Write, dan Ceramah pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016.
8 2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Predict Observe
Explain dengan Ceramah pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016. 3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan Ceramah pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016. 4. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan berfikir kritis peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
Predict Observe
Explain dengan Think Talk Write, pada materi pokok Dinamika dan Masalah Kependudukan di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak, antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Memberikan kajian tentang bagaimana pelaksanaan dan penerapan metode pembelajaran Predict Observe Explain dan Think Talk Write pada materi pokok dinamika dan masalah kependudukan khususnya pada sub pokok bahasan kuantitas dan analisis demografi, sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar aktif untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berpikir kritis.
9 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta didik 1) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. 2) Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga pembelajaran tidak monoton dengan metode ceramah saja.
b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2) Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran geografi khususnya terkait dengan kemampuan berpikir kritis. c. Bagi Institusi Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu mengembangkankemampuan berpikir kritispeserta didik dalam pembelajaran geografi di kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta sehingga sumber daya pendidikan untuk menghasilkan output yang berkualitas. d. Bagi Peneliti 1) Menerapkan ilmu yang telah diterima selama di perkuliahan terutama tentang mata kuliah pembelajaran. 2) Memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan Metode Predict Observe Explain (POE) dan Metode Think Talk Write (TTW) serta Metode Ceramah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada Pokok Materi Dinamika dan Masalah Kependudukan Kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.