BAB I PENDAHULUAN Rusia adalah negara dengan luas wilayah terbesar di dunia dengan luas 17.098.242 km2.. Rusia adalah salah satu negara dengan sumber daya alam terbesar di dunia, merupakan produsen gas bumi terbesar di dunia dan produsen minyak bumi terbesar ke-8. Rusia merupakan bekas bagian USSR, salah satu dari 2 superpower pasca Perang Dunia 2. Rusia merajai produksi barang tambang dan kebutuhan akan air bersih terpenuhi, utamanya dari Danau Baikal yang diestimasi menyimpan 1/5 cadangan air bersih dunia, namun dari segi agrikultur Rusia memiliki kelemahan fatal karena sebagian besar lahannya tidak cocok untuk bercocok tanam karena terlalu dingin atau terlalu kering. Didasarkan atas pentingnya dan tergantungnya Rusia pada sumber daya alam, para pemegang keputusan di Rusia meyakini bahwa sumber daya alam merupakan source of National Power yang paling utama pada saat ini, terutama resources yang berkaitan dengan sektor energi.
A. Latar belakang
Sebuah entitas hanya akan menjadi entitas jika ada entitas lain yang mengamatinya. Entitas-entitas tersebut akan saling mengamati dan pada saat tertentu akan melakukan kontak dan terjadilah interaksi di antara mereka. Dalam interaksi antara 2 entitas atau lebih akan terjadi situasi dimana suatu entitas memiliki pengaruh yang lebih besar dari entitas lain dalam suatu atau semua hal, situasi tersebut berarti bahwa entitas tersebut memiliki Power, yaitu kemampuannya untuk mengontrol sesuatu yang berada di sekitarnya, termasuk entitas lain. Negara merupakan salah satu entitas politik dan demikian memiliki Power, yang disebut sebagai National Power. Power dan National Power tidak absolut dan bersifat relatif, ukurannya akan berubah-ubah di tiap masa dan juga tergantung pada entitas/negara yang menjadi titik acuan yang mana sangat mempengaruhi Geopolitik. Sumber-sumber National Power menurut beberapa ahli ada beberapa macam, dengan beberapa perbedaan namun juga dengan persamaan yang mendasar :
1
Menurut Morgenthau National Power bersumber pada 1 : Stable Sources, yaitu sumber-sumber yang statis, jarang atau tidak pernah mengalami perubahan, seperti kondisi geografis dan sumber daya alam, Dengan mengecualikan kondisi-kondisi khusus ekstrem seperti annexation atau agresi militer, juga perubahan topografi yang disebabkan bencana alam atau senjata pemusnah massal, sumber-sumber tersebut umumnya akan selalu konstan. Unstable Sources, yaitu sumber-sumber yang dinamis, selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, seperti kualitas pemerintah, kapasitas industri dan militer, populasi, dan lain-lain. Menurut Organski National Power 2 bersumber pada : Natural Sources, yaitu sumber yang berasal dari alam, yaitu geografi, sumber daya alam dan populasi. Organski berasumsi bahwa manusia bisa hidup tanpa negara sehingga populasi manusia awal adalah bagian dari alam. Social Sources, yaitu sumber yang berasal dari manusia, atau lebih tepatnya dari usaha manusia untuk berinteraksi dengan alam di sekitarnya. Meliputi Ekonomi, Politik, Militer, dan sebagainya. Minix mengembangkan teori Organski dan mendefinisikannya lebih jauh ke dalam 3 sumber, 3 yaitu : Natural Sources; Social-Psychological Sources atau kuasa manusia, meliputi National Stability, Leadership, dan Political Will atau dengan kata lain Good Governance; dan Synthetic Sources, yaitu sumber yang berasal dari produk yang dihasilkan oleh kombinasi natural dan social-psychological sources, seperti kapasitas industri dan militer. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa hampir semua aspek dari sebuah negara menyumbang pada National Power. Namun yang perlu diperhatikan ialah
Morgenthau, Hans J, “Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace”. 5th Revised Ed. (New York: Knopf Inc., 1973), 42. 2 Organski, AFK (1958). “World Politics”. New York. 3 Minix, Dean and Hawley, Sandra M. (1998). “Global Politics”. West/Wadsworth. 1
2
semua ahli tersebut berpendapat bahwa keunggulan dalam satu sumber saja tidak serta merta berarti suatu negara memiliki National Power yang besar. Kombinasi yang cocoklah yang menentukan besarnya National Power di masa ini. Pada masa lalu, di abad pertengahan dan sebelumnya, kekuatan militerlah yang dominan, dan hanya dengan kekuatan militer sebuah negara dapat mengatasi semua kekurangan lainnya dengan cara menginvasi atau merampas kerajaan lain. Namun tidak begitu adanya di masa kini, yang telah menjadi semakin kompleks dan semua masalah tidak lagi dapat diselesaikan melalui adu jotos. Populasi besar tidak lagi dapat secara langsung dikonversi menjadi kekuatan militer, karena peperangan modern lebih mengutamakan persenjataan canggih dan jangkauan senjata yang lebih jauh. Populasi besar India, Cina, dan Indonesia menurunkan derajad kualitas kemakmuran di negara-negara tersebut karena negara tidak mampu memberikan pekerjaan yang layak bagi mereka namun konsumsi nasional berbanding lurus dengan jumlah populasi, menjadikan pengeluaran negara semakin bertambah dikarenakan impor yang tidak terkendali untuk pemenuhan kebutuhan rakyat yang juga ditunggangi kaum kapitalis, dalam hal ini populasi besar berubah menjadi beban. Kekuatan militerpun saat ini tidak seberharga pada masa lampau. Korea Utara memiliki militer yang kuat dengan persenjataan yang semakin canggih, namun mengorbankan kesejahteraan rakyat sebagai gantinya. Pada masa ini menyerang negara lain memiliki resiko untuk memulai perang dengan seluruh dunia, seperti yang terjadi pada Irak setelah ia menyerang Iran dan Kuwait yang kemudian ditumpas dengan cepat oleh NATO hanya dalam beberapa hari melalui Operation Desert Storm 4. Militerisme sebuah negara juga dapat merusak hubungan diplomatis dengan negara lain dan merupakan fakta yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, efeknya di era modern ini sangat fatal karena tidak semua negara dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan dapat mengakibatkan berbagai krisis. Berdasarkan penjelasan di atas maka diperlukan kombinasi yang baik antara sumber-sumber tersebut agar sumber-sumber potensial dapat diberdayakan dan dengan
“Operation Desert Storm” (online)
Last Checked on March 28, 2014.
4
3
efektivitas yang tinggi. Di antara sumber-sumber tersebut, setiap negara tanpa terkecuali memiliki Natural Sources walau sekecil apapun, dan dari Natural Sources tersebut yang mengindikasikan kekayaan awal sebuah negara adalah Sumber Daya Alam yang merupakan kekayaan alam yang berada dalam teritori negara tersebut. a. Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya alam (SDA) atau Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami memiliki nilai guna bagi manusia. Sumber daya alam adalah keseluruhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial yang membentuk lingkungan sekitar kita. Hunker menyatakan bahwa sumber daya alam adalah semua yang berasal dari bumi, biosfer, dan atmosfer, yang keberadaannya tergantung pada aktivitas manusia. Semua hal yang ada di sekitar kita dan awalnya netral namun saat manusia berinteraksi dengannya menjadi memiliki nilai guna. Berdasarkan kemampuannya untuk dapat diperbaharui dan relevansi dengan skripsi ini, sumber daya alam dapat dibedakan menjadi 4 macam, 5 yaitu : Perpetual Resources merupakan sumber daya yang tidak akan habis selamanya, setidaknya dalam dimensi manusia. Contohnya adalah sinar matahari yang akan terus ada selama matahari masih ada, dan manusia akan musnah jauh sebelum matahari berhenti bersinar. Potential Resources merupakan sumber daya yang saat ini belum memiliki nilai karena keterbatasan manusia, namun diperkirakan di masa yang akan datang akan memilikinya dan dapat berubah menjadi salah satu dari 3 macam SDA lainnya. Contohnya adalah segala material yang berada di luar angkasa seperti batuan asteroid, Helium-3 di bulan, dan materi teoritis yang mengisi ruang hampa. Beberapa sumber daya potensial kini telah menjadi SDA yang dapat dimanfaatkan, seperti shale rocks 6 yang dapat diproses menjadi migas dan tumbuhan seperti jarak yang dapat diproses menjadi minyak yang dapat digunakan sebagai pelumas,bahan bakar kendaraan, dan sebagainya.
Cutter, Susan L; Renwick, William H. (2004). “Exploitation, Conservation, Preservation, A Geographic Perspective on Natural Resource Use”. Fourth edition. John Wiley & Sons, Inc. 6 “Shale Training and Education Center - Definition” (online) Last Checked on March 28, 2014. 5
4
Renewable Resources merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui atau digunakan berulang-ulang setelah melalui proses pemurnian baik secara natural maupun manual dan dikembalikan ke wujud awalnya. Contohnya adalah air dan tanah yang dapat dipergunakan kembali dengan pengecualian polutan yang sangat merusak seperti zat radioaktif yang pada saat ini membutuhkan ratusan tahun untuk murni kembali. Unrenewable Resources merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan penggunaanya sangat terbatas atau bahkan hanya satu kali, sekaligus menjadikannya sumber daya yang paling bernilai pada saat ini, juga menjadi tipe sumber daya yang dibahas dalam skripsi ini. Contohnya adalah hampir seluruh barang tambang seperti logam yang setelah dipisahkan dari bijihnya tidak bisa dan tidak ada gunanya untuk dikembalikan menjadi bijih lagi, selain itu yang terpenting adalah minyak bumi dan gas alam yang merupakan sumber energi utama dunia pada saat ini. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial tertinggi pada masa ini. Di antara komoditas tersebut adalah migas yang menempati posisi tertinggi, karena selain fungsi utamanya sebagai energi penggerak dunia modern, migas juga menghasilkan produk-produk lain yang dibutuhkan oleh manusia. Utilisasi migas telah menjadi kebijakan utama USSR dan kemudian Rusia terutama di bawah kepemimpinan Putin, dikarenakan fungsinya yang tidak tergantikan pada era ini. b. Fungsi Minyak Bumi dan Gas Alam di Dunia Modern Minyak bumi dan gas alam merupakan hidrokarbon yang berasal dari bendabenda organik yang ada di masa lalu atau dengan kata lain adalah hasil penguraian dari makhluk hidup di masa lampau. 7 Bangkai makhluk hidup tersebut terkubur dalam tanah dan mengalami pemanasan sehingga terurai menjadi larutan dan gas yang mana adalah minyak dan gas bumi. Kedua SDA tersebut berasal dari sumber yang sama dan dengan melalui proses distilasi untuk minyak bumi dan cooling untuk gas alam, dapat diperoleh produk yang sama. Hal itu dikarenakan bentuk paling murni dari minyak bumi adalah gas
“Origins of Oil and Gas” (online) Last Checked on March 28, 2014.
7
5
alam. Migas memiliki fungsi yang sangat vital bagi dunia pada saat ini karena migas dapat diproses menjadi produk-produk yang sangat bermanfaat bagi manusia. Migas atau lebih tepatnya minyak mentah telah diproses dan menghasilkan lebih dari 6000 macam produk pada saat ini, hal tersebut dikarenakan minyak mentah merupakan material utama bagi barang-barang berbahan dasar carbon. 8 Beberapa produk yang dihasilkan dari migas adalah contohnya adalah Bahan Bakar, Pupuk, Plastik, Aspal, Kosmetik, dan Barangbarang berbahan dasar carbon lain Dengan fungsi migas yang sangat vital dalam dunia modern, menjadikannya komoditas yang sangat bernilai. Seluruh negara yang memiliki kekayaan migas dalam jumlah besar kemudian memberdayakannya dan sebagian di antaranya menjadi negara yang kaya secara finansial. Negara-negara Timur Tengah memiliki cadangan migas yang besar dan selain Iran, Mesir, dan Turki semuanya memiliki populasi di bawah 35 juta, menjadikan mereka negara dengan surplus devisa yang besar. 9 Negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Indonesia membutuhkan konsumsi migas yang besar dan sebagai gantinya kemampuan ekspor pun berkurang. Rusia di lain pihak, memiliki cadangan migas yang besar dan kemampuan produksi tertinggi di dunia, menjadikannya dapat melakukan ekspor setelah dengan mudah memenuhi konsumsi dalam negerinya. Sebagian besar migas (84%) diproses menjadi bahan bakar, minyak mentah diproses menjadi berbagai bentuk melalui proses distilasi yaitu melalui pemanasan sampai 400° C dimana produk akhirnya adalah gas alam. Migas dalam kondisi alaminya hanya memiliki 2 wujud, yaitu minyak mentah dan gas alam. Bahan pembentuk migas (organisme) yang terkubur dalam bumi mengalami pemanasan seperti proses distilasi, namun setelah waktu yang lama (sampai jutaan tahun) produk-produk tersebut kembali ke bentuknya yang paling stabil, substansi yang paling bersih dan paling kotor yaitu gas alam dan minyak mentah. Bahan bakar dibuat melalui produk yang dihasilkan dari pemanasan di atas 100° C, dengan semakin murni bahan bakar maka semakin besar tenaga dan semakin kecil zat sisanya.
“Products of Petroleum” (online) Last Checked on March 28, 2014. 9 2012 and prior census reports 8
6
Pada saat ini sumber energi untuk mesin dapat disederhanakan menjadi 2 sumber, yaitu Explosive Energy dari bahan bakar yang menghasilkan energi mekanik dengan tenaga besar dan Electromagnetic dari listrik yang menghasilkan energi mekanik bersifat micro. Bahan bakar digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin berat sementara listrik digunakan untuk menggerakkan peralatan sensitif yang umumnya berukuran lebih kecil. Pabrik-pabrik saat ini sudah jelas tidak bisa beroperasi tanpa bahan bakar dan selain itu 95% kendaraan bermotor di dunia menggunakan bahan bakar. Hanya beberapa negara saja yang mampu mendukung penggunaan kendaraan listrik sepenuhnya dan itu hanya di daerah perkotaan (kecuali KRL). Sampai saat ini hanya bahan bakar dari migas yang gampang digunakan, mudah didapatkan, dan relatif murah karena merupakan substansi yang paling umum sebagai bahan bakar. Selain itu bagi sebagian besar negara, tidak ada alternatif lain selain migas yang dapat menggantikan fungsinya di dunia modern saat ini. Geografi atau Teritori adalah fondasi dari sebuah negara. Negara tidak bisa terbentuk tanpa teritori, karena merupakan salah satu dari 5 unsur pembentuk negara, dan yang paling penting. Dapat diklasifikan bahwa ada 2 komponen pembentuk negara, yaitu manusia dan wilayah. Berbeda dengan alat-alat elektronik, dalam hal ini replaceable parts-nya adalah manusia. Manusia akan lahir dan mati dan siklus tersebut akan berlangsung selamanya, namun wajah bumi akan tetap sama (selama tidak ada apocalyptic disasters). Menurut logika dalam kondisi seperti tersebut di atas, maka expendable items harus digunakan semaksimal mungkin untuk melindungi essential items, maka wajar jika jika rakyat harus melindungi negaranya. Sepanjang sejarah, derajad kepentingan sebuah wilayah terus berubah-ubah. Awalnya hanya tanah yang datar dan subur yang memiliki nilai tinggi karena bisa dipergunakan untuk bermukim dan bertani, sedangkan lahan tandus dan lahan dengan topografi yang kasar seperti bukit dan gunung hanya penting dari sisi strategis defensif. Namun semenjak era industrialisasi, berbagai macam resources menjadi sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia modern, dan lahan-lahan kasar tersebut mendapat nilai baru dan bahkan lebih penting dari lahan yang subur. Pada masa ini, batas-batas negara sudah terdefinisikan dan berada pada posisi statis. Tidak ada lagi lahan bebas kemana sebuah negara dapat memperluas batas negaranya, maka dari itu setiap negara berusaha memaksimalkan potensi yang
7
dimilikinya, yang mana adalah SDM dan SDA. Manusia adalah variable yang sangat sulit untuk dikendalikan, kita tidak dapat dengan sengaja menciptakan manusia sekelas Einstein atau Da Vinci maka umumnya negara berfokus untuk mengendalikan variable yang lain, yaitu SDA. SDA sangat terkait dengan wilayah, maka dari itu Rusia memiliki advantage sebagai negara terluas di dunia. Kepadatan penduduk Rusia hanya 8 orang per km2 dan total wilayah yang dihuni hanya di bawah 20% dari total luas wilayah. 10 Ini berarti Rusia memiliki lebih dari 13 juta km2 lahan yang dapat digunakan sesuai keinginannya, baik itu weapon testing atau ekstraksi sumber daya. Melalui aktivitasaktivitas pemanfaatan tersebut negara-negara dapat meningkatkan National Power yang dimilikinya. Seperti yang telah dijelaskan di awal, National Power berasal dari 3 sumber, yang mana proporsi 3 sumber ini berbeda-beda bagi setiap negara dan tiap negara memiliki fokus masing-masing. Misalnya Jepang dan China yang fokus pada Industrial Capacity dan negara-negara Timur Tengah yang fokus pada SDA. Dengan menjamurnya Demokrasi dan Kapitalisme dalam Ekonomi Pasar, semakin banyak negara yang beralih pada Industrial Capacity sektor manufaktur sebagai Source of National Power. Namun itu adalah kondisi pada saat sekarang dan kemungkinan di masa yang akan datang. Salah satu negara yang fokus pada SDA adalah Rusia. Sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang pertengahan 2013, Rusia berada di bawah kekuasaan total Vladimir Putin. Ambisi Putin untuk memegang kekuasaan tertinggi di Rusia baru terbukti pada Mei 2012 dimana ia kembali dilantik menjadi Presiden Rusia. 2 masa jabatannya sebelumnya, dari 2001 – 2004 dan 2004 – 2008 hanya terhenti karena konstitusi Rusia melarang 3 kali kepresidenan berturut-turut. Namun pada periode 2008 – 2012, kepresidenan Dmitri Medvedev, Putin tidak keluar dari pemerintahan dan menjadi perdana menteri tunggal Rusia. Sampai point itu kita hanya menganggap bahwa Putin adalah seseorang yang berkompeten dan dibutuhkan oleh Rusia. Namun dilantiknya Putin untuk ketiga kalinya mengingatkan kita pada seseorang, mantan Presiden Soeharto, yang sebagian dari kita anggap sebagai diktator.
“World Bank Database on Population Density” (online) Last Checked on March 28, 2014. 10
8
Rusia, seperti juga negara lain yang telah lolos dari suatu krisis, mengalami perkembangan di segala bidang, dan perkembangan yang spektakuler di sektor-sektor tertentu. Pada masa Boris Yeltsin, Rusia yang dalam masa recovery atas kejatuhan Uni Soviet, mencanangkan pembangunan yang merata, namun belum mampu melaksanakan perubahan drastis karena terkendala Public Approval. Baru setelah Putin berkuasa, ia mampu melaksanakan program-program yang tertunda tersebut dan serta merta meraih dukungan masyarakat, sekali lagi mengingatkan kita pada suksesi Soekarno – Soeharto. Salah satu sektor yang merupakan fokus utama dari Putin adalah energi, terutama minyak dan gas alam. Di masanya, Rusia berubah menjadi eksportir energi terbesar, bersaing dengan negara-negara OPEC. Namun Rusia memiliki keunggulan yang sangat besar utamanya untuk pasar Eropa dan Asia, karena Rusia di era Putin telah membangun pipeline minyak dan gas alam yang menghubungkan negara-negara Eropa dan Asia dengan Rusia sehingga export energi semakin mudah dan meniadakan kompetisi dengan eksportir lain. Kekhawatiran tentang tidak mampunya Rusia untuk mempertahankan kemampuan produksi dan eksport energinya tidak terbukti. Bukannya menurun, yang terjadi adalah Rusia menjadi eksportir energi nomor 1 di dunia. Selain itu berhasil masuknya Rusia dalam WTO meningkatkan legitimasi dan memperluas pasar bagi Rusia. Dengan demikian dependensi Rusia pada sektor energi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Fokus Rusia pada sektor energi memang memberikan National Power yang besar pada Rusia dan leverage yang kuat dalam geopolitik. Namun adanya safety net tersebut membuat sektor-sektor lain tidak berkembang secara maksimal. Industri otomotif Russia tidak terlalu populer selain di Eropa dan Industri militer, walaupun adalah eksportir senjata nomor 2 di dunia, bukan merupakan cutting edge teknologi. Walaupun senjatanya fungsional, namun bisa dikatakan tertinggal beberapa generasi dari Amerika Serikat. Satu kecemasan lain juga, yaitu mengenai korupsi dalam pemerintahan Putin. Seperti juga era Soeharto di Indonesia, pemerintahan Putin dianggap authoritarian, melalui media manipulation dan censorship, Putin dianggap menyebarkan image positif yang bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya terjadi. Putin juga dianggap menasionalisasi perusahaan-perusahaan besar untuk keuntungan pribadi, seperti Perusahaan minyak bumi terbesar di Rusia, Yukos. Mengesampingkan apakah isu itu benar atau tidak, Rusia di era Putin memang terkesan authoritarian. Namun negara 9
sekaliber rusia dengan kekayaan dan Human Development Index yang tinggi seharusnya sudah beralih pada demokrasi total. Authoritarian untuk negara dunia pertama hanya menjadi penghambat dalam perkembangan negara tersebut. 11 Berbicara mengenai negara dan pemimpin, kita kerap kali mendengar di siaran berita atau membaca di surat kabar hal-hal seperti, "Obama menarik mundur pasukan di Afghanistan" atau "Kim Jong Il mengecam tindakan Amerika Serikat" dll, yang dengan kata lain adalah simbolisasi pemimpin sebagai negaranya. Ini berarti jika mereka mengatakan Obama melakukan ini itu, yang dimaksud adalah negara Amerika Serikat yang melakukan hal tersebut. Istilah tersebut umumnya hanya dipakaikan pada pemimpin-pemimpin yang sangat charismatik, contoh yang paling umum misalnya "Hitler menginvasi Polandia" dimana Hitler dengan Jerman adalah satu. Dengan datangnya era demokrasi, orang-orang yang bekerja dalam pemerintahan bukan lagi manusia super atau apapun, melainkan hanya replaceable parts yang saat masa jabatannya habis kandidat penggantinya tidak terhitung jumlahnya. Presiden pun termasuk di dalamnya, jadi walaupun presiden dibunuh, negara tidak akan serta merta collapse, dan hanya perlu melantik orang lain sebagai presiden. Degradasi nilai manusia dalam pemerintahan membuat simbolisasi pemimpin sebagai negara semakin jarang dipergunakan. Misalnya kita mendengar bahwa Shinzou Abe atau SBY memberikan bantuan pada Mauritania, kita tidak langsung berpikir bahwa negara ikut di belakangnya dan lebih berpikir itu hanya personal charity. Hanya pemimpin-pemimpin paling berpengaruh di dunia yang mendapat perlakuan seperti itu, dan Putin adalah salah satunya. Mengesampingkan usaha internal Putin untuk konsolidasi kekuasaan dalam negeri Rusia, tidak dapat dipungkiri bahwa secara internasional Putin adalah sosok yang diakui dan merupakan simbolisasi Rusia pada saat ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah utama adalah bagaimana posisi Sumber Daya Alam dalam strategi diplomasi Rusia, “Does democracy help or hurt economic growth?” Anna Nadgrodkiewicz, June 30, 2008 (online) Last Checked on March 28, 2014. 11
10
utamanya dalam menghadapi negara-negara Barat? Kemudian bagaimana Rusia memanfaatkan kekuatan politik yang bersumber dari Sumber Daya Alam tersebut dam hasil-hasil apakah yang telah dicapai dan yang mungkin akan dicapai dari penerapan kekuatan tersebut?
C. Kerangka Berpikir
Untuk menganalisa isu mengenai Sumber Daya Alam maka penulis memilih konsep Geopolitik. Geopolitik menurut Rudolf Kjellen adalah “Mempelajari Politik dari aspek Geografi”, definisi ini lebih lanjut dikembangkan oleh Evans, G & Newnham, J. menjadi “Geopolitik merupakan metode analisis kebijakan luar negeri yang berupaya memahami, menjelaskan, dan memperkirakan perilaku politik internasional dalam variabel geografi. Variabel geografi tersebut umumnya mengarah pada: lokasi geografis negara atau negara yang dipertanyakan, ukuran negara yang terlibat, iklim wilayah tempat negara tersebut berada, topografi wilayah, demografi, sumber daya alam, dan perkembangan teknologi.”. 12 Konsep ini sangat relevan sampai akhir Perang Dunia 2 yang juga menjadi akhir masa kolonialisme sedangkan saat ini melalui kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, globalisasi, dan inovasi berbagai kekurangan geografi dapat diatasi dan untuk beberapa kasus bahkan menjadi keunggulan. Untuk kasus spesifik Rusia penggunaan konsep ini sangat mencerminkan perspektif pemegang keputusan dari masa ke masa. Konsep berikutnya berkaitan erat dengan Geopolitik, yaitu Geostrategi. James Rogers and Luis Simón dalam jurnal mereka “Think Again: European Geostrategy” menyebutkan bahwa "Geostrategy is about the exercise of Power over particularly critical spaces on the Earth’s surface; about crafting a political presence over the international system. It is aimed at enhancing one’s security and prosperity; about making the international system more prosperous; about shaping rather than being shaped. A geostrategy is about securing access to certain trade routes, strategic bottlenecks, rivers, islands and seas. It requires an extensive military presence, normally
Evans, G & Newnham, J. (1998). "The Penguin Dictionary of International relations". Penguin Books, London, Uk. 12
11
coterminous with the opening of overseas military stations and the building of warships capable of deep oceanic Power projection. It also requires a network of alliances with other great Powers who share one’s aims or with smaller ‘lynchpin states’ that are located in the regions one deems important." Definisi tersebut konsisten dengan intisari definisi tokoh-tokoh lain yang menyatakan bahwa Geostrategi adalah Geopolitik untuk mencapai tujuan nasional dan dapat ditempuh melalui kekuatan militer. Saat ini penguasaan atas Geografi Strategis 13 melalui perang atau kekuatan militer sulit dicapai, karena itu negara-negara menempuh jalur lain utamanya kesepakatan ekonomi. Dalam konteks ini penguasaan Rusia atas situs-situs SDA di dalam dan luar negeri membutuhkan penggunaan konsep tersebut. Konsep Power dan National Power tidak bisa dipisahkan dari suatu negara, karena dengan interaksi antara 2 negara atau lebih konsep tersebut akan muncul dengan sendirinya. Terlebih karena SDA merupakan sumber Power yang sangat penting, sepanjang sejarah negara-negara bangkit dan lenyap dalam usaha merebut atau mempertahankan teritori dan SDA yang terkandung di dalamnya. Salah satu tujuan nasional Rusia adalah mencapai Power yang pernah dimiliki USSR dan hal tersebut dilakukan dengan penguasaan SDA. Konsep Power kemudian mengarah pada konsep Food and Energy Security yang merupakan ketahanan nasional sebuah negara di era modern. Selain itu, konsep-konsep yang akan digunakan juga berkaitan dengan kedua konsep di atas dan perdagangan sumber daya di tingkat internasional yaitu konsep manajemen sumber daya alam dan Land Development 14. Rusia merupakan negara terluas di dunia, pemanfaatan lahan yang merupakan bagian dari manajemen SDA merupakan isu yang ambigu. Di satu sisi Rusia memiliki terlalu banyak lahan untuk diurus dan dikembangkan, namun di sisi lain, tiap-tiap lahan tersebut kemungkinan menyimpan potensi berupa kekayaan tambang. Topografi Rusia yang sulit dan iklim yang keras menyulitkan eksplorasi dan ekstraksi SDA, karena itu kewenangan diberikan pada perusahaan swasta, namun saat pertambangan akan dilaksanakan, pemerintah Rusia melakukan intervensi dengan menasionalisasi perusahaan-perusahaan tersebut ataupun 13
Akses atau kontrol pada lokasi geografis yang memiliki peran penting bagi keamanan dan kemakmuran suatu negara 14 Pengalihan fungsi lahan untuk memberikan fungsi baru padanya
12
membatasi akses perusahaan-perusahaan swasta pada tambang-tambang baru. Menyiratkan bahwa sektor publik Rusia ingin memonopoli sektor energi dari SDA. Kepemilikan Rusia atas SDA tersebut kurang lebih mendefinisikan eksistensinya bagi negara-negara tetangga pada saat ini. Ketimbang memperoleh uang dari perdagangan SDA-nya, kemampuan yang diperoleh dari dominasi SDA adalah yang lebih penting. Kemampuan untuk mengalokasi SDA utamanya sumber energi bagi negara-negara sekitar mengamankan posisi Rusia dalam hubungan diplomatisnya. Saat ini Rusia menganut sistem ekonomi campuran seperti juga negara-negara lain, berupa sebagian Ekonomi Terencana atau Centralized Planning, yang didasarkan pada aktivitas ekonomi Rusia yang tidak memberikan kebebasan dan inisiatif pada warga negaranya dimana aktivitas ekonomi utama dikuasai oleh negara melalui perusahaanperusahaan milik negara dan bahkan menasionalisasi sektor-sektor privat yang bergerak di sektor-sektor penting terutama sumber daya alam sektor energi yang mana hal ini mencerminkan sejarah totalitarian yang diwarisi dari USSR dan Kekaisaran Rusia di masa lampau dan sebagian Ekonomi Pasar yang merupakan warisan dari pemerintahan Yeltsin. Namun Rusia tidak mengarah pada State Capitalism, seperti yang diungkapkan Medvedev bahwa pada 2016 pemerintah Rusia akan mulai melepas perusahaanperusahaan negara untuk mengarah lebih ke kapitalisme liberal. Namun selama ini kontrol atas SDA dan penjualannya menjadi leverage untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan politik Rusia dalam hubungan internasional, berkurangnya kontrol negara atas hal tersebut dapat dipastikan mempengaruhi politik luar negeri Rusia secara signifikan. Sebagai negara terluas di dunia, Rusia berbatasan darat dengan banyak negara lain, yang mana kebanyakan juga merupakan pecahan dari USSR. Kondisi geografis Rusia mirip dengan Indonesia dan cenderung terkendala masalah persatuan dan nasionalisme, namun Indonesia yang juga dipisahkan oleh lautan memiliki masalah yang skalanya lebih besar, sehingga walaupun tanpa event fenomenal seperti keruntuhan USSR, provinsi di Indonesia berusaha memerdekakan diri mereka sendiri, walaupun hanya berupa gerakan separatis menggunakan kekerasan, atau dengan kata lain, pemberontak. Namun buktinya Indonesia telah kehilangan Timor Timur sebelumnya, serta pulau-pulau terluar seperti Sipadan dan Ligitan yang menjadi milik Malaysia setelah dispute teritorial. Lao Tzu mengatakan bahwa pemimpin yang terbaik adalah yang invisible bagi rakyatnya, bukan 13
yang disanjung atau ditakuti. Itu benar, namun tidak berlaku untuk kasus Indonesia dan Rusia, karena walaupun invisible, itu bukan karena mereka merasa secure, namun karena sejak awal tidak merasa sebagai bagian dari negara tersebut. Kembali ke Rusia, negara-negara yang berbatasan langsung dengannya kebanyakan adalah pecahan USSR, dan dengan demikian statusnya dapat dikatakan sebagai sekutu dan diplomasi umumnya dapat berjalan lebih mulus. Keputusan untuk memecah negara seperti ini sebenarnya telah ada sejak zaman prasejarah, saat sebuah suku menjadi terlalu kuat dan besar, normal untuk memecah suku tersebut menjadi beberapa suku. Dengan melakukan hal tersebut, manajemen dan development lebih mudah untuk dilakukan. Untuk Rusia, dengan demikian border interactions menjadi terbatas dan dapat fokus ke hubungan dengan negara non-USSR yaitu China, Mongolia, dan negara-negara Scandinavia. Rusia dengan negara-negara tersebut dan Jepang serta Canada terlibat dalam konflik geopolitik menyangkut kawasan Kutub Utara. Laut Arktik merupakan kawasan dengan potensi SDA migas yang besar, dan negara-negara utara tersebut memperebutkan hak pengelolaannya. Rusia memiliki legal claim yang paling besar berdasarkan kondisi geografis, namun negara-negara lainnya tidak membiarkannya begitu saja. Muncul rencana untuk berkompromi melalui treaty seperti yang terjadi pada hak pemanfaatan Kutub Selatan, namun kasusnya berbeda karena Kutub Selatan tidak dalam proximity negara manapun, sedangkan wilayah Arktik berada dalam jangkauan negara-negara tersebut. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Rusia akan tetap mempertahankan klaimnya dan hal ini akan menjadi salah satu konflik geopolitik utama dalam beberapa waktu ke depan.
D. Hipotesis
Rusia di awal pecahnya dari USSR memiliki berbagai masalah di dalam dan luar negeri terkait dengan transisi kepemimpinan. Buruknya manajemen sumber daya merupakan akibat langsung dari transisi tersebut. Kondisi Rusia pada masa itu tidak siap untuk menghadapi perubahan radikal, namun Boris Yeltsin menerapkan kebijakan untuk menggeser Rusia kepada kapitalisme dalam waktu yang singkat. Perubahan dari komunisme ke kapitalisme instan tersebut menghancurkan ekonomi Rusia dan 14
menghasilkan banyak masalah baru, diantaranya adalah hilangnya sebagian besar akses pada sektor sumber daya dan energi pada oligarchs 15. Sumber Daya Alam yang melimpah selalu menjadi perhatian utama dalam formulasi kebijakan dan Politik Luar Negeri namun dengan era Yeltsin hilanglah keunggulan tersebut. Vladimir Putin yang menjabat sebagai presiden setelah periode kedua Yeltsin menyadari pentingnya SDA di dunia modern dan memprediksi kebutuhan akannya akan meningkat drastis kemudian berupaya mengambil alih sektor-sektor yang lepas tersebut dengan berbagai cara, terkadang di ambang batas kelegalan. Putin melebur perusahaanperusahaan migas ke dalam perusahaan negara Gazprom dan memberikan berbagai keistimewaan padanya termasuk hak pengembangan situs-situs baru yang secara efektif mengembalikan kontrol atas SDA migas yang kemudian menjadi faktor utama dalam kebijakan Politik Luar Negeri Rusia sampai saat ini. Rusia yang kini dalam periode ketiga Putin setelah diselingi Dmitri Medvedev setelah periode keduanya menempatkan pemanfaatan SDA sebagai kebijakan jangka panjang dengan penjualan migas melalui jalur pipa kepada beberapa negara seperti Cina, Jepang, dan negara-negara Eropa. Berbagai tantangan masih menghadang Rusia dalam hal tersebut, di antaranya adalah investasi dan penjualan aset besar-besaran oligarchs termasuk dari sektor energi ke luar Rusia, bertambahnya negara eksportir SDA dan energi dimana Indonesia termasuk di dalamnya, intervensi AS di negara-negara klien Rusia, dan lain sebagainya. Tantangan-tantangan tersebut mempersulit Rusia yang menerapkan penguasaan SDA sebagai sumber National Power untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan politiknya.
E. Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
studi
kepustakaan,
yaitu
mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi sekunder seperti buku, artikel, jurnal, baik cetak maupun elektronik. Metode penelitian ini diambil karena metode experiment
15
Sekelompok orang yang memiliki kekuatan politik yang besar, dalam konteks Rusia mengacu pada pebisnis yang memiliki kekayaan yang sangat besar
15
atau direct observation tidak dapat dilakukan karena terkendala hambatan ruang dan waktu. Tulisan kemudian dibuat dalam struktur naratif-deskriptif yang dimulai dari kejatuhan USSR dan terbentuknya Rusia pada tahun 1991. Seluruh argumen didasarkan atas peran, keuntungan, kerugian, dan usaha menguasai Sumber Daya Alam sebagai sumber National Power dan alat diplomasi.
16