BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kanker merupakan tantangan kesehatan masyarakat dengan insidensi yang meningkat setiap tahunnya (Parkin et al., 2002). Di negara berkembang sekitar 25 juta orang mengidap kanker. Apabila dilakukan pengobatan dan terapi secara teratur dapat menekan pertumbuhan penyakit kanker. Untuk itu, dibutuhkan program untuk masyarakat yaitu kegiatan pencegahan seperti: skrining, deteksi dini, pengobatan dan perawatan paliatif secara menyeluruh, serta pemeriksaan lanjutan pasca sembuh (Otter et al., 2009). Menurut WHO (2012) Setiap tahun jumlah penderita kanker dunia bertambah 6,25 juta orang, dalam 10 tahun mendatang diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker (RISKESDA., 2013). Menurut American Cancer Society, sekitar 1.660.290 kasus kanker diharapkan dapat didiagnosis pada tahun 2013 (Kamaludin et al., 2013). Hasil survei menunjukkan, prevalensi kanker di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tertinggi se-Indonesia yaitu 9,6 per 1000 penduduk. Nilai survei tersebut diperoleh dari 4,3 per 1000 penduduk dengan tingkat kejadian lebih tinggi diderita oleh perempuan 5,7 per 1000 penduduk dibandingkan laki-laki 2,9 per 1000 penduduk (RISKESDAS., 2013). Upaya pengendalian kanker telah dilakukan oleh pemerintah dan sektor swasta, termasuk organisasi profesi dan organisasi non pemerintah (LSM). Kegiatan yang dilakukan yaitu, pencegahan primer dan deteksi dini, menyediakan fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan, melakukan penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri melalui publik pendidikan (Tjindarbumi & Mangunkusumo., 2002). Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah organisasi nirlaba bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan
1
2
serta merupakan organisasi yang mengkhususkan diri untuk menanggulangi kanker.
YKI
bertujuan
mengupayakan
penanggulangan
kanker
dengan
menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif, dan supportif (YKI., 2012). Program promotif dilakukan melalui kegiatan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) penanggulangan masalah kanker. Advokasi dilakukan kepada para pihak yang mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan lebih lanjut penanggulangan masalah kanker. KIE dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat baik melalui KIE massa, KIE kelompok, maupun KIE yang lebih bersifat personal. Pendidikan diberikan kepada para petugas kesehatan dan sukarelawan YKI (YKI., 2012). Fokus program promotif adalah memasyarakatkan perilaku sehat guna mengurangi resiko terkena kanker. Program preventif, dimaksudkan untuk dapat memberikan pelayanan pemeriksaan deteksi dini kanker. Program supportif yaitu, untuk memberikan layanan dalam meningkatkan kualitas hidup penderita kanker, penelitian, dan kegiatan-kegiatan lainnya (YKI., 2012). Yayasan ini memiliki visi “Masyarakat Peduli Kanker”. Visi tersebut mengandung pengertian, agar masyarakat mampu memberikan perhatian, dukungan dan lindungan sehingga dapat mewujudkan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan penderitaan akibat kanker (YKI., 2012). Sesuai dengan visi YKI yaitu PEDULI yang merupakan singkatan dari pertama, PErhatian bahwa masalah kanker bukan hanya masalah individu atau keluarga yang terkena kanker saja. Kedua, memberikan DUkungan baik moral dan material sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Ketiga, memberikan LIndungan agar mereka yang terkena kanker merasa terayomi sehingga timbul semangat diri untuk mencari solusi terbaik dalam rangka pengobatan maupun peningkatan kualitas hidup penderita kanker (YKI., 2012). Visi tersebut diharapkan dapat menimbulkan komitmen dan membuat semangat bukan hanya pada YKI Cabang DIY tetapi pada masyarakat; dapat memberikan arti kehidupan seluruh pengurus dan relawan YKI serta masyarakat;
3
dapat mengembangkan standar dalam kualitas pelayanan; dan dapat sebagai penghubung situasi kini dan yang akan datang (YKI., 2012). Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta, dan dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI Cabang DIY mempunyai fasilitas sarana dan prasarana berupa Sasana Marsudi Husada, tempat menginap bagi pasien kanker dari luar kota yang berobat jalan ke Rumah Sakit di Yogyakarta beserta keluarganya. Yayasan ini memiliki program kesehatan unggulan seperti pelayanan sosial kesehatan, pendidikan, dan penyuluhan serta pengaturan dana donasi (YKI., 2012). Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengelolaan sukarelawan pada lembaga swadaya masyarakat bidang kesehatan di YKI Cabang DIY. B. Rumusan Masalah Sukarelawan merupakan komponen penting untuk memberdayakan dan mengoptimalkan kegiatan di Lembaga Swadaya Masyarakat. Namun, salah satu tantangan umum dalam mengelola relawan adalah kurangnya dana yang mendukung dan keterbatasan waktu bagi mereka (Kamaludin et al., 2013). Hal ini membuat keberadaan mereka di suatu LSM semakin berkurang (Jack et al., 2011). YKI Cabang DIY selaku LSM bidang kesehatan perlu memperhatikan kinerja dari sukarelawan, Karena mereka juga bagian dari teamwork dalam menjalankan program pendampingan terhadap pasien kanker dan survivor (la Cour & Cutchin., 2013). Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimana analisis pengelolaan sukarelawan pada lembaga swadaya masyarakat bidang kesehatan di YKI Cabang DIY?
4
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum: Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana analisis pengelolaan sukarelawan pada lembaga swadaya masyarakat di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan khusus: 1. Untuk mendeskripsikan pengorganisasian kegiatan YKI Cabang DIY yang memiliki ragam profesi dapat bekerjasama dengan sukarelawan sebagai teamwork. 2. Untuk mengetahui koordinasi YKI Cabang DIY dalam mengelola sukarelawan. 3. Untuk mengetahui YKI Cabang DIY dalam memenuhi fungsi staffing khususnya sukarelawan. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Yayasan Kanker Indonesia dalam mengelola sukarelawan. Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi kepada pihak YKI, selaku organisasi yang mengkhususkan diri untuk menanggulangi kanker di Indonesia. b. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
masukan
atau
pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, dan bagi peneliti sendiri merupakan
sebuah
pembelajaran
untuk
lebih
memahami
konsep
pengorganisasian, koordinasi, ketenagaan, dan pengelolaan sukarelawan pada lembaga swadaya masyarakat dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan kanker di YKI. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang mengkaji tentang analisis pengelolaan sukarelawan di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut
5
sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Namun demikian, terdapat beberapa penelitian yang menyangkut dengan manajemen pelayanan kesehehatan terhadap pasien kanker: 1.
Peneliti
: Admi et al., (2013).
Judul
: Hospital – Community Interface: A Qualitative Study on Patients With Cancer and Health Care Providers’ Experience.
Tujuan
: Menganalisa peran koordinasi dalam mengatasi masalah birokrasi, komunikasi, dan struktural bagi keluarga pasien kanker.
Tempat
: Penelitian dilakukan di Pusat Onkologi di Bagian Utara Negara Israel.
Persamaan
:
a. Metode penelitian. b. Variabel penelitian (Koordinasi).
Hasil
: Adanya kesenjangan pada birokrasi secara formal sehingga keluarga pasien dan pasien kurang mendapatkan informasi yang jelas.
2.
Peneliti
: Kamaludin et al., (2013).
Judul
: Challenges in Volunteerin from Cancer Care Volunteers Perspectives.
Tujuan
: Menganalisa keterlibatan organisasi non pemerintah (LSM) dan kelompok-kelompok pendukung yang telah membantu memperkuat
pelayanan
kesehatan
masyarakat
dalam
mengatasi beban perawatan kanker. Tempat
: Salah satu LSM di Malaysia.
Persamaan
:
a. Responden penelitian adalah relawan di LSM. b. Metode penelitian.
Hasil
: Menunjukkan bahwa mobilitas dan lokalitas merupakan kebutuhan bagi relawan sehingga mereka membutuhkan waktu yang fleksibel dan dukungan keuangan agar mampu melaksanakan tugas dengan baik.
3.
Peneliti
: la Cour K dan Cutchin M.P., (2013).
6
Judul
: Developing Community Based Rehabilitation for Cancer Survivors: Organizing for Coordination and Coherence in Practice.
Tujuan
: Untuk menjelaskan dan menganalisa isu-isu yang berkaitan dengan koordinasi dan koherensi rehabilitasi kanker berbasis masyarakat.
Tempat
: Negara Denmark.
Persamaan
:
a. Variabel penelitian (Koordinasi dan Relawan). b. Metode penelitian (Wawancara Mendalam).
Hasil
: Kurangnya adanya kerjasama antara penyedia layanan kesehatan dengan sistem pengiriman tenaga kesehatan. Merupakan masalah utama dalam melakukan kolaborasi dan membangun koordinasi perawatan.