BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan jalan merupakan salah satu infrastruktur utama penggerak roda perekonomian nasional dan daerah sehingga ketersediaan jalan adalah prasyarat mutlak untuk berkembangnya suatu wilayah. Sesuai dengan karakteristiknya, jalan akan mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan perkerasan jalan. Oleh karena itu, untuk memperlambat penurunan kondisi kerusakan jalan maka perlu dikelola pemeliharaannya agar sesuai dengan umur rencana pelayanan (life time service). Pemeliharaan
jalan
perlu
dilakukan
secara
terus
menerus
dan
berkesinambungan, khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pelaksanaan pemeliharaan jalan harus mencakup semua komponen jalan yang terdiri dari badan jalan dan bangunan pelengkap jalan beserta sarana-sarana pendukungnya. Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala. Pemeliharaan jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilaksanakan sesegera mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Pemeliharaan rutin dikelola langsung oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum melalui dana swakelola. Pemeliharaan berkala dilakukan secara berkala dengan melakukan peremajaan terhadap bahan perkerasan melalui kerjasama kontrak jasa kontraktor dan konsultan sebagai penyedia jasa. Masa kontrak pekerjaan pemeliharaan berkala jalan terdiri atas 2 (dua) periode, yaitu: periode pelaksanaan konstruksi dan periode pemeliharaan konstruksi. Periode pelaksanaan konstruksi merupakan waktu yang ditetapkan oleh pengguna jasa terhadap kontraktor untuk menyelesaikan seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi sesuai dengan perjanjian kontrak, sedangkan periode pemeliharaan konstruksi merupakan waktu yang ditetapkan pengguna jasa terhadap kontraktor untuk memelihara bangunan jalan yang sedang dan telah dikerjakan selama masa konstruksi. Kontraktor wajib melakukan pemeliharaan
1
2
atas hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. Surat Edaran Ditjen Bina Marga No. 06/SE/06/2011, tanggal 20 Desember 2011, menetapkan perpanjangan masa pemeliharaan oleh kontraktor yang semula 6 (enam) bulan diperpanjang menjadi 2 (dua) tahun. Oleh karena itu, kontraktor masih bertanggung jawab untuk menjaga kondisi jalan selama 2 (dua) tahun terhitung pada saat penyerahan pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan penyerahan akhir pekerjaan (FHO). Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja kontraktor sangat dibutuhkan mengingat ketiadaan unsur konsultan pengawas selama periode pemeliharaan konstruksi jalan. Fakta di lapangan menujukkan beberapa segmen jalan telah mengalami kerusakan dini selama periode pemeliharaan. Kondisi kerusakan jalan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Monitoring dan evaluasi selama periode pemeliharaan konstruksi jalan perlu dilaksanakan dalam upaya menjaga kondisi jaringan jalan yang telah mantap untuk melayani lalu lintas transportasi darat. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian “Monitoring dan Evaluasi Penerapan Capaian Mutu Periode Pemeliharaan Konstruksi Jalan (PHOFHO)”.
Gambar 1.1. Kondisi kerusakan jalan pada periode pemeliharaan
3
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan capaian mutu selama periode pemeliharaan konstruksi jalan, yaitu menjawab pertanyaan : (1) Bagaimana bobot tingkat kepentingan tiap faktor yang mempengaruhi kualitas mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan (SDM, keuangan, metode kerja, peralatan, material, dan lingkungan)? (2) Bagaimana model monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan berbasis faktor sdm, keuangan, metode kerja, peralatan, material, dan lingkungan? (3) Bagaimana tingkat kinerja kontraktor selama periode pemeliharaan konstruksi jalan di Ruas Jalan Lintas Penghubung Sumatera Selatan? (4) Bagaimana kendala dalam usaha pencapaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan di Ruas Jalan Lintas Penghubung Sumatera Selatan? C. Tujuan Penelitian Tujuan kajian tentang monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan ini adalah untuk memperoleh: (1) Bobot tingkat kepentingan tiap faktor yang mempengaruhi kualitas mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan (SDM, keuangan, metode kerja, peralatan, material, dan lingkungan). (2) Model program yang dapat digunakan untuk memonitoring dan mengevaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan. (3) Tingkat kinerja kontraktor selama periode pemeliharaan konstruksi jalan di Ruas Jalan Lintas Penghubung Sumatera Selatan. (4) Kendala pencapaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan di Ruas Jalan Lintas Penghubung Sumatera Selatan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, sebagai berikut:
4
(1) Manfaat praktis Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang kinerja kontraktor dan dapat menjadi salah satun acuan pengendalian mutu selama periode pemeliharaan konstruksi jalan. (2) Manfaat teoritis Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dalam hal penerapan capaian mutu beserta faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan ini hanya terbatas pada : (1) Subyek survei bobot tingkat kepentingan tiap faktor yang mempengaruhi kualitas mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan dilakukan terhadap para pakar (pengelola jalan) yang terlibat langsung dalam pelaksanaan konstruksi jalan pada wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) III Palembang. (2) Obyek sampel uji coba model monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan dilakukan pada wilayah kerja SNVT PJN Wil. II Sumsel di ruas jalan nasional Lintas Penghubung Sumatera Selatan. Penilaian kinerja kontraktor dilakukan terhadap 5 (lima) paket kegiatan konstruksi jalan Tahun Anggaran 2012 yang saat ini masih dalam periode pemeliharaan, yaitu: (a) peningkatan struktur jalan Simpang Indralaya – Batas Kota Prabumulih; (b) peningkatan struktur jalan Sudirman (Kota Prabumulih); (c) peningkatan struktur jalan Batas Kota Prabumulih – Simpang Belimbing - Batas Kota Muara Enim; (d) peningkatan struktur jalan Simpang Indralaya - Prabumulih – Simpang Belimbing; dan (e) peningkatan struktur jalan Simpang Belimbing – Muara Enim. (3) Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penilaian kinerja kontraktor selama periode pemeliharaan konstruksi jalan, sebagai berikut: (a) faktor sumber daya manusia (tenaga kerja) pemeliharaan konstruksi jalan; (b) faktor
5
keuangan (financing) saat proses pemeliharaan konstruksi jalan; (c) faktor pelaksanaan dan metode kerja pemeliharaan konstruksi jalan; (d) faktor peralatan dan alat berat pemeliharaan konstruksi jalan; (e) faktor bahan (material) pemeliharaan konstruksi jalan; dan (f) faktor lingkungan lokasi pekerjaan pemeliharaan konstruksi jalan. (4) Pekerjaan pada periode pemeliharaan mencakup pemeliharaan perkerasan lentur jalan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan, bangunan pelengkap jalan, dan pengendalian tumbuh-tumbuhan. (5) Survei pendapat pakar dilakukan dengan menggunakan kuesioner. F. Keaslian Penelitian Penelusuran terhadap penelitian sebelumnya menghasilkan beberapa temuan penelitian yang memiliki tema relevan dengan penelitian ini, yaitu: (1) Mulyono, dkk (2010) melakukan penelitian tentang penerapan Standar Nasional Indonesia bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil jalan raya. Penelitian ini bertujuan membuat model logik monitoring dan evaluasi penerapan SNI dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan dengan pendekatan sistemik, hirarkis dan komprehensif. Penelitian dilakukan dengan pembobotan variabel yang dianalisis menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan metode multi kriteria. Lokasi penelitian uji coba model dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap penerapan SNI 03-3425-1994 tentang tatacara pelaksanaan lapis tipis beton aspal untuk jalan raya. Hasil uji coba menunjukkan bahwa aspek acceptable, applicable, dan user friendly berada pada kategori cukup baik, tetapi aspek portable dalam kategori kurang baik. (2) Widirianto (2012) melakukan penelitian tentang penerapan sistem manajemen mutu pelaksanaan jalan di Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan penerapan sistem manajemen mutu dan tingkat kualitas pelaksanaan jalan di Kabupaten Halmahera Timur. Lokasi penelitian dilakukan pada 3 (tiga) ruas jalan kabupaten di Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian dilakukan dengan pendekatan indikator berupa
6
subsistem masukan (input) – proses (process) – keluaran (output) – hasil (outcome) – dampak (impact). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan penerapan sistem manajemen mutu pelaksanaan jalan kabupaten di Kabupaten Halmahera Timur tergolong pada kriteria cukup optimal. (3) Mato’ori (2012) melakukan penelitian tentang penerapan standar mutu perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan jalan di Kabupaten Morowali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan, penerapan dan kendala implementasi standar mutu secara sistemik dari cara memiliki, memahami dan menerapkan SNI. Penelitian dilakukan terhadap SNI 03-17321989 tentang tata cara perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode analisa komponen, SNI 03-2853-1992 tentang tata cara pelaksanaan lapis pondasi jalan dengan batu pecah, dan SNI 03-3979-1995 tentang pelaksanaan laburan aspal satu lapis (burtu) untuk permukaan jalan di Kabupaten Morowali. Penelitian mengungkapkan bahwa tingkat pengenalan responden terhadap ketiga SNI tersebut kurang optimal, sedangkan aspek pemahaman bahasa dan substansi teknis serta penerapan ketiga SNI secara umum dalam kategori cukup optimal. Hasil
penelusuran
terhadap
penelitian
terdahulu,
tidak
ditemukan
pembahasan tentang monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan. Penelitian “Monitoring dan Evaluasi Penerapan Capaian Mutu Periode Pemeliharaan Konstruksi Jalan’’ memiliki beberapa persamaan dan perbedaan terhadap penelitian sebelumnya, yaitu: (1) Penelitian monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya,
dalam
hal
sebagai
berikut:
(a)
instrument
penelitian
menggunakan kuesioner; (b) subyek penelitian adalah pakar dan pihak-pihak yang terkait langsung pada pelaksanaan konstruksi jalan; (c) penilaian tiap faktor dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu: “excellent”, “good”, “medium”, dan “lack”; dan (d) penelitian menghasilkan suatu model monitoring dan evaluasi.
7
(2) Penelitian monitoring dan evaluasi penerapan capaian mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, dalam hal sebagai berikut: (a) kuesioner disusun dengan metode ranking dan bobot pendapat pakar untuk mendapatkan bobot pengaruh tiap faktor yang mempengaruhi kualitas mutu periode pemeliharaan konstruksi jalan (b) Obyek sampel penelitian dilakukan pada wilayah kerja SNVT PJN Wilayah II Sumsel di Ruas Lintas Penghubung Sumatera Selatan; (c) faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja kontraktor terdiri dari faktor sumber daya manusia, faktor material (bahan), faktor peralatan, faktor metode kerja, faktor keuangan, dan faktor lingkungan; dan (d) penelitian dilakukan untuk menilai kinerja kontraktor selama periode pemeliharaan konstruksi jalan.