BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika, dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan, dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Dalam menghadapi persaingan antar rumah sakit, menjaga mutu pelayanan menjadi hal yang penting agar kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit terjaga. Kepercayaan masyarakat tersebut dapat diperoleh apabila pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu, rumah sakit perlu menciptakan pelayanan yang sesuai standar yang ditentukan dan menjaga mutu pelayanan terhadap pasien dengan langkah awal yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan pelayanan bagian
pendaftaran pasien. Berdasarkan Huffman (1994) pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan. Pendaftaran pasien merupakan tempat pelayanan awal pasien yang akan berobat di rumah sakit. Maka, berawal dari tempat pendaftaran pasien akan dinilai apakah rumah sakit tersebut memiliki mutu pelayanan yang baik atau sebaliknya. Mutu
adalah
tingkat
kesempurnaan
pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan, di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang ditetapkan (Azwar,1996). Pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan termasuk pada pelayanan rumah sakit. Pelayanan rumah sakit terdapat standar pelayanan minimum (SPM) rumah sakit untuk mengatur pelayanan di rumah sakit. Berdasarkan Kepmekses No.129 Tahun 2008, SPM-RS merupakan alat ukur mutu pelayanan rumah sakit yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja
1
2
rumah sakit. SPM bersifat sederhana, konkrit mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian. Pada pendaftaran rawat jalan terdapat SPM waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan yaitu kurang lebih 10 menit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis, pengertian rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Di Rumah Sakit Baptis Batu terdapat aplikasi respon time dalam menunjang mutu pelayanan pendaftaran rawat jalan. Aplikasi respon time dirancang untuk membantu dalam penyediaan berkas rekam medis supaya tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan minimum dalam penyediaan berkas rekam medis rawat jalan. Berdasarkan studi pendahuluan pada saat kerja pengabdian pada tanggal 6 - 31 Juli 2015 dengan cara pengamatan dan wawancara dengan kepala instalasi rekam medis, di bagian pendaftaran rawat jalan Rumah Sakit Baptis Batu masih terdapat permasalahan terkait waktu penyediaan berkas rekam medis yang lama atau terlambat. Keterlambatan penyediaan berkas rekam medis berpengaruh terhadap pelayanan. Saat ini terdapat satu solusi untuk mengatasi keterlambatan yaitu dengan aplikasi respon time yang juga digunakan untuk menunjang SPM waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas penggunaan respon time dalam pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan yang ada di rumah sakit tersebut, maka peneliti melakukan penelitian terkait Pemanfaatan Aplikasi Respon time dalam Ketersediaan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Baptis Batu. B. Rumusan Masalah Bagaimana pemanfaatan aplikasi respon time dalam menunjang Standar Pelayanan Minimum (SPM) waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Baptis Batu?
3
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui penggunaan aplikasi respon time di tempat pendaftaran rawat jalan dan mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan dengan menggunakan aplikasi respon time di Rumah Sakit Baptis Batu 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui penggunaan aplikasi respon time di tempat pendaftaran rawat jalan di Rumah Sakit Baptis Batu b. Mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan dengan menggunakan aplikasi respon time di Rumah Sakit Baptis Batu. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu landasan untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit b. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat berguna untuk menerapkan dan menghasilkan teoriteori yang diperoleh dari institusi pendidikan secara langsung di rumah sakit. Selain itu, peneliti juga beharap penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berguna apabila sudah memasuki dunia kerja. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu refrensi tambahan dalam pembelajaran ilmu rekam medis dan menambah pengetahuan tentang mutu pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan. Selain itu juga dapat menambah refrensi atau koleksi perpustakaan. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat dijadikan refrensi dalam pendalaman materi yang relevan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
4
E. Keaslian Penelitian 1. Winarni (2013), dengan judul “Penyediaan Berkas Rekam Medis Pasieen Rawat Jalan Berdasarkaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyediaan berkas rekam medis rrawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Miniml (SPM) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Bertujuan untuk mengetahui proses penyediaan berkas rekam medis , mengetahui rata-rata kecepatan dalam penyedian berkas rekam medis pasien rawat jalan terkait dengan SPM serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dalam penyediaan berkas rekam medis. Metode penelitian yang dilakukan
adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data secara cross sectional. Objek pada penelitian ini adalah penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan sebanyak 99 berkas. Metode pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara. Uji validitas menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata kecepatan dalam penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan adalah 14,52 menit dan prosentase keterlambatan 76,76% tepat waktu 23,23% dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor machine (alat), Man (manusia), Method (cara) , Environment (lingkungan). Persamaan penelitian ini dengan penelitian Winarni adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan lainnya cara pengumpulan
data
penelitian
ini
dan
penelitian
Winarni
dengan
menggunakan wawancara dan observasi. Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan dan lokasi. Perbedaan lainnya dalam penelitian ini terdapat aplikasi respon time. 2. Priyono (2011), dengan judul “Penyediaan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Pasien Lama ke Klinik Penyakit Dalam berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Rumah Sakit Jogja”. Bertujuan untuk mengetahui rata-rata waktu penyediaan berkas rekam medis
dan
prosentase keterlambatan penyediaan berkas rekam medis ke klinik dalam antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan pelaksanaan, proses
5
penyediaan berkas rekam medis serta faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan dalam penyediaan berkas rekam medis ke klinik penyakit dalam. Mertode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan data diperoleh dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Uji validitas data menggunakan trangulasi sumber. Hasil penelitiannya yauitu rata-rata waktu untuk menyediakan berkas rekam medis ke klinik penyakit dalam rumah Sakit Jogja adalah 28,39 menit, dan prosentase keterlambatan penyediaan berkas rekam medis deangan standar pelayanan minimal 15 menit diperoleh 85,90% dan ketepatan 14,10%. Tinggi angka keterlambatan berkas rekam medis tersebut disebabkan oleh faktor-faktor : tidak diketemukannya berkas rekam medis di dalam rak penyimpanan, sarana dan fasilitas fisik ruangan penyimpanan serta sumber daya manusia. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Priyono adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan lainnya cara pengumpulan
data
penelitian
ini
dan
penelitian
Priyono
dengan
menggunakan wawancara dan observasi. Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan dan lokasi. Perbedaan lainnya dalam penelitian ini terdapat aplikasi respon time. 3. Nurul Fatimah (2015), dengan judul “Analisis Kemampuan Petugas Filing Dalam Menyediakan Rekam Medis Rawat Jalan Klinik Interna di RST dr. Soedjono Magelang”. Bertujuan untuk mengetahui kemampuan petugas filing dalam menyediakan rekam medis rawat jalan klinik Interna dan ratarata waktu penyediaan rekam medis rawat jalan klinik Interna di RST dr.Soejono Magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah lima orang petugas filing dan objek dalam penelitian ini adalah 373 berkas rekam medis rawat jalan klinik Interna. Uji validitas menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian adalah petugas filing yang mampu mengetahui tentang rekam medis (100%), tempat penyimpanan (100%), 5ating penyimpanan
6
(40%) dan 6ating penjajaran (60%) yang diterapkan di RST dr.Soedjono Magelang, Standar Pelayanann Minimal (20%), standar waktu penyediaan rekam medis rawat jalan (40%). Petugas filing di RST dr.Soedjono terdiri dari dua orang lulusan SMA. Satu petugas filing pernah mengikuti pelatihan rekam medis tetapi dalam bentuk seminar rekam medis. Pengalaman kerja petugas filing di Seksi Pelayanan Medis RST dr.Soedjono Magelang yaitu <1 tahun (40%), 1-5 tahun (40%), dan 6-10 tahun (20%). Rata-rata waktu penyediaan rekam medis rawat jalan Klinik Interna RST dr. Soedjono Magelang adalah 51,6 menit dengan waktu penyediaan tercepat dua menit dan terlama 249 menit. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nurul Fatimah adalah samasama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Kesamaan lainnya cara pengumpulan data penelitian ini dan penelitian Nurul Fatimah dengan menggunakan waancara dan observasi. Perbedaan dengan penelitian ini sangat jelas terletak pada judul, tujuan dan lokasi. Perbedaan lainnya yaitu uji validasi data menggunakan triangulasi sumber. Selain itu juga dalam penelitian ini terdapat aplikasi respon time. F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah rumah Sakit Rumah Sakit Baptis Batu (RSBB) merupakan rumah sakit umum dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam. RS Baptis Batu berlokasi di JL. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia. RS. Baptis Batu diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999, dengan status berada dibawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia (YRSBI). RS. Baptis Batu merupakan rumah sakit tipe madya yang setara dengan rumah sakit pemerintah tipe C. Pada tahun 2009 Rumah Sakit Baptis Batu sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan.
7
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak RS Baptis Kediri berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Baptis. 2. Visi Rumah Sakit Baptis Batu memiliki visi : “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Malang Raya Karena Pelayanan Kesehatan Yang Berpusat Pada Pasien Dengan Mengutamakan Mutu Dan Keselamatan Pasien”. 3. Misi Rumah Sakit Baptis Batu memiliki misi : a. Memberikan pelayanan kesehatan prima secara 7ating7e berlandaskan Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status 7ating, golongan, suku dan agama. b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien. c. Mengelola 7atin secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Batu. d. Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera. 4. Tujuan Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani 5. Motto Rumah Sakit Baptis Batu memiliki Motto : “Memberikan pelayanan dengan belas kasih” 6. Falsafah Rumah Sakit Baptis Batu memiliki falsafah :
8
a. Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang Raya. b. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. c. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme. d. Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berkarya. e. Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi. f. Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit. g. Keselarasan dalam melaksanakan tugas. 7. Nilai- nilai Rumah Sakit Baptis Batu memiliki nilai-nilai : B=
Belas Kasih
A=
Asertif
P=
Profesional
T=
Tim Kerja
I=
Integritas
S=
Sejahtera
8. Pelayanan Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Baptis Batu meliputi : a. Instalasi gawar darurat b. Instalsi rawat jalan 1) umum 2) gigi dan mulut 3) klinik spesialis 4) home care 5) rehabilitasi medis 6) penyakit dalam 7) bedah umum 8) kesehatan anak 9) obstetric dan ginekologi 10) bedah saraf 11) saraf
9
12) jiwa 13) THT 14) Mata 15) Bedah 9ating9 16) Orthodonsi 17) Kardiologi 18) Anesthesi 19) Bedah orthopedic 20) Paru 21) Urologi 22) Kulit dan kelamin 23) Bedah digestif c. Instalasi Rawat Inap 1) kelas I 2) kelas II 3) kelas III 4) VIP 5) VVIP d. pelayanan unggulan 1) Paliatif 9. Performance Tabel 1. Performance Rumah Sakit Baptis Batu No
Jenis 2013 2014 Bed Occupancy Rate 37,55% 37,31% 1 (BOR) Average Length of 2,85 hari 2,63 hari 2 Stay (Av LOS) 3 Turn of Interva (TOI) 3,81 hari 3,75 hari 4 Bed Turn Over (BTO) 5,01 kali 5,16 kali 0 Netto Death Rate 1,21 /00 0,78 0/00 5 (NDR) Gross Death Rate 2,710/00 2,10 0/00 6 (GDR) Sumber: Bagian Pelaporan Rumah Sakit Baptis Batu
2015 43,52% 2,87 hari 4,51 hari 3,92 kali 1,06 0/00 1,97 0/00