BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Ilustrasi Ragam hias yang sering kita jumpai pada media dua
dimensi dan tiga dimensi merupakan bentuk karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Bentukbentuk dasar Ilustrasi Ragam hias di Indonesia yang sama dapat juga ditemukan pada setiap motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Namun dengan variasi yang berbeda-beda untuk setiap daerah. Terkadang ragam hias tersebut sangat kental dengan makna spiritual, dituangkan dalam ilustrasi yang sederhana sampai yang kompleks. Stilisasi bentuknya pun beragam dari alam, makhluk hidup, atau stilasi dengan pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia. Hal ini menarik untuk dituangkan dalam bentuk buku ilustrasi, langkah pertama yang di lakukan adalah dengan menentukan judul agar dapat menarik perhatian pembaca maka pemilihan judul menjadi salah satu bagian penting yang tidak dapat diabaikan, oleh karena itu buku ini secara khusus mengurai tentang ”Ilustrasi Ragam Hias Papua” Apabila dikaji dari Perkembangan zaman dan teknologi saat ini maka bentuk-bentuk
ilustrasi
ragam
hias
di
papua
harus
mampu
mempresentasikan tentang keragaman gagasan, teknik, bahan, prosedur, dan keahlian berkarya seni rupa papua dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budaya yang ada di papua. Sehingga dapat bersaing dengan desain modern 1 . Desain dan Seni pada dasarnya 1
Desain moderen sendiri berarti sesuatu yang “baru”, “baru” disini merupakan sesuatu yang belum pernah ada ataupun penciptaan lama yang kemudian di modifikasi. Contohnya, Jika suatu barang/ produk disebut new product tentunya bila barang tersebut launchingnya sudah lewat pun tetap disebut baru, sebelum ada barang subtitusi yang
1
2
tumbuh dan berkembang seiring peradaban manusia dan sifatnya berlaku universal. Ilustrasi lukisan di dinding gua, musik sederhana, atau gerak-tari perang adalah contoh betapa desain dan seni adalah naluri dasar manusia sejak zaman dahulu. Atau penggunaan aksara/ alphabet/ tipografi latin atau yunani di eropa yang kini telah menjadi bagian dari kebiasaan kita sehari-hari dalam beraktifitas. Keinginan untuk mengisi hidupnya dengan hal-hal yang bersifat indah menjadi sebagian dari tujuan hidup manusia. Maka pemahaman mengenai seni selalu terkait dengan hal yang bersifat indah, halus, dan luhung. Tetapi pada masa sesudahnya kata indah dipadankan artinya dengan mempunyai nilai estetis yang biasa dipergunakan untuk mengaitkan seni dangan alam. Pada perkembangan mutakhir seni tidak selalu berkenaan dengan kata indah atau keindahan, karena makna, tujuan, proses, dan bentuk seni sendiri terus tumbuh dinamis sesuai ruang dan waktunya. Alasan lainnya, saya ingin memulai kisah kearifan ini dari sisi paling Timur wilayah indonesia sebagai tempat dimana saya lahir dan dibesarkan. Sampai pada suatu ketika, saya berkesempatan untuk belajar lebih
jauh
tentang
beragam
ornamen
yang
ada
di
Nusantara
ini, kemudian mampu mendefinisikan dan mendokumentasikan dalam sebuah buku atau lebih tentang kearifan budaya ini. Begitu banyak mimpimimpi dan kekaguman saya tentang keberagaman ornamen sebagai bagian dari kekayaan tradisi dan budaya Indonesia ini, sampai pada satu „titik‟ saya berpikir bahwa rasa kecintaan terhadap budaya inipun harus segera ditanamkam semenjak usia dini. Tidak hanya sekedar pentaspentas kesenian yang sifatnya seremonial belaka, namun secara mendalam harus ada kajian akademik yang lebih jauh lagi dan bahkan juga menjadi „mata kuliah kajian‟ pada tingkat perguruan tinggi. Sebab beragam ornamen dari daerah-daerah di Nusantara ini merupakan dapat menggantikan, dan muncul dalam bentuk baru lagi. Berarti sesuatu yang kemarin juga disebut moderen. Sehingga dalam hal ini desain moderen berada dalam desain kontemporer. Karena pada intinya kontemporer itu mengikuti waktu sekarang.
3
korpora2 dari lautan ilmu pengetahuan yang sangat luas, besar dan dalam layaknya samudra. Sudah sepatutnya warisan kekayaan tradisi Nusantara ini harus tetap dipelihara sebagai identitas bangsa. Dengan demikian buku ilustrasi ragam hias papua sebagai produk seni
dan
desain
dapat
memiliki
fungsi
yang
jelas,
dapat
dipertanggungjawabkan atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, gambar (visual) melalui buku kepada publik, agar publik mempunyai pengertian yang benar tentang tujuan ilustrasi ragam hias papua yang dikemas dalam bentuk buku ini. Maupun sebagai salah satu terobosan untuk mengembangkan industri kreatif papua agar dapat diperhitungkan dalam skala yang lebih luas, yang mana merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buku ini diharapkan dapat menjadi sebuah agen dalam membentuk citra di masyarakat. Media massa sangat terkait dengan pembentukan citra, karena pada dasarnya komunikasi itu proses interaksi sosial, yang digunakan untuk menyusun makna yang membentuk citra tersendiri mengenai dunia dan bertukar citra melalui simbol-simbol
(Nimmo,
2001:
98).
Buku
bekerja
sebagai
media
pembingkai yang kemudian akan membentuk opini publik. Maka sebaiknya dikemas semaksimal mungkin agar dapat optimal dan efektif sehingga memperoleh citra positif di mata masyarakat. Disinilah penulis berkesempatan untuk mewujudkan ragam hias Papua dalam bentuk buku ilustrasi sambil terus mempertimbangkan 2
Korpora atau Korpus adalah istilah lain dari Linguistik korpus atau metode linguistik yang merujuk pada data dari bahan-bahan bahasa yang terkumpul dalam suatu sumber (file atau folder penyimpanan bahasa) yang berasal dari penggunaan bahasa dalam berbagai genre, ragam, dan bahan lisan maupun tertulis yang menjamin keragaman yang seluas-luasnya dan menghindari penggunaan bahasa yang sangat sempit seperti idiolek. Data tersebut disusun secara sistematis dan biasanya mudah diakses secara elektronis dengan komputer. Metode ini digunakan dalam linguistik deskriptif maupun linguistik terapan, seperti penyusunan kamus, untuk menjamin bahwa data yang digunakan benar-benar berasal dari penggunaan yang luas dan terhindar dari penggunaan subjektif. Harimurti Kridalaksana (2008), “Kamus Linguistik (ed. 4)”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dalam ( http://id.wikipedia.org/wiki/Linguistik_korpus)
4
muatan produk yang akan dihasilkan guna diterbitkan secara massal, apakah melalui penerbit, secara independent (indie), menerbitkan sendiri (self publishing) atau secara online (e-books). Hal ini penting mengingat mekanisme yang diberikan oleh penerbit saat ini sangatlah ketat dan terus berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Seperti ketentuan umum, ketentuan khusus (proses penilaian, penyuntingan/ editing, pewajahan/ desain, sampai proses proof reading. Selanjutnya diharapkan dapat mengilhami pengiat industri kreatif untuk turut serta membangun industri kreatif di papua. B.
Interpretasi Judul Dengan melihat latar belakang diatas dibutuhkan media yang dapat
dengan tepat dipahami dan menarik bagi audience dalam hal ini pembaca dengan jenjang usia 17 Tahun ke atas (usia sekolah), mereka yang memiliki minat membaca atau kalangan umum lainnya yang menaruh perhatian di bidang seni dan budaya terutama di papua. Maka media buku dengan judul “Ilustrasi Ragam Hias Papua” adalah pilihannya. Buku ini menarik karena dalam proses perancangan mampu menggambarkan kebudayaan orang biak di papua pada masa lampau dengan pola kebiasaan
atau
aktifitas
budayanya
sehari-hari
seperti
sistem
kekerabatan, mata pencaharian, organisasi sosial, sistem religi dan kepercayaan, sistem pengetahuan, cara berkesenian, bahkan nilai-nilai sosial orang biak dalam berkarya guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti tradisi memasak secara tradisional yang masih terpelihara hingga saat ini. C.
Tujuan Desain 1. Menyajikan buku ilustrasi ragam hias yang dapat menarik minat generasi muda papua untuk terus mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal di wilayah budaya mereka masing-masing.
5
2. Mampu menyampaikan informasi yang benar kepada generasi muda papua maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Tentang
kebudayaan
Orang
Papua
serta
menumbuhkan
kesadaran membaca. 3. Buku ini diharapkan mampu mengangkat gaya visual yang lebih baru dan segar dimana merupakan penggabungan dari gaya ilustrasi lama dan modern dalam bentuk karya sketsa hitamputih, berwarna, foto dan olah digital dalam setiap budaya orang papua. 4. Membuat buku ilustrasi ragam hias yang memiliki fungsi sebagai referensi untuk memahami kebudayaan yang ada di Indonesia.
D.
Rumusan Masalah Guna mewujudkan tujuan desain tersebut dibutuhkan pemahaman
lebih agar solusi dari permasalahan dapat terjawab seperti: 1. Bagaimana membuat buku ilustrasi yang mampu menarik minat pembaca dengan segementasi 17 Tahun keatas dengan melihat isi dan content lainnya secara utuh 2. Bagaimana
memvisualisasikan
setiap
objek
yang
akan
diterapkan dalam halaman-halaman buku ilustrasi ragam hias papua 3. Cara penggayaan visual dengan melibatkan unsur-unsur lokal setempat kemudian dikolaborasikan dengan unsur-unsur modern baik dalam desain layout maupun arah baca agar tidak membosankan. 4. Bagaimana buku ilustrasi ragam hias papua juga memiliki fungsi sebagai buku referensi yang menarik atau paling tidak sebagai gambaran umum tentang kebudayaan orang papua.
6
E.
Tujuan Perancangan Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diambil pemecahan
masalah dan tujuan perancangan promosi sebagai berikut : 1. Merancang sebuah buku ilustrasi Ragam Hias Papua dengan style serta penggayaan visual yang identik dengan aliran atau style yang penulis kuasai sehingga dapat melekat dalam benak pembaca. 2. Merancang sebuah buku ilustrasi Ragam Hias Papua dengan cerita yang menarik dengan media pendukung yang efektif dan efisien sehingga disenangi dan diminati para pembaca.
F.
Orisinalitas (State Of The Art) Dalam merancang Buku Ilustrasi Ragam Hias Papua terutama pada
kebudayaan Orang Biak memerlukan beberapa studi yang lebih mendalam terkait hasil pembahasan dimana budaya itu ada, lahir dan berkembang bersama manusianya bahkan aspek-aspek budaya lainnya yang mengitari kehidupan orang biak, sehingga segala bentuk seni dan kebudayaan yang ada pada mereka merupakan keadaan yang telah ada pada
masa
lampau
yang
terus
tumbuh-berkembang
dan
saling
mempengaruhi hingga saat ini. Hasil observasi, wawancara, bukti otentik dan studi literature menunjukkan bahwa Orang Biak bukan hanya penduduk asli yang mendiami pulau biak. Orang biak juga menyebar dalam wilayah budaya saereri bahkan sampai melampaui wilayah-wilayah diluar
kebudayaan
mereka
(Ternate,
Tidore,
Kepulauan
Palau,
Kepulauan-kepulauan Pasific) dan merupakan rumpun Melanesia. Mereka merupakan pelaku budaya dengan ciri fisik dan pola kebudayaan yang dapat dibedakan dengan orang papua pada wilayah budaya berbeda. Didalam kebudayaan Orang Biak juga terdapat Masyarakat Papua yang hidup berdampingan dengan mereka sehingga terjadi akulturasi budaya yang saling mempengaruhi pola kehidupan mereka.
7
Referensi Karya Buku
Penjelasan Cerita Rakyat pada buku ini merupakan cerita yang dituturkan secara berulangulang
pada
sekaligus
setiap
generasi
merupakan
dan
pengalaman
pribadi dari penulis sewaktu kecil. Dalam rangka mewariskan cerita rakyat papua maka buku ini hadir secara sederhana namun tetap segar dengan gaya khas papua
sekaligus
merupakan
kajian
budaya orang papua dalam menjaga eksistensi budaya. Sumber Referensi: Balai Pustaka
Gb.1. Karya Don A.L Flassy
-Cet.I.-Jakarta : Balai Pustaka, 2007. X, 75 hlm. ; 28 Cm. – (Seri BP no.5979). Sama hal nya dengan Folktales diatas buku dengan panjangnya 16 cm dan lebar 21,8 cm ini hadir secara sederhana untuk
menambah
wawasan
dan
menggerakan kita untuk lebih mengenal tanah papua. Bagian menarik lainnya karena meski sederhana buku ini dalam penyajiannya mampu memperjelas cerita dengan
tampilan
teks
serta
sketsa
tangan. -Cet.I.- Jayapura : DINAS PENDIDIKAN Sumber Referensi: DINAS PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN PEMDA TK I IRIAN JAYA
Gb.2. Seksi Kebudayaan dan Kesenian
& KEBUDAYAAN PEMDA TK I IRIAN JAYA, 1977. X. 69 hlm. ; 21,8 Cm. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Dati I irian Jaya).
8
Buku ini merupakan rangkuman atas Tinjauan data dan evaluasi dari festival tari rakyat di Papua yang pernah ada. Dikemas dalam bentuk teks, sketsa ilustrasi dan dokumen foto. Menarik karena meski dikemas secara sederhana dalam bentuk teks namun masih dapat di pahami dengan adanya ilustrasi manual maupun digital yang terkesan sederhana jika dilihat dari perekembangan teknologi saat ini. Sumber Referensi: FESTIVAL TARI RAKYAT DAERAH IRIAN JAYA (Pemda TK-I Irian Jaya-Biro Kesejahteraan Rakyat)
Gb.3. Karya Don A.L Flassy.Dkk
G.
-Cet.I.-Jayapura : PEMDA TK I IRIAN JAYA
X,
2. Perancangan Cover 3. Perancangan Isi 2. Promosi : a. Iklan Majalah b. X Banner 3. Merchandise a. Kaos b. Pin c. Poster d. Stiker
72
hlm.
;
21,8
Kesejahteraan Rakyat).
Perancangan media antara lain:
1. Logotype
Kesejahteraan
Rakyat),
1979.
Target Visual
1. Perancangan Buku
(Biro
Cm.
(Biro
9
H.
Target Market dan Target Audiance Target sasaran dalam perancangan dan promosi Buku ilustrasi
Ragam Hias Papua meliputi : 1. Target Market Remaja kota Biak dan Papua secara umum yang suka membaca sebagai media pengetahuan khususnya buku ilustrasi ragam hias
dengan
tema
budaya
setempat
yang
kental
serta
menginginkan adanya visualisasi yang baru dalam dunia membaca buku budaya lokal. a. Segmentasi Geografis Perancangan dan promosi buku ini dilaksanakan pada wilayah Kota Biak dan sekitarnya. b. Segmentasi Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : 17 tahun keatas Tingkat Pendidikan : Masyarakat pendidikan menengah (half educatedsociety)
dan
masyarakat
berpendidikan
tinggi
(higheducated society) Status sosial : Kelas menengah keatas 2. Target Audience Karena perancangan buku ilustrasi Ragam Hias Papua yang tidak berdasarkan pasar, maka Target Audience hanya dilihat dari Segmentasi Psikografis yaitu Masyarakat yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi yang memiliki hobi membaca buku sebagai media pengetahuan. Tidak tertutup kemungkinan untuk semua umur.
I.
Metode Pengumpulan Data Dalam membantu keefektifan strategi promosi dan perancangan
dalam penyusunan cerita maupun pembuatan ilustrasi yang sesuai
10
dengan trend saat ini. Metode pengumpulan dan analisa data yang akan dilakukan berupa :
1. Kajian Dokumen ( content analysis ) Mengkaji dokumen yang berhubungan dengan penerbitan media cetak sebagai pedoman untuk mendapatkan referensi tentang hal-hal yang berhubungan dengan perancangan penerbitan serta promosi buku tersebut. 2. Metode Gagasan Bagaimana membangun sebuah metode-metode atau gagasan yang bersifat pendekatan agar dapat mengurai permasalahan secara kreatif dan imajinatif berdasarkan data berupa gambar dan sumber-sumber yang telah ada, guna penyusunan cerita maupun pengilustrasian dari cerita ini sendiri, yakni dari bukubuku maupun bahan pustaka pendukung lainnya.
J.
Peluang dan Tantangan Studi Menarik jika kita membahas lebih jauh lagi tentang perkembangan
ilustrasi saat ini. Perkembangan dunia semakin pesat hadirnya tampilantampilan visual dari yang sederhana sampai yang rumit adalah salah satu bukti
nyata,
ilustrator
memainkan
peran
penting
dalam
mengkomunikasikan gagasan dan informasi. Konvergensi seni dan teknologi telah menciptakan peluang dan tantangan yang membutuhkan keterampilan baru dan perspektif baru di lapangan. Penggabungan bentuk ilustrasi Biak-Papua dengan bentuk ilustrasi dari kebudayaan lain yang mengitari pola kehidupan orang biak akan memberikan warna tersendiri dalam industri kreatif. Ilustrator dituntut untuk lebih dalam melihat kebutuhan pasar, atau paling tidak menemukan segmentasi pasar yang khas yang menjadi pembeda, maka dengan mengabungkan estetika dan budaya serta seni digital kita mampu
11
meramaikan industri kreatif di tanah air. Peluang sekaligus tantangan ini yang coba dicapai dengan hadirnya buku ilustrasi ragam hias papua.