BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pariwisata saat ini sudah tidak seperti dahulu lagi namun semakin berkembang maknanya bukan hanya rekreasi semata tapi sudah semakin luas pengertiannya. Saat ini juga pariwisata tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia karena sudah menjadi satu kebutuhan yang pokok bagi masyarakat umumnya, banyak sekali provinsi yang mulai mengembangkan perekonomiannya melalui sektor pariwisata ini. Tidak dapat di pungkiri bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman yang luar biasa dari segi budaya, bahasa dan lain sebagainya. Daya tarik pariwisata bisa kita jumpai di salah satu propinsi di Indonesia yaitu Yogyakarta. Keanekaragaman wisata yang dimilikinya membuat Yogyakarta semakin banyak didatangi pengunjung untuk menikmati keanekaragaman wisata alam dan wisata budanyanya. Berkembangnya pariwisata di Yogyakarta ini semakin menguatkan akan berkembang juga makna pariwisatanya. Yogyakarta yang terdiri dari empat Kabupaten ini memiliki keunikan pariwisata untuk setiap Kabupatennya. Beberapa Kabupaten di Yogyakarta yaitu Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan terakhir Kabupaten yang terkaya dan terbesar di Yogyakarta yaitu Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman sendiri memiliki daya tarik yang luar biasa di sektor pariwisatanya. keanekaragaman pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Sleman sendiri yaitu: Peninggalan sejarah dan nilai tradisional berupa bangunan perjuangan 1 buah, bangunan candi atau situs 68 buah, goa sejarah 4 buah, makam untuk ziarah 4 buah, masjid peninggalan 4 buah, monumen 34 buah, peninggalan pesanggrahan 2 buah, museum 11 buah, dan kegiatan upacara adat 11 jenis”. (www.Slemankab.go.id diakses tanggl 29-10-2013 pukul 11:41 WIB) Saat ini wisatawan sudah mulai melirik wisata edukasi yang ada di Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman pun menawarkan desa wisata sebagai objek pariwisatanya, oleh sebab itu desa wisata saat ini seakan menjamur di Kabupaten
Sleman. Desa wisata merupakan objek wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi wisatawan. Desa wisata ini termasuk dalam wisata minat khusus dimana dengan mengunjungi desa wisata kita akan mendapat banyak pelajaran mengenai membatik, menanam padi, menari dan masih banyak kegiatan lain yang dapat kita pelajari. Selain kita berekreasi kita juga akan mendapatkan banyak ilmu. Beberapa desa wisata di Kabupaten Sleman di antaranya Desa Wisata Bokesan,
Gabugan, Grogol,
Nawung, Barut, Sambi, Pentingsari, Pajangan, Turgo, Petung, kelor, Kembangarum, Plempoh. Desa wisata di Kabupaten Sleman saat ini sudah semakin menjamur, menurut data statistik tahun 2013 Kabupaten Sleman sudah memiliki 37 desa wisata. Dalam pengelompokannya desa wisata di Kabupaten Sleman di bagi menjadi 3 golongan, yaitu desa wisata tumbuh yaitu desa wisata yang sudah ada kegiatan di dalamnya, desa wisata yang masih di katakan tumbuh di Kabupaten Sleman yaitu desa wisata Bokesan, Tunggul Arum, Ngamboh, Pajangan, Grogol, Kadisobo, Mlanggi, Gondang, Sangubanyu, Brajan, Candi Abang, Dukuh, Pancoh. Kedua, desa wisata berkembang, dimana desa wisata ini sudah memiliki lahan, sudah memulai kegiatan-kegiatannya dan sudah mulai di kenal masyarakat,desa wisata berkembanga di Kabupaten Sleman adalah desa wisata Garongan, Gamplong, Trumpon, Sendari, Gabugan, Turgo, Ledok Nongko, Nganggring, Plempoh, Nawung, Rumah Domes, Kaliurang Timur. Sedangkan yang terakhir adalah desa wisata mandiri, dimana desa wisata ini sudah memiliki tempat untuk dijadikan tempat wisata, memiliki kegiatankegiatan, dan sudah mampu melakukan strategi komunikasi pemasaran yang bisa dikatakan baik, desa wisata mandiri di Kabupaten Sleman adalah desa wisata Kelor, Kembang Arum, Penting Sari, Srowolan, Brayut, Sambi, Ketingan, Jethak II, Sukunan, dan Tanjung. Strategi komunikasi pemasaran di desa wisata Kabupaten Sleman masih belum di atur pemerintah, surat keputusan (SK) dari bupati juga belum ada mengenai desa wisata di Kabupaten Sleman. Kegiatan strategi komunikasi pemasaran desa wisata di Kabupaten Sleman di bantu oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam mempromosikan potensi desa wisata yang dimilikiny.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman mempunyai target 15% untuk kunjungan wisatawan yang datang ke desa wisata di Kabupaten Sleman. Strategi komunikasi pemasaran yang tepat sangat diperlukan untuk mempromosikan dan mengenalkan desa wisata Kabupaten Sleman kepada wisatawan, baik wisatawan domestik ataupun wisatawan mancanegara. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman memiliki strategi komunikasi pemasaran dengan cara publisitas, periklanan dan menggunakan media promosi untuk meningkatakan kunjungan wisatawan ke desa wisata di Kabupaten Sleman. Ketiga cara yang digunakan dalam strategi komunikasi pemasaran oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk memasarakan desa wisata di Kabupaten Sleman yaitu dimulai dengan tahap perencanaan, pelaksanaan dan terakhir tahap evaluasi. Dari penjelasan di atas maka peneliti melihat bahwa diperlukannya publikasi dalam mempromosikan desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman ini, yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi pemasaran yang di lakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dan media promosi apa saja yang digunakan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Penelitian ini akan di beri judul dengan Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dengan analisis deskriptif desa wisata di Kabupaten Sleman dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang yang dipaparkan di atas, permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi komunikasi pemasaran desa wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam meningkatkan kunjungan wisatawan?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui strategi komunikasi pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. 2. Mengetahui media yang digunakan dalam strategi komunikasi pemasaran.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan wisata di Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini sebagai upaya untuk mengenalkan pariwisata yang ada di Kabupaten Sleman sehingga tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata yang diselenggarakan.
E. Landasan Teori 1. Komunikasi Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Dalam kehidupan mahluk sosial, komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan antar individu melainkan komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup. “Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya” (Effendi, 2003: 28). Sedangkan menurut William Albight menjelaskan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua orang, dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain (Soemagara, 2006: 2). Simbol- simbol tersebut dapat disebut sebagai pesan, proses transmisi dilakukan melalui sejumlah perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan.
Jika dianalisa pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan, kedua lambang atau symbol. Kongretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa. Wilbur Schramm menampilkan apa saja yang disebut “The Condition of Success In Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikasi. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antar komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikasi berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Effendi, 2003: 41-42).
1.1 Fungsi komunikasi Fungsi komunikasi yaitu:
Mengingatkan ( To Inform)
Mendidik (To Educate)
Menghibur (To Entertain)
Mempengaruhi (To Influence) (Effendy, 2003: 55).
1.2 Tujuan komunikasi: Tujuan komunikasi adalah:
Mengubah sikap (To Change The Attitude)
Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (To Change The Opinion)
Mengubah perilaku (To Change The Behavior)
Mengubah masyarakat (To Change The Society) (Effendy, 2003: 55).
2. Strategi Komunikasi Pemasaran Strategi atau lebih sering disebut “ide besar” adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye. Pengertian lain dari strategi adalah faktor pengkoordinasian, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama, dan pemikiran di balik program taktis. Dengan kata lain, strategi adalah bagaimana mencapai tujuan dan taktik apa yang akan digunakan. Strategi ditentukan oleh masalah yang muncul terhadap informasi yang tersedia. Strategi menurut Foster (1999: 48) didefiniskan sebagai pertimbangan sega konsekuensi tindakan yang direncanakan dan bertindak menurut rencana itu, bukan tergoda untuk mencoba-coba sesuatu yang lain yang tampak sebagai sebuah ide bagus. Hal ini berarti, pelaku menyatukan pikiran-pikirannya dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan interaksi serta manfaat tambahan dari serangkaian aktivitas untuk mengambil manfaat dari sinergi yang terjadi. Sebagai kegiatan usaha, setiap perusahaan memiliki strategi khusus untuk mencapai tujuan akhirnya (final goals), yaitu laba. untuk itu perusahaan menggunakan peran dan fungsi dari strategi komunikasi dalam upaya menjaring atensi serta minat konsumen terhadap perusahaan. Model komunikasi konvensional merupakan dasar bagi komunikasi pemasaran. Berikut model komunikasi yang telah disesuaikan dalam konteks pemasaran (Machfoedz, 2010: 17).
Gambar 1.1 Model Komunikasi Pemasaran Gangguan Pesan
Sumber informasi (Pemasaran)
Kode/Progra
Media
m (iklan,
(Cetak, radio,
demonstrasi,
Wiraniaga,
pemberitaan,
Televisi.)
Penguraian kode (penafsiran)
Penerima (konseumen potensial)
penawaran)
Umpan balik
(Sumber : Machfoedz, 2010: 17) Uraian berikut menjelaskan unsur-unsur yang merupakan tahapan dalam proses komunikasi.
Sumber informasi. Sumber informasi ialah pemasar (perusahaan atau organisasi). Sumber adalah pemilik produk yang ingin menyampaikan pesan produk kepada khalayak. Pesan ini bertujuan memberitahukan keberadaan sebuah produk.
Kode atau program. Proses pembentukan pesan atau ide dalam bentuk yang dapat dipahami dan diharapkan dapat mempengaruhi penerima. Tahapan ini mencerminkan strategi kreatif atau saran penjualan, janji yang dibuat oleh perusahaan tentang produk atau perusahaanya. Pada tahap ini terjadi perencanaan terhadap pencapaian pesan. Perencanaan yang dilakukan agar tercapainya tujuan perusahaan.
Pesan. Pesan adalah pelaksanaan strategi kreatif. Pesan dapat diungkapkan dengan berbagai cara, meliputi kata-kata (secara lisan atau tertulis), diagram, gambar dan dramatisasi dalam berbagai bentuk.
Media. Saluran yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan. Seperti, radio, televisi, media cetak, telepon, faksimil dan hubungan langsung antar wiraniaga dan konsumen, atau kata-kata yang diucapkan oleh konsumen.
Penguraian kode. Penafsiran pesan dilakukan oleh penerima. Pesan yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh penerima yang beragam. Pada dasarnya penerima mempunyai pengalaman, pengetahuan, dan lingkungan masingmasing.
Penerima. Pihak yang menerima pesan, perusahaan, konsumen atau stakeholder pengirim pesan yang diinginkan mempengaruhi dengan cara tertentu.
Umpan balik. Respon penerima terhadap pesan, yang diharapkan pemasar akan dapat mengubah sikap atau perilaku atau permintaan informasi yang lebih rinci. Dalam seluruh proses komunikasi pemasaran “gangguan” dapat membaur
dengan desain, penyampaian atau penerimaan pesan. Gangguan ialah segala sesuatu yang bersifat fisik dan psikologis dan berbaur dalam cara yang dilakukan untuk melaksanakan kreasi, penyampaian penerimaan dan penafsiran pesan pemasaran (Machfoedz, 2010: 17). Komunikasi pemasaran merupakan proses produksi dan penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada khalayak sasaran yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas pemasaran suatu produk. komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih eisien dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan. Komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman merupakan kegiatan komunikasi untuk menyampaikan pesan
kepada khalayak sasaran dengan menggunakan media tertentu agar dapat mempengaruhi pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman adalah agar wisatawan mengunjungi desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman. Berbagai macam cara yang digunakan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam melaksanakan strategi komunikasi pemasaran dengan tujuan meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata di Kabupaten Sleman. Media-media yang digunakan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sleman yaitu brosur, leaflet, booklet, running text, opening clip, website, email, facebook dan event-event kepariwisataan.
2.1 Bauran Komunikasi Pemasaran Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model dalam komunikasi pemasaran, yaitu: adevertising, sales promotion, public relation, personal selling, dan direct marketing. Demikian pula halnya dengan event dan exibition.
Keduanya
merupakan
dari
marketing
communication
mix
yang
dikembangkan oleh bagian sales promotion. Komunikasi yang digunakan dalam kegiatan sales promotion membutuhkan media promosi seperti flier, banner, poster, catalogue dan corporate profile. Sedangkan pada personal selling, media tersebut juga dibutuhkan khusus dalam menawarkan suatu produk kepada konsumen secara tatap muka (Seomagara, 2006: 1). Sedangkan menurut Kennedy dalam bukunya marketing communication, Bauran pemasaran terdiri dari periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan personal. Bentuk-bentuk komunikasi pada tiap kegiatan tersebut akan berbeda satu dengan lainnya (Kennedy, 2006: 40). Bauran komunikasi pemasaran yang pertama adalah periklanan. Periklanan merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang menggunakan media massa dalam proses pencapaian pesannya.
“Fungsi iklan bukan hanya untuk mempengaruhi setiap khalayak sasaran media, namun lebih dari itu untuk menggugah, menarik, memindahkan dan mengidentifikasim, menggalang kebersamaan dan mengkomunikasikan pesan dengan nilai komparatif kepada khalayak “ (Stan Rapp dan Tom Collins, 1996: 148). Iklan berfungsi untuk mengkomunikasikan kepada khalayak. Iklan yang baik harus mampu mengajak atau mempengaruhi emosi pembacanya. Informasi yang di sajikan dengan iklan harus informasi yang menarik. Selanjutnya bauran pemasaran yang kedua adalah promosi penjualan. Sebelum melakukan promosi penjulan kita harus mengetahui apa itu promosi penjualan, tujuan dari promosi penjualan yang di lakukan dan jenis kegiatan apa yang di lakukan dalam promosi penjualan. “Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan“ (Tjiptono, 2001 : 219). Definisi lain dari promosi penjulan adalah sebagai arahan langsung dimana terjadinya peralihan nilai terhadap produk pada kekuatan penjualan. Promosi penjualan dapat dilakukan melalui kupon pembelian, sample dan cara lainnya (Kennedy, 2006: 31). Sedangkan tujuan dari promosi penjualan menurut (Tjiptono, 2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuasing) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Bauran pemasaran yang ketiga adalah publisitas, dimana publisitas ini sangat erat kaitannya dengan citra yang baik terhadap perusahaan. Dalam penyampaian informasi melalui publisitas, konsumen dapat mengenal fakta keberadaan produk, dan informasi yang disampaikan dianggap memiliki kebenaran objektif. Publisitas dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong konsumen untuk melakukan uji coba produk dan layanan. (Kennedy, 2006: 21-22).
Bauran pemasaran terakhir adalah penjualan personal. Penjualan personal merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan, baik kepada seseorang maupun lebih calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan terjadinya transaksi pembelian yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan menggunakan manusia sebagai alat promosinya. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan pendapat komsumen. Penyampaian berita atau proses komunikasi dapat dilakukan dengan sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan situasi yang ada. Penjulan personal memiliki tiga kelebihan, yakni: penjulan personal bersifat interaktif antara dua orang atau lebih dimana masing-masing dapat mengamati rekasi satu sama lain secara dekat, penjualan personal memungkinkan berkembangnya segala jenis hubungan, dari sekedar hubungan jual-beli hingga persahabatan pribadi yang hangat, dan penjualan personal mampu memaksa pembeli merasa wajib mendengarkan wiraniaga (Sulaksana, 2003: 27). Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman melakukan salah satu dari empat bauran promosi yang sudah di jelaskan di atas. Tujuan dari menggunakan bauran pemasaran ini adalah pihak dinas kebudayaan dan Kabupaten Sleman ingin meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata di Kabupaten Sleman. Bauran pemasaran yang dilakukan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah periklanan dan publisitas. Periklanan di gunakan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman melalui media. Media yang digunakan oleh pihak dinas kebudayaan dan pariwisata yaitu media telivisi dan media radio.
Dua media ini digunakan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sleman untuk memberitahukan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakannya. Periklanan yang dilakukan ditelevisi dengan cara running text, selain itu juga dengan menggunakan opening clip di bioskop Yogyakarta. Sedangkan publisitas yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman adalah melalui press release dan dan press conference. Publisitas
merupakan ruang lingkup komunikasi andalan dari public relations dimana public relations merupakan kegiatan komunikasi yang mengelola dan mengkomunikasikan citra produk dan citra perusahaan (Kennedy, 2006:
41). Press release harus
menekankan pada pernyataan 5W+1H ( who, what, where, when, why, how). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman membuat rilis mengenai event-event yang akan di laksanakan. Event-event tersebut merupakan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam mencapai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata Kabupaten Sleman. Rilis yang sudah di buat oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman nantinya akan dikirim kepada media yang sudah berkerjasama dengan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman juga menggunakan press conference, press conference ini digunakan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman ketika rilis yang digunakan tidak efektif, sehingga dengan adanya press conference ini pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman langsung akan menginformasikan kepada media massa. Menurut Rothschild press conference atau jumpa pers adalah pengumuman mengenai beritaberita penting. Press conference digunakan ketika press release tidak efektif menyampaikan berita penting tersebut (Rothschild, 1987: 512).
2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen. Tahapan pertama yang ingin dicapai dari sebuah strategi komunikasi pemasaran adalah tahap perubahan knowladge dalam perubahan ini, konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk untuk apa produk itu di ciptakan dan di tunjukan kepada siapa, dengan demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukan informasi penting dari produk. tahapan kedua adalah tahapan perubahan sikap dalam consumer behavior perubahan sikap ditentukan kali ini
ditentukan oleh tiga unsur yang disebut oleh Schifman dan Kanuk sebagai tricomponent attitude changes yang menunjukan bahwa tahapan perubahan sikap di tentukan tiga komponen yaitu, cognition (pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku), jika ketiga komponen ini menunjukan adanya kecenderungan terhadap sebuah perubahan tiga komponen tersebut, maka kemungkinan sekali ada perubahan sikap (Soemanagara, 2006: 63). Dalam melakukan komunikasi pemasaran pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman harus dapat mengetahui perubahan terhadap khalayak sasaran dengan cara memberikan informasi mengenai desa wisata kepada wisatawan. Setelah melewati proses pertama di lanjutkan dengan tahap kedua dimana wisatawan berkeinginan untuk mengunjungi desa wisata di Kabupaten Sleman, dan pada tahapan yang terakhir wisatawan yang sudah berkunjung nantinya akan kembali ke mengunjungi desa wisata di Kabupaten Sleman.
2.3 Strategi Untuk Komunikasi Pemasaran Efektif Pemasar menggunakan dua strategi utama untuk mencapai tujuan komunikasi: strategi pesan dan strategi media. Strategi pesan menerangkan isi dan bentuk komunikasi:
Inti komunikasi, informasi yang oleh pemasar diharapkan mendapat respon dari konsumen.
Strategi kreatif, berupa bentuk pesan yang diperlukan.
Strategi media menerangkan subjek media, media digunakan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen: (1) Media yang digunakan merupakan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan (2) Celah konsumen yang berupa waktu dan tempat untuk menyampaikan pesan agar mencapai jangkauan maksimum.
1.2 Gambar Komponen Strategi Komunikasi Strategi pesan
Isi informasi komunikasi
Strategi Media
Bentuk kreatif pesan
Pemilihan media
Celah konsumen
(Sumber : Machfoedz, 2010: 28) Sebelum isi dan bentuk pesan didesain, segmen pasar sasaran harus diseleksi terlebih dahulu. Pasar sasaran dipilih karena bagian-bagiannya memiliki karakteristik latar belakang yang menyebabkan kesamaan dalam perilaku dan konsumsi. Karena itu, pasar sasaran harus dapat dijangkau upaya komunikasi pemasar. Sebaliknya, pemasar membuat dan menyampaikan pesan yang menyebabkan terjadinya pembelian dan perilaku konsumsi pada sisi elemen pasar sasaran. a. Isi komunikasi Pemasar dapat mempunyai lebih dari satu atau bahkan beberapa tujuan dan objek komunikasi, yang masing-masing memerlukan media berbeda untuk menyampaikan pesan tertentu. Setiap objek menunjukan kebutuhan konsumen tertentu pada tahap proses pembelian yang sama, dan karena alasan tersebut memungkinkan informasi dengan cara yang sama. b. Strategi Kreatif Apabila pemasar telah mengidentifikasi pasar sasaran dan mengembangkan tujuan komunikasi, mereka harus menciptakan elemen pasar sasaran untuk mengetahui permintaan agar perusahaan dapat memberikan motivasi supaya pasar sasaran dapat menguraikan dan memadukan pesan pemasaran. Pemasar pada umumnya menggunakan dua jenis pesan untuk menarik konsumen: (1) informasional atau rasional, dan (2) emosional atau transformasional.
Daya tarik informasional merupakan upaya pemasar untuk proses pembelian rasional. Daya tarik emosional atau transformasional merupakan upaya untuk mempengaruhi sugesti konsumen yang akan menggunakan produk yang ditawarkan. Dalam dua kategori daya tarik tersebut terdapat beberapa perbedaan jenis pesan yang menggunakan strategi kreatif untuk menyampaikan isi komunikasi.
Pesan faktual adalah presentasi langsung tentang produk. Pesan ini menyajikan informasi kepada konsumen untuk membentuk sikap, kriteria pilihan alternative dan pemilihan produk.
Periklanan komparatif berisi perbandingan eksplisit diantara alternative untuk menunjukan
keunggulan
produk
yang
diiklankan.
Pesan
ini
dapat
menawarkan baik perbandingan informal maupun yang lebih formal tentang ciri pada alternatif.
Periklanan selebriti menampilkan sosok selebriti yang mudah diingat sehingga dapat dimanfaatkan untuk manarik perhatian konsumen (Machfoedz, 2010: 27-30).
3. Pariwisata Sebagai suatu konsep, pariwisata dapat di tinjau dari berbagai segi yang berbeda. Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah dengan maksud tidak melakukan usaha atau bersantai. Pariwisata dapat juga di lihat sebagai suatu bisnis, yang berhubungan dengan penyedia barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan dalam perjalanannya. Istilah pariwisata baru muncul di masyarakat kira-kira abad ke-18, khusnya sesudah revolusi industri di Inggris. Menurut Institute Of Tourism In Britain (dalam Kusmayadi & Sugiarto 2004: 5) pariwisata adalah kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan tempat berkerja sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
tempat tujuan tersebut, termasuk kunjungan sehari atau berwisata. Bergeraknya orang-orang tersebut dapat dilukiskan dengan banyak orang yang meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka untuk sementara waktu ke tempat lain dengan tujuan benar-benar sebagai seorang konsumen (Pendit, 2004: 5) Pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang di peruntukan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut (Hans Buchli, 2007: 6). Selain itu definisi pariwisata lainnya adalah gabungan kegiatan-kegiatan pada umumnya bidang ekonomi yang langsung berkaitan dengan kedatangan, tinggal dan kegiatan di negara tertentu atau daerah tertentu (Schulaland, 2007: 6). Dalam penjelasan di atas, pariwisata merupakan perjalanan atau perpindahan sementara ke suatu tempat. Tujuannya pun bisa berupa tujuan ekonomi baik bagi wisatawan atau penduduk objek wisata. Kedatangan wisatawan otomatis akan menambah tingkat ekonomi bagi penduduk sekitar. Definisi pariwisata begitu luas, penelitian bidang kepariwisataan pun sangat luas. Secara global komponen yang terlibat dalam industri pariwisata antara lain: a. Wisatawan Pengetahuan tentang karakteristik wisatawan akan membantu penyelenggara pariwisata dan pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata sesuai dengan permintaan pasar. Penelitaian terhadap wisatawan menyangkut karakter demografi dari wisatawan tersebut, perilaku dan psikografik. b. Industri pariwisata Aspek-aspek yang terkandung dalam industri pariwisata antara lain, restoran. Dibidang restoran, peneliti dapat di arahkan pada kualitas pelayanan, baik dari jenis makanan maupun tehnik pelayanannya. Penginapan atau homestay, yang terdiri dari, hotel, motel, resort, kondominium, wisma dan bed and breakfast merupakan aspek yang dapat di akses dalam penelitian di bidang kepariwisataan. Selanjutnya adalah pelayanan perjalanan, meliputi biro perjalanan, paket perjalanan dan reception
services. Transportasi dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti mobil, pesawat, kapal, kereta dan lainya. Cakupan lainnya adalah pengembangan daerah tujuan wisata, dapat berupa penelitian pasar dan pangsa, penelitian khalayak kawasan wisata, arsitektur bangunan serta kelembagaan. Selanjutnya adalah fasilitas rekreasi yang meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman negara, tempat perkemahan ruang konser dan lainnya. Terakhir adalah atraksi wisata, contohnya seperti museum, agrowisata, hutan lindung, keajaiban alam, kegiatan seni budaya dan lain sebagainya. c. Lembaga lembaga pendidikan dan pelatihan Lembaga pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja trampil di industri pariwisata merupakan fokus dari penelitian bidang kepariwisataan. Di samping itu penelitian terapan juga perlu di kembangkan untuk bisa menghasilkan kesempurnaan penyelenggara pendidikan. d. Sektor pemerintah Sebagai pengkoordinir kegiatan pariwisata, pemerintah mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan pariwisata. Kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang memerlukan penelitian. Penelitian oleh pemerintah terhadap bidang kepariwisataan menyangkut seluruh unsur kepariwisataan yang telah disebutkan di atas (Kusmayadi & Endar Sugiarto, 2005: 5-8).
3.1 Produk wisata Setelah meninjau sektor-sektor di atas, maka munculah produk wisata sebagai hasil dari industri pariwisata. Produk wisata adalah suatu bentukan nyata, dalam satu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat di nikmati apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman menarik bagi yang melakukan perjalanan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang melakukan kegiatan wisata di perlukan serangkaian upaya yang saling terkait dan terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah.
Produk wisata sebenarnya bukan saja merupakan produk yang nyata, akan tetapi merupakan rangkaian produk yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, namun juga bersifat sosial, psikologis dan alam. Sebagai suatu produk yang kompleks, produk wisata berbeda dari jenis produk dan jasa yang di hasilkan oleh industri lain terutama industri manufaktur. Adapun ciri-ciri produk wisata adalah : 1. Tidak dapat di simpan Barang dan jasa yang di hasilkan oleh perusahaan wisata pada umumnya mudah rusak dan tidak dapat disimpan kemudian dijual diesok harinya, 2. Tidak mudah dipindahkan Wisatawan atau pengguna barang dan jasa pariwisata tidak dapat membawa produk wisata ke pelanggan, tetapi pelanggan itu sendiri yang harus datang 3. Produksi dan proses konsumsi terjadi bersamaan Wisatawan yang menikmati produk wisata harus datang ke tempat proses produksi sedang berlangsung, tanpa keberadaan pembeli, tidak akan terjadi produksi. 4. Tidak ada standar ukuran yang pasti atau objektif Karena dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan yang beragam , produk wisata dibuat dan dijual dengan variasi yang beraneka. 5. Pelanggan tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya Pembeli harus datang sendiri ke tempat proses produksi barang dan jasa pariwisata berlangsung, sehingga mereka tidak akan dapat mengetahui kondisi produk tersebut secara nyata. 6. Pengelolaan produk wisata mengandung resiko besar. Usaha pariwisata memerlukan inventasi yang besar sedangkan permintaan sangat peka terhadap perubahan kondisi ekonomi, politik, keamanan dan sikap
masyarakat,
sehingga
perubahan
tersebut
pengurangan peminat ( Muljadi A. J, 2009: 46-48).
akan
menimbulkan
Batasan pariwisata sangat luas dan sesuai dengan maksud berwisata atau kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, maka pariwisata dikategorikan menjadi: a. Wisata Argo dapat di katakan sebagai ragam pariwisata baru yang di kaitkan dengan industri pertanian, misalnya wisata durian pada saat musin buah durian, atau wisata tani, yakni para wisatawan terjun untuk menanam padi, memandikan kerbau di sungai. b. Wisata Belanja dilakukan karena kekhasan barang yang di tawarkan atau bagian dari jenis pariwisata lain. c. Wisata Rekreasi dapat dilakukan untuk berlibur, mencari suasana baru, memuaskan rasa ingin tahu, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam dengan maksud memulihkan kesegaran dan kebugaran jasmani rohani. d. Wisata Pertulangan dilakukan lebih kearah olahraga yang bersifat menantang kekuatan fisik dan mental para wisatawan, termasuk dalam jenis wisata petualangan adalah kegiatan pelatihan alam terbuka dengan berbagai atraksi yang menantang dan kadang mengundang resik ( Suwardjok & Indira, 2007: 12-15). Terkait dengan penelitian ini, wisatawan bisa melakukan kegiatan-kegiatan di atas seperti wisata argo, wisata rekreasi, wisata belanja dan wisata pertualangan dengan mungunjungi desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman . Wisatawan tidak hanya merasakan keindahan alam yang ada disana namun dapat menikmati produk berupa barang dan jasa yang akan di rasakan langsung oleh wisatawan. Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain Pendit(1994: 14): a) Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ketempat lain atau luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayaan dan seni mereka.
b) Wisata kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang berkunjung untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. c) Wisata olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat atau Negara. d) Wisata komersial
yaitu wisatawan
yang melakukan perjalanan
untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. e) Wisata industri yaitu perjalanan yang dilakukan rombongan mahasiswa atau pelajar atau orang-orang awam kesuatu tempat penindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian. f) Wisata bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga air seperti danau, pantai dan laut. g) Wisata cagar alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur ketempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya di lindungi oleh undang-undang. h) Wisata bulan madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas- fasillitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.
3.2 Bentuk Pariwisata Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang digunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan di bawah ini: a) Menurut asal wisatawan
Wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan. b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, hal ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya, disebut pariwisata pasif. c) Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuanketentuan yang diberlakukan oleh suatu Negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan. d) Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. e) Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta
api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba
dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.
3.3 Daya Tarik Pariwisata Pariwisata menurut daya tariknya menurut Fandeli (1995: 3) dapat di bedakan menjadi 3 bagian yaitu: 1. Daya tarik alam Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek wisata yang masih alami. 2. Daya tarik budaya Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya, seperti Kampung Naga,Tanah Toraja, Kampung Adat Banten, Keraton Kesepuhan Cirebon, Keraton Yogyakarta, dan objek wisata budaya lainnya. 3. Daya tarik minat khusus Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan dengan minat seperti wisata olahraga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja dengan jenis-jenis kegiatan lainnya antara lain bungee jumping.
3.4 Tujuan Pariwisata Tujuan pariwisata atau daerah tujuan wisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumbersumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto yaitu daerah -daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia (Karyono. 1997 : 26). Daerah tujuan wisata atau destinasi wisata diharuskan memiliki obyek wisata, dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat wisatawan.
F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Kualitas suatu penelitian ditentukan oleh ketetapan dalam pemilihan metode penelitian, di mana metode tersebut dapat dipergunakan untuk menangkap dan menjelaskan realitas sosial secara jelas sesuai dengan karakter objek studi yang diteliti. Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Isaac & Michael berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat. “Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa dengan tidak menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam penelitian ini penggunaan data disampaikan secara verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis. Data yang diambil tidak diolah melalui perhitungan matematis maupun dengan rumusan statistik” (Rakhmat, 2001: 22). Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Banyak yang menyebut metode ini sebagai penelitian survey atau penelitian observasional. Metode deskriptif mencari teori, bukan menguji teori, “HypothesisGenerating” bukan “Hypothesis-Testing”&”Heuric” bukan “Verifikatif” (Rakhmat, 2007 : 25). Ciri lain metode ini adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (Naturalis Setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat, peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasinya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. (2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. (3) Membuat perbandingan atau evaluasi. (4) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang lama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat, 1995: 25).
Adanya deskriptif suatu fenomena sosial tertentu secara terinci memberikan gambaran secermat mungkin mengenai keadaan, masalah, fenomena, dan analisa fenomena tersebut. Penelitian deskriptif kualitatif juga menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
2. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dan beberapa desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman. Lokasi ini di pilih karena informasi mengenai penelitian yang diteliti hanya bisa di dapat atau diperoleh di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan bahan-bahan pendukung lainnya terdapat di desa wisata yang tersebar di Kabupaten Sleman.
3. Sumber Data Secara garis besar sumber data dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu sebagai berikut : 1) Data primer yaitu sejumlah keterangan atau fakta yang secara langsung diperoleh melalui penelitian lapangan dari sumber pertama. Dalam hal ini adalah data yang didapat melalui wawancara dan observasi. 2) Data sekunder yaitu data yang disiapkan atau dikumpulkan oleh pihak-pihak lain, misalnya dari studi pustaka, melalui literatur-literatur yang ada hubungannya dengan subyek penelitian.
4. Tehnik Pengambilan Data Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga sumber data yang dimanfaatkan, teknik pengumpulan data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Kemudian tujuan yang diharapkan dari wawancara adalah untuk memperoleh suatu informasi. Dengan melakukan wawancara kita dapat menggali informasi yang tersembunyi di balik subjek.Wawancara di lakukan dengan berberapa pertanyaan, pertanyaan tersebut dapat berupa pertanyaan yang sudah di tentukan atau bersifat spontan saat wawancara tersebut dilakukan. “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dilakukan oleh dua orang belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan wawancara dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.” (Meleong, 2000: 135). Adapun fungsi dari interview atau wawancara adalah sebagai berikut : a. Sebagai metode primer apabila berfungsi sebagai metode utama dalam pengumpulan data. b. Sebagai metode pelengkap apabila dipergunakan untuk mendapatkan informasi yang belum dapat diperoleh dengan metode lain. Sebagai pengukur apabila dipergunakan untuk meyakinkan atau mengukur suatu kebenaran informasi (Sukandar rumidi, 2002: 90). Wawancara disini akan di lakukan kepada Kepala Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dan Kepala Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman b) Observasi Observasi
adalah
tindakan
yang
mencatat
fenomena
yang
sering
menggunakan sejumlah instrument dan merekamnya sebagai tujuan-tujuan ilmiah. Observasi ini digunakan untuk lebih memperjelas dan memperinci informasi atau data yang diperlukan. “Observasi adalah kegiatan yang dilakukan peneliti dengan mengamati objek yang sedang diteliti. observasi didefinisikan sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, pengodean
serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme disitu, sesuai tujuan-tujuan empiris” (Weick dalam Rakhmat, 2000: 83). Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi terhadap pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk mendapatkan data yang akurat yang sesuai dengan penelitian jelas dan dapat dipercaya kebenarannya. c) Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang menggunakan bahan-bahan tertulis baik berupa surat kabar, majalah, arsip-arsip termasuk juga buku, teori, dalil dan hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian, serta bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan penelitian kualitatif, tehnik ini sebagai alat pengumpulan data utama karena pembuktiannya di lakukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori ataupun dalam yang diterima kebenarannya, baik yang menolak dan mendukung hal tersebut. d) Studi pustaka Merupakan upaya pengumpulan data dan teori melalui buku-buku, surat kabar, majalah serta sumber informasi lainnya baik yang ada dilokasi penelitian maupun di luar lokasi penelitian sebagai penunjang penelitian (seperti dokumen, agenda, hasil penelitian, catatan). Digunakan untuk mendukung data primer dalam melakukan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku tentang pendapat-pendapat, teori, dalil, atau hukumhukum yang berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang dihadapi. Dalam penelitian kualitatif, teknik ini berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, karena pembuktiannya dilakukan dengan cara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang dapat diterima kebenarannya, baik yang menolak maupun yang mendukung hal tersebut. Dalam penelitian ini, studi kepustakaan dibutuhkan karena melalui teknik tersebut penelitian dapat memperoleh data, baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
Literatur diperoleh tidak hanya dari buku-buku mengenai ilmu komunikasi maupun ilmu sosial lainnya, tapi juga dapat dari pemberitaan di surat kabar, atau internet yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi sosial masyarakat Indonesia pada periode waktu tertentu.
5. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena. Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu dengan menggunakan model analisis interaktif. Pada dasarnya model analisis interaktif proses berbentuk siklus, artinya pada bentuk ini peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi) dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data berakhir peneliti bergerak diantara tiga komponen analisannya (reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi) dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya ( Sutopo, 2002 : 96 ). Proses analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai pengumpulan data, yaitu : 1. Analisis sebelum di lapangan Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. 2. Analisis selama di lapangan Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan
pertanyaan lagi, dimana tahap itu diperoleh data yang dianggap kredibel. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah karena analisis data dapat berguna dalam pemecahan masalah penelitian. Proses analisis data dalam penelitian ini adalah : a. Reduksi data Reduksi data adalah bagian dari analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan
b. Sajian data (data display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan atau hubungan antar kategori. Data yang bertumpuk-tumpuk, laporan lapangan yang tebal, sulit ditangani, sulit pula melihat hubungan antara detail yang banyak. Maka dari itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagianbagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam grafik atau network. Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab permasalahan yang ada.
c. Penarikan simpulan dan verifikasi Setelah memperoleh data, peneliti mencoba mengambil kesimpulan dari datadata yang telah diperoleh. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin saja tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Selama penelitian berlangsung, kesimpulan dapat diverifikasi dengan mengumpulkan datadata baru agar semakin jelas dan kesimpulan yang diambil nantinya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Data harus segera dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan. Analisis data ini dapat mengungkapkan : a. Data apa yang masih perlu dicari. b. Hipotesis apa yang perlu ditest. c. Pertanyaan apa yang harus dijawab. d. Metode apa yang harus diadakan untuk mencari informasi baru. e. Kesalahan apa yang harus diperbaiki. Analisis sewaktu pengumpulan data antara lain akan menghasilkan lembar rangkuman. Setelah melakukan pengamatan lapangan yang intensif selama satu sampai beberapa hari, dan setelah hasilnya dituangkan dalam bentuk laporan lapangan, maka tibalah waktunya menghentikan observasi lapangan sejenak untuk mengolah dan memikirkan bahan yang telah dikumpulkan.
Model analisis interaktif model ini berbentuk siklus. Intinya adalah interaksi antar komponen peneliti maupun dengan proses pengumpulan data selama proses penelitian. Secara sederhana model analisis linan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.3( Model Analisis Interaktif)
(Miles Dan Huberman :dalam Sutopo :2002)
6. Uji Validitas Data Validitas adalah bentuk penelitian yang dapat menghasilkan suatu kebenaran yang bersifat sahih, dengan kata lain kebenaran yang dihasilkan tidak diragukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pengujian kebenaran data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Denzin dalam Meleong, 2005: 330). Terdapat banyak teknik triangulasi, tetapi yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, bahwa dengan
triangulasi,
peneliti
dapat
membandingkannya dari berbagai sumber.
me-recheck
temuannya
dengan
jalan
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data atau yang sering disebut juga triangulasi sumber. Dalam triangulasi data penulis mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Penulis menggali informasi secara dalam mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata di Kabupaten Sleman. Dari sumber data yang berupa informan yaitu pihak-pihak yang telah mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang di terapkan . Hasil dari data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan lalu akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada dan telah dikemukakan oleh para pakar dan disesuaikan dengan penelitian (Sutopo, 2002: 79)