BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Transportasi darat merupakan salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat untuk menunjang kehidupan, apalagi di daerah yang mempunyai mobilitas tinggi seperti Daerah Istimewa Yogyakarta yang dewasa ini telah berkembang menjadi perkotaan. Oleh karena semakin pesatnya perkembangan dalam banyak bidang yang ada, termasuk bidang perhubungan, kebutuhan transportasi darat juga semakin meningkat, sehingga diiringi pula dengan munculnya permasalahan-permasalahan transportasi di kota pelajar ini. Salah satu permasalahan transportasi yang sangat luas pengaruhnya di Yogyakarta ini yaitu mengenai transportasi publik, baik sarana maupun prasarana, di antaranya adalah terminal. Ditjenhubdat (1994) menyatakan bahwa terminal angkutan umum merupakan titik simpul berbagai moda angkutan, sebagai tempat berpindahnya penumpang dari suatu moda ke moda lainnya. Kabupaten Sleman sebagai pintu gerbang DIY khususnya dari utara, saat ini mempunyai Terminal Jombor yang menjadi tempat transit bus-bus yang melintasi Sleman, yang meliputi bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Perkotaan, Angkutan Pedesaan dan Trans Jogja. Dalam pemaksimalan fungsinya, terminal harus dapat menghasilkan mobilitas yang tinggi dengan tersedianya fasilitas masuk dan keluar yang cukup memadai untuk objek-objek yang diangkut dari dan menuju sistem tersebut dengan meminimalisir waktu dan biaya perjalanan. Mekanisme pergerakan pelaku di terminal, dalam hal ini kendaraan (dalam penelitian ini yang ditinjau adalah khusus bus AKAP) dan orang (penumpang) mulai masuk di terminal sampai
1
dengan akan meneruskan perjalanannya sangat diperlukan sebagai gambaran kondisi di Jerminal Jombor, Sleman. Setelah ditinjau lebih jauh dalam penelitian ini, perlu dipertimbangkan apakah terminal layak dinaikkan statusnya menjadi tipe A, dilihat dari besarnya peranan terminal Jombor untuk melayani bus-bus AKAP yang melintasi daerah Yogyakarta (khususnya pada bagian utara), karena pada saat ini masih menjadi terminal tipe B. Parameter yang digunakan antara lain headway, waktu tunggu, karakteristik pergerakan dan load factor yang kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Dalam penelitian ini diberikan pula dimensi yang tepat untuk ruang pergerakan bus dalam arah horizontal dan vertikal agar bus memperoleh ruang yang cukup untuk parkir atau berjalan baik lurus ataupun berbelok. Dimensi tersebut dapat digunakan untuk mendesain ulang jalur bus di dalam terminal bila diperlukan, terlebih jika nanti ditingkatkan fungsinya menjadi terminal tipe A.
B. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakan Terminal Jombor dapat dinaikkan fungsinya menjadi tipe A dengan mengidentifikasi pola pergerakan dan pelayanan bus AKAP dalam melayani arus penumpang dengan menganalisis: 1.
Karakteristik pergerakan bus (headway, waktu tunggu, dan pola pergerakan)
2.
Load factor atau okupansi bus yang beroperasi.
C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1.
Memberikan hasil analisis headway, waktu tunggu, pola pergerakan dan load factor bus AKAP dalam Terminal Jombor
2.
Memberikan perbandingan dari hasil analisis dengan standar yang ada untuk terminal tipe A
2
3.
Memberikan rekomendasi hasil studi kepada instansi terkait dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja Terminal Jombor, Sleman.
D. Batasan Masalah Pembatasan permasalahan ini dimaksudkan agar penelitian lebih terarah. Batasan masalah meliputi: 1.
Jenis kendaraan yang dianalisis adalah bus AKAP dalam Terminal Jombor
2.
Pengamatan data dilakukan pada hari-hari puncak dan tidak puncak
3.
Dengan mempertimbangkan kondisi eksisting terminal, dana, dan waktu, maka tinjauan parameter dari pola pergerakan dan pelayanan didasarkan pada waktu kedatangan dan waktu menurunkan penumpang, pola antriannya, volume dan kapasitas dalam areal parkir serta pengaturan di dalam waktu layan pemberangkatan dengan load factornya.
E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Analisis Karakteristik Pergerakan Bus dan Load Factor Bus AKAP di Terminal Jombor belum pernah dilakukan sebelumnya. Sementara itu ada beberapa penelitian yang ada hubungan dengan penelitian ini baik yang telah dilakukan sebelumnya maupun yang bersamaan waktunya dengan penelitian ini. Akan tetapi ada beberapa perbedaan yang membedakan dengan penelitian lain tersebut, diantaranya permasalahan yang dihadapi, ruang lingkup pembahasan, metodologi penelitian, dan lokasi serta karakteristik tempat penelitian. Adapun penelitian-peneitian yang pernah di antaranya adalah sebagai berikut: 1.
Tyas Kurniawan (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Terminal Jombor dan Perencanaannya sebagai Terminal Tipe B. Pada penelitian ini, peneliti melakukan magang selama 4 bulan di instansi terkait dan melakukan survei selama dua periode waktu yaitu pagi dan siang hari. Data primer pada penelitian tersebut antara lain headway,
3
waktu tunggu, fasilitas, dan luas terminal. Sedangkan data sekunder yang digunakan jalur kendaraan umum dan kondisi kawasan terminal. Data tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis dan mendesain terminal tipe B. 2.
Hapsari Siwiningsih (2010) melakukan penelitian yang menganalisis kinerja terminal Jombor berdasarkan persepsi pengguna fasilitas di terminal tersebut. Metode survei
yang digunakan yaitu dengan
membagikan kuesioner dan melakukan pengukuran langsung dimensi terminal sebagai data primer. Sedangkan data sekunder yang digunakan yaitu headway dan peta situasi terminal. 3.
Filsa Erlandito (2010) juga melakukan penelitian di Terminal Jombor mengenai karakteristik pergerakan bus AKDP, AK, ADES dan Trans Jogja beserta load factornya. Metode Data primer pada penelitian ini headway, waktu tunggu, load factor, dan pergerakan bus. Sementara data sekunder yang digunakan yaitu peta terminal, luasan, dan trayek yang dilayani. Kendaraan yang diamati pada penelitian tersebut hanya bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), bus Angkutan Perkotaan (AK), bus Angkutan Pedesaan (ADES), dan bus Trans Jogja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu ada permasalahan
yang diamati yaitu pada penelitian ini mengamati pergerakan bus dari awal masuk sampai dengan keluar terminal. Data primer pada penelitian ini yaitu headway, waktu tunggu bus, load factor, dan pergerakan bus untuk masing-masing jurusan. Untuk data sekunder yang digunakan antara lain peta situasi terminal, fasilitas, serta jumlah bus dan trayek yang beroperasi. Sedangkan kendaraan yang diamati pada penelitian ini adalah bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Komparasi penelitian ini dengan penelitian lain di atas yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
4
Tabel 1.1. Komparasi Penelitian Penulis dengan Penelitian Lain No.
1.
Perbandingan
Tyas Kurniawan (2007)
Hapsari Siwiningsih (2010)
Filsa Erlandito (2010)
Permasalahan
Analisis kapasitas terminal dan perencanaan sebagai terminal tipe B
Analisis kinerja terminal berdasarkan persepsi pengguna terminal
Analisis pergerakan dan load factor bus pada bus AKDP, AK, ADES, dan Trans Jogja Pencatatan plat nomor kendaraan masuk, keluar, dan pada area parkir, serta pengamatan pergerakan dan load factor Headway, waktu tunggu, karakteristik pergerakan, dan load factor Peta, fasilitas, serta jumlah bus dan trayek yang beroperasi
2.
Metode survei
Magang dan survei langsung selama dua periode dalam 1 hari
Membagikan kuesioner dan pengukuran langsung
3.
Data primer
Headway, waktu tunggu, dan fasilitas terminal
Kuesioner, dimensi, dan data fasilitas terminal
4.
Data sekunder
5.
Metode Analisis
6.
Lokasi Penelitian
Jalur kendaraan umum dan kondisi kawasan terminal Menggunakan program Microsoft Excel dan rumusan Dirjen Perhubungan Darat yang terkait
Headway, peta situasi terminal
Penulis (2013) Analisis pergerakan dan load factor bus pada bus AKAP Pencatatan plat nomor kendaraan masuk, keluar, dan pada area parkir, serta pengamatan pergerakan dan load factor Headway, waktu tunggu, karakteristik pergerakan, dan load factor Peta, fasilitas, serta jumlah bus dan trayek yang beroperasi
Menggunakan program Microsoft Excel dan rumusan Dirjen Perhubungan Darat yang terkait serta program SPSS
Terminal Jombor, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
5