BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Fungsi pendidikan itu sendiri erat sekali kaitannya dengan kualitas pendidikan, karena kualitas pendidikan tersebut mempengaruhi fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Belakangan ini kualitas pendidikan Indonesia sedang dipertanyakan kualitasnya. Berbagai masalah pendidikan menjadi obrolan hangat masyarakat Indonesia. Sebenarnya kualitas pendidikan pada hakikatnya ditentukan antar lain oleh para pengelola dan pelaku pendidikan. Salah satu pelaku pendidikan adalah tenaga pendidik atau guru. Tenaga pendidik dalam pelaksanaan sistem pendidikan merupakan faktor utama keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam UU No. 2/1989 pasal 4, yaitu “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dan seluruhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Guru merupakan faktor kunci dalam pendidikan
pendidikan, sebab sebagian besar proses
berupa interaksi belajar mengajar, dimana peranan guru sangat
berarti. Guru sebagai pengajar atau pendidik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap adanya upaya pendidikan. Kadar kualitas guru yang merupakan ujung tombak pendidikan ternyata dipandang sebagai penyebab rendahnya kualitas output sekolah. Rendah dan merosotnya mutu pendidikan Indonesia, hampir selalu menempatkan guru sebagai tenaga pengajar, sebab guru dianggap tidak berkompeten, tidak berkualitas, tidak profesional, dan lain sebagainya. Kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Oleh karena itu, sekarang guru sebagai pelaku utama pendidikan dituntut harus bisa menjadi tenaga pendidik
1
yang profesional. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu kompetensi Profesional yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi pribadi. Pada kenyataannya memang banyak guru yang belum bisa maksimal dalam menerapkan 4 kompetensi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Universitas Negeri Yogyakarta sebagai perguruan tinggi yang mempunyai misi dan tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan tenaga-tenaga pendidik yang kompeten, mencantumkan beberapa mata kuliah pendukung yang menunjang tercapainya kompetensi di atas, salah satunya yaitu Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan langkah strategis untuk melengkapi kompetensi mahasiswa calon tenaga pendidik dan salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta untuk mengembangkan ilmu yang telah diperoleh mahasiswa sehingga mampu mengaplikasikannya di lapangan/luar kampus, yaitu sekolah. Program kegiatan PPL terintegrasi dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau tenaga kependidikan.
Program-program
yang
dikembangkan
difokuskan
pada
komunitas sekolah atau lembaga, mencakup civitas internal sekolah seperti guru, karyawan, peserta didik dan komite sekolah serta masyarakat lingkungan sekolah. Pelaksanaan PPL melibatkan unsur-unsur dosen pembimbing PPL, guru pembimbing, koordinator PPL sekolah, kepala sekolah, peserta didik sekolah, dan mahasiswa praktikan. Mahasiswa akan mampu melaksanakan PPL dengan optimal apabila memiliki kemampuan yang baik dalam hal proses pembelajaran maupun proses manajerial dengan semua pihak yang terkait. Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) secara sederhana dapat dimengerti untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa agar dapat mempraktikan beragam teori yang mereka terima di bangku kuliah. Pada saat kuliah mahasiswa menerima atau menyerap ilmu yang bersifat teoritis, oleh karena itu pada saat PPL ini mahasiswa berkesempatan untuk mempraktikkan ilmunya, agar para mahasiswa tidak sekedar mengetahui suatu teori, tetapi lebih jauh lagi mereka juga memiliki kemampuan untuk menerapkan teori tersebut,
2
tidak hanya dalam situasi simulasi tetapi dalam situasi sesungguhnya (real teaching). Secara garis besar, manfaat yang diharapkan dari Praktik Pengalaman Lapangan, antara lain: 1.
Bagi Mahasiswa a.
Mengenal dan mengetahui secara langsung proses pembelajaran dan kegiatan kependidikan lainnya di tempat praktik.
b.
Memperdalam pengertian, pemahaman, dan penghayatan dalam pelaksanaan pendidikan.
c.
Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan bekal yang telah diperolehnya selama perkuliahan ke dalam proses pembelajaran dan atau kegiatan kependidikan lainnya.
d.
Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
2.
Bagi Sekolah a.
Mendapat inovasi dalam kegiatan pendidikan.
b.
Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam mengelola pendidikan.
3.
Bagi Universitas Negeri Yogyakarta a.
Memperoleh masukan perkembangan pelaksanaan praktik pendidikan sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan pembelajaran dapat disesuaikan dengan perkembangan.
b.
Memperoleh masukan tentang kasus kependidikan yang berharga sehingga dapat dipakai sebagai bahan pengembangan penelitian.
c.
Memperluas jalinan kerjasama dengan instansi lain. Untuk mempersiapkan
calon
tenaga pendidik
yang profesional
melaksanakan kegiatan PPL, setiap mahasiswa harus mengetahui dan memahami kondisi lingkungan serta proses pembelajaran di lokasi tempat
PPL. Oleh
karena itu, mahasiswa yang melaksanakan program PPL diwajibkan untuk melaksanakan observasi dengan memperhatikan proses pembelajaran dan kegiatan akademis yang dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan lain. Berdasarkan hasil observasi, analisis situasi dan pelaksanaan PPL itu sendiri, maka disusunlah program PPL untuk melatih mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuannya dalam menstransfer ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. Mahasiswa juga diharapkan dapat menunjang pengembangan pembelajaran yang ada di SMA sebagai lokasi PPL
3
yang telah dipilih. Program PPL yang disusun terdiri dari kegiatan praktik harian mengajar dan kegiatan administratif yang menunjang kegiatan pembelajaran.
B. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dengan aspek yang diamati yaitu kondisi sekolah dan proses pembelajaran di kelas, maka menghasilkan deskripsi sebagai berikut. 1.
Kondisi Fisik a.
Kondisi Sarana Prasarana Lokasi SMA Negeri 1 Banguntapan di tanah kas milik Pemerintah Desa Baturetno, yang beralamat di Dusun Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul, dengan luas tanah 1,6 hektar. Kondisi fisik sekolah baik untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran secara efektif dengan didukung oleh fasilitas-fasilitas penunjang yang membantu dalam kelancaran proses pembelajaran KBM. Sebelum pelaksanaan kegiatan PPL dimulai, terlebih dahulu diadakan observasi keadaan sekolah yang akan dijadikan tempat praktik. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat tentang keadaan sekolah, dari segi fisik yang mencakup letak geografis sekolah, fasilitas sekolah, serta bangunan sekolah maupun non fisik yaitu meliputi potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh sekolah yang terdiri dari elemen peserta didik, guru serta tenaga karyawan sekolah. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan di SMA Negeri 1 Banguntapan, secara kesuluruhan sudah cukup baik. Bangunan dan lingkungan SMA Negeri 1 Banguntapan sudah cukup rapi dan bersih. Tanaman hijau dan pepohonan cukup banyak menghias dan menghijaukan lingkungan sekolah namun masih memerlukan tambahan penataan supaya lebih rapi. Keadaan sekolah yang akan masih tahap pembangunan menuju persiapan lomba Adiwiyata tingkat nasional pada pertengahan September 2014 membutuhkan dukungan semua warga sekolah, baik para guru, karyawan dan segenap peserta didik yang ada di sekolah tersebut. SMA Negeri 1 Banguntapan memiliki sarana dan prasana sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar sebagai berikut. 1) Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang tamu dan ruang kerja. Ruang tamu
4
berfungsi untuk menerima tamu dari pihak luar sekolah. Sedangkan ruang kerja berfungsi untuk menyelesaikan tugas-tugas sebagai Kepala Sekolah. Ruang kepala Sekolah berada di sebelah ruang Tata Usaha dan ruang guru, jadi Kepala Sekolah bisa melaksanakan tugasnya untuk memantau pekerjaan guru dan karyawannya dengan baik. 2) Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah merupakan ruangan kerja untuk para Wakil Kepala Sekolah yakni bagian kurikulum, hubungan masyarakat, sarana prasarana, keuangan dan lainnya. Ruang Wakil Kepala Sekolah terletak di ujung timur bersebelahan dengan kantor guru. Fasilitas yang tersedia yakni meja dan kursi, printer, ruang tamu dan lain sebagainya. 3) Ruang Guru Ruang guru digunakan sebagai ruang kerja ataupun ruang penyimpanan barang-barang pribadi yang berkaitan dengan KBM. Di ruang guru terdapat sarana dan prasarana seperti meja, kursi, almari, white board yang digunakan sebagai papan pengumuman, papan jadwal mata pelajaran dan tugas mengajar guru, dan lain sebagainya. 4) Ruang Tata Usaha Urusan administrasi yang meliputi kesiswaan, kepegawaian, tata laksana kantor dan perlengkapan sekolah, pendataan dan administrasi guru, karyawan, keadaan sekolah dan kesiswaan dilaksanakan oleh petugas tata usaha, Kepala sekolah dan Wakil Kepala Sekolah serta sarpras yang dikoordinasikan juga untuk memantau kinerja yang dilakukan oleh petugas Tata Usaha. 5) Ruang Kelas SMA Negeri 1 Banguntapan memiliki 21 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar dengan rincian sebagai berikut. a) Tujuh ruang kelas untuk kelas X yaitu, X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X MIA 4, X IIS 1, X IIS 2 dan X IIS 3. b) Tujuh ruang kelas untuk kelas XI yaitu, XI MIA 1, XI MIA 2, XI MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 1, XI IIS 2 dan XI IIS 3. c) Tujuh ruang kelas untuk kelas XII yaitu, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3.
5
Masing-masing kelas telah memiliki kelengkapan fasilitas yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar meja, kursi, papan tulis, whiteboard, penghapus, LCD proyektor dan fasilitas penunjang lainnya. 6) Ruang Tamu/Piket Ruang ini terletak diantara ruang TU dan ruang guru yang berfungsi
sebagai
ruang
pelayanan
tamu
yang
berkunjung/berkepentingan dengan pihak sekolah. Di ruangan ini, guru yang bertugas/piket berkewajiban untuk mengatur waktu jam pelajaran efektif. 7) Ruang OSIS Ruang OSIS SMA Negeri 1 Banguntapan merupakan ruang keorganisasian peserta didik intra sekolah. Ruang OSIS SMA N 1 Banguntapan terletak di sebelah ruang UKS. Ruang OSIS ini digunakan untuk tempat mengadakan rapat/pertemuan. Kegiatan OSIS secara umum berjalan baik, organisasi OSIS di sekolah sudah cukup aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh sekolah. 8) Laboratorium Laboratorium SMA Negeri 1 Banguntapan terbagi menjadi laboratorium Bahasa, Biologi, Fisika, Kimia dan Komputer. Peralatan dan perlengkapan di laboratorium-laboratorium tersebut sudah cukup lengkap dan dimanfaatkan dengan baik dalam menunjang KBM pelajaran IPA dan Komputer pada khususnya. Para peserta didik sering menggunakan Laboratorium untuk praktikum. Laboratorium
Komputer
digunakan
untuk
memberikan
keterampilan kepada peserta didik dalam hal penguasaan komputer, dan pemberian pelajaran pengantar ilmu komputer. Jumlah komputer yang tersedia cukup untuk masing-masing peserta didik tiap kelas, sehingga setiap peserta didik dapat mengoperasikan komputer bagiannya masing-masing. Laboratorium komputer ini juga sudah dilengkapi jaringan internet WLAN ataupun Wifi, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk belajar internet, download, searching ataupun uploading. 9) Lapangan Basket dan Lapangan Upacara SMA N 1 Banguntapan memiliki lapangan basket di sebelah utara Perpustakaan. Lapangan basket ini sering digunakan untuk
6
olahraga maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kondisi lapangan baik karena
baru
saja
diperbaiki.
Sedangkan
upacara
bendera
dilaksanakan di halaman tengah khusus untuk upacara bendera maupun sarana olahraga siswa-siswi SMA 10) Perpustakaan Perpustakaan di SMA N 1 Banguntapan berfungsi untuk menyimpan buku-buku referensi, bacaan, pegangan, paket majalah, surat kabar dan kamus yang digunakan peserta didik sebagai media pembelajaran. Perpustakaan memfasilitasi pelayanan peminjaman dan pengembalian buku, ruang pembaca perpustakaan serta ruang baca. Buku-buku yang tersedia ada beberapa macam, antara lain terdapat buku Bahasa Indonesia, Matematika, Agama, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, novel, majalah, koran, kamus dan sebagainya. Koleksi buku sudah cukup lengkap. 11) Aula Ruang Aula berfungsi sebagai gedung pertemuan serbaguna yang merupakan fasilitas sekolah untuk seluruh warga sekolah. Ruang Aula sedang mengalami perbaikan bangunan guna meningkatkan kenyamanan penggunanya. 12) Masjid Masjid merupakan fasilitas ibadah yang disediakan untuk peserta didik, guru dan seluruh warga sekolah. Masjid SMA Negeri 1 Banguntapan sedang mengalami perbaikan gedung, yakni hendak membangun lantai dua agar mampu menampung kapasitas jamaah lebih banyak. 13) Ruang Batik Di dalam ruang batik terdapat sarana dan prasarana untuk menunjang ketrampilan peserta didik dalam berkreasi khususnya dalam seni membatik. Dengan demikian ruang batik di SMA N 1 Banguntapan digunakan untuk menyimpan hasil karya batik peserta didik dan alat-alat untuk membatik. 14) Green House Green House merupakan ruangan di mana tanaman-tanaman sekolah di rawat secara khusus. Prasarana ini juga menjadi bentuk kepedulian sekolah terhadap lingkungan karena SMA Negeri 1 Banguntapan merupakan sekolah berbasis lingkungan yakni Adiwiyata.
7
15) Ruang Komposter Sampah organik yang ada di lingkungan sekolah dimanfaatkan sebagai kompos. Petugas komposter merupakan peserta didik yang dibimbing oleh guru. Kegiatan ini juga mendukung kegiatan Adiwiyata sekolah. 16) Koperasi Siswa Letak Koperasi SMA N 1 Banguntapan berada di sebelah ruang Laboratorium Lomputer. Pemanfaatan koperasi tersebut cukup optimal karena
peserta didik sudah banyak
yang
menggunakan fasilitas dan pelayanan yang diberikan di Koperasi, seperti fotocopy, pencetakan dokumen maupun penyediaan konsumsi dan perlengkapan sekolah seperti buku dan alat tulis. 17) Ruang Bimbingan dan Konseling Secara umum kondisi fisik dan struktur organisasi sudah baik. Data inventaris cukup lengkap, adanya kinerja yang dilakukan oleh masing-masing guru BK, penataan barang-barang, ruang untuk tamu, ruang untuk berkonsultasi dan adanya papan informasi. Ruang BK terletak di lantai dua sayap timur sekolah. 18) Ruang UKS Terdapat satu ruang UKS di SMA N 1 Banguntapan yaitu ruang UKS untuk Putra dan Putri. Perlengkapan P3K cukup lengkap ditambah pada hari Senin ada dokter yang datang, sehingga jika ada peserta didik yang membutuhkan pertolongan pertama mendadak dapat ditanggulangi terlebih dahulu. 19) Kantin SMA Negeri 1 Banguntapan memiliki lima buah Kantin dalam satu area. Kantin menyediakan berbagai jenis makanan dengan harga yang terjangkau oleh peserta didik dan tentu saja enak rasanya. Makanan yang disediakan di kantin ini juga harus yang sehat dan bebas dari bahan pengawet maupun pemanis buatan. Setiap hari guru meninjau jenis makanan apa saja yang dijual di kantin karena terkait dengan predikat SMA N 1 Banguntapan sebagai sekolah sehat dan Adiwiyata. 20) Toilet SMA Negeri 1 Banguntapan memiliki lima lokasi toilet. Setiap toilet letaknya mudah dijangkau oleh setiap peserta didik baik peserta didik kelas X, XI, maupun kelas XII. Masing-masing toilet
8
peserta didik terdiri dari dua ruang yaitu untuk putri dan putra. Toilet untuk guru berda di sebelah ruang guru yang terdiri dari dua ruangan. Secara umum, keadaan toilet baik dan bersih. Hal ini karena setiap pagi dan sore hari setiap toilet dibersihkan oleh karyawan yang bertanggung jawab mengenai kebersihan sekolah, terutama bagian toilet. 21) Gudang Gudang di SMA Negeri 1 Banguntapan digunakan untuk menyimpan prasarana, ATK, dan alat-alat inventaris lainnya. 22) Tempat Parkir Tempat parkir di SMA Negeri 1 Banguntapan digunakan untuk parkir sepeda motor dan sepeda. SMA Negeri 1 Banguntapan memiliki lima lokasi parkir yaitu dua lokasi parkir untuk guru sebelah Selatan dan Barat satu lokasi parkir untuk guru dan karyawan. Di sebelah Utara dan Timur digunakan untuk parkir peserta didik, dan di Selatan ruang dewan sekolah untuk parkir tamu.
2.
Kondisi Non-Fisik a.
Kondisi Guru SMA Negeri 1 Banguntapan merupakan salah satu instansi pendidikan formal yang ada di Kabupaten Bantul. Staf pengajar/guru yang yang berasal dari berbagai wilayah dan latar belakang disiplin ilmu dan budaya yang berbeda merupakan tantangan yang harus dihadapi untuk dapat disinergikan dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Staf pengajar/guru di SMA Negeri 1 Banguntapan berjumlah 53 orang yang terdiri dari 42 pengajar tetap dan 11 pengajar tidak tetap dan guru tambahan jam. Staff pengajar yang ada di SMA Negeri 1 Banguntapan sebagian besar adalah sarjana strata 1 (S1), beberapa staf pengajar telah menempuh jenjang strata 2 (S2). Tugas dan tanggung jawab guru di SMA Negeri 1 Banguntapan: 1) Membuat program pengajaran: a) Analisis materi pembelajaran b) Membuat program tahunan/semester c) Membuat satuan program pengajaran d) Membuat rencana praktek pembelajaran
9
e) Membuat program mingguan kerja f)
serta membuat Lembar Kerja Peserta didik
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran. 3) Melaksanakan
kegiatan
penilaian
belajar,
ulangan
harian,
semester/tahunan. 4) Melakukan analisis ulangan harian. 5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. 6) Mengisi daftar nilai. 7) Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam kegiatan proses belajar-mengajar. 8) Membuat alat pembelajaran/alat peraga. 9) Menciptakan karya seni. 10) Mengikuti
kegiatan
pengembangan
dan
permasyarakatan
kurikulum. 11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah. 12) Mengadakan pengenbangan bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. 13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing. 14) Meneliti daftar hadir peserta didik sebelum memulai pelajaran. 15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum. 16) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk menaikkan peringkatnya. Berikut ini adalah nama-nama tenaga pengajar yang ada di SMA Negeri 1 Banguntapan. Daftar Nama Guru Tetap SMA Negeri 1 Banguntapan No
Nama
Jabatan
1.
Drs. Edison Ahmad Jamli
Kepala Sekolah
2.
Puji Astuti, S.Pd
Guru Mapel Bahasa Inggris
3.
Drs. Rifa’i, MM
Guru Mapel PKn
4.
Najib, S.Pd
Guru Mapel Bahasa Inggris
5.
Drs. Parmanto
Guru Mapel Ekonomi
6.
Dra. Sri Rahayu
Guru Mapel Seni Budaya
7.
Lasiman, S.Pd
Guru Mapel Bhs Indonesia
8.
Dra. Tudjirah
Guru Mapel Sejarah
10
9.
Wuryanto, S.Pd
Guru Mapel Olahraga
10.
Dra. Ambar Lukitawati
Guru BK
11.
Dra. Nana Maning Mirah
Guru Mapel Olahraga
12.
Dra. Yidi Merakati M.
Guru Mapel Agama Kristen
13.
Dra. Sri Mahindrawati
Guru Mapel Kimia
14.
Dra. Wahyuni
Guru Mapel Bahasa Inggris
15.
Dra. Tri Susilowati
Guru BK
16.
Sri Widati, SE
Guru Mapel Ekonomi
17.
Dra. Suyatinah, M. Pd
Guru Mapel Geografi
18.
Dra. Sukensri Hardiati
Guru Mapel Fisika
19.
Handri Purwaningtyas, S.Pd
Guru Mapel Bhs Indonesia
20.
Dra. Praptiwi Wahyuningsih
Guru Mapel Agama Islam
21.
Tuti Ambaryati, M. Pd
Guru Mapel Matematika
22.
Sri Sundari, S. Pd
Guru Mapel Fisika
23.
Suranten, S. Pd
Guru Mapel Matematika
24.
Bekti Mulatsih, S. Pd
Guru Mapel Kimia
25.
Dra. Sudarti
Guru Mapel Sejarah
26.
Niken Suprihandayani,S. Pd
Guru Mapel Matematika
27.
Dra. Asih Paramayati
Guru Mapel Geografi
28.
Sutrisna, S. Sos
Guru Mapel Sosiologi
29.
Dra. Erninah Tjahajati
Guru BK
30.
Dra. Nurul Supriyanti
Guru Mapel Sosiologi
31.
Dyah Esti Wardani, SP
Guru Mapel Biologi
32.
Haryanti, S. Pd
Guru Mapel Seni Budaya
33.
Dra. Ismulyati Pratiwi
Guru Mapel Bhs Indonesia
34.
Sri Wahyuningsih, S. Pd
Guru Mapel Biologi
35.
Tarmiyati, S. Pd
Guru Mapel Ekonomi
36.
Setya Legawa, S.Pd
Guru Mapel Sosiologi
37.
Dra. Erna Suryani Rahayu
Guru Mapel PKn
38.
Zunanto, S. Pd
Guru Mapel Fisika
39.
Widia Liyunari, S. Pd
Guru Mapel Biologi
40.
Himmah Faridati, S. Kom
Guru Mapel Komputer
41.
Dian Sri Suhesti, S. Pd. Si
Guru Mapel Kimia
42.
Dwi Putri Praptiningsih, S.S
Guru Mapel Bahasa Jawa
11
Daftar Nama Guru Tidak Tetap dan Tambahan Jam SMA Negeri 1 Banguntapan No
Nama
Jabatan
1.
Moh. Fajar Subekti, S.Pd
Guru Mapel Sejarah
2.
Umi Hanik, S.Ag
Guru Mapel Agama Islam
3.
Ahdiat Untung P., S.Pd
Guru Mapel Agama Islam
4.
Eko Sulistyorini, S.Pd
Guru Mapel Bhs Jerman
5.
Dra. Ni Made Sulisuarsidi
Guru Agama Hindu
6.
Cicilia Siswanti N., S.Pd
Guru Agama Katolik
7.
Erna Wahyuni, S.Pd
Guru Mapel Matematika
8.
Limala Ratni Sri K, S.Pd
Guru Mapel Bhs Jerman
9.
Debi Kristina, S.Pd
Guru Mapel Bahasa Jawa
10.
Umi Sadi’yah, S.Pd
Guru Mapel Bhs Inggris
11.
Noortri Komilawati, S.Pd
Guru Mata Pelajaran
. b. Kondisi Karyawan Karyawan sebagai tenaga pembantu baik di bidang administrasi, bidang perlengkapan, maupun di bidang lain sangatlah penting dalam suatu instansi. Tugas karyawan adalah ikut mengatur, menyediakan dan merawat sarana prasarana agar lebih mudah jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam proses KBM dan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai fungsi dan tujuan pendidikan itu sendiri. Adapun karyawan di SMA Negeri 1 Banguntapan juga mempunyai latar belakang yang berbeda-beda namun dalam prakteknya perbedaan malah justru menjadi pelengkap bagi petugas lain. Mereka terlihat sangat menikmati bertugas dengan penuh tanggung jawab yang ditugaskan sesuai tanggung jawab masing-masing. Berikut adalah data tenaga kependidikan yang ada di SMA Negeri 1 Banguntapan. Daftar Nama Karyawan SMA Negeri 1 Banguntapan No
Nama
Jabatan
1.
Jumiran
Kepala TU
2.
Agus Sugeng
Bagian Keuangan
3.
Sri Yanti Mundhi Hastuti
Pembantu Umum
12
c.
4.
Supardi
Urusan Gaji
5..
Hariyadi
Kebersihan
6.
Pusjito
Kepala Laboratorium
7.
Lilis Meirini Sundari
Tata Usaha
8.
Marjono
Penjaga
9.
Tukimin
Petugas Parkir
10.
Waljani
Kebersihan
11.
Dimyati
Pembantu Umum
12.
Maryono
Penjaga Sekolah
13.
Sri Sedaningsih
Perpustakaan
14.
Handri Ratsihadi
Pembantu Umum
Kondisi Peserta Didik Adapun rekapitulasi jumlah peserta didik SMA Negeri 1 Banguntapan tahun pelajaran 2014/2014 dijabarkan dalam rincian sebagai berikut. Berdasarkan Kenis Kelamin. KELAS
LK
PR
JML
X MIA
57
67
124
X IIS
25
60
85
XI MIA
50
71
121
XI IIS
34
52
86
XII IPA
52
68
120
XII IPS
29
49
78
JUMLAH
247
367
614
LK
PR
JML
X
82
127
209
XI
84
123
206
XII
81
117
198
TOTAL
247
367
614
KELAS
13
Berdasarkan Agama KELAS
ISLAM
KRISTEN
KATOLIK
X MIA
77
2
3
X IIS
122
4
1
XI MIA
115
3
3
XI IIS
77
4
3
XII IPA
110
5
5
XII IPS
75
2
0
JUMLAH
567
20
15
ISLAM
KRISTEN
KATOLIK
X
199
6
4
XI
192
7
6
XII
185
7
5
TOTAL
567
20
15
KELAS
3.
Proses Pembelajaran di Kelas a.
Perangkat Pembelajaran 1) Silabus Mulai pada Tahun Pelajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Banguntapan telah menerapkan Kurikulum 2013 pada proses kegiatan belajar mengajar untuk kelas X dan kelas XI, sementara kelas XII tetap menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam Kurikulum 2013, silabus telah dipersiapkan dari dinas pendidikan sehingga memudahkan guru dalam penyusunannya. Sosiologi merupakan mata pelajaran peminatan ilmu-ilmu sosial untuk Kurikulum 2013. Komponen dari silabus berisi tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru perlu menyiapkan sebuah desain atau perencanaan pembelajaran sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam mengalokasikan kegiatan apa saja dan mengatur waktu yang baik.
14
RPP yang di amati yaitu RPP untuk kelas X. RPP telah dirancang oleh guru mata pelajaran dengan baik. Komponen RPP terdiri dari identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, alat pembelajaran, sumber pembelajaran, langkahlangkah kegiatan pembelajaran dan penilaian. Pada bagian akhir RPP, terdapat pengesahan oleh guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
b. Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran di kelas utamanya mata pelajaran sosiologi di kelas X sangatlah interaktif. Guru mata pelajaran sosiologi memiliki teknik untuk menyampaikan materi sosiologi secara variatif dan melibatkan keaktifan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan. Berikut ini adalah hasil observasi saat pembelajaran Sosiologi. 1) Membuka Pelajaran Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka dan memimpin peserta didik untuk berdo’a sebelum memulai pelajaran jika pertemuan pada jam pertama. Guru membuka pelajaran dengan melakukan presensi kehadiran peserta didik dan memberikan apersepsi tentang materi pelajaran yang akan disampaikan. Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta didik menyadari atau mengetahui pentingya mempelajari materi yang akan disampaikan. 2) Penyajian Materi Dalam menyajikan materi, Guru selalu membahas ulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan peserta didik dan memberikan pengertian tentang pentingnya
mempelajari
materi
tersebut.
Selanjutnya
guru
memaparkan materi yang telah dipersiapkan dalam RPP untuk hari tersebut. 3) Metode Pembelajaran Guru menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dalam mengajar Guru juga
15
menggunakan media sederhana untuk variasi agar peserta didik tidak bosan saat pelajaran Sosiologi. 4) Penggunaan Bahasa Guru menggunakan bahasa Indonesia sambil sesekali diselingi dengan bahasa Jawa untuk mencairkan suasana agar tdak terlalu kaku dan terlihat lebih akrab dengan peserta didik. 5) Penggunaan Waktu Waktu pelajaran yang diberikan pada setiap pertemuan yakni 3 jam pelajaran (3 x 45 menit) sesuai dengan kurikulum 2013. Dalam satu minggu pelajaran Sosiologi ada 1x pertemuan. Waktu yang digunakan sudah cukup efektif untuk pemberian materi, membahas soal, tanya jawab dan penarikan kesimpulan. 6) Gerak Posisi guru mengajar di dalam kelas tidak selalu berada di depan kelas, terkadang juga guru memeriksa kondisi peserta didik yang duduk di barisan belakang. Posisi guru saat menjelaskan sudah tepat tidak berada ditengah-tengah kelas, sebab tidak menutupi papan tulis dan memudahkan peserta didik dalam menyalin materi yang guru berikan. Guru juga tidak sering duduk di kursi guru, namun lebih memilih berkeliling kelas melihat kondisi peserta didik dalam mengerjakan soal yang diberikan. 7) Cara Memotivasi Peserta didik Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan semangat dalam belajar dan memberikan manfaat belajar yang kelak akan berguna untuk kehidupan yang akan datang. Motivasi diberikan sesuai dengan materi yang dibahas agar peserta didik menyadari pentingnya mempelajari materi tersebut. Dengan memberikan motivasi kepada peserta didik, diharapkan peserta didik lebih giat dalam belajar, memperbaiki tingkah laku, selalu semangat menempuh ilmu di sekolah dan mengaplikasikan nilai karakter yang ada dalam materi Sosiologi. 8) Teknik Bertanya Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik selanjutnya diberikan kesempatan kepada peserta didik yang ingi menjawab pertanyaan. Jika tidak ada peserta didik yang menjawab pertanyaan, maka guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab pertanyaan, dan apabila tidak ada yang menjawab guru
16
memberikan suatu petunjuk agar peserta didik dapat lebih mudah dalam
menjawab
pertanyaan
tersebut.
Dalam
memberikan
pertanyaan biasanya guru memulai pada peserta didik yang mempunyai tingkat pemahaman yang lebih daripada temantemannya. Jawaban diarahkan pada contoh-contoh nyata yang ada di masyarakat sekitar. 9) Teknik Penguasaan Kelas Guru dapat menguasai keadaan kelas dengan baik. Guru juga selalu bisa mengkondisikan dengan mendatangi atau menegur peserta didik yang membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Teguran yang diberikan biasanya dengan sindiran secara halus. Semua peserta didik sebisa mungkin diberikan perhatian yang sama. 10) Penggunaan Media Dalam pembelajaran Sosiologi, guru menggunakan media sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru lebih sering menggunakan kartu materi, papan tulis dan spidol saat menjelaskan materi. 11) Bentuk dan Cara Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan memberi tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan yang telah disiapkan. Evaluasi harian mengajar juga dilaksanakan dalam bentuk tes lisan (tanya jawab) antara guru dengan peserta didik. 12) Menutup Pelajaran Guru menutup pelajaran dengan memberi kesimpulan dari materi pelajaran yang telah disampaikan dan mengakhirinya dengan salam penutup.
c.
Perilaku Peserta didik 1) Perilaku Peserta didik di dalam Kelas Di dalam kelas sebagian peserta didik sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang masih kurang jelas terkait dengan materi yang disampaikan oleh guru. Namun, tidak semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan kondusif. Ada sebagian dari mereka yang masih mengobrol dengan teman sebangkunya dan memainkan gadget saat pembelajaran berlangsung.
17
2) Perilaku Peserta didik di Luar Kelas Sikap peserta didik pada saat di luar kelas cukup baik, ramah, dan bersikap sopan. Pada saat berangkat sekolah, peserta didik selalu bersalaman dengan guru atau karyawan yang bertugas. Hal ini telah menjadi kebiasaan rutin di SMA Negeri 1 Banguntapan. Pada saat jam istirahat mereka lebih banyak pergi ke kantin atau ke depan sekolah untuk membeli jajan, ada juga yang hanya dudukduduk di dalam kelas bersama teman-temannya mengobrol di taman ataupun di depan kelas sedikit peserta didik yang pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Selain itu, kegiatan keagamaan juga terlaksana dengan baik. Peserta didik rajin melaksanakan kegiatan keagamaa seperti sholat dan ibadah di tempat yang telah disediakan.
C. Perumusan Rancangan dan Program PPL Kegiatan observasi lingkungan sekolah seperti yang telah diuraikan diatas bertujuan mengetahui seluk-beluk SMA Negeri 1 Banguntapan dan juga memperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi tempat mahasiswa melaksanakan PPL. Kegiatan PPL mahasiswa tahun 2014, dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari 2014 sejak penyerahan, 2 Juli penerjunan sampai tanggal 16 September 2014 penarikan PPL. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada waktu observasi potensi, observasi proses pembelajaran, kondisi sekolah dan melalui pembahasan dengan pihak SMA Negeri 1 Banguntapan dalam hal ini guru pembimbing PPL, serta pertimbangan dengan dosen pembimbing lapangan, diperoleh informasi-informasi penting tentang SMA tersebut. Informasiinformasi tersebut dikumpulkan dan dianalisis sehingga teridentifikasi dan terinventarisasi apa yag sudah tersedia dan apa yang belum tersedia yang menjadi masalah bagi pihak sekolah. Adapun rincian program adalah sebagai berikut. 1.
Penyerahan dan Penerjunan PPL Mahasiswa PPL UNY diterjunkan secara resmi di SMA Negeri 1 Banguntapan pada tanggal 22 Februari 2014. Selanjutnya mahasiswa diperkenankan untuk melaksanakan observasi sekolah, kelas dan kegiatan pembelajaran
hingga
mahasiswa
melaksanakan tugas.
18
diserahkan
secara
resmi
untuk
2.
Program Utama PPL a.
Praktik Harian Mengajar.
b.
Pembuatan dan Penambahan Media Pembelajaran.
c.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa, Pelaksanaan Program Harian, Daftar Hadir Siswa, Daftar Nilai, Analisis Hasil Ulangan, Program Pelaksanaan Remidi dan Evaluasi Pembelajaran.
3.
4.
Program Insidental PPL a.
Observasi kelas guru mengajar.
b.
Pemberian pekerjaan rumah (PR).
c.
Pembuatan Kisi-kisi soal ulangan harian.
d.
Pembuatan soal dan jawaban ulangan harian.
e.
Evaluasi pembelajaran.
f.
Analisis hasil ualangan.
g.
Pembuatan soal dan jawaban pengayaan.
h.
Ulangan remidial
i.
Layanan Konsultasi siswa.
j.
Piket sekolah.
k.
Piket Perpustakaan.
l.
Piket UKS.
Penyusunan Laporan Kegiatan penyusunan laporan merupakan kegiatan tugas akhir dari kegiatan PPL yang berfungsi sebagai laporan pertanggungjawaban mahasiswa atas pelaksanaan PPL. Laporan ini bersifat individu atau perorangan.
5.
Penarikan PPL Kegiatan penarikan PPL dilaksanakan pada tanggal 16 September 2014 meskipun secara resmi kegiatan PPL dinyatakan berakhir pada tanggal 17 September 2014. Dengan demikian tahap-tahap program dan rancangan praktik pengalaman lapangan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banguntapan telah dinyatakan selesai. Dengan perancangan yang matang sesuai dengan kondisi sekolah, diharapkan kegiatan PPL ini dapat memberikan manfaat bagi warga SMA Negeri 1 Banguntapan dan mahasiswa praktikan pada khususnya.
19
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
A. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib tempuh mahasiswa S1 Kependidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penilaian kegiatan PPL adalah bagaimana cara mahasiswa praktikan menerapkankan segala ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama masa perkuliahan ke dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Faktor pendukung dalam pelaksanaan PPL adalah kesiapan mental, penguasaan materi, penguasaan dan pengelolaan kelas, penyajian materi, kemampuan berinteraksi dengan siswa, guru, karyawan, dan masyarakat sekitar. Jika hanya bisa menguasai salah satu atau sebagian dari faktor di atas maka pelaksanaan PPL akan mengalami kesulitan. Kegiatan yang dilaksanaan sehubungan dengan PPL baik sebelum sampai maupun sesudah pelaksanaan PPL, melalui beberapa tahapan sebagai berikut. 1. Pembelajaran Mikro (Micro Teaching) Syarat akademis yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti PPL adalah sudah lulus mata kuliah kajian kurikulum dan Pengajaran Mikro serta harus mengikuti pembekalan PPL yang diadakan oleh universitas sebelum mahasiswa diterjunkan ke lokasi PPL yang telah dipilih. Pengajaran mikro adalah mata kuliah yang masuk pada semester 6. Pengajaran mikro merupakan kegiatan praktik mengajar dalam kelompokkelompok kecil, salah satu orang sebagai guru dan mahasiswa lainnya sebagai siswa dengan didampingi oleh satu orang dosen pembimbing. Pada saat praktik mahasiswa menerangkan materi seperti layaknya seorang guru di kelas. Micro teaching ini bertujuan untuk mempersiapkan mental dan bagaimana cara untuk menerapkan materi yang disiapkan agar bisa dimengerti oleh siswa. Melalui pembekalan micro teaching mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dasar tentang etika guru, tanggung jawab, dan profesionalitas guru, serta kesiapan mental para calon guru agar dapat menghadapi segala kondisi di sekolah, khususnya di dalam kelas,
20
sehingga diharapkan mahasiswa tidak menemui hambatan selama pelaksanaan PPL. Pengajaran mikro dibatasi dalam aspek meliputi jumlah perkelompok, materi pembelajaran,waktu tampil dan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dilatihkan. Pengajaran mikro dilaksanakan di kampus dalam bentuk peer teaching. Pengajaran mikro berlangsung pada saat semester 6 dengan jumlah 16 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing.
Dalam
proses
pembelajaran
tersebut,
mahasiswa
mendapatkan gambaran kecil mengenai proses pembelajaran di kelas dan memiliki gambaran profil dan penampilan yang mencerminkan empat penguasaan empat kompetensi guru, yang nanti akan diterapkan dalam pembelajan yang berlangsung pada Praktek Pengajaran Lapangan (PPL). Materi yang dijadikan bahan pengajaran mikro adalah materi Sosiologi
SMA, sehingga dapat dipersiapkan sebagai bekal nantinya
dalam praktik mengajar di sekolah-sekolah yang telah ditentukan. 2. Penyerahan Mahasiswa PPL Penyerahan mahasiswa PPL UNY dilaksanaan pada tanggal 22 Februari 2014. Penyerahan mahasiswa PPL dihadiri oleh semua mahasiswa PPL UNY, Pak I Made Sukarna, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL PPL), Pak Sutrisna, S.Sos selaku Koordinator PPL dan Kepala SMA Negeri 1 Banguntapan. 3. Kegiatan Observasi Mahasiswa praktikan harus melaksanakan observasi pra-PPL sebelum pelaksanaan PPL dimulai dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kelas dan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah dengan sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan PPL mahasiswa praktikan sudah mengetahui kondisi siswa di dalam dan tidak mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kelas dan proses pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebelum pelaksanaan PPL berlangsung, yaitu tanggal 04 Maret 2014 di mana mahasiswa praktikan melaksanakan observasi mengenai pembelajaran di kelas, kondisi fisik sekolah, administrasi sekolah dan lain sebagainya guna memperoleh data yang dipelukan untuk dilaporkan. Tujuan dari observasi ini adalah agar praktikan mempunyai sekilas gambaran tentang kondisi sekolah yang akan ditempati serta memperoleh pengalaman yang nyata dari guru mata
21
pelajaran mengenai bagaimana cara mengajar yang baik, efektif dan menyenangkan. 4. Pembekalan PPL Pembekalan PPL bertujuan untuk memberikan informasi dan mempersiapkan materi teknis dan moral mahasiswa yang akan diterjunkan ke lokasi PPL. Melalui pembekalan ini mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan awal tentang etika guru, tanggung jawab, dan profesionalitas guru, sehingga diharapkan mahasiswa lancar dan tidak menemui hambatan selama pelaksanaan PPL. Pembekalan praktik pengalaman lapangan (PPL) diberikan oleh dosen pembimbing PPL jurusan kepada masing-masing mahasiswa. 5. Penerjunan PPL Penerjunan mahasiswa PPL dilakukan pada tanggal 02 Juli 2014. Pada saat penerjunan, mahasiswa secara resmi dapat langsung melaksanakan tugas-tugasnya memulai PPL di SMA Negeri 1 Banguntapan. 6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran disusun oleh praktikan sebelum memulai kegiatan PPL yang digunakan sebagai acuan sekaligus sebagai kelengkapan administrasi pada setiap pelajaran. Dalam hal ini praktikan mendapat bimbingan dari guru pembimbing bidang studi masing-masing. 7. Persiapan Mengajar Persiapan
sebelum
melaksanakan
kegiatan
pebelajaran
perlu
dilakukan agar pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan maksimal. Hal-hal yang perlu dilakukan sebagai proses persiapan antara lain sebagai berikut. a. Konsultasi dengan dosen dan guru pembimbing Berdasarkan prosedur pelaksanaan PPL, setiap mahasiswa sebelum mengajar wajib melakukan koordinasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan PPL (DPL PPL) dan guru pembimbing di sekolah mengenai RPP dan waktu mengajar. Hal ini dikarenakan setiap mahasiswa yang akan melakukan praktik mengajar, guru dan dosen pembimbing harus hadir mengamati mahasiswa yang mengajar di kelas. Paling tidak untuk dosen pembimbing hadir untuk melakukan monitoring terhadap mahasiswa bimbingannya.
22
Koordinasi dan konsultasi dengan dosen dan guru pembimbing dilakukan sebelum dan setelah mengajar. Sebelum mengajar guru memberikan materi yang harus disampaikan pada waktu mengajar dan setelah mengajar dimaksudkan untuk memberikan evaluasi cara mengajar dan kesesuaian dengan RPP yang telah dibuat mahasiswa PPL. b. Penguasaan Materi Materi yang akan disampaikan pada peserta didik harus disesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang digunakan. Selain menggunakan buku paket, penggunaan buku referensi yang lain sangat diperlukan agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Mahasiswa PPL juga harus menguasai materi yang akan disampaikan. Mahasiswa yang telah benar-benar menguasai materi, nantinya akan lebih dihargai oleh peserta didiknya. c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan silabus yang telah ada dan disesuaikan dengan metode maupun media yang akan digunakan pada saat pembelajaran di kelas. Rpp disusun sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas, agar apa yang akan dilakukan oleh guru lebih terarah. d. Pembuatan Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan faktor pendukung yang penting untuk keberhasilan proses pengajaran. Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan sebagai media dalam menyampaikan materi kepada peserta didik agar mudah dipahami oleh peserta didik. Media ini selalu dibuat sebelum mahasiswa mengajar dan yang harus mendukung atau mempunyai keterkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Variasi media pembelajaran diperlukan untuk membuat peserta didik tidak merasa bosan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Media dibuat semenarik mungkin, namu juga harus
mudah dipahami oleh peserta didik. e. Pembuatan Alat Evaluasi (Lembar Kerja Siswa) Alat evaluasi ini berfungsi untuk mengukur seberapa jauh peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan. Alat evaluasi berupa latihan dan penugasan bagi peserta didik baik secara individu maupun kelompok. Selain itu juga bisa berupa ulangan maupun berupa
23
pertanyaan lisan yang diberikan diakhir pelajaran untuk mengetahui pemahaman peserta didik. f. Pembuatan Lembar Penilaian Penilaian dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 melibatkan penilaian afektif, kognitif dan psikomotor. Hal ini dilaksanakan untuk mengukur seberapa jauh peserta didik mencapai standar minimum ketuntasan belajar.
B. Pelaksanaan PPL 1. Penyusunan Perangkat Pembelajaran a.
Silabus Tujuan
: Mengalokasikan yang
jam
digunakan
pelajaran
untuk
per-
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dilaksanakan dalam KBM. Sasaran
: Guru Pembimbing dan Siswa Kelas X.
Bentuk
: Silabus
pembelajaran
sosiologi
kelas X program peminatan ilmuilmu sosial.
b.
Waktu
: Agustus
Dana
: Rp 5.000
Sumber Dana
: Mahasiswa
Hasil
: Terlampir
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tujuan
: Merencanakan desain pembelajaran agar
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan dapat berjalan lancar. Sasaran
: Guru pembimbing dan Siswa Kelas X
Bentuk
: Rencana Pelaksanaan pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.
Waktu
: Agustus-September
Dana
: Rp 15.000
24
Sumber Dana
: Mahasiswa
Hasil
: Terlampir
2. Kegiatan Praktik Mengajar Dalam kegiatan praktik mengajar, praktikan mendapatkan tugas untuk mengajar di Kelas X tepatnya di kelas X MIA 1 dan X MIA 4. Kelas X MIA 1 berjumlah 31 peserta didik dan pada kelas X MIA 4 berjumlah 30 peserta didik. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMA Negeri 1 Banguntapan, praktikan menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah tersusun untuk Kurikulum 2013. Kegiatan praktik mengajar diawali dengan observasi kelas, konsultasi perangkat pembelajaran dan evaluasi. Materi yang di sampaikan adalah materi BAB 1 Sosiologi kelas X yang berpedoman pada buku cetak Sosiologi terbitan Yudhistira, yaitu materi sosiologi dan fungsinya. Sebelum melaksanakan kegiatan praktik mengajar, terlebih dahulu praktikan mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada guru pembimbing. Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai dari tanggal 11 Agustus 2014 hingga 16 September 2014. Dalam kurun waktu tersebut,
praktikan
telah
menyusun
sembilan
RPP
dan
telah
melaksanakannya dengan pendampingan guru pembimbing maupun secara mandiri. Pendampingan dilakukan pada beberapa kali pertemuan di kelas, yaitu bertujuan untuk memberikan masukan dan evaluasi kepada mahasiswa praktikan mengenai performa dalam mengajar, serta mengetahui perkembangan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan mahasiswa. Adapun rincian hasil proses pelaksanaan kegiatan praktik mengajar di kelas yaitu sebagai berikut. No
Hari/Tanggal
Kelas
Jam Ke-
Materi Pelajaran
1.
Senin, 11 Agustus
X MIA 1
5, 6
2014
Pengertian dan Ciri-ciri Sosiologi
2.
Selasa, 12 Agustus
X MIA 4
2014
4, 5, 6
Pengertian dan Ciri-ciri Sosiologi
25
3.
Jumat, 15 Agustus
X MIA 1
1
2014
Pengertian
dan
Ciri-ciri Sosiologi
4.
Senin, 18 Agustus
X MIA 1
5 ,6
2014
Objek,
Hakikat
dan Perkembangan Sosiologi
5.
Selasa, 19 Agustus
X MIA 4
4, 5, 6
2014
Objek,
Hakikat
dan Perkembangan Sosiologi
6.
Jumat, 22 Agustus
X MIA 1
1
2014
Objek,
Hakikat
dan Perkembangan Sosiologi
7.
Senin, 25 Agustus
X MIA 1
5, 6
2014 8.
Selasa, 26 Agustus
Sosiologi X MIA 4
4, 5, 6
2014 9.
Jumat, 29 Agustus
Senin, 1 September
Peran dan Fungsi Sosiologi
X MIA 1
1
2014 10.
Peran dan Fungsi
Peran dan Fungsi Sosiologi
X MIA !
5, 6
2014
Penerapan Pengetahuan Sosiologi
dan
Fungsi Sosiologi dalam
Kajian
Berbagai Gejala Sosial 11.
Selasa, 2 September
X MIA 4
4, 5, 6
2014
Penerapan Pengetahuan Sosiologi
dan
Fungsi Sosiologi dalam
Kajian
Berbagai Gejala Sosial 12.
Jumat, 5 September
X MIA 1
26
1
Penerapan
2014
Pengetahuan Sosiologi
dan
Fungsi Sosiologi dalam
Kajian
Berbagai Gejala Sosial 13.
Senin, 8 September
X MIA 1
5, 6
Ulangan Harian
X MIA 4
4, 5, 6
Ulangan Harian
1
Program
2014 14.
Selasa, 9 September 2014
15.
Jumat, 12 September X MIA 1 2014
Remidial
dan
Pengayaan 16.
Jumat, 12 September X MIA 4
7
2014
Program Remidial
dan
Pengayaan 17.
Senin, 15 September
X MIA 1
5, 6
2014
Konsep Individu, Keluarga, Kelompok Sosial dan Masyarakat
18.
Selasa, 16
X MIA 4
September 2014
4, 5, 6
Konsep Individu, Keluarga, Kelompok Sosial dan Masyarakat
Berikut adalah beberapa rincian kegiatan selama praktik mengajar berlangsung di kelas. a. Membuka Pelajaran Kegiatan yang dilakukan saat membuka pelajaran yaitu: 1) Mengucapkan salam dan doa. 2) Melaksanakan presensi siswa. 3) Mengulang materi sebelumnya. 4) Memberikan apersepsi yang bekaitan dengan materi yang disampaikan. 5) Mengemukakan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan disampaikan. b. Penyajian Materi
27
Hal-hal yang berkaitan dengan penyajian materi antara lain: 1) Penguasaan materi Materi harus dikuasai oleh mahasiswa praktikan agar dapat menjelaskan dan memberi contoh dengan benar. 2) Penggunaan metode dalam mengajar a) Metode Ceramah Metode ini berarti guru memberikan penjelasan yang dapat membawa siswa untuk bisa berpikir bersama mengenai materi yang disampaikan. Dengan demikian siswa dilibatkan secara langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar di kelas. b) Metode Diskusi Metode
ini
berarti
siswa
aktif
berdiskusi,
berani
mengemukakan pendapatnya terkait dengan tema yang diangkat. Metode ini bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat dan bekerjasama. c) Metode Tugas Metode ini berarti guru memberikan tugas pada siswa sebagai bahan penilaian guru. c. Menutup Pembelajaran Setelah materi disampaikan, mahasiswa praktikan mengakhiri pelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Mengadakan evaluasi 2) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan 3) Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya agar siswa dapat belajar sebelumnya. 4) Mengucapkan salam penutup
3. Umpan Balik dari Guru Pembimbing Umpan balik guru pembimbing kepada mahasiswa praktikan sangatlah berperan penting, utamanya untuk mengevaluasi performa mahasiswa dan perangkat pembelajaran yang telah disusun. Selama kegiatan praktik mengajar yakni dari tanggal 11 Agustus 2014 sampai tanggal 16 September 2014, mahasiswa selalu mendapatkan bimbingan dari guru pembimbing dan dosen pembimbing PPL. Dalam kegiatan praktik pengalaman lapangan, guru pembimbing dan dosen pembimbing PPL sangat berperan dalam kelancaran penyampaian materi. Guru
28
pembimbing di sekolah memberikan saran dan kritik kepada mahasiswa setelah selesai melakukan praktik mengajar sebagai evaluasi dan perbaikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. Dosen pembimbing PPL juga memberikan masukan tentang cara memecahkan persoalan
yang
dialami
mahasiswa
dalam
melakukan
proses
pembelajaran. Saat evaluasi guru pembimbing selalu memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi mahasiswa terutama saat mengajar. Berikut adalah beberapa evaluasi yang diberikan oleh guru pembimbing kepada mahasiswa praktikan. a. Memanajemen waktu dengan baik, agar bisa memanfaatkan waktu pembelajaran dengan efektif. b. Perlu diperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran seperti salam pembuka, presensi kehadiran, apersepsi dan lain sebagainya harus selalu dilaksanakan dengan runtut. c. Harus lebih mampu memotivasi peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Yakni dengan memberika pengantar singkat yang bisa diambil melalui contoh yang dekat dengan peserta didik. d. Perlu menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui batasan pembelajaran yang akan dilaksanakan. e. Lebih mendekatkan diri dengan peserta didik, agar kegiatan pembelajaran tidak terkesan tegang. f. Menggunakan metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dan mengatur strategi serta manajerial waktu yang baik. g. Memperbanyak pemberian contoh-contoh konkret yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik agar peserta didik mampu memahami materi dengan baik. h. Memberikan penugasan yang mampu memancing pemikiran peserta didik. i. Pengevaluasian materi penilaian peserta didik harus diurutkan sesuai dengan sub materi yang telah disampaikan, proporsi jumlah per soal harus seimbang dan soal tidak hanya berbentuk materi mentah namun juga yang memancing pemahaman.
C. Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi 1. Pelaksanaan Program PPL Pelaksaan PPL yang telah dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Jumlah praktik mengajar di kelas sebanyak 18 kali tatap
29
muka seperti yang ditugaskan oleh guru pembimbing. Praktikan mendapat dukungan baik dari berbagai pihak yang telah banyak membantu dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bantuan yang besar dari guru pembimbing dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sangat membantu dalam melaksanakan program-program praktikan. Rencana program PPL yang diselenggarakan Universitas, disusun sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, terjadi sedikit perubahan dari program semula, akan tetapi perubahan-perubahan tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pelaksanaan PPL.
2. Manfaat PPL Menjalankan profesi sebagai seorang guru selama melaksanakan PPL telah memberikan gambaran yang cukup jelas untuk menjadi seorang guru yang tidak hanya cukup penguasaan materi saja tetapi juga pemilihan metode pembelajaran, faktor penguasaan serta pengelolaan kelas. Selama PPL, praktikan mendapat berbagai pengetahuan dan pengalaman terutama dalam masalah kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal-hal yang diperoleh praktikan diantaranya: a. Praktikan dapat berlatih menyusun RPP. b. Praktikan dapat berlatih memilih dan mengembangkan media, sumber bahan ajar serta metode yang dipakai dalam pembelajaran. c. Mengatur waktu pembelajaran dengan baik. d. Dapat berlatih melaksanakan penilaian hasil kegiatan dan mengukur kemampuan siswa meliputi aspek afektif, kogniti dan psikomotor. e. Dapat berlatih melaksanakan kegiatan belajar di kelas dan mengelola kelas. f. Dapat memahami tugas guru yang tidak hanya mengajar tetapi juga sebagai guru piket sehingga dapat menjadi sebagai guru yang profesional.
3. Hambatan Pelaksanaan PPL Dalam melaksanakan kegiatan PPL, praktikan mengalami beberapa hambatan pada saat praktik mengajar antara lain: a. Kurangnya sosialisasi kepada pihak sekolah bahwa pelaksanaan PPL tahun 2014 telah terpisah dari program KKN.
30
b. Pada awal kegiatan, mahasiswa belum mampu mengatur waktu antara persiapan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pemeblajaran di kelas dengan baik. c. Pelaksanaan PPL yang bersamaan dengan KKN turut menjadi hambatan bagi praktikan. d. Pengelolaan kelas belum terlaksana dengan maksimal. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas, terkadang masih banyak siswa yang gaduh.
4. Solusi dari Hambatan Pelaksanaan PPL a. Memberikan sosialisasi yang jelas kepada pihak-pihak yang turut melaksanakan program PPL. b. Berlatih untuk bisa memanajemen waktu dengan baik, agar waktu yang disediaka untuk kegiatan PPL dapat ditempuh secara efektif dan efisien. c. Tidak menggabungkan program KKN dan PPL dalam waktu yang bersamaan. d. Belajar mengelola kelas dengan baik agar bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
5. Refleksi PPL Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan di atas, dapat dikatakan bahwa program kerja PPL dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Walaupun ada kendala yang dihadapi, namun semangat diri untuk menjadi guru yang baik dan sikap tidak putus asa menjadi tantangan untuk tetap menjadi yang lebih baik lagi. Selain itu kerjasama yang baik antara rekan rekan-rekan anggota PPL yang lain selama melaksanakan kegiatan PPL di SMA Negeri Banguntapan ini, maka semua itu terasa mudah dan berhasil dengan usaha yang maksimal. Harapan
dengan
adanya
PPL
ini
bisa
bermanfaat
untuk
mengembangkan sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan yang lebih baik dan dapat menjadi pengalaman bagi mahasiswa praktikan dalam mempersiapkan diri sebagai calon pendidik yang baik di masa mendatang.
31
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) telah memberikan manfaat serta pengalaman bagi praktikan baik dalam hal yang menyangkut proses kegiatan pembelajaran maupun kegiatan di luar kelas yang sifatnya terpadu antara praktik, teori dan pengembangan lebih lanjut dan merupakan penerapan teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman yang faktual. Berdasarkan kegiatan PPL yang telah dilaksanakan semenjak tanggal 02 Juli hingga 17 September ini, ada beberapa hal yang dapat praktikan simpulkan, antara lain sebagai berikut. 1. Semua program telah terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan program matriks yang telah disusun. 2. Pelaksanaan program PPL dapat diselesaikan berdasarkan time-schedule yang sudah dibuat, yaitu sampai batas sebelum penarikan dilakukan. 3. Praktikan memperoleh pengalaman bak dalam bidang pengajaran maupun manajerial di sekolah. Praktikan memperoleh pengalaman untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan di bangku kuliah dalam kehidupan nyata di sekolah. 4. Program PPL ini juga memberikan gambaran kepada praktikan yang masih dalam tahap belajar tentang banyaknya faktor yang harus diperhatikan dan disiapkan dengan matang untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik dan bermanfaat untuk peserta didik. 5. Hasil program PPL yang sudah dilaksanakan yaitu pelaksanaan harian mengajar, penyusunan perangkat pembelajaran, evaluasi peserta didik dan program penunjang lainnya. 6. Pelaksanaan kegiatan PPL di SMA Negeri 1 Banguntapan tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari semua pihak di SMA Negeri 1 Banguntapan. 7. Hubungan antara anggota keluarga besar SMA Negeri 1 Banguntapan yang terdiri dari kepala sekolah, para guru dan staf karyawan serta seluruh peserta didik terjalin dengan baik.
32
B. Saran 1. Kepada Universitas Negeri Yogyakarta a. Perlunya koordinasi yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan PPL untuk masa datang. Oleh karena itu, perlu disempurnakan dan disosialisasikan lagi dengan baik, karena tidak dipungkiri bahwa masih ada hal-hal yang belum dimengerti oleh mahasiswa dan sering terjadi salah persepsi antar mahasiswa karena kurang sosialisasi dan bimbingan. b. Perlunya koordinasi yang baik antara LPPM dan LPPMP dan melakukan supervisi ke
lokasi agar mereka juga mengetahui
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa PPL. Dengan kegiatan supervisi ini pula diharapkan LPPMP dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi kelompok ataupun kritik yang membangun kelompok menjadi lebih baik lagi. c. LPPMP lebih sering mengadakan acara diskusi bersama dengan ketua kelompok selaku perwakilan mahasiswa PPL untuk menyampaikan hambatan atau kesulitan di lapangan dan mencari solusi atau jalan keluarnya. Dengan demikian diharapkan bahwa kelompok-kelompok yang sedang mengalami permasalahan atau kesulitan cepat teratasi dan kegiatan PPL berjalan dengan lancar. 2. Kepada Pihak SMA Negeri 1 Banguntapan a. Agar mempertahankan dan meningkatkan kedisiplinan, sehingga kredibilitas SMA Negeri 7 Yogyakarta lebih semakin meningkat di masa mendatang. b. Dengan sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar yang memadai, hendaknya lebih dimanfaatkan secara maksimal agar hasil yang didapatkan juga lebih maksima apalagi alat-alat yang ada di laboratorium sangat lengkap. 3. Kepada Mahasiswa PPL SMA Negeri 1 Banguntapan yang Akan Datang Belajar dari pengalaman PPL 2014 ini, praktikan memberikan saran untuk mahasiswa PPL di masa yang akan datang adalah sebagai berikut. a. Selain penguasaan materi yang matang dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kelas, juga diperlukan adanya kesiapan fisik dan mental karena sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
33
b. Apabila terdapat permasalahan-permasalahan dalam hal pelaksanaan program PPL hendaknya langsung berkonsultasi dengan koordinator PPL sekolah, guru pembimbing sekolah, dan DPL-PPL sehingga permasalahan atau kesulitan dapat cepat teratasi. c. Mampu
berinteraksi dengan semua komponen sekolah dan juga
mampu menjaga nama baik almamater. d. Rela bekerja keras
demi
kepentingan kelompok
dan dapat
menghilangkan ego masing-masing individu. e. Meningkatkan kerjasama diantara anggota kelompok dan semua komponen sekolah. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan program PPL mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang dampaknya akan sangat baik bagi kelompok. f. Meningkatkan kedisiplinan sesuai dengan tata aturan sekolah. g. Mahasiswa praktikan harus dapat menempatkan dirinya sebagai seorang calon pendidik yang baik dan diikat oleh kode etik guru.
34
DAFTAR PUSTAKA
TIM Penyusun. 2014. Panduan PPL UNY. Yogyakarta: LPPMP UNY.
35
LAMPIRAN
36