BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pemerintah berkewajiban untuk mengambil segala langkah dalam usaha memajukan kebudayaan bangsa. Benda cagar budaya mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk memupuk rasa kebanggaan nasional serta memperkokoh kesadaran jatidiri bangsa. Oleh karena itu, Pemerintah berkewajiban, berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, untuk melindungi benda warisan budaya bangsa Indonesia. Tidak semua benda peninggalan sejarah mempunyai makna sebagai benda cagar budaya. Sejauh peninggalan sejarah merupakan benda cagar budaya maka demi pelestarian budaya bangsa, benda cagar budaya tersebut harus dilindungi dan dilestarikan. Sebagian besar benda cagar budaya suatu bangsa adalah hasil ciptaan bangsa itu pada masa lalu yang dapat menjadi sumber kebanggaan bangsa yang bersangkutan di masa kini. Oleh karena itu, pelestarian benda cagar budaya Indonesia merupakan ikhtiar untuk memupuk kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran jati diri bangsa. Upaya melestarikan benda cagar budaya dilaksanakan, selain untuk memupuk rasa kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran jati diri juga untuk kepentingan pengembangan bidang sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Selain itu, pemanfaatan benda
1
cagar budaya, dalam rangka kepentingan nasional dan daerah, diupayakan jauh dari penyalahgunaan pemanfaatan ruang yang dapat membahayakan kelestarian benda cagar budaya itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, Salatiga sebagai kota yang pernah menjadi sentra peristirahatan sejak jaman Pemerintah Belanda dan mempunyai peran yang tidak kecil dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah barang tentu memiliki berbagai peninggalan bersejarah/ benda cagar budaya, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. Keberadaan bangunan bersejarah tersebut sudah barang tentu merupakan aset bagi Pemerintah Daerah, namun demikian pada kenyataannya jumlah bangunan bersejarah yang beralih fungsi semakin hari semakin bertambah. Apabila ditilik lebih jauh, sebenarnya terdapat 2 (dua) akar permasalahan yang menjadi penyebab semakin berkurangnya jumlah bangunan bersejarah di Kota Salatiga, yaitu: 1. Masih kurangnya kesadaran akan arti penting keberadaan bangunan bersejarah di Kota Salatiga, baik di kalangan masyarakat umum, swasta maupun aparatur pemerintah. Pembangunan yang berorientasi pada kepentingan ekonomi dan investasi tidak diimbangi dengan upaya menjaga kelestarian dan keberadaan bangunan bersejarah; 2. Belum adanya regulasi yang mengatur tentang pelestarian bangunan bersejarah di Kota Salatiga, termasuk di dalamnya mengenai kriteria bangunan bersejarah yang harus dilindungi maupun yang mengatur tentang tanggungjawab bersama antara Pemerintah Daerah maupun publik dalam melestarikan keberadaan bangunan bersejarah. Berdasarkan hasil pendataan Bappeda Kota Salatiga dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) pada tahun 1999 terdapat 192 bangunan bersejarah dan Laporan Inventarisasi BCB Tak Bergerak Kota Salatiga oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah pada tahun 2006 telah menjaring data sebanyak 80 BCB tak bergerak, namun data tersebut tidak dilengkapi dengan kriteria atau kategorisasi bangunan bersejarah yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan
2
status bangunan bersejarah tersebut. Selain itu, seiring dengan perjalanan waktu, tentunya telah terjadi perubahan jumlah bangunan bersejarah di Salatiga, yang disebabkan karena berbagai hal baik faktor kondisi bangunan tersebut, ataupun faktorfaktor eksternal yang berkaitan dengan aspek pembangunan daerah dan perubahan penggunaan lahan di Kota Salatiga. Untuk itu dirasakan perlu dilakukan pengkajian dan identifikasi ulang terhadap keberadan Bangunan Bersejarah di Kota Salatiga. Di samping itu, seiring dengan telah ditetapkannya/dimasukkannya Kota Salatiga sebagai salah satu Kota Pusaka yang merupakan tindaklanjut dari Konferensi Kota Pusaka Se-Dunia (World Heritage City Conference) di Surakarta pada Oktober tahun 2008, maka sudah barang tentu membawa konsekuensi yang tidak ringan. Hal ini berkaitan dengan komitmen dan perhatian yang lebih terhadap keberadaan bangunan bersejarah di Kota Salatiga. Memperhatikan hal-hal tersebut, maka Pemerintah Kota Salatiga melalui Bappeda Kota Salatiga memandang perlu untuk melaksanakan kajian dan identifikasi bangunan bersejarah untuk dinyatakan sebagai benda cagar budaya yang berada di Kota Salatiga, dengan melibatkan BP3 Jawa Tengah sebagai institusi Pemerintah Pusat yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan kajian terhadap keberadaan, pelestarian dan perlindungan bangunan bersejarah maupun benda purbakala. Hal ini direalisasikan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama antara Bappeda Kota Salatiga Nomor 050/958/2009 dengan BP3 Jawa Tengah Nomor 1585a/101.SP/BP3/P-XI/2009 tanggal 9 Nopember 2009 tentang Kajian dan Identifikasi Bangunan Bersejarah di Kota Salatiga Tahun 2009. Bagi Bappeda Kota Salatiga, hasil Kajian dan Identifikasi Bangunan Bersejarah ini akan memberikan umpan balik (feedback) baik kepada pimpinan daerah, maupun bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, program pembangunan daerah di Kota Salatiga dapat dilaksanakan secara efektif dan keputusan dapat diambil secara tepat serta dapat digunakan sebagai
3
dasar untuk menyusun regulasi yang mengatur tentang pelestarian dan perlindungan bangunan bersejarah di Kota Salatiga maupun upaya pelestariannya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN Kegiatan kajian dan identifikasi bangunan bersejarah ini bermaksud untuk menyusun identifikasi dan kategorisasi bangunan bersejarah sesuai nilai penting (cultural significance) yang dimilikinya dan sesuai keadaan dan kondisi saat ini. Adapun tujuan kegiatan tersebut adalah: 1. Mengetahui kondisi bangunan bersejarah di kota Salatiga yang masih bertahan hingga saat ini; 2. Mengetahui kategorisasi bangunan bersejarah yang ada di Kota Salatiga berdasarkan nilai pentingnya; 3. Mengetahui tindakan pelestarian yang dapat dilakukan terhadap bangunan-bangunan bersejarah tersebut; 4. Mencegah dan mengendalikan kemungkinan terjadinya penyimpangan pemanfaatan bangunan bersejarah terhadap perencanaan pembangunan daerah dan tata ruang yang sudah ada.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN Tersedianya Kajian dan Hasil Identifikasi Bangunan Bersejarah di Kota Salatiga yang memuat tentang kondisi bangunan bersejarah dan klasifikasi bangunan bersejarah yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan pembangunan daerah sehingga dapat mencegah dan mengendalikan kemungkinan terjadinya penyimpangan pemanfaatan bangunan bersejarah terhadap perencanaan pembangunan dan tata ruang daerah.
4
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. 2. 3. 4.
Kajian bangunan bersejarah di Kota Salatiga; Identifikasi bangunan bersejarah di Kota Salatiga; Klasifikasi/kategorisasi bangunan bersejarah di Kota Salatiga; Menyusun rekomendasi pelestarian bangunan bersejarah di Kota Salatiga.
E. TIM PELAKSANA 1. 2. 3. 4. 5.
Penanggung Jawab Koordinator Ketua Tim Sekretaris Arkeolog
6.
Teknisi
7.
Pengolah Data
8.
Narasumber
: : : : :
Drs. Tri Hatmadji Drs. Gutomo Asmara Dewi, S.S. Suana a. Wahyu Kristanto, S.S. b. Wardiyah, S. Hum. : a. Sudarno, S.T. b. Wahyu Widayat, S.T. : a. Eri Budiarto, S.S. b. Nur Khusniati Kartikaningtyas, S.T. : a. Drs. H. Cholil As’ad (Kepala Bappeda Kota Salatiga) b. Sugiyono (Ka Sub Bid Pemerintahan Bappeda Kota Salatiga) c. Ir. Kriswandhono, M.Hum. (Ahli Arsitektur) d. Drs. Tjahjono Prasodjo, M.A. (Ahli Arkeologi) e. Dra. Zaimul Azzah, M.Hum. (Ahli Arkeologi) f. Slamet Rahardjo (Tokoh Masyarakat)
5
BAB II SEJARAH KOTA SALATIGA
Secara astronomi Kota Salatiga terletak antara 007.17’ dan 00.17’.23” Lintang Selatan dan antara 110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur. Kota Salatiga terletak di propinsi Jawa Tengah, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang. Secara morfologis berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu dan di antara gunung-gunung kecil antara lain Gajah Mungkur, Telomoyo, Payung, dan Rong. Sebagai dataran tinggi Kota Salatiga terletak di ketinggian antara 450 - 825 m dpl. Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Kecamatan itu meliputi Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Tingkir, Kecamatan Sidomukti, serta Kecamatan Argomulyo. Sedangkan wilayah kelurahannya meliputi Kelurahan Noborejo, Cebongan, Randuacir, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Tingkir Tengah, Tingkir Lor, Kalibening, Sidorejo Kidul, Kutowinangun, Gendongan, Kecandran, Dukuh, Mangunsari, Kalicacing, Pulutan Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, dan Kauman Kidul (http://www.pemkot-salatiga.go.id/profile.html). Sejarah Kota Salatiga diawali dengan penetapan tanah perdikan terhadap sebuah desa yang bernama Hampra pada tanggal 24 Juli 750 Masehi. Pemberitaan tersebut tertulis dalam sebuah prasasti yang ditemukan di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, kecamatan Sidorejo, yang dikenal dengan Prasasti Plumpungan atau Prasasti Hampran. Prasasti tersebut berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter, terbuat dari batu andesit. Prasasti tersebut berbahasa Sansekreta dan berhuruf Jawa Kuno yang terdiri atas 6 baris tulisan, yaitu:
6
1.
//Srīr = astu swasti prajābyah śakakālātīta 672/4/31/..(..)
2.
maddhyāham //O//
3.
//dharmmārthaṃ kṣetradānaṃ yad = udayajananaṃ yo dadātiśabhaktya
4.
hampragramaṃ trigrāmyamahitaṃ = anumatam sīddhadewyāśca tasyāh
5.
kośāmrāgrāwalekhāksarawidhiwidhita prāntasimāwidhānam
6.
tasyaitad = bhānunāmno bhuwi bhawatu yaśo jiwitamcaiwa nityam
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: “Semoga bahagia! Selamatlah rakyat sekalian! Tahun Saka telah berjalan 672/4/31 (24 Juli 760 Masehi) pada hari Jumat tengah hari Dari beliau, demi agama untuk kebaktian kepada yang Maha Tinggi, telah menganugerahkan sebidang tanah atau taman, agar memberikan kebahagiaan kepada mereka, yaitu desa Hampra yang terletak di wilayah Trigramyama dengan persetujuan dari Siddhadewi (Sang Dewi yang Sempurna atau Mendiang) berupa daerah bebas pajak atau perdikan ditetapkan dengan tulisan aksara atau prasasti yang ditulis menggunakan ujung mempelam dari beliau yang bernama Bhanu. (Dan mereka) dengan bangunan suci atau candi ini, selalu menemukan hidup abadi.” (Pemda Kotamadya Dati II Salatiga, 1995). Poerbatjaraka menafsirkan trigrāmyamahitaṃ sinonim dengan Salatiga. Berdasarkan prasasti ini, Hari Jadi Kota Salatiga ditetapkan, yakni tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 Tentang Hari Jadi Kota Salatiga (Pemda Kotamadya Dati II Salatiga, 1995).
7
Prasasti Plumpungan No. Inventaris : 11-73/Sla/TB/01
Asal usul nama Salatiga sering juga dikaitkan dengan tradisi lisan tentang perjalanan Ki Ageng Pandanaran dari Semarang menuju Bayat (Klaten) pada akhir abad XVI. Diceritakan bahwa dalam perjalanan tersebut mereka dirampok oleh tiga orang perampok. Dari peristiwa perampokan tersebut muncullah perkataan “salah tiga” (tiga orang yang berbuat salah), yang kemudian dijadikan nama tempat terjadinya peristiwa tersebut, yaitu Salatiga. Berita tentang Salatiga kemudian baru muncul pada tahun 1705, ketika diberitakan bahwa Kabupaten Semarang telah diserahkan oleh Susuhunan Pakubuwana I kepada VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Penyerahan Kabupaten Semarang kepada VOC tersebut berakibat bahwa wilayah Salatiga kemudian berada di bawah kekuasaan VOC karena desa-desa di sepanjang jalan antara Semarang sampai Kartasura telah diserahkan oleh Susuhunan Pakubuwana I kepada Bupati Semarang (Adipati Suradimenggala). Kewajiban desa-desa di sepanjang jalan tersebut adalah memberi pelayanan kepada para pejabat Belanda yang singgah dalam perjalanan Semarang-Surakarta atau sebaliknya. Pihak Belanda, khususnya VOC sangat diuntungkan dengan kondisi ini karena selain
mendapat pelayanan ketika mereka singgah di Salatiga, pihak VOC tidak berkewajiban lagi untuk membayar pajak jalan kepada Kerajaan Mataram (Puji Widiasih, 2005). Pada tahun 1723 status yuridiksi Salatiga menjadi netral ketika Susuhunan Amangkurat IV mengadakan kesepakatan dengan pihak VOC (diwakili oleh Commisaris Dubbeldekop) dengan menetapkan Salatiga sebagai titik perbatasan antara
8
yuridiksi VOC dengan yuridiksi Kerajaan Mataram. Status netral dan keberadaan Salatiga sebagai titik perbatasan ini menjadikan Salatiga sebagai wilayah yang sangat dinamis setelah tahun 1723 tersebut. Sumber-sumber Belanda yang berasal dari pertengahan abad XVIII sedikit menyinggung wilayah Salatiga, hanya diberitakan bahwa pada waktu Kapten Tack menyerang Surapati di Kartasura, ia melewati wilayah dua desa di kabupaten Salatiga. Pada tanggal 5 Februari 1724 Kapten Tack singgah di Banyuputih dan keesokkan harinya ia melanjutkan perjalanannya menuju Kartasura dan melewati desa Tingkir. Disebutkan bahwa kedua desa tersebut pada waktu itu merupakan wilayah Kabupaten Salatiga (de Graaf 1989). Pemberitaan tentang wilayah Salatiga didapatkan pula dalam laporan perjalanan Hogendorf pada bulan Maret 1742. Dalam laporannya tersebut, Hogendorf menuliskan bahwa wilayah Salatiga terdiri dari dua desa, yaitu desa Krajan dan desa Kalicacing (A. Rasidi, seperti yang dikutip dalam: Emy Wuryani, 2006). Pada pertengahan abad XVIII cerita-cerita babad, seperti Babad Keraton, menceritakan peranan Kota Salatiga pada masa perjuangan melawan Belanda. Perlawanan terhadap Belanda di Salatiga terjadi pada masa pemerintahan Paku Buwono II. Sebuah pasukan gabungan, antara lain para bupati, R.M. Said, R.M. Garendi, dan laskar Cina dari Batavia dan Jawa Tengah. Dalam website “Sejarah Salatiga” (1740-1743), pada http://kotasalatiga.multiply.com/journal/item/3, perlawanan tersebut diceritakan: “Benteng Salatiga pada awalnya diduduki oleh Pasukan Kartasura, di bawah pimpinan Patih Pringgalaya. Namun kemudian Patih Pringgalaya dikirim ke Kartasura untuk melindungi istana. Tidak beberapa lama pasukan dimaksud ditarik ke Kartasura untuk membendung bala tentara Kompeni yang mengancam Keraton Kartasura. Sebagai gantinya Salatiga dipertahankan oleh satu detasemen Laskar Cina yang didatangkan dari Semarang. Kompeni merasa tidak senang atas berpihaknya PB.II kepada pemberontak dan mengeluarkan berbagai ancaman. Disebabkan Pringgalaya takut atas
9
ancaman Kompeni yang demikian itu dan untuk membuktikan bahwa dia tidak bersekongkol dengan Laskar Cina, maka pada tahun 1741 ia memenggal kepala seorang juru tulis Tionghoa, yang bernama Gow Ham Ko di Salatiga. Kepala Gow Ham Ko oleh Patih Pringgoloyo diserahkan kepada Kompeni. Hal ini membuat marah Patih Notokusumo, seseorang yang lebih senior dari Pringgalaya. Secara diam-diam dia memerintahkan semua pengikutnya untuk bergabung dengan pasukan Tionghoa dan pemberontak lainnya untuk menyerang kompeni di Semarang. Sayang, serangan terhadap kompeni yang di Semarang mengalami kegagalan. Pasukan pemberontak mundur dan Patih Notokusumo ditangkap Belanda. Sebagian besar pasukan yang mundur bertahan didaerah Salatiga dengan pertahanan Kali Tuntang. Berbagai kekuatan pemberontak, seperti pasukan Pringgalaya berada di Kalicacing, Pasukan Kyai Mas Yudonegoro, seorang ulama dari Semarang berada di bagian timur dan pasukan Cina di sekitar Kali Tuntang. Kekalahan pasukan pemberontak di Semarang membuat PB.II ragu dan akhirnya memutuskan berbalik berpihak pada kompeni. Ia memerintahkan pasukannya di bawah Pringgalaya menggempur para pemberontak. Menanggapi situasi demikian itu, para bupati pemberontak dan pimpinan laskar Tionghoa berkumpul untuk mengangkat RM.Garendi sebagai raja Mataram pada tanggal 6 April 1742. Mereka berikrar akan melawan kompeni sampai ajal tiba. Sasaran mereka merebut benteng kompeni di Kartasura. Pertempuran pertama yang harus mereka hadapi ialah di Salatiga, dimana mereka harus berhadapan dengan Pringgalaya di Kalicacing yang sekarang berpihak pada VOC. Setelah Salatiga jatuh ketangan RM.Garendi, dengan mudah mereka merebut benteng kompeni di Kartasura dibawah Van Hohendorf. RM.Garendi di Kartasura bertemu dengan RM.Said yang selanjutnya keduanya bergabung melawan kompeni pada pertengahan 1742. Sementara itu Salatiga telah dikuasai oleh pasukan pemberontak yang terdiri dari laskar Cina, pasukan dibawah Kyai Mas Yudonegoro dan pasukan para bupati yang setia pada Patih Notokusumo.Belanda merencanakan mengirim pasukan gerak cepat yang terdiri dari 300 prajurit Eropa dan 500 prajurit pribumi ke Salatiga, tapi mengalami kegagalan karena pasukan yang akan
10
menjemput mereka sebelum memasuki Salatiga telah dipukul mundur ke Ampel. Pada tanggal 19 Juni 1742 serangan besar-besaran akan dilancarkan ke kota Salatiga. Namun sebelum sampai tujuan, mereka ketakutan dan kembali ke Semarang, karena Kompeni melihat konsentrasi kekuatan pasukan Kyai Mas Yudonegoro. Pasukan gabungan dari RM.Garendi atau Sunan Kuning terus melakukan perlawanan pada kompeni di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Tanjung, Jepara. RM.Said bersama laskar Cina yang berkekuatan 800 orang bertempur melawan pasukan kompeni dibawah Kapten Mom di Welahan pada tanggal 24 Agustus 1742, namun pasukan ini karena kekuatan persenjataan yang tak seimbang terpaksa mundur. Sebagian diantaranya membuat pertahanan di Salatiga dan memasang barikade di Kali Tuntang. Pasukan kompeni dibawah Hohendorf gagal menembus barikade ini. Ditempat ini komandan dan laskar Cina, yaitu Kapitan Sepanjang telah mengeksekusi anak buahnya yang bernama Swa Ting Giap karena mau menyeberang ke pihak Kompeni. Sunan Kuning atau RM.Garendi beserta Laskar Cina, Kyai Mas Yudonegoro, Bupati Mangunnoneng, serta Bupati Martapura, melakukan serangan ke Salatiga dan memaksa Patih Pringgalaya yang sudah berbalik membantu Kompeni, mundur ke Tengaran, kemudian Ampel. Pasukan RM.Garendi terus mengejar pasukan Kartasura dibawah Pringgalaya dan akhirnya menyerbu benteng Kompeni di Kartasura. Di tempat ini, RM.Garendi beserta Laskar Cina bersatu dengan RM.Said melakukan perlawanan terhadap Kompeni.” Pada tanggal 11 Nopember 1743 Sunan Pakubuwono II menandatangani Perjanjian Ponorogo dengan pihak VOC yang menyatakan bahwa Mataram harus menyerahkan seluruh wilayah Madura dan pantai utara Jawa (antara lain: Salatiga, Semarang, Jepara, Rembang, Surabaya, dan ujung timur Jawa) ke Pemerintah Kolonial Belanda. Sejak saat itu Salatiga secara resmi berada di bawah penguasaan Belanda. Konsekuensi selanjutnya dari penguasaan Belanda di Salatiga adalah pendirian benteng Belanda di Salatiga pada tahun 1746 yang diberi nama “Der Hersteller”. Tujuan pendirian benteng ini adalah sebagai
11
tempat mengawasi Sunan dan para pengikutnya, menjaga keamanan jalur Semarang-Surakarta, dan sebagai tempat persinggahan para pegawai VOC (Emy Wuryani, 2006). Ketika terjadi perselisihan antara R.M. Said dengan Sunan Pakubuwana yang beralangsung dari tahun 1746 sampai 1957 Pihak Belanda berusaha meredam pertempuran tersebut. Belanda mengajak R.M. Said dan Sunan Pakubuwana III berunding pada tahun 1755 dan 1757. Perundingan tahun 1955 menghasilkan Perjanjian Giyanti, sedang perundingan tahun 1757 menghasilkan Perjanjian Salatiga yang melahirkan Kadipaten Mangkunegara. Penandatangan perjanjian ini dilakukan di Gedung Pakuwon, yang saat ini terletak di Jl. Brigjen Sudiarto. Salatiga setelah itu nampaknya dijadikan lokasi yang cukup strategis oleh pihak Belanda, terutama dari segi pertahanan militer. Pada saat perang Diponegoro meletus (1825-1830) Salatiga menjadi benteng pertahanan pihak Belanda yang cukup kuat, bahkan perjanjian antara pihak Belanda dengan para residen yang terlibat dalam perang Diponegoro diadakan di Salatiga pada tahun 1826. Sesudah perang Diponegoro berakhir, pihak pememrintah Hindia Belanda semakin memperkuat militer di Salatiga dengan membangun tangsi-tangsi militer untuk para pasukan kavaleri. Salah satu tangsi dibangun pada tahun 1835, seperti yang masih terlihat pada angka tahun 1835 yang tertera pada bagian gedungnya. Tangsi-tangsi ini dibangun lengkap dengan jaringan sanitasi dengan sumber air dari Senjoyo. Selain itu, dibangun pula rumah sakit tentara serta perumahan bagi para tenaga medis rumah sakit. Bahkan, area pemakaman pun disediakan, baik untuk orang Eropa (kerkhof), orang Cina, dan penduduk lokal (Emy Wuryani, 2006). Kota Salatiga kemudian berkembang sangat pesat setelah tahun 1870-an. Pada masa itu di Salatiga tumbuh banyak perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan kebijakan pemerintah kolonial terhadap negara jajahannya. Penghapusan sistem tanam paksa (cultuur-stelsel) melahirkan beberapa peraturan
12
pemerintah Hindia Belanda, antara lain Undang-undang Gula (Suikerwet) dan Undang-undang Agraria (Agrarischewet) pada tahun 1870, yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pihak swasta dalam bidang perdagangan. Perkembangan kota Salatiga berjalan seiring dengan laju pertambahan penduduknya. Akibat meningkatnya kegiatan perekonomian wilayah itu, wilayah Salatiga menjadi tempat tujuan baru bagi para pedagang di wilayah Jawa Tengah. Di samping itu, perkembangan fasilitas perkotaan yang semakin baik dan semakin mudahnya transportasi memicu meningkatnya ketertarikan banyak orang untuk datang dan bermukim di Salatiga. Data tabel di bawah ini menggambarkan peningkatan laju pertumbuhan penduduk kota Salatiga pada tahun 1905-1930. Tabel 1. Pertumbuhan Populasi Salatiga 1905-1930 (sumber: Karyono, 2002: 71) No
Tahun
Populasi Pribumi
Eropa
Cina
Arab
Jumlah
1.
1905
9.993
700
1.300
87
12.000
2.
1920
16.304
1.208
1.402
71
18.895
3.
1929
15.908
1.02
1.665
117
19.192
4.
1930
20.465
1.992
1.836
114
24.397
Dari tabel di atas terlihat pertumbuhan penduduk sebanyak 100% dalam jangka waktu 25 tahun. Kecenderungan meningkatnya populasi di beberapa kota di Jawa nampaknya sudah diprediksikan oleh pemerintah Hindia Balanda pada awal 1900-an. Di lain pihak, kebijakan pemerintah Hindia Belanda telah banyak berubah dengan dikenalkannya Politik Etis yang lebih memihak pada masyarakat lokal dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya. Kedua hal ini menyebabkan
13
pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Decentralisatiewet (Wet 23 Juli 1903; Ind. Stb. 1903 Nomor 329) atau Undang-undang Desentraliasasi. Dengan dikeluarkannya undang-undang ini kemudian beberapa wilyah perkotaan di Jawa berubah menjadi daerah otonom atau sering disebut gemeente, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandung, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Magelang, Sukabumi, Surabaya, Blitar, dan Salatiga.
Salatiga
mendapat
status
gemeente
pada
tahun
1917. Salatiga
berdasarkan Staatblad 1917 Nomor 266 mulai tanggal 25 Juni 1917 berubah sebagai Staads Gemeente Solotigo yang daerahnya terdiri dari 8 desa. Penetapan Salatiga sebagai gemeente mempengaruhi perkembangan tata kota selanjutnya. Sebagai sebuah gemeente Salatiga kemudian tumbuh sebagai kota yang “terencana”. Dewan kota dan walikota berhasil mengembangkan perencanaan tata kota Salatiga dengan baik, sehingga pada tahun 1919 dinobatkan sebagai “Solotigo dea Schoonnste Stad van Midden Java” (Salatiga Kota terindah se-Jawa Tengah). Di samping itu, kedatangan pemukim baru di Salatiga membawa pengaruh dalam bidang perencanaan kota. Kaum pendatang asing, baik orang Eropa maupun Cina, memperkenalkan gaya bangunan yang lebih beragam. Kwik Djoen Eng, seorang pengusaha Cina di Salatiga, membangun sebuah bangunan yang mirip dengan pagoda di Cina. Orang-orang Eropa selalu membangun dan merencanakan kota sesuai dengan citra kota asal mereka di Eropa, seperti misalnya orang-orang Belanda akan membangun kota dengan gaya kota-kota di Belanda. Salatiga pun terpengaruh oleh gaya kebudayaan Indis atau disebut juga Indische Stijl, yang sangat terlihat pada bangunan-bangunan Gereja Katholik, Gereja Protestan, gedung sekolah, kantor Balai Kota, kantor Pajak, rumah sakit, dan kantor Walikota. Karyono (2002) mengklasifikasikan penyebaran pemukiman di Salatiga pada masa Kolonial sebagai berikut: 1. Daerah pemukiman orang Eropa, yang terletak di sepanjang jalan Tuntangscheweg. Rumah-rumah orang Eropa di sepanjang jalan ini ditata dengan pagar-pagar yang rapi dan orang non-Eropa dilarang bertempat tinggal di jalan ini;
14
2. Daerah Pecinan, yang terletak di sebelah timur Alun-alun kota, yakni di daerah Karanganyar, Kalicacing, dan di sekitar pasar; 3. Penduduk lokal menempati wilayah perkampungan di Kalioso, Kalicacing, Pancuran, Krajan, Mrican, dan Togaten; 4. Daerah Militer menempati wilayah di sebelah tenggara Alun-alun, yaitu di Cavalerieweg (sekarang jalan Veteran), Kampementsweg (sekarang jalan Ahmad Yani), dan Soloschweg. Lebih jauh lagi dikemukakan bahwa Alun-alun sebagai pusat kota dicitrakan sebagai pusat kekuasaan kolonial. Kantor kotapraja berada di sebelah timur Alun-alun menghadap ke utara tetapi justru tidak menghadap langsung ke arah Alun-alun. Di sekitar jalan Taman Sari atau yang dulu dikenal dengan sebutan “Oei Tiong Ham Tuin” terdapat bangunan gereja protestan dan gedung Societeit Harmonie yang didirikan pada tanggal 15 Juli 1885. Bangunan lain yang menonjol di Salatiga adalah kompleks bangunan milik pengusaha Semarang yang bernama Kwik Djoen Eng di Toentangscheweg (sekarang jalan Diponegoro 90). Kompleks bangunan milik Kwik Djoen Eng dibangun pada tahun 1921-1925 di atas lahan seluas 12 ha., yang terdiri atas bangunan gedung, kebun hias, “kebun binatang”, lapangan tennis, dan kebon kopi. Bangunan utama berupa sebuah gedung beratap kubah dengan empat menara, mirip bangunan pagoda. Keempat menara tersebut melambangkan keempat putranya, sedang kubah utama melambangkan keberadaan Kwik Djoen Eng sendiri. Setelah pembangunannya selesai pada tahun 1925, gedung Kwik Djoen Eng merupakan salah satu gedung yang paling mewah di Salatiga dengan biaya pembangunan sebesar 3 juta gulden. Namun, ketika resesi dan depresi ekonomi melanda dunia pada tahun 1930-an, Kwik Djoen Eng bangkrut dan terpaksa harus merelakan gedung miliknya disita oleh Javasche Bank. Pada bulan April 1940 Keuskupan Semarang membeli gedung tersebut dari Javasche Bank dengan harga yang murah. Saat ini kompleks gedung Kwik Djoen Eng dikenal dengan nama Institut Roncalli (Karyono, 2002).
15
Perubahan status, fungsi, dan kepemilikan bangunan-bangunan masa kolonial di Salatiga terjadi semakin cepat setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1942. Drs. Slamet Rahardjo, budayawan Salatiga, mencatat beberapa peristiwa sejarah yang menyebabkan banyaknya perubahan-perubahan yang menimpa bangunan-bangunan dari masa kolonial tersebut. 1. Ketika Jepang masuk ke Salatiga pada bulan Maret 1942 melalui pendaratan pasukannya di Kragan Rembang, mereka berhasil menguasai wilayah Salatiga dan memanfaatkan gedung-gedung yang ada sebagai markas atau tempat tinggal tentara Jepang. 2. Pada masa Revolusi 1945 banyak gedung-gedung kuno yang ditinggalkan oleh pemiliknya, dan kemudian dikuasi dan dimanfaatkan oleh pemerintah maupun perseorangan. 3. Ketika terjadi peristiwa Clash I dan II dari tahun 1947 sampai 1949 banyak gedung-gedung peninggalan masa kolonial yang rusak akibat perang. 4. Pada tahun 1950 ketika pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan PP Nomor 10 Tahun 1950 banyak orang-orang Cina melakukan eksodus ke negeri Cina dan meninggalkan bangunan tempat tinggalnya. 5. Penghancuran Tugu Yuliana yang terletak di depan Ramayana pada tahun 1962 oleh penduduk lokal yang dipicu dengan semangat anti Belanda karena gugurnya Yos Sudarso. 6. Setelah peristiwa G 30 S banyak rumah tinggal dan gedung-gedung milik orang Cina ditinggalkan dan ditempati oleh orangorang lain. 7. Ketika pemerintah membangun SD-SD Inpres di Salatiga, banyak bangunan dan tanah-tanah kosong di sekitar bangunan kolonial yang digusur dan diganti dengan gedung SD Inpres. Penggusuran antara lain terjadi pada makam Belanda atau yang
16
populer disebut dengan Kerkhof yang bercirikan dengan hiasan-hiasan khas Eropa dan patung-patung marmer. Di lokasi ini sekarang berdiri bangunan SD Inpres Kutowinangun I s.d. IV. Setelah Masa Kemerdekaan, pada tahun 1950 status gemeente kota Salatiga dicabut dan dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pada tahun 1999 penyebutan Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga berubah menjadi Kota Salatiga berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
17
BAB III METODE PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA SALATIGA
Pearson dan Sullivan (1995: 7-9) memberikan secara garis besar sebuah prosedur tahapan pengelolaan sumberdaya arkeologis sebagai berikut : IDENTIFIKASI SUMBERDAYA ARKEOLOGIS Identifikasi lokasi dan kenampakan fisik situs beserta lingkungan PENAKSIRAN NILAI PENTING DAN KEBERMAKNAAN SITUS Penelitian arkeologis, antropologis, arsitektur, dan sejarah untuk mencari peringkat nilai penting dan kebermaknaan situs PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KEBIJAKAN Pemerintah, Akademisi, dan Masyarakat lokal duduk bersama untuk membuat rencana pengelolaan sumberdaya arkeologis. Hasil diskusi tersebut dipergunakan bagi pemerintah untuk menyusun dan membuat kebijakan. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BAGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ARKEOLOGIS Pengelolaan sumberdaya arkeologis harus berpatokan pada community-based management. Masyarakat lokal dilibatkan dalam jaringan sistem pengelolaan situs, baik dari segi pemanfaatan, perlindungan, pelestarian, maupun dari pendanaan. MONITORING DAN EVALUASI Pemerintah, akademisi, dan masyarakat secara bersama-sama memantau dan mengawasi serta mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan sumberdaya arkeologis. Hasil monitor ini akan dipergunakan untuk mengevaluasi kegiatan pengelolaan tersebut.
18
Bagan di atas menggambarkan prosedur pengelolaan sumberdaya arkeologi atau BCB yang lengkap, mulai dari proses awal yaitu identifikasi BCB sampai dengan tahap monitoring terhadap pelaksanaan pengelolaan BCB. Model pengelolaan BCB yang lain dipergunakan di Australia, seperti yang digambarkan dalam skema di bawah ini:
Sumber: Australian Heritage Commission (2000)
19
Dalam kegiatan kajian bangunan bersejarah kota Salatiga, tidak semua tahap pengelolaan sumberdaya budaya tersebut akan dilaksanakan. Sesuai dengan tujuan kajian ini, maka tahap yang dilakukan adalah tahap pertama dan kedua, yaitu identifikasi dan penentuan nilai penting (cultural significance). Claire Smith dan Heather Burke (2007) mengemukakan proses penentuan nilai penting BCB adalah sebagai berikut: In essence the process for any cultural heritage management assessment is as follows:
Decide on what categories of cultural significance are relevant, why and how.
Grade the significance of components or aspects within each of these categories (i.e. assess relative degrees of significance).
Assess competing or shared claims to significance and/or differences of opinion about the meaning of the place.
Draft a statement of significance that describes the outcomes of this process.
Draft appropriate conservation policy based on the statement of significance (a conservation plan).
Draft practical management strategies based on this policy (a management plan). This may include evaluating how to accommodate competition over values in management and interpretation.”
Berdasarkan proses yang dikemukakan oleh Smith dan Burke tersebut di atas, aplikasi pentahapan penentuan nilai penting BCB di kota Salatiga dapat dilihat pada skema berikut ini.
20
INVENTARISASI BCB Mengidentifikasikan seluruh BCB dan yang diduga BCB
PENYUSUNAN KRITERIA NILAI PENTING
PENENTUAN NILAI PENTING TERHADAP BCB YANG ADA
PERNYATAAN NILAI PENTING (SIGNIFICANCE STATEMENT)
REKOMENDASI TINDAK LANJUT ATAS HASIL PENILAIAN BCB
21
Deskripsi kegiatan setiap tahap kajian adalah sebagai berikut: a. Inventarisasi BCB Kota Salatiga Inventarisasi dilakukan dengan survei BCB di seluruh kota Salatiga. Rekaman yang dilakukan adalah rekaman visual dan verbal. Pendeskripsian atas objek BCB terbagi dalam beberapa variabel, yaitu: nama bangunan, alamat, sejarah bangunan, kondisi bangunan, serta rekaman visual (foto) bangunan.
b. Penyusunan Nilai Penting (Cultural significance) UU RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang BCB pasal 1 ayat 1 menyebutkan Benda Cagar Budaya sebagai berikut: (a) benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, (b) benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan Berdasarkan UU RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang BCB pasal 1 ayat 1 tersebut di atas, terdapat 3 (tiga) kriteria penting yang harus dipergunakan dalam menilai nilai penting BCB, yaitu: 1. Nilai Penting Sejarah 2. Nilai penting Ilmu Pengetahuan 3. Nilai Penting Kebudayaan
22
Menurut Daud Aris Tanudirjo (2004) secara ideal ketiga aspek tersebut haruslah diperhitungkan dalam menentukan nilai penting BCB, seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Nilai Penting BCB (Sumber: Daud Aris Tanudirjo, 2004) 1. Nilai penting Sejarah : apabila sumberdaya budaya tersebut dapat menjadi bukti yang berbobot dari peristiwa yang terjadi pada masa prasejarah dan sejarah, berkaitan erat dengan tokoh-tokoh sejarah, atau menjadi bukti perkembangan penting dalam bidang tertentu A
Berkaitan erat dengan peristiwa (event) penting yang terjadi pada masa prasejarah maupun sejarah
B
Berkaitan erat dengan tokoh-tokoh sejarah atau merupakan tinggalan/karya tokoh terkemuka (master) dalam bidang tertentu
C
Berkaitan erat dengan tahap perkembangan yang menentukan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, atau mewakili salah satu tahapan penting tersebut, a.l. penemuan baru, munculnya ragam (style) baru, penerapan teknologi baru,
23
D
Berkaitan erat dengan tahap perkembangan suatu kehidupan tertentu atau tinggalan yang mewakili salah satu tahapan tersebut (misalnya, pasang-surut kehidupan ekonomi, sosial, politik)
2. Nilai penting Ilmu Pengetahuan : apabila sumberdaya budaya itu mempunyai potensi untuk diteliti lebih lanjut dalam rangka menjawab masalah-masalah dalam bidang keilmuan tertentu A
Arkeologi mendeskripsikan, menjelaskan dan menjawab masalahmasalah yang berkaitan dengan peristiwa atau proses-proses budaya di masa lampau, termasuk di dalamnya pengujian teori, metode, dan teknik tertentu di bidang ini
B
Antropologi, untuk mengkaji prinsip-prinsip umum dalam bidang ini, khususnya
proses-proses perubahan budaya dalam jangka
waktu yang panjang dan proses adaptasi ekologi, termasuk di dalamnya
evolusi
ragawi
(biological
evolution
dan
palaeoantropologi) C
Ilmu-ilmu Sosial, untuk mengkaji prinsip-prinsip umum dalam bidang ilmu sosial humaniora, terutama yang berkaitan dengan interaksi sosial, struktur sosial, kekuasaan dan politik, dan prosesproses sosial lainnya.
24
D
Arsitektur dan Teknik Sipil, untuk mengkaji prinsip-prinsip umum dalam bidang seni bangun, rancang bangun, dan susunan (kontruksi) bangunan, termasuk kajian penggunaan bahan dan ketrampilan merancang, atau merupakan hasil penerapan teknologi dan materi baru pada masa dibangun.
E
Ilmu-ilmu Kebumian, untuk mengkaji prinsip-prinsip umum dalam ilmu kebumian (geologi, geomorfologi, geografi, geodesi), atau menjadi bukti peristiwa-peristiwa alam yang dikaji dalam bidang ilmu ini
F
Ilmu-ilmu lain, mengandung informasi yang sangat khusus bagi kajian ilmu-ilmu tertentu yang belum disebutkan di atas. (Kriteria ini dimasukkan untuk mengakomodasi kemungkinan sumberdaya budaya mengandung informasi untuk ilmu yang biasanya tidak bersinggungan sama sekali dengan masa lampau, sehingga bersifat prediktif)
3. Nilai penting Kebudayaan : apabila sumberdaya budaya tersebut dapat mewakili hasil pencapaian budaya tertentu, mendorong proses penciptaan budaya, atau menjadi jati diri (cultural identity) bangsa atau komunitas tertentu
25
A
Etnik, dapat memberikan pemahaman latarbelakang kehidupan sosial, sistem kepercayaan, dan mitologi yang semuanya merupakan jatidiri suatu bangsa atau komunitas tertentu, merupakan bagian dari jati diri suatu bangsa atau komunitas tertentu
B
Estetik, mempunyai kandungan unsur-unsur keindahan baik yang terkait dengan seni rupa, seni hias, seni bangun, seni suara maupun bentuk-bentuk kesenian lain, termasuk juga keserasian antara bentang alam dan karya budaya (saujana budaya); menjadi sumber ilham yang penting untuk menghasilkan karyakarya budaya di masa kini dan mendatang
C
Publik, berpotensi untuk dikembangkan sebagai sarana pendidikan masyarakat tentang masa lampau dan cara penelitiannya, menyadarkan tentang keberadaan manusia sekarang; atau telah menjadi fasilitas rekreasi; dan menjadi
sumberdaya
yang
dapat
berpotensi
berpotensi atau telah
menambah
penghasilan
masyarakat, a.l lewat kepariwisataan
26
Berdasarkan kriteria ideal di atas, modifikasi dibuat untuk memilih kriteria yang sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup kajian ini. Dasar modifikasi adalah arsitektur yang pernah berkembang di kota Salatiga yang meliputi arsitektur campuran tradisional dan kolonial, campuran Cina dan kolonial, dan kolonial. Kriteria nilai penting yang akan dipergunakan tersebut adalah: a. Wujud (Perwujudan) Bahwa wujud fisik yang layak dikenakan konservasi termasuk dalam benda cagar budaya, yaitu benda buatan manusia bergerak atau tidak bergerak yag berupa kesatuan atau kelompok, bagian-bagiannya atau sisa-sisanya. Kawasan juga dapat merupakan wujud terkonservasi yaitu disebut situs merupakan lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya; b. Umur/Tahun Bangunan kota yang ditentukan berdasarkan tahun pendirian atau ditentukan berdasarkan pertanggalan relatif yang dapat dilihat dari style pada masanya ataupun konteksnya. Dan bentuk fisik yang layak untuk dikenai konservasi adalah yang telah berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun; c. Estetika Bangunan atau kawasan kota yang dilestarikan karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya sejarah tertentu. Tolok ukur estetika ini dikaitkan dengan nilai estetis dan arsitektonis yang tinggi dalam hal bentuk, struktur, tata ruang dan ornamen. Dalam hal ini di kota Salatiga aspek estetis itu dilihat dari ada tidaknya hubungan dengan gaya arsitektur yang pernah berkembang. - Ada hubungan jelas secara visual bobotnya 2
27
- Ada hubungan tetapi tidak jelas bobotnya 1 - Tidak ada hubungan bobotnya 0 d. Kejamakan Bangunan atau kawasan yang dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan. Jadi tolak ukur kejamakan ditekankan pada beberapa jauh karya arsitektur tersebut mewakili suatu ragam atau jenis khusus yang spesifik. Dalam hal ini di kota Salatiga berkaitan dengan aspek mewakili atau tidak suatu langgam arsitektur yang pernah berkembang. - Mewakili dengan jelas bobotnya 2 - Mewakili tetapi kurang jelas bobotnya 1 - Tidak mewakili bobotnya 0 e. Kelangkaan Bangunan yang hanya satu atau tinggal satu dari jenisnya yang merupakan contoh terakhir dari jenisnya. Jadi termasuk karya sangat langka atau satu-satunya.Dalam hal ini berkaitan dengan jumlah bangunan di kawasan kota. - Bangunan yang hanya satu-satunya dalam kawasan kota bobotnya 2 - Bangunan yang jumlahnya lebih dari satu walaupun tidak sama persis dalam kawasan kota bobotnya 1 - Bangunan yang jumlahnya cukup banyak dalam kawasan kota bobotnya 0
28
f. Peranan terhadap Kawasan Bangunan atau kawasan kota yang keberadaannya mempengaruhi kawasan didekatnya, atau kehadirannya sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas dan citra lingkungan terdekatnya. g. Keistimewaan Bangunan atau kawasan yang memiliki keistimewaan, misalnya terpanjang, tertinggi, tertua dan sebagainya. h. Peran Sejarah Bangunan atau kawasan perkotaan yang telah merupakan lokasi-lokasi bagi peristiwa bersejarah penting untuk dilestarikan sebagai ikatan simbilis antara peristiwa dahulu dan sekarang.
c. Proses Penentuan Nilai Penting dan Pembobotan BCB Setiap BCB akan ditentukan nilainya berdasarkan kriteria tersebut di atas. Penilaian dilakukan oleh tim peneliti berdasarkan hasil inventarisasi yang telah dilakukan sebelumnya, survey lapangan, dan studi pustaka. Hasil penentuan nilai penting tersebut kemudian akan diberi bobot sesuai dengan tingkat “kualitas” BCB. Pembobotan dilakukan secara kuantitatif, sehingga pada akhirnya akan dihasilkan angka tertentu untuk setiap bangunan. Angka ini akan menunjukkan bobot kualitas masing-masing bangunan bersejarah di kota Salatiga. d. Penyusunan Pernyataan Nilai Penting Berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan, sebuah rekapitulasi dan penegasan nilai penting bangunan bersejarh kemudian disusun. Tujuan penyusunan pernyataan nilai penting ini adalah untuk menentukan dan menyatakan secara
29
kualitatif hasil penilaian yang berupa “angka” menjadi sebuah pernyataan yang mudah dipahami. Menurut Protecting Heritage Places Workbook (2001:39-40) penyataan nilai penting (significance statement) harus memperhatikan hal-hal berikut: •
A statement of significance should be concise, easy to read, and address all of the heritage values of a place.
•
It should present the overall significance of a place in a summary statement and then support this summary with subsidiary statements for specific features or aspects.
•
It should indicate clearly the gaps in the available information, so that the basis for the assessment can be clearly understood.
•
It should refer to, or cite, evidence supporting the assessment to ensure that the statement is credible.
•
For Indigenous places the voices of the appropriate Indigenous people should be clearly expressed in their own words.
e. Rekomendasi Tindak Lanjut Tahap terakhir dalam kegiatan kajian bangunan bersejarah Kota Salatiga adalah penyusunan rekomendasi. Rekomendasi yang dihasilkan adalah sebuah usulan langkah-langkah atau kebijakan pelestarian apa saja yang akan diterapkan terhadap masing-masing bangunan bersejarah (Daud Aris Tanudirjo, 2004). Dasar pertimbangan kebijakan pelestarian diambil dari pernyataan nilai penting setiap bangunan bersejarah yang ditentukan pada tahap sebelumnya. Rekomendasi tindak lanjut tersebut akan dinyatakan dalam bentuk pernyataan kegiatan konservasi yang merupakan payung dari semua kegiatan pelestarian yang harus segera diambil, antara lain adalah preservasi, rehabilitasi, rekonstruksi, dan revitalisasi. Batasan pengertian tentang istilah-istilah tersebut disepakati dalam Piagam Burra yaitu:
30
a. Preservasi adalah pelestarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa ada perubahan, termasuk upaya mencegah penghancuran. b. Restorasi/Rehabilitasi
adalah mengembalikan suatu tempat ke keadaan semula dengan menghilangkan tambahan-
tambahan dan memasang komponen semula tanpa menggunakan bahan baru. c. Rekonstruksi adalah mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan keadaan semula, dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru. d. Adaptasi/revitalisasi adalah merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Yang dimaksud dengan fungsi yang lebih sesuai adalah kegunaan yang tidak menuntut perubahan drastis, atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal. e. Demolisi adalah penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak atau membahayakan.
31
BAB IV PEMBOBOTAN DAN ALTERNATIF BENTUK KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA SALATIGA
Sebagai kota yang berkembang mulai pada masa pemerintahan tradisional sampai dengan masuknya Belanda, maka Salatiga memiliki beberapa faktor yang berkaitan dengan komponen kota dan pengaturannya, yaitu: a. Faktor religi yang diwakili antara lain oleh fasilitas keagamaan seperti gereja dan masjid. b. Faktor ekonomi yang diwujudkan dalam bentuk pasar dan profesi lainnya. c. Faktor organisasi politik dan sosial yang tercermin oleh adanya fasilitas perkantoran dan kelompok birokrat. d. Faktor intelektual yang ditampilkan dalam bentuk fasilitas sekolah e. Faktor pertahanan-keamanan yang dapat berbentuk benteng. f. Faktor pemenuhan kebutuhan hidup penduduk yang diwujudkan antara lain oleh tempat bermukim, pengadaan dan pembuangan air serta jaringan jalan.
32
Pengaturan tata ruang tersebut banyak berhubungan dengan geografis-ekologis yang memperhatikan masalah jalur atau pola jaringan jalan, sumber air (di dalam dan sekitar kota), dan pengaturan bangunan-bangunan di dalam kota yang dikaitkan dengan keruangan kota atau urban space yang sangat dipengaruhi oleh sistem pemerintahannya. Pola kota tersebut terdiri atas : a. Pola Kota Tradisional yang berada di sekitar kawasan Kepatihan, Pecinan (Jalan Semeru, Jalan Sukowati, Jalan Pemotongan, dan sebagian Jalan Sudirman) dan pemukiman militer Belanda (Jalan Veteran, Jalan Muwardi dan Jalan Nanggulan). b. Konsep kota modern di sepanjang akses jalan utama (Jalan Sudirman dan Jalan Diponegoro). Upaya konservasi bangunan bersejarah Kota Salatiga tidak dapat dilepaskan dari konteksnya sebagai kawasan perkotaan. Berdasarkan sejarah dan beberapa tinggalan bangunan yang diinventarisasi dapat menggambarkan layout Kota Salatiga pada masa itu yang saat ini gambarannya sudah samar-samar karena perkembangan kota yang pesat sehingga tumbuh bangunanbangunan baru yang kemudian akan menghilangkan nilai dan karakteristik kota. Kegiatan hasil pembobotan dan alternatif bentuk konservasi bangunan bersejarah di Kota Salatiga dilakukan dalam bentuk tabel yang didalamnya memuat uraian berdasarkan kriteria konservasi. Penggunaan tabel tersebut bertujuan untuk lebih memudahkan pemahaman tentang proses tinjauan terhadap suatu bangunan sebelum diputuskan untuk dikenakan tindakan konservasi. Dari tabel tersebut pada akhirnya dapat diketahui dengan lebih jelas latar belakang objek kaitannya dengan penentuan kepentingan dan perkiraan bentuk konservasi. Peringkat konservasi ditentukan oleh perolehan total angka untuk seluruh kriteria dan sangat mungkin ditambah dengan pertimbangan dari pihak-pihak yang berkepentingan, dalam hal ini adalah pemerintah, cendekiawan dan budayawan. Sedangkan bentuk konservasi ditentukan setelah menyimpulkan tinjauan tiap kriteria.
33
Administratif : Jl. Diponegoro 1 – 3 Salatiga Astronomis : 07°19’30,2” LS dan110°30’15,7” BT
1. Kompleks Rumah Dinas Walikota No. Inventaris : 11-73/Sla/04
Kondisi Bangunan : - Cukup terawat - Bentuk bangunan masih asli - Plesteran mulai mengelupas - List plank papan kuncungan, pintu dan jendela kayu mulai keropos
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 001
34
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks Rumah Dinas Walikota : 11-73/Sla/04 : Jl. Diponegoro 1 Salatiga
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan yandimana bangunan induk berbentuk simetris, terdapat kuncungan di bagian depan yang menjadi salah satu ciri bangunan penting. Saat ini bangunan ini difungsikan sebagai rumah dinas Walikota Salatiga
Akhir abad XIX
0
1
Aspek Arsitektural Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan berciri arsitektur campuran (kolonial dan tradisional). Ciri tradisional terlihat pada beranda dengan konstruksi kayu di bagian depan dan ciri kolonial terlihat pada konstruksi tembok dan kolom-kolom besar
0
1
2
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Kelangkaan Salah satu dari tiga bangunan rumah tinggal berciri arsitektur campuran yang memiliki beranda dan kuncungan
0
1
2 10
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Memperkuat citra koridor Diponegoro
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern. Pada awalnya bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas Asisten Residen Salatiga masa pemerintahan Kolonial Belanda
2
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
35
Administratif : Jl. Diponegoro 5 Salatiga Astronomis : 07°19’29” LS dan110°30’14,9” BT
2. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/05
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli - Atap sirap rusak, disisipi dengan seng supaya tidak bocor
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 002
36
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/05 : Jl. Diponegoro 5 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX membentuk L shape. Façade depan menggunakan kolom-kolom yang diperindah dengan ukiran-ukiran pada bagian atas dan bawahnya
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Kelangkaan
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rehabilitasi
2
37
Administratif : Jl. Diponegoro 6 Salatiga Astronomis : 07°19’27,9” LS dan110°30’14,5” BT
3. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/81
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 003
38
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/81 : Jl. Diponegoro 6 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan penyelesaian batu belah pada bagian bawah bangunan
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra Koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
39
Administratif : Jl. Diponegoro 8 Salatiga Astronomis : 07°19’27,5” LS dan110°30’14,0” BT
4. Kantor Asuransi Bumi Putera No. Inventaris : 11-73/Sla/82
Kondisi Bangunan : - Terawat - Mengalami perubahan façade
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 004
40
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kantor Asuransi Bumi Putera : 11-73/Sla/82 : Diponegoro 8 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dan telah terjadi perubahan pada façade dinding depan sehingga merubah karakter bangunan. Saat ini bangunan difungsikan sebagai Kantor Asuransi Bumi Putera
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang sudah tidak jelas karakter bangunannya
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
6
41
Administratif : Jl. Diponegoro 10 Salatiga Astronomis : 07°19’27,0” LS dan110°30’13,4” BT
5. Bank Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/06
Kondisi Bangunan : - Terawat - Mengalami perubahan façade
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 005 (kondisi 2009)
42
Reg. foto : 11_73_SLT_INV_06 D 121 (kondisi 2006)
43
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Bank Salatiga : 11-73/Sla/06 : Jl. Diponegoro 10 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan yang menggunaka n atap pelana dan saat ini telah terjadi perubahan pada façade dinding depan. Bangunan kini difungsikan sebagai Bank Salatiga
Pertengahan abad XIX
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatk an ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu bangunan yang memiliki tipe bangunan yang jarang
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini Rekonstruk merupakan si salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
2
8
44
Administratif : Jl. Diponegoro 11 Salatiga Astronomis : 07°19’27,2” LS dan110°30’12,3” BT
6. Gereja Yesus Sejati No. Inventaris : 11-73/Sla/07
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan sudah direnovasi
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 006
45
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Gereja Yesus Sejati : 11-73/Sla/07 : Jl. Diponegoro 11 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan yang saat ini difungsikan sebagai gereja, memiliki gabungan tiga atap pelana dan pada bagian tengah terdapat penambahan ruang depan
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatk an ciri arsitektur colonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
2
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
7
46
Administratif : Jl. Diponegoro 12 Salatiga Astronomis : 07°19’26,2” LS dan110°30’12,4” BT
7. SD 02/09 Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/08
Kondisi Bangunan : - Terawat
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 007
47
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SD 02/09 Salatiga : 11-73/Sla/08 : Jl. Diponegoro 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan sekolah yang membentuk pola linier dengan atap perisai
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Pertengahan Merupakan abad XIX bangunan sekolah yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya merupakan Europees Lagere School, yaitu sekolah dasar bagi keluarga Belanda selama 7 tahun 0
1
0
1
Preservasi
2
48
Administratif : Jl. Diponegoro 13 Salatiga Astronomis : 07°19’26,5” LS dan110°30’11,2” BT
8. SD 01/09 Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/09
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan sudah direnovasi - Penggantian lantai dan genteng Penambahan dinding keramik
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 008
49
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SD 01/09 Salatiga : 11-73/Sla/09 : Jl. Diponegoro 13 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan sekolah yang membentuk pola linier dengan atap perisai
Pertengahan abad XIX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya merupakan Europeesch Lagere School, yaitu sekolah dasar bagi keluarga Belanda selama 7 tahun 0 1 2
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
50
Administratif : Jl. Diponegoro 15 Salatiga Astronomis : 07°19’25,6” LS dan110°30’10,5” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan utama sudah dirubah total hanya tersisa bangunan gardu
9. Wisma BCA No. Inventaris : 11-73/Sla/10
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 009
51
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Wisma BCA : 11-73/Sla/10 : Jl. Diponegoro 15 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal berbentuk segi abad delapan yang XX masih asli, namun façade bangunan induk dibelakangnya telah mengalami perubahan
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Merupakan Memperkuat salah satu citra koridor bangunan Diponegoro yang memiliki menara kembar dan memiliki bangunan berbentuk segi delapan di depan bangunan induk
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern. Pada awalnya bangunan ini diperuntukkan sebagai hotel dengan nama Pension van Blommestein
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
9
52
Administratif : Jl. Diponegoro 16 Salatiga Astronomis : 07°19’25,2” LS dan110°30’11,0” BT
10. Galeri Indosat No. Inventaris : 11-73/Sla/11
Kondisi Bangunan : - Terawat - Mengalami perubahan façade
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 010 (kondisi 2009)
53
Reg. foto : 11_73_SLT_INV_06 D 126 (kondisi 2006)
54
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Galeri Indosat : 11-73/Sla/11 : Diponegoro 16 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dan telah terjadi perubahan pada façade dinding depan. Saat ini bangunan difungsikan sebagai Galeri Indosat
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
7
55
Administratif : Jl. Diponegoro 18 Salatiga Astronomis : 07°19’24,6” LS dan110°30’10,2” BT
11. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/12
Kondisi Bangunan : - Terawat - Sudah direhabilitasi
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 011
56
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/12 : Jl. Diponegoro 18 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape. Pada sisi kanan bangunan terdapat menara. Saat ini beberapa elemen bangunan telah diganti, seperti jendela dan dinding depan
Awal abad XX
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan rumah tinggal yang memiliki menara bertingkat dua
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
7
57
Administratif : Jl. Diponegoro 20 Salatiga Astronomis: 07°19’24,2” LS dan110°30’09,7” BT
12. Bank BII Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/83
Kondisi Bangunan : - Terawat - Mengalami perubahan façade
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 012
58
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Bank BII Salatiga : 11-73/Sla/83 : Jl. Diponegoro 20 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah abad tinggal dan XX telah terjadi perubahan pada façade dinding depan sehingga merubah karakter bangunan. Saat ini bangunan difungsikan sebagai Bank BII Salatiga
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang sudah tidak jelas karakter bangunannya
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
6
59
Administratif : Jl. Diponegoro 21/23 Salatiga Astronomis : 07°19’24,2” LS dan110°30’08,8” BT
13. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/15
Kondisi Bangunan : - Cukup terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 013
60
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/15 : Jl. Diponegoro 21/23 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan penggunaan bentuk segi delapan di samping bangunan seperti membentuk bangunan yang terpisah dari bangunan induk
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal secara jelas yang memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
61
Administratif : Jl. Diponegoro 22 Salatiga Astronomis : 07°19’23,9” LS dan110°30’09,3” BT
14. Omah Mode No. Inventaris : 11-73/Sla/13
Kondisi Bangunan : - Terawat - Perubahan pada façade depan
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 014 (kondisi 2009)
62
Reg. foto : 11_73_SLT_INV_06 D 128 (kondisi 2006)
63
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Omah Mode : 11-73/Sla/13 : Jl. Diponegoro 22 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah abad XX tinggal yang membentuk L shape. Saat ini bangunan difungsikan sebagai factory outlet dan telah terjadi perubahan façade depan bangunan dengan penambahan tembok
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
64
Administratif : Jl. Diponegoro 23 Salatiga Astronomis : 07°19’23,4” LS dan110°30’07,7” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli
15. Asrama CPM No. Inventaris : 11-73/Sla/84
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 015
65
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Asrama CPM : 11-73/Sla/84 : Jl. Diponegoro 23 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan berbentuk simetris dan terletak di tengah-tengah halaman yang luas
Perteng ahan abad XIX
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal (asrama) yang memperlihatka n ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu bangunan yang memiliki tipe bangunan yang jarang
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Rehabilitasi merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang keamanan. Pada awalnya dipergunakan sebagai asrama tentara Belanda non Eropa, yaitu pasukan Belanda yang berasal dari Indonesia non Jawa
0
1
0
1
2
9
66
Administratif : Jl. Diponegoro 24 Salatiga Astronomis : 07°19’23,5” LS dan110°30’08,8” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Digunakan sebagai tempat usaha dengan tidak mengurangi keaslian bangunan
16. Rumah Dinas Dokter No. Inventaris : 11-73/Sla/14
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 016
67
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Dinas Dokter : 11-73/Sla/14 : Jl. Diponegoro 24 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal berbentuk simetris dan saat ini telah mengalami penambahan pada façade depan bangunan
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
68
Administratif : Jl. Diponegoro 25 Salatiga Astronomis : 07°19’23,5” LS dan110°30’07,2” BT Kondisi Bangunan : - Cukup terawat - Bentuk bangunan masih asli
17. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/16
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 017
69
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/16 : Jl. Diponegoro 25 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk pola linier dengan atap pelana. Saat ini telah mengalami penambahan ruangan di bagian belakang bangunan
Pertengahan abad XIX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang keamanan. Pada awalnya dipergunakan sebagai bagian dari kompleks asrama tentara Belanda non Eropa, yaitu pasukan Belanda yang berasal dari Indonesia non Jawa
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Rehabilitasi
2
70
Administratif : Jl. Diponegoro 27 Salatiga Astronomis : 07°19’22,7” LS dan110°30’06,8” BT Kondisi Bangunan : - Cukup terawat - Bentuk bangunan masih asli
18. Law Office and Legal Consultant Abdi Keadilan No. Inventaris : 11-73/Sla/17
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 018
71
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Law Office and Legal Consultant Abdi Keadilan : 11-73/Sla/17 : Jl. Diponegoro 27 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan berbentuk simetris dengan penampil di bagian depan, serta penggunaan lucarn pada atap yang berbentuk tumpang
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Pertengahan Merupakan abad XIX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (tradisional dan kolonial).
0
1
0
1
2
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Salah satu bangunan rumah tinggal berciri arsitektur campuran yang memiliki beranda dan kuncungan
0
1 9
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
2
0
1
2
0
1
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang keamanan. Pada awalnya dipergunakan sebagai rumah dinas kepala srama tentara Belanda non Eropa, yaitu pasukan Belanda yang berasal dari Indonesia non Jawa 0 1 2
72
Administratif : Jl. Diponegoro 28 Salatiga Astronomis : 07°19’22,8” LS dan110°30’07,7” BT Kondisi Bangunan : - terawat
19. Kompleks Kodim IV/Diponegoro Korem 073/Makutarama No. Inventaris : 11-73/Sla/18
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 019
73
Nama BCB/ Situs
: Kompleks Kodim IV/Diponegoro Korem 073/Makutarama : 11-73/Sla/18 : Jl. Diponegoro 28 Salatiga
No. Inventaris Lokasi
Aspek Arsitektural Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal perkantoran abad yang terdiri XX atas beberapa bangunan, namun saat ini hanya bangunan induk yang masih memperlihatk an ciri bangunan lama dengan atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan perkantora n yang secara jelas memperliha tkan dengan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan perkantora n yang berkemban g di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Kelangkaan
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2 8
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern, khususnya perkantoran
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
74
Administratif : Jl. Diponegoro Salatiga Astronomis : 07°19’20,2” LS dan110°30’03,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan sudah direnovasi
20. Kompleks Kodim 0714 No. Inventaris : 11-73/Sla/20
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 020
75
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks Kodim 0714 : 11-73/Sla/20 : Jl. Diponegoro 40 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal perkantoran abad yang terdiri atas XX beberapa bangunan, namun saat ini hanya bangunan di sisi kanan yang memperlihatkan ciri bangunan lama dengan atap pelana dan molding pada sudut-sudut bangunan
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan kantor yang secara jelas memperlihatkan dengan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
2
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern, khususnya perkantoran
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
76
Administratif : Jl. Diponegoro 30 Salatiga Astronomis : 07°19’21,0” LS dan110°30’05,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Menagalami perubahan façade khusunya pada pintu masuk gereja - Sisi sebelah barat terdapat rumah Pastur yang terawat dengan bentuk bangunan masih asli.
21. Rumah Tinggal Pastur (Kompleks Gereja Santo Paulus Miki) No. Inventaris : 11-73/Sla/85
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 021
77
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal Pastur (Kompleks Gereja Santo Paulus Miki) : 11-73/Sla/85 : Jl. Diponegoro 30 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan abad yang XX diperuntukkan sebagai gereja ibadah. Saat ini gereja telah mengalami perubahan façade depan, namun ciri bangunan lama masih terlihat pada bangunan rumah tinggal pastur di sisi kanan bangunan gereja 0 1
Estetika
Kejamakan
Bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
7
78
Administratif : Jl. Diponegoro 36 Salatiga Astronomis : 07°19’18,5” LS dan110°30’02,3” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Tidak perpenghuni - Konstruksi pintu dan jendela rusak
22. Ex Kompleks Kodim 0714/Korem 073 Makutarama No. Inventaris : 11-73/Sla/21
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 022
79
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Ex Kompleks Kodim 0714/Korem 073 Makutarama : 11-73/Sla/21 : Jl. Diponegoro 36 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan yang terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan induk yang merupakan bangunan lama terletak di tengahtengah halaman yang luas. Telah terjadi perubahan pada façade depan bangunan
1926 M
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Mewakili bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
Kelangkaan
Satu dari dua bangunan yang memiliki tipe beranda
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern untuk pelayanan publik. Pada awalnya merupakan bangunan hotel bernama Princen dan diperuntukkan melayani masyarakat umum
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Rekonstruksi
2
9
80
Administratif : Jl. Diponegoro 38 Salatiga Astronomis : 07°19’18,9” LS dan110°30’02,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan bangunan semi permanen dihalaman samping depan yang digunakan sebagai tempat usaha
23. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/22
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 023
81
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/22 : Jl. Diponegoro 38 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal berbentuk simetris dengan penampil di bagian tengah bangunan berbentuk segi delapan
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
82
Administratif : Jl. Diponegoro 47 Salatiga Astronomis : 07°19’16,2” LS dan110°29’58,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan dinding kaca pada teras depan (modifikasi)
24. R.M. Waroengkoe No. Inventaris : 11-73/Sla/86
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 024
83
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: RM. Waroengkoe : 11-73/Sla/86 : Jl. Diponegoro 47 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah abad XX tingggal yang membentuk L shape. Saat ini bangunan difungsikan sebagai restoran dan telah mengalami penambahan beberapa elemen bangunan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
84
Administratif : Jl. Diponegoro 51 Salatiga Astronomis : 07°19’15,5” LS dan110°29’57,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
25. Asrama Susteran No. Inventaris : 11-73/Sla/23
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 025
85
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Asrama Susteran : 11-73/Sla/23 : Jl. Diponegoro 51 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan abad asrama yang XX terdiri atas beberapa bangunan, dimana bangunan induk yang terletak di tengah halaman membentuk L shape dengan penyelesaian batu belah pada dinding bagian bawah
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan
0
1
0
1
Preservasi
2
86
Administratif : Jl. Diponegoro 52-56 Salatiga Astronomis : 07°19’12,8” LS dan110°29’55,6” BT Kondisi Bangunan : - Bangunan A, B dan C - Terawat
26. Universitas Kristen Satya Wacana No. Inventaris : 11-73/Sla/87
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 026 (Bangunan A)
87
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 027 (Bangunan B dan C)
88
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Universitas Kristen Satya Wacana : 11-73/Sla/87 : Jl. Diponegoro 52-56 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan yang terdiri atas beberapa bangunan. saat ini terdapat tiga bangunan yang masih mencirikan bangunan lama, yaitu dua bangunan dengan atap doro gepak dan satu bangunan membentuk pola C dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonal
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu bangunan yang membentuk pola C
0
1
2
0
1
2
0
1 8
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
89
Administratif : Jl. Diponegoro 53 Salatiga Astronomis : 07°19’13,9” LS dan110°29’55,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan ornamen pada bagian depan bangunan
27. SMP Stella Matutina No. Inventaris : 11-73/Sla/88
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 028
90
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SMP Stella Matutina : 11-73/Sla/88 : Jl. Diponegoro 53 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan sekolah yang terdiri atas beberapa bangunan, dimana bangunan induk berbentuk simetris dengan penampil di bagian depan. saat ini bangunan telah mengalami perubahan pada façade depan bangunan
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya bangunan ini merupakan bagian dari Asrama Susteran
2
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
8
91
Administratif : Jl. Diponegoro 60 Salatiga Astronomis : 07°19’10,2” LS dan110°29’52,5” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Tidak dihuni
28. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/89
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 029
92
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/89 : Jl. Diponegoro 60 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan penggunaan bentuk segi delapan di samping bangunan seperti membentuk bangunan yang terpisah dari bangunan induk
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
93
Administratif : Jl. Diponegoro 61 Salatiga Astronomis : 07°19’10,2” LS dan110°29’51,5” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli
29. Rumah Tinggal (Distro) No. Inventaris : 11-73/Sla/90
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 030
94
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Distro) : 11-73/Sla/90 : Diponegoro 61 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan façade depan berbentuk gable di bagian tengah yang dilengkapi jendela
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan rumah tinggal yang mengekspos bagian depan kamar dengan gable
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1 7
2
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
95
Administratif : Jl. Diponegoro 72 Salatiga Astronomis : 07°19’06,6” LS dan110°29’48,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penggantian konstruksi pintu dan jendela dengan kaca - Renovasi bangunan bagian belakang dengan bangunan baru
30. Pengadilan Agama No. Inventaris : 11-73/Sla/24
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 031
96
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Pengadilan Agama : 11-73/Sla/24 : Jl. Diponegoro 72 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dan saat ini telah terjadi penggantian konstruksi pintu dan jendela dengan kaca. Bangunan kini difungsikan sebagai Kantor Pengadilan Agama
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
97
Administratif : Jl. Diponegoro 74 B Salatiga Astronomis : 07°19’05,6” LS dan110°29’47,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan khas bangunan kolonial
31. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/25
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 032
98
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/25 : Jl. Diponegoro 74 B Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX dengan bentuk atap perisai dan penampil di bagian depan bangunan yang menggunakan atap perisai buntung
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
2
99
Administratif : Jl. Diponegoro 76 Salatiga Astronomis : 07°19’04,1” LS dan110°29’45,8” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan garasi di sebelah barat bangunan utama
32. Denpom IV/3 No. Inventaris : 11-73/Sla/26
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 033
100
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Denpom IV/3 : 11-73/Sla/26 : Jl. Diponegoro 76 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Akhir perkantoran abad yang terdiri atas XIX beberapa bangunan, namun saat ini hanya bangunan di sisi kanan yang memperlihatkan ciri bangunan lama dengan atap pelana
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas menggambarkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
2
0
1 8
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan Preservasi ini merupakan salah satu fasilitas kota modern, khususnya perkantoran
0
1
0
1
2
101
Administratif : Jl. Diponegoro 79 Salatiga Astronomis : 07°19’06,6” LS dan110°29’45,3” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli - Iklan dijual
33. Rumah Tinggal (George Reynekker) No. Inventaris : 11-73/Sla/27
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 034
102
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (George Reynekker) : 11-73/Sla/27 : Jl. Diponegoro 79 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dan jendela disusun berderet dengan ambang atas berbentuk setengah lingkaran
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
103
Administratif : Jl. Diponegoro 82 Salatiga Astronomis : 07°19’02,2” LS dan110°29’44,9” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan bagian depan masih asli dengan lantai marmer - Penambahan bangunan baru administrasi dan mushola di sisi barat dan tempat parkir mobil di sisi timur - Bagian belakang dibangun bangunan semi permanen - Kondisi bagian belakang tidak terawat - Konstruksi pintu dan jendela masih utuh asli - Konstruksi tangga masuk belakang rusak dan tidak terawat
34. Kompleks Satlantas Polres Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/28
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 035
104
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks Satlantas Polres Salatiga : 11-73/Sla/28 : Jl. Diponegoro 82 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan ini terletak di tengahtengah halaman yang luas dan kini digunakan sebagai Kompleks Satlantas Polres Salatiga.
Umur/ Tahun
Estetika
Pertengahan Merupakan abad XIX bangunan yang secara jelas memperlihatkan gaya barrock dan art nouveau
0
1
0
1
2
Kejamakan
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan yang memperlihatkan gaya barrock dan art nouveau
0
1
2
0
1 11
2
Peran terhadap kawasan Merupakan point of interest di koridor Diponegoro
0
1
2
Keistimewaan
Pada bagian kiri kanan bangunan terdapat deretan kolom dengan ambang atas berbentuk setengah lingkaran dan pintu masuk utama berukuran sangat besar
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pertahanan keamanan. Pada awalnya merupakan asrama militer belanda setelah Perang Diponegoro (1825 – 1830) 0 1 2
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
105
Administratif : Jl. Diponegoro 82B Salatiga Astronomis : 07°19’00,2” LS dan110°29’42,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan bangunan teras dengan model baru - Penambahan bangunan baru di belakang bangunan utama
35. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/91
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 036
106
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/91 : Jl. Diponegoro 82B Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX menggunakan atap perisai dan saat ini telah terjadi perubahan pada teras bangunan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
107
Administratif : Jl. Diponegoro 82 Salatiga Astronomis : 07°18’59,4” LS dan110°29’41,6” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Tidak dihuni - Bentuk bangunan masih asli
36. Perhutani 075 No. Inventaris : 11-73/Sla/92
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 037
108
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Perhutani 075 : 11-73/Sla/92 : Jl. Diponegoro 82 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang menggunakan atap pelana dengan penambahan kanopi di bagian depan bangunan penampil
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
109
Administratif : Jl. Diponegoro 85 Salatiga Astronomis : 07°19’02,9” LS dan110°29’43,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan penampil pada façade depan
37. Panti Asuhan Woro Wiloso No. Inventaris : 11-73/Sla/93
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 038
110
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Panti Asuhan Woro Wiloso : 11-73/Sla/93 : Jl. Diponegoro 85 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan abad yang terdiri XX atas beberapa bangunan yang menggunakan atap pelana dan saat ini telah mengalami penambahan penampil di bagian façade depan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang sosial ekonomi. Pada awalnya merupakan rumah Panti Asuhan untuk anak pribumi.
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
8
111
Administratif : Jl. Diponegoro 86 Salatiga Astronomis : 07°18’57,2” LS dan110°29’40,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
38. Denhubrem 073 No. Inventaris : 11-73/Sla/29
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 039
112
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Denhubrem 073 : 11-73/Sla/29 : Jl. Diponegoro 86 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan ini terletak di tengahtengah halaman yang luas. Terdapat kubah kembar yang digunakan sebagai ornamen decoratif bangunan dan dibatasi balustrade (semacam pagar) pada atap serambi
Umur/ Tahun
Estetika
Pertengahan Merupakan abad XIX bangunan yang secara jelas memperlihatkan gaya barrock dan art nouveau
0
1
0
1
2
Kejamakan
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan yang memperlihatkan gaya barrock dan art nouveau
0
1
2
0
1 10
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Merupakan point of interest di koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan Preservasi ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pertahanan keamanan. Pada awalnya merupakan asrama militer belanda setelah Perang Diponegoro (1825 – 1830) 0 1 2
113
Administratif : Jl. Diponegoro 90 Salatiga Astronomis : 07°18’51,8” LS dan110°29’35,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan depan masih asli dengan khas bangunan terawat - Lingkungan tertata rapi
39. Roncalli No. Inventaris : 11-73/Sla/33
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 040
114
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Roncalli : 11-73/Sla/33 : Jl. Diponegoro 90 Salatiga
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan terletak di dalam halaman yang luas dan saat ini hanya tersisa bangunan induk dengan denah persegi dan atap perisai. Dahulu gedung ini beratap kubah dengan empat menara, mirip bangunan pagoda
Awal abad XX
0
1
Aspek Arsitektural Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan rumah tinggal dengan gaya art deco yang bertingkat dua
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
2
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
8
115
Administratif : Jl. Diponegoro 91 Salatiga Astronomis : 07°19’00,2” LS dan110°29’41,5” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli
40. Oxford Course Indonesia No. Inventaris : 11-73/Sla/30
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 041
116
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Oxford Course Indonesia : 11-73/Sla/30 : Jl. Diponegoro 91 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang menggunakan atap perisai dengan dua sudut depan yang berbeda. Bangunan kini difungsikan sebagai tempat kursus Bahasa Inggris Oxford
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
117
Administratif : Jl. Diponegoro 93 Salatiga Astronomis : 07°19’00,0” LS dan110°29’41,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
41. Rumah Dinas Denpom IV/3 No. Inventaris : 11-73/Sla/94
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 042
118
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Dinas Denpom IV/3 : 11-73/Sla/94 : Jl. Diponegoro 93 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk sudut sikusiku dengan atap pelana dan saat ini digunakan sebagai Rumah Dinas Denpom IV/3
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan rumah tinggal yang membentuk sudut sikusiku
0
1
2
0
1
2
0
1 8
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
2
119
Administratif : Jl. Diponegoro 95 Salatiga Astronomis : 07°18’59,5” LS dan110°29’40,6” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli - Banyak terjadi kerusakan komponen terutama kebocoran atap, pengelupasan plesteran dan pelapukan kayu
42. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/31
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 043
120
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/31 : Jl. Diponegoro 95 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad membentuk C XX shape. Dua penampil menggunakan atap pelana mengapit kanopi
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu bangunan yang membentuk pola C
0
1
2
0
1
2
0
1 9
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Memperkuat citra koridor Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rehabilitasi
2
121
Administratif : Jl. Diponegoro 97 Salatiga Astronomis : 07°18’59,1” LS dan110°29’40,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
43. Kompleks Rumah Dinas Korem 073 No. Inventaris : 11-73/Sla/32
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 044
122
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 045
123
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks Rumah Dinas Korem 073 : 11-73/Sla/32 : Jl. Diponegoro 97 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Merupakan kompleks bangunan yang terdiri atas dua bangunan yang terletak di tengah halaman yang luas. Bangunan induk bertingkat dua, sedangkan bangunan di sisi baratnya tidak bertingkat.
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Menunjukkan gaya art deco awal dan masih memperlihatkan ciri-ciri masa sebelumnya. Gaya art deco terlihat pada atap yang besar dan dominan, ukuran jendela dan list pada dinding.
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan rumah tinggal dengan gaya art deco yang bertingkat dua
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Merupakan point of interet koridor Diponegoro
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
9
124
Administratif : Jl. Diponegoro 101 Salatiga Astronomis : 07°18’57,2” LS dan110°29’38,5” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli - Penambahan bangunan pada bagian timur bangunan utama
44. LPIA No. Inventaris : 11-73/Sla/34
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 046
125
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: LPIA : 11-73/Sla/34 : Jl. Diponegoro 101 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan sekolah, namun hanya satu bangunan yang memiliki ciri bangunan lama. Bangunan ini membentuk L shape dengan penampil berbentuk segi delapan
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
2
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
126
Administratif : Jl. Diponegoro 109 Salatiga Astronomis : 07°18’50,8” LS dan110°29’33,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
45. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/95
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 047
127
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/95 : Jl. Diponegoro 109 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan denah persegi panjang dan penggunaan atap perisai. Pada bagian depan terdapat penampil dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco yang masih dipengaruhi gaya masa sebelumnya
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
128
Administratif : Jl. Diponegoro 165 Salatiga Astronomis : 07°18’29,0” LS dan110°29’21,7” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli - Kerusakan terjadi terutama pada bagian atap (mengalami kebocoran), langit-langit, kusen pintu dan jendela
46. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/96
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 048
129
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/96 : Jl. Diponegoro 165 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX membentuk L shape dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini Rehabilitasi merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
2
7
130
Administratif : Jl. Moh. Yamin 3 Salatiga Astronomis : 07°19’29,7” LS dan110°30’11,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan sudah direnovasi
47. Kantor Pos No. Inventaris : 11-73/Sla/66
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 049
131
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kantor Pos : 11-73/Sla/66 : Jl. Moh. Yamin 3 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan dengan bentuk atap perisai dan semacam menara yang menempel di sisi kanan bangunan
Awal abad XX
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan perkantoran yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
1
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan perkantoran yang dilengkapi komponen menara
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang telekomunikasi
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
8
132
Administratif : Jl. Moh. Yamin 4 Salatiga Astronomis : 07°19’30,0” LS dan110°30’10,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
48. Rumah Tinggal (Dr. R. Hasmo Sugijarto) No. Inventaris : 11-73/Sla/67
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 050
133
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 051
134
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Dr. R. Hasmo Sugijarto) : 11-73/Sla/67 : Jl. Moh. Yamin 4 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Merupakan kompleks bangunan rumah tinggal yang terdiri atas bangunan induk dan paviliun di sisi kiri bangunan
Umur/ Tahun
Awal abad XX
8
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yan secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
8
135
Administratif : Jl. Moh. Yamin 5 Salatiga Astronomis : 07°19’30,9” LS dan110°30’10,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
49. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/97
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 052
136
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/97 : Jl. Moh. Yamin 5 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Awal bangunan abad rumah tinggal XX yang membentuk L shape dengan bentuk atap tenda. Pada bagian penampil menggunakan atap pelana. Telah terjadi perubahan pada façade depan yang telah merubah karakter bangunan 0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang kurang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
6
137
Administratif : Jl. Moh. Yamin 8 Salatiga Astronomis : 07°19’35,7” LS dan110°30’05,3” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Penambahan / perubahan bangunan di bagian depan
50. Kantor Pegadaian No. Inventaris : 11-73/Sla/69
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 053 (kondisi 2009)
138
Reg. foto : 11_73_SLT_INV_06 D 21 (kondisi 2006)
139
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kantor Pegadaian : 11-73/Sla/69 : Jl. Moh. Yamin 8 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Satu Akhir bangunan abad yang XIX menggunakan enam atap perisai, namun saat ini hanya tersisa tiga atap. Bangunan ini dahulu difungsikan sebagai kantor lelang
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan perkantoran yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur colonial yang menggunakan gaya sebelum art deco berkembang
1
0
1
2
Mewakili bangunan perkantoran yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Salah satu Membentuk dari dua citra kawasan bangunan Pecinan yang menggunakan deretan atap perisai
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang ekonomi
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
9
140
Administratif : Jl. Pemotongan 104 atau Jl. Moh. Yamin 29 Salatiga Astronomis : 07°19’36,0” LS dan110°30’05,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli - Penambahan ruko di samping bangunan
51. Rumah Tinggal (drg. Ceplis S Supriyati atau Apotek Denta) No. Inventaris : 11-73/Sla/68
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 054
141
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (drg. Ceplis S Supriyati atau Apotek Denta) : 11-73/Sla/68 : Jl. Pemotongan 104 atau Jl. Moh. Yamin 29 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk sudut sikusiku dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang dengan ciri kolonial. Gaya pada bangunan telah menunjukkan ciri art deco awal, ini terlihat pada penggunaan tembok yang dominan dan list pada dinding bangunan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan rumah tinggal yang membentuk sudut sikusiku
0
1
2
0
1
2
0
1 8
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
142
Administratif : Jl. Wahid Hasyim 12 Salatiga Astronomis : 07°19’15,5” LS dan110°29’48,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan utama masih asli
52. Kompleks MAN Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/98
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 055
143
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks MAN Salatiga : 11-73/Sla/98 : Jl. Wahid Hasyim 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan yang abad saat ini XX difungsikan sebagai sekolah. Bangunan induk yang masih memperlihatkan ciri bangunan lama terlihat pada penggunaan ornamen atap berupa lucarn dan lantern
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Satu-satunya Membentuk bangunan citra kawasan yang Diponegoro menggunakan ornamen atap berupa lantern dan lucarn
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern, khususnya perkantoran
0
1
0
1
Preservasi
2
8
144
Administratif : Jl. Sukowati 7 Salatiga Astronomis : 07°19’53,5” LS dan110°30’16,3” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli - Bangunan dalam keadaan kosong - Kerusakan terjadi pada kayu kusen
53. Perpustakaan Daerah No. Inventaris : 11-73/Sla/65
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 056
145
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Perpustakaan Daerah : 11-73/Sla/65 : Jl. Sukowati 7 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan 1890 M bangunan rumah tinggal bertingkat dua dan menggunakan atap pelana. Terakhir difungsikan sebagai perpustakaan daerah.
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggan dengan ciri arsitektur campuran (Cina dan Kolonial). Ciri campuran terlihat pada bagian atap khas bangunan Cina dan bagian pintu khas bangunan kolonial 0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan dengan ciri campuran (Cina dan Kolonial) berlantai dua
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Pecinan pada masa pemerintahan tradisional Kepatihan. Pada awalnya dibangun oleh Laskar Kasunanan Surakarta untuk keluarga Cina
0
1
0
1
2
8
146
Administratif : Jl. Sukowati 11 Salatiga Astronomis : 07°19’53,7” LS dan110°30’15,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli - Jendela sudah direnovasi dengan kaca dan dimodifikasi
54. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/63
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 057
147
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/63 : Jl. Sukowati 11 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan penggunaan bentuk segi delapan di samping bangunan seperti membentuk bangunan yang terpisah dari bangunan induk
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal secara jelas yang memperlihatkan gaya art deco
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
148
Administratif : Jl. Sukowati 12 Salatiga Astronomis : 07°19’53,4” LS dan110°30’15,7” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masyarakat Cina terlihat pada bagian atap. - Façade depan sudah diganti.
55. Toko Ong Hwa Jay No. Inventaris : 11-73/Sla/99
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 058
149
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Toko Ong Hwa Jay : 11-73/Sla/99 : Jl. Sukowati 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Akhir bangunan abad rumah tinggal XIX sekaligus toko yang menggunakan atap pelana terjepit. Bagian façade depan sudah diganti
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal sekaligus toko yang memperlihatkan ciri arsitektur Cina. Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
Mewakili bangunan rumah tinggal masyarakat Cina
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
150
Administratif : Jl. Sukowati 13 Salatiga Astronomis : 07°19’53,8” LS dan110°30’15,5” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan depan masih asli dengan tambahan bangunan pada bagian belakang
56. Klenteng Amurvabhumi No. Inventaris : 11-73/Sla/62
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 059
151
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Klenteng Amurvabhumi : 11-73/Sla/62 : Jl. Sukowati 13 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan 1872 M menyerupai bahtera (seperti kapal yang dapat oleng). Bangunan ini merupakan tempat pemujaan bagi masyarakat Tionghoa yang beragama Budha yang dikombinasikan dengan Kong Hu Cu dan Taoisme
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang Secara jelas menggambarkan ciri bangunan tempat ibadah masyarakat Cina
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya klenteng kuno yang terdapat di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Pecinan
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik sarana ibadah di kawasan Pecinan pada masa pemerintahan tradisional Kepatihan
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
9
152
Administratif : Jl. Sukowati 21 Salatiga Astronomis : 07°19’53,5” LS dan110°30’13,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bagian pintu dan jendela telah ditutup dengan rolling door (telah dimodifikasi).
57. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/61
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 060
153
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/61 : Jl. Sukowati 21 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan atap pelana. Saat ini bangunan telah mengalami penggantian pada beberapa elemen façade depan bangunan
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan dengan ciri arsitektur campuran (Kolonial dan Cina). Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili bangunan rumah tinggal milik masyarakat Cina
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
7
154
Administratif : Jl. Sukowati 42 Salatiga Astronomis : 07°19’52,4” LS dan110°30’10,3” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli - Pada bagian teras sudah dipasang dengan jendela kaca
58. Hotel Slamet No. Inventaris : 11-73/Sla/59
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 061
155
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Hotel Slamet : 11-73/Sla/59 : Jl. Sukowati 42 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan bangunan berbentuk simetris dengan penampil di bagian depan. Didirikan pada tahun 1918 dan berfungsi sebagai penginapan
1918 M
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik fasilitas penginapan di kawasan Pecinan masa Kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Rehabilitasi
2
8
156
Administratif : Jl. Sukowati 51 Salatiga Astronomis : 07°19’52,3” LS dan110°30’02,4” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan tambahan bangunan di bagian dalam bangunan utama - Pada beberapa bagian, komponen kayu mulai keropos dan plesteran dinding mengelupas
59. Kantor Walikota Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/57
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 062
157
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kantor Walikota Salatiga : 11-73/Sla/57 : Jl. Sukowati 51 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal berbentuk simetris dengan penampil di bagian depan. Bangunan ini dahulu merupakan milik seorang pengusaha susu yang bernama Baron van Hikkeren
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Pertengahan Merupakan abad XIX bangunan (159 tahun) rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan gaya neo klasik/ renaissance
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Satu-satunya bangunan yang menggunakan gaya neo klasik/ renaissance
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1 9
2
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
158
Administratif : Jl. Sukowati 74 Salatiga Astronomis : 07°19’50,0” LS dan110°30’02,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
60. GKJTU No. Inventaris : 11-73/Sla/58
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 063
159
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: GKJTU : 11-73/Sla/58 : Jl. Sukowati 74 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan berbentuk simetris dengan penampil berbentuk menara dibagian tengah Didirikan pada tahun 1918 dengan ciri bangunan menjulang tinggi dan ramping
1918 M
0
1
Estetika
Gaya gothic sangat kuat dengan dinding menjulang tinggi dan jendela yang membentuk busur meruncing
0
1
2
Kejamakan
Kelangkaan
Peran terhadap kawasan
Mewakili gaya bangunan gereja yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari dua bangunan gereja yang menggunakan gaya gothic
Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1 9
2
0
1
Keistimewaan
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik penyebaran agama Kristen di kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
160
Administratif : Jl. Brigjen Sudiarto 1 Salatiga Astronomis : 07°19’52,4” LS dan110°29’59,3” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli namun telah mengalami beberapa penggantian komponen, seperti atap yang telah diganti asbes. - Kayu pada pintu dan jendela keropos - Daun pintu diganti dengan tripleks
61. Rumah Tinggal/Bekas tanah Gedung Pakuwon (Perjanjian Salatiga) No. Inventaris : 11-73/Sla/56
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 064
161
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal/Bekas tanah Gedung Pakuwon (Perjanjian Salatiga) : 11-73/Sla/56 : Jl. Brigjen Sudiarto 1 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan porch di bagian depan bangunan
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang kurang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Sisa-sisa peninggalan kolonial di kawasan Kepatihan
0
1
2 6
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Sisa-sisa Rekonstruksi peninggalan kolonial di kawasan Kepatihan. Pada awalnya lokasi ini pernah digunakan sebagai tempat penandatanganan Perjanjian Salatiga (1756 M)
0
1
0
1
2
162
Administratif : Jl. Brigjen Sudiarto 22 Salatiga Astronomis : 07°20’01,9” LS dan110°29’54,2” BT
62. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/100
Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 065
163
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/100 : Jl. Brigjen Sudiarto 22 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan dua atap pelana dan kanopi di atas ambang jendela
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
164
Administratif : Jl. Brigjen Sudiarto 12 Salatiga Astronomis : 07°19’57,1” LS dan110°29’55,9” BT
63. Rumah Tinggal (Pdt. Broto Semedi) No. Inventaris : 11-73/Sla/101
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 066
165
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Pdt. Broto Semedi) : 11-73/Sla/101 : Jl. Brigjen Sudiarto 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra koridor kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
166
Administratif : Jl. Tentara Pelajar 6 Salatiga Astronomis : 07°19’47,2” LS dan110°29’52,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
64. SMK Kristen Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/102
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 067
167
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SMK Kristen Salatiga : 11-73/Sla/102 : Jl. Tentara Pelajar 6 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan sekolah dimana bangunan induk bertingkat dua dengan atap perisai
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Memperkuat citra koridor kepatihan masa Kolonial
0
1 9
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota dalam bidang pendidikan pada masa kolonial di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
168
Administratif : Jl. Adi Sucipto 1 Salatiga Astronomis : 07°19’45,0” LS dan110°29’59,8” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Karena dahulu merupakan kompleks kepatihan, maka terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan pendhapa telah ditambah dinding permanen dan penambahan kuncungan begitu juga dengan bangunan belakang (ndalem/bangunan utama) telah ditambah dengan bangunan permanen pada bagian depan kiri kanan - Kayu soko rowo dan bahu telah keropos
65. Kompleks Polres Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/55
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 068
169
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi Wujud dan Perwujudan Kompleks bangunan yang terdiri atas pendhapa joglo dan rumah tinggal kepatihan. Kompleks ini dilengkapi dengan alunalun yang merupakan bagian dari tata kota tradisional. Bangunan ini dahulu dibangun oleh Patih Sidoamuk pada tahun 1810 M
: Kompleks Polres Salatiga : 11-73/Sla/55 : Jl. Adi Sucipto 1 Salatiga Aspek Arsitektural
Umur/ Tahun 1810 M
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan kompleks bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (tradisional dan kolonial). Ciri tradisional terlihat pada pendhapa joglo, sedangkan bagian ciri colonial terlihat pada bangunan rumah tinggal yang dihubungkan dengan doorloop
0
1
2
Kelangkaan Satu-satunya bangunan dengan ciri arsitektur campuran yang memiliki pendhapa joglo
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa tradisional yang terus berlanjut hingga masa kolonial
0
1
2
Keistimewaan Bangunan tertua yang menggunakan ciri arsitektur campuran di Kota Salatiga
0
1
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas pemerintahan Kepatihan pada masa kota tradisional
0
1
Alternatif bentuk konservasi Rekonstruksi
2
10
170
Administratif : Jl. Adi Sucipto 21 Salatiga Astronomis : 07°19’45,5” LS dan110°30’03,0” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli - Bangunan menggunakan komponen kayu yang mulai keropos - Ada penambahan bangunan (adaptasi)
66. Asrama Polisi Kepatihan (Kesatrian) No. Inventaris : 11-73/Sla/103
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 069
171
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Asrama Polisi Kepatihan (Kesatrian) : 11-73/Sla/103 : Jl. Adi Sucipto 21 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang merupakan bagian dari kompleks Kepatihan. Saat ini difungsikan sebagai Asrama Polisi Kepatihan
Dilihat dari gaya arsitekturnya, diperkirakan rumah tinggal ini dibangun awal abad XX. Kemungkinan telah dilakukan renovasi dari bangunan lama
0
1
Estetika
Kejamakan
Kelangkaan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (tradisional dan kolonial). Ciri tradisional terlihat pada kuncungan dan serambi, sedangkan ciri kolonial terlihat pada bentuk atap pelana
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu dari tiga bangunan rumah tinggal berciri arsitektur campuran yang memiliki beranda dan kuncungan
0
0
0
1
2
1
2
1 8
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa tradisional yang terus berlanjut hingga masa kolonial
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Rehabilitasi merupakan salah satu bagian dari fasilitas pemerintahan Kepatihan pada masa kota tradisional
0
1
0
1
2
172
Administratif : Jl. Semeru 2 Salatiga Astronomis : 07°19’54,1” LS dan110°30’12,4” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masyarakat Cina terlihat pada bagian atap. Façade depan depan sudah diganti
67. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/104
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 070
173
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/104 : Jl. Semeru 2 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Akhir bangunan abad rumah tinggal XIX yang menggunakan atap pelana terjepit. Bagian façade depan sudah diganti
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Cina. Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
Mewakili bangunan rumah tinggal masyarakat Cina
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Preservasi
2
174
Administratif : Jl. Semeru 4 Salatiga Astronomis : 07°19’55,4” LS dan110°30’12,4” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masyarakat Cina terlihat pada bagian atap. Façade depan depan sudah diganti
68. Rumah Toko No. Inventaris : 11-73/Sla/105
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 071
175
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Toko : 11-73/Sla/105 : Jl. Semeru 4 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Akhir bangunan abad rumah tinggal XIX sekaligus toko yang menggunakan atap pelana terjepit. Bagian façade depan sudah diganti
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal sekaligus toko yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Cina. Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
Mewakili bangunan rumah tinggal masyarakat Cina
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Preservasi
2
176
Administratif : Jl. Semeru 5 Salatiga Astronomis : 07°19’55,8” LS dan110°30’12,3” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masyarakat Cina terlihat pada bagian atap. - Telah dimodifikasi
69. Gudang No. Inventaris : 11-73/Sla/106
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 072
177
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Gudang : 11-73/Sla/106 : Jl. Semeru 5 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Akhir bangunan abad gudang yang XIX menggunakan atap pelana terjepit. Bagian façade depan sudah diganti
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan gudang yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Cina. Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
1
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan dengan desain gudang milik masyarakat Cina
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1 7
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Preservasi
2
178
Administratif : Jl. Semeru 14 Salatiga Astronomis : 07°19’55,9” LS dan110°30’12,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
70. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/107
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 073
179
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/107 : Jl. Semeru 14 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Awal bangunan abad rumah tinggal XX yang menggunakan atap perisai dan penyelesaian batu belah di dinding bagian bawah
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (Cina dan kolonial). Ciri arsitektur kolonial terlihat dalam penggunaan gaya art deco yang dipadukan dengan detil list di ambang atas pintu dan jendela
1
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Satu-satunya Membentuk bangunan citra kawasan rumah tinggal Pecinan yang menggunakan gaya art deco dipadu dengan detil list khas masyarakat Cina
0
1
2
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Preservasi
2
180
Administratif : Jl. Semeru 18 Salatiga Astronomis : 07°19’56,8” LS dan110°30’12,4” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masyarakat Cina terlihat pada bagian atap. Façade depan depan sudah diganti
71. Rumah Toko No. Inventaris : 11-73/Sla/108
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 074
181
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Toko : 11-73/Sla/108 : Jl. Semeru 18 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan Akhir bangunan abad rumah tinggal XIX sekaligus toko yang menggunakan atap pelana terjepit. Bagian façade depan sudah diganti
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal sekaligus toko yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Cina. Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
Mewakili bangunan rumah tinggal masyarakat Cina
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Preservasi
2
182
Administratif : Jl. Semeru 20 Salatiga Astronomis : 07°19’57,1” LS dan110°30’12,5” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan depan masih asli dengan khas bangunan kolonial, pada façade depan terlihat tulisan ANNO 1912.
72. Rumah Tinggal (Toko Aneka Jaya) No. Inventaris : 11-73/Sla/109
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 075
183
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Toko Aneka Jaya) : 11-73/Sla/109 : Jl. Semeru 20 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan 1912 M rumah tinggal menggunakan atap pelana. Terdapat ornamen pada bubungan depan (façade) yang dilengkapi dengan ornamenornamen khas eropa yang berkembang saat itu
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan dengan ciri arsitektur campuran (Cina dan Kolonial). Ciri arsitektur Cina terlihat pada atap pelana, sedangkan arsitektur Kolonial terlihat pada ornamen façade depan bangunan
Mewakili bangunan rumah tinggal masyarakat Cina
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Salah satu dari dua bangunan yang memiliki elemen entablature
0
1
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Pecinan
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan pada masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
9
184
Administratif : Jl. Semeru 52 Salatiga Astronomis : 07°20’01,1” LS dan110°30’12,1” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masyarakat Cina terlihat pada bagian atap. Façade depan depan sudah diganti
73. Rumah Toko No. Inventaris : 11-73/Sla/110
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 076
185
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Toko : 11-73/Sla/110 : Jl. Semeru 52 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Merupakan bangunan rumah tinggal sekaligus toko. Bagian façade depan sudah diganti
Umur/ Tahun
Akhir abad XIX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal sekaligus toko yang memperlihatkan ciri arsitektur Cina. Ciri arsitektur Cina terlihat jelas pada bagian atap
Mewakili bangunan rumah tinggal sekaligus toko milik masyarakat Cina
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pecinan di kawasan Kepatihan
0
1
0
1
Preservasi
2
186
Administratif : Jl. Margosari 1 Salatiga Astronomis : 07°19’31,7” LS dan110°30’08,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan sudah direhabilitasi.dan direnovasi
74. SD Fransiskus Xaverius No. Inventaris : 11-73/Sla/52
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 077
187
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SD Fransiskus Xaverius : 11-73/Sla/52 : Jl. Margosari 1 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan abad sekolah, XX dimana bangunan induk menggunakan atap pelana dengan penampil
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan gaya art deco
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan dan peribadatan. Pada awalnya digunakan sebagai gereja OV dan tempat pendidikan Agama Khatolik
0
1
0
1
2
8
188
Administratif : Jl. Margosari 2 Salatiga Astronomis : 07°19’31,3” LS dan110°30’08,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
75. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/111
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 078
189
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/111 : Jl. Margosari 2 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan abad XX yang terdiri atas bangunan induk dan paviliun di sisi kiri bangunan. bangunan induk membentuk L shape dan menggunakan atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
190
Administratif : Jl. Margosari 3 Salatiga Astronomis : 07°19’31,6” LS dan110°30’04,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan sudah direhabilitasi dan direnovasi dengan tambahan keramik pada dinding depan bagian bawah.
76. SD Salatiga 03/10 No. Inventaris : 11-73/Sla/53
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 079
191
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SD Salatiga 03/10 : 11-73/Sla/53 : Jl. Margosari 3 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan sekolah yang membentuk L shape dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya merupakan Holland Chinese School (HSC).
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
8
192
Administratif : Jl. Kartini 24 Salatiga Astronomis : 07°19’28,7” LS dan110°29’51,5” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan beberapa tambahan
77. SMP Negeri 1 Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/70
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 080
193
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SMP Negeri 1 Salatiga : 11-73/Sla/70 : Jl. Kartini 24 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan sekolah yang membentuk L shapeinier dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan sekolah yang memiliki menara lonceng di salah satu sisi bangunan
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya digunakan sebagai sekolah MULO (Moor Uitgebreid Lager Onderwijs) yang dikhususkan bagi anakanak pribumi
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
9
194
Administratif : Jl. Kartini 26 Salatiga Astronomis : 07°19’31,4” LS dan110°29’49,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan beberapa tambahan
78. SMP Negeri 2 Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/71
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 081
195
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SMP Negeri 2 Salatiga : 11-73/Sla/71 : Jl. Kartini 26 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks 1919 M bangunan sekolah yang membentuk L shape dengan atap pelana dan penampil di bagian tengah yang menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunaan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya digunakan sebagai sekolah guru Putri Negeri (Gouvernements Meijes Kweekschool) atau sekolah Kartini
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
196
Administratif : Jl. Kartini 34 Salatiga Astronomis : 07°19’33,4” LS dan110°29’56,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Terdiri atas beberapa bangunan. - Bentuk bangunan masih asli
79. SMA Negeri 3 Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/72
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 082
197
Nama BCB/Situs No. Inventaris Lokasi
: SMA Negeri 3 Salatiga : 11-73/Sla/72 : Jl. Kartini 34 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan sekolah yang membentuk L shapeinier dengan atap pelana. Di dalam kompleks ini selain terdapat bangunan sekolah, juga perumahan dinas untuk para guru
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunaan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2 8
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya digunakan sebagai Normaalschool, tapi dalam perkembangannya menjadi Sekolah Guru Bantu
0
1
0
1
2
198
Administratif : Jl. Kartini 42 Salatiga Astronomis : 07°19’35,0” LS dan110°30’01,5” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bangunan telah direnovasi
80. SDN 05 Salatiga (Jeglong) No. Inventaris : 11-73/Sla/112
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 083
199
Nama BCB/Situs No. Inventaris Lokasi
: SDN 05 Salatiga (Jeglong) : 11-73/Sla/112 : Jl. Kartini 42 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Kompleks bangunan sekolah yang membentuk L shapeinier dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunaan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya digunakan sebagai tempat praktek mengajar calon guru yang sedang belajar di Normaalschool
0
1
0
1
2
8
200
Administratif : Jl. Langensuko 31 Salatiga Astronomis : 07°19’32,5” LS dan110°30’10,1” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan bangunan tambahan pada bagian samping bangunan utama masih asli
81. Hotel Mutiara No. Inventaris : 11-73/Sla/54
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 084
201
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Hotel Mutiara : 11-73/Sla/54 : Jl. Langensuko 31 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan berbentuk simetris dengan penggunaan gable pada façade depan bangunan. saat ini bangunan difungsikan sebagai Hotel Mutiara
1810 M
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Satu-satunya bangunan yang menggunakan unsur gable pada keseluruhan façade depan
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Diponegoro
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern untuk tempat hiburan yang bernama CafeesusitedAlhambrand dan Grasche
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
9
202
Administratif : Jl. Langensuko Salatiga Astronomis : 07°19’33” LS dan110°30’10,7” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Tiang bangunan memperlihatkan gaya doria
82. Garasi Esto No. Inventaris : 11-73/Sla/113
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 085
203
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Garasi Esto : 11-73/Sla/113 : Jl. Langensuko Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan beratap pelana yang ditopang oleh ditopang tiang-tiang doria. Bangunan ini dahulu difungsikan sebagai garasi bus (ESTO)
Awal abad XX
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan yang memiliki struktur garasi
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan bukti fisik perkembangan transportasi
0
1
0
1
2
7
204
Administratif : Jl. Pemuda 1 Salatiga Astronomis : 07°19’27,5” LS dan110°30’19,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penggantian pada pintu dan jendela kayu dengan kaca - Penambahan garasi di belakang bangunan utama - Sedang direnovasi pada tritis dan lisplang samping kanan dan kiri
83. Bank Jateng Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/02
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 086
205
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Bank Jateng Salatiga : 11-73/Sla/02 : Jl. Pemuda 1 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal yang abad menggunakan XX tiga atap perisai. Saat ini telah terjadi pada perubahan façade depan bangunan dengan penambahan porch. Bangunan kini difungsikan sebagai Bank Jateng Salatiga
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Mewakili bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Satu dari Memperkuat dua citra kawasan bangunan Diponegoro yang memiliki tipe beranda
0
1 2 10
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern untuk pelayanan publik. Pada awalnya merupakan bangunan hotel bernama Kalitaman
0
1
0
1
Preservasi
2
206
Administratif : Jl. Pemuda 7 – 9 Salatiga Astronomis : 07°19’28,9” LS dan110°30’22,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
84. SMP 9 Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/114
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 087
207
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SMP 9 Salatiga : 11-73/Sla/114 : Jl. Pemuda 7 – 9 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad sekolah yang XX membentuk L shape dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan
0
1
0
1
Preservasi
2
8
208
Administratif : Jl. Pemuda 11 Salatiga Astronomis : 07°19’29,2” LS dan110°30’20,6” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bangunan telah dimodifikasi
85. Rumah Tinggal (dr. Muwardi) No. Inventaris : 11-73/Sla/115
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 088
209
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (dr. Muwardi) : 11-73/Sla/115 : Jl. Pemuda 11 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang menggunakan teras terbuka dan atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (tradisional dan kolonial)
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya rumah tinggal dengan ciri arsitektur campuran tidak memiliki porch, melainkan teras terbuka
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1 8
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern. Bangunan ini pernah digunakan sebagai rumah tinggal dr. Muwardi
0
1
0
1
Preservasi
2
210
Administratif : Jl. Buk Suling 10 Salatiga Astronomis : 07°19’33,3” LS dan110°30’22,8” BT Kondisi Bangunan : - kurang terawat - Konstruksi pintu dan jendela masih asli
86. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/116
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 089
211
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/116 : Jl. Buk Suling 10 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan bentuk atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
212
Administratif : Jl. Buk Suling 12 Salatiga Astronomis : 07°19’33,4” LS dan110°30’22,3” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bangunan masih asli
87. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/117
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 090
213
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/117 : Jl. Buk Suling 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX menggunakan atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rehabilitasi
2
214
Administratif : Jl. Buk Suling 23 Salatiga Astronomis : 07°19’36,8” LS dan110°30’27,3” BT
88. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/118
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 091
215
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/118 : Jl. Buk Suling 23 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan bentuk atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
216
Administratif : Jl. Muwardi 50 Salatiga Astronomis : 07°19’51,2 LS dan110°30’36,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan bangunan baru
89. Kompleks RS. dr. Asmir No. Inventaris : 11-73/Sla/80
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 092
217
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks RS. dr. Asmir : 11-73/Sla/80 : Jl. Muwardi 50 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks rumah sakit yang terdiri atas beberapa bangunan, dimana bangunan induk menggunakan atap perisai dan terdapat penampil di bagian depan menggunakan atap pelana
Dilihat dari gaya arsitekturnya, diperkirakan rumah sakit dibangun awal abad XX. Kemungkinan telah dilakukan renovasi dari bangunan lama
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik fasilitas pendukung pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional. Pemukiman militer Belanda itu sendiri dimulai sejak pertengahan abad XIX 0
1
0
1
Preservasi
2
9
218
Administratif : Jl. Muwardi Salatiga Astronomis : 07°19’43,2” LS dan110°30’36,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
90. Rumah Kereta Jenazah No. Inventaris : 11-73/Sla/119
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 093
219
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Kereta Jenazah : 11-73/Sla/119 : Jl. Muwardi Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad menggunakan XX atap pelana. Dahulu bangunan difungsikan sebagai rumah kereta jenazah
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1 8
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan Preservasi ini merupakan salah satu bukti fisik fasilitas pendukung pemukiman militer Belanda sebagai bagian dari kompleks rumah sakit
0
1
0
1
2
220
Administratif : Jl. Muwardi 51 Salatiga Astronomis : 07°19’53,9” LS dan110°30’35,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
91. Balai Pengobatan Umum Tabita No. Inventaris : 11-73/Sla/120
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 094
221
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Balai Pengobatan Umum Tabita : 11-73/Sla/120 : Jl. Muwardi 51 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad yang XX menggunakan atap perisai dan terdapat penampil di bagian depan yang menggunakan bentuk atap pelana. saat ini bangunan difungsikan sebagai klinik
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional
0
1
0
1
Preservasi
2
222
Administratif : Jl. Nanggulan Salatiga Astronomis : 07°19’57,4” LS dan110°30’34,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli - Penambahan garasi pada bagian belakang bangunan utama
92. Rumah Dinas Dandim 0714 No. Inventaris : 11-73/Sla/121
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 095
223
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Dinas Dandim 0714 : 11-73/Sla/121 : Jl. Nanggulan Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai. Saat ini bangunan difungsikan sebagai Rumah Dinas Dandim 0714
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional
0
1
0
1
Preservasi
2
7
224
Administratif : Jl. Nanggulan G12 Salatiga Astronomis : 07°19’57,7” LS dan110°30’35,8” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih Asli
93. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/122
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 096
225
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/122 : Jl. Nanggulan G 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX membentuk pola C yang menggunakan bentuk atap perisai
0
1
Estetika
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kejamakan
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
Salah satu bangunan yang membentuk pola C
0
1
2
0
1 8
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional
0
1
0
1
Preservasi
2
226
Administratif : Jl. Nanggulan H3 Salatiga Astronomis : 07°19’57,7,” LS dan110°30’36,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan toko disamping depan rumah
94. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/123
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 097
227
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/123 : Jl. Nanggulan 1 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal yang saat ini telah ditambah toko di samping depan rumah
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional
0
1
0
1
Preservasi
2
7
228
Administratif : Jl. Nanggulan G30 Salatiga Astronomis : 07°19’57,8” LS dan110°30’36,3” BT
95. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/124
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 098
229
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/124 : Jl. Nanggulan G 30 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX yang membentuk L shape dan menggunakan bentuk atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional
0
1
0
1
Preservasi
2
230
Administratif : Jl. Taman Pahlawan 65 Salatiga Astronomis : 07°19’41,7” LS dan110°30’31,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan garasi seng
96. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/125
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 099
231
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/125 : Jl. Taman Pahlawan 65 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dengan bentuk atap perisai dan penampil yang menggunakan bentuk atap pelana. Bangunan saat ini telah ditambah garasi seng
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik pemukiman militer Belanda di dalam pola kota tradisional
0
1
0
1
Preservasi
2
232
Administratif : Jl. Pattimura 2 Salatiga Astronomis : 07°19’27,6” LS dan110°30’16,7” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - List plank depan rusak
97. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/126
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 100
233
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/126 : Jl. Pattimura 2 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX yang menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
7
234
Administratif : Jl. Pattimura 51A Salatiga Astronomis : 07°19’16,7” LS dan110°30’13,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
98. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/37
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 101
235
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/37 : Jl. Pattimura 51A Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan atap perisai dan terdapat bangunan limasan di bagian depan
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
2
236
Administratif : Jl. Pattimura 65 Salatiga Astronomis : 07°19’12,1” LS dan110°30’13,8” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Tidak berpenghuni - Bentuk bangunan masih asli - Sebagian kaca pintu dan jendela pecah - Bagian halaman depan terdapat tangga masuk +6m dari jalan
99. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/39
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 102
237
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/39 : Jl. Pattimura 65 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan bentuk atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang memperlihatkan secara jelas ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rehabilitasi
2
238
Administratif : Jl. Pattimura Salatiga Astronomis : 07°19’17,4” LS dan110°30’13,5” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
100. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/36
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 103
239
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/36 : Jl. Pattimura Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX menggunakan atap perisai dan terdapat porch di bagian depan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang memperlihatkan secara jelas ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
240
Administratif : Jl. R. Patah 10 Salatiga Astronomis : 07°19’15,4” LS dan110°30’08,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
101. Panti Asuhan Bakti Luhur No. Inventaris : 11-73/Sla/45
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 104
241
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Panti Asuhan Bakti Luhur : 11-73/Sla/45 : Jl. R. Patah 10 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX membentuk L shape dan menggunakan atap pelana. Saat ini bangunan difungsikan sebagai Panti Asuhan Bakti Luhur
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang memperlihatkan secara jelas ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
242
Administratif : Jl. R. Patah 8 Salatiga Astronomis : 07°19’15,8” LS dan110°30’08,2” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan khas bangunan kolonial
102. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/50
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 105
243
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/50 : Jl. R. Patah 8 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX membentuk L shape dan menggunakan bentuk atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang memperlihatkan secara jelas ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
244
Administratif : Jl. R. Patah 5 Salatiga Astronomis : 07°19’17,2” LS dan110°30’07,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bagian depan direnovasi dengan bangunan baru - Ciri khas bangunan lama terlihat pada atap pelana
103. Kantor Pegadaian No. Inventaris : 11-73/Sla/127
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 106
245
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kantor Pegadaian : 11-73/Sla/127 : Jl. R. Patah 5 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan yang terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan lama terletak di belakang dan saat ini difungsikan sebagai kantor Pegadaian
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan perkantoran yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili bangunan perkantoran yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Salah satu Membentuk dari dua citra kawasan bangunan Diponegoro yang menggunakan deretan atap perisai
0
1 9
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang ekonomi
0
1
0
1
Preservasi
2
246
Administratif : Jl. R. Patah 2 Salatiga Astronomis : 07°19’17,5” LS dan110°30’07,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan khas bangunan terawat - Dimanfaatkan untuk usaha RM dengan tidak mengurangi nilai bangunan lama
104. RM. Tempo Doeloe No. Inventaris : 11-73/Sla/128
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 107
247
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: RM. Tempo Doeloe : 11-73/Sla/128 : Jl. R. Patah 2 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Dahulu merupakan bangunan fasilitas umum yang saat ini difungsikan sebagai Rumah Makan Tempo Doeloe
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan fasilitas umum yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan yang mempunyai denah yang tidak teratur
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1 8
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern, khususnya perkantoran
0
1
0
1
Preservasi
2
248
Administratif : Jl. Imam Bonjol 2E Salatiga Astronomis : 07°19’18,1” LS dan110°29’42,5” BT
105.
Rumah Tinggal (J.A. Soegondo) No. Inventaris : 11-73/Sla/129
Kondisi Bangunan : - Kurang terawat
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 108
249
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (J.A. Soegondo) : 11-73/Sla/129 : Jl. Imam Bonjol 2E Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal berdenah bujur sangkar dengan bentuk atap perisai
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
250
Administratif : Jl. Imam Bonjol 12 Salatiga Astronomis : 07°19’16,2” LS dan110°29’41,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan depan masih asli - Lisplang dan terawat, tritisan sebagian rapuh
106. Rumah Tinggal Wedana No. Inventaris : 11-73/Sla/130
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 109
251
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal Wedono : 11-73/Sla/130 : Jl. Imam Bonjol 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX menggunakan atap pelana dan pada dua sudut depan berbentuk segi delapan
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan rumah tinggal yang pada dua sudut depan berbentuk segi delapan
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari sistem pemerintahan di kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
2
9
252
Administratif : Jl. Imam Bonjol 26 Salatiga Astronomis : 07°19’12,4” LS dan110°29’38,6” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan penambahan pada bagian samping bangunan
107. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/131
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 110
253
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/131 : Jl. Imam Bonjol 26 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
254
Administratif : Jl. Imam Bonjol 28 Salatiga Astronomis : 07°19’12,1” LS dan110°29’37,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
108.
Rumah Tinggal (Image Printer Center) No. Inventaris : 11-73/Sla/132
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 111
255
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Image Printer Center) : 11-73/Sla/132 : Jl. Imam Bonjol 28 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan yang membentuk L shape dengan atap perisai
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
7
256
Administratif : Jl. Imam Bonjol 53 Salatiga Astronomis : 07°19’11,6” LS dan110°29’32,0 ” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat Bentuk bangunan masih asli
109.
Rumah Tinggal (dr. Nany Setyawaty, M.Kes.) No. Inventaris : 11-73/Sla/133
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 112
257
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (dr. Nany Setyawaty, M.Kes.) : 11-73/Sla/133 : Jl. Imam Bonjol 53 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dengan bentuk atap perisai
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
2
258
Administratif : Jl. Imam Bonjol 82 Salatiga Astronomis : 07°19’09,7” LS dan110°29’23,5” BT
110. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/134
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 113
259
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/134 : Jl. Imam Bonjol 82 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dan atap berbentuk doro gepak
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah Estetika
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Kejamakan Preservasi
2
7
260
Administratif : Jl. Imam Bonjol 46 Salatiga Astronomis : 07°19’09,8” LS dan110°29’23,4” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli
111. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/135
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 114
261
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/135 : Jl. Imam Bonjol 46 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang menggunakan atap perisai dengan penyelesaian batu belah di bagian bawah bangunan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
262
Administratif : Jl. Imam Bonjol 88 Salatiga Astronomis : 07°19’09,3” LS dan110°29’20,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli dan dalam keadaan direnovasi
112.
Rumah Tinggal (Indahati Hotel) No. Inventaris : 11-73/Sla/136
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 115
263
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Indahati Hotel) : 11-73/Sla/136 : Jl. Imam Bonjol 88 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX menggunakan atap perisai terdapat penampil di bagian depan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
264
Administratif : Jl. Imam Bonjol 94 Salatiga Astronomis : 07°19’08,8” LS dan110°29’18,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
113. Rumah Tinggal (Prudential) No. Inventaris : 11-73/Sla/137
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 116
265
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Prudential) : 11-73/Sla/137 : Jl. Imam Bonjol 94 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
266
Administratif : Jl. Imam Bonjol 108 Salatiga Astronomis : 07°19’07,6” LS dan110°29’14,6” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan penambahan di bagian samping bangunan
114.
Rumah Tinggal (PT. Victoria Lintas Buana) No. Inventaris : 11-73/Sla/138
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 117
267
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (PT. Victoria Lintas Buana) : 11-73/Sla/138 : Jl. Imam Bonjol 108 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX membentuk L shape yang menggunakan atap perisai dan bagian penampil menggunakan atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Rehabilitasi
2
268
Administratif : Jl. Imam Bonjol 66 Salatiga Astronomis : 07°19’08,5” LS dan110°29’13,1” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
115. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/139
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 118
269
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/139 : Jl. Imam Bonjol 66 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad yang XX menggunakan atap perisai dengan penampil di sisi kiri bangunan menggunakan atap perisai buntung
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
270
Administratif : Jl. Hasanudin ( Salatiga-Kopeng) KM.4 Astronomis : 07°21’36,6” LS dan110°28’41,8” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan gereja masih asli dengan atap mansard - Tiang dan skur masih asli kayu - Dinding telah diganti dengan dinding batu bata
116. Gereja Salib Putih No. Inventaris : 11-73/Sla/140
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 119
271
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Gereja Salib Putih : 11-73/Sla/140 : Jl. Hasanudin ( Salatiga-Kopeng) Km.4 Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan 1852 M gereja yang menggunakan atap mansard. Konstruksi dinding menggunakan kombinasi kayu dan dinding papan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan tempat ibadah yang secara jelas menunjukkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Satu-satunya bangunan gereja yang menggunakan atap mansard
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Bangunan ini merupakan point of interest di jalur Salatiga – Kopeng, namun tidak terikat pada citra kawasan Kota Salatiga
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik sejarah penyebaran agama Kristen di kawasan Semarang dan Salatiga
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
9
272
Administratif : Jl. Veteran Salatiga Astronomis : 07°20’01,8” LS dan110°30’13,8” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat
117. Kompleks Yonif 411 No. Inventaris : 11-73/Sla/141
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 120
273
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks Yonif 411 : 11-73/Sla/141 : Jl . Veteran Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Dahulu merupakan kompleks militer Batalyon AII Bg. Saat ini menjadi markas Yonif 411. Sisa bangunan lama yang ada adalah bangunan yang diperkirakan istaal kuda dan saat ini menjadi rumah dinas prajurit
Umur/ Tahun
1907 M
0
1
Estetika
Kejamakan
Bangunan istaal kuda tidak jelas mewakili gaya bangunan yang pernah berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Satusatunya istaal kuda yang masih tersisa dengan atap tungkup
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan bukti fisik kehadiran militer Belanda pada masa pemerintahan Kepatihan
0
1
2
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Rehabilitasi
2
5
274
Administratif : Jl. Sudirman 1 Salatiga Astronomis : 07°19’30,8” LS dan110°30’19,2” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
118. Gereja GPIB No. Inventaris : 11-73/Sla/03
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 121
275
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Gereja GPIB : 11-73/Sla/03 : Jl. Sudirman 1 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan 1823 M gereja dengan atap perisai. Di atas bangunan perantara terdapat lonceng yang ditutup oleh atap yang runcing. Saat ini bangunan dipergunakan untuk GPIB
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan gaya arsitektur gothic
0
1
2
Mewakili gaya bangunan gereja yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Salah satu Memperkuat dari dua citra kawasan bangunan Diponegoro gereja yang menggunakan gaya gothic
2
0
1 10
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik sejarah penyebaran agama Kristen di Kota Salatiga. Pada awalnya bangunan ini bernama Indische Kerk yang dibangun pada tahun 1823 0
1
0
1
Preservasi
2
276
Administratif : Jl. Sudirman Salatiga Astronomis : 07°19’42,6” LS dan110°30’16,2” BT
119. Rumah Tinggal (drg. Kristine) No. Inventaris : 11-73/Sla/142
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 122
277
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (drg. Kristine) : 11-73/Sla/142 : Jl. Sudirman Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Akhir menggunakan abad atap perisai XIX dan entablature serta ornamen roster bovenlicht
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (Cina dan Kolonial). Arsitektur Cina terlihat pada ornamen roster bovenlicht
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Salah satu dari dua bangunan yang memiliki elemen entablature
0
1 8
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Pecinan
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik kawasan Pecinan masa Kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
278
Administratif : Jl. Sudirman 121B Salatiga Astronomis : 07°20’09,3” LS dan110°30’22,2” BT
120. TK Tunas Rimba -No. Inventaris : 11-73/Sla/143
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 123
279
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: TK Tunas Rimba : 11-73/Sla/143 : Jl. Sudirman 121B Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang menggunakan tipe atap doro gepak dan terdapat penampil di bagian depan dengan atap berbentuk tenda. Saat ini bangunan tersebut digunakan sebagai taman kanakkanak (TK) Tunas Rimba
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
280
Administratif : Jl. Sudirman 218 Salatiga Astronomis : 07°20’22,2” LS dan110°30’30,5” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Sudah mengalami pergantian façade
121. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/144
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 124
281
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/144 : Jl. Sudirman 218 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dengan satu atap berbentuk perisai
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
282
Administratif : Jl. Sudirman Salatiga Astronomis : 07°20’32,1” LS dan110°30’35,1” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Dalam keadaan tidak berpenghuni
122.
Rumah Tinggal (HGB 38, SDR 778) No. Inventaris : 11-73/Sla/145
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 125
283
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/145 : Jl. Sudirman 218 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dengan bentuk atap perisai dengan penampil menggunakan atap perisai buntung
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Rehabilitasi
2
284
Administratif : Jl. Sudirman 383 Salatiga Astronomis : 07°20’42,6” LS dan110°30’40,6” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
123.
Rumah Tinggal (Kantor PPAT Burhanuddin, S.H.) No. Inventaris : 11-73/Sla/146
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 126
285
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Kantor PPAT Burhanuddin, S.H) : 11-73/Sla/146 : Jl. Sudirman 383 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan penggunaan bentuk segi delapan di samping bangunan seperti membentuk bangunan yang terpisah dari bangunan induk
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
286
Administratif : Jl. Soekarno-Hatta Km. 4 Salatiga Astronomis : 07°21’41,6” LS dan110°30’49,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Ada beberapa penggantian pada komponen bangunan
124. Polsek Tingkir No. Inventaris : 11-73/Sla/147
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 127
287
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Polsek Tingkir : 11-73/Sla/147 : Jl. Soekarno-Hatta Km. 4 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang menggunakan atap tenda dengan penampil di sisi kanan bangunan. saat ini bangunan difungsikan sebagai Kantor Polsek Tingkir
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern. Pada awalnya bangunan ini digunakan sebagai rumah tinggal penjaga perbatasan Kota Salatiga dari arah Surakarta
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
288
Administratif : Jl. Kauman 23 Salatiga Astronomis : 07°19’12,5” LS dan110°29’42,3” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Bentuk bangunan masih asli - Bangunan dalam keadaan tidak berpenghuni
125. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/148
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 128
289
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/148 : Jl. Kauman 23 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dengan satu atap berbentuk perisai
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
290
Administratif : Jl. Kauman 31 Salatiga Astronomis : 07°19’12,7” LS dan110°29’40,5” BT
126. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/149
Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan utama masih asli dengan konstruksi atap dorodepak - Penambahan bangunan baru di bagian samping dan belakang
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 129
291
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/149 : Jl. Kauman 31 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dan atap berbentuk doro gepak
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Kejamakan Preservasi
2
7
292
Administratif : Jl. Kauman 36 Salatiga Astronomis : 07°19’12,3” LS dan110°29’40,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Bentuk bangunan masih asli
127.
Rumah Tinggal Asisten Wedana No. Inventaris : 11-73/Sla/150
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 130
293
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal Asisten Wedana : 11-73/Sla/150 : Jl. Kauman 36 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan penggunaan bentuk segi delapan di samping bangunan seperti membentuk bangunan yang terpisah dari bangunan induk
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu bukti fisik dari sistem pemerintahan di kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
2
294
Administratif : Jl. Yos Sudarso 2 Salatiga Astronomis : 7°19’15,7” LS dan 110°30’00,5” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Telah dilakukan renovasi pada bagian depan
128.
Rumah Tahanan Negara Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/41
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 131
295
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 132
296
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tahanan Negara Salatiga : 11-73/Sla/41 : Jl. Yos Sudarso 2 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan membentuk pola linier dengan atap pelana
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 8
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang keamanan
0
1
0
1
Preservasi
2
297
Administratif : Jl. Yos Sudarso 6 Salatiga Astronomis : 07°19’14,9” LS dan110°30’01,3” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli dengan khas bangunan kolonial
129. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/151
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 133
298
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/151 : Jl. Yos Sudarso 6 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal denah persegi panjang dan penggunaan atap perisai
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
299
Administratif : Jl. Yos Sudarso 8 Salatiga Astronomis : 07°19’13,6” LS dan110°30’01,8” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Jendela sudah direnovasi dengan kaca - Ventilasi masih asli - Konstruksi konsul rapuh
130. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/42
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 134
300
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/42 : Jl. Yos Sudarso 8 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal yang membentuk L shape dengan penggunaan atap perisai. Saat ini telah mengalami penambahan ruang di samping bangunan
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
301
Administratif : Jl. Yos Sudarso 11a dan 11b Salatiga Astronomis : 07°19’14,1” LS dan110°30’06,7” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat - Bentuk bangunan masih asli - Penambahan bangunan semi permanen di bagian samping bangunan utama
131. Perumahan Dinas Korem No. Inventaris : 11-73/Sla/46
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 135
302
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 136
303
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Perumahan Dinas Korem : 11-73/Sla/46 : Jl. Yos Sudarso 11a dan 11b Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks bangunan rumah tinggal yang terdiri atas bangunan induk dan paviliun. Bangunan induk menggunakan atap perisai dengan penampil dengan atap pelana di bagian depan bangunan. saat ini bangunan difungsikan sebagai Perumahan Dinas Korem
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
304
Administratif : Jl. Yos Sudarso 9 Salatiga Astronomis : 07°19’14,6” LS dan110°30’07,8” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Penambahan mushola di bagian samping depan
132. Kompleks Kantor Perhutani No. Inventaris : 11-73/Sla/44
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 137
305
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kompleks Kantor Perhutani : 11-73/Sla/44 : Jl. Yos Sudarso 9 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal dengan atap perisai dan terdapat penampil di bagian depan bangunan
Umur/ Tahun
Estetika
Kejamakan
Awal Merupakan abad XX bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
0
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Preservasi
2
306
Administratif : Jl. Yos Sudarso 5 Salatiga Astronomis : 7°19’15,5 LS dan 110°30’10,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Mengalami perubahan façade
133.
Kantor Dana Pensiun Gereja-gereja Kristen Jawa No. Inventaris : 11-73/Sla/43
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 138
307
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Kantor Dana Pensiun Gereja-gereja Kristen Jawa : 11-73/Sla/43 : Jl. Yos Sudarso 5 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai.
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
308
Administratif : Jl. Yos Sudarso 19 Salatiga Astronomis : 07°19’15,5” LS dan110°30’10,7” BT Kondisi Bangunan : - Rusak - Tidak berpenghuni - Konstruksi pintu dan jendela masih asli
134. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/48
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 139
309
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/48 : Jl. Yos Sudarso 19 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai.
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini Rehabilitasi merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
2
310
Administratif : Jl. Yos Sudarso 20 Salatiga Astronomis : 7°19’15,8 LS dan 110°30’10,9” BT Kondisi Bangunan : - Terawat - Mengalami perubahan façade
135. Panti Asuhan Wiloso Tomo No. Inventaris : 11-73/Sla/49
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 140
311
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Panti Asuhan Wiloso Tomo : 11-73/Sla/49 : Jl. Yos Sudarso 20 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Kompleks Awal bangunan abad XX. rumah tinggal yang terdiri atas bangunan induk dan paviliun. Bangunan induk menggunakan atap perisai dengan penampil di bagian depan bangunan.
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial.
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
312
Administratif : Jl. Yos Sudarso 21 Salatiga Astronomis : 07°19’15,6” LS dan110°30’11,8” BT Kondisi Bangunan : - Tidak terawat - Tidak berpenghuni - Konstruksi pintu dan jendela masih asli - Iklan dijual
136. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/152
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 141
313
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/152 : Jl. Yos Sudarso 21 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Diponegoro
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kota terencana dengan konsep kota modern
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
314
Administratif : Jl. A. Yani 10 Salatiga Astronomis : 07°19’58,8” LS dan110°30’17,3” BT
137. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/153
Kondisi Bangunan : - Terawat
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 142
315
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/153 : Jl. A. Yani 10 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX dengan denah persegi panjang dan menggunakan atap perisai
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal dengan ciri campuran (tradisional dan kolonial). Ciri tradisional terlihat pada atap perisai yang menutupi dinding bangunan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
7
316
Administratif : Jl. A. Yani 12 Salatiga Astronomis : 07°19’59,1” LS dan110°30’16,7” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
138.
Rumah Tinggal (Villa Geertruida) No. Inventaris : 11-73/Sla/154
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 143
317
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal (Villa Geertruida) : 11-73/Sla/154 : Jl. A. Yani 12 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Merupakan 1933 M kompleks bangunan rumah tinggal yang terdiri atas bangunan induk dan paviliun. Bangunan induk membentuk L shape dan menggunakan atap doro gepak .
0
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
1
0
1
2
Kelangkaan
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Alternatif bentuk konservasi Preservasi
2
318
Administratif : Jl. A. Yani 14 Salatiga Astronomis : 07°20’00,1” LS dan110°30’14,3” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
139. SMK PGRI Salatiga No. Inventaris : 11-73/Sla/155
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 144
319
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: SMK PGRI Salatiga : 11-73/Sla/155 : Jl. A. Yani 14 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal sekolah yang abad XX menggunakan atap limasan (pacul gowang) dimana salah satu sisi atap lebih rendah untuk menutupi selasar. Saat ini telah mengalami penambahan ruang pada sisi depan bangunan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan sekolah yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial.
Mewakili gaya bangunan sekolah yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 8
2
0
1
2
Peran sejarah
Alternatif bentuk konservasi
Bangunan ini Preservasi merupakan salah satu fasilitas kota modern dalam bidang pendidikan. Pada awalnya merupakan sekolah untuk masyarakat Cina yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Mandarin
0
1
0
1
2
320
Administratif : Jl. A. Yani 16 Salatiga Astronomis : 07°20’01,1” LS dan110°30’13,9” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat
140. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/156
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 145
321
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/156 : Jl. A. Yani 16 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Bangunan rumah tinggal ini membentuk L shape dengan satu atap perisai
Umur/ Tahun
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonail
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
322
Administratif : Jl. Pemotongan Salatiga Astronomis : 07°19’37,3” LS dan110°30’05,7” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat
141. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/157
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 146
323
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/157 : Jl. Pemotongan Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal rumah tinggal abad XX yang menggunakan atap limasan dengan kuncungan di bagian depan yang menggunakan atap pelana
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur campuran (tradisional dan kolonial). Ciri tradisional terlihat pada penggunaan atap limasan dan kuncungan
0
1
2
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
Kelangkaan
Salah satu bangunan rumah tinggal berciri arsitektur campuran yang memiliki beranda dan kuncungan
0
1 8
2
Peran terhadap kawasan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
324
Administratif : Jl. Pemotongan 75 Salatiga Astronomis : 07°19’40,7” LS dan110°30’09,2” BT Kondisi Bangunan : - Kurang terawat
142. Rumah Toko No. Inventari : 11-73/Sla/158
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 147
325
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Toko : 11-73/Sla/158 : Jl. Pemotongan 75 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad rumah tinggal XX yang membentuk L shape dan menggunakan atap perisai. Saat ini bangunan telah dimodifikasi menjadi ruko
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa Kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Preservasi
2
326
Administratif : Jl. Pemotongan Salatiga Astronomis : 07°19’41,4” LS dan110°30’09,8” BT Kondisi Bangunan : - Rusak
143. TPS No. Inventaris : 11-73/Sla/159
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 148
327
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: TPS : 11-73/Sla/159 : Jl. Pemotongan Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan Awal abad dengan denah XX persegi panjang dan menggunakan elemen gable pada dinding depan
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan yang secara jelas memperlihatkan ciri arsitektur Kolonial
Mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di Kota Salatiga
0
1
2
0
1
2
Peran terhadap kawasan
Kelangkaan
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1 7
2
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
0
1
Rekonstruksi
2
328
Administratif : Jl. Kalinyamat 26 Salatiga Astronomis : 07°19’49,6” LS dan110°30’26,0” BT Kondisi Bangunan : - Terawat
144. Rumah Tinggal No. Inventaris : 11-73/Sla/160
Reg. foto : 11_73_STG_KJN_09 D 149
329
Nama BCB/ Situs No. Inventaris Lokasi
: Rumah Tinggal : 11-73/Sla/160 : Jl. Kalinyamat 26 Salatiga Aspek Arsitektural
Wujud dan Perwujudan
Umur/ Tahun
Bangunan rumah tinggal dengan dan konstruksi kayu dengan bentuk atap limasan
Awal abad XX
0
1
Estetika
Kejamakan
Merupakan bangunan rumah tinggal dengan cirri arsitektur tradisional
0
1
2
Kelangkaan
Satusatunya bangunan rumah tinggal dengan arsitektur tradisional yang masih tersisa
0
1
2
Peran terhadap kawasan
0
1
2
Keistimewaan
Membentuk citra kawasan Kepatihan masa kolonial
0
1
2
Alternatif bentuk konservasi
Peran sejarah
Bangunan ini merupakan salah satu bukti fisik dari kawasan Kepatihan masa colonial
0
1
0
1
Preservasi
2
7
330
BAB V REKAPITULASI HASIL PEMBOBOTAN
A. REKAPITULASI HASIL PEMBOBOTAN Rekapitulasi hasil pembobotan yang disajikan dalam bentuk tabel menghasilkan prioritas dan bentuk konservasi yang dinilai dalam bentuk angka (range) 0-12, sehingga peringkat tertinggi (I) adalah 12 – 9 dan peringkat selanjutnya adalah nilai yang berada di bawahnya. Jumlah angka dan peringkat dapat dijadikan salah satu dasar penentuan derajat kepentingan konservasi terhadap obyek dalam lingkup Kota Salatiga, namun demikian penggunaannya perlu disepakati oleh pihak-pihak berkepentingan. Kesepakatan tersebut diantaranya menyangkut penentuan range angka dan peringkat kaitannya dengan tingkat kepentingan tersebut, misalnya: Range angka
Peringkat
Tindakan Penanganan
12 – 9
I
Konservasi mutlak
8–5
II
Konservasi terbatas
4–0
III
Tidak terikat konservasi
331
a. Bangunan dengan prioritas konservasi mutlak adalah bangunan yang keberadaan fisiknya tidak dapat diganggu-gugat, penjabarannya diutamakan pada: •
Bentuk, bahan, lokasi, dan teknologi;
•
Bangunan-bangunan baru di sekitarnya menyesuaikan ketinggian, jarak dan arsitektur bangunan cagar budaya.
b. Bangunan dengan bentuk konservasi terbatas adalah bangunan yang dalam pelaksanaan konservasi terdapat kemungkinan perubahan fisik meskipun relatif sedikit, penjabaran diutamakan pada: •
Kemungkinan ada perubahan fisik pada elemen-elemennya tetapi tidak menghilangkan karakter bangunannya;
•
Bangunan-bangunan baru di sekitarnya menyesuaikan ketinggian, jarak dan arsitektur bangunan cagar budaya.
Pola range tersebut di atas akan dicoba diterapkan pada tabel rekapitulasi hasil kajian dan indentifikasi bangunan bersejarah Kota Salatiga. No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Obyek Kompleks Rumah Dinas Walikota Rumah Tinggal Rumah Tinggal Kantor Asuransi Bumi Putera Bank Salatiga Gereja Yesus Sejati SD 02/09 Salatiga
No. Inventaris 11-73/Sla/04 11-73/Sla/05 11-73/Sla/81 11-73/Sla/82 11-73/Sla/06 11-73/Sla/07 11-73/Sla/08
Lokasi Jl. Diponegoro 1– 3 Salatiga Jl. Diponegoro 5 Salatiga Jl. Diponegoro 6 Salatiga Jl. Diponegoro 8 Salatiga Jl. Diponegoro 10 Salatiga Jl. Diponegoro 11 Salatiga Jl. Diponegoro 12 Salatiga
Konservasi Prioritas Bentuk I Preservasi II Rehabilitasi II Preservasi II Rekonstruksi II Rekonstruksi II Rekonstruksi II Preservasi
332
No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Obyek
SD 01/09 Salatiga Wisma BCA Galeri Indosat Rumah Tinggal Bank BII Salatiga Rumah Tinggal Omah Mode Asrama CPM Rumah Dinas Dokter Rumah Tinggal Law Office and Legal Consultant Abdi Keadilan 19 Kompleks Kodim IV/Diponegoro Korem 073/Makutarama 20 Kompleks Kodim 0714 21 Rumah Tinggal Pastur (Kompleks Gereja Santo Paulus Miki) 22 Ex Kompleks Kodim 0714/Korem 073 Makutarama 23 Rumah Tinggal 24 RM. Waroengkoe 25 Asrama Susteran
No. Inventaris
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk II Preservasi I Preservasi II Rekonstruksi II Preservasi II Rekonstruksi II Preservasi II Preservasi I Rehabilitasi II Preservasi II Rehabilitasi I Preservasi
11-73/Sla/09 11-73/Sla/10 11-73/Sla/11 11-73/Sla/12 11-73/Sla/83 11-73/Sla/15 11-73/Sla/13 11-73/Sla/84 11-73/Sla/14 11-73/Sla/16 11-73/Sla/17
Jl. Diponegoro 13 Salatiga Jl. Diponegoro 15 Salatiga Jl. Diponegoro 16 Salatiga Jl. Diponegoro 18 Salatiga Jl. Diponegoro 20 Salatiga Jl. Diponegoro 21/23 Salatiga Jl. Diponegoro 22 Salatiga Jl. Diponegoro 23 Salatiga Jl. Diponegoro 24 Salatiga Jl. Diponegoro 25 Salatiga Jl. Diponegoro 27 Salatiga
11-73/Sla/18
Jl. Diponegoro 28 Salatiga
II
Preservasi
11-73/Sla/20 11-73/Sla/85
Jl. Diponegoro 40 Salatiga Jl. Diponegoro 30 Salatiga
II II
Preservasi Preservasi
11-73/Sla/21
Jl. Diponegoro 36 Salatiga
I
Rekonstruksi
11-73/Sla/22 11-73/Sla/86 11-73/Sla/23
Jl. Diponegoro 38 Salatiga Jl. Diponegoro 47 Salatiga Jl. Diponegoro 51 Salatiga
II II II
Preservasi Preservasi Preservasi
333
No 26 27 28 29 30 31 32
Nama Obyek Universitas Kristen Satya Wacana SMP Stella Matutina Rumah Tinggal Rumah Tinggal (Distro) Pengadilan Agama Rumah Tinggal
No. Inventaris
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk II Preservasi II Preservasi II Preservasi II Preservasi II Preservasi II Preservasi II Preservasi
11-73/Sla/87 11-73/Sla/88 11-73/Sla/89 11-73/Sla/90 11-73/Sla/24 11-73/Sla/25 11-73/Sla/26
Jl. Diponegoro 52-56 Salatiga Jl. Diponegoro 53 Salatiga Jl. Diponegoro 60 Salatiga Jl. Diponegoro 61 Salatiga Jl. Diponegoro 72 Salatiga Jl. Diponegoro 74 B Salatiga Jl. Diponegoro 76 Salatiga
33 Rumah Tinggal (George Reynekker) 34 Kompleks Satlantas Polres Salatiga 35 Rumah Tinggal 36 Perhutani 075 37 Panti Asuhan Woro Wiloso 38 Denhubrem 073
11-73/Sla/27
Jl. Diponegoro 79 Salatiga
II
Preservasi
11-73/Sla/28 11-73/Sla/91 11-73/Sla/92 11-73/Sla/93 11-73/Sla/29
Jl. Diponegoro 82 Salatiga Jl. Diponegoro 82B Salatiga Jl. Diponegoro Salatiga Jl. Diponegoro 85 Salatiga Jl. Diponegoro 86 Salatiga
I II II II I
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi
39 40 41 42 43
11-73/Sla/33 11-73/Sla/30 11-73/Sla/94 11-73/Sla/31 11-73/Sla/32
Jl. Diponegoro 90 Salatiga Jl. Diponegoro 91 Salatiga Jl. Diponegoro 93 Salatiga Jl. Diponegoro 95 Salatiga Jl. Diponegoro 97 Salatiga
II II II I I
Preservasi Preservasi Preservasi Rehabilitasi Preservasi
11-73/Sla/34
Jl. Diponegoro 101 Salatiga
II
Preservasi
Denpom IV/3
Roncalli Oxford Course Indonesia Rumah Dinas Denpom IV/3 Rumah Tinggal Kompleks Rumah Dinas Korem 073 44 LPIA
334
No 45 46 47 48
Nama Obyek
Rumah Tinggal Rumah Tinggal Kantor Pos Rumah Tinggal (Dr. R. Hasmo Sugijarto) 49 Rumah Tinggal 50 Kantor Pegadaian 51 Rumah Tinggal (drg. Ceplis S Supriyati atau Apotek Denta) 52 Kompleks MAN Salatiga 53 Perpustakaan Daerah 54 Rumah Tinggal 55 Toko Ong Hwa Jay 56 Klenteng Amurvabhumi 57 Rumah Tinggal 58 Hotel Slamet 59 Kantor Walikota Salatiga 60 GKJTU 61 Rumah Tinggal/Bekas tanah Gedung Pakuwon (Perjanjian Salatiga) 62 Rumah Tinggal
No. Inventaris
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk II Preservasi II Rehabilitasi II Preservasi II Preservasi
11-73/Sla/95 11-73/Sla/96 11-73/Sla/66 11-73/Sla/67
Jl. Diponegoro 109 Salatiga Jl. Diponegoro 165 Salatiga Jl. Moh. Yamin 3 Salatiga Jl. Moh. Yamin 4 Salatiga
11-73/Sla/97 11-73/Sla/69 11-73/Sla/68
II I II
Preservasi Rekonstruksi Preservasi
11-73/Sla/98 11-73/Sla/65 11-73/Sla/63 11-73/Sla/99 11-73/Sla/62 11-73/Sla/61 11-73/Sla/59 11-73/Sla/57 11-73/Sla/58 11-73/Sla/56
Jl. Moh. Yamin 5 Salatiga Jl. Moh. Yamin 8 Salatiga Jl. Pemotongan 104 atau Jl. Moh. Yamin 29 Salatiga Jl. Wahid Hasyim 12 Salatiga Jl. Sukowati 7 Salatiga Jl. Sukowati 11 Salatiga Jl. Sukowati 12 Salatiga Jl. Sukowati 13 Salatiga Jl. Sukowati 21 Salatiga Jl. Sukowati 42 Salatiga Jl. Sukowati 51 Salatiga Jl. Sukowati 74 Salatiga Jl. Brigjen Sudiarto 1 Salatiga
II II II II I II II I I II
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Rehabilitasi Preservasi Preservasi Rekonstruksi
11-73/Sla/100
Jl. Brigjen Sudiarto 22 Salatiga
II
Preservasi
335
No
Nama Obyek
No. Inventaris
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk II Preservasi
63 Rumah Tinggal (Pdt. Broto Semedi) 64 SMK Kristen Salatiga 65 Kompleks Polres Salatiga 66 Asrama Polisi Kepatihan (Kesatrian) 67 Rumah Tinggal 68 Rumah Toko 69 Gudang 70 Rumah Tinggal 71 Rumah Toko 72 Rumah Tinggal (Toko Aneka Jaya) 73 Rumah Toko 74 SD Fransiskus Xaverius 75 Rumah Tinggal 76 SD Salatiga 03/10
11-73/Sla/101
Jl. Brigjen Sudiarto 12 Salatiga
11-73/Sla/102 11-73/Sla/55 11-73/Sla/103
Jl. Tentara Pelajar 6 Salatiga Jl. Adi Sucipto 1 Salatiga Jl. Adi Sucipto 21 Salatiga
I I II
Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi
11-73/Sla/104 11-73/Sla/105 11-73/Sla/106 11-73/Sla/107 11-73/Sla/108 11-73/Sla/109 11-73/Sla/110 11-73/Sla/52 11-73/Sla/111 11-73/Sla/53
Jl. Semeru 2 Salatiga Jl. Semeru 4 Salatiga Jl. Semeru 5 Salatiga Jl. Semeru 14 Salatiga Jl. Semeru 18 Salatiga Jl. Semeru 20 Salatiga Jl. Semeru 52 Salatiga Jl. Margosari 1 Salatiga Jl. Margosari 2 Salatiga Jl. Margosari 3 Salatiga
II II II II II I II II II II
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi
77 78 79 80 81 82
11-73/Sla/70 11-73/Sla/71 11-73/Sla/72 11-73/Sla/112 11-73/Sla/54 11-73/Sla/113
Jl. Kartini 24 Salatiga Jl. Kartini 26 Salatiga Jl. Kartini 34 Salatiga Jl. Kartini 42 Salatiga Jl. Langensuko 31 Salatiga Jl. Langensuko Salatiga
I II II II I II
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi
SMP Negeri 1 Salatiga SMP Negeri 2 Salatiga SMA Negeri 3 Salatiga SDN 05 Salatiga (Jeglong) Hotel Mutiara Garasi Esto
336
No
Nama Obyek
No. Inventaris
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk I Preservasi II Preservasi
83 Bank Jateng Salatiga 84 SMP 9 Salatiga
11-73/Sla/02 11-73/Sla/114
Jl. Pemuda 1 Salatiga
85 Rumah Tinggal (dr. Muwardi) 86 Rumah Tinggal 87 Rumah Tinggal 88 Rumah Tinggal 89 Kompleks RS. dr. Asmir
11-73/Sla/115
II
Preservasi
11-73/Sla/116 11-73/Sla/117 11-73/Sla/118 11-73/Sla/80
Jl. Pemuda 11 Salatiga Jl. Buk Suling 10 Salatiga Jl. Buk Suling 12 Salatiga Jl. Buk Suling 23 Salatiga Jl. Muwardi 50 Salatiga
II II II I
Preservasi Rehabilitasi Preservasi Preservasi
11-73/Sla/119 11-73/Sla/120 11-73/Sla/121 11-73/Sla/122 11-73/Sla/123 11-73/Sla/124 11-73/Sla/125 11-73/Sla/126 11-73/Sla/37 11-73/Sla/39 11-73/Sla/36 11-73/Sla/45 11-73/Sla/50 11-73/Sla/127
Jl. Muwardi Salatiga Jl. Muwardi 51 Salatiga Jl. Nanggulan Salatiga Jl. Nanggulan G 12 Salatiga Jl. Nanggulan 1 Salatiga Jl. Nanggulan G 30 Salatiga Jl. Taman Pahlawan 65 Salatiga Jl. Pattimura 2 Salatiga Jl. Pattimura 51A Salatiga Jl. Pattimura 65 Salatiga Jl. Pattimura Salatiga Jl. R. Patah 10 Salatiga Jl. R. Patah 8 Salatiga Jl. R. Patah 5 Salatiga
II II II II II II II II II II II II II I
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Rehabilitasi Rekonstruksi Preservasi Preservasi Preservasi
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
Rumah Kereta Jenazah Balai Pengobatan Umum Tabita Rumah Dinas Dandim 0714 Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Panti Asuhan Bakti Luhur Rumah Tinggal Kantor Pegadaian
Jl. Pemuda 7 – 9 Salatiga
337
No 104 105 106 107 108
Nama Obyek
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk II Preservasi II Preservasi I Preservasi II Preservasi II Preservasi
11-73/Sla/128 11-73/Sla/129 11-73/Sla/130 11-73/Sla/131 11-73/Sla/132
Jl. R. Patah 2 Salatiga Jl. Imam Bonjol 2E Salatiga Jl. Imam Bonjol 12 Salatiga Jl. Imam Bonjol 26 Salatiga Jl. Imam Bonjol 28 Salatiga
11-73/Sla/133
Jl. Imam Bonjol 53 Salatiga
II
Preservasi
110 111 112 113 Rumah Tinggal (Prudential) 114 Rumah Tinggal (PT. Victoria Lintas Buana) 115 Rumah Tinggal 116 Gereja Salib Putih
11-73/Sla/134 11-73/Sla/135 11-73/Sla/136 11-73/Sla/137
Jl. Imam Bonjol 82 Salatiga Jl. Imam Bonjol 46 Salatiga Jl. Imam Bonjol 88 Salatiga Jl. Imam Bonjol 94 Salatiga
II II II II
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi
11-73/Sla/138
Jl. Imam Bonjol 108 Salatiga
II
Rehabilitasi
11-73/Sla/139 11-73/Sla/140
II I
Preservasi Preservasi
117 Kompleks Yonif 411 118 Gereja GPIB 119 Rumah Tinggal (drg. Kristine) 120 TK Tunas Rimba 121 Rumah Tinggal
11-73/Sla/141 11-73/Sla/03
Jl. Imam Bonjol 66 Salatiga Jl. Hasanudin (SalatigaKopeng) KM.4 Jl. Veteran Salatiga Jl. Sudirman 1 Salatiga
II I
Rehabilitasi Preservasi
11-73/Sla/142 11-73/Sla/143 11-73/Sla/144
Jl. Sudirman Salatiga Jl. Sudirman 121B Salatiga Jl. Sudirman 218 Salatiga
II II II
Preservasi Preservasi Preservasi
109
RM. Tempo Doeloe Rumah Tinggal (J.A. Soegondo) Rumah Tinggal Wedana Rumah Tinggal Rumah Tinggal (Image Printer Center) Rumah Tinggal (dr. Nany Setyawaty, M.Kes.) Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal (Indahati Hotel)
No. Inventaris
338
No
Nama Obyek
No. Inventaris
Lokasi
Konservasi Prioritas Bentuk II Rehabilitasi
122 Rumah Tinggal (HGB 38, SDR 778) 123 Rumah Tinggal (Kantor PPAT Burhanuddin, S.H.) 124 Polsek Tingkir
11-73/Sla/145
Jl. Sudirman Salatiga
11-73/Sla/146
Jl. Sudirman 383 Salatiga
II
Preservasi
11-73/Sla/147
II
Preservasi
125 126 127 128 129 130 131
11-73/Sla/148 11-73/Sla/149 11-73/Sla/150 11-73/Sla/41 11-73/Sla/151 11-73/Sla/42 11-73/Sla/46
Jl. Soekarno-Hatta Km. 4 Salatiga Jl. Kauman 23 Salatiga Jl. Kauman 31 Salatiga Jl. Kauman 36 Salatiga Jl. Yos Sudarso 2 Salatiga Jl. Yos Sudarso 6 Salatiga Jl. Yos Sudarso 8 Salatiga Jl. Yos Sudarso 11a dan 11b Salatiga Jl. Yos Sudarso 9 Salatiga Jl. Yos Sudarso 5 Salatiga
II II II II II II II
Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi Preservasi
II II
Preservasi Preservasi Rehabilitasi Preservasi
Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Tinggal Asisten Wedana Rumah Tahanan Negara Salatiga Rumah Tinggal Rumah Tinggal Perumahan Dinas Korem
132 Kompleks Kantor Perhutani 133 Kantor Dana Pensiun Gereja-gereja Kristen Jawa 134 Rumah Tinggal 135 Panti Asuhan Wiloso Tomo
11-73/Sla/44 11-73/Sla/43 11-73/Sla/48 11-73/Sla/49
Jl. Yos Sudarso 19 Salatiga Jl. Yos Sudarso 20 Salatiga
II II
136 Rumah Tinggal
11-73/Sla/152
Jl. Yos Sudarso 21 Salatiga
II
Preservasi
137 Rumah Tinggal
11-73/Sla/153
Jl. A. Yani 10 Salatiga
II
Preservasi
138 Rumah Tinggal (Villa Geertruida)
11-73/Sla/154
Jl. A. Yani 12 Salatiga
II
Preservasi
339
No 139 140 141 142 143 144
Nama Obyek SMK PGRI Salatiga Rumah Tinggal Rumah Tinggal Rumah Toko TPS Rumah Tinggal
No. Inventaris 11-73/Sla/155 11-73/Sla/156 11-73/Sla/157 11-73/Sla/158 11-73/Sla/159 11-73/Sla/160
Lokasi Jl. A. Yani 14 Salatiga Jl. A. Yani 16 Salatiga Jl. Pemotongan Salatiga Jl. Pemotongan 75 Salatiga Jl. Pemotongan Salatiga Jl. Kalinyamat 26 Salatiga
Konservasi Prioritas Bentuk II Preservasi II Preservasi II Preservasi II Preservasi II Rekonstruksi II Preservasi
340
B. PERSEBARAN BANGUNAN-BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA SALATIGA
341
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN Kajian dan Identifikasi Bangunan Bersejarah adalah program Bappeda Kota Salatiga 2009 dalam rangka menjaga agar bangunan bersejarah di kota Salatiga dapat diidentifikasi dan dapat diklasifikasi berdasarkan bobot nilai pentingnya. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama antara Bappeda Salatiga dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Tindakan ini merupakan salah satu amanat UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya yang menekankan kepada pelestarian bangunan yang memiliki nilai penting bagi sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah telah melaksanakan tugas tersebut dan memperoleh hasil 144 bangunan bersejarah yang dipandang memiliki nilai penting bagi sejarah Kota Salatiga. Adapun metode yang digunakan untuk menilai (melakukan pembobotan) bangunan peninggalan tersebut dilihat dari aspek arsitekturalnya dan riwayat fungsinya. Dengan demikian akan diperoleh nilai masing-masing bangunan. Bangunan bersejarah yang dimaksud sebagian besar adalah bangunan peninggalan Belanda. Ditambah dengan bangunan bergaya Cina dan Jawa. Bangunan peninggalan Belanda terdiri dari rumah tinggal, fasilitas kantor, fasilitas militer, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan peribadatan.
342
Adapun kondisi bangunan-bangunan tersebut bermacam-macam yaitu terawat, tidak terawat, rusak sebagian, berubah sebagian dan terdapat pula yang berubah secara total. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari bobot masing-masing bangunan disusun prioritas penanganannya. Sehingga bangunan yang bobotnya tinggi (ranking I) mendapatkan prioritas penanganan seperti perbaikan kerusakan dan penataan lingkungannya. Tentu hal ini akan dipadukan dengan rencana pembangunan daerah tata ruang kota.
B. REKOMENDASI 1. Perlu prioritas penanganan bangunan yang memiliki nilai penting lebih tinggi (ranking I), meskipun pada bangunan ranking II tidak menutup kemungkinan untuk segera ditindaklanjuti apabila bangunan tersebut mengalami kerusakan; 2. Tindakan pelestarian yang dilakukan harus mengikuti peraturan perundangan yang berlaku dan harus mengikuti prosedur perijinan; 3. Jika bangunan sudah diidentifikasi sebagai BCB, maka pemilik bangunan wajib untuk mendaftarkan (formulir pendaftaran terlampir); 4. Dalam upaya perlindungan terhadap legalitas formal BCB tersebut maka perlu segera diperdakan; 5. Setiap tindakan yang akan mengakibatkan perubahan terhadap bangunan-bangunan yang sudah teridentifikasi sebagai BCB, diharapkan berkoordinasi dengan instansi terkait.
343
Demikian laporan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Klaten, 21 Desember 2009 Diperiksa,
Ketua Tim,
Kasi Pelestarian dan Pemanfaatan BP3 Jawa Tengah
Drs. Gutomo
Asmara Dewi, S.S.
NIP. 19590221 198903 1 001
NIP. 19700124 199802 2 001
Mengetahui, Kepala BP3 Jawa Tengah
Drs. Tri Hatmadji NIP. 19551228 198103 1 001
344
DAFTAR PUSTAKA Australian Heritage Commission. 2000. Protecting local heritage places. Canberra, Australian Heritage Commission. Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. 1995. Inventarisasi Bangunan dan Kawasan Kuno Bersejarah di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga kerjasama dengan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 1999. Inventarisasi Peninggalan Benda Purbakala dan Bangunan Bersejarah Salatiga. De Graaf, H.J. 1989. Terbunuhnya Kapten Tack: Kemelut di Kartasura. Jakarta: Grafiti Press. Emy Wuryani. 2006. Distrik Salatiga 1900-1942. Tesis Sarjana S2 Program Studi Sejarah. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Benda Cagar Budaya. Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Karyono. 2002. Kota Salatiga: Studi tentang Perkembangan Kota Kolonial 1917-1942. Tesis Sarjana S2 Program Studi Sejarah. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pearson M.P. dan S. Sullivan. 1995. Looking after heritage places. Melbourne: Melbourne University Press. Pemerintah Daerah Kotamadia Daerah Tingkat II Salatiga, 1995. Hari Jadi Kota Salatiga. 24 Juli 750 M.
345
Prasodjo, Tjahjono. 2000. “Pendekatan Partisipatoris dalam Pengelolaan Sumberdaya Arkeologis dan Kemungkinan Penerapannya di Kawasan Arkeologis Gunung Kidul”. Disampaikan dalam “Seminar Penelitian Terpadu Kawasan Arkeologis Gunungkidul 2000: Alternatif Pengembangan Potensi Arkeologis di Kawasan Gunungkidul”, 12-13 April 2000, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Puji Widiasih. 2005. Signifikansi Arkelogis Bangunan-bangunan Peninggalan Bangsa Belanda di Kota Salatiga (Studi Kasus di Bundaran Tamansari dan Jalan Diponegoro). Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tanudirjo, Daud A. 2004a. Kriteria Penetapan Benda Cagar Budaya. Workshop Pedoman Penetapan Benda Cagar Budaya diselenggarakan oleh Deputi Menteri Bidang Kepurbakalaan dan Museum, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, di Cirebon, 16 – 18 Juni 2004. _________. 2004b. Penentuan Nilai Penting dalam Pengelolaan Benda Cagar Budaya, Bahan Rapat Penyusunan Standardisasi Kriteria (Pembobotan) Bangunan Benda Cagar Budaya di Rumah Joglo Rempoa, Ciputat, Jakarta, 26 – 28 Mei 2004. Tim BP3 Jawa Tengah. 2006. “Laporan Inventarisasi BCB Tak Bergerak Kota Salatiga.” Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. http://www.pemkot-salatiga.go.id http://kotasalatiga.multiply.com/journal/item/3
346