1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kecantikan merupakan sebuah kebutuhan primer bagi kaum wanita. Tampil cantik bagi wanita merupakan sebuah tuntutan untuk menunjang sikap percaya diri dalam setiap aktivitas. Kaum wanita menganggap kecantikan saat ini menjadi suatu barang mewah untuk diperoleh. Pada dasarnya kecantikan dibagi menjadi dua bagian yaitu, pertama kecantikan bersumber dari dalam dan kedua kecantikan bersumber langsung pada bentuk fisik. Kecantikan dari segi bentuk fisik kini menjadi populer di masyarakat sehingga menciptakan banyak solusi atau alternatif untuk mendapatkannya. Memiliki kulit normal dan mulus adalah idaman setiap wanita. Kulit normal ditandai dengan permukaan yang lembut, sintal dan pori pori sedang. Kulit normal memiliki elastisitas yang bagus, lembut, dan padat saat disentuh. Kulit normal memiliki kandungan air dan minyak yang seimbang, sehingga kelembapannya terjaga dengan baik. Pada dasarnya tidak semua wanita dianugrahi kulit yang normal. Terdapat banyak wanita yang tampil tidak percaya diri dan tidak nyaman karena memiliki kulit yang tidak normal pada wajah salah satunya acne vulgaris. Faktor eksternal yang mempengaruhi acne vulgaris yaitu bacteri, iklim, polusi, dan kosmetik. Acne vulgarisadalah kelainan folikuler umum yang mengenai folikel pilosebae (folikel rambut) yang rentan dan paling rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka, leher, serta badan bagian atas. Acne ditandai dengan komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustula, nodus, dan kista(Smeltzer & Bare, 2002). Sekitar 75-80% orang dewasa pernah menderita acne vulgaris (jerawat) terutama pada usia remaja, lesi jerawat sering menjadi kronis dan
1
2
meninggalkan bekas jaringan parut di wajah sehingga menimbulkan gangguan estetika dan psikologis. Prevalensi jerawat bervariasi tergantung pada umur dan jenis kelamin. Pada umur 18 tahun jerawat lebih banyak ditemukan pada pria, sedangkan mulai umur 23 tahun ke atas lebih banyak pada perempuan dan prevalensi ini tidak menurun secara nyata sampai umur 44 tahun. Pada umur 20 sampai 30 tahun prevalensi jerawat sebesar 50% pada perempuan dan 42.5% pada pria kemudian menurun sesuai dengan bertambahnya umur. Hingga saat ini penyebab acne masih belum dapat dipahami sepenuhnya. Walaupun patogenenesis acne adalah multifaktorial, namun telah diidentifikasi
empat
Keempatetiologi
teori
tersebut
berkontribusi adalah
produksi
sebagai
etiologi
sebumyang
acne. berlebih,
hiperproliferasi epidermis folikuler, bakteri Propionibacterium acnes dan inflamasi (Wolf dkk., 2008). Beberapa faktor lainnya yang berperan adalah terbentuknya fraksi asam lemak bebas, terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies, peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH, faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis acne (Wasitaatmadja, 2007). Dampak yang terjadi apabila acne vulgaris dibiarkan acne vulgaris tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. apabila tanpa pengobatan, dapat memperburuk keadaan dan menjadi parut. Masalah ini memberi kesan estetika dan psikologis yang buruk yang menyebabkan penurunan percaya diri pada penderita akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. Sebagai penyakit multifaktor, pengobatan untuk acne tidak boleh hanya fokus dengan salah satu faktor. Upaya pengobatan acne berupa nonmedikamentosa dan medikamentosa. Pengobatan non medikamentosa berupa nasehat dan saran untuk mencegah acne menjadi lebih parah. Pengobatan medikamentosa terdiri dari pengobatan topikal dan sistemik. Keberhasilan
pengobatan
acne
dihubungani
oleh
faktor
kepatuhan
pengobatan, psikis, derajat lesi, perawatan kulit wajah dan biaya pengobatan.
3
Keberhasilan pengobatan acne sangat berhubungan terhadap kualitas hidup penderita. Untuk menghilangkan acne vulgarisada beberapa tindakan medis yang dilakukan
yaitu
diet,pengobatan
fisioterapi.Menurut Kemenkes
RI
dengan nomor
kosmetik,
dan
juga
1363/MENKES/SK/XII/2001
tentang registrasi dan izin praktek, Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan oleh individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan, fungsi dan komunikasi. Penanganan yang diberikan oleh fisioterapi dalam mengatasi masalah acne vulgaris (jerawat) antara lain menghilangkan acne vulgaris (jerawat) pada wajah dengan intervensi Laserdan teknik Manual Lymph Drainage Vodder (MLDV). Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER) merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat dilihat dengan mata normal, melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga dapat dikatakan efek dari mekanika kuantum (http://id.wikipedia.org/Laser). Terapi laser berkekuatan rendah, akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai modalitas dalam dunia kesehatan. Terapi laser berkekuatan rendah adalah pengobatan dengan menggunakan laser dimana energy yang dikeluarkan adalah rendah dan temperature jaringan yang diterapi tidak meningkat diatas 36,5°C (Kert dan Rose, 2001). Low Level Laser Therapy menggunakan satuan power dalam mili Watt, laser read-beam atau nearinfrared dengan panjang gelombang antara 600-1000 nm dan power dari 55000
mW.
Laser
mempunyai
efek
fisiologi
nonthermal
atau
4
photobiostimulation reaksi didalam sel (Belanger, 2003; Low, Ann Reed 2000; Wang 2004) Terapi
laser
berkekuatan
rendah
phototheraphy
atau
photobiomodulation mengacu pada penggunaan foton pada iradiasi nonthermal untuk merubah aktifitas biological. Terapi laser berkekuatan rendah menggunakan koheren atau non-koheren sumber cahaya yang terdiri dari lampu filter atau LED. Aplikasi medis terapi laser berkekuatan rendah dapat mengurangi nyeri dan inflamasi, perbaikan jaringan augmentasi dan promosi regenerasi dari jaringan berbeda dan saraf, atau menjaga kerusakan jaringan. Pada dekade terakhir, non-ablative laser therapy dapat menurunkan untuk pengobatan estetik keriput halus, photoaged kulit dan bekas luka, proses yang dikenal photorejuvination, baru-baru ini pendekatan ini dipakai untuk inflamasi acne. Terapi Laser berkekuatan rendah melibatkan pencahayaan sel atau jaringan ke low level of reg (NIR) proses ini mengacu pada “low level” karena energi atau kepadatan daya yang digunakan dibandingkan dengan forms laser terapy lain seperti ablasi, cutting, dan panas jaringan koagulasi. Pengobatan medis dengan LLLT pada berbagai intensitasdapat menemukan stimulasi atau mencegah bermacam-macam proses seluler. MLDV adalah teknik manual yang dikenal sejak tahun 1932 untuk membantu mengalirkan cairan dari jaringan melalui kelenjar getah bening. Bila dilakukan dengan cara, arah, tekanan, serta metode yang tepat, maka teknik MLDV sangat tepat untuk memfasilitasi drainage. MLDV
merupakan
intervensi
manual
terapi
khusus
yang
menggabungkan dari praktisi medis serta dokter kesehatan menjadi paradigma rehabilitasi untuk pengobatan dari disfungsi somatic dan patologis. Dasar dari teori untuk menggunakan manual therapy didirikan pada konsep berikut: (1) Stimulasi sistem lymphatic melalui peningkatan pada sirkulasi limfe (2) Mempercepat pembuangan limbah biokimia dari jaringan tubuh (3) Meningkatkan dinamika cairan tubuh, sehingga memfasilitasi pengurangan
5
udema (4) Menurunkan respon sistem saraf simpatik ketika saraf parasimpatik meningkat menangkas non stress pada saat kerangka tubuh bekerja. Dalam tubuh manusia 2/3 bagiannya terdiri atas cairan dimana Cairan ini terdapat didalam / disekitar sel-sel tubuh, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan otak. Banyak proses tubuh didalam tubuh kita yang terjadi melalui cairan tubuh ini, antara lain penghantaran rangsang saraf, pengangkutan hormon atau zat-zat yang merugikan ( misal bakteri ), pertukaran zat-zat , atau pertukaran gas-gas ( seperti zat asam / zat asam arang ). Proses – proses yang terjadi melalui Cairan tubuh ini kita sebut Waterhuishouding yang amat penting dalam mempertahankan Homeostasis tetap dalam keadaan optimal. Tubuh
dalam
keadaan
yang
seimbang
optimal
apabila
waterhuishouding dalam keadaan optimal. Sistem limfe ( pembuluh limfe dan kelenjar limfe ) memainkan peranan yang penting dalam menciptakan dan mempertahankan keadaan yang ideal untuk sel-sel tubuh kita, yang mana berperan dalam pemberian nutrisi, pembersihan dan pengaliran. Dengan demikian limfedrainase ( pengaliran limfe ) merupakan fungsi yang normal dan alamiah dari tubuh kita. Fungsi ini dapat mengalami hambatan atau gangguan oleh adanya kecelakaan, penyakit atau stress. Pada keadaan itu, ganguan atau hambatan tersebut diatas dapat diatasi dengan pengaliran limfe secara manual ( dengan menggunakan tangan ) yang kita sebut sebagai teknik MLDV. Tehnik terapi ini dilakukan pada jaringan pembuluh lymphe, kelenjar lymphe, cairan interstitial dan vena. Adapun tujuan dari MLDV yaitu : (1) Merangsang regenerasi sel dan menghambat degenerasi sel, (2) Meningkatkan immunitas, (3) Relaksasi melalui stimulasi parasimpatis. (4) mempertahankan keseimbangan PH tubuh. Pada acne vulgaris terjadi peningkatan hormon androgen yang mengakibatkan peningkatan kelenjar subacea sehingga produksi sebum meningkat dan disertai peningkatan unsur komedonik & inflamatorik penyebab lesi acne, hormon androgen juga mengakibatkan penyumbatan
6
keratin di saluran pilosebaseus yang dirangsang oleh sebum, asam lemak bebas dan skualen yang bersifat komedogenik.Bakteri juga mempunyai peranan dalam terjadinya acne yaitu dapat meningkatkan proses penyebaran acne dengan cepat, bakteri Propionibacterium acnes melepaskan sitokin proinflamasi serta antigen dan mitogen dengan respon seluler dan non seluler untuk memicu peradangan. Pemberian sinar laser pada kondisi acne vulgaris mempunyai efek fotobiostimulasi
yang
meliputi
vasodilatasi
(terutama
pada
level
mikrovaskuler) yang hanya terjadi pada vasokonstriksi yang patologis, peningkatan aktifitas enzim yang menambah vasodilatasi kapiler local dan memungkinkan normalisasi tekanan intra-ekstravaskuler, stimulasi makrofag (fagositosis) yang meningkatkan aktifitas antibacterial, stimulasi fibroblast yang mempercepat penyembuhan jaringan dan stimulasi supresor sel T selama ketidakseimbangan produksi antibody yang menormalisasi komplek imun. Cahaya dapat mengurangi hormon androgen pada gland subacea, mekanisme dari aksi phototherapy untuk acne adalah cahaya penyerapan oleh porphyrins yang dihasilkan oleh p.acnes sebagai bagian dari metabolisme normal dan aksi dari endogenous photosintesis. Proses ini terjadi karena reaksi photochemical dan reaktif format radikal bebas dan oksigen yang mengubah timah menjadi destruksi bakteria. Laser ini dapat mempengaruhi sekresi sebum dari gland subacea merubah keratinosin. Ini juga menggunakan pengaruh dari modulas cytokines dari makrophag dan sel lainnya yang dapat menurunkan inflamasi. Laser mempunyai efek sinergis yang mempengaruhi pengobatan acne. Bahwa Efek sinergis dari cahaya campuran adalah sinergi antara antibakteri dan anti inflamasi. Dengan menstimulasi aliran pembuluh vena dan limfe secara maksimal melalui teknik MLDV yang soft dan gentle maka MLDV disini dapatbekerja meyeimbangkan homon androgen dengan cara menstimulasi kerja dari hormon kepala pituitary gland dan mengaktifkan sistem saraf dari pituitary gland sehingga dapat menyeimbangkan kerja
hormon di otak.
7
MLDV juga dapat meningkatkan imunitas dengan memfagositosis bakteri, saat bakteri masuk dengan sitem limfe bakteri tersebut dialirkan ke nodus yang bersifat unutk membunuh bakteri, sehingga bakteri mati dan tidak berkembang memperparah derajat acne vulgaris. Seiring berjalannya waktu peran dan pelayanan fisioterapi sangat luas, yang mencangkup masalah kecantikan pada acne vulgaris yang dapat dihilangkan melalui intervensi ultrasound dan teknikMLDV. Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti tertarik memaparkan tentang masalah acne vulgaris pada wanita dalam bentuk skripsi dengan judul “Perbedaan Pengaruh Laserdan MLDV pada KondisiAcne Vulgaris Wanita”.
B. Identifikasi Masalah Acne Vulgaris adalah adanya peradangan dari kelenjar unit pilosebaseus disertai dengan adanya sumbatan keratin kulit. Kelenjar unit pilosebaseus adalah tempat keluarnya rambut dikulit beserta kulitnya. Sedangkan yang dimaksud keratin adalah lapisan paling luar dari ari (Dewi 2009). Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit ini. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel, produksi sebum yang meningkat, terbentuknya fraksi asam lemak bebas, peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes, Corynebacterium acnes, Pitysporum ovale dan Staphylococcus epidermidis), terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies, peningkatan kadar hormone androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH, faktor lain; usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis akne (Wasitaatmadja, 2008; Fulton, 2009). Proses terjadinya Acne Vulgaris melibatkan peningkatan bakteri P.acnes sehinggabakteri ini berkolonisasi dan berkembang biak dalam folikel pilosebasea. Aktivasienzimatik bakteri ini menghasilkan enzim lipase dimana dapat memecahdiacyglyserol dan triacyglycerol sebum menjadi glycerol dan
8
free fatty acid yangmemicu proliferasi hiperkeratosis pada saluran folikel pilosebasea. Proliferasi inimenyebabkan folikel pecah dan P.acnes juga memproduksi faktor kemoatraktannetrofil dan limfosit, yang berpasangan dengan molekul adhesi yang bisa menyebabkan rekrutmen limfosit dan netrofil ke dalam dinding sel folikelpilosebasea, sehingga merangsang proses inflamasi,
kemudian
mendorongpembentukan
mikrokomedo
lalu
lesi
meradang menjadi pustul, papul, dan lesinodulokistik (Selway, 2010; Emverawati, 2011 & Rahmah, 2011). Tujuan pengobatan dari Laseryaitu mempercepat proses penyembuhan jaringan, regenerasi sel, meningkatkan kolagen dan elastin,
membunuh
bakteri dan virus. Tujuan pengobatan dari MLDV yaitu meningkatkan regenerasi sel pada semua tingkatan (lokal dan umum) dengan mempengaruhi kualitas dan kwanititas cairan di sekelilingnya, meningkatkan imunitas dan merangsang kerja parasimpatis.Mengamati masalah dan penelitian terdahulu yang telah dijabarkan dalam latar belakang, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap pengaruhperbedaan pemberian Laserdan MLDV pada kondisi Acne Vulgaris wanita.
C. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah intervensi Laser dapat menurunkantingkat derajat keparahanacne vulgaris pada wanita? 2. Apakah MLDV dapat menurunkantingkat derajat keparahanacne vulgaris padawanita? 3. Apakah perbedaan pemberian Laserdan MLDVdapat menurunkantingkat derajat keparahanacne vulgaris pada wanita?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
9
Untuk dapat mengetahui pengaruhperbedaan penurunan tingkat keparahan acne vulgaris wanita dengan pemberian Laser dan MLDV. 2. Tujuan Khusus a. Untuk dapat mengetahui pemberian Laserdalam penurunan tingkat derajat keparahan Acne Vulgaris pada wanita. b. Untuk mengetahui intervensi MLDV dalam menurunkan tingkat derajat keparahan Acne Vulgaris pada wanita.
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi institusi pendidikan fisioterapi a. Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang membahas hal yang sama. b. Dapat menambah wawasan khasanah ilmiah dalam dunia kecantikan pada khususnya.
2.
Bagi institusi pelayanan fisioterapi Memberi sedikit wawasan kepada teman fisioterapi tentangpengaruh pemberian LaserdanMLDV pada kondisi Acne Vulgaris wanita.
3.
Bagi Peneliti a. Peneliti ingin mengetahui pengaruhpemberian Laserdan MLDV pada Acne Vulgaris wanita. b. Sebagai wacana pembelajaran dalam melakukan penelitian.