BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk itu pembangunan
kesehatan hendaknya dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Upaya
pengendalian
penyakit
dan
penyehatan
lingkungan
perlu
pengembangan kinerja surveilans, teknologi laboratorium dan analisis dampak
kesehatan
pemantauan
lingkungan
wilayah
penanggulangan
antara
setempat lain
yang
diarahkan
kewaspadaan
melalui
teknologi
untuk
melakukan
dini
dan
tepat
guna
upaya serta
pengendalian faktor resikonya. Upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang intensif masih sangat diperlukan, mengingat masalah kesehatan cenderung semakin komplek disertai munculnya tantangan baru berupa perubahan gaya hidup yang tidak sehat, meningkatnya faktor resiko penyakit dan tuntutan untuk mewujudkan millenium development goals dan Sustainable Development Goals. Kecenderungan perubahan lingkungan yang dihadapi di wilayah kerja saat ini adalah transisi lingkungan yang ditandai dengan adanya bencana alam dan perubahan iklim dan industrialisasi, perubahan gaya hidup yang cenderung menjadi tidak sehat, kondisi kesehatan lingkungan dimana masih ditemukan terbatasnya akses masyarakat akan air bersih dan sanitasi lingkungan yang belum memenuhi syarat. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi BTKLPP Kelas I Manado atas penggunaan anggaran. Laporan kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 berdasarkan PERMEN PAN dan RB No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada tahun 2015 laporan kinerja BTKLPP Kelas I
1
Manado berdasarkan realisasi fisik indicator kinerja capaiannya mencapai 100% dan realisasi anggaran capaiannya mencapai 82,2%.
B. Tujuan Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BTKLPP Kelas I Manado sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan selaku pejabat Eselon I Kementerian Kesehatan, yaitu: 1. Memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai. 2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan BTKLPP Kelas I Manado dalam meningkatkan kinerja.
C. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal PP & PL ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 266/Menkes/SK/III/2004 tentang Kriteria Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
dan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
267/Menkes/SK/III/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular yang telah direvisi menjadi Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan
dan
Pengendalian Penyakit. BTKLPP Kelas I Manado mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar
2
biasa (KLB) di bidang pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra. Untuk melaksanakan Tugas tersebut diatas BTKLPP Kelas I Manado menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan surveilans epidemiolog 2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) 3. Pelaksanaan laboratorium rujukan 4. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna 5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi 6. Pelaksanaan
kajian
dan
respon
cepat,
kewaspadaan
dini
penanggulangan KLB/wabah dan bencana 7. Pelaksanaan Surveilans faktor rIsiko Penyakit Tidak Menular 8. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan 9. Pelaksanaan Kajian dan pengembangan teknologi
Pengendalian
Penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra 10. Pelaksanaan Ketatausahaan dan kerumahtanggaan BTKLPP Kelas I Manado.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diatas BTKLPP Kelas I Manado didukung oleh instalasi-instalasi, seperti: Pelayanan Teknis; Laboratorium Kimia; Laboratorium Biologi Lingkungan; Laboratorium Kimia udara;Laboratorium Media dan Reagensia; Laboratorium Pemeliharaan Alat Mutu dan Kalibrasi; Teknologi Tepat Guna; Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
D. Struktur Organisasi Berdasarkan
Peraturan
2349/Menkes/Per/XI/2011
Menteri
Kesehatan
Nomor:
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado sebagai berikut :
3
K E PA LA Ahmad Rizal, SKM, M.Epid SUB. BAG. TATA USAHA Oktovianus Kambu, SKM
KASIE. PTL Johana Liuw, SSi
KASIE SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Sarman, SPd, MKes
KASIE ADKL Abdul Azis hunta, SKM, MSi
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KA. INSTALASI
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado
E. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan ditujukan sebagai bentuk solusi untuk mengatasi masalah di internal BTKLPP Kelas I Manado baik di program maupun laboratorium. Pada tahun 2015, Sumber Daya Manusia yang Ditingkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan ditargetkan 50 orang, dan realisasinya berjumlah 93 orang. Potensi sumber daya manusia dalam menunjang satuan kerja mencapai target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja. BTKLPP Kelas I Manado saat ini memiliki 57 pegawai dan 11 tenaga honor yang dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
4
30 25 S2
20
S1
15
DIV
27
DIII 10
SLTA
14 5
9 5
2
0 S2
S1
DIV
DIII
SLTA
Grafik 1.1 Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Pendidikan Tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan bahwa pegawai dengan tingkat pendidikannya S-1 masih mendominasi dalam penyebaran SDM yang ada dengan jumlah 27 orang dengan latar pendidikan yang terdiri dari Teknik Sipil Lingkungan (1 orang), Kesehatan Masyarakat Kesehatan Lingkungan (4 orang), Kesehatan Masyarakat Pendidikan, Kesehatan & Perilaku (1 orang), Kesehatan Masyarakat Administrasi & Kebijakan Kesehatan (3 orang), Kesehatan Masyarakat Keselamatan & Kesehatan Kerja (1 orang), Kesehatan Masyarakat Epidemiologi (7 orang), MIPA Kimia (6 orang), Teknik Elektro (1 orang), Biologi (2 orang). Untuk pegawai yang tingkat pendidikan D-IV latar pendidikannya terdiri dari Kesehatan Lingkungan (10 orang), sementara pegawai yang tingkat pendidikan D-III
terdiri dari
Kesehatan Lingkungan, Administrasi, Farmasi, Kimia Analis, Manajemen, Manajemen Informatika. Sedangkan tingkat pendidikan SMA dan sederajat berjumlah 2 orang, sementara untuk tingkat pendidikan S-2 terdiri dari pendidikan Epidemiolog dan Kesehatan Lingkungan.
5
Jab. Struktural 9% JFT 33% JFU 58%
Grafik 1.2. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Jabatan Tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.2 menunjukkan bahwa Jabatan Fungsional Umum (JFU) di BTKLPP Kelas I Manado relatif lebih banyak dibanding dengan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT). Dari 58% jumlah pegawai yang menduduki Jabatan fungsional umum tersebut terbagi dalam 18 jabatan yaitu Penata Laporan Keuangan berjumlah 2 orang, Perencana Pertama berjumlah 1 orang, Bendahara berjumlah 1 orang, Pengelola BMN berjumlah 1 orang, Penyusun Laporan berjumlah 2 orang, Pengadministrasi Umum berjumlah 1 orang, Analis Kepegawaian Pelaksana berjumlah 1 orang, Sanitarian berjumlah 9 orang, Teknis/Administrasi Lainnya berjumlah 1 orang, Sanitarian pertama berjumlah 1 orang, Sanitarian Pemula berjumlah 3 orang, Sanitarian Pelaksana Lanjutan berjumlah 1 orang, Epidemiolog berjumlah 6 orang, Epidemiolog Kesehatan Pertama berjumlah 3 orang, Pranata Lab. Kesehatan berjumlah 2 orang, Penata Lab. Kesehatan Pertama berjumlah 2 orang, Pranata Lab. Kesehatan Pemula berjumlah 5 orang dan Pranata Lab. Kesehatan Pelaksana berjumlah 2 orang. Sedangkan 33% jumlah pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu terbagi dalam 6 jabatan yaitu Sanitarian Muda berjumlah 1 orang, Sanitarian Pertama berjumlah 1 orang, Pranata Lab. Kesehatan Penyelia berjumlah 1 orang, Pranata Lab. Kesehatan Muda berjumlah 2
6
orang, Pranata Lab. Kesehatan Pertama berjumlah 1 orang dan Pranata Lab. Kesehatan Pelaksana Lanjutan berjumlah 2 orang.
PNS 64% CPNS 19% Honorer 17%
Grafik 1.3. Distribusi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Status Pegawai Tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.3 menujukkan bahwa jumlah pegawai BTKLPP Kelas I Manado dengan status PNS berjumlah 64%; status CPNS berjumlah 19%; dan status honorer berjumlah 17%.
20 18
IV/b
16
III/d
14
III/c
12
III/b
20
10
III/a
8 6 8
4 2 0
7
6
II/c
4
1 IV/b
II/d
10
1 III/d
III/c
III/b
III/a
II/d
II/c
II/a
II/a
Grafik 1.4. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Golongan Tahun 2015
7
Berdasarkan grafik 1.4, menunjukkan bahwa mayoritas pegawai pada BTKLPP Kelas I Manado di dominasi golongan IIIa dengan jumlah 11 orang dan terendah adalah golongan IVb dan IIa dengan jumlah 1 orang.
F. PERMASALAHAN UTAMA (Issued Strategis) Pada tahun anggaran 2015, BTKLPP Kelas I Manado telah melaksanakan berbagai upaya dan program inovatif dengan strategi pencapaian tujuan dan sasaran namun disadari jangkauan program dan pelayanan masih belum optimal karena berbagai permasalahan, yaitu sebagai berikut: 1. Koordinasi Lintas Sektor dan Program Belum Optimal Koordinasi dengan lintas sektor terkait belum optimal terutama dengan daerah di wilayah kerja BTKLPP Kelas I Manado yang meliputi 3 provinsi (Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara), yaitu: a. Belum maksimalnya kerjasama/sharing sumber daya baik data, anggaran, sarana/prasarana pendukung untuk pengendalian faktor risiko dan penyakit di wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado. b. Belum maksimalnya advokasi di pemerintah daerah karena terdapat tumpang tindih dan wewenang serta egosentris antara lintas sector dan lintas program.
2. Tenaga (Sumber Daya Manusia) Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM karena masih kurang optimal pelayanan baik di program maupun di pelayanan teknis (laboratorium), yaitu sebagai berikut: a. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga entomologi karena belum ada tenaga fungsional entomologi. Hal ini diperlukan karena penyakit yang berpotensial KLB yang ditularkan oleh vector cukup signifikan di beberapa Kab/Kota wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado, dan b. Peningkatan kuantitas tenaga laboratorium. Hal ini diperlukan karena meningkatnya penerimaan sampel dari tahun ke tahun dan meningkatnya permintaan pemeriksaan untuk beberapa parameter di Laboratorium BTKLPP Kelas I Manado.
8
3. Efisiensi Anggaran Efisiensi
anggaran
pada
hakikatnya
ditujukan
untuk
menekan
pengeluaran anggaran/pembiayaan negara hingga mendekati angka realisasinya namun tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan. Pada tahun 2015 BTKLPP Kelas I Manado berdasarkan surat nomor: PR.02.03/D.1/I.1/985/2015 tanggal 18 Agustus 2015 tentang penetapan revisi DIPA efisiensi, refocusing dan penghapusan catatan halaman 4 (blokir) terjadi perubahan dalam anggaran dan kegiatan sehingga untuk menyesuaikan efisiensi anggaran maka terjadi perubahan penetapan kinerja baik target fisik maupun target anggaran di tahun 2015 BTKLPP Kelas I Manado.
9
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Sebagai pedoman dalam perencanaan kinerja maka Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado merujuk pada Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 s/d 2019 yang dijabarkan dalam Rencana Aksi Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Tahun 2015 s/d 2019. Menjawab tantangan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015, maka dari rencana pelaksanaan program Dirjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019, dalam perjanjian kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun anggaran 2015. Perjanjian kinerja merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh penerima amanah kepada atasan langsungnya. Perjanjian kinerja yang diformulasikan dalam penetapan kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya (performance agreement). Penetapan kinerja juga merupakan ikhtisar rencana kinerja tahunan, yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran selesai. Indikator yang termuat dalam penetapan kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 merujuk pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Peyehatan Lingkungan Tahun yang dijabarkan dalam Rencana Aksi kegiatan BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 – 2019.
10
Tabel 2.1 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Belum Revisi/Target Awal) No 1.
2.
3
4.
5.
6.
Sasaran Strategis Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Pengendalian penyakit Tidak Menular
Penyehatan Lingkungan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Indikator Kinerja Persentase Investigasi dan Penanggulangan KLB Persentase Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Persentase Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Persentase Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Persentase Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Persentase Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Persentase Kajian Faktor Resiko Kecacingan Persentase Kajian Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Persentase Laporan Pengendalian Kasus TB Persentase Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus Persentase Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota. Jumlah Lokasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan Dalam Rangka Penyehatan Kawasan Jumlah Design/Model Teknologi Tepat Guna Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Dokumen perencanaan dan anggaran Dokumen data dan informasi Dokumen evaluasi dan pelaporan Laporan keuangan Target dan pagu PNBP Laporan asset negara (BMN) Layanan administrasi kepegawaian UPT vertical yang ditingkatkan sarana dan prasarananya Akuntabilitas kinerja pemerintah
Target Awal 13 kejadian 11 Dokumen 26 Lokasi 8 Dokumen 2 Laporan 10 Laporan 1 Kab/kota 4 Dokumen 2 Laporan 5 Kab/Kota 7 Kab/Kota 16 Lokasi 3 TTG 6 Kab/Kota 6 Lokasi 3 Kab/Kota 3 dokumen 3 dokumen 1 dokumen 5 laporan 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 unit pelaksana teknis 2 dokumen
Jumlah Anggaran Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado Tahun Anggaran 2015 Sebesar Rp. 11.810.535.000,Berdasarkan table 2.1 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Belum revisi/target awal), dapat dilihat bahwa indicator kinerja yang akan dicapai di tahun 2015 berjumlah 25 indikator.
11
Tabel 2.2. Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Revisi) No
1.
2.
3
4.
5.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra
Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit
24 Kali
Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra
21 Lokasi
Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang
Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor
431.350.000
3 Kajian 5 Kajian 1 Kali
749.605.000
1 Kajian 8 Kali
Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB
2 Laporan
Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus
4 Kab/Kota
Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota.
5 Kab/Kota
Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna
Anggaran (Rp.)
87.425.000
266.920.000
16 Kab/Kota 6 Kab/Kota 3 Kab/Kota
4.126.348.000
8 Kab/Kota 6 Lokasi 19 Kali 34 Tenaga 3 Unit
12
6.
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA
16 Kali
Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar
1 Paket
5.473465.000
Jumlah Anggaran Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado Tahun Anggaran 2015 Sebesar Rp. 11.135.113.000,- Berdasarkan table 2.2 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015, dapat dilihat bahwa indicator kinerja yang akan dicapai di tahun 2015 berjumlah 20 indikator. Dalam rangka pencapaian sasaran BTKLPP Kelas I Manado, maka disusun strategi sebagai berikut: 1. Memberikan masukan-masukan teknis terhadap penguatan aspek legal mengenai program penyehatan lingkungan. 2. Mengembangkan pengambilan
sosialisasi
keputusan
dan
yang
advokasi
berpihak
program
pada
terhadap
pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan. 3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi, dan inovasi program melalui penyediaan alat laboratorium dan bahan reagennya serta pengembangan Teknologi Tepat Guna sebagai bentuk solusi untuk mengatasi masalah sanitasi khususnya dalam hal penyediaan air bersih. 4. Mengembangkan sumberdaya manusia melalui kegiatan pelatihanpelatihan. 5. Memperkuat jejaring kerja, kemitraan dengan Instansi terkait secara lintas program maupun lintas sektor. 6. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi informasi serta memperkuat jaringan website. 7. Mengoptimalkan sumber daya seperti laboratorium pengujian specimen lingkungan, mengembangkan ruang lingkup akreditasi laboratorium penguji berdasarkan ISO 17025.
13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui sejauh mana realisasi ataucapaian kinerja yang diperoleh oleh BTKLPP Kelas I Manado dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2015. Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi capaian dengan rencana capaian (target) pada setiap indikator. Dengan demikian dapat dinilai kesesuaian antara rencana dan arahan serta target dengan realisasi program/kegiatan. Berdasarkan hasil penilaian ini, selanjutnya akan diperoleh gambaran tingkat pencapaian pada masingmasing indikator. BTKLPP Kelas 1 Manado mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, uji kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan. Pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB di bidang penyakit menular dan kesehatan lingkungan dan kesehatan matra. Dalam penyelenggaraan pokok-pokok kegiatan sebagaimana diuraikan di atas, memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang mencerminkan keluaran (output), yaitu: 1. Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit 2. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra 3. Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria 4. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD 5. Jumlah
Pengamatan
Faktor
Risiko
dan
Sumber
Penular
Leptospirosis di Wilayah Kerja 6. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan 7. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor
14
8. Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB 9. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus 10. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. 11. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu. 12. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum 13. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan 14. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air 15. Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL 16. Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan 17. Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL 18. Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna 19. Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA 20. Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar
Untuk mendukung pencapaian program telah ditetapkan pokok-pokok kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan Surveilans Epidemiologi a. Surveilans Faktor Risiko pada Kondisi Matra b. SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran/Natal/Tahun Baru c. Sistem Kewapadaan Dini KLB d. Fasilitasi Teknis Penguatan Kewapadaan Dini KLB Penyakit
15
e. Penyelidikan
Epidemiologi
KLB/Wabah-Rapid
Health
Assesment/Response. f. Survei Faktor Risiko Kecacingan di Propinsi Sulawesi Utara g. Kajian Faktor Risiko Malaria di Propinsi Sulawesi Utara (Sangihe) h. Efikasi Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Sangihe i.
Monitoring Resistensi Nyamuk Anopheles terhadap Insektisida di Propinsi Maluku Utara
j.
Survei ABJ Propinsi Sulawesi Utara
k. Fasilitasi Tenkis Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang l.
Survei Faktor Risiko Leptospirosis
m. Pengendalian Vektor dan Kajian Faktor Risiko DBD n. Mapping Vektor o. Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti terhadap Insektisida p. Survei Faktor Risiko Kejadian TB q. Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DM r. Fasilitasi Teknis Kegiatan PTM s. Deteksi Alkohol dalam Darah Pengemudi Kendaraan Bermotor t. Mapping Vektor DBD dan Kajian Faktor Resiko DBD
2. Kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan a. Pemantauan Kualitas Udara dan Dampak Kesehatan perubahan iklim b. Pengawasan/Pemetaan FRKL Air PDAM, DAMIU c. Cakupan
Tempat-Tempat
Umum
(Sarana
Pelayaanan
Kesehatan, Pasar, dan Daerah Industri) dalam pengelolaan limbah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan d. Penerapan TTG untuk pengolahan limbah e. Surveilans FRKL Pada Situasi Khusus, Bencana/Pencemaran
16
3. Kegiatan Pengembangan Teknologi Laboratorium a. Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor resiko lingkungannya b. Uji Kendali Mutu dan Kalibrasi
4. Kegiatan Ketatausahaan a. Perencanaan dan Informasi b. Jejaring (desiminasi informasi dan SKD, penanggulangan KLB serta kejadian bencana) c. Pengolahan Keuangan dan BMN d. Kepegawaian dan Umum
BTKLPP Kelas I Manado selaku instansi pemerintah dapat mengukur keberhasilan pencapaian sasaran program/kegiatan yang telah berjalan dengan pelaporan kinerja ini. Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa BTKLPP Kelas I Manado telah memenuhi target yang telah ditetapkan di awal tahun, maka hal ini akan menjadi sumber motivasi tersendiri bagi pimpinan dan seluruh staf untuk terus meningkatkan kinerja. Sementara jika hasil pengukuran masih belum memuaskan karena belum mampu memenuhi target, maka hal ini dapat dijadikan bahan masukan untuk perbaikan di tahun depan. Hal ini juga yang mendasari kebijakan pimpinan BTKLPP Kelas I Manado untuk menentukan program/kegiatan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Manado 2015 – 2019 dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai sasaran BTKLPP Kelas I Manado, maka ditetapkan 20 (Dua Puluh) indikator kinerja. Berdasarkan hasil pengukuran capaian pada setiap indikator, maka dapat dianalisis tingkat kinerja yang telah dicapai. Hasil pengukuran tingkat capaian terhadap dua puluh indikator disajikan pada tabel berikut ini.
17
Table 3.1.Target dan Realisasi Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 No
1.
2.
3
4.
5.
Sasaran Strategis Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra
Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang
Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
Indikator Kinerja Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL
Target
Realisasi
24 Kali
25 Kali
21 Lokasi
22 Lokasi
3 Kajian
3 Kajian
5 Kajian
5 Kajian
1 Kali
1 Kali
1 Kajian
1 Kajian
8 Kali
8 Kali
2 Laporan
2 Laporan
4 Kab/Kota
4 Kab/Kota
5 Kab/Kota
5 Kab/Kota
16 Kab/Kota
16 Kab/Kota
6 Kab/Kota
6 Kab/Kota
3 Kab/Kota
3 Kab/Kota
8 Kab/Kota
8 Kab/Kota
6 Lokasi
6 Lokasi
18
6.
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar
19 Kali
19 Kali
34 Tenaga
34 Tenaga
3 Unit
3 Unit
16 Kali
16 Kali
1 Paket
1 Paket
Analisis capaian kinerja BTKLPP Kelas I Manado dengan indicator kinerja berjumlah 20 indikator, yaitu sebagai berikut: 1. Indikator Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit a. Definisi Operasional Jumlah kegiatan SKD KLB, Fasilitasi Teknis Penguatan Kewaspadaan Dini KLB Penyakit dan Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah-Rapid Health Assesment/Response.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.2. Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Indikator Kinerja Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit
Target 24
Realisasi Jlh % 25
104,2
19
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan jumlah penguatan system kewaspadaan dini KLB penyakit terealisasi 104%. Adapun kegiatan Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit, yaitu: a) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kota Manado. b) Rapid Health Assesment (RHA) - Rapid Respon (RR) Kejadian Gempa Bumi di Kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara. c) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kabupaten Minahasa. d) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Banjir di Kabupaten Minahasa Utara. e) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Banjir di Kota Bitung. f)
Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kabupaten Minahasa Selatan.
g) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Letusan Gunung Api Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara. h) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB Suspek Campak di Kabupaten Minahasa Tenggara. i)
Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kota Bitung.
j)
Melaksanakan
Surveilans
Penyakit
Potensial
KLB
di
Potensial
KLB
di
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. k) Melaksanakan
Surveilans
Penyakit
Kabupaten Minahasa Utara. l)
Penyelidikan Epidemiologi Suspect Campak di Kabupaten Minahasa Selatan.
m) Penyelidikan Epidemiologi Suspect Dermatitis di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. n) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB di Kota Tomohon. o) Melaksanakan SKD KLB di Kabupaten Halmahera Utara.
20
p) Melaksanakan SKD KLB dalam rangka bulan bakti gotong royong masyarakat ke 12 dan hari kesatuan gerak PKK ke – 43 di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 2 kali. q) Melaksanakan Kegiatan SKD Penyakit Potensial KLB di Minahasa Tenggara. r)
Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB dalam Rangka Festival Boalemo sebanyak 2 kali.
s) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Provinsi Gorontalo. t)
Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Bolaang Mongondow.
u) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Kota Tomohon. v) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa Selatan. w) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Penguatan Kewaspadaan Dini Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2015 Kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit merupakan indikator baru pada tahun 2015. Realisasi pelaksanaan kegiatan tercapai 104%. Untuk melihat perbandingan realisasi kinerja kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit tahun 2015 dengan tahun sebelumnya tidak bisa karena adanya perubahan indikator kinerja dimana Tahun 2014 kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit tercantum di dalam indikator Penanggulangan KLB < 24 jam bersama dengan Investigasi dan Penanggulangan KLB sehingga realisasinya telah diakumulasikan ke dalam satu indikator tersebut. Tahun 2015, sesuai dengan pedoman/petujunjuk perencanaan 2015, kegiatan – kegiatan ini telah berbeda output.
21
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama
tim
yang
baik
dalam
pelaksanaan
kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit sebesar 78,07%, maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 52.890.400,- (21,93%). Tabel 3.3. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi jumlah penguatan system kewaspadaan dini KLB penyakit Pagu/Target Pagu INDIKATOR Anggaran Setelah Realisasi % KINERJA Awal Refocusing (Rp) (Rp) (Rp) Jumlah penguatan sistem kewaspadaan 250.000.000,- 241.250.000,- 188.359.600,- 78,07 dini KLB penyakit
22
2. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra a. Definisi Operasional Jumlah Lokasi yang dilaksanakan surveilans faktor risiko pada kesehatan
Matra
dan
SKD
Situasi
Khusus
Arus
Mudik
Lebaran/Natal/Tahun Baru di Wilayah Layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.4. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra
21
22
104,8
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa target 21 lokasi dengan realisasi 22 lokasi, sehingga capaian persentase pengendalian faktor risiko pada kondisi matra terealisasi 104,8%. Indikator kegiatan ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh kegiatan refocusing sehingga terjadi perubahan target dari 26 lokasi menjadi 21 lokasi. Adapun kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra, yaitu: a) Melaksanakan SKD dengan melakukan Pemeriksaan Sanitasi dan Higiene Beberapa TPM Dalam Rangka Kedatangan Duta Besar Amerika Serikat di Kota Manado
23
b) Melaksanakan SKD KLB Situasi Khusus Dalam Rangka Kedatangan Menteri Kesehatan dan Rakerkesda Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado c) Melaksanakan Melakukan Surveilans faktor resiko kesehatan pada kondisis matra bencana letusan Gunung Karangetang d) Melaksanakan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran di Jalur Trans Sulawesi (Kab. Minahasa Selatan, Kab. Bolaang Mongondow dan Kab. Bolaang Mongondow Utara) sebanyak 2 kali e) Melaksanakan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran di Terminal Malalayang di Kota Manado f) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Letusan Gunung Gamalama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara g) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko pada Kondisi Matra Bencana Letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon h) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kondisi Matra dalam Rangka Festival Boalemo i) Melaksanakan
Surveilans
Faktor
Risiko
Kondisi
Matra
Kebakaran Hutan di sekitar Gunung Lokon j) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Matra Kejadian Kabut Asap di Kota Manado sebanyak 2 kali k) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan pada Kondisi Matra dalam Kegiatan Off Road di Kabupaten Minahasa Tenggara l) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara m)Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Jalur Trans Sulawesi (Kabupaten Bolaang Mongondow Utara), Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali
24
n) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Jalur Trans Sulawesi (Kabupaten Minahasa Selatan – Kabupaten Bolaang Mongondow), Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali o) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara 2 kali p) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara q) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Provinsi Gorontalo
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum
ada
perbandingan
realisasi
kinerja
dengan
tahun
sebelumnya. Persentase realisasi indikator ini mencapai 104,8%.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama tim
yang
baik dalam
pelaksanaan
kegiatan/program b)
Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi
25
e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
pengendalian faktor risiko pada kondisi matra berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra sebesar 92,97%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp. 200.000.000,- mengalami refocusing menjadi Rp. 190.100.000,- dengan capaian realisasi keuangan sebesar Rp.176.739.200,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 13.360.800,- (7,02%).
INDIKATOR KINERJA Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra
Tabel 3.5. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra Pagu/Target Pagu Anggaran Setelah Realisasi Awal Refocusing (Rp) (Rp) (Rp) 200.000.000
190.100.000
%
176.739.200 92,97
26
3. Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria a. Definisi Operasional Jumlah Faktor Risiko Malaria, Efikasi Kelambu Berinsektisida dan Monitoring Nyamuk Anopheles terhadap Insektisida.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015
Tabel 3.6.Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit 3 3 100 Malaria Pada tabel 3.6 dapat dilihat capaian realisasi kegiatan ini di tahun 2015 telah sesuai dengan target yaitu 100%. Adapun jenis kegiatan dalam kajian pengendalian penyakit malaria yaitu sebagai berikut: a) Kajian Faktor Risiko Malaria di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara b) Kajian Efikasi Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara c) Monitoring Resistensi Nyamuk Anopheles Terhadap Insektisida di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Kegiatan kajian pengendalian penyakit
malaria merupakan
indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum
ada
perbandingan
realisasi
kinerja
dengan
tahun
sebelumnya.
27
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama
tim
yang
baik
dalam
pelaksanaan
kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kajian pengendalian penyakit malaria berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan nyamuk monitoring
anopheles nyamuk
terhadap anopheles
kelambu terhadap
berinsektisida insektisida
dan serta
pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi anggaran kegiatan kajian pengendalian penyakit malaria sebesar 90,93%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 172.100.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 156.492.950,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 15.607.050,- (9,07%).
28
Table 3.7. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian Pengendalian Penyakit Malaria INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Kajian Pengendalian Penyakit Malaria
200.000.000
172.100.000 156.492.950 90,93
Realisasi (Rp)
%
4. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD a. Definisi Operasional Jumlah Survei ABJ, Pencanangan Bulan Bhakti PSN dan 3M Plus dan Fasilitasi Teknis Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.8. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi 5 5 100 DBD Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan indikator jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD dengan target 5 kajian, capaian realisasi 100 %. Adapun kegiatan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD meliputi kegiatan, sebagai berikut:
29
a. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Minahasa Selatan b. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Gorontalo c. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Bitung d. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Ternate e. Melaksanakan
Fasilitasi
Teknis
Pengendalian
Penyakit
Bersumber Binatang di Kota Kotamobagu
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015
5
4
5
4
5
0 tahun 2014
tahun 2015 target
realisasi
Grafik 3.1. Perbandingan Realisasi Kinerja persentase Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Grafik 3.1 menunjukkan terjadi peningkatan target di tahun 2014 yaitu 4 kajian, sedangkan di tahun 2015 menjadi 5 kajian. Hal ini disebabkan karena wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado merupakan daerah rawan penyakit DBD.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama
tim
yang
baik
dalam
pelaksanaan
kegiatan/program b)
Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
30
c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi
epidemiologi
untuk
melaksanakan
wawancara
dan
pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS. Realisasi anggaran kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD sebesar 85,06%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal Rp. 350.000.000,- setelah refocusing menjadi Rp. 247.005.000,-. Realisasi keuangan sebesar Rp. 210.103.250,maka
terdapat
efisiensi
penggunaan
dana
sebesar
Rp.
36.901.750,- (14,94%).
Table 3.9. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD INDIKATOR KINERJA Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Realisasi (Rp)
%
350.000.000
247.005.000
210.103.250
85,06
31
5. Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja a. Definisi Operasional Jumlah Survei Faktor Risiko Leptospirosis di Kab/Kota Wilayah Kerja.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.10 Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja yang dilaksanakan Indikator Kinerja
Target
Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja
1
Realisasi Jlh % 1
100
Tabel 3.10 menunjukkan indikator jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di wilayah kerja yang menunjukkan target 1 kali dengan capaian realisasi sebesar 100%. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu persiapan dan pelaksanaan pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis yaitu Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di Wilayah Kerja merupakan indikator baru untuk kegiatan BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Capaian realisasi kinerja tahun 2015 sebesar 100%.
32
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama tim
yang
baik dalam
pelaksanaan
kegiatan/program b)
Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di wilayah kerja berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan observasi.
Realisasi
anggaran
kegiatan
sebesar
81,83%,
sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu awal Rp. 87,200,000,-
mengalami
efisiensi
anggaran
menjadi
Rp.
42.040.000,- dengan capaian realisasi keuangan sebesar Rp. 34.401.300,- selisih sebesar Rp. 7.638.700,- (18,17%). Table 3.11. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja
87,200,000
42,040,000
34.401.300
81,83
33
6. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan a. Definisi Operasional Jumlah kajian faktor risiko kecacingan di Kab/Kota wilayah layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.12. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jlh
%
Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan
1
1
100
Berdasarkan table 3.12 kajian faktor risiko kecacingan capaian realisasi kegiatan yaitu 100%. Adapun kegiatan Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan yaitu Survei Faktor Risiko Kecacingan Di Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Kegiatan Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan merupakan indikator baru untuk BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Kegiatan ini terealisasi 100%.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama tim
yang
baik dalam
pelaksanaan
kegiatan/program
34
b)
Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Realisasi fisik Persentase Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana
dengan
Pagu/Target
Anggaran
Awal
sebesar
Rp.
100.000.000,- setelah efisiensi anggaran melalui refocusing Pagu menjadi Rp. 40.300.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 31.899.500,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 8.400.500- (20,84%).
Table 3.13 Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian Faktor Risiko Kecacingan INDIKATOR KINERJA
Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Realisasi (Rp)
%
100,000,000
40,300,000
31,899,500
79,16
35
7. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor a. Definisi Operasional Jumlah pengendalian vector dan kajian faktor risiko DBD, mapping vector dan uji resistensi nyamuk aedes aegypti terhadap insektisida di Kab/Kota Wilayah Layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.14. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor Indikator Kinerja
Target
Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor
8
Realisasi Jlh % 8
100
Berdasarkan tabel 3.14 menunjukkan Pelaksanaan Kegiatan surveilans/pengendalian vektor dengan target 8 kali. Capaian realisasi kegiatan adalah sebesar 100%. Adapun cakupan kegiatan surveilans/pengendalian vektor, yaitu: a) Pengendalian vektor (fogging focus) sebanyak 5 lokasi di kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara b) Persiapan dan pelaksanaan Survei Faktor Risiko DBD di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara c) Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo d) Mapping Vektor di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
36
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Tahun 2014
Tahun 2015
Target
8
8
Realisasi
8
8
Grafik 3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Program Surveilans/Pengendalian Vektor di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan grafik 3.2. menunjukkan perbandingan target dan
realisasi
kegiatan
untuk
indikator
Surveilans/
Pengendalian Vektor dengan capaian kinerja tahun 2014 dan tahun 2015 yang sama yaitu sebesar 8 kali atau 100%. Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor diantaranya Pengendalian vektor (fogging focus), Survei Faktor Risiko DBD, Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida pada tahun 2014 masuk dalam indikator Mapping Vektor DBD dan Kajian Faktor Risiko DBD. Sedangkan kegiatan Mapping Vektor merupakan kegiatan baru yang dilakukan oleh BTKLPP Kelas I Manado di tahun 2015.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama tim
yang
baik dalam
pelaksanaan
kegiatan/program
37
b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi
epidemiologi
untuk
melaksanakan
wawancara
dan
pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Kemudian realisasi anggaran indikator Persentase Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor sebesar 85,91%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 248.160.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 213.195.450,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar
Rp. 34.964.550,-
(14,09%).
Table 3.15. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor
INDIKATOR KINERJA Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/ Pengendalian Vektor
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Realisasi (Rp)
%
350.000.000
248.160.000
213.195.450
85,91
38
8. Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB a. Definisi Operasional Jumlah laporan berdasarkan faktor risiko kejadian TB di Kab/Kota wilayah layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015
Tabel 3.16. Persentase Laporan Pengendalian Kasus TB Realisasi Indikator Kinerja
Target
Laporan Pengendalian Kasus TB
2
Jlh
%
2
100
Tabel 3.16 menunjukkan target dan realisasi dari indikator jumlah laporan pengendalian kasus TB Tahun 2015, target sebanyak 2 laporan. Capaian realisasi adalah 100%. Adapun kegiatan Laporan Pengendalian Kasus TB, yaitu: Persiapan dan pelaksanaan Survei Faktor Risiko Kejadian TB di 2 lokasi yaitu Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 Indikator jumlah laporan pengendalian kasus TB merupakan indikator baru untuk BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga
perbandingan
realisasi
kinerja
dengan
tahun
sebelumnya belum ada. Kegiatan ini terealisasi 100%. Hal ini karena sarana dan prasarana yang pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang terakreditasi adanya beberapa peningkatan secara kualitas sumber daya manusia serta jejaring dan kerjasama dengan lintas sektor dan lintas
39
program terkait semakin baik walaupun kegiatan kajian ini baru ada di tahun 2015.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kegiatan Laporan Pengendalian Kasus TB berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana laboratorium untuk pemeriksaan bakteriologi serta analisis data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran untuk indikator Laporan Pengendalian Kasus TB sebesar 91,41%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp. 130.300.000,- setelah efisiensi anggaran (refocusing) nilai pagu menjadi Rp. 87.425.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 79.912.300,- sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 7.512.700,- (8,59%).
40
Table 3.17. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB
130.300.000
87.425.000
Realisasi (Rp)
%
79.912.300 91,41
9. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus. a. Definisi Operasional Jumlah Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DM serta Fasilitasi Teknis Kegiatan PTM di Wilayah Layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.18. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus Indikator Kinerja
Target
Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus
4
Realisasi Jlh % 4
100
Tabel 3.18 menunjukkan pelaksanaan kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat Khusus dengan target 4 kab/kota. Capaian realisasi adalah 100%.
41
Adapun kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus, yaitu: a) Pemeriksaan Faktor Risiko PJPD dan DM untuk pegawai BTKLPP Kelas I Manado untuk Posbindu Rutin BTKLPP Kelas I Manado di Kota Manado b) Persiapan Screening Faktor Risiko PJPD dan DM Pada Populasi Berisiko di Kabupaten Halmahera Utara. c) Screening Faktor Risiko PJPD dan DM Pada Populasi Berisiko di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. d) Persiapan deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur e) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Halmahera Utara f) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada populasi berisiko di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur g) Persiapan deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara h) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara i) Fasilitasi Teknis Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kota Bitung
42
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 6 6 6
4
5
4
4
Target
3
Realisasi
2
Realisasi
1
Target
0 2014
2015 Tahun
Grafik 3.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015 Grafik 3.3. menunjukkan terjadi penurunan target di tahun 2014 yaitu 6 Kab/Kota sedangkan di tahun 2015 target menjadi 4 Kab/Kota. Hal ini disebabkan karena terjadinya efisiensi anggaran (refocusing) di tahun 2015.Capaian kegiatan ini yaitu 100%.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya
kerjasama tim
yang
baik dalam
pelaksanaan
kegiatan/program b) Telah meningkatnya program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular terutama melalui kegiatan Posbindu PTM. c) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan d) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas
43
e) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi f)
Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi
epidemiologi
untuk
melaksanakan
wawancara
dan
pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Realisasi anggaran kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus sebesar 97,42%,
sementara
penggunaan
sumber
dana
dengan
Pagu/Target Awal yaitu Rp. 207.350.000,- setelah terjadi efisiensi anggaran (refocusing) menjadi Rp. 200.120.000,- dengan realisasi keuangan akhir tahun anggaran sebesar Rp. 194.950.700,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 5.169.300,(2,58%). Table 3.19. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus INDIKATOR KINERJA Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Realisasi (Rp)
%
207.350.000,-
200.120.000,-
194.950.700
97,42
44
10. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota a. Definisi Operasional Jumlah
kegiatan
Deteksi
Alkohol
dalam
darah
Pengemudi
Kendaraan Bermotor di Kab/Kota Wilayah Layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.20. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota Indikator Kinerja
Target
Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota
5
Realisasi Jlh % 5
100
Berdasarkan tabel 3.20 menunjukkan target dan realisasi untuk indikator jumlah pengendalian kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota, target di tahun 2015 yaitu 5 kab/kota. Capaian realisasi di akhir tahun anggaran 2015 adalah sebesar 100%. Adapun Kegiatan Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota yaitu: a) Persiapan Deteksi Alkohol di Propinsi Gorontalo b) Persiapan Deteksi Alkohol di Kabupaten Minahasa c) Persiapan Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa Selatan d) Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa e) Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa Selatan dalam Rangka Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran
45
f) Melaksanakan Deteksi Alkohol Dalam Darah Pengemudi Kendaraan Pada Kegiatan Off Road di Kabupaten Minahasa Tenggara g) Deteksi Alkohol Dalam Rangka Situs Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kabupaten Minahasa Selatan h) Deteksi Alkohol Dalam Rangka Situs Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Tomohon
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015 12 10
5
Tahun 2014
5
Tahun 2015 Target
Realisasi
Grafik 3.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015 Grafik 3.4 menunjukkan terjadi penurunan target kegiatan di tahun 2014 yaitu 10 Kab/Kota, sedangkan di tahun 2015 target kegiatan menjadi 5 Kab/Kota. Hal ini disebabkan karena terjadinya efisiensi anggaran (refocusing) di tahun 2015.
46
3) Analisis Penyebab Keberhasilan Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain: a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas d) Adanya dukungan Memorendum Of Understanding dengan pihak Ditlantas dalam upaya penertiban keselamatan berlalu lintas tanpa alkohol termasuk dukungan gerakan “Brenti Bagate” yang dicanangkan oleh Ditlantas secara khusus di Provinsi Sulawesi Utara e) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi f)
Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi serta dukungan kerjasama dengan Direktorat Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan serta Dinas Kesehatan Kab/Kota di wilayah layanan serta dukungan sarana/alat pemeriksaan dan pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Realisasi anggaran kegiatan Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota sebesar 93,32%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp. 72.650.000,- setelah mengalami refocusing, pagu anggaran menjadi Rp. 66.800.000,- realisasi
47
keuangan sebesar Rp. 62.337.400,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 4.462.600- (6,68%)
Table 3.21. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota INDIKATOR KINERJA Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota
11. Jumlah
Pagu/Target Anggaran Awal (Rp)
Pagu Setelah Refocusing (Rp)
Realisasi (Rp)
%
72.650.000,-
66.800.000,-
62.337.400
93,32
Kab/Kota
pelaksanaan
surveilans/Kajian
Faktor
Risiko
Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu. a. Definisi Operasional Jumlah pelaksanaan surveilans/kajian faktor risiko kesehatan lingkungan
dan
buffer
khusus/bencana/pencemaran
serta
stock
pada
penyelenggaraan
situasi haji
di
Kab/Kota.
b. Rumus/Cara menghitung Cara perhitungan menggunakan rumus:
Jumlah Pencapaian/Realisasi Pelaksanaan Kegiatan X100% Target 2015
48
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.22. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jumlah Kab/Kota pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan
16
Jlh
%
16
100
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukkan Jumlah Kab/Kota pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan terealisasi 100%. Adapun kegiatan surveilans factor risiko kesehatan lingkungan dalam rangka penyehatan kawasan yaitu melakukan penilaian kualitas lingkungan dan survey/pengambilan sampel, yaitu: a) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan akibat banjir di Kec. Likupang Kab. Minahasa Utara tahun 2015 b) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan akibat banjir di Kota Bitung tahun 2015 c) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan Bencana Letusan Gunung Soputan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2015 d) SKD/Deteksi Dini KLB dalam rangka Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ke 12 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 Tingkat Nasional Tahun 2015 e) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan Bencana Letusan Gunung Karangetang Sitaro tahun 2015 f)
Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan pasca banjir Kab. Minahasa Tenggara tahun 2015
49
g) SKD KLB pada situasi khusus Mudik Lebaran di wilayah layanan tahun 2015 h) Rapid Health Assesment (RHA) dan Rapid Response Penanggulangan Masalah Kesehatan Letusan Gunung Gamalama kota Ternate Prov. Maluku Utara tahun 2015 i)
SKD KLB pada situasi khusus Festival Boalemo Kab. Boalemo Prov. Gorontalo tahun 2015
j)
SKD KLB pada situasi khusus Natal dan Tahun Baru di wilayah layanan tahun 2015
k) Surveilans FRKL pada Penyelenggaraan Haji di Embarkasi Haji target 3 kab/kota dengan realisasi 3 kab/kota (100%) yang berarti bahwa capaian target pada tahun 2015 sesuai dengan target. l)
Pendampingan Program Kab/Kota Sehat target 3 kab/kota dengan realisasi 3 kab/kota (100%) yang berarti bahwa capaian target pada tahun 2015 sesuai dengan target.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015 18
16
16 14 11
12 10 8 6
4
5
6
4 2 0 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.5. Perbandingan Realisasi Kinerja Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam Rangka Penyehatan Kawasan Dari grafik 3.5 dapat dilihat realisasi kegiatan ini berfluktuasi dari tahun ketahun. Walaupun capaian realisasi kegiatan dari tahun 50
ketahun mencapai 100%. Capaian kinerja di tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi peningkatan kajian yang signifikan yaitu dari 6 Kab/Kota di tahun 2013 dan 11 Kab/Kota di tahun 2014. Hal ini disebabkan kegiatan kedaruratan kesehatan lingkungan pada prinsipnya tidak dapat diperkirakan kejadiannya seperti letusan gunung berapi, bencana banjir, tanah longsor, dan lainlain
sehingga
terdapat
kejadian
bencana
yang
sudah
diperkirakan akan terjadi melihat kondisi dari tahun sebelumnya tetapi tidak terjadi dan juga adanya efisiensi anggaran. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kajian dari 11 kajian di tahun 2014 menjadi 16 Kab/Kota surveilans/kajian. Hal ini disebabkan adanya penambahan kegiatan yaitu surveilans faktor risiko kesehatan lingkungan penyelenggaraan haji di embarkasi haji dan pendampingan program kota sehat.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a. Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan antara lain: i.
Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun.
ii.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun.
iii.
Metode kegiatan yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. iv.
Adanya dukungan Laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas air minum.
b. Masalah/Kendala dan upaya Kegiatan
kedaruratan
kesehatan
lingkungan
pada
prinsipnya tidak dapat diperkirakan kejadiannya seperti letusan gunung berapi, bencana banjir, tanah longsor, dan
51
lain-lain sehingga terdapat kejadian bencana yang sudah diperkirakan akan terjadi melihat kondisi dari tahun sebelumnya tetapi tidak terjadi atau bahkan meelebihi dari yang telah direncanakan.
c. Usul Pemecahan Masalah Perlunya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
Surveilans FRKL dalam rangka penyehatan kawasan berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan kedaruratan kesehatan lingkungan yang
meliputi
respon
cepat
penanggulangan
masalah
kesehatan pada kondisi matra bencana, situasi khusus, dan kejadian pencemaran yang berimplikasi luas di kalangan masyarakat. Kemudian realisasi fisik kegiatan Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp.406,994,000,- realisasi keuangan sebesar Rp.344,050,850,maka
terdapat
selisih
penggunaan
dana
sebesar
Rp.
62,943,150,- (15,47%).
Table 3.23. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan dalam rangka penyehatan kawasan
406,994,000
344,050,850
84,53
52
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Adanya peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas. b) Peningkatan jejaring dan kemitraan antara lintas program dan lintas sector melalui pertemuan jejaring maupun fasilitasi teknis kegiatan. c) Penyebarluasan dan sharing informasi serta penggalangan komitmen terhadap stakeholder terkait kegiatan melalui desiminasi informasi. d) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat/responden.
12. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum a. Definisi Operasional Jumlah Kabupaten/Kota yang layak untuk dikunjungi oleh masyarakat dan pengelolaan limbah pada tempat tersebut telah memenuhi standar/syarat kesehatan sesuai dengan peraturan yang telah berlaku dengan melakukan penilaian kualitas lingkungan dan survey/pengambilan sampel kualitas lingkungan baik dilihat dari Mikrobiologis, Fisika dan Kimia pada tempat-tempat umum.
b. Rumus/Cara menghitung RealisasiKegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.24. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada TempatTempat Umum Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum
6
Jlh
%
6
100
53
Kegiatan yang dilaksanakan dalam Cakupan Tempat-Tempat Umum (Sarana Pelayanan Kesehatan dan Pasar) dalam pengelolaan limbah yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu sebagai berikut: a) Melaksanakan penilaian surveilans FRKL pasar sehat di Kota Kotamobagu (Pasar Serasi). b) Melaksanakan penilaian surveilans FRKL pasar sehat di Kab. Gorontalo (Pasar Shopping). c) Melaksanakan penilaian surveilans FRKL pasar sehat di Kab. Halmahera Selatan (Pasar Buana Seki). d) Melaksanakan penilaian kualitas lingkungan kegiatan surveilans FRKL Rumah Sakit Liun Kendage di Kab. Sangihe e) Melaksanakan penilaian kualitas lingkungan kegiatan surveilans FRKL Rumah Sakit Islam dan Rumah Sakit M. M. Dunda di Kab. Gorontalo. f)
Melaksanakan penilaian kualitas lingkungan kegiatan surveilans FRKL Rumah Sakit dr. C. Hasan Boesiroe di Kota Ternate
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015 7 6
6
6 5 4 4 3 3 2 1 0 0 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.6 Perbandingan Realisasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada TempatTempat Umum
54
Dari Grafik 3.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 kegiatan surveilans atau kajian factor risiko kesehatan lingkungan pada tempat tempat-tempat umum tidak ada kegiatan yang mendukung
indicator
tersebut.
Hal
ini
dikarenakan
keterbatasan anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sehingga belum termasuk dalam skala prioritas. Anggaran untuk kegiatan ini baru dapat disediakan pada tahun 2012 sampai 2015 dengan realisasi masing-masing 100 % pada setiap tahunnya meskipun dengan jumlah kajian yang berbedabeda karena disesuaikan dengan kondisi anggaran pada saat itu. Khususnya tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah kab/kota dari 3 kajian di tahun 2013 menjadi 4 kajian di tahun 2014. Kemudian pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah kab/kota menjadi 6 Kab/Kota. Di BTKLPP Kelas I Manado kegiatan ini mencakup : a) Kajian FRKL Pasar Sehat b) Kajian FRKL Rumah sakit
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i.
Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun
ii.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun
iii.
Adanya dukungan laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas lingkungan.
b) Masalah yang dihadapi i.
Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal
ii.
Ketersediaan data pendukung kegiatan yang masih minim di Kab/Kota
55
c) Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan jejaring kemitraan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan Cakupan
sumber
daya
Tempat-Tempat
dalam Umum
menunjang (Sarana
program Pelayanan
Kesehatan dan Pasar) berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu serta pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan Tempat-Tempat Umum serta pengolahan data dengan aplikasi SPSS dan metode GIS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi fisik kegiatan Tempat-Tempat Umum sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 165,098,000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 153,195,000,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 11,903,000,- (7,21%) Table 3.25. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada TempatTempat Umum INDIKATOR KINERJA Pelaksanaan surveilans/kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
165,098,000
153,195,000
92,79
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat
56
c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
13. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan a. Definisi Operasional Jumlah Pelaksanaan Surveilans/kajian FRKL di Restoran/Rumah Makan dan Jasaboga yang memenuhi standar secara fisik dan laboratorium di Kab/Kota.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.26. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian pada Tempat Pengolahan Makanan Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian pada Tempat Pengolahan Makanan
3
Kegiatan
yang
dilaksanakan
dalam
Jlh
%
3
100
pelaksanaan
surveilans/kajian pada tempat pengolahan makanan, yaitu sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan Surveilans FRKL Jasaboga di Kab. Bolaang Mongondow Utara b) Melaksanakan kegiatan Surveilans FRKL Jasaboga di Kota Gorontalo c) Melaksanakan kegiatan Surveilans FRKL Jasaboga di Kota Manado
57
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015 Pelaksanaan Surveilans pada Tempat Pengolahan Makanan merupakan program yang baru dilaksanakan pada tahun 2015. Capaian kegiatan ini sebesar 100%.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a)
Keberhasilan i.
Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun
ii.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun
iii.
Adanya dukungan laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas lingkungan.
b)
Masalah yang dihadapi i.
Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal
ii.
Ketersediaan data pendukung kegiatan yang masih minim di Kab/Kota
c)
Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan jejaring kemitraan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
pemantauan tempat pengolahan makanan berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu
58
serta
pemanfaatan
sumber
daya
pemantauan
tempat
pengolahan makanan. Kemudian realisasi fisik kegiatan pelaksanaan sebesar 100%, dengan penggunaan sumber dana
dengan
Pagu/Target
Rp.315,248,000,-
realisasi
keuangan sebesar Rp.300,995,000,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 14,253,000,- (4,53%).
Table 3.27. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kajian/Surveilans Pemantauan Tempat Pengolahan Makanan INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Pelaksanaan Pelaksanaan Kajian/Surveilans Pemantauan Tempat Pengolahan Makanan
315,248,000
300,995,000
95,47
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
14. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian
Faktor Risiko
Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air. a. Definisi Operasional Jumlah tempat diadakannya Surveilans/kajian tentang kualitas air melalui kegiatan surveilans factor risiko kesehatan lingkungan dan pemeriksaan kualitas air melalui survey dan penilaian kualitas lingkungan di Kab/Kota wilayah layanan.
59
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.28. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam rangka pengawasan kualitas air Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air
8
Jlh
%
8
100
Pelaksanaan surveilans faktor risiko lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air dilaksanakan sebanyak 8 Kab/Kota, yaitu: a) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman di Kab. Bolmong b) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman di Kab. Bone Bolango c) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman di Kota Tidore Kepulauan d) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL DAMIU di Kota Ternate e) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL DAMIU di Kab. Boalemo f)
Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL DAMIU di Kab. Bolmong
g) Melaksanakan Surveilans/Kajian Pemetaan FRKL Air Bersih di Kab. Minahasa Tenggara h) Melaksanakan Surveilans/Kajian Pemetaan FRKL Air Bersih di Kab. Halmahera Timur
60
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015
14 12 12 10 8
8
8 6 6 4
3
2 0 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.7. Perbandingan Realisasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian dalam rangka pengawasan kualitas air Kegiatan ini sangat strategis karena termasuk salah satu program MDGs yaitu peningkatan akses masyarakat terhadap air minum yang cukup dan berkualitas. Ruang lingkup pengawasan kualitas air yang dilaksanakan oleh BTKLPP Kelas I Manado adalah Air Bersih, PDAM, dan Depot Air Minum Isi ulang. Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa realisasi kegiatan surveilans kajian factor risiko kesehatan lingkungan dalam rangka pengawasan kualitas air periode 2011-2014 mengalami kenaikan persentase, dan pada tahun 2015 sebanyak 8 lokasi.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i.
Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun.
61
ii.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun.
iii.
Metode kegiatan yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. iv.
Adanya dukungan Laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas air minum.
b) Masalah yang dihadapi. i.
Jangkauan wilayah yang sangat luas.
ii.
Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal.
iii.
Ketersediaan data pendukung kualitas air tingkat kabupaten/kota belum akurat.
c) Usul Pemecahan Masalah i.
Manajemen perencanaan kegiatan dan anggaran dengan baik.
ii.
Optimalisasi tenaga yang ada didukung dengan komunikasi serta koordinasi dengan lintas program maupun
lintas
sektor
yang
baik
serta
berkesinambungan. iii.
Peningkatan kualitas kerjasama tim lapangan.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
Surveilans/Kajian FRKL dalam rangka pengawasan kualitas air berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan wawancara dan pengambilan sampel berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu serta pemanfaatan sumber daya pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan pemantauan kualitas udara berupa
62
HS, pH meter, thermometer, DHL meter dan spektro fotometer serta pengolahan data dengan aplikasi SPSS dan metode GIS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi fisik kegiatan surveilans dalam rangka pengawasan kualitas air sebesar 100%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 377,800,000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 332,101,175,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 45,698,825,- (12,1%).
Table 3.29. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kajian/Surveilans Faktor Risiko Lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air INDIKATOR KINERJA Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Kajian/Surveilans Faktor Risiko lingkungan dalam rangka Pengawasan Kualitas Air
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
377,800,000
332,101,175
87,9
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
15. Jumlah Lokasi pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL a. Definisi Operasional Jumlah lokasi pengukuran kualitas udara ambient/emisi dan pada penilaian kualitas lingkungan serta pengambilan sampel di lingkungan limbah industri.
63
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.30. Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Realisasi Indikator Kinerja Jumlah Lokasi pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL
Target 6
Jlh
%
6
100
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan kajian ADKL/ARKL, yaitu sebagai berikut: a) Melaksanakan kajian ARKL Udara Ambient di Kota Kotamobagu b) Melaksanakan kajian ARKL Udara Ambient di Kota Ternate c) Melaksanakan kajian ARKL Udara Ambient di Kota Gorontalo d) Melaksanakan kajian ADKL pada Kawasan Industri di PT. Nusa Halmahera Minerals e) Melaksanakan kajian ADKL pada Kawasan Industri di Kota Bitung.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015 Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tidak ada pelaksanaan untuk kajian ADKL/ARKL karena masih terpisah ke dalam kegiatan-kegiatan yang lain. Untuk pengukuran kualitas udara masih termasuk dalam pemantauan kualitas udara dan dampak kesehatan perubahan iklim dan untuk daerah industri tergabung dalam penyehatan tempat-tempat umum. Pada tahun 2015, dua kegiatan itu digabung dalam pelaksanaan kajian ADKL/ARKL dan berjumlah 6 lokasi.
64
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i.
Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun
ii.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun
iii.
Adanya dukungan laboratorium terakreditasi dalam pemeriksaan hasil uji kualitas lingkungan.
b) Masalah yang dihadapi i.
Keterkaitan program lintas sektor belum berjalan secara optimal
ii.
Ketersediaan data pendukung kegiatan yang masih minim di Kab/Kota
c) Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan jejaring kemitraan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
pelaksanaan kajian ADKL/ARKL berupa sumber daya manusia yaitu
melibatkan
melaksanakan
staf
fungsional
wawancara
dan
seksi
ADKL
pengambilan
untuk sampel
berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan baku mutu serta pemanfaatan sumber daya. Kemudian realisasi fisik kegiatan pelaksanaan kajian ADKL/ARKL sebesar 100%, dengan penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 192,395,000,- realisasi keuangan sebesar Rp.161,806,500,maka terdapat selisih
penggunaan dana
sebesar Rp.
30,588,500,- (13,9%)
65
Table 3.31. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
192,395,000
161,806,500
84,10
Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a. Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b. Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c. Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
16. Jumlah advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan a. Definisi Operasional Jumlah advokasi/jejaring yang dilaksanakan oleh BTKPP Kelas I Manado kepada Stakeholder terkait pada kegiatan surveilans factor risiko kesehatan lingkungan dalam rangka penguatan jejaring dan sinkronisasi serta integrasi program surveilans factor risiko lingkungan di daerah Wilayah Layanan.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
66
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.32. Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jumlah advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
19
Jlh
%
19
100
Advokasi atau jejaring kemitraan yang dilaksanakan pada tiaptiap lokasi yang akan dilaksakan kegiatan surveilans faktor risiko lingkungan sebagai bentuk penguatan jejaring dan sinkronisasi serta integrasi program di bidang penyehatan lingkungan, yaitu: a) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air PDAM daerah Pemukiman b) Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL air Depot Air Miunm Melaksanakan Pemetaan FRKL air bersih c) Melaksanakan Pemantauan Tempat Pengolahan Makanan d) Melaksanakan Surveilans FRKL Pasar Sehat e) Melaksanakan Surveilans/Kajian
FRKL
pada sarana
fasilitas pelayanan kesehatan f)
Melaksanakan Surveilans/Kajian FRKL pada kawasan industry
g) Pendampingan program kab/kota sehat
67
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015
19
20
15
10 4
5 0
Jumlah Advokasi
4
0
0 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.8. Perbandingan Realisasi advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Kegiatan ini sangat strategis karena berhasil tidaknya program tergantung dari penyampaian informasi dan kerja sama antara BTKLPP Kelas I Manado dengan Lintas Sektor dan Lintas Program terkait dimana tindak lanjut hasil rekomendasi kegiatan BTKL Manado dilaksanakan oleh Stakeholder terkait di daerah. Pada grafik 3.8 dapat dilihat bahwa realisasi jumlah advokasi atau
jejaring
kemitraan
surveilans
FRKL
mengalami
peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah anggaran dari tahun sebelumnya.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i.
Peningkatan SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari tahun ketahun.
68
ii.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun.
b) Masalah yang dihadapi. i.
Advokasi kegiatan masih belum berjalan secara optimal khususnya tingkat Pemerintah daerah.
ii.
Terdapat tumpang tindih tugas dan tanggung jawab serta wewenang di daerah
iii.
Masih adanya egosentris antara lintas sektor dan lintas porgram syang mengakibatkan macetnya rencana tindak lanjut kegiatan
c) Usul Pemecahan Masalah i.
Manajemen perencanaan kegiatan dan anggaran dengan baik.
ii.
Optimalisasi
advokasi
ke
stakeholder
terkait
khususnya ke Kepala Daerah setempat untuk mendukung kegiatan Surveilans actor risiko kesehatn lingkungan. iii.
Peningkatan kualitas kerjasama tim di lapangan baik antara BTKLPP Kelas I Manado dengan Lintas Sektor maupun lintas program terkait
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang advokasi atau peningkatan jejaring kemitraan berupa sumber daya manusia bukan hanya pejabat structural melainkan juga melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk melaksanakan advokasi dan penguatan jejaring di daerah maupun di Pusatsehingga bias berjalan lebih efektif dan efisien. Realisasi fisik kegiatan advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan sebesar
69
100%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 108.624,000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 101.596.300,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 7.027.700,- (6,5%).
Table 3.33. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan INDIKATOR KINERJA
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Jumlah advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
108.624.000
101.596.300
93,5
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Peningkatan Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang optimal b) Dukungan dan partisipasi aktif dari Pemerintah Pusat Maupun Daerah c) Dukungan anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun
17. Jumlah Tenaga Teknis terlatih Bidang ADKL a. Definisi Operasional Jumlah tenaga teknis yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi Sumber daya manusia di BTKLPP Kelas I Manado.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
70
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.34. Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Realisasi Indikator Kinerja
Target
Jumlah Tenaga Teknis terlatih Bidang ADKL
34
Jlh
%
34
100
Peningkatan kapasitas dan kompetensi Sumber daya manusia dilaksanakan dengan mengikutkan staf teknis pada kegiatan diklat teknis di bidang penyehatan lingkungan, yaitu: a) Pelatihan validasi metode analisis mikrobiologi b) Pelatihan
estimasi
ketidak
pastian
pengukuran
laboratorium c) Ketertelusuran dan validasi metode analisis kimia d) Training alat dan sampling total partikel isokinetik Disamping diklat yang diikuti oleh staf teknis, BTKLPP Kelas I Manado juga memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Pada Tahun 2015 dilaksanakan pelatihan inspektur Higiene Sanitasi Pangan untuk petugas Kab/kota di wilayah Layanan BTKLPP Kelas I Manado.
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015 34
35 30 25 20
Jumlah Pelatihan 15 10 5
0
0
2
3
0 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.9. Perbandingan Realisasi Jumlah tenaga teknis terlatih bidang ADKL
71
Pada grafik 3.9 dapat dilihat bahwa realisasi jumlah tenaga teknis terlatih bidang ADKL mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah anggaran dari tahun sebelumnya.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan yaitu dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun. b) Masalah
yang
dihadapi
yaitu
kurangnya
informasi
pelaksanaan pelatihan teknis di bidang ADKL c) Usul Pemecahan Masalah i.
Manajemen perencanaan dan anggaran dengan baik.
ii.
Penguatan jejaring dengan lembaga-lembaga diklat
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Realisasi fisik kegiatan tenaga teknis terlatih bidang ADKL sebesar 100%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 150.270.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 77.308.977,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 72.961.023,- (48,6%).
Table 3.35. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan tenaga teknis terlatih bidang ADKL INDIKATOR KINERJA Jumlah tenaga teknis terlatih bidang ADKL
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
150.270.000
77.308.977
51,4
Disamping itu pelatihan inspektur hygiene sanitasi pangan untuk petugas Kab/Kota yang dilaksanakan oleh BTKLPP Kelas I Manado sesuai target 30 petugas Kab/Kota dengan anggaran dari target Rp. 127.951.000,- dan realisasi Rp.
72
123.327.076.-, maka terdapat selisih efisiensi sebesar Rp. 4.623.924,-.
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Peningkatan Kerja sama dengan Lembaga- Lembaga Diklat b) Sharing informasi pelatihan baik dari Pusat maupun lembaga-lembaga swasta di Daerah
18. Jumlah design/model Teknologi Tepat Guna a. Definisi Operasional Jumlah design/model TTG yang dihasilkan dan diterapkan pada masyarakat yang terdiri dari: 1) TTG penyediaan air minum 2) TTG peningkatan kualitas sarana air minum 3) TTG penyehatan pemukiman.
b. Rumus/Cara menghitung RealisasiKegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.36. Jumlah design/model Teknologi Tepat Guna Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah design/model Teknologi Tepat Guna
3
3
100
Adapun kegiatan penerapan design/model Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah sebagai berikut: a) Penerapan TTG penyediaan air minum (sarana mobile pengolahan air langsung minum) sebanyak 1 buah di Kota Bitung. 73
b) Penerapan TTG peningkatan kualitas sarana air minum (KIT Pengolahan Air Sumur Gali) sebanyak 1 buah di Kab. Minahasa Utara c) Penerapan TTG penyehatan pemukiman (IPAL Rumah Tangga Biopori) sebanyak 10 unit di Kab. Bolaang Mongondow Timur
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2011-2015 6 5
5
4 3
3
2 1
2
Jumlah
2
1
0 2011
2012
2013
2014
2015
Grafik 3.10. Perbandingan Realisasi Jumlah Design/Model Teknologi Tepat Guna
Teknologi Tepat Guna adalah adalah sebuah desain/model teknologi yang peruntukkan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan lingkungan yang diperoleh berdasarkan hasil kajian. Dari grafik 3.10 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan design dari 2 design menjadi 5 design pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 menjadi 3 design dengan jumlah 12 unit.
74
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan i.
Dukungan anggaran yang memadai dari tahun ketahun
ii.
Diperolehnya data yang akurat berdasarkan kajian yang telah dilakukan
iii.
Sarana
dan
prasarana
Laboratorium
yang
mendukung hasil uji fungsi Teknologi Tepat Guna
b) Masalah yang dihadapi i.
Minimnya data pendukung kegiatan yang diperoleh
ii.
Kurang optimalnya koodinasi program kegiatan
c) Usul Pemecahan Masalah Perlunya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program kegiatan pada lintas sector dan lintas program secara optimal dan terarah.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan
sumber
daya
dalam
menunjang
program
Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk Pengolahan Limbah berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi ADKL untuk membuat design dan model teknologi tepat guna. Kemudian realisasi fisik kegiatan Teknologi Tepat Guna (TTG) sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp.119,806,000,- realisasi keuangan sebesar Rp.104,412,600,- maka terdapat selisih penggunaan dana sebesar Rp. 15,393,000,- (12,85%).
75
Table 3.37. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Design/Model Teknologi Tepat Guna INDIKATOR KINERJA Design/Model Teknologi Tepat Guna (TTG)
Pagu/Target Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Rp. 119,806,000
Rp. 104,412,600
87,15
5) Analisis Program yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan a) Kerja sama dengan lintas sector dan lintas program yang cukup baik b) Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat c) Hasil-hasil kajian factor risiko kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
19. Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan hasil minimal AA a. Definisi Operasional Jumlah Dukungan Manajemen yang Mendukung Perolehan SAKIP BTKLPP Kelas I Manado.
b. Rumus/Cara menghitung Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015
76
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.38.Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP
16
16
100
Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP yaitu: a) Dokumen Perencanaan dan Anggaran yaitu Dokumen RKA-KL. b) Dokumen Data dan Informasi yang terdiri dari laporan sosialisasi program, laporan pameran pembangunan dan bulletin/media masa/profil. c) Dokumen Evaluasi dan Pelaporan, yaitu laporan tahunan. d) Laporan Keuangan yang terdiri dari laporan bulanan (hasil rekon), laporan semesteran (satker dan wilayah) dan laporan tahunan (satker dan wilayah). e) Target dan Pagu PNBP yaitu laporan realisasi PNBP tahunan. f)
Laporan asset negara (BMN) yaitu laporan BMN tahunan.
g) Layanan
administrasi
pegawai
yaitu
dokumen
perencanaan/evaluasi dan penataan administrasi pegawai. h) Akuntabilitas Kinerja Pemerintah yaitu laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LAKIP) i)
Layanan perkantoran yang terdiri dari kegiatan layanan pembayaran gaji dan tunjangan.
77
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014-2015 Kegiatan dukungan manajemen pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang mendukung perolehan SAKIP merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum ada perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya. Persentase realisasi indikator ini mencapai 100%.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan/peningkatan i.
Sumber
daya
manusia
yang
terus
menerus
ditingkatkan baik dari segi kuantitas (tahun 2015 BTKLPP
Kelas
I
Manado
menerima
pegawai
sebanyak 13 orang) maupun kualitas (pendidikan dan pelatihan). ii.
Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program.
b) Masalah/kendala Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, yaitu: i.
Secara beban kerja masih ada beberapa tugas yang dirangkap oleh satu orang, sehingga berdampak pada kualitas kerja pada tugas tersebut.
c) Alternatif Solusi Berdasarkan masalah/kendala yang dihadapi, maka solusi yang diambil yaitu peningkatan kuantitas pegawai baik tenaga teknis maupun non teknis sesuai dengan analisis beban kerja.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf di setiap
78
seksi dan subbag TU untuk melaksanakan kegiatan yang ada. Kemudian realisasi fisik kegiatan Perencanaan dan anggaran yang
ditingkatkan
penggunaan
sebesar
sumber
5.473.465.000,-
dana
realisasi
100%
sementara
dengan
efisiensi
Pagu/Target
keuangan
sebesar
Rp. Rp.
4.882.688.217,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 590.776.783,- (10,79%).
Table 3.39. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kegiatan dukungan manajemen pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang mendukung perolehan SAKIP Pagu/Target
INDIKATOR KINERJA Kegiatan dukungan manajemen pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang mendukung perolehan SAKIP
Anggaran
Rp. 5.473.465.000
5) Analisis
Program
Realisasi
%
Rp. 4.882.688.217
89,21
yang
Menunjang
Kegagalan/Keberhasilan a) Masalah/kendala Masalah
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
tugas,yaitu: 1.
Keterlambatan ADK dari Satuan Kerja Wilayah
2.
Adanya revisi akun/penyesuaian akun pada beberapa kegiatan yang berdampak pada revisi SPM yang pelaksanaanya terlambat karena menunggu DIPA revisi yang diterima agak terlambat.
3.
Adanya efisiensi anggaran (refocusing)
79
b) Upaya yang dilakukan sebagai solusi masalah Upaya yang dilakukan sebagai solusi terhadap masalah yaitu: 1.
Mengupayakan koordinasi lintas program dalam pelaksanaan kegiatan, konsultasi ke pusat dalam hal ini Ditjen PP dan PL,
2.
Koordinasi dengan Kanwil anggaran untuk usul perubahan akun dan revisi internal serta revisi akun.
3.
Melaporkan ke atasan untuk ditindaklanjuti ke satker
yang
bersangkutan
sebagai
solusi
terhadap keterlambatan ADK dari setiap satker.
20. Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar a. Definisi Operasional Jumlah sarana/prasarana yang ditingkatkan di BTKLPP Kelas I Manado untuk memenuhi standar.
b. Rumus/Cara menghitung Kegiatan Tahun 2015
X 100
Target Tahun 2015
c. Capaian Indikator 1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015 Tabel 3.40. Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar Realisasi Indikator Kinerja Target Jlh % Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar
1
1
100
Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar di BTKLPP Kelas I Manado tahun 80
2015 sebanyak 1 paket dengan capaian realisasi 100%, sarana/prasarana, yaitu: a) Pengadaan Glassware b) Pengadaan peralatan Laboratorium c) Kendaraan Dinas Roda Empat d) Perangkat pengolah data dan komunikasi e) Peralatan dan fasilitas perkantoran
2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014-2015 Kegiatan sarana/prasarana yang mendukung program PP-PL untuk memenuhi standar merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum ada perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya. Persentase realisasi indikator ini mencapai 100%.
3) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta Alternatif Solusi a) Keberhasilan/peningkatan i.
BTKLPP Kelas I Manado sudah mempunyai ULP Pengadaan barang/jasa pemerintah.
4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf di setiap seksi dan subbag TU untuk melaksanakan kegiatan yang ada. Kemudian realisasi fisik kegiatan Perencanaan dan anggaran yang
ditingkatkan
penggunaan
sebesar
sumber
5.473.465.000,-
dana
realisasi
100%
sementara
dengan keuangan
efisiensi
Pagu/Target sebesar
Rp. Rp.
4.882.688.217,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 590.776.783,- (10,79%).
81
Table 3.41. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar INDIKATOR KINERJA Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar 5) Analisis
Pagu/Target
Realisasi
%
Rp. 4.882.688.217
89,21
Anggaran
Rp. 5.473.465.000
Program
yang
Menunjang
Kegagalan/Keberhasilan a) Masalah/kendala Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas teknis lainnya,yaitu: i.
Terlambat
diterima
berita
acara
dropping
sehingga barang tersebut dilaporkan setelah periode laporan.
b) Upaya yang dilakukan sebagai solusi masalah Upaya yang dilakukan sebagai solusi terhadap masalah yaitu: i.
Mengupayakan koordinasi lintas program dalam pelaksanaan kegiatan, konsultasi ke pusat dalam hal ini Ditjen PP dan PL,
82
B. Realisasi Anggaran Pagu/Target, revisi dan realisasi anggaran BTKLPP Kelas I Manado pada tahun 2015 dapat dilihat pada table 3.42. Tabel 3.42 Pagu/Target, Revisi dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 Pagu/Target (RP)
11.810.535.000
Revisi (Rp)
11.135.113.000
Realisasi (Rp) Jumlah
%
9.653.847.912
86,70
Peranan sumber daya anggaran merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja dan mendukung TUPOKSI BTKLPP Kelas I Manado pada tahun anggaran 2015 diperlukan sumber daya anggaran yang berasal dari APBN T.A. 2015 dengan jumlah anggaran yang tersedia pada DIPA sebesar Rp. 11.135.113.000,-terdiri dari belanja pegawai Rp 2.447.996.448,-, Belanja Barang Rp. 7.843.030.000,-, dan Belanja Modal Rp. 1.236.209.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 9.653.847.912,- atau 86,70%.
83
Table 3.43. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Program/Kegiatan BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 N o
1.
2.
3
4.
5.
Sasaran Strategis Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra
Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang
Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
431.350.000
365.098.800
84,64
Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor
749.605.000
646.092.450
86,19
Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB
87.425.000
79.912.300
91,41
266.920.000
257.288.100
96,39
4.126.348.000
3.422.768.045
82,95
Indikator Kinerja Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra
Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air
84
6.
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar
5.473.465.000
4.882.693.578
Berdasarkan table 3.41 menunjukkan bahwa realisasi sasaran strategis tertinggi pada Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular berjumlah 96,39% dan realisasi sasaran strategis terendah pada meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan berjumlah 82,95%.
85
89,21
Adapun sumber daya sarana dan prasarana, perkembangan BMN dan persediaan tahun 2015, yaitu sebagai berikut: 1. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Table 3.44. Sarana dan Prasarana BTKLPP Kelas I Manado No
Jumlah
Klasifikasi Baik
Barang tak Bergerak 1 Tanah (m2) 2 gedung dan bangunan 3 Pagar Barang Bergerak 1 Alat Angkutan 2 Alat Bengkel dan Alat Ukur 3 Alat Pengolahan 4 Alat Kantor dan Alat Rumah Tangga 5 Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar 6 Alat Kedokteran dan Alat kesehatan 7 Alat Laboratorium 8 Komputer 9 Instalasi 10 Bahan Perpustakaan
Rusak Ringan
Rusak berat
6.162 2 1
0 0 0
0 0 0
17 53 9 745 10 20 544 45 1 80
1
1
4 1
452 2 10 138 14 0 0
21 5 0 0
Sumber daya Sarana dan Prasarana merupakan unsur penting dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Balai, ketersediaan sarana dan prasarana di BTKLPP Kelas I Manado relatif cukup memadai, selain itu pengelolaan sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki dilakukan dengan memperhatikan
aspek
pemeliharaan
dan
perawatan,
aksesibilitas, kecukupan, kesesuaian penggunaan, dan efisiensi penggunaannya. Berdasarkan table 3.42 dapat dilihat sarana dan prasarana klasifikasi barang bergerak kategori rusak berat terbanyak pada alat kantor dan alat rumah tangga dan diikuti oleh alat laboratorium yaitu 452 buah dan 138 buah.
86
2. Perkembangan BMN BTKLPP Kelas I Manado Nilai bruto aset tetap BTKLPP Kelas 1 Manado sebesar Rp. 39.267.141.630,- Nilai ini terdiri dari saldo awal per tanggal 1 Januari 2015 tambah
sebesar
Rp. 37.872.325.612,- dengan mutasi
sebesar Rp.1.394.816.018,- ada peningkatan kurang
lebih 3,55% dibanding saldo awal tahun 2015. Peningkatan ini terjadi dari transaksi keuangan dan non keuangan
3. Persediaan Posisi Neraca per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Table. 3.45 Neraca BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015
Transaksi
keuangan
berupa
pembelian
sebesar
Rp.
778.508.875,- ; pengembangan nilai aset Rp.1.260.000,- ; dan penyelesaian KDP sebesar Rp.209.145.000,-
87
Transaksi non-keuangan berasal dari
transfer masuk pusat
Rp.405.902.143 berupa microscope, blower, hands prayer, Alat Pengasapan, Food Contamination Kit, dan Pengolah Air. Aset lancar atau persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp.783.475.796,- terjadi mutasi kuran sebesar Rp.846.659.449,dibandingkan saldo awal per tanggal 1 Januari 2015 sebesar Rp.1.630.135.245,-.
88
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) kelas I Manado Tahun 2015 disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kerja instansi sesuai tugas pokok dan fungsi yang sejalan dengan kebijakan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta pelaksanaan pengelolaan sumber daya yang tersedia dengan berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 sampai 2019 dan Rencana Aksi Program Dirjen PP-PL Tahun 2015 sampai 2019 yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Manado TA 2015-2019 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015. Realisasi fisik BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 yaitu 1). Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit mencapai 104,2%, 2). Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra mencapai 104,8%, 3). Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria mencapai 100%, 4) Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD mencapai 100%, 5). Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja mencapai 100%, 6). Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan mencapai
100%,
7).
Jumlah
Pelaksanaan
Kegiatan
Surveilans/Pengendalian Vektor mencapai 100%, 8). Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB mencapai 100%, 9). Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus mencapai 100%, 10). Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota mencapai 100%, 11). Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu
mencapai
100%,
12).
Jumlah
Kab/Kota
Pelaksanaan
Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum
89
mencapai 100%, 13). Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan mencapai 100%, 14). Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air mencapai 100%, 15). Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL mencapai 100%, 16). Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan mencapai 100%, 17). Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL mencapai 100%, 18). Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna mencapai
100%,
19).
Jumlah
Kegiatan
Dukungan
Manajemen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA mencapai 100%, dan 20). Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar mencapai 100%. Realisasi Anggaran BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 yaitu 86,7%. Penyerapan anggaran yang tidak terealisasi keseluruhan, hal ini disebabkan sistim pembayaran yang real cost sehingga ada selisih anggaran dengan menggunakan Satuan Biaya Masukan, disisi lain adanya kontrak pengadaan yang tidak dapat dicairkan pada periode anggaran 2015. Permasalahan
utama
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
kegiatan/program selama tahun 2015 yaitu dukungan data dan informasi dari wilayah layanan masih minim khususnya lintas sector antara lain PDAM dan BLH karena ketidakjelasan tanggung jawab dan wewenang antara stakeholder di daerah dan masih tingginya beban kerja mengakibatkan kualitas pelaksanaan kegiatan/program kurang maksimal. Solusi yang dapat diambil guna peningkatan kualitas kegiatan di tahun depan yaitu sinkronisasi dan integrasi kegiatan faktor risiko dan penyakit melalui kegiatan jejaring dan kemitraan. Dengan dibuatnya Laporan Kinerja BTKLPP Kelas I Manado, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kinerja dan umpan balik untuk mengetahui seberapa besar capaian kinerja yang terkait langsung dengan indikator maupun yang bersifat pendukung serta mengungkapkan sasaran
90
kegiatan dan kondisi yang ingin dicapai serta mendiskripsikan keberhasilan dan kegagalan dan usul pemecahan Satuan Kejra BTKLPP Kelas I Manado sampai tahun 2015, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan serta untuk keperluan lain yang pada prinsipnya meningkatkan kinerja di masa yang akan datang, selain itu Laporan Kinerja ini menjadi acuan BTKLPP Kelas I Manado untuk perjanjian Kinerja di tahun anggaran 2016.
Manado,
Januari 2016 Kepala,
AHMAD RIZAL, SKM, M. Epid NIP. 195808121982031007
91