BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah kosmetik yang digunakan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun (Kementerian Perindustrian, 2013). Lipstik merupakan salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan oleh kaum hawa. Namun konsumen muslimah perlu waspada karena beberapa produk lipstik dicurigai mengandung lemak babi (Republika, 2013). Penggunaan lemak babi dalam sediaan kosmetika tidak diizinkan oleh agama tertentu, seperti Islam (Regenstein dkk., 2003). Lemak babi dan derivatnya banyak digunakan dalam formulasi produk perawatan kulit dan make-up seperti pensil alis, eyeliner dan lipstik karena memiliki banyak manfaat sebagai penstabil emulsi, emolien, oklusif, surfaktan/emulsifier, dan agen peningkat viskositas (Anonim, 2013). Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa lemak babi merupakan salah satu sumber lemak yang aman untuk digunakan dan dikelompokkan sebagai GRAS atau generally recognized as safe (FDA, 2013). Komponen utama lipstik adalah minyak, lilin, lemak, dan zat warna. Minyak yang sering digunakan dalam pembuatan lipstik adalah minyak jarak karena keunikannya, yaitu viskositasnya yang tinggi dan kemampuannya untuk melarutkan staining-dye yang baik (Lauffer, 1972; Jellinek, 1976). Oleh sebab itu,
1
pada penelitian ini, minyak jarak digunakan sebagai campuran minyak dalam lemak babi. Analisis lemak babi dalam sediaan farmasi dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri
inframerah,
differential
scanning
calorimetry
(DSC),
kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi dan pembau elektronik (electronic nose). Metode spektrofotometri FTIR telah banyak dijadikan pilihan dalam analisis minyak dan lemak karena metode ini cepat dan tidak merusak, sensitif, penanganan sampel mudah, dan ramah lingkungan (Blanco dkk., 2007). Potensi penggunaan metode spektrofotometri FTIR telah ditunjukkan terutama untuk analisis lemak babi dalam makanan, seperti dalam kue (Syahariza dkk., 2005), produk cokelat (Che Man dkk., 2005), lemak babi dalam campuran dengan beberapa minyak nabati (Rohman dkk., 2011a) dan lemak babi dalam campuran dengan lemak hewani lainnya (Rohman dan Che Man, 2010, 2011a). Spektra FTIR lemak babi pada dasarnya mirip dengan spektra FTIR lemak hewani lainnya karena minyak dan lemak tersusun dari trigliserida (ester asam lemak dengan gliserol) yang berbeda dalam hal jenis asam lemak penyusun, urutan asam lemak, serta tingkat kejenuhan asam lemak (Guillen dan Cabo, 1997), sehingga deteksi lemak babi dalam campuran dengan lemak hewani atau minyak nabati sering menyulitkan. Meskipun demikian, karena kemampuannya sebagai teknik sidik jari, yang berarti bahwa tidak ada dua minyak atau lemak yang mempunyai jumlah puncak atau intensitas yang sama, spektrofotometri FTIR dapat digunakan untuk analisis lemak babi
(Rohman and Che Man, 2010).
Perbedaan secara visual spektra FTIR lemak babi dan lemak hewani lainnya dapat
2
diamati pada daerah sidik jari, terutama pada daerah bilangan gelombang 1500 – 1000 cm-1, yaitu puncak-puncak absorbsi pada 1162 cm-1 dan dua puncak yang berdekatan pada 1117 cm-1 dan 1097 cm-1. Spektra FTIR lemak babi dicirikan dengan dua puncak berdekatan dengan tinggi yang hampir sama pada 1117 cm-1 dan 1097 cm-1. Rasio absorban ketiga puncak adalah berbeda dan konstan untuk masing-masing lemak. Jika lemak babi dicampur dengan lemak lainnya, rasio tersebut akan berubah sesuai jenis dan jumlah lemak yang ditambahkan. Hal ini dijadikan dasar untuk analisis kualitatif dan kuantitatif lemak babi dalam campuran dengan minyak makan lainnya (Rohman dan Che Man, 2010). Dalam
bidang
kosmetika,
spektrofotometri
FTIR
telah
berhasil
dikembangkan untuk analisis lemak babi dalam campuran dengan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dalam formula kosmetika krim (Rohman dan Che Man, 2011b) dan lemak babi dalam campuran dengan minyak kelapa sawit dalam formula lotion (Lukitaningsih dkk., 2012). Dibandingkan dengan formula krim dan lotion, formula lipstik lebih banyak mengandung lilin, baik dalam hal jenis maupun jumlahnya. Pada kedua penelitian tersebut, lemak/minyak diekstraksi menggunakan kloroform dengan terlebih dahulu dilakukan hidrolisis asam. Jika cara ekstraksi tersebut diaplikasikan pada lipstik, banyak komponen nonpolar, terutama lilin, yang akan ikut terekstraksi dan kemungkinan mengganggu analisis spektra FTIR. Untuk memisahkan lemak dari lilin, akan dilakukan saponifikasi karena sterol dan hidrokarbon dalam lilin tidak dapat tersaponifikasi. Selain itu, ester alkohol rantai panjang dalam lilin jauh lebih tahan terhadap saponifikasi dibanding gliserida lemak/minyak (Troy dan Beringer, 2006). Berdasarkan
3
penelusuran literatur, penggunaan teknik spektrofotometri FTIR untuk analisis lemak babi dalam formula lipstik belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode analisis spektrofotometri FTIR yang digabungkan dengan kemometrika analisis multivariat partial least square (PLS) dan principal component analysis (PCA) untuk kuantifikasi dan klasifikasi lemak babi dalam formula lipstik.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah metode spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan PCA dapat digunakan untuk identifikasi lemak babi dalam formula lipstik? 2. Apakah metode spektrofotometri FTIR dengan analisis multivariat PLS dapat digunakan untuk kuantifikasi lemak babi dalam formula lipstik?
C. Keaslian Penelitian Sejauh peneliti ketahui melalui penelusuran literatur, belum pernah dilakukan penelitian tentang analisis lemak babi dalam sediaan lipstik, baik tunggal
maupun
dalam
campurannya
dengan
minyak
jarak
secara
spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat PLS dan PCA.
4
D. Urgensi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan metode analisis lemak babi dalam formula sediaan lipstik sehingga dapat diaplikasikan untuk pengujian kualitas dan kehalalan sediaan lipstik, baik oleh industri maupun pemerintah. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi tentang ada/tidaknya kandungan lemak babi dalam sampel lipstik yang dibeli secara acak dari pasaran.
E. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan metode spektrofotometri FTIR untuk analisis lemak babi dalam sediaan lipstik. Secara khusus, penelitian ini bertujuan: 1. Melakukan identifikasi lemak babi dalam formula lipstik menggunakan metode spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan PCA. 2. Melakukan analisis kuantitatif lemak babi dalam formula lipstik menggunakan metode spektrofotometri FTIR dengan kalibrasi multivariat PLS.
5