BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu
memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi, kebutuhan pun erat kaitannya dengan bidang ekonomi salah satunya dengan memperkenalkan dan mempromosikan sebuah brand yang sudah terdapat di pasar . Menurut sifat pasar terbagi menjadi dua kategori, yaitu Pasar Persaingan sempurna dan Pasar Tidak Sempurna, sebagai studi yang dilakukan sebuah brand kopi memiliki sifat Pasar Persaingan Tidak Sempurna dimana pasar atau industri yang terdiri dari produsen-produsen yang mempunyai kekuatan pasar atau mampu mengendalikan harga output di pasaran. Persaingan pasar tidak sempurna memiliki jenis yang berbeda diantaranya, Pasar Monopoli, Pasar persaingan monopolistik, dan Pasar oligponi. Brand kopi yang distudikan tergolong Pasar Monopolistik yang berarti salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Meskipun sebuah produk memiliki fungsi semua sama, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya kemasan, perbedaan warna, rasa, dan lain-lain. Pada
pasar
monopolistik,
produsen
memiliki
kemampuan
untuk
memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli.
1
Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut. Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, “perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.”(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopolistik Sebuah produk atau brand tidak hanya berhenti pada merek dagang beserta simbol-simbol nya, pengetahuan konsumen mengenai logo produk atau Brand dan elemen visual lainnya berdampak pada ketetapan persepsi baik dari konsumen hingga terjalin kontinuitas/ kesinambungan antara konsumen terhadap suatu brand. Upaya dalam mengenalkan atau mengingatkan kembali suatu merek dengan memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya biasa disebut promosi. Melibatkan cara menjual produk atau brand kepada calon konsumen, untuk meningkatkan pendekatan antara produk dan calon konsumen ialah dengan jasa mengiklankan atau mempromosikan brand tersebut. Proses promosi yang dilakukan dengan baik ketika komunikasi internal maupun
eksternal
berjalan
dengan
baik
sebagaimana
mestinya
untuk
mendapatkan pengaruh yang besar. Ketika sebuah brand salah dalam menyampaikan
pesannya,
maka
bisa
dikatakan
ada
masalah
dalam
menyampaikan pesan dan nilai yang terkandung di dalamnya, maka dari itu butuh sebuah proses analisis untuk mencari pemecahan masalah tersebut. Dalam upaya mempromosikan sebuah brand, perancangan key-visual dipilih sebagai pilihan studi demi mendekatkan citra baik dan cara promosi melalui komunikasi dengan media visual, karena membangun kualitas merek hanya dapat dilakukan melalui pengembangan konstan hubungan pribadi dengan pelanggan, hubungan pertama yang terjadi antara brand dan pelanggan menjadi pemberian nilai berikutnya dengan orang lain, sampai brand tersebut mulai berkembang, terjadi siklus yang sama kedepannya sampai hubungan tersebut tumbuh kuat.
2
Komunikasi yang terjadi antara brand dan konsumen ialah komunikasi tak terlihat dan satu arah, dimana konsumen hanya menerima presentasi maupun promosi dari brand dan tidak dapat berdialog dengan si brand tersebut, hal penting untuk mengembangkan hubungan keduanya ialah harus lebih bisa merasakan dan mulai berpikir bagaimana mereka berkomunikasi. Promosi dinilai penting demi memperkenalkan atau mengingatkan kembali sebuah brand, sampai tercapainya kesadaran dan pengulangan dalam benak konsumen untuk meningkatkan ingatan sampai meningkatkan keputusan pembelian terhadap brand yang dipromosikan atau diiklankan. Hovland, mendefinisikan “Komunikasi persuasif sebagai suatu proses dimana individu (komunikator) memberikan rangsangan untuk mengubah individu lainnya (audience)” (http://www.ilmukomunikasi.com/tag/carl-hovland/) Menurut Lucas dan Britt mengatakan bahwa “Komunikasi persuasi (iklan/ promosi) yang dilakukan komunikator terhadap komunikan sebaiknya melalui tahapan-tahapan yang disebut dengan tahap AIDCDA. Konkritnya pesan yang dibuat melalui iklan atau promosi haruslah mendapat perhatian (Attention), manarik (Interest), membangkitkan keinginan (Desire) dan menimbulkan keyakinan ( Conviction) komunikan, sehingga dia mau mengambil suatu keputusan ( Decision) untuk melakukan tindakan ( Action) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.” Dikutip dari artikel Logo vs Key-visual, Jeroen v. Boxtel, “Key-visual tidak secara langsung merupakan bagian dari desain logo, namun dalam kondisi tertentu itu adalah pelengkap yang sangat efektif untuk logo. Key Visual adalah motif
gambar
yang
digunakan
dalam
kampanye
atau
promosi
untuk
meningkatkan pengenalan merek. Seringkali, Key Visual lebih sangat terkait dengan merek dari pada logo itu sendiri, sehingga pengembangan kunci-visual sangat
penting.
Key
Visual
harus
mudah
dan
cepat
dipahami”.(http://www.jovoto.com/blog/2011/01/logo-vs-key-visual/) Pada tahap perancangan, harus sudah bisa membayangkan Key-visual yang dapat digunakan bersama logo. Key-visual dirancang dengan kreatif dan aplikasian kedalam proses cetak, menjadi awal acuan desain key visual yang nantinya dapat di aplikasikan berbagai jenis media cetak maupun print seperti poster, neon box, majalah, dan lain-lain sebagainya.
3
B.
Originalitas Bentuk promosi yang ditemukan di banyak tempat dan dalam berbagai
bentuk. Salah satu bentuk yang dikenal sebagai bentuk media promosi cetak, yang dicetak pada beberapa jenis kertas. Sebuah iklan cetak hanya dapat efektif ketika seseorang melihatnya secara langsung. Saat orang-orang berada di dalam publik mereka memiliki kecenderungan untuk menerima informasi baru dan jeli terhadap hal-hal yang menarik. Salah satu metode iklan bertujuan untuk menarik orang untuk produk dan jasa yang mereka baca atau mereka lihat. Iklan dapat ditemukan di koran, majalah maupun media cetak lainnya.
1. Semiotika Dasar yang kuat saat ini terdiri dari makna antara konsumen dan pemasar. Ini menggambarkan makna tanda dan simbol-simbol yang dikodekan dalam benda sehari-hari. Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda dan bagaimana mereka ditafsirkan. Iklan memiliki tanda-tanda dan makna yang tersembunyi di dalam nama merek, logo, desain kemasan, iklan cetak, maupun dalam iklan televisi. Tujuan dari semiotika adalah untuk mempelajari dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan dalam iklan. Logo dan iklan dapat diartikan pada dua tingkat yang dikenal sebagai tingkat permukaan dan tingkat mendasarinya. Tingkat permukaan menggunakan tanda-tanda kreatif untuk membuat gambar atau kepribadian untuk produk seperti di dalam buku GSM (Graphic Standard Manual). Tanda-tanda ini bisa menjadi gambar, kata-kata, huruf, warna, atau slogan. Tingkat paling dasar biasanya ialah makna yang tersembunyi. Kombinasi gambar, kata-kata, warna, dan slogan harus ditafsirkan oleh penglihat atau calon konsumen. "Kunci untuk analisis iklan" adalah penanda dan petanda. Penanda adalah obyek dan petanda adalah konsep mental. Suatu produk memiliki penanda dan petanda. Penanda adalah warna, nama merek, desain logo, dan teknologi. Petanda memiliki dua makna yang dikenal sebagai denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah makna asli dari produk. Makna konotatif adalah makna produk yang mendalam dan tersembunyi. Sebuah makna konotatif dari iklan ialah hal pertama yang disajikan.
4
Visual Iklan / promosi dalam media cetak dapat dibuat dengan istilah "Menulis untuk mata", beberapa poin yang dapat ditarik kesimpulan yang mana visual yang lebih menarik dan tidak begitu menarik, Seni termasuk seperti foto, ilustrasi, klip art, garis, dan lainnya. Ketika membuat sebuah karya visual dan kata disajikan dalam satu "kemasan" sampai visual dan kata dapat bekerja bersamaan. Point penting selanjutnya yaitu area kosong, panca indera penglihatan cenderung lebih nyaman memandang area yang tidak terlalu rumit sampai mata akan mencari ruang yang lebih bersih, visual yang sulit dilihat apalagi di baca akan terlewatkan oleh penglihatan normal. Visual Iklan / promosi dalam media cetak yang ideal memiliki satu pesan dan satu-satunya pesan. Semakin “Ekstra” menjelaskan tentang bisnis yang dipaparkan semakin menjadi rumit visual yang ada dan kecil potensial calon konsumen untuk bertidak atas hasil visual karya yang dibuat. Satu-satu nya pesan yang diperlukan untuk mendapatkan potensi besar dibuat se-kreatif mungkin agar muncul dalam benak si penglihat untuk membeli sesuatu, menyewa jasa, menyumbangkan uang, atau bahkan menjadi relawan. Sebuah visual promosi yang sempurna ialah satu yang membuat si penglihat melihat sampai kedua kali ke dalam visual. Semua tahu bahwa setiap orang memiliki kesibukan, hanya dengan gagasan-gagasan cemerlang sebuah visual yang sukses sampai memiliki “Stopping Moment” hingga beberapa saat untuk mengalihkan perhatian si penglihat, dan tertarik akan kreativitas yang dibuat.
2. Ide Ide gagasan muncul ketika sebuah rencana telah memiliki “Poin Jual” dan memulai dengan “Poin Jual” tersebut. Berfokus pada satu hal yang terkadang rumit, terlalu banyak informasi yang ingin disampaikan, namun dikemas dalam satu “Poin Jual” yang di tekankan. Sekalipun ide yang disajikan dinilai kreatif, suatu saat kesempurnaan tidak dibutukan, namun kesederhanaan harus menjadi hal aspek yang di tampilkan besama-sama. Berfikir untuk menjadi kreatif dengan menjaga hal-hal sederhana, seorang calon pembeli hanya akan tertarik jika merasa mereka melihat semacam keuntungan dalam produk tersebut. Produk tidak sekedar produk, namun manfaat dari produk lebih memiliki peran di depan produk, Visual menjelaskan dan memastikan setiap elemen
5
menjaga rasa ketertarikan dari si penglihat maupun calon konsumen, gagasan utama “Kopi dengan kualitas terbaik” menjadi petunjuk yang mengacu jelas pada produk yang ingin di pasarkan, ketika mendengarkan kata “Terbaik” tidak selalu terpaku pada sesuatu yang berada di posisi teratas. Unggul, mulia, efisien, enak, guna, indah, nikmat, utama, dll menjadi cabang dari setiap kita mendengar kata “Terbaik”. Dalam perancangan dipilih ide bahwa “Kopi Maharaja ialah kopi paling nikmat”, namun tidak sampai pada pernyataan tersebut, Ide Kopi paling nikmat pun harus memberikan manfaat lain yang cukup mendukung, seperti “Kopi paling nikmat yang membangkitkan mood dan menunjang semangat sepanjang hari”
3. Tema Sebuah tema dalam visual sangatlah “Central”, penting dan juga dibutuhkan, untuk membangkitkan kesadaran sebuah merek umumnya penggunaan tema digunakan agar membangkitkan emosi tertentu, sehinggal menciptakan sebuah asosiasi dengan merek secepat mungkin. Banyak visual yang menggunakan tema-tema bersebrangan dengan produk mereka, tetapi hal ini dapat tetap berguna demi membuat sebuah kesadaran dan dampak “Memoriable”. Sesuai dengan target market yang dituju, tema yang dipilih pun sesuai dan masih dalam lingkar masyarakat modern. Lengkap dengan sisipan muatan lokal yang di-visualisasikan dengan atribut tradisional.
4. Muatan Lokal Muatan lokal pada hakikatnya lebih dari sekedar kajian kedaerahan yang dikenal selama ini, akan tetapi realistik mencakup segala aspek yang dibutuhkan dalam masyarakat atau daerah yang bersangkutan. Jenis-jenis rasa kopi yang tersedia cukup mewakilkan muatan lokal sebagai aksen tradisional di indonesia, pemilihan salah satu daerah untuk dijadikan inspirasi rancangan. Menurut id.wikipedia, Maharaja adalah istilah dari bahasa Hindi dan Sanskerta kuno yang berarti "raja agung". Kata ini digunakan terutama untuk para penguasa Hindu, karena pengaruh budaya dan agama Hindu, gelar Maharaja
pun
digunakan
di
Indonesia
terutama
daerah
Aceh.(http://id.wikipedia.org/wiki/Maharaja)
6
Dikutip dari http://www.indonesia.travel/id, “Saat ini di Aceh banyak warung kopi tersebar di Banda Aceh dan di kota lainnya, seperti Lhokseumawe dan Takengon. Bahkan banyak yang menyebut Aceh sebagai Negeri Seribu Warung Kopi. Kebiasaan minum kopi di Banda Aceh dan sekitarnya sudah mengakar di kalangan masyarakat sejak masa Kesultanan Aceh.” Warung kopi tradisional di Aceh membuat minuman kopi yang direbus lalu menggunakan saringan saat hendak disajikan. Fasilitasnya tak lebih dari meja dan kursi. Warung kopi tradisional digolongkan sebagai generasi pertama. Generasi kedua adalah warung kopi yang dikembangkan dengan waralaba. Muatan lokal yang disisipkan pada rancangan terinspirasi dari baju adat pria tradisional Aceh, yaitu Cekak Musang yang lengkap dengan kain sarung, sebilah rencong, sampai tutup kepala. Baju adat ini pun cukup dikenal luas pada masyarakat keturunan melayu di daerah Malaysia, Aceh, Medan, dan Riau.
C.
Peluang dan Tantangan Studi Ramainya persaingan pasar dan banyaknya brand yang mulai menguasai
konsumen Indonesia, mendorong rancangan key-visual untuk lebih selektif dan kreatif dalam mempromosikan brand produk. Tidak hanya keunikan nama saja yang butuhkan pada brand, namun juga harus melakukan pendekatan lebih baik akan jenis produk atau pelayanan yang akan ditawarkan, serta memperhatikan target pasar yang akan dibidik, agar brand tersebut mudah diingat para konsumen dan berhasil mengakar dengan kuat hingga pada akhirnya bisa tercipta sebuah brand positioning. Dimana posisi brand sudah melekat kuat dalam benak pelanggan, hasil akhir dari positioning adalah keberhasilan dalam menciptakan fokus dalam benak konsumen serta alasan yang kuat mengapa konsumen harus membeli produk. Menjadi sebuah tantangan berupamenerapkan tentang ilmu-ilmu yang sudah didapat selama masa perkuliahan, mulai dari teori maupun praktek dan dituangkan kedalam karya tulis sampai karya praktek, cetak, maupun pameran. Tidak terlepas dari cara strategi kreatif yang paling penting adalah menggabungkan dua konsep atau benda yang sebelumnya tidak berhubungan, sehingga menghasilkan sesuatu yang sama sekali baru. hasilnya harus berupa pesan, iklan sederhana ambigu. Menggabungkan
elemen-elemen
sedemikian
rupa
untuk
membuat
keuntungan jelas: produk, bagian dari orang-orang produk dari kelompok
7
sasaran, bahan baku produk, masalah asli, manfaat, konteks, tanaman, kemasan, atau orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan itu. Menggabungkan elemen satu sama lain membuat sesuatu yang original, dapat menghasilkan seusatu yang lebih menarik dan mengejutkan. Setelah menggabungkan, mencampur dan mencocokkan menjadi langkah selanjutnya hasil dari “tendangan awal” untuk mewakili pernyataan jelas dari visual iklan dan meyakinkan dengan menggabungkan atau menghubungkan hal yang berbeda. metode ini mengembangkan pesan iklan visual adalah salah satu kemungkinan yang tidak terbatas yang paling sering digunakan saat ini dan menawarkan.
8