BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Peningkatan tekanan darah pada anak dan remaja merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya hipertensi pada usia tua (Falkner et al., 2007). Hal ini berhubungan dengan risiko terbentuknya lesi aterosklerosis yang lebih awal (Luma, 2006). Hipertensi (Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama dengan persentil ke-95) pada anak meningkat jumlahnya seiring dengan epidemi obesitas pada anak (Riskesdas, 2007). Di seluruh dunia, lebih dari 155 juta anak usia sekolah (ekuivalen 10% dari usia 5-17 tahun) mengalami overweight (nilai skor Z lebih dari +1 standar deviasi) atau obes (nilai skor Z nilainya lebih dari +2 standar deviasi) (Hu YH et al., 2011). Perkiraan risiko hipertensi pada studi populasi menunjukkan anak obes memiliki risiko 4,8 kali untuk terjadi peningkatan tekanan darah dibanding anak dengan berat badan normal (Meininger et al., 2010). The Fourth Report on the diagnosis, evaluation and treatment of high blood pressure in children and adolescent
(2007) menunjukkan bahwa
penambahan berat badan 5% dari normal meningkatkan risiko hipertensi sebesar 20-30% dalam satu periode 4 tahun. Prevalensi kejadian hipertensi pada anak obes usia anak 12-14 tahun sebesar 7,5% (Avihani, 2012). Adanya risiko tersebut dapat menjadi kewaspadaan bagi orangtua untuk mencegah hipertensi pada anak. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah berhubungan dengan tingginya kadar lemak dalam tubuh seseorang (Falkner, 2007). Untuk menilai total lemak tubuh diperlukan pemeriksaan penunjang CT (computed tomography), namun kurang tepat dilakukan karena paparan radiasi dan mahal harganya (Maffeis, 2001). Untuk membuat klasifikasi kadar lemak tubuh, dapat digunakan beberapa indikator antropometri, yaitu Indeks Masa Tubuh dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan. Indeks massa tubuh digunakan sebagai indikator lemak tubuh secara keseluruhan. Freedman et al
2
(2007) menyebutkan, indikator antropometri lain yang dapat digunakan sebagai prediktor penyakit kardiovaskular secara cukup baik adalah rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan. Rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan dapat mengestimasi distribusi lemak dan bentuk tubuh (Aerbeli et al., 2011). Rasio tersebut juga sangat mudah digunakan, karena pengaruh umur sangat kecil, maka untuk pengukuran anak dan dewasa dapat menggunakan nilai cut off yang sama, untuk mengetahui prediksi tekanan darah (Freedman et al., 2007, Hu YH et., 2011). Nilai cut off rasio lingkar pinggang/tinggi badan untuk anak pada ras Asia di Taiwan adalah 0,54 (Chen, 2012). Deteksi dini peningkatan tekanan darah pada usia muda sangat penting sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap terjadinya hipertensi pada usia tua. Kesulitan yang timbul dalam proses monitor ini adalah remaja biasanya tidak mengetahui tekanan darah mereka karena tidak pernah melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin (Beck,2009). Identifikasi peningkatan tekanan darah melalui indikator antropometri dapat menjadi strategi yang efisien dalam deteksi dini dan kontrol karena penghitungan ini dapat dilakukan tanpa memerlukan keterampilan dan alat yang khusus (Moore et al., 2006). Nilai cut off indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang/tinggi badan sebagai prediktor kejadian peningkatan tekanan darah banyak dikembangkan di beberapa negara diantaranya China, Amerika, Jepang dan Brazil (Ribeora et al, 2010, Hara etal, 2002, Hu et al, 2011, Peter et al, 2004). Di Indonesia nilai cut off indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang/ tinggi badan anak dengan luaran kesehatan peningkatan tekanan darah, berdasarkan literatur yang kami ketahui belum pernah diteliti.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diajukan permasalahan sebagai
berikut : ”Berapakah nilai cut off indeks massa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang/tinggi badan sebagai prediktor terjadinya tekanan darah tinggi pada anak?” C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
3
1. Mendapatkan data rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan anak sekolah lanjutan tingkat pertama 2. Mendapatkan data tekanan darah anak sekolah lanjutan tingkat pertama di Yogyakarta 3. Mendapatkan data indeks massa tubuh anak sekolah lanjutan tingkat pertama 4. Mengetahui nilai cut off
indeks massa tubuh dan rasio lingkar
pinggang/tinggi badan yang berguna sebagai prediktor terjadinya tekanan darah tinggi anak
D.
Keaslian Penelitian Peneliti menemukan beberapa penelitian mengenai indeks massa tubuh
(IMT) dan rasio lingkar pinggang/tinggi badan sebagai prediktor peningkatan tekanan darah
Tabel 1.
Penelitian mengenai indeks masa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang/tinggi badan sebagai prediktor tekanan darah tinggi anak
4
No
Peneliti
Desain
Sampel Penelitian
Hasil
Perbedaan
1.
Freedman et al, 2007
Cross sectional
Anak usia 5-17
IMT dan rasio lingkar
Pengukuran menggunakan Z
“Relation of body mass
tahun, sampel 2498
pinggang/tinggi badan dapat
score ≥1,645, rasio lingkar
index and waist to height
orang
memprediksi risiko penyakit
pinggang/tinggi badan 0,512.
kardiovaskular
Tujuan penelitian mencari
ratio to cardiovaskular
2.
3.
disease risk factors in
hubungan IMT dan rasio Li/Ti
children and adolescents :
dengan risiko penyakit
the Bogalusa Heart study”
kardiovaskular (p=0,01)
Hara et al,2002
Anak usia 9-13
Rasio lingkar pinggang /tinggi
Rasio lingkar pinggang/tinggi
“Waist-to-height ratio is the
tahun sebanyak 880
badan merupakan prediktor
badan yang digunakan dengan
best predictor of
orang
yang terbaik untuk risiko
cut off 0,41, sensitivitas 65,8%
cardiovascular disease risk
penyakit kardiovaskular,
dan spesifisitas 59%
factors in Japanese school
dengan nilai cut off yang
children”
digunakan 0,41
Kaatzmarzyk et al, 2004
Cross sectional
Anak usia 5-18
Pemakaian IMT dan lingkar
Penggunaan nilai cut off yang
“Body mass index,
tahun sebanyak
pinggang dapat menjadi
bermakna untuk indeks massa
waist circumference and
2597
prediksi faktor resiko penyakit
tubuh adalah diatas persentil
kardiovaskular
53, dan nilai cut off rasio
clustering of cardiovascular
Cross sectional
dissease risk factors in a
lingkar pinggang/tinggi badan
biracial sample of children
yang digunakan diatas
5
and adolescent” 4.
Hu YH et al, 2011
persentil 90 Cross sectional
Anak usia 7-17
Peningkatan IMT, lingkar
OR (Odds Ratio) IMT
“Increase in body mass
tahun sebanyak
pinggang dan rasio lingkar
terhadap tekanan darah tinggi
index, waist circumference
1145 orang
pinggang/tinggi badan
2,32 ,
and waist to height ratio is
berhubungan langsung dengan
OR lingkar pinggang terhadap
associated with blood
tekanan darah, menggunakan
tekanan darah tinggi anak 2,42
pressure in children and
cut off 0,5 pada rasio lingkar
dan OR rasio lingkar
adolescent in China”
pinggang/tinggi badan dan
pinggang/tinggi badan
IMT persentil >90
terhadap tekanan darah tinggi 2,28
6
Dari penelusuran kepustakaan, penelitian mengenai nilai cut off indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang/tinggi badan sebagai prediktor kejadian tekanan darah tinggi anak di Yogyakarta belum pernah dilakukan.
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi dunia pendidikan dan penelitian diperolehnya informasi guna menambah referensi tentang nilai cut off indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang/tinggi badan sebagai prediktor kejadian tekanan darah tinggi anak 2. Bagi masyarakat dapat menambah pengetahuan mengenai indikator tekanan darah dengan pengukuran indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang/ tinggi badan sehingga diharapkan dapat dilakukan intervensi lebih awal