BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang KKNT-PBM Setiap daerah atau wilayah mempunyai hak untuk merasakan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan, tidak terkecuali wilayah pedesaan. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut masyarakat harus ikut berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan itu sendiri sebab tanpa peran dari masyarakat mustahil kesejahteraan akan tercapai di suatu daerah. Selain peran serta dari masyarakat, peran dari pemerintah dan instansi lain seperti perguruan tinggi sebagai fasilitator juga sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan tersebut. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di daerah, perguruan tinggi di Indonesia diturunkan partisipasinya dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata Transformatif-Posdaya Berbasis Masjid (KKNT-PBM). Demikian juga di IAIN Surakarta, program KKNT-PBM merupakan program wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa IAIN Surakarta sebelum mereka lulus menjadi Sarjana, kegiatan ini juga merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dan mengabdikan ilmu yang telah mereka peroleh kepada masyarakat secara langsung dengan harapan menjadi pelatihan awal kepada mahasiswa dalam mengabdi dan berbaur kepada masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari mereka kelak. Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Transfomatif mahasiswa akan menemui banyak masalah di desa yang mungkin belum mereka temui sebelumnya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang akan membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa sehingga lebih siap ketika terjun langsung dalam masyarakat kelak. Banyaknya kendala atau masalah yan ada di desa umumnya disebabkan karena kondisi sosial yang masih terbelakang ataupun dalam proses berkembang. Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Transformatif-Posdaya Berbasis Masjid mahasiswa dituntut untuk dapat beradaptasi dan mampu berbaur dengan masyarakat karena mereka akan bekerja sama dengan masyarakat secara langsung dalam menemukan dan berusaha memecahkan masalah yang ada di desa tersebut.
1
Dalam kegiatan ini mahasiswa juga harus mempunyai perencanaan kegiatan yang tepat dan matang supaya perencanaan tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga pelaksanaan KKNT-PBM dapat berjalan dengan lancar dan tujuan-tujuan dari kegiatan akan tercapai dengan baik.
B. Tujuan KKNT-PBM 1. Tujuan Praktis (Jangka Pendek) Menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan. 2. Tujuan Strategis (Jangka Panjang) Mencapai pemberdayaan masyarakat atau empowerment (yaitu dengan cara menguatkan masyarakat dengan memberikan dorongan agar menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya) dan perubahan sosial atau social change (yaitu perubahan cara-cara hidup dalam masyarakat, baik karena sebab-sebab dari dalam masyarakatnya sendiri maupun sebab-sebab dari luar) melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.
C. Metodologi PAR Metodologi PAR atau pengkajian desa secara partisipasif mempunyai sejumlah teknik yang harus dilaksanakan untuk mengumpulkan dan membahas data. Teknik ini berguna untuk mengumpulkan dan membahas data serta untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknik-teknik PAR antara lain: 1. Mapping Teknik ini adalah sebuah cara untuk membuat gambar kondisi sosial ekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi permukiman, sumber-sumber mata pencaharian, jalan, puskesmas, dan sarana-sarana umum serta jumlah anggota keluarga dan pekerjaan. 2. Kalender musim Kalender musism adalah penelusuran kegiatan musiman tentang keadaankeadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.
2
3. Transector Transect merupakan teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu. 4. Timeline Timeline adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadiankejadian besar atau penting dari suatu waktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat. 5. Diagram Venn Teknik ini merupakan teknik untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat. 6. Trend and Change Trends and changes adalah teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam waktu tertentu. 7. Diagram alur Diagram alur adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan adanya hubungan antara berbagai masalah satu dengan yang lain berupa kaitan sebab dan akibat dari masalah yang lainnya. 8. Papan catur Teknik yang digunakan untuk merumuskan kegiatan yang ada dan diberi teknik penskoran. 9. Matrik Rangking Matrik rangking adalah sebuah bentuk rangking yang mengidentifikasi daftar kriteria objek tertentu. 10. Pohon Masalah dan Pohon Penyelesaian Pohon masalah adalah bagan yang merumuskan suatu masalah dan mencari sebab akibatnya. Pohon penyelesaian untuk menguraikan dan mencarikan solusi permasalahan yang muncul.
D. Daur Program Dalam pelaksanaan KKNT-PBM di desa Cermo, program-program yang akan kami laksanakan antara lain TPA, pembelajaran iqro’/membaca Al-Qur’an untuk ibu- ibu, pengajian akbar (Isra’ Mi’raj). Untuk menambah semangat para
3
santri TPA dalam belajar, kami juga mengadakan program lomba antar TPA seDesa Cermo dan kegiatan outbond TPA. Selama KKNT-PBM kami membina 1 TPA di 1 dusun yakni dusun Dalangan. Karena itu permintaan dari Kepala Desa, supaya lebih memakmurkan TPA di Masjid An-Ni’mah. Kegiatan TPA memang sudah ada di desa Cermo, hampir semua dusun sudah ada TPA, terutama di dusun Dalangan yang kami bina tersebut namun kegiatan TPA belum maksimal dan belum terkoordinir dengan baik dikarenakan banyak faktor terutama faktor terbesar adalah kurangnya tenaga pengajar dan juga minimnya penguasaan ilmu dari para tenaga pengajar yang ada sehingga kegiatan belajar menjadi tidak maksimal dan terkesan monoton. Melihat fenomena tersebut, kami mencoba membuat program berupa penjadwalan TPA dengan berbagai kegiatan pengajaran yang bervariasi setiap harinya dengan tujuan memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan agama kepada para santri sehingga santri tidak hanya belajar membaca Al Qur’an saja di TPA, namun juga mendapat pengetahuan agama lainnya yang juga berguna untuk kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, dengan memberikan berbagai variasi pengajaran dalam kegiatan TPA, santri menjadi lebih bersemangat dalam TPA karena kegiatan tidak hanya monoton membaca Iqro’ dan Al-Qur’an saja. Kegiatan pendukung seperti lomba TPA dan outbond TPA berjalan lancar dan sesuai harapan. Para santri TPA sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut, mungkin karena belum pernah atau jarangnya mereka menemukan kegiatan tersebut sebelumnya. Lomba antar TPA meliputi lomba hafalan surat-surat pendek, adzan, iqomah, doa sehari-hari dan cerdas cermat. Untuk kegiatan out bond, para santri TPA juga terlihat sangat antusias, kegiatan terlaksana dengan lancar dan diakhiri dengan perlombaan di lapangan. Terlihat hasil dari kegiatan tersebut yakni para santri terlihat lebih bersemangat dalam TPA setelah kegiatan tambahan seperti lomba dan outbond tersebut terlaksana, dan hal tersebut sesuai dengan prediksi awal dan harapan kami mengadakan kegiatan tersebut. Program pelatihan membaca iqro’ untuk ibu-ibu juga berjalan baik sesuai dengan harapan kami. Karena minimnya personil dan waktu, kami hanya mengkhususkan program ini di dusun tempat kami tinggal yakni di dusun Dalangan supaya pembelajaran juga lebih efektif. Sejak awal disosialisasikannya program ini kepada ibu-ibu, terlihat antusias yang begitu besar dari ibu-ibu di daerah Dalangan. Awal kegiatan ini dilaksanakan yakni ketika kami datang di Desa Cermo, kegiatan
4
dilaksanakan setaip hari setelah sholat maghrib di masjid An-Ni’mah dusun Dalangan. Setelah berjalan beberapa hari, kami bisa melihat setiap kemampuan dari ibu-ibu yang belajar iqro’. Kami mulai menyusun strategi untuk lebih mengintensifkan melatih beberapa ibu yang terlihat paling cepat dan lancar dalam membacanya untuk dipersiapkan menjadi pengajar setelah kami tidak lagi ada disana. Sampai hari akhir kami berada di Cermo, alhamdulillah kegiatan ini masih berjalan dan ibu-ibu masih tetap antusias untuk belajar Al-Qur’an bersama. Untuk pengajian akbar, kami memilih momen Isra’ Mi’raj yang sudah familiar di masyarakat desa Cermo. Sasaran dari pengajian akbar ini adalah masyarakat di seluruh dusun yang ada di desa Cermo. Kegiatan berlangsung dengan lancar dengan dihadiri kurang lebih 350 orang dari berbagai dusun. Pengajian diisi oleh bapak KH. Drs. Slamet Iskandar, MM dari Kradenan, Semarang.
5
BAB II PENJAJAGAN ( SOCIAL ASSESMENT ) A. Kajian Data Sekunder 1. Peta Wilayah Letak Geografis, Cermo adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Sambi kabupaten Boyolali yang letaknya berbatasan langsung dengan kabupaten Semarang. Wilayahnya termasuk dalam wilayah pegunungan,
sehingga
daerahnya
naik
turun
selayaknya
daerah
pegunungan. Lokasi wilayahnya dikelilingi oleh perbukitan yang hijau, persawahan dan lahan miring yang ditanami berbagai macam tanaman khas pegunungan. Desa Cermo masih sangat terlihat alami dan jauh dari keramaian kota, suasananya tenang dan sepi apalagi ketika siang hari karena banyaknya warga yang merantau untuk bekerja di kota. Gambaran umum desa Cermo berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) Desa Cermo, Sambi, Boyolali akhir tahun anggaran 2013. 2. Kondisi Geografis a. Luas Wilayah Desa Cermo
: 301. 1989 Ha.
Dengan batas wilayah meliputi -
Sebelah utara
: Desa Kaliwungu
-
Sebelah timur
: Desa Trosobo
-
Sebelah selatan
: Desa Kaliwungu
-
Sebelah barat
: Kab. Semarang
b. Luas Wilayah Desa terperinci sebagai berikut: -
Luas tanah sawah
:
86. 3358 Ha
-
Luas tanah tegal
:
78. 2151 Ha
-
Luas tanah pekarangan
:
136. 6480 Ha 301. 1989 Ha
-
Luas tanah kas desa
:
3. 2395 Ha
-
Luas tegal
:
1. 1210 Ha
-
Luas pekarangan
:
-
Luas bekas sawah,
:
15. 4435 Ha
luas bekas lungguh
:
-
6
-
Ha
Ha
dan luas SPL c. Sistem Pengairan -
Irigasi tekhnis
:
-
Ha
-
Irigasi ½ tekhnis
:
-
Ha
-
Irigasi sederhana
:
9. 1235 Ha
-
Irigasi tadah hujan
:
77. 2123 Ha
3. Demografi dan Monografi Desa a. Jumlah penduduk keseluruhan : 2. 647 jiwa b. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin -
Laki-laki
: 1. 311
-
Perempuan
: 1. 336
c. Jumlah kepala keluarga (KK) -
Kepala keluarga miskin
: 725 KK : 350 KK
d. Jumlah penduduk menurut pendidikan (2013) -
Lulus TK
: -
-
Lulus Sekolah Dasar (SD)
: 52
-
Lulus SLTP
: 13
-
Lulus SLTA
: 8
-
Lulus akademis (D1-D3)
: 4
-
Lulus sarjana (S1-S3)
: -
e. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian/pekerjaan -
Pegawai Negeri Sipil
: 43
-
ABRI
: 4
-
Karyawan swasta
: 72
-
Wiraswasta/pedagang
: 24
-
Tani
: 165
-
Pertukangan
: 86
-
Buruh tani
:32
-
Pensiunan
: 14
f. Jumlah penduduk menurut agama -
Islam
: 2.556
-
Kristen protestan
: 7
24
-
Kristen katolik
:
57
g. Wilayah administrative desa
h.
i.
j.
-
Wilayah kadus
: 4 kadus
-
Wilayah dukuh
: 11 dukuh
-
Wiayah RW
: 4 RW
-
Wilayah RT
: 22 RT
- Jumlah perangkat desa
: 8 orang
- Kepala desa
: 1 orang
Sarana pendidikan - Sekolah PAUD
: 1 PAUD
- Sekolah TK
: 2 TK
- Sekolah SD
: 2 SDN
- Sekolah SLTP
: 1 SLTP
- Sekolah SMU
: 1 SMU
Sarana olah raga - Lapangan sepak bola
: 1 buah
- Lapangan bulu tangkis
: 2 buah
- Lapangan bola volley
: 2 buah
- Lapangan tenis meja
: 2 buah
Sarana ibadah - Masjid
: 6 masjid
- Langgar/Mushola
: 12 mushola
- Gereja
: 2 gereja
- Pura
:
-
4. Aparatur Pemerintahan Desa No
Nama
Jabatan
1
Suranto
Kepala Desa
2
Kusmin Wiyanto
Sekretaris Desa
3
Danang Kristanto
Kadus I
4
Sunarto
Kadus Ii
5
Rujianto
Kadus Iii
8
6
Sumardi
Kadus Iv
7
Sarmo
Kaur Umum
8
Mardi Utomo
Kaur Pemerintah
9
Parjuno
Kaur Pemerintah
5. Kelembagaan Desa a.
Anggota BPD
: 7 orang
b.
Anggota LKMD
: 35 orang
c.
Karang taruna
: 1 kelompok
d.
PKK
: induk 1 kelompok Wilayah 4 kelompok (4 Kadus)
B. Kajian Keadaan Secara Partisipatif Dalam pelaksanaan KKNT-PBM dengan menggunakan teknik PAR, salah satu langkah yang harus ditempuh adalah assessment. Asessement adalah teknik untuk mengenali wilayah dan kondisi dari medan yang di sini adalah desa Cermo itu sendiri, sebelum melaksanakan aksi dan monitoring. Tehnik ini meliputi Maping, Kalender Musim, Pohon Masalah dan Analisa Harapan. Dalam pencarian data assessment ini kami melibatkan warga desa Cermo dan juga kami berkonsultasi langsung kepada kepala desa Cermo untuk lebih meyakinkan data-data yang telah kami peroleh. Pencarian data asessement ini kami lakukan kurang lebih selama satu minggu di minggu pertama kami tiba di desa Cermo. Kami mengadakan diskusi dengan masyarakat setempat setiap kali ada kesempatan untuk berdiskusi dan mendapat data tentang kondisi desa Cermo. Diskusi kami laksanakan tidak serta merta dalam kondisi formal, karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dari warga masyarakat setempat, kami lebih sering mengadakan diskusi dalam situasi non formal seperti ketika berbincang-bincang langsung kepada beberapa masyarakat, dengan tetap menggunakan kesempatan tersebut untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai keadaan desa Cermo. Kesempatan ini juga kami gunakan untuk sosialisasi mengenai program KKNT-PBM dan lebih mengenalkan serta mendekatkan diri kepada masyarakat.
9
1. Mapping Topik
: Pengenalan Wilayah desa Cermo
Teknik PRA yang dipergunakan
: Mapping
Nama fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida,
Niken,
Reni,
Liyana,
Fadhila, Lussy Nama peserta
: Bp. Soeranto ( Kades), Bp. Sumadi, Ibu Lurah, Fajar.
Tempat dan tanggal pelaksanaan
:Cermo 9-12 Mei 2014
Catatan Proses Diskusi Kegiatan pemetaan dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Mei 2014 di rumah bapak Suranto selaku kepala desa Cermo pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB. Kami membuat pemetaan desa Cermo berdasarkan keterangan dan diskusi langsung dengan beberapa warga yang mengetahui kondisi desa Cermo termasuk bapak kepala desa Cermo yang pastinya mengetahui keadaan desa Cermo lebih dibanding yang lain. Kami menggambar peta desa Cermo berdasarkan gambar peta ditambah dengan keterangan dari masyarakat mengenai kondisi desa Cermo. Pemetaan ini dilaksanakan guna untuk mengetahui kondisi desa Cermo, meliputi kondisi dan potensi dari SDM dan SDA setempat sebelum kami mengadakan penyusuran lebih lanjut. Jadi dengan pemetaan ini kami sudah bisa mengetahui paling tidak gambaran awal dari kondisi desa Cermo termasuk masalah-masalah yang ada.
10
Keterangan Peta Dengan pemetaan awal yang sudah kami lakukan, kami memperoleh informasi awal tentang kondisi dari desa Cermo sebagai berikut: 1. Mayoritas penduduk desa Cermo memeluk agama Islam (sekitar 90% dari keseluruhan penduduk). 2. Walaupun mayoritas penduduk beragama Islam, namun sebagian besar penduduk tersebut tidak menjalankan kewajiban sebagai umat Islam seperti sholat, puasa dsb, karena kurangnya pengetahuaan mereka tentang Islam. 3.
Mayoritas mata pencaharian penduduk di desa Cermo adalah sebagai petani, peternak dan pengrajin anyaman bambu (home industry), dan buruh.
4. Sebagian besar dusun di desa Cermo dikelilingi oleh persawahan dan tegalan. 5. Jalan-jalan yang ada di desa Cermo kebanyakan sangat terjal (naikturun), dan sebagian besar sudah dicor oleh masyarakat. 6. Di desa Cermo banyak terdapat mushola walaupun belum berfungsi secara maksimal karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan agama dari masyarakat. 7. Antara dusun yang satu dengan dusun yang lain sudah ada batas yang jelas. 11
8. Di desa Cermo masih sangat sedikit didapati warung sehingga masyarakat cukup kesulitan dalam mencari sesuatu, karena harus ke pasar terdekat. 9. Masyarakat desa Cermo tidak terlalu sulit dalam mencari tempat untuk sekolah karena di sekitar Cermo sudah banyak terdapat sekolahan dari tingkat TK sampai SMA dan sederajat walaupun sekolah- sekolah tersebut termasuk ke dalam daerah wilayah lain.
2. Kalender Musim Topik
: Cara atau tekhnik PRA yang dipergumakan untuk
mengetahui kegiatan utama,
masalah dan kesempatan dalam
siklus
tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram. Tekhnik yang dipergunakan : Kalender Musim Nama Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama Peserta
: Bp.Soeranto Bp. Soemadi, Mb Griya.
Tempat dan Tanggal pelaksanaan : Cermo, 13-14 Mei 2014
Catatan Proses Diskusi Proses pembuatan kalender musim juga berlokasi di rumah bapak Suranto pada hari dan waktu yang bersamaan dengan waktu pembuatan pemetaan, namun pada proses ini kami melibatkan warga yang berbeda dan juga fasilitator yang berbeda. Kami sengaja menggunakan waktu yang bersamaan karen mempergunakan kesempatan ketika warga pulang dari masjid dan ada waktu luang untuk berdiskusi. Proses ini juga tidak dalam situasi formal karena kami menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dari warga yang lebih akrab jika dengan situasi kekeluargaan. Proses diskusi bermula dari obrolan santai dan perkenalan lebih lanjut antara anggota KKNT-PBM dengan warga yang terlibat, setelah beberapa lama tim fasilitator mulai mengutarakan maksud mengundang para warga datang ke tempat pak lurah dan mulai menyiapkan peralatan
12
yang akan digunakan dalam proses pembuatan kalender musim tersebut setelah itu kami mulai menggali informasi tentang desa Cermo. Diskusi berlangsung dengan santai dan warga juga terlihat antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan. Setelah kami mendapatkan informasi dan data yang dirasa cukup, diskusi kami akhiri karena waktu juga sudah larut malam.
Uraian Kalender Musim 1.
TPA Kegiatan TPA di desa Cermo sudah berkembang, tetapi kesadaran dari masyarakat masih kurang mengenai pentingnya ilmu agama terutama membaca Al-Qur’an. Selain itu juga kurangnya tenaga pengajar dan kesadaran generasi muda di desa Cermo akan pentingnya mempelajari ilmu agama.
2.
Karang Taruna Karang taruna memang ada di desa Cermo, kegiatannya pun juga ada walaupun tidak berjalan rutin dan maksimal. Para pemuda lebih sering berkumpul dalam kondisi non formal dan melaksanakan kegiatan-kegiatan incidental seperti gotong royong dsb. Kegiatan karang taruna lebih terlihat ketika bulan Agustus, karena di bulan Agustus biasanya mereka mengadakan kegiatan-kegiatan seperti lomba-lomba dan kerja bakti membersihkan dan menghias desa untuk menyambut hari Kemerdekaan RI.
3.
Gotong Royong Gotong royong adalah kegiatan yang sangat menonjol dan terlihat di desa Cermo. Desa Cermo masih sangat lekat dengan suasana dan ciri khas desa yang sangat kental dengan gotong royong. Gotong royong di desa Cermo tidak hanya gotong royong dalam masalah kebersihan desa dan sejenisnya, namun juga gotong royong yang bersifat kekeluargaan seperti halnya ketika ada salah satu warga yang sedang membangun rumah maka hampir semua warga terutama yang dekat akan berbondong-bondong untuk datang
13
membantu, itulah salah satu pemandangan menarik yang sudah sulit kami dapati di kota-kota seperti Kartosuro contohnya. 3. Transektor Topik
:
Memfasilitasi
masyarakat
dalam
pengamatan langsung baik lingkungan maupun keadaan sumber daya yang ada dengan cara menelusuri dan mengikuti lintasan tertentu yang telah disepakati. Teknik yang dipergunakan
: Penelusuran wilayah (Transect)
Nama Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp. Suranto, Bp. Sumadi, Bp Suroto, Fajar
Tempat
: Rumah Kepala Desa
Tanggal Pelaksanaan
: 12-14 Mei 2014
Catatan Proses Diskusi Proses transect atau penelusuran ini kami laksanakan pada hari Senin, 12 Mei 2014. Pada malam harinya, kami mengadakan diskusi dengan bapak lurah mengenai pembagian dusun di desa Cermo sesuai dengan peta yang ada. Pagi harinya kami mulai penelusuran dari dusun ke dusun secara bersamaan. Kami mengalami sedikit kesulitan karena medan dari desa Cermo yang cukup terjal, jalanan naik turun sehingga kami harus lebih hati-hati melewatinya. Namun karena tekad dan semangat kami akhirnya bisa menyelesaikan proses transect dengan lancar sampai pada akhir pembuatan data di balai desa Cermo denagn dibantu beberapa pamong desa yang ada disana.
14
Deskripsi Bagan Desa Cermo mempunyai beberapa ciri khas diantaranya : 1. Desa Cermo dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dan persawahan. 2. Hampir semua penduduk mempunyai lahan baik berupa sawah, tegal atau kebun. 3. Keadaan tanah di desa Cermo, sebagian besar berwarna merah. 4. Kebanyakan tanah atau lahan di desa Cermo ditanami singkong, jaguing dan kelapa. 5. Desa Cermo terletak di daerah dataran paling tinggi sekecamatan Sambi. 6. Letak rumah warga sebagian besar jauh antara satu dengan yang lainya. 7. Jalanan di desa Cermo sebagian besar naik turun dan sudah dicor. 8. Banyak terdapat sumber air yang digunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari- hari.
4. Diagram Venn Topik
: Melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa dan lingkungan Cermo dan sekitarnya
15
Teknik
: Diagram Venn
Nama fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp.Soeranto, Ibu Sarmi, Bp. Sumadi, Ibu Kusni, Fajar dan tim kreatif KKNT-PBM
Tanggal Pelaksanaan: Senin, 12 Mei 2014
Catatan Proses Diskusi Proses pembuatan diagram venn ini kami laksanakan di rumah bapak Suranto. Kami megadakan diskusi dan mencari informasi dengan beberapa masyarakat dan juga bapak kepala desa sebelum membuat diagram venn. Tim fasilitator juga sudah mengumpulkan data sebanyak mungkin baik secara formal maupun non formal dari beberapa warga desa Cermo. Sehingga pada proses diskusi pembuatan diagram venn, tim fasilitator tinggal mencocokan dan memastikan data-data dan informasi yang sudah diperoleh dari masyarakat sebelumnya.
Deskripsi Bagan Dari hasil diskusi yang telah dilakukan, kami memperoleh data-data sebagai berikut:
16
1.
Lembaga-lembaga yang mempunyai pengaruh dan kepentingan paling besar kepada masyarakat Dk. Dalangan, Ds. Cermo adalah Kepala Desa, Politisi, LMD dan BPD.
2.
Tokoh agama, posyandu, TPQ, tokoh masyarakat dan takmir masjid juga memiliki pengaruh yang cukup besar di Dk. Dalangan, Ds. Cermo.
3.
PKK mempunyai pengaruh dan kepentingan cukup kecil bagi masyarakat.
4.
Paranormal dan dukun bayi juga memiliki pengaruh tetapi hanya kecil.
5.
Gereja mempunyai pengaruh dan kepentingan sangat kecil bagi masyarakat.
Diagram Venn
LMD TPQ
POLITISI
MASYARAKAT
BPD
Dk. DALANGAN POSYANDU
Ds. CERMO KEPALA DESA CERMO
PKK
TAKMIR MASJID
TOKOH MASYAR AKAT
TOKOH AGAMA PARA NORM AL
DUKUN BAYI
GERE JA
17
5. Timeline Topik
: Untuk penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami padda alur waktu tertentu
Teknik Nama fasilitator
: Time Line atau alur sejarah : Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp Danang, Bp. Suranto, Bp. Sumadi
Tempat dan tanggal Pelaksanaan : Cermo, 20 Mei 2014
Catatan Proses Diskusi Pembuatan time line dilaksanakan di balai desa Cermo bersama bebrapa pamong desa dan tim KKNT-PBM. Dalam pembuatan Time Line, kami menggali informasi dari para pamong desa yang dibantu dengan data yang sudah tercatat di kelurahan mengenai kondisi desa Cermo. Kami mengolah data yang ada dan dipadukan dengan keternagn dan informasi yang diberikan oleh para pamong desa yang menjadi anggota dari diskusi pembuatan time line ini. Selain itu kami juga tetap memadukan informasi yang sudah kami peroleh dari perbincangan kami baik dengan warga ataupun bapak kepala desa sebelumnya. Dari hasil diskusi yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil atau data mengeai peristiwa- peristiwa penting yang pernah terjadi, yaitu: 1. Tahun 2007 -
Dimulainya pemberdayaan partisipasi program PNPM
-
Talud jalan Kadus I dan IV
-
Betonisasi Kadus II dan III
-
Peningkatan LPMD
2. Tahun 2008 -
Kunjungan Ibu Puan Maharani dalam rangka panen raya dan penyemprotan hama
-
Pemugaran rumah KK miskin
-
Peningkatan LINMAS
18
3. Tahun 2009 -
Bantuan operasional RT/RW
-
Bantuan karang taruna
4. Tahun 2010 -
Rehab jalan RT 03/RW 01
-
Bantuan peningkatan BPD
5. Tahun 2011 -
Betonisasi jalan poros desa
-
Pembangunan gapura kantor desa
-
Bantuan kelompok kesenian
6. Tahun 2012 - Pembangunan gapura masuk desa - Pembangunan jalan kadus 7. Tahun 2013 - Program pemberdayaan infrastruktur pedesaan - Dibongkarnya balai desa Cermo 8. Tahun 2014 -
Dimulainya pembangunan balai desa Cermo
Timeline Desa Cermo NO TAHUN 1.
2007
KEJADIAN Dimulainya pemberdayaan partisipasi program PNPM Talud jalan Kadus I dan IV Betonisasi Kadus II dan III Peningkatan LPMD
2.
2008
Kunjungan Ibu Puan Maharani dalam rangka panen raya dan penyemprotan hama Pemugaran rumah KK miskin Peningkatan LINMAS
3.
2009
Bantuan operasional RT/RW Bantuan karang taruna
19
4.
2010
Rehab jalan RT 03/RW 01 Bantuan peningkatan BPD
5.
2011
Betonisasi jalan poros desa Pembangunan gapura Kantor Desa Bantuan kelompok kesenian
6.
2012
Pembangunan gapura masuk desa Pembangunan jalan Kadus
7.
2013
Program pemberdayaan infrastruktur pedesaan Dibongkarnya balai Desa Cermo
8.
2014
Dimulainya pembangunan balai Desa Cermo
6. Trend And Change Topik
:Memfasilitasi
masyarakat
dalam
perubahan dan kecenderungan berbagai
menggali keadaan,
kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu Tekhnik Nama fasilitator
: Trend and change : Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp. Sumadi, Fajar, Bp. Suranto
Tempat dan Tanggal pelaksanaan : Cermo, 26 Mei 2014
Catatan Proses Diskusi Proses diskusi untuk pembuatan trend and change ini kami laksanakan pada tanggal 26 Mei 2014 di rumah Kepala Desa Cermo. Pada awalnya kami mengadakan perbincangan ringan dengan peserta untuk lebih mengakrabkan suasana, setelah perbincangan mulai hangat kami mulai mengutarakan dan menjelaskan tentang maksud kami dalam pembuatan trend and change. Para peserta dengan mudah mengerti dan menerima penjelasan dari kami sehingga mereka dapat mnjawab dan memberikan informasi yang kami butuhkan dengan jelas. Kami membatasi topic diskusi kami hanya dalam kurun waktu satu tahun terakhir supaya data dan informasi yang kami peroleh juga lebih efektif
20
dan lebih jelas. Pada diskusi ini kami mengambil topic dalam masyarakat berupa TPA, gotong royong, karang taruna, kelompok tani, pengobatan gratis, PKK, dan Pengajian bapak- bapak. Diskusi berjalan dengan santai dan suasana non formal sehingga diskusi terasa lebih hangat dan menyenangkan.
Deskripsi Bagan Kami membatasi data yang kami buat, supaya data dan informasi lebih fokus dan jelas, yakni: 1. Kepemilikan lahan warga Cermo setiap tahun sama kecuali pada tahun 2014, kepemilikan lahan menjadi menurun dikarenakan ada masyarakat yang lahannya dibagikan kepada anak-anaknya dan di jual. 2. Jumlah penduduk warga Cermo hamper setiap tahun mengalami kenaikan,
hal
ini
disebabkan
jumlah
kelahiran
lebih
besar
dibandingkan dengan jumlah kematian. 3. Banyak warga Cermo yang pada akhir-akhir ini merantau, dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di desa Cermo.
21
4. Akhir-akhir ini jumlah guru ngaji yang ada di desa Cermo semakin berkurang, dikarenakan berkurangnya kesadaran pemuda pemudi yang mau menjadi tenaga pengajar. 5. Dari tahun ke tahun jumlah anak TPA semakin berkurang karena kurangnya dorogan dari orang tua yang menyuruh anaknya ikut TPA. 6. Upacara adat di desa Cermo setiap tahun semakin berkurang, dikarenakan masyarakat sudah sadar akan agama Islam. 7. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menyebabkan sedikitny masyarakat yang mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Potensi-Potensi Yang Muncul Walaupun desa Cermo terletak di tengah-tengah sawah dan perbukitan yang cukup sulit untuk dijangkau karena jauh dari perkotaan, namun setelah kami cermati, desa Cermo memiliki banyak potensi yang belum tergali oleh warga sekitar. Potensi-potensi yang ada tersebut insya Allah akan dapat memajukan keadaan desa Cermo apabila dimanfaatkan dengan baik, di antara potensi-potensi yang ada di desa Cermo antara lain: 1. Desa Cermo termasuk dalam area pegunungan sehingga dikelilingi oleh areal perbukitan hijau yang ditanami aneka tumbuhan. 2. Di desa Cermo terdapat banyak areal persawahan dan ladang yang sangat luas yang bisa dimanfaatkan oleh warga untuk bercocok tanam. 3. Beberapa tanaman potensial yang bisa tumbuh di tengah Cermo antara lain, padi, jagung, kacang tanah, ketela pohon, dan jenis ubi-ubian yang lain. 4. Hampir semua warga desa Cermo mempunyai pekarangan dan kebun yang juga luas di sekitar rumah mereka yang kebanyakan ditanami pohon-pohonan seperti kelapa, singkong, dan berbagai jenis tanaman buah lainnya, sehingga dengan hasil dari berbagai tanaman itu bisa menambah pendapatan warga. 5. Warga desa cermo banyak yang mempunyai ketrampilan menganyam bambu untuk dijadikan kerajinan seperti keranjang dan berbagai kerajinan lainnya. Kebetulan juga di desa Cermo banyak terdapat
22
pohon bambu, sehinga warga tidak akan kesulitan untuk mendapatkan bahan baku dari kerajinan tangan tersebut. 6. Desa Cermo masih sangat lekat dengan budaya gotong royong dalam setiap kegiatan yang ada. Dengan budaya gotong royong ini sedikit banyak membantu warga dalam beraktivitas. 7. Banyak anak-anak kecil maupun ibu-ibu di Desa Cermo yang mempunyai semangat dan keinginan yang besar dalam belajar ilmu agama khususnya melalui TPA. Namun kendala yang dihadapi adalah kurang atau tidak adanya tenaga pengajar baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut mungkin dikarenakan kurangnya kesadaran dan pemahaman warga akan pentingnya belajar ilmu agama dan juga karena kesibukan para warga yang lebih memprioritaskan dalam mencari uang sehingga ranah pembelajaran ilmu agama kurang diperhatikan. Dengan adanya berbagai potensi yang ada di desa Cermo tersebut maka akan mempengaruhi perkembangan desa Cermo baik secar moril dan materiil apabila potensi- poetensi yang ada tersebut digali dan dikembangkan dengan baik. Sehingga kedepannya desa Cermo akan menjasi sebuah desa yang lebih maju dan berkembang.
23
BAB III PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN (PARTICIPATORY PLANNING)
A. Pendahuluan Sebuah permasalahan adalah sebuah acuan utama yang sangat penting yang akan menentukan adanya penyusunan kegiatan-kegiatan yang disebut dengan Participation Action Research (PAR). Research langsung atau penelitian secara langsung di lapangan dimaksudkan untuk menemukan masalah-masalah yang ada di lapangan tersebut untuk kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan kegiatan penelitian dan pemecahan secara bersamaan dengan masyarakat berdasarkan masalah yang ada dalam research tersebut. Cermo adalah nama salah satu desa yang berada di kecamatan Sambi Boyolali yang lokasinya jauh dari pusat kota sehingga cukup terpencil dan susah dijangkau karena jauh dari jalan raya. Sebagian besar desa Cermo dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Semarang khususnya daerah Kaliwungu. Kondisi alam desa Cermo yang cukup unik tersebut menimbulkan berbagai permasalahanpermasalahan yang timbul dan menarik untuk diobservasi untuk kemudian dicari solusi yang ada. Berdasarkan pada penelitian dan tinjauan kami selama satu bulan mengadakan KKNT-PBM di desa Cermo, kami mendapatkan hasil kesimpulankesimpulan penting dari kondisi social yang ada di desa Cermo. Namun demikian hasil kesimpulan kami ini tidak bisa dikatakan mutlak karena suatu proses sosial akan selalu bergeser dan berkembang seiring perkembangan kondisi dan jaman yang terjadi dan berkembang seperti yang terjadi di desa Cermo. Seperti yang kita ketahui bahwa pemuda selalu mempunyai peran penting dalam perkembangan dan kemajuan sebuah daerah karena peran pemuda sangatlah berpengaruh pada maju tidaknya suatu daerah termasuk pada sebuah desa. Di desa Cermo sendiri, peranan pemuda bisa dikatakan kurang dikarenakan banyaknya pemuda yang merantau meninggalkan desa Cermo untuk mencari uang baik di luar kota ataupun di luar negeri karena merasa mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan yang cukup jika menetap dan mencari pekerjaan di desa Cermo. Hal ini menjadi permasalahan utama yang ada di desa Cermo, karena akibat dari
24
masalah ini desa Cermo menjadi kurang berkembang akibat kurangnya peran pemuda di desa Cermo itu sendiri. Kegiatan seperti TPA misalnya menjadi tidak berkembang walaupun semangat dari anak-anak yang ada sangatlah besar dalam menuntut ilmu agama, namun menjadi tidak terfasilitasi dikarenakan tidak adanya tenaga pengajar dari para pemuda baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang ada karena kebanyakan para pemuda merantau. Selain hal tersebut, masih banyak permasalahan-permasalahan yang ditemukan di desa Cermo di antaranya: 1. Seperti yang telah disebutkan di atas, masalah yang paling dominan dan perlu penanganan lebih di desa Cermo adalah masalah kurangnya peranan pemuda di dalam perkembangan desa Cermo dikarenakan banyaknya pemuda yang merantau meninggalkan desa Cermo. 2. Kurang berkembangnya kegiatan TPA dikarenakan kurangnya tenaga pengajar khususnya
di
kalangan
pemuda,
sehingga
mengakibatkan
kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang agama dikarenakan tidak adanya bimbingan sejak kecil. 3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu agama oleh masyarakat dikarenakan kurangnya ulama atau kyai yang ada di desa Cermo sendiri sehingga tidak ada yang mengarahkan atau mengajak masyarakat untuk mempelajari dan mengamalkan ilmu agama Islam. 4. Kurangnya perhatian dari masyarakat tentang kemajuan dan kondisi desa, salah satunya dikarenakan oleh kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat karena banyaknya warga masyarakat yang tidak mengenyam bangku pendidikan. 5. Banyaknya warga masyarakat yang tidak menggunakan potensi-potensi yang ada di desa Cermo secara maksimal dan memilih mencari penghasilan di luar kota sehingga menyebabkan desa Cermo kurang berkembang secara finansial. 6. Matinya kegiatan ibu-ibu seperti PKK dikarenakan kurangnya koordinasi dan tidak adanya penggerak karena ibu-ibu lebih sibuk dengan aktivitas masingmasing dalam mencari uang.
B. Papan Catur Topik
: Menganalisa dan membandingkan topik yang telah diidentifikasikan dalam bentuk rangking atau skoring.
Teknik yang dipergunakan: Papan catur
25
Nama fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp. Suranto, Bp. Sumadi, Ibu Sarmi, Fajar
Tempat dan Tanggal pelaksanaan: Cermo, 3 Juni 2014
Catatan Proses Diskusi Proses pembuatan “Papan Catur” kami laksanakan di rumah Bapak Lurah dengan waktu, fasilitator dan anggota diskusi yang telah tertulis diatas. Proses diskusi seperti biasa kami awali dengan perbincangan santai dengan anggota diskusi untuk megakrabkan suasana, dan setelah berapa lama kami mulai mengutarakan maksud kami mengadakan diskusi tersebut. Setelah diskusi yang kami lakukan, kami memperoleh faktor sebab akibat yang menjadi permasalahan dan mempunyai pengaruh dominant terhadap beberapa kegiatan penting di desa Cermo diantaranya: masalah TPA mati, PKK mati, merantau, pendidikan rendah, dan karang taruna. Dalam proses diskusi, para peserta terlihat sangat antusias dalam menjawab dan memberikan keterangan tentang masalah yang kami ajukan. Diskusi berlangsung lancar dan menyenangkan hingga usai. Dari hasil yang kami peroleh dari analisis papan catur, masalah yang mempunyai pengaruh paling dominant terhadap kegiatan- kegiatan penting yang ada di desa Cermo adalah masalah perantauan.
26
ANALISIS PAPAN CATUR DESA CERMO SAMBI BOYOLALI
Sebab/akibat
PENDIDIKA
MERANTAU
TPA MATI
PKK MATI
N RENDAH
SCORE
TARUNA 3
PENDIDIKAN
KARANG
2
1
2
RENDAH 8 MERANTAU
2
4
1
4
11 TPA
TIDAK
3
1
1
2
BERKEMBANG 7 PKK MATI
1
1
2
1
5 KARANG
2
2
3
1
TARUNA 8
27
C. Matrik Rangking Topik
: Menganalisa dan membandingkan topik yang telah diidentifikasi dalam benntuk rangking/scoring atau menempatkan topik menurut urutan penting tidaknya topic bagi masyarakat.
Tekhnik
: Matrik Rangking
Nama fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp. Suranto, Bp. Sumadi, Ibu Sarmi, Fajar
Tempat dan tanggal Pelaksanaan : Cermo, 3 Juni 2014
Catatan Proses Diskusi Proses diskusi “Matrik Rangking”, kami lakukan di rumah kepala Desa Cermo bersama warga sekitar. Dalam proses diskusi ini kami juga menggunakan datadata yang sudah kami peroleh sebelumnya karena data saling bersangkutan dan saling melengkapi, terutama data tentang analisa papan catur.
Deskripsi Bagan Dari data yang kami peroleh, masalah yang paling dominan di desa Cermo yang kami temui selama di lapangan adalah tidak berkembangnya TPA yang disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar dikarenakan banyaknya pemuda yang merantau meninggalkan desa Cermo. Dalam hal ini relevansi yang harus difikirkan adalah untuk bagaimana menyadarkan masyarakat akan pentingnya ilmu agama, terutama bagi anak- anak mereka sebagai generasi penerus bangsa denagn salah satu caranya adalah mengembangkan TPA. Anak- anak di desa Cermo sebenarnya mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar, sehingga dalam masalah ini kekuatan tim lebih terfokus pada pembinaan para santri yang berpotensi untuk menjadi pengajar kelak.
28
MATRIK RANGKING DESA CERMO SAMBI BOYOLALI No
1
Prioritas
TPA
TIDAK
Ugensi
Relevansi
SDM/SDA
Kek. Tim
Skor
4
4
3
4
15
BERKEMBANG 2
MERANTAU
3
3
3
1
10
3
PENDIDIKAN RENDAH
3
2
1
1
7
4
KEKERINGAN
4
3
1
1
9
5
PKK MATI
2
2
2
1
7
29
D. Pohon Masalah Topik
: Menganalisis masalah yang paling pokok yang terjadi pada suatu daerah
Teknik yang dipergunakan : Pohon Masalah Nama fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp. Suranto, Bp. Sumadi, Ibu Kusni, Fajar, Ibu Sarmi
Tempat dan tanggal pelaksanaan: Cermo, 3 Juni 2014
Catatan Proses Diskusi Pembuatan pohon masalah kami laksanakan di rumah Bapak Lurah Cermo pada tanggal 3 Juni 2014 dengan fasilitator Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy. Seperti biasa kami memulai proses diskusi dengan orolan santai dengan para peserta untuk mengakrabkan suasana, kemusian kami mengutarakan maksud diskusi kami setelah peserta mulai merasa nyaman dengan diskusi yang kami lakukan. Proses diskusi berlangsung santai dengan sesekali diselingi candaan dari para peserta dengan tetap fokus pada materi diskusi, sehingga setelah proses diskusi selesai kami dapat mendapatkan data informasi yang kami inginkan. Setelah proses diskusi selesai, kami menggambar ulang pohon masalah dengan dikoreksi dan dilengkapi informasi dari Bapak Lurah.
30
Deskripsi Bagan Masalah yang paling utama adalah dikarenakan ekonomi masyarakat kurang. Hal ini menyebabkan beberapa masalah yang lain, di antaranya kebutuhan kurang tercukupi, waktu tersita banyak untuk bekerja, kurangnya pendidikan serta kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan. 1. Kebutuhan kurang tercukupi disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan penduduk banyak yang merantau terutama pemuda pemudi yang ada di Desa Cermo. Oleh karena itu, karang taruna yang ada berjalan kurang optimal. 2. Waktu tersita banyak untuk bekerja disebabkan oleh kurangnya sosialisasi, anak tidak terurus dan anak menjadi tidak agamis. Anak yang tidak terurus menyebabkan anak menjadi kurang bermoral dan kebiasaan anak menjadi tidak baik seperti suka berkata kotor dan anak menjadi tidak terdidik. Anak yang kurang agamis menyebabkan tidak ada kesadaran dalam beribadah. 3. Kurangnya pendidikan disebabkan oleh SDM yang rendah, sehingga menyebabkan pergaulan menjadi bebas dan premanisme. Pergaulan bebas berupa judi, seks bebas dan miras, sedangkan premanisme berupa anak tidak agamis dan keluarga menjadi tidak harmonis. 4. Penyebab yang lain karena kurangnya kesadaran akan pentingnya kesadaran yang disebabkan oleh kesehatan anak kurang diprioritaskan dan berakibat anak mudah terserang penyakit dan kesehatan lansia kurang diperhatikan.
E. Analisa Tujuan Topik
: Mengidentifikasi masalah yang ada dalam masyarakat
untuk
mengetahui
penyebab
sebenarnya Tekhnik yang dipergunakan Nama fasilitator
: Analisis Tujuan : Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Nama peserta
: Bp. Sumadi, Bp. Suranto, Bp.Hamzahdan tim kreatif KKT
Tempat dan tanggal Pembuatan : Dalangan, 5 Agustus 2010
31
Catatan Proses Diskusi Pembuatan analisa tujuan ini kami laksanakan langsung setelah pembuatan pohon masalah, karena kedua tehnik ini saling berkaitan sehingga kami memutuskan untuk membuatnya langsung sehingga ingatan kami tentang diskusi dengan warga dalam pembuatan pohon masalahpun masih jernih. Meskipun terasa lelah namun kami masih harus tetap semangat supaya tugas kami juga cepat selesai dengan baik.
Deskripsi Bagan Berdasarkan bagan diatas, bahwa hal yang paling utama apabila ekonomi masyarakat Desa Cermo berkecukupan, maka: 1. Semua kebutuhan akan tercukupi apabila tersedia lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, sehingga warga yang memiliki keinginan untuk merantau menjadi berkurang dan pemuda pemudi yang ada di desa tersebut tidak akan merantau. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap berjalannya karang taruna yang ada di desa Cermo. 2. Dengan menyediakan waktu luang dapat intens bersosialisasi dan dapat memperhatikan anak serta dapat juga berperilaku agamis. Oleh karena itu, dapat juga meningkatkan moral dan menyadari pentingnya beribadah. Dengan meningkatnya moral dapat menyebabkan anak-anak maupun oran dewasa bisa berkata baik dan menjadikan diri menjadi terdidik. 32
3. Ekonomi
yang
berkecukupan
juga
dapat
menyebabkan
terpenuhinya
pendidikan. Sehingga menghasilkan SDM yang tinggi yang menjadikan pergaulan menjadi baki karena masyarakat berpendidikan serta masyarakat hidupnya menjadi damai, aman dan tenteram. 4. Dapat memunculkan kesadaran akan pentingnya kesehatan seperti kesehatan anak diprioritaskan sehingga anak menjadi sehat dan kesehatan lansia yang diperhatikan sehingga walaupun sudah tua tetapi masih sehat.
33
BAB IV AKSI KEGIATAN
Aksi kegiatan yang kami laksanakan selama satu bulan terhitung mulai dari tanggal 6 Mei 2014 sampai dengan tanggal 6 Juni 2014 di desa Cermo khususnya dusun Dalangan, desa Cermo, kecamatan Sambi, kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
A. Sosialisasi Peserta KKNT-PBM IAIN Surakarta Topik
:
Sosialisasi Peserta KKNT-PBM IAIN Surakarta
Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Peserta Aksi
: Terlampir
Pelaksanaan Tempat dan tanggal : Desa Cermo, 7 Mei 2014
Catatan proses Aksi Kegiatan Sosialisasi KKNT-PBM dilakukan di satu tempat yakni di dusun Dalangan pada tanggal 7 Mei 2014. Peserta sosialisasi KKNT-PBM ini adalah warga setempat yang meliputi kepala dusun, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, dan perangkat desa. Sosialisasi kami lakukan dengan mengunjungi rumah warga sekitar yang dekat dengan Masjid beserta perangkat desa yaitu Bp. Sumardi selaku kepala dusun Dalangan kami disambut dengan ramah kemudian kami memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud dan tujuan KKT-PBM kami supaya Bp. Sumardi bersama warga Dalangan bisa bekerja sama dengan baik. Bp. Suranto selaku kepala desa, di kediaman Bp. Suranto kami Menetap sebulan kami banyak berbincang-bincang mengenai lembaga-lembaga maupun kegiatan-kegiatan yang ada di desa tersebut. Beliau berkata se desa Cermo lembaga dan kegiatan yang paling banyak dan hidup hanya di dusun Cermo. Sosialisasi kami lakukan di rumah-rumah warga bertujuan agar kami bisa lebih akrab dan langsung bisa membaur dengan mereka sehingga kami tahu apa yang mereka inginkan. Setelah kami memperkenalkan diri dari setiap peserta KKNT-PBM kemudian ketua kelompok menjelaskan tujuan dan harapan diadakannya KKNT-PBM
34
di desa Cermo ini. Selain itu kami juga menjelaskan kedudukan peserta KKNT-PBM di sini bukan mau menggurui masyarakat Cermo tetapi hanya sebagai fasilitator dan juga justru kami di sini akan berguru dan belajar bersama masyarakat tentang kehidupan bermasyarakat. Setelah berdiskusi dengan warga di rumah bapak kepala desa kami dapat menyimpulkan masalah yang ada di desa Cermo adalah tentang pendidikan dan sosial keagamaan. Di desa Cermo sudah ada kegiatan yang mengacu pada sosial keagamaan namun kegiatan ini tidak itensif untuk mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertakwa dikarenakan kesadaran untuk mencari ilmu agama kurang antusias, selain itu generasi penerus di desa ini teracam jauh dari ajaran agama karena tidak adanya wadah untuk mencari ilmu agama seperti TPA. Hal ini disebabkan oleh: 1. Kurangnya tenaga pengajar TPA. 2. Tidak aktifnya TPA di dusun-dusun Se-Desa Cermo. 3. Tidak adanya HRM di desa Cermo 4. Kurangnya pengetahuan masyarakat Desa Cermo tentang keagamaan 5. Minimnya kemampuan tenaga pengajar. Untuk mengatasi masalah di atas, maka atas persetujuan dari masyarakat kami menyusun berbagai agenda kegiatan untuk kami laksanakan selama 1 bulan ke depan, antara lain : 1.
Mengadakan pengajian ibu-ibu
2.
Mendirikan dan menghidupkan TPA di desa Cermo
3.
Mengadakan pelatihan fiqh ibadah (wudhu, sholat, dsb)
4.
Mengajar TPA
5.
Mengadakan pengajian akbar dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj
6.
Mengadakan lomba TPA se-desa Cermo
7.
Mengadakan Outbound
Catatan Refleksi Aksi Kegiatan Dari Masyarakat Kami merasakan sambutan yang luar biasa dari masyarakat terhadap kegiatan sosialisasi ini. Masyarakat sangat antusias dalam memberikan tanya jawab dan tidak segan-segan mengungkapkan segala permasalahan yang ada. Ketika kami berkunjung ke rumah Bp. Tarjo kami sempat bercanda-canda karena bapaknya pak Tarjo juga suka bercanda mereka sungkan karena rumahnya sederhana namun mereka senang karena
35
kami mau berkunjung kediaman beliau waktu itu beliau sedang menganyam bambu kamipun bertanya-tanya tentang bagaimana pembuatan anyaman seperti kranjang, tumbu, tampah, tompo, dsb. Selain itu kamipun bertanya tentang bagaimana pemasarannya dari hasil diskusi kami dengan keluarga pak Tarjo yang jadi kendala penganyam adalah pemasarannya atau distribusi mereka memasarkan hasil kerajinannya hanya di pasar sekitar Sambi, sehingga persainganpun terjadi karena kebanyakan penduduk Cermo adalah penganyam bambu. Selain itu menurut kami inovasi yang dibutuhkan mereka untuk menciptakan anyaman yang lebih modern dan bermanfaat untuk masa sekarang maupun yang akan datang misal hiasan lampu atau lampion yang terbuat dari bambu. Mungkin dengan inovasi atau seni yang baru masyarakat lebih tertarik dan dapat meningkatkan pendapatan mereka.
B. Mengajar Mengaji Ibu-Ibu Topik
: Mengajar ibu-ibu mengaji karena minimnya pengetahuan mereka tentang membaca alQur’an
Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Peserta Aksi
: Terlampir
Pelaksanaan Tempat dan tanggal
: Setelah sholat maghrib
Catatan Proses Aksi Kegiatan Berdasarkan penelitian yang kami (mahasiswa KKNT-PBM) lakukan, bahwa hampir semua ibu-ibu yang terdapat di Desa Cirmo tidak bisa membaca Al-Qur’an karena sejak dini tidak ada yang mengajari mereka tentang membaca al-Qur’an. Dengan melihat kondisi yang sedemikian rupa, maka kami segenap mahasiswa KKNT-PBM yang ditugaskan di Desa Cermo melakukan perkumpulan dan membahas tentang soal belajar mengajar membaca Al-Qur’an ibu-ibu yang akan dilakukan setiap ba’da maghrib. Berdasarkan hasil rapat kami, maka kami memutuskan untuk mengajar mengaji ibu-ibu Desa Cermo setiap ba’da sholat maghrib, dan memulainya dari Iqro’ dengan di semak satu-persatu. Dalam proses belajar mengajar Al-Qur’an para ibu-ibu sangat antusias dan semangat sekali dalam belajar mengaji. Kami selaku mahasiswa KKNT-
36
PBM sangat bangga dan senang sekali karena mereka tidak mengenal kata malu untuk belajar bahkan mereka tidak malu dilihat oleh anak-anaknya ketika mereka belajar mengaji Iqro’. Program kerja tentang mengajar mengaji ibu-ibu alhamdulilah berjalan lancar sampai akhir KKNT-PBM seperti yang kami harapkan. Dengan harapan mudahmudahan proses belajar mengaji tetap berjalan meski tanpa kehadiran mahasiswa KKNT-PBM dari IAIN Surakarta dan mudah-mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kami peserta KKNT-PBM.
C. Mengajar TPA Topik
: Mengajar keagamaan
Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Peserta Aksi
: Anak-anak TPA
Tempat dan tanggal
: Mushola An-Ni’mah, setiap hari Kamis dan Sabtu ba’da ashar
Catatan Proses Aksi Partisipatif Melihat keadaan TPA Desa Cermo yang kurang aktif dikarenakan kurangnya guru mengaji di Desa tersebut, maka kami selaku mahasiswa KKNT-PBM mengaktifkan TPA yang ada di Desa Cermo, terutama di Dukuh Dalangan. Sebelumnya TPA hanya ada pada hari Kamis dan Sabtu, namun setelah ada mahasiswa KKNT-PBM maka TPA ditambah hari menjadi Selasa, Kamis dan Sabtu. Adapun pelajaran-pelajaran yang kami ajarkan adalah: a). Bahasa Arab. b). Doa sehari-hari. c). Menulis Arab. d). Sejarah Nabi. e). Praktek sholat. f). Dan ilmu-ilmu keagama’an lainnya. Dalam peroses belajar mengajar TPA kami menggunakan metode mengajar dengan harapan agar anak-anak TPA cepat menangkap apa yang kami ajarkan. Selain itu agar anak-anak tidak merasa bosan, kami selalu bernyanyi bersama-sama. Disamping proses belajar mengajar anak-anak TPA kami melakukan kegiatankegiatan lain seperti jalan-jalan mengelilingi Desa bersama anak-anak TPA.
37
Catatan Reflektif Aksi Dari Masyarkat dan anak-anak TPA Selama melaksanakan proses belajar mengajar anak-anak TPA alhamdulilah para anak-anak didik sangat semangat dan sangat berpartisipasi dalam mengikuti TPA sampai pada akhir proses belajar mengajar. Dan dengan diaktifkannya TPA di Desa Cermo kami selaku mahasiswa KKNT-PBM berharap mudah-mudahan ilmu yang mereka dapatkan dari kami dapat bermanfaat di akhir kelak dan dapat menjadi amal jariah bagi kami.
D. Mengadakan Musabaqoh Keagamaan Antar TPA Topik
: Musabaqoh ke-agamaan antar TPA
Fasilitator
: Seluruh teman-teman KKNT-PBM
Peserta Aksi
: Terlampir
Tempat dan Tanggal Pelaksanaan
: Masjid Jami’, 1 Juni2014
Catatan Proses Aksi Partisipatif Setelah kami mengajar anak-anak TPA sekitar tiga minggu maka kami mengadakan musabaqoh keagamaan antar TPA selama satu hari yaitu hari Ahad, adapun musabaqoh yang diselenggarakan adalah sebagai berikut: a. Lomba Adzan dan Iqomah Dalam pelaksanaan lomba adzan dan Iqomah, seluruh TPA mengutus 2-3 orang untuk mengikuti acara tersebut, agar setiap anak-anak TPA mempunya pengalaman dan mempunyai kesempatan untuk mengapresiasikan apa yang dimilikinya. Kriteria lomba yang kami nilai adalah sebagai berikut: 1. Suara. 2. Tajwid. 3. Urutan adzan 4. Makhorijul huruf b. Lomba Cerdas Cermat Dalam Pelaksanaan cerdas cermat kami membuat soal yang berkaitan dengan doa sehari-hari, sejarah Rasul, PPKN, IPA, IPS, dan ilmu keagamaan lainnya. Dalam proses Tanya jawab kami membagi kedalam tiga babak. Babak pertama dan kedua adalah menanya ke tiap-tiap kelompok dengan soal yang telah tersedia dan yang ketiga adalah babak rebutan. Peserta yang mengikuti lomba cerdas cermat terdapat enam kelompok yang mana setiap masing-masing TPA mengutus dua kelompok untuk mengikuti lomba tersebut, setiap kelompok terdiri dari tiga orang dan di setiap kelompok kami
38
menyediakan alat bel seperti piring, bambu, kaleng dan lainnya sebagainya yang mana alat tersebut dapat mempermudah juri untuk mengetahui siapa duluan yang siap untuk menjawab soal rebutan. Dalam pelaksanaan cerdas cermat, para peserta dan para pendukung dari tiaptiap TPA sangat antusias dan semangat hingga suasana seperti sedang dalam keramaian kota. c. Lomba Hafalan Surat-Surat Pendek Lomba hafalan surat pendek tidak ditentukan surat apa yang akan dibaca, tetapi disesuaikan dengan kemampuan santri. Adapun kriteria yang dinilai adalah: 1. Makhorijul Huruf. 2. Tajwid. 3. Dan daya hafal tidaknya para peserta lomba. Adapunn cara pelaksanaannya adalah memanggil nama peserta lomba satu persatu dan duduk di depan juri dan setelah itu peserta tersebut menghafalkan surat yang sesuai dengan yang diperintahkan juri. d. Lomba Do’a Sehari-Hari Lomba do’a sehari-hari ini mengharuskan para santri menghafal do’a seharihari sebanyak 2. Adapun kriteria yang dinilai antara lain: suara, kelancaran dan adab santri. Adapun cara pelaksanaannya adalah dengan mengabsen para santri, kemudian meminta nama yang dipanggil untuk maju ke depan juri. Setelah itu juri meminta santri untuk menghafalkan do’a dan menilai sesuai kriteria yang telah ditentukan. e. Lomba Wudlu Lomba wudlu ini pesertanya anak-anak PAUD, TK dan SD kelas 1. Kriteria penilaianya dari urutanya, ketepatan dan do’a-do’anya. Kami mengambil enam pemanang, juara 1,2,3 dan juara harapan 1,2,3.
Catatan Refleksif Aksi Dari Masyarkat dan anak-anak TPA Selama perlombaan berjalan, para peserta lomba TPA sangat semangat sekali meski kadang TPA-nya harus mengalami kekalahan, kami berharap mudah-mudahan generasi setelah kita dapat dan mau melaksanakan acara ini lagi karena dengan adanya musabaqoh seperti maka secara tidak langsung dapat memotifasi anak-anak TPA dalam mendalami dan mempelajari ilmu-ilmu keagamaan
39
E. Outbound Topik
: Permainan
Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Peserta aksi
: Terlampir
Tanggal dan tempat Pelaksanaan : Dalangan, 29 Mei 2014
Catatan Proses Aksi Partisipatif Untuk mengisi kegiatan liburan anak-anak kami mengadakan kegiatan outbound. Lokasi outbound kami putuskan di desa Cermo. Berikut jalanya outbound, Pos 1 diisi oleh Lussy dan Naning. Di pos ini diisi dengan pembentukan kelompok. Anak-anak dibagi dalam tiga kelompok yang terdiri dari delapan anak. Ada yang kelompok Melati, kelompok Mawar dan kelompok Garuda. Setelah pembentukan kelompok, mereka kemudian diajari menyanyikan lagu Posdaya. Lagu ini nantinya harus dinyanyikan sepanjang perjalanan ke pos 2, 3, dan 4. Setelah itu anak-anak diberi soal seputar bahasa Inggris. Bagi kelompok yang selesai paling awal, maka kelompok itulah yang akan berangkat ke pos 2 pertama kali. Pos 2 dijaga oleh Choir dan Farida Disini tiap kelompok disuruh membuat pantun dan aksesoris dari daun kemudian dikenakan. Setelah tugas selesai, mereka disuruh mencari daun jati sebanyak anggota kelompok untuk digunakan sepanjang perjalanan menuju Pos 3. Pos 3 dijaga oleh Reny dan Niken Untuk masuk Pos 3 ini tiap kelompok harus siap membawa daun jati, daun jati tsb dipergunakan untuk berjalan diatasnya. Cara permainan ini adalah: bagaimana caranya dengan berjalan diatas beberapa daun dengan jumlah peserta yang banyak, para peserta dapat sampai pada tujuan tanpa menginjak atau keluar dari daun yang telah disediakan. Dengan adanya permainan ini, diharapkan kepada para peserta untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dan mencari cara agar dengan beberapa daun yang telah disediakan oleh panitia mereka dapat sampai pada tujuan yang telah ditentukan dengan banyaknya jumlah peserta disetiap kelompok. Pos 4 dijaga oleh Griya (warga) dan Iksan.
40
Masuk ke Pos ini adik-adik harus melewati jaring laba-laba. Jaring laba-laba yang kami buat berasal dari tali raffia, yang kami buat semaksimal mungkin hingga membentuk sarang laba-laba. Cara permainan ini adalah: kepada seluruh peserta out boun diharapkan agar dapat melewati lobang-lobang sarang laba-laba tanpa menyentuk sarangnya. Dalam permainan ini sangat dibutuhkan kecerdasan berpikir dan kekompakan kelompok dalam melewati lubang-lubang yang tersedia. Alhamdulilah dalam pelaksanaan permainan ini para peserta didik sangat gembira dalam mengikutinya, meskipun diantara mereka ada yang kesusahan dalam melewati sarang laba-laba, dikarenakan besarnya badan yang dimilikinya. Kemudian kami sudah mempersiapkan lomba estafet disana. Tiap kelompok wajib mencalonkan satu orang utuk mengikuti lomba. Satu wakil persiapan lari menggunakan karung menuju ke temanya yang sudah siap makan kerupuk, setelah makan kerupuk selesai lari menuju temanya yang siap memasukan paku dalam botol. Bagi peserta yang bisa memasukan jarum pada botol pertama kali, maka kelompok itulah yang menang. Juara lomba terdiri dari juara 1, 2, dan 3. Catatan Reflektif Aksi Kegiatan Dari Masyarakat dan anak-anak TPA Selama pelaksanaan ini alhamdulilah para masyarakat setempat sangat antusias melihat anak-anaknya mengikuti acara out bound. Para peserta out boun yang berasal dari TPA Dalangan ini sangat semangat sekali dalam mengikuti acara tersebut. Alhamdulilah acara out bound lancar dan terlaksana sesuai dengan yang kami harapkan.
F. Pengajian Akbar Topik
:Pengajian akbar dalam rangka memperingati Isro’ Mi’roj
Fasilitator
:
Tim
KKNT-PBM
dan
warga
dukuh
Dalangan Peserta Aksi
: Seluruh masyarakat Desa Cermo
Tempat dan tanggal pelaksanaan
: Masjid An-Ni’mah, 31 Mei 2014
Catatan proses Aksi Partisipatif Dalam memperingati Isra’ Mi’raj, kami dari mahasiswa KKNT-PBM dan segenap para karang taruna Desa Cermo mengadakan pengajian akbar santapan rohani
41
dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj. Sekitar satu minggu sebelum diadakannya acara pengajian akbar dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj, kami mahasiswa KKNT-PBM mengadakan perkumpulan bersama pengurus Masjid An-Ni’mah dan karang taruna, dalam perkumpulan tersebut kami membahas tentang: a. Struktur Kepanitiaan Dalam membentuk struktur kepanitiaan kami selaku mahasiswa KKNTPBM bersepakat bahwa yang menjadi ketua pengajian akbar dalam memperingati hari Isro’ Mi’roj adalah perwakilan dari karang taruna masjid dan setiap bagian kami memasukan nama-nama para karang taruna dengan harapan agar mereka merasa mempunyai kedudukan dihadapan masyarakat dan sesuai dengan perintah LP2M bahwa didalam menjalankan seluruh program kerja transformative kami tidak boleh menggurui mereka, apalagi mengambil alih kekuasaan mereka dalam artian bahwa kita mengikuti alur yang ada. Pembentukan hari Isro’ Mi’roj kami membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit dan alhamdulilah dalam pemilihan dan penentuan struktur kepanitian yang sederhana berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. b. Dana Setelah kami menjumlahkan seluruh kebutuhan yang akan digunakan dalam pengajian akbar dalam rangka memperingati hari isro’ mi’roj, maka tercatat bahwa dana yang diperlukan berjumlah sekitar lima ratus ribu. Dan atas kesepakatan bersama bahwa dalam memenuhi dana tersebut kami iuran, dari mahasiswa berjumlah Rp. 250.00, dan dari Kas Masjid berjumlah Rp. 250.000. Namun dana itu di langsung disumbang oleh pak lurah semua. c. Konsumsi Berdasarkan hasil rapat panitia pengajian akbar dalam rangka memperingati Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW disepakati bahwa konsumsi yang akan dihidangkan pada acara pengajian akbar adalah lemper sebanyak 400 buah dan air mineral gelas sebanyak 9 kardus serta 20 pack permen. d. Background Berdasarkan hasil rapat panitia, ditetapkan bahwa background tidak menggunakan. dikarenakan minimnya dana yang kami miliki.
42
e. Susunan Acara Dalam rapat koordinasi bersama seluruh panitia pengajian akbar dalam rangka memperingai hari Isro’ Mi’roj kami menetapkan bahwa susunan agenda pada malam minggu pas hari libur agar baya yang datang adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan 2. Pembacaan ayat suci al-Quran 3. Sambutan: - Bapak Kepala Desa - Ketua Panitia - Ketua KKNT-PBM 4. Istirahat (makan-makan dan diisi Tarian murid-murud TPA yang dilatih oleh teman-teman KKNT-PBM kelompok 56) 5. Santapan Rohani 6. Doa 7. Penutup Acara Isro’ Mi’roj di adakan pada tanggal 31 mei jam 21.00 Dalam memperingati Isro’ Mi’roj kami memutuskan bahwa yang mengisi santapan rohani atau tausiah diniah adalah Ust Slamet Iskanadar, S.Ag, Pembawa acara adalah Mb Griya dan pembaca ayat suci Al-Qur’an adalah saudari Khoirun Nisa’ dari kelompok 55. Catatan Refleksif Aksi Dari Masyarakat Dalam acara memperingati hari Isro’ Mi’roj, ada sekitar 400 orang yang datang dan alhamdulilah mereka sangat antusias dan semangat dalam mengikuti acara tersebut dari awal hingga akhir acara G. Tadarus Topik
: Tadarusan setelah sholat Isya’
Fasilitator
: Iksan, Ghofur, Khoirudin, Naning, Farida, Niken, Reni, Liyana, Fadhila, Lussy
Peserta Aksi
: Terlampir
Tempat dan Tanggal Pelaksanaan
: Masjid An-Ni’mah, setiap hari ba’da Isya’
Catatan Proses Aksi Partisipatif Berkat rahmat Allah yang maha kuasa, agenda tadarusan yang kami lakukan setiap malam berjalan lancar seperti yang kami harapkan, meskipun dalam
43
pelaksanaannya sangat minim yang mengikuti tadarusan bersama dikarenakan minimnya pengetahuan mereka tentang membaca Al-Qur’an.
Catatan Refleksif Aksi Dari Masyarakat Dalam pelaksanaan program kerja ini, masyarakat sangat antusias dan mendukung atas berjalannya tadarusan yang kami lakukan setiah hari.
44
BAB V TEMUAN-TEMUAN
Dalam pelaksanaan KKNT-PBM selama satu bulan di desa Cermo terdapat banyak hal yang kami temukan menyangkut tentang kondisi lokal khususnya dukuh Dalangan yang menjadi ruang gerak utama kelompok 56, di desa Cermo, Sambi Boyolali, antara lain sebagai berikut: 1. Tentang bagaimana kita bisa hidup bermasyarakat serta bersosialaisasi dalam masyarakat. 2. Tentang pentingnya kepedulian kita terhadap lingkungan dan kondisi lingkungan. 3. Pentingnya memahami kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat, sepert:
4.
a.
Yasinan
b.
Kenduren
c.
Dekah desa
d.
Pernikahan
e.
Pengajian
Bagaimana menyikapi hal-hal mistis yang dipercaya oleh masyarakat Adapun untuk deskripsi hal-hal yang kami temukan di atas adalah sebagai
berikut: 1. Tentang bagaimana kita bisa hidup bermasyarakat serta bersosialisasi dalam masyarakat. Ketika kita memasuki lingkungan yang baru, bersosialisasi terhadap lingkungan masyarakat itu sangat penting agar keberadaan, tujuan dan program kerja yang akan kita laksanakan dapat disambut baik oleh masyarakat. Ada dua tahapan program kerja yang dilaksanakan, program kerja pertama yaitu program kerja yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok permasalahan seperti: pembuatan mapping, kalender musim, transektor, diagram venn, timeline, trend and change, analisis pohon masalah, dan analisis tujuan. Setelah semua itu terpenuhi kami melangkah ke pembentukan program kerja yang kedua yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini hanya bisa dilaksanakan setelah program kerja yang pertama selesai sehingga kami benar-benar mengetahui tentang apa yang dibutuhkan masyarakat di desa itu pada umumnya.
45
2. Pentingnya Kepedulian Sosial terhadap Kondisi Lingkungan. a.
Lingkungan pendidikan Kami
ikut
mengamalkan
ilmu
yang
kami
miliki
dengan
melaksanakan kegiatan belajar bersama, misalnya dengan kegiatan mengelesi tiap seminggu sekali, mengajar TPA, dan membantu mengajar di TK. Kami menyadari kemampuan kami masih banyak terdapat kekurangan dan kehilafan. b.
Lingkungan tempat tinggal Kami ikut serta dalam kerja bakti Dukuh, membantu pembangunan balai desa, membersihkan semak-semak yang mengganggu serta membuat gotong royong diarea sekitar rumah pak lurah.
c.
Lingkungan agama Kami mengajar ibu-ibu membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib, menjadi imam masjid di setiap sholat, adzan di masjid, di beberapa masjidmasjid dan mushola-mushola dan yasinan.
3. Pentingnya Memahami Kebudayaan yang Berkembang dalam Masyarakat Di Desa Cermo banyak berkembang kebudayaan seperti kenduren, yasinan, dekah desa, pengajian-pengajian, kondangan, dan gugur gunung yang dilaksanakan 1 tahun sekali pada waktu peringatan Maulid Nabi Muhammad yaitu dengan kegiatan membersihkan semua makam yang ada di desa oleh semua warga setempat. Dalam menyikapi hal-hal mistis yang terjadi dalam masyarakat tidak bisa dicegah secara frontal melainkan dengan tahapan-tahapan lewat pengajian atau kultum ba’da Magrib dan Khotbah Jum’at seperti halnya sendang keramat yang ada danyang di dukuh Gogik yang dipercaya memiliki kekuatan gaib yang berupa pohon beringin yang besar. Ketergantungan masyarakat terhadap keberadaan Danyangan memang tidak bisa dipungkiri meskipun tidak mutlak 100%. Meskipun telah dilakukan kultum
pendekatan persuasive lewat pengajian,
ataupun Khotbah Jum’at akan tetapi ternyata belum sepenuhnya
menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memahami dan meyakini kekuasaan Allah SWT dan hanya Allah-lah sebagai satu satunya kekuasaan dan kekuatan yang mutlak.
46
BAB VI CATATAN EVALUASI DAN REKOMENDASI
A. Respon Masyarakat Pada hari Senin tanggal 6 Mei 2014, tim KKNT-PBM tiba di desa Cermo. Waktu kami tiba desa Cermo terlihat agak sepi mungkin karena pada saat itu warga pergi bekerja. Tim KKNT-PBM 56 fokus di dukuh Dalangan, desa Cermo, kecamatan Sambi karena di dukuh Dalangan kami tinggal selama KKNT-PBM. Lalu kami langsung menuju ke rumah Kades, karena rumah beliau sebagai tempat tinggal kami selama KKNT. Kami disambut dengan ramah oleh Kades Bapak Suranto. Kami melakukan perkenalan dengan pak Suranto selaku kepala desa Cermo. Pada sore harinya kami memutuskan untuk bersilaturahim ke warga di sekitar pos KKNT. Pertama-tama kami mendatangi rumah pak Sumadi, kami disambut dengan ramah oleh keluarga beliau lalu kami memperkenalkan diri. Beliau terlihat senang dan ikut mendukung atas kedatangan mahasiswa KKNT. Beliau berharap desa Dalangan khususnya dapat maju untuk kesejahteraan bersama dengan bantuan mahasiswa KKNT. Kami melanjutkan ke warga selanjutnya karena hari sudah semakin larut. Di rumah kedua yang ingin kami kunjungi ternyata keluarga tersebut sudah tidur jadi kami menuju rumah selanjutnya. Di rumah ketiga kami disambut dengan baik oleh ibu Sumardi. Beliau juga menyampaikan rasa senangnya dengan kedatangan tim KKNT, setelah perkenalan dan berbincang-bincang sebentar kami lalu berpamitan untuk menuju ke rumah warga lain. Saat perjalanan kami melihat banyak rumah yang sudah tertutup, yang menandakan penghuninya sudah tidur. Kami hanya mengunjungi yang pintu rumahnya masih terbuka agar tidak mengganggu. Di perjalanan kami juga bertemu warga yang sedang mengobrol di luar dan kami menyapa sambil perkenalan. Selanjutnya kami berkunjung ke 2 rumah lagi. Yang sama-sama menyambut kami dengan sangat ramah. Pada intinya para warga menerima kami tim KKNT dengan baik dan antusias. Kami membuat program TPA selain melanjutkan TPA dan les yang diampu oleh dik Griya, kami juga mengadakan pembelajaran baca Al-Qur’an untuk ibu-ibu. Anak-anak di TPA dan ibu-ibu terlihat sangat antusias belajar. Mereka juga cepat akrab dengan kami. Kami bisa bercanda dan tertawa dengan mereka. Kami juga mengadakan outbond untuk anak-anak. Mereka terlihat bersemangat.
47
B. Dari Tim PRA KKNT di sini menuntut para mahasiswa menentukan programnya sendiri sesuai dengan masalah yang ditemukan bersama masyarakat. Oleh karena itu sebelum menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah, perserta harus melewati tahap-tahap antara lain mengamati masalah apa saja yang ada kemudian menganalisis, setelah itu kami mengambil satu masalah pokok yang akan kami fokuskan untuk ditangani dan di carikan solusinya. Di sini kami perserta KKNT dari kelompok 56 yang di tempatkan di Desa Cermo melewati tahap-tahap di atas, mulai dari pengamatan sampai kepada pencarian solusi. Setelah melewati tahap awal yaitu pengamatan terhada masalah yanng ada di desa Cermo, kami menemukan beberapa masalah di berbagai bidang, antara lain dalam pendidikan, kurangnya perhatian akan pentingnya pendidikan sebagian besar warga tidak meneruskan sekolah SMP dikarenakan masalah biaya. Jadi, pemuda di sini banyak yang menjadi buruh tani membantu orang tua dan merantau keluar kota dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Lain halnya masalah di bidang pertanian yaitu masalah irigasi yang kurang memadai karena di sana pertaniannya menggunakan sistem tadah hujan, jadi hanya mengandalkan pengairan dari air hujan. Meskipun ada sumber air, namun tidak mencukupi pengairan di seluruh daerah Cermo. Sumber air bisa dimanfaatkan untuk lahan atau sawah di sekitarnya saja. Jadi, jangkauannya tidak luas ke semua lahan persawahan. Masalah juga terjadi di bidang kerajinan yang merupakan salah satu mata pencahariaan penduduk desa Cermo. Sebenarnya mereka memiliki potensi berupa keterampilan dalam membut kerajinan dari bahan baku bambu yang dibuat menjadi berbagai macam alat-alat rumah tangga, antara lain: kranjang, tumbu, tompo, dan sejenisnya. Akan tetapi usaha mereka mempunyai kendala yaitu dalam pemasaran atau distribusi dan tidak adanya kesesuaian antara tenaga yang dikeluarkan untuk membuat barang-barang tersebut dengan harga jual. Selain masalah di bidang pendidikan, pertanian dan kerajianan, masalah juga timbul dalam bidang keagamaan yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang membaca Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya, vakumnya kegiatan TPA di sebagian besar dusun yang ada di desa Cermo. Antara lain di dusun Dalangan, Cermo, Kalikijing dan sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya tenaga pengajar atau ustadz-ustadzah karena mayoritas remaja yang mempunyai potensi untuk mengajar
48
lebih memillih bekerja di luar daerah atau merantau dari pada menetap dan meneruskan pekerjaan orang tua mereka serta menjadi tenaga pengajar untuk kegiatan TPA.
49