BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1
Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Energi angin telah dimanfaatkan selama dua dekade, dan masih terus dimanfaatkan sampai sekarang 2. Energi angin merupakan energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida 3. Energi angin dapat dikonversikan menjadi energi listrik dan lainnya yang bermanfaat dengan bantuan windmill 4. Windmill memiliki berbagai jenis dan fungsi yang berbeda 5. Sedikit yang mensosialisasikannya melalui media E-learning yang menarik.
4.1.2 Masalah Yang Dikomunikasikan Masalah yang akan dikomunikasikan dalam E-learning ini adalah pemanfaatan windmill sejak zaman dahulu hingga sekarang, yang telah mengalami beberapa kali perubahan fungsi dari alat penggiling biji-bijian sampai dengan pembangkit listrik. Selain itu, juga akan dibahas mengenai cara kerja windmill secara singkat.
4.1.3
Target Audiens 4.1.3.1 Target Primer Demografi
: Laki-laki/perempuan berusia 20 - 25 tahun, status ekonomi B - A
Psikografi
: Gemar menyimak penjelasan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terutama dalam bidang teknologi
Geografi
: Kota besar 31
32 4.1.3.2 Target Sekunder Demografi
: Semua umur, status ekonomi B - A
Psikografi
: Peduli terhadap masalah krisis energi di dunia, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Geografi
4.1.4
: Kota besar
Premise Pemanfaatan energi angin yang dikonversikan menjadi energi lain sehingga bermanfaat bagi manusia sejak zaman dahulu hingga sekarang. Dengan sistem kerja sederhana, Windmill dapat digunakan untuk kepentingan yang berbeda-beda.
4.1.5
Penetapan Judul dan Durasi Penulis sempat mempertimbangkan beberapa alternatif judul yang akan dipakai dalam film animasi edukasi ini, antara lain: 1. Windmill 2. Windmill, Then and Now 3. Pemanfaatan Energi Angin untuk Kehidupan Penulis memilih judul kedua yaitu Windmill, Then and Now untuk animasi edukasi ini. Durasi yang penulis tentukan untuk film animasi edukasi ini adalah lebih kurang 2 sampai 4 menit.
4.1.6
Sinopsis Energi angin telah di kenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak abad ke-7, masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan Afghanistan dan Iran sudah memanfaatkan energi angin untuk memutar kincir angin mereka. Windmill yang dikenal sebagai Persian Windmill ini kemudian mulai dikembangkan dengan baik, terutama di daratan Eropa barat laut. Windmill kemudian dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan. Contohnya Paltrokmill, windmill yang khusus dikembangkan sebagai alat pemotong kayu. Sedangkan di era moden ini penggunaan windmill lebih sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
33 Oleh karna fungsi dari windmill yang selama 2 (dua) abad ini terus berubah dan berkembang, penulis akan menginformasikan tentang perkembangannya sekaligus membahas sedikit tentang sistem kerja sederhana windmill sehingga dapat berguna membantu kegiatan sehari-hari manusia yang akan dirangkum menjadi film animasi edukasi. Film ini akan membahas tentang perkembangan teknologi windmill yang kian berkembang, serta fungsinya yang berubah dari mesin penghasil energi mekanik menjadi mesin penghasil energi listrik.
4.1.7
Treatment 1. Opening Memperlihatkan judul film animasi edukasi “Windmill, Then and Now," lalu memberikan fakta menarik bahwa windmill yang diketahui banyak orang merupakan icon dari Belanda, sebenarya bukan berasal dari negara tersebut. 2. Part 1 Menjelaskan tentang angin, karena angin merupakan sumber energi terbarukan yang telah digunakan sejak lama. Tanpa angin, windmill tidak dapat berfungsi. 3. Part 2 Menjelaskan windmill pertama yang ditemukan oleh orang-orang persia pada abad ke-7. Saat itu windmill masih belum berfungsi secara maksimal. 4. Part 3 Menjelaskan tentang Post Mill, windmill yang dapat diputar untuk menyesuaikan arah angin sehingga berfungsi lebih baik. Windmill ini dimanfaatkan sebagai alat penumbuk biji-bijian. 5. Part 4 Menjelaskan tentang Tjasker Mill, windmill dengan konsep paling sederhana yang berfungsi sebagai penyalur air. 6. Part 5 Menjelaskan tentang Paltrok Mill, windmill yang berfungsi untuk memotong kayu ini berkembang di Belanda pada abad ke-16.
34 7. Part 6 Menjelaskan tentang turbin angin, yaitu jenis windmill modern yang teknologinya terus dikembangkan saat ini, agar siap menjadi sumber energi listrik utama di masa depan. 8. Closing Kesimpulan dari perkembangan windmill 9. Ending (Credit Title)
4.1.8
Naskah VISUAL
Opening
Muncul persian windmill, digantikan
AUDIO Music on
dengan post mill, tjasker mill, paltrok mill, turbin angin, dan terakhir muncul judul “Windmill, Then and Now”
Judul berubah menjadi sebuah windmill.
SFX: Suara ding dan suara
Muncul sebuah lingkaran, lalu bunga
popup
tulip dalam berbagai warna dan seorang
VO: The windmill is recognized
perempuan dengan kostum tradisional
everywhere as a logo of
Belanda.
Holland, along with the tulip and the young lady in the traditional costume and her white cap. But, did you know that it’s not originally from this country of bicycles? Let’s have a look at how the windmills are created.
Part 1
Memperlihatkan bumi. Satu sisi bumi
Music on
tersinari oleh matahari hingga warna
SFX: suara angin berhembus,
permukaannya menjadi kekuningan,
suara swoosh.
sedangkan sisi yang tidak terkena
VO: The windmills are secretly
matahari berwarna kebiruan. Muncul
powered by the sun. This is
satu termometer di masing-masing sisi,
because of the wind that turns
35 menunjukan suhu udara yang rendah
the blades of the mill, is another
dan tinggi. Air raksa dalam termometer
form of solar power, created by
tersebut bergerak keluar, memperagakan the uneven heating of the angin yang bergerak searah jarum jam.
Earth's surface. As the sun
Bumi kemudian berubah menjadi time
keeps shining, the wind will
meter dan mengitung mundur hingga
keep blowing and this makes it
kembali pada abad ke-7.
classified as a renewable energy that has been used since a long time ago.
Part 2
Memperlihatkan satu persian windmill,
Music on
kemudian muncul persian windmill
SFX: Suara kayu bergesekan,
kedua dengan tahap: bangunan lantai
suara angin berhembus.
bawah terlebih dahulu, diikuti oleh layar
VO: In the 7th century, the
baling-baling, dinding samping, dan
Persians were the first to
yang terakhir dinding perisai. Angin lalu discover a way to convert wind berhembus membuat baling-baling
into a useable energy with their
berputar, sedangkan angin yang
vertical-axis windmill. This mill
menabrak dinding perisai berbelok arah.
machinery was enclosed in a
Angin kedua datang dari arah yang
building, which also featured a
berbeda dan menabrak dinding samping
shield to block the incoming
windmill. Windmill hilang tertutup
wind from slowing the side of
angin, lalu muncul daratan eropa bagian
the drag-type rotor that
barat laut.
advanced toward the wind. However, this system design wasn’t optimal as it couldn’t be turned to face the wind direction. Over the following centuries, many adjustments were applied for the use in areas where the wind direction varies a lot: the best examples are the horizontal-axis windmills in the northwest Europe.
36 Part 3
Memperlihatkan post mill. Bangunan
Music on
postmil dengan cepat membengkak dan
SFX: Suara pop up, suara batu
menghilang, menyisakan baling-baling,
bergesek, suara biji jagung
roda gigi, poros dan batu penggiling
dimasukkan ke dalam karung,
yang sedang bekerja menumbuk biji-
suara angin berhembus pelan,
bijian. Tepung datang dari atas kanan
suara swoosh.
dan kiri, menuju karung yang yang
VO: One of the earliest types of
berada di bawah alat-alat tersebut.
horizontal-axis windmill is Post
Bangunan post mill kembali muncul kali Mill which was mostly used to ini bersama satu miniatur orang yang
grind grain. This mill had four
kemudian memutar windmill tersebut
sails mounted on a shaft with
menggunakan buntutnya. Angin datang
gear wheels to drive a vertical
meniup seluruh permukaan dan juga
spindle and rotate the
post mill.
millstones, where the grain is sheared into flour. At the rear of the mill, a heavy tail pole extended backwards which the miller could turn the mill to face the wind with every change of direction. The miller had to keep a sharp eye for sudden storms that might catch him anytime.
Part 4
Memperlihatkan tjasker mill yang
Music on
berdiri diantara sungai-sungai kecil.
SFX: Suara gemercik air.
Sekrup archimedean berputar membawa
VO: Disregarding of the design
air dari sungai satu ke sungai lainnya.
of the mill, they all work according to the same principal. The mill with the simplest design is called the Tjasker Mill. This small mill consists of nothing more than sails fixed to an inclined Archimedean screw
37 to lift water into irrigation canals. Part 5
Sebuah batang pohon, yang kemudian
Music on
dipotong oleh dua bilah gergaji. Objek
SFX: Suara gergaji.
mengecil lalu muncul eksterior
VO: In contrast with Tjasker
bangunan paltrok sawmill bagian
Mill, the Paltrok Sawmill is
tengah, dan disusul bagian kanan
designed with a high
kirinya. Windmill melompat dan
complexity for sawing logs. On
seketika cuaca berubah menjadi hujan
both sides of the mill body
yang disertai dengan angin kencang.
some sort of roofs are provided, closed in front and open at the back. As the mill is always turned to face the wind, these wings protect the workers from the weather.
Part 6
Memperlihatkan post mill, tjasker mill
Music on
dan paltrok sawmill. Ketiganya bergerak SFX: Suara angin berhembus, ke tengah dan menjadi satu, hingga
suara pop up, suara swoosh,
kemudian muncul turbin angin. Turbin
suara listrik.
angin berputar pelan, lalu sistem dari
VO: The transitions from
turbin angin tersebut terurai ke samping
windmill supplying mechanical
dan terlihat generator. Grafik yang
power to wind turbines
menjelaskan diameter rortor muncul.
producing electrical energy took
Turbin angin kembali ke bentuk semula,
place during the last dozen
lalu muncul saluran listrik disusul oleh
years of the nineteenth century.
beberapa rumah. Turbin angin
The windmill has become more
bertambah dan environment berubah
powerful since then. The
menjadi lahan luas dengan sungai
current largest wind turbine in the world has a rotor diameter that is almost as long as two football fields. These rotors are used to convert the linear motion of the wind into
38 rotational energy to drive a generator. After that, the electricity is produced and transmitted to the power lines, which then distributes the power to several hundreds of households. For example, 1,5 megawatts of wind power capacity that is generated by a wind turbine can power up to 281 houses. Now, imagine how many houses you can help with a large wind farm consists of hundreds of individual wind turbines. Closing
Lahan luas dengan banyak turbin angin
Music on
modern.
SFX: suara angin berhembus VO: As our need for the technology grows, so will our power consumption. This renewable wind energy might become one of the solutions to be a fossil fuel replacement in the future.
Ending
4.2
Credit title
Music fade out
Strategi Desain Penulis menggunakan teknik animasi hybrid yaitu pencampuran antara elemen-elemen 3D dan juga 2D. Teknik 3D diaplikasikan kepada environment dan objeknya, sedangkat teknik 2D diaplikasikan kepada typography dan juga infographic yang mendukung konten visual animasi edukasi ini. E-learning ini menggunakan narator agar informasi-informasi dalam dapat diterima dengan baik oleh audiens.
39 4.2.1
Visual Style E-learning ini akan penulis buat menggunaan teknik Hybrid, yaitu penggabungan 3D dan 2D. Film ini juga akan menggunakan visual style new simplicity yang memiliki konsep meringkas sesuatu menjadi lebih sederhana. Berbanding terbalik dengan hal yang kompleks, simplicity berupaya meminimalisir informasi sepadat dan seakurat mungkin sehingga audiens menerima dengan cepat. Berikut beberapa referensi visual style new simplicity:
Gambar 12. Referensi new simplicity Sumber: http://www.designboom.com/
Penulis akan banyak menggunakan warna-warna yang tergolong dalam kategori Tint dan Tone di dalam film animasi edukasi ini, karena environment akan diberi warna putih sehingga penulis ingin memberikan sentuhan warna yang lebih hidup yang pas dengan tema teknologi. Berikut contoh warna yang menjadi referensi penulis:
Gambar 13. Referensi warna Sumber: http://www.digitaltutors.com/
40 4.2.2
Motion Style Motion Style yang tedapat pada film ini lebih dikonsentrasikan kepada transisi-transisi yang smooth dan cepat. Penulis mengacu pada beberapa video yang dimiliki Vote Solar (http://vimeo.com/votesolar), antara lain:
a. Net Metering & Interconnection: Pillars of The New Energy Economy
Gambar 14. Net Metering & Interconnection: Pillars of The New Energy Economy (http://vimeo.com/42646647)
b. Project Permit: Cutting Red Tape for Solar Energy
Gambar 15. Project Permit: Cutting Red Tape for Solar Energy
(http://vimeo.com/63453188)
4.2.3
Asset Design Aset-aset environment yang akan penulis tampilkan dalam animasi E-learning ini cenderung memiliki warna putih, dan diperkuat oleh shading dan lightingnya untuk mengurangi kesan membosankan. Tujuan lainnya ialah agar environment tidak mengganggu peserta
41 didik untuk fokus pada konten-konten utama, mengingat banyak infographic dan typography 2D yang akan tampil di dalam film ini. Berikut contoh environment yang menjadi referensi penulis:
Gambar 16. Referensi environments Sumber: http://www.mrbluesummers.com/
Jenis font yang akan penulis gunakan untuk mendukung graphic yang ada di video E-learning ini merupakan tiga font tipe basic Sans Serif, dengan tujuan memberikan kesan futuristik dan simple. Faktor lainnya ialah agar lebih mudah dibaca mengingat tulisan-tulisan yang muncul akan terus berganti dengan cepat. Berikut jenis-jenis font yang penulis gunakan di dalam video E-learning ini:
(a)
42
(b) Gambar 17. Referensi typography (a) Neou (b) Dolce Vita Sumber: http://www.dafont.com/
(a)
(b) Gambar 18. Referensi typography (a) Nexa Light (b) Nexa Bold Sumber: Data Pribadi
4.3
Pipeline Produksi 4.3.1 Pre Production 1) Brainstorming Proses dimulai dari brainstorming tentang tema apa yang akan diambil serta menentukan judul film.
43 2) Riset dan Observasi Mencari bahan-bahan yang dapat dijadikan rujukan dalam pembuatan film. Penulis menyadari bahwa kurangnya bahan dapat membuat animasi menjadi kurang menarik. Selain itu penulis juga melakukan observasi lapangan yaitu mewawancarai beberapa nara sumber dan juga meninjau lokasi dimana objek yang menjadi bahan film berada. 3) Treatment Pembuatan konsep visual untuk animasi yang ingin ditampilkan. 4) Penulisan Naskah Membuat rancangan audio visual treatment dan penulisan naskah secara rinci yang mengembangkan gagasan utama pada synopsis menjadi sebuah cerita yang menarik dan informatif. 5) Storyboard Membuat daftar pengambilan gambar pada setiap adegan serta timing, dan divisualisasikan dalam bentuk sketsa gambar. 4.3.2
Production 1) Membuat Aset dan Environtment Pada tahap ini, Penulis membuat aset-aset dan environment yang akan dimasukkan kedalam animasi. 2) Voice-Over Voice-over atau pengambilan suara ini dilakukan dengan naskah yang telah dibuat sebelumnya. 3) Animasi Tahap ini merupakan tahap dimana penulis mulai menggerakkan aset-aset film, atau biasa disebut dengan animating.
4.3.3 Post Production 1) Compositing dan Editing Setelah seluruh elemen dan aset telah digerakkan, tahap selanjutnya yang dilakukan ialah komposisi. Dalam tahap ini dilakukan penggabungan seluruh scene serta timing agar film tersusun dengan rapih, dan juga koreksi warna agar tercipta mood yang diinginkan.
44 2) Sound Editing Sound editing adalah proses memasukkan suara, baik itu suara narasi, suara karakter ataupun musik. 3) Final Render Dalam tahap ini setiap bagian dari animasi selesai dan siap dirender dengan final look yang Penulis inginkan, sehingga film kemudian siap ditonton.