BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP KREATIF 3.1 Strategi Komunikasi Mengingat rasa kepedulian terhadap anak-anak yang kian marak menjadi korban pedofil. Message (pesan) akan disampaikan dengan pendekatan bahwa kita harus segera melindungi anak-anak dari bahaya pedofilia yang secara tidak sadar diketahui oleh orangtua yang terus mengintai putera-puteri mereka yang akan menjadi korbannya. Pemahaman seperti ini dibuat berdasarkan kondisi yang ada di negara kita, bahwa sudah semakin banyak anak-anak yang menjadi korban pedofilia. Seperti halnya di sekolah dan di tempat anak-anak bermain, terkadang secara tidak diketahui anak-anak mudah terpengaruh oleh orang yang tidak dikenalnya dan disitulah pedofilia mulai beraksi dan menghancurkan generasi muda indonesia dengan memperlakukan anak dengan tidak sewajarnya. Berikutnya adalah pada strategi penggunaan media atau channel, Media yang digunakan adalah iklan televisi, dalam hal ini adalah Iklan Layanan Masyarakat yang merupakan salah satu jenis iklan selain dari iklan komersil. Iklan layanan masyarakat merupakan media massa dengan jangkauan khlayak luas dibandingkan dengan media lainnya, hal ini dapat dengan cepat memperluas penyebaran pesan komunikasi. Strategi komunikasi yang akan kami lakukan adalah dengan membuat Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang mengangkat tema mengenai Lindungilah Anak Kita Dari Kejahatan Seksual Pedofilia disesuaikan dengan target dari iklan layanan
38
39
masyarakat ini, dimana kami mengambil sudut pandang si pedofil didalamnya. Hal itu di karenakan pada iklan layanan masyarakat dengan tema Lindungilah Anak Kita Dari Kejahatan Seksual Pedofilia yang sudah ada lebih terfokuskan pada ajakan kepada orang tua untuk lebih mengawasi dan memberikan pembelajaran sejak dini mengenai permasalahan seksual agar anak dapat mengerti dan menjaga dirinya ketika jauh dari pengawasan. Sedangkan disini dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat yang akan dibuat kami mengambil sudut pandang dan karakter si pelaku pedofil, bukan untuk mendukung perilaku pedofilia namun dari sudut pandang dan karakter si pelaku pedofil kami mencoba untuk mengajak para orang tua yang memiliki anak di bawah umur 0-18 tahun untuk menjaga, mengawasi dan memberikan pembelajaran dan informasi sejak dini agar mereka dapat mengerti mengenai seks dan menjaga dirinya ketika jauh dari pengawasan orang tuanya. Penyajian informasi dengan menggunakan sentuhan emosional pada iklan audio visual mengenai Iklan Layanan Masyarakat ini sangat sesuai sekali dengan fungsi media online pada jaman sekarang.
3.2 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dari perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah untuk mengajak dan menghimbau orangtua anak agar mau menjaga buah hatinya supaya tidak menjadi korban. Jangan sampai buah hati kita menjadi korban dari keganasan seorang
40
yang mempunyai penyakit kejiwaan seperti halnya pedofilia yang belakangan ini marak terjadi dilingkungan masyarakat. Secara umum, penyakit kejiwaan pedofil ini sangatlah berbahaya namun masyarakat terkadang sulit untuk membedakannya. Maka perlu diwaspadai dan diketahui keberadaan penyakit tersebut agar tidak merusak buah hati (anak) kita kelak nanti. Maka dari itu, tujuan utama dari perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan orangtua terhadap fenomena pedofil yang terus mengincar anak usia dibawah umur, dengan memberikan sebuah informasi dan pemahaman logis terhadap orangtua berdasarkan fenomena nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat kita belakangan ini, agar para orangtua turut berpartisipasi dalam melindungi buah hati tercinta.
3.3 Target Sasaran Target sasaran untuk perancangan iklan layanan masyarakat ini secara garis besar adalah orangtua yang memiliki anak yang masih di bawah umur di seluruh Indonesia. Maka dari itu, penjabaranya adalah sebagai berikut : 1. Demografis a. Gender : laki-laki dan perempuan b. Usia : Orangtua muda atau pasangan muda 25-35 Orangtua pada usia ini merupakan orangtua yang memiliki anak yang masih di bawah umur. c. Kelas : A-B-C-D
41
Mencakup seluruh golongan masyarakat, baik itu masyarakat menegah ke atas maupun masyarakat menengah kebawah. 2. Psikografis a. Orangtua yang memiliki anak dibawah umur yang memiliki pekerjaan di luar rumah sehingga jarang dapat menghabiskan waktu di rumah b. Orangtua yang memiliki kesadaran untuk melindungi anaknya namun tidak tau untuk menyampaikannya kepada anaknya c. Orangtua yang kurang peduli kepada anaknya 3. Geografis Surabaya, Bali, Batam, medan, Jakarta (berdasarkan laporan dari KPAI)
3.4 Materi Pesan Dalam iklan layanan masyarakat ini terdapat beberapa materi pesan yang terkandung didalamnya: a. Informatif Komunikasi Informatif (informative Comunication). Komunikasi informatif adalah suatu pesan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik. Pada teknik informatif ini berlaku umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikasinya heterogen (beraneka ragam). Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. Kendatipun demikian
42
teknik informatif ini dapat pula berlaku pada seseorang, seperti halnya kajian ilmu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, namun bersifat relatif. b. Persuasi Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pandapat, atau perilaku komunikasi yang lebih menekankan sisi psikologis komunikasi. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku. Tetapi persuasi dilakukan dengan luwes, halus, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Biasanya teknik ini efektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tetapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu dalam iklan layanan masyarakat. Karena pesan-pesan persuasi bertujuan untuk mempengaruhi audience yang cenderung mempertahankan ide atau gagasannya. Maka dari itu pesan - pesan persuasi umumnya lebih lama dan lebih rinci. Dalam perencanaan iklan layanan masyarakat lindungi anak dari kejahatan seksual pedofilia yang di buat sudah tentu terdapat unsur persuasi didalamnya. Hal itu dikarenakan iklan layanan masyarakat ini bertujuan untuk mengubah perilaku dari korban kerjahatan seksual untuk mampu mencegah dan menyikapinya. c. Motivasi Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar seseorang menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
43
seseorang. Dalam iklan layanan masyarakat ini unsur motivasi juga ditekankan didalamnya untuk membuat para korban kejahatan seksual khususnya orangtua untuk lebih berani bertindak. d. Inspirasi Iklan layanan masyarakat ini juga diharapkan mampu mengilhami para korban orang tua untuk mampu bersikap menghadapi tindak kejahatan seksual bukan hanya diam saja dan bertoleransi terhadap tindakan yang menimpa buah hatinya.
3.5 Konsep Kreatif 3.5.1 Ide Besar Ide besar pembuatan iklan layanan masyarakat ini terletak pada fenomena “tindak kejahatan seksual pada anak” yang sering kali terjadi pada anak-anak Indonesia. Maka penulis dapat mengambil kesimplan ke dalam sebuah ide besar yang biasa di sebut Big Idea dengan satu kalimat yaitu “lindungilah anak kita dari kejahatan seksual pedofilia”. Ide Besar dalam cerita iklan nantinya penulis akan menentukan konsep cerita yang menonjolkan sifat “ajakan” bagaimana seorang pelaku pedofil mengajak atau membujuk korbanya dengan memberikan sesuatu barang atau uang hingga mau untuk mengikuti nafsu si pelaku. Karena dalam info yang penulis dapatkan dari KPAI banyak korban yang menerima bujukan dari korban sebelum sang pelaku melakukan niat buruknya.
44
3.6 Daya Tarik Iklan Daya tarik yang dipilih untuk perancangan iklan tersebut adalah daya tarik gabungan, yaitu menggabungkan antara daya tarik rasional dan dengan daya tarik emosional. Daya Tarik rasional digunakan agar pesan yang disampaikan memiliki alasan yang logis untuk dimengerti dan dipercaya oleh khalayak. Dan daya Tarik emosional yaitu apabila setelah melihat iklan tersebut pemirsanya akan melakukan hal atau tindakan yang seharusnya dilakukan agar segera bisa mengawasi buah hatinya dari incaran pelaku pedofilia.
3.7 Eksekusi Kreatif Setelah daya tarik iklan yang akan digunakan sebagai dasar bagi pesan iklan cerita ditentukan, maka penulis dapat memulai eksekusi kreatifnya. Eksekusi kreatif adalah cara bagaimana suatu daya tarik iklan disajikan. Iklan yang memiliki pesan yang bermakna jelas sangatlah penting, namun cara bagaimana suatu eksekusi kreatif iklan dilaksanakan adalah tidak kalah penting. Maka eksekusi kreatif yang dipilih adalah eksekusi gabungan antara cara iklan kesaksian dan dramatisasi. Dalam iklan layanan masyarakat ini akan digambarkan seorang laki-laki dewasa yang tidak berani mengeluarkan hasratnya kepada lawan jenis yang sesuai dan pada akhirnya ia melampiaskanya kepada anak-anak dengan memberikan boneka,mainan atau bahkan uang.
45
Maka dari itu salah satu tujuan utama dari perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keamanan kepada anak kita, dan lebih memperhatikan serta memberikan pendidikan yang cukup mengenai seks. Sedangkan daya tarik emosional di gunakan agar para khalayak dapat mengerti dari akibat yang di timbulkan oleh anak yang terkena tindak asusila atau kejahatan seksual.
3.8 Strategi Kreatif Iklan layanan masyarakat ini ditujukan untuk korban pedofil khususnya orangtua dengan mengambil sudut pandang dari si pelaku, dimana dalam iklan ini memiliki tujuan untuk memberikan petunjuk serta memberi informasi korban pedofil mengenai pemikiran si pelaku tentang dirinya dengan harapan si pelaku bisa melepas nafsu birahinya kepada anak-anak yang akan dijadikan korbannya. Sehingga korban pedofil khususnya orangtua korban bisa mengetahui tentang pemahaman bahaya penyakit kejiwaan pedofilia yang terus mengintai buah hati mereka dan bisa mengawasinya setiap waktu agar anaknya kelak tidak menjadi korban. Perubahan perilaku adalah tujuan utama yang ingin dicapai dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini agar orang tua bisa lebih memahami dan mewaspadai bahaya pelaku pedofilia yang sedang mengintai buah hatinya.
46
3.9 Pendekatan Kreatif Pendekatan kreatif yang dilaksanankan adalah dengan membuat sebuah rancangan iklan layanan masyarakat dengan durasi 100 detik. Pada rancangan iklan layanan masyarakat ini menceritakan tentang seorang pria yang sudah dewasa yang keluar dari rumahnya dengan wajah yang gelisah. Kemudian terdapat seorang wanita yang seumuranya berjalan melewati depan rumahnya, kemudian pria ini terus memperhatikan wanita tersebut, dan mengikutinya. Pria ini tampak ragu dan tidak berani untuk mendekat. Tidak lama berselang ia mundur dan berjalan di taman, di taman tersebut ia melihat anak kecil perempuan sedang asik bermain sendiri tanpa ada yang mngawasi. Pria ini pun tampak tersenyum dan mendekati anak kecil ini. Mereka terlibat pembicaraan kecil. Pria ini lalu menawarkan permen kepada anak kecil tersebut, dan tidak lama berselang setelah mereka asik bermain bersama, pria ini mengajak anak kecil tersebut untuk pulang dan beristirahat sejenak di rumahnya dengan diimingi boneka yang banyak dirumah pria tersebut. Pesan akan diceritakan melalui sudut pandang pelaku pedofil yang haus akan nafsu birahi nya kepada seorang anak-anak untuk memuaskan keinginannya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pesan berupa petunjuk kepada korban, agar orangtua dapat memahami dan memandang dari sudut yang berbeda agar dapat dimengerti secara langsung apa yang telah ditayangkan.
47
3.10 Pendekatan Visual Dalam rancangan cerita yang telah dibuat, akan diambil dari sudut pandang sipelaku pedofil, walaupun dalam gambar tidak ditampilkannya wajah atau identitas pelaku karena hanya peran pengganti namun disini akan dibuat para pemirsa mengerti tampilan yang dibuat. Pendekatan visual pada rancangan iklan layanan masyarakat yang akan dibuat akan menonjolkan unsur seni yang dibuat secara modern dan bernilai artistik. Penggunaan unusur warna, busana, tata rias, setting tempat dan ambience yang dibuat akan banyak berperan dalam tayangan iklan yang dibuat. 1.10.1 Tata Rias Karakter Untuk tata rias pelaku pedofilia menampilkan kemiripan dengan karakter yang sesungguhnya. Karena sesuai dengan konsep yang telah di buat, maka wajah tersebut cenderung sangat mudah untuk dimengerti dan ditebak oleh pemirsanya. Dengan tampilan wajah yang menyeramkan dan mempunyai brewok di bagian wajah yang sangat membantu penyempurnaan peran dirasa sangat cocok dan mampu untuk menggambarkan karakter pelaku kejahatan seksual. (foto.1.1) Untuk tata rias korban terlihat natural sebagaimana anak-anak yang sedang bermain ditaman dengan bahagianya. Dengan karakter yang lugu dan terlihat polos korban terlihat asik bermain ditaman yang menggambarkan bahwa dirinya nanti akan mejadi korban kejahatan seksual. (foto1.2)
48
Dari beberapa scene ditampilkanlah karakter pedofil yang sesungguhnya dengan memberikan kesan yang menakutkan yang nantinya menjadi pusat sorotan atau pusat perhatian. (Foto 1.3) Tata rias pada wajah korban dirasa sesuai dan mampu untuk menggambarkan karakter korban yang telah menampilkan rasa ketakutan dan sedih. (Foto 1.4) 1.10.2 Busana Busana menjadi suatu hal penting untuk diperhatikan dalam produksi sebuah tayangan. Busana selalu mampu menyampaikan karakter dari tokoh yang muncul. Tidak jarang sebuah tampilan atau busana menjadi symbol dengan karakter tokoh yang memerankannya. Untuk busana seorang pelaku kejahatan seksual terlihat layaknya orang pada umumnya dengan penampilan yang formal. Dengan berpakaian layaknya orang biasa, pelaku dengan santainya berjalan menghampiri calon korbannya tanpa ada satu pun orang lain yang curiga. Penampilan ini dirasa sangat sesuai dengan kisah yang nyata dari keseharian pelaku kejahatan seksual karena dengan tanpa bisa kita pahami seorang pelaku kejahatan sangat tidak terlihat jelas identitasnya atau tidak bisa dibedakan dengan masyarakat pada umunya. (Foto 1.5) Busana pada korban juga terlihat formal atau layak anak kecil yang bermain ditaman pada umumnya dengan pakaian biasa. Dengan penampilan tersebut dirasa sangat cocok dengan keadaan atau kisah pada aselinya bahwasannya korban kejahatan seksual hanya anak-anak biasa yang sedang bermain dengan gembiranya. (Foto 1.2)
49
1.10.3 Setting Latar atau tempat dalam sebuah tayangan tentunya juga merupakan suatu hal yang penting untuk di ikutsertakan dalam sebuah produksi. Latar dan tempat diharapkan mampu membantu menyampaikan pesan yag disampaikan kepada kepada pemirsanya. Pada latar produksi iklan layanan masyarakat ini akan menggunakan salah satu lokasi atau tempat wahana permainan anak-anak yang berada di pusat kota Jakarta dan rumah. Terlihat banyak anak-anak yang sedang bermain dengan senangnya tanpa beban yang menggandrungi dirinya. Tak sadar bahwa ada seorang pelaku kejahatan yang sedang mengintainya utnuk dijadikannya korban kejahatan seksualnya. Kemudian pada setting rumah terlihat kondisi atau situasi yang mencekam dengan keadaan rumah yang menyeramkan yang membuat korban merasa ketakutan dan pada scene ini mulai terlihat jelas gambaran mengenai tindak kejahatan seksual. Latar tersebut dirasa sangat sesuai dan mampu membantu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada pemirsanya nanti sehingga keseluruhan pesan mampu diterima dengan baik dan jelas.
3.11 Konsep Visual Sebuah perancangan tayangan tentunya memiliki sebuah konsep visual. Konsep visual tidak lain berfungsi untuk menyokong penyampaian pesanyang ingin disampaikan dengan merangsang indera penglihatan supaya alur cerita lebih diterima dan dinikmati oleh pemirsa lebih baik.
50
1.11.1 Illustrasi Scene 1 : Establish gedung parkir
Scene 2 Tampak pelaku pedofilia mengintai dari gedung parkir
Scene 3 Establish sebuah taman bermain yang berisi anak-anak kecil
51
Scene 4 Pelaku pedofil mulai menargetkan calon korbannya dengan senyum
Scene 5 Kemudian pelaku menuju kesebuah mobil untuk mengambil sebuah boneka yang sudah disiapkannya
Scene 6 Pelaku mulai berjalan menuju taman bermain sambil membawa bonekanya
52
Scene 7 Tidak lama pelaku menghampiri korban dan langsung mengajaknya berbicara dengan memberi boneka.
Scene 8 Pelaku kemudian mengajaknya bermain disalah satu wahana permainan ayunan .
Scene 9 Pada saat bermain di ayunan, pelaku mengiming-imingi lebih banyak boneka dirumahnya dan dengan polosnya korban langsung mau dan tak lama pelaku mengajak pergi kerumahnya.
53
Scene 10 Establish halaman rumah pelaku dengan datangnya sebuah mobil yang ditumpangi korban.
Scene 11 Sesampainya didalam rumah korban langsung
dituntun
melewati
tangga
menuju kamar atas pelaku dan langsung di
gendong
kemudian
korban
menjatuhkan boneka yang dipegangnya.
Scene 12 Tampak ketakutan dan rasa sedih yang membayangi wajah korban
Scene 13 Sesampainya
didepan
pimtu
kamar
pelaku langsung menutup pintu tersebut dengan dibarengi tangisan korban.
54
Scene 14 Pelaku melepaskan baju korban dan melakukan aksinya.
Scene 15 Tampilan info nomer pengaduan