67
BAB III STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN MANDALA
3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dari Perancangan Mandala Sebagai Media Belajar Dalam Meningkatkan Kreatifitas Pada Siswa/i SMK Prima Unggul Jurusan Multimedia adalah untuk mengkomunikasikan suatu pesan sesuai dengan arti dari sebuah komunikasi visual sebagai sarana informasi dan interaksi, dalam hal ini adalah bahasa yang bersifat non verbal, yaitu dengan menggunakan mandala sebagai bahasa rupa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan dalam bentuk komunikasi visual. Mandala menggantikan bahasa-bahasa verbal dengan menggunakan lambang-lambang maupun bentuk representasi dari objek suatu benda. Kemudian menciptakan efek komunikasi berupa sisi kognitif siswa/i, yaitu pemahaman tentang mandala, cara perancangan, kaidah-kaidah dan bentuk pesan secara visual/ gambar yang dapat digunakan dalam mandala. Sampai akhirnya siswa/i terdorong untuk membuat pesan dalam bentuk visual melalui mandala. Maka tercapai efek konatif dalam efek komunikasi.
3.2 Strategi Komuikasi Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication
palning)
dan
manajemen
komunikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(communication
68
management) untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan komunikasi secara efketif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi.
Penulis
menggunakan strategi komunikasi dengan pendekatan AIDDA. Dimana penulis membangun apa yang dapat memberikan perhatian kepada siswa/i mengenai suatu bentuk komunikasi dalam desain yang belum pernah mereka ketahui, dengan cara penyampaian secara tatap muka (Attention). Setelah mendapatkan perhatian siswa/i dikelas, kemudian penulis memberikan pemahaman dasar tentang kaidahkaidah yang ada dalam proses perancangan mandala (Interest). Kemudian saat penulis mendapatkan ketertarikan siswa/i, kemudian penulis memberikan contoh pembuatan mandala dengan menggunakan kaidah-kaidah dan unsur serta bentuk visual dari objek yang ada disekitar, yang bertujuan memberikan hasrat lebih pada siswa/i untuk membuat mandala (Desire). Penulis memberikan arahan dan pejabaran tentang penggunaan unsur visual, sebelum siswa/i memulai membuat mandala (Decision). Dan pada akhirnya siswa/i membuat mandala dengan menggunakan unsur yang memiliki makna komunikasi visual di dalamnya (Action). Selain menggunakan AIDDA dalam memberikan materi pembelajaran tentang mandala, penulis menggunakan teknik komunikasi pembelajaran komunikatif dan persuasif serta menggabungkan komunikasi dengan media, yang berfungsi untuk mengarahkan kegiatan siswa dalam belajar.
3.2.1
Target Audience Mengingat pesan informasi yang terdapat dalam Perancangan
Mandala Sebagai Media Belajar Dalam Meningkatkan Kreatifitas Siswa/i
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
SMK Prima Unggul Jurusan Multimedia adalah segala hal yang berhubungan dengan media belajar komunikasi dan kreatifitas. maka berikut ini ada beberapa aspek-aspek yang menjadi pertimbangan lain dan penulis jabarkan dibawah ini: a. Demografis Target
untuk
membuat
konsep
Mandala
secara
manual
berdasarkan demografisnya yaitu :
Jenis Kelamin
: Pria dan Wanita
Usia
: 14 – 17 tahun
Pekerjaan
: Pelajar SMK jurusan Multimedia
Pendidikan
: SMK kelas 1 s/d SMK kelas 3
Lokasi
: SMK Prima Unggul
b. Geografis Berdasarkan Menengah
geografisnya,
target
Kejuruan (SMK) Prima
audience
adalah
Unggul, Ciledug
-
Sekolah KOTA
TANGERANG.
c. Psikografis Kreator seni menggambar Mandala secara manual berdasarkan psikografisnya adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Aktivitas Para pelajar dari jenjang kelas 1 SMK s/d kelas 3 SMK yang mempelajari tentang seni dan desain di jurusan Multimedia.
Minat Para pelajar dari jenjang kelas 1 SMK s/d kelas 3 SMK yang tertarik dengan pengetahuan dan perkembangan desain di Indonesia maupun kegiatan yang masih berhubungan dengan seni dan desain.
Gaya hidup Pelajar yang memiliki semua pengetahuan dan penggunaanya dalam hal multimedia, seperti contohnya gadget yang digunakan, sarana pencarian informasi melalui media internet. Hal ini bersifat modern di kalangan pelajar.
3.3
Strategi Media Strategi media yang digunakan adalah dengan menggunakan media kertas
yang digambar mandala. Dengan menuangkan konsep-konsep mandala baik secara pola, simbol, kedalam kertas, baik dalam format portrait maupun landscape. Berikut adalah alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan Mandala secara manual:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
1. Kertas dengan ukuran 29,7 cm x 42 cm (portrait A3) ataupun 42 cm x 29,7 cm (landscape A3).
Kertas A3 (Portrait)
Kertas A3 (Landscape)
Gambar 3. 1 Kertas A3 untuk mandala
2. Pensil sebagai alat untuk menggambar keseluruhan sketsa mandala secara kasar, langkah ini diambil sebagai cara untuk meminimalisir kesalahan pada saat pendetailan menggunakan drawing pen.
Gambar 3. 2 Pensil gambar
3. Jangka digunakan sebagai alat untuk menggambar lingkaran secara presisi, dan membuat kerangka mandala yaitu lingkaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Gambar 3. 3 Jangka untuk membuat layout kerangka mandala 4. Drawing Pen / Spidol adalah alat yang digunakan pada saat melakukan pendetailan, menebalkan atau memberi warna pada mandala.
Gambar 3. 4 Drawing pen untuk pendetailan
Penggunaan alat dan bahan tersebut dipilih agar siswa/i mampu membuat karya mandala yang terdiri dari pola ataupun simbol secara mengikuti kaidah yang berlaku, kemudian pola atau simbol tersebut akan mengisi mandala secara melingkar dan penuh.
3.4
Strategi Kreatif 3.4.1
Isi Pesan Dalam perancangan mandala sebagai bahan media belajar, penulis
memberikan bahasan materi kepada siswa/i berupa konsep dan pengetahuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
bahasa rupa (encoding), yang kemudian ditangkap oleh siswa/i dalam bentuk pemahaman (decoding). Ini merujuk pada teori pendekatan humanistic, yaitu siswa/i akan belajar dengan baik dari apa yang mereka mau dan perlu ketahui. Saat mereka telah mengembangkan kemampuan untuk menganalisa apa dan mengapa, penting bagi siswa/i untuk dapat mengarahkan kemampuannya dalam mencapai hasil akhir dengan tepat dan cepat. Penulis menciptakan suatu bentuk komunikasi dalam proses belajar mengajar, yang dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar serta kreatif dalam menggunakan mandala sebagai media belajar siswa/i. Dalam strategi kreatif ini, penulis akan membagi dalam beberapa bagian antara lain, konsep pembuatan mandala secara manual, dan proses pembuatan atau produksi, yang akan dijabarkan sebagai berikut:
3.4.2
Konsep mandala secara manual
Siswa/i memahami proses perancangan mandala dengan membangun konsep dari kaidah-kaidah yang ada pada mandala.
Menciptakan makna dari bentuk motif, yang berlatar belakang dari hasil pengamatan bentuk di sekitar mereka.
Menggunakan unsur-unsur grafis, seperti garis, titik, bentuk, dan ruang.
Menggunakan alat (tools) yang sederhana, seperti pensil, spidol, jangka, kertas gambar ukuran A3 dalam pembuatan mandala secara manual.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Penggunaan unsur nirmana dalam beberapa bagian yang akan dibuat, seperti contohnya adalah titik dengan teknik pointilis, yang dapat digunakan untuk mengisi suatu bidang atau ruang dalam mandala manual.
3.5
Strategi Visual 3.5.1
Unsur Visual Komunikasi Berikut ini adalah data table pemaknaan dari bahasa rupa dalam
komunikasi visual yang terdiri dari unsur-unsur yang mendasar dan dapat dipergunakan dalam proses pembuatan mandala secara manual :
Jenis
Visual
No
1
Kesan Garis Horizontal memberi karakter tenang
Garis Horizontal
(calm),
damai,
melambangkan
pasif,
kaku,
ketenangan,
serta
kedamaian,
kemantaban, dan istirahat. Garis
Vertikal
memberikan
karakter
keseimbangan (stability), megah, kuat, tetapi statis, 2
Garis Vertikal
dan
kestabilan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kaku
serta
keseimbangan,
melambangkan kemegahan,
75
kekuatan,
kekokohan,
kejujuran,
dan
kemasyuran. Garis Diagonal memberikan karakter gerakan (movement), gerak lari/ meluncur, dinamik, tak 3
seimbang, gerak gesit, lincah, menggetarkan
Garis Diagonal
serta melambangkan kedinamisan, kegesitan, dan kelincahan.
Garis Zig-Zag memberi karakter bergairah 4
(excited), semangat, bahaya, dan mengerikan.
Garis Zig-zag
Karena dibuat dengan tikungan-tikungan tajam dan mendadak, maka mengesankan nervous.
5
Garis Lengkung
Garis ini memberi karakter ringan, dinamis, dan kuat serta melambangkan kemegahan, kekuatan, dan kedinamikan. Garis Lengkung S memberi karakter indah,
6
Garis Lengkung S
dinamis, dan luwes serta melambangkan keindahan, kedinamisan dan keluwesan. 43 Dinamis, bergerak, kecepatan, berulang, tak
7
43
Lingkaran
terputus, tak berawal, dan tak berakhir, abadi, kualitas, dan dapat diandalkan, sempurna,
Sarwo Nugroho, Manajemen Warna dan Desain, (Yogyakarta: Andi, 2015), hlm 112-114.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
matahari, kehidupan, semesta. Stabil, 8
Kotak
diam,
kokoh,
teguh,
rasional,
keunggulan teknis, formal, sempurna, dapat diandalkan, kejujuran, integritas. Stabil, diam, kokoh, megah, teguh, rasional,
9
Segitiga
api, kekuatan, gunung, harapan, terarah, progress, bernilai, suci, sukses, sejahtera, keamanan.44 Titik dan bintik ini adalah elemen pembentuk
10
Titik
awal suatu gambar. Titik (point) adalah suatu area dan membentuk sesuatu namun cenderung relatif kecil.45 Gambar 3. 5 Jenis dan kesan garis
44 45
Surianto Rustan, S.Sn, Mendesain Logo, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009) hal 47-48. M.S Gumelar, Elemen dan Prinsip Menggambar, (Bali: AN1MAGE, 2015), hlm 35.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Jenis (motif manusia)
Keterangan Demikian pula dalam proporsi, sosok manusia dapat dibuat kurus atau sangat langsing sehingga menjadi pola-pola garis yang sangat kuat, atau dapat pula dengan bagian kepala yang besar dengan kaki pendek, dan sebagainya. Bentuk menjadi terdistorsi maupun terstilisasi. Melalui cara-cara demikian justru lebih menampakkan karakter yang kuat, berdaya ungkap yang tinggi, ekspresif, dan mengandung muatan simbolis.46
46
Drs. Aryo Sunaryo,M.Pd. Seni, Ornamen Nusantara Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia, (Semarang: Dahara Prize ,2009 ), hlm. 40.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Jenis (motif tumbuhan)
Keterangan Jenis tanaman tertentu seperti teratai yang banyak muncul pada motif hias sejak zaman Hindu dan pohon kalpataru atau pohon hayat memiliki makna simbolik masing-masing.47
Jenis (motif hewan)
Keterangan Pada
umumnya
munculnya
ornamen
motif binatang mengandung maksudmaksud perlambangan. Bangsa burung atau ungags misalnya, mewakili dunia atas, dunia
roh, dunia
para dewa.
Sebaliknya binatang air dan melata mewakili dunia bawah, dunia yang gelap, tetapi
juga
melambangkan
bumi
kesuburan. Dunia tengah dihuni manusia, terkait dengan aneka binatang yang hidup di darat berkaki empat.48
47
Drs. Aryo Sunaryo,M.Pd. Seni, Ornamen Nusantara Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia, (Semarang: Dahara Prize ,2009 ), hlm. 153. 48 Ibid - hlm 67.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Jenis (motif khayali)
Keterangan Drs.
Aryo
Sunaryo,
Seni49
M.Pd.
menyatakan bahwa motif khayali adalah makhluk-makhluk
imajinatif,
karena
binatang-binatang itu hanya ada dalam mitos, dan bentuknya merupakan hasil pengkhayalan
belaka.disamping
itu
terdapat bentuk-bentuk binatang khayalan atau makhluk imajinatif lain yang benarbenar
berbeda
dengan
binatang
umumnya.
Jenis (motif pemandangan)
Keterangan Motif hias benda alam dan pemandangan diciptakan dengan mengambil inspirasi dari alam, misalnya benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang, dan awan;
kemudian
air,
api,
gunung,
perbukitan, dan bebatuan.50 Tabel 3. 1 Jenis motif
49
Drs. Aryo Sunaryo,M.Pd. Seni, Ornamen Nusantara Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia, Semarang: Dahara Prize. 2009 hal 146. 50 Ibid – hlm 67.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
3.5.2 Tipe mandala yang dibuat Menyesuaikan dengan apa yang telah dipaparkan sebelumnya di bab ini, maka penulis memutuskan untuk membuat sebuah perancangan mandala secara manual, dengan teknik gambar. Yang memadukan antara teknik pembuatan manual menggunakan sketsa kasar oleh tangan sampai pendetailan serta memadukan unsur-unsur komunikasi visual yang mewakili bahasa rupa.
3.5.3 Layout mandala secara manual Layout mandala bersifat lingkaran, dan lingkaran ini merupakan kadiah pertama dalam proses pembuatan mandala, kemudian menentukan titik pusat mandala, yaitu titik tengah pada lingkaran gemoetri tersebut. Pembuatan layout mandala di lakukan dengan dengan membuat sketsa kasar terlebih dahulu menggunakan pensil. Ini bertujuan agar mempermudah pada pendetailan atau hasil akhir dengan urutan yang telah dibuat pada saat sketsa kasar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Gambar 3. 6 Layout kerangka Mandala
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
Penggunaan sketsa kasar bertujuan supaya siswa/i dapat menerka serta menggambarkan pola dan ornamen sesuai dengan kemauan mereka sebelum hasil akhir atau pendetailan.
Gambar 3. 7 Sketsa kasar mandala
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
3.6
Analisis Media 3.6.1
Analisis SWOT
Strength (kekuatan)
Belum
digunakannya
mandala
sebagai
media
belajar
untuk
meningkatkan kreatifitas pada para pelajar SMK.
Para siswa/i dapat menciptakan suatu ornamen sesuai dengan kemauan sesuai hasil pengamatan dan imajinasi mereka sendiri untuk membuat mandala.
Kemudahan dalam pembuatan mandala yang tidak memerlukan banyak alat untuk menciptakan karya yang indah.
Menggunakan teknik manual, karena dengan teknik manual siswa/i dapat memiliki modal utama dalam dunia desain.
Weakness (kelemahan)
Kurangnya refrensi literatur mandala secara utuh sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan daya kreatifitas pelajar.
Sangat sulit menemukan buku yang mengupas tuntas tentang mandala di Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Opportunities (kesempatan)
Masih minimnya pengetahuan para pelajar tentang seni tradisional mandala di Indonesia.
Belum ada yang menggunakan mandala sebagai media pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
Threat (ancaman)
Terdapat beberapa siswa/i yang kurang antusias membuat mandala secara manual.
Bersaing dengan aliran seni yang ada di Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/