BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Strategi Kreatif
4.1.1 Fakta Kunci 1. Burung Gereja albino memang ada. Ini bisa terjadi karena kelainan genetik akibat perpaduan gen-gen resesif dari orangtuanya, yang menyebabkan individu burung (juga manusia dan binatang mammalia) kehilangan pigmen melanin pada mata, kulit, bulu, kuku, dan paruhnya 2. Tema Perbedaan yang menjadi inti cerita dari Film Short Animation ini merupakan masalah yang masih terjadi di sekitar kita dan menjadi hal yang masih tabu untuk di bicarakan 4.1.2 Hal-hal yang akan dikomunikasikan 1. Penulis mencoba untuk menggambarkan atau menvisualisasikan pesan moral tentang menghargai perbedaan dengan kasih sayang dan cinta kasih 2. Penulis mencoba mengggambarkankan atau menvisualisasikan tema perbedaan dalam cerita ini secara lebih simbolis agar makna perbedaan yang dimaksud bisa tersampaikan ke berbagai macam askep perbedaan
4.1.3 Target Audiens Target Primer dari penulis untuk short animation ini adalah usia 18-21 tahun dikarenakan perbedaan adalah tema yang masih tabu untuk dibahas secara terbuka, namun film animasi ini dibuat sebagai motivasi untuk menghargai perbedaan Target Sekunder dari penulis untuk short animation ini adalah semua orang yang menyukai animasi dari anak-anak hingga dewasa karena gaya visual yang ditampilkan nyaman untuk dilihat dan gaya penceritaan yang mudah untuk dicerna
27
28
a.Primer Demografis 1. Usia
: 18-21 tahun
2. Jenis kelamin : pria dan wanita 3. Ekonomi
: semua kalangan
4. Agama
: semua agama
b. Sekunder Demografis 1. Usia
: Semua Umur
2. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita 3. Ekonomi
: Semua Kalangan
4. Agama
: Semua Agama
Geografis Remaja yang tinggal di daerah padat penduduk seperti wilayah Jabodetabek
Psikografis 1. Masyarakat yang merasakan dampak perbedaan di lingkungan sosial 2. Masyarakat yang menghargai perbedaan 3.Masyarakat yang mencintai keberagaman
4.1.4 Premise Perjalanan seekor burung yang lahir dengan perbedaan yang mencari kebahagiaan
4.1.5 Penetapan Judul dan Durasi Short Animation "Nyanyian Hati"
29
Sedangkan untuk durasi short animation yang diajukan penulis adalah sekitar 2-5 menit dikarenakan 1. 2-5 menit adalah durasi yang cukup ideal dikarenakan waktu kerja yang sedikit 2.Banyak Sequence yang dipersempit menjadi sequence yang satu sehingga dari segi penceritaan tidak terlalu detail namun tersampaikan secara visual
4.1.6 Ringkasan Cerita/Sinopsis Terpilih Suatu hari hiduplah seekor Burung Gereja Putih. Karena warna bulunya, ia mengalami banyak kesulitan seperti mencari makan, bergaul, dan karena warnanya yang putih, ia mudah sekali di kenali oleh predator. Suatu hari saat ia mencari makan sendirian di sebuah Padang Ilalang memakan serangga kecil, ia tertangkap oleh seorang penangkap burung. Karena warnanya yang putih, ia pun di perjual belikan kepada beberapa kolektor burung, namun karena si Burung Gereja Putih ini tidak bisa bernyanyi, iapun selalu berpindah majikan. Sampai suatu hari ia dibeli oleh seorang Ayah yang menjadikan ia sebagai hadiah untuk anak Gadisnya. Walaupun si Burung Gereja Putih tidak bisa bernyanyi, si Gadis Kecil tetap menyayangi si Burung Gereja Putih itu. Si Gadis merawatnya dengan baik, sampai suatu hari sangkarnya jatuh karena tertiup angin sehingga membuat si Burung terluka. Si Gadis kecil dengan telaten merawatnya dengan baik sampai ia sembuh. Sadar akan kasih sayang yang ia terima, ia pun akhirnya dapat bernyanyi dan menjadi Burung Gereja Putih yang bahagia
4.1.7 Treatment / Solusi Penceritaan 1. Suatu hari hiduplah seekor Burung Gereja Putih, karena warnanya ia ditelantarkan oleh keluarganya 2. Suatu hari ia sedang mencari serangga di padang ilalang, ia tertangkap oleh seorang penangkap burung 3. Saat ia sadar, ia sudah berada di dalam sangkar kayu besar dan sudah berada di tempat lain. Ia ternyata sedang dijual di rumah si penangkap burung 4. Karena warnanya, ia diperjual belikan, namun bernyanyi, ia selalu berganti pemilik
karena ia tidak bisa
30
5. Suatu hari datanglah seorang pria yang datang untuk membelinya, namun pemiliknya memberi tahu bahwa Si Burung tidak bisa bernyanyi 6. Namun si Burung Putih kaget karena tiba-tiba sangkarnya ditutup kain sehingga semuanya gelap 7. Ia pun dibawa ke suatu tempat yang ia tak ketahui 8. Saat penutup sangkar dibuka, di luar sarang ternyata ada seorang anak perempuan kecil yang melihatnya dengan antusias. 9. Si Ayah memberitahu bahwa si Burung tidak bisa bernyanyi, namun si anak tetap merasa senang 10.Ia lalu digantungkan di depan rumah si anak. Dari saat itu ia mulai diperlakukan baik,dirawat dengan baik, diajak berbicara walau ia tidak bisa membalas dengan nyanyian karena ia juga tidak mengerti apa yang si Gadis Kecil bicarakan 13. Suatu hari saat ada angin kencang, Sangkar si Burung Putih jatuh dan melukai si Burung Putih. Pada pagi hari si anak langsung ke taman belakang rumahnya dan kaget si Burung sudah terluka di atas sangkarnya yang rusak. Si Gadis pun panik dan segera mengobati si Burung Putih yang sekarat 15. Si Gadis kecil kecil itu secara telaten membantu mengobati si Burung Kecil dengan bantuan Sang Ibu. Di temani tiap malam, diobati sayapnya yang luka, diperban kakinya sampai sembuh 16. Ketika Si Burung Gereja Putih itu sembuh, si anak merasa sangat senang. Si Burung Putih sudah lama tidak merasakan kasih sayang seperti itu sejak ia ditinggalkan keluarganya. Karena senang ia pun tanpa sadar mengeluarkan suara nyanyian yang merdu 17. Si Gadis pun makin senang karena itu, namun ketika melihat bekas luka pada si Burung, iapun berniat membebaskan si Burung. Ia dengan perlahan mengeluarkan si Burung Gereja Putih keluar dari sangkar 18. Namun si Burung Gereja Putih itu tidak ingin meninggalkan si Gadis Kecil itu walau sudah di lepas. Si Burung Gereja Putih itu pun selalu mengikuti si Gadis Kecil. Si Gadis pun akhirnya menjadi teman sejati si Burung Gereja Putih
31
4.1.8 Skenario/Naskah "Nyanyian Hati" FADE INT. Sarang Burung
Si
Burung
awalnya
sama
seperti
yang
lainnya,
namun
seiring ia tumbuh perbedaannya mulai terlihat. Karena perbedaan inilah ia ditinggalkan oleh keluarganya
Fade to White
Title : Burung Gereja Putih FADE OUT
CUT TO EXT. Padang Ilalang Seekor
Burung
Gereja
Putih
bertengger
di
sebuah
dahan ilalang.
BG BERGERAK Pengalaman ia terdahulu seperti kesulitan mencari makan, kesulitan bersosialisasi dengan sesama Burung Gereja karena ia tidak bisa bersiul , dan dikejar predator
FADE BLACK
FADE IN Ada seseorang yang sedang berjalan mengawasi Ilalang melihat
si
Burung
Gereja
Putih
sedang
memakan
Belalang kecil FADE BLACK
FADE IN Orang itu secara perlahan dan hati-hati mendekati si Burung Putih
32
FADE BLACK
CUT TO Orang itu lalu dengan cepat mengayunkan jaring yang ada di tanggannya untuk menangkap si Burung Putih dan menangkapnya FADE OUT
CUT TO EXT. Bagian Luar Rumah si Penangkap Burung Si Burung sudah berada di dalam sangkar kayu dan gantung di depan rumah orang yang mengangkapnya. Di sana ada banyak orang yang berkerumun ingin melihat Burung
Gereja
Putih
itu.
Si
Burung
Gereja
Putih
berusaha untuk keluar dengan terus meloncat-loncat di dalam kandang mencari jalan keluar, namun tidak bisa
CUT TO Ada orang yang datang berbicara pada orang itu dan lalu
berjalan
ke
arah
Burung
Gereja
Putih
ini,
bersiul-siul memancing si Burung Gereja Putih untuk bernyanyi,namun Burung Gereja Putih tidak menyautnya.
CUT TO Orang
itu
lalu
bicara
lagi
pada
si
Petani
dan
memberikannya banyak uang
CUT TO Orang itu lalu berjalan ke arah Si Burung Gereja Putih dan menutupnya dengan kain sehingga Si Burung Putih tidak bisa melihat apapun FADE BLACK
33
FADE IN EXT. rumah pemilik Si Burung Putih Saat kain itu di buka, Si Burung Gereja Putih sudah berada
di
tempat
lain.
Orang
yang
membawanya
ke
tempat itu lalu bersiul-siul kepada si Burung Gereja Putih, namun ia masih belum bisa menjawab.
CUT TO Si Pemilik terlihat agak kesal dan meninggalkan si Burung Gereja Putih itu FADE BLACK
FADE IN EXT. rumah-rumah para pemilik Si Burung Putih Background namun
si
berganti Burung
secara
Gereja
cepat
dan
/
fast
kandangnya
forward
tetap
di
posisi yang sama
Berganti-ganti pemilik, trus berusaha keluar dari sangkar yang selalu berujung kegagalan membuat Si Burung
Gereja
Putih
menjadi
pesimis
dan
tidak
bersemangat FADE BLACK FADE IN EXT. rumah pemilik Si Burung Putih Si Pemilik Burung Putih masih mencoba membuat Si Burung Putih bernyanyi
CUT TO Seorang Pria datang ke pemilik Si Burung Putih dan berbicara
langsunng
kepadanya.
Burung
masih
saja
mencoba keluar dari sangkar dengan terus meloncat ke sana
kemari
di
sangkarnya
namun tidak membuahkan hasil
mencari
jalan
keluar,
34
CUT TO Si Pria yang baru datang itu kemudian menyerahkan uang kepada pemilik si Burung Gereja Putih itu dan langsung menutup Sangkar si Burung dengak kain yang membuat si Burung kembali tidak dapat melihat apaapa FADE BLACK
FADE IN EXT. Luar Rumah Gadis kecil Kain penutup sangkar Si Burung Putih pun di buka, Mata si Burung Putih langsung tertuju pada rumah yang berwarna putih cerah seperti warna bulunya
CUT TO Seorang anak gadis keluar dari rumah dan terlihat senang melihat Si Burung Gereja Putih
CUT TO Pria yang bersama gadis kecil itu bersiul memancing agar si Burung Putih bernyanyi, namun tidak berhasil CUT TO Si Gadis Kecil itu tetap merasa senang dengan Si Burung Gereja Putih itu, dengan antusias ia membawa sangkar
berserta
Si
Burung
Gereja
Putih
itu
ke
belakang pekaranngan rumahnya
CUT TO EXT. Pekarangan Belakang Rumah Gadis Kecil Si Gadis Kecil itu dengan bantuan ibunya menggantung sangkar
si
Burung
Gereja
Putih
di
belakang
pekarangan rumah. Si Gadis tampak sangat senang. Si Burung Gereja Putih melihat gadis kecil itu dengan
35
rasa heran karena ia blum pernah melihat manusia sebahagia itu sebelumnya FADE BLACK
FADE IN Pulang
Sekolah,
Si
Gadis
Kecil
itu
langsung
ke
halaman belakang dan mulai merawat si Burung Gereja Putih itu dengan memberi makan
CUT TO lalu memandikannya
CUT TO dan
membersihkan
sarangnya
dengan
bantuan
orang
tuanya
CUT TO Si
Gadis
kecil
pun
menghabiskan
waktu
ngobrol
bersama si Burung Gereja Putih itu walau si Burung Putih tidak mengerti dan membalas ucapannya
CUT TO Si
Burung
Gereja
Putih
itu
masih
terus
berusaha
untuk keluar dari sangkar nya dengan mematuk dan melompat-lompat namun tidak ada yang berhasil. FADE BLACK
FADE IN Malam yang berangin membuat sangkar Si Burung Putih bergoyang dengan kencang. Si Burung Putih pun masih terus
melompat-lompat
di
dalam
sangkarnya,
membuat sangkarnya kendor dan jatuh ke tanah FADE BLACK
yang
36
FADE IN Si
Gadis
kecil
yang
baru
pulang
sekolah
melihat
sangkar si Burung Gereja Putih dan langsung panik
CUT TO Si Gadis Kecil dan Ibunya mengobati si Burung Gereja kecil dengan perban dan obat luka
CUT TO Saat malam , Si Gadis kecil itu menemani Si Burung Gereja Putih itu dengan tidur di dekatnya FADE BLACK
FADE IN EXT.
Pekarangan Belakang Rumah si Gadis Kecil
Si Burung Gereja Putih sadar dan sudah berada di sangkar
baru.
Ditemani
oleh
si
Gadis
Kecil
yang
melompat kegirangan karena Si Burung Gereja Putih sudah bangun
CUT TO Si Burung Putih melihat luka yang ada di sayap dan kakinya sudah sembuh
CUT TO Si Gadis Kecil memanggil ke dua orang tuanya untuk memberi tahu bahwa si Burung Putih sudah sadar
CUT TO Si Burung Putih melihat rasa bahagia dari wajah si Gadis
kecil itu
37
CUT TO Si
Gadis
itu
membawa
kedua
orang
tuanya
ke
Pekarangan Belakang untuk memperlihatkan si Burung Gereja Putih pada mereka
CUT TO Si
Burung
Gereja
Putih
mulai
bernyanyi
dengan
bahagia
CUT TO Si Gadis, Si Ayah , dan Si Ibu kaget dan merasa senang bahwa Si Burung Gereja Putih sudah benarbenar sehat Credit
Satu Sequence dengan credit di bagian atas
Si Gadis membisikkan sesuatu kepada ayahnya
Si Ayah berjalan ke arah si Burung Gereja Putih dan menurunkan Sangkarnya.
Si Gadis sambil tersenyum dengan perlahan memasukkan tangannya
ke
dalam
sangkar,
mengambil
si
Burung
Putih, dan mengeluarkannya dari Sangkar nya
Si Gadis Kecil merentangkan tanggan ke depan, namun si
Burung
Gereja
Putih
tidak
terbang
melainkan berjalan ke bahu si Gadis kecil Title : Thanks for watching
pergi
38
4.2 Strategi Desain 4.2.1 Visual Style
4.2.1.1 Character Visual Style yang ingin digunakan penulis pada karakternya adalah karakter yang iconic dengan bentuk dasar yang simple untuk membedakan satu dengan yang lainnya, dengan render soft shading seperti pada The Scarecrow
Gambar 14 Screenshoot Short Animation The Scarecrow
4.2.1.2 Environment Visual Style yang ingin digunakan pada environment adalah dengan mengggunakan Background hasil render sehingga lighting animasi serta lighting Backgroundnya menyatu
Gambar 15 Screenshoot Short Animation The Scarecrow
39
4.2.2 Motion Style
4.2.2.1 Character Motion Style yang ingin digunakan penulis adalah dengan banyaknya gerakan yang di appealing / berciri khas untuk masing-masing karakternya dengan gaya Disney dan penerapan 12 prinsip animasi
4.2.2.2 Camera Motion Style yang ingin digunakan penulis adalah camera center lock dimana menurut Timothy Heiderich, ketika kita meletakkan objek benarbenar ditengah, benda tersebut akan menjadi pusat perhatian, dan dengan komposisi ini akan membuat objek tidak memiliki ruang gerak sama sekali. Ini disengaja agar kesan terkekang muncul dengan memusatkan kamera pada pergerakan si burung yang hanya ada di dalam sangkar
4.2.3 Karakter dan Environment 4.2.3.1 Karakter Karakter-karakter yang akan muncul di Short Animation ini antara lain a. Burung Gereja Putih Burung Gereja yang berwarna Putih yang tidak bisa bernyanyi , selalu berdoa, berharap akan mendapatkan tempatnya dicintai. Seperti burung Gereja yang lain, ia gemar terbang ke sana kemari, mandi di tengah hujan gerimis, bertengger di dahan" kecil
b. Gadis Kecil Ia adalah gadis kecil yang aktif, berumur sekitar 6-8 tahun yang sangat menyayangi si Burung Gereja seperti adiknya sendiri. ia juga sayang pada keluarganya. Suka berlarian ke sana kemari, cerewet, namun baik hati
40
c. Ayah Ayah yang kaya yang sangat mencintai Putrinya, Ia yang memberikan Burung Gereja Putih sebagai hadiah bagi Putrinya. Seorang Pengusaha Swasta yang akrab dengan semua orang
d. Ibu Ibu yang baik dan istri yang setia. Membantu anaknya yang baik untuk mengobati si Burung Gereja Putih
e. Pemilik Burung Gereja Putih sebelumnya Orang-orang yang hanya membeli Burung Gereja Putih hanya karena kelangkaannya, namun menjualnya kembali hanya karena ia tidak bisa bernyanyi. Penulis menggambarkan para pemiliknya dengan hanya menggunakan modeling 3D tanpa testur, melainkan warna hitam yang bermaksud bahwa mereka sama sekali tidak berkesan dalam memori si Burung Gereja Putih
f. Penangkap Burung Petani yang menakuti si Burung Gereja Putih sampai ia terjebak
masuk
jaring
perangkap.
Penulis
juga
ingin
mengambarkan Petani hanya berupa siluet saja, walau menggunakan model 3D 4.2.3.2 Environment Ada beberapa environment utama yang ingin dipakai penulis untuk Short Film ini yaitu a. Padang Ilalang Untuk ini Penulis juga ingin menggunakan Foto sebagai Background mayoritas. Benda 3D hanya dahan tempat Burung Gereja bertengger sebelum terjebak jaring Petani
41
b. Rumah para pemilik Burung Gereja Putih Ada berbagai macam Rumah yang akan saya pakai, namun yang saya pakai hanya berupa siluetnya saja agar membuat gambaran bahwa berpindah-pindah majikan dan rumah sama sekali tidak berkesan baginya karena ia selalu dijual lagi ke majikan berikutnya c. Rumah Gadis Kecil Untuk
Rumah
si
Gadis
Kecil,
Penulis
ingin
menggunakan tone warna cerah dan Putih menandakan bahwa di sinilah tempat Burung Gereja Putih ini seharusnya tinggal, disanalah tempat iIa merasa dicintai
d. Kandang si Burung Gereja Putih Kandang yang ditempati si Burung Gereja Putih menjadi salah satu icon penting dalam short animation ini
4.3 Pipeline Produksi / Urutan Produksi / Langkah2 Produksi
4.3.1 Pre Production Di mulai dengan proses desain karakter dengan dasar basic shape character sehingga karakter dalam Short Animation ini memiliki ciri khas satu sama lain. Desain karakter yang dibuat adalah yang berdasarkan referensi yang ada sehingga hasil jadinya bisa mengikuti yang aslinya. Setelah Desain Karakter selesai, dilakukan riset market supaya dapat memperoleh data tentang selera pasar saat ini Dilanjutkan dengan Konsep tempat, lighting dan color feel melalui gambar 2D secara digital/tradisional. Proses ini dapat menjadi patokan tentang hasil render serta feeling warna yang diinginkan. Dilanjutkan dengan proses storyboard yang dibuat berdasarkan
naskah
yang
sudah
dimiliki
sehingga
memudahkan pengerjaan tahap berikutnya yaitu tahap render 3D, yang dapat dilangsungkan ke proses animatic storyboard
42
untuk memastikan durasi shot dan urutannya dan juga telah ditambahkan suara sesuai kebutuhan
4.3.2 Production Pada Proses ini, penulis akan melakukan proses modeling karakter, exterior, properti berdasarkan model sheet yang telah dibuat sebelumnya di proses desain karakter. Proses ini juga mencakup pembuatan textur berupa foto ataupun gambaryang dibuat dan dikumpulkan oleh penulis melalui internet ataupun foto asli Proses selanjutnya adalah merigging semua karakter dan properti yang perlu di rig agar dapat dianimasikan sesuai kebutuhan penulis. Penulis berencana menggunakan masking warna hitam untuk bagian kain penutup sangkar si Burung Gereja Putih agar menghemat waktu rigging Proses berikutnya adalah blocking agar mayoritas komposisi letak benda pada kamera bisa disesuaikan dengan animatic storyboard yang telah dibuat. Proses ini diurutkan melalui scene per scene. Animasi adalah proses berikutnya yang merupakan lanjutan dari proses bloking dengan menambahkan detail gerakan Proses
berikutnya
adalah
lighting.
Penulis
menggunakan render V-RAY karena penulis familiar dengan aplikasi tersebut. V-RAY dapat menghasilkan hasil cahaya dan bayangan yang diinginkan penulis berupa cahaya dan bayangan yang halus. Kekurangannya adalah proses rendernya yang memakan waktu lebih lama karena proses kalkulasi cahaya dan bayangan yang realistis
43
4.3.3 Post Production Selanjutnya adalah Proses penyatuan hasil render pada urutan scene yang sudah disiapkan pada animatic storyboard. File Scene yang sudah dirender di komposisikan dahulu per scene agar warna dan mood yang dihasilkan sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Setelah itu semua file di edit menjadi satu kesatuan film yang utuh agar film dapat dinikmati secara satu kesatuan