BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1 Strategi Kreatif Dalam pembuatan tugas akhir animasi pendek ini penulis menggunakan beberapa strategi kreatif yang digunakan didalam projek pembuatan film pendek animasi ini, antara lain sebagai berikut: 4.1.1 Fakta Kunci 1. Bahwa 7 dari 10 anak-anak memiliki rasa empati 2. Masih banyak dari kita yang masih menilai orang lain dari penampilan luarnya saja 3. Buruk sangka dapat merugikan kita sendiri dan orang lain 4. Hak anak kecil selalu dikesampingkan dibanding dengan hak orang dewasa 4.1.2 Hal-Hal Yang Akan Dikomunikasikan Yang akan di komunikasikan dari film ini adalah sifat iklas dan empati yang dimiliki oleh si anak kecil kepada si pelayan yang memiliki sifat buruk sangka, apabila kita sedang berhadapan dengan anak kecil berikanlah senyuman yang lebar kepadanya dan hadapi dengan sabar, karena kita tidak tau apa yang sedang dipikirkan oleh si anak tersebut. 4.1.3 Target Audiens Orang-orang yang masih berusia 10-40 tahun, laki-laki dan perempuan, orangorang yang suka berburuk sangka, dan memiliki ketertarikan terhadap animasi 3D, seni, dan film. 4.1.4 Premise Rasa Empati yang dimiliki oleh anak kecil kepada seorang pelayan es krim yang memiliki sifat buruk sangka.
31
32
4.1.5 Penetapan Judul Dan Durasi Berikut adalah Judul final yang akan digunakan: 1. DUA RIBU LIMA RATUS Untuk durasi penulis akan membuat kurang lebih dengan durasi 3 menit sudah termasuk opening dan credit, karena berhubung film yang akan di buat tidak terlalu memakan banyak waktu dan tidak banyak tempat, sehingga tidak terlalu banyak durasi yang di gunakan. 4.1.6 Ringkasan Cerita / Sinopsis Terpilih Disebuah toko es krim kecil di pinggir kota, seorang pelayan sudah siap menunggu pelanggan datang untuk memesan. Tidak lama kemudian datanglah seorang anak kecil yang baru berumur 10tahun yang ingin memesan es krim.Ketika si anak ingin memilih es krim dia bingung dengan 2 pilihan es krim yang ada di menu antara es krim sundae dan es krim biasa sampai si pelayan merasa bosan karena menunggu si anak itu memesan.Si anak coba menanyakan harga es krim sundae dan juga es krim biasa kepada si pelayan, lalu si anak mengecek uang yang ada di dalam dompetnya.sampai akhirnya datang 2 pelanggan yang mengantri di belakang si anak yang juga ingin memesan es krim dan si pelayan juga harus melayani pelanggan yang sudah mengantri. Akhirnya si anak memutuskan untuk membeli es krim biasa dengan harga Rp7.500 dan pelayan langsung meletakan bon didepan si anak. Setelah si anak menghabiskan eskrim dan mengeluarkan uang dan di letakan di atas mejanya, lalu ia langsung pergi meninggalkan toko eskrim. Saat si pelayan menghampiri kearah meja si anak, ia mulai mengelap meja, dan tiba-tiba lehernya terasa tersekat dan dirinya kaget melihat benda di atas meja itu. Di situ, di atas meja, disamping uang Rp7.500 ditaruh dengan rapi, di samping piring kosong, dua lembar seribu dan lima koin seratus untuknya.
33
4.1.7 Treatment 1. Siang hari yang cerah di toko es krim 2. Dengan seorang pelayan yang sedang menunggu pelanggan 3. Tidak lama datanglah anak kecil dengan wajah yang ceria yang akan memesan es krim 4. Si anak berdiri di depan kasir hendak memilih es krim yang akan di pesan 5. Melihat menu yang tertera di atas sambil mengecek uang yang ada di dompet 6. Pelayang menunggu si anak untuk memesan 7. Si anak menunjuk harga es krim sundae 8. Pelayan langsung menunjukan harga es krim sundae yaitu Rp 10.000 sambil mengerutkan alis 9. Si anak menghitung isi uang didalam dompetnya lagi 10. Tiba-tiba 2 pelanggan datang dan mengantri dibelakang si anak 11. Pelayan memasang muka kesal kepada si anak karena lama memesan 12. Si anak menunjuk harga es krim biasa 13. Pelayan menunjukan lagi harga es krim biasa ke si anak dengan wajah kesal 14. Wanita kantoran milhat jam di tangannya karena terlalu lama mengantri 15. Mahasiswa mengantri paling belakang dengan santainya sambil main HP 16. Si anak akhirnya memilih dengan pasti es krim biasa dengan harga Rp7.500 17. Pelayan mengambil es krim pesanannya tersebut dengan muka kesal dan menaruh es krim bersama bon didepan si anak 18. Si anak mengambilnya dengan penuh semangat dan memasang senyum manis kearah pelayan 19. Pelayan melayani pelanggan yang masih mengantri 20. Di meja si anak menghabiskan es krim yang di pesannya dengan lahap 21. Kemudian si anak mengeluarkan uang dari dalam dompetnya dan meletakan di atas meja 22. Akhirnya si anak keluar dari toko es krim tersebut dengan wajah ceria 23. Tidak lama si pelayan berjalan kearah meja si anak berniat untuk membereskan meja yang telah di gunakan
34
24. Tiba-tiba pelayan kaget melihat tumpukan benda di depannya 25. Disamping uang Rp7.500 dan di samping piring es krim tertata dengan rapih uang dua lembar seribu dan lima koin seratus 26. Pelayan merasa bersalah karena telah melayani si anak dengan tidak ramah 27. Pelayan hanya bisa memandangi kearah pintu dimana anak kecil itu telah pergi 28. Bukan karena tidak ada uang si anak kecil tidak memilih es krim sundae, melainkan memilih es krim biasa agar kembaliannya bisa di berikan kepada si pelayan
35
4.1.8 Skenario / Naskah DUA RIBU LIMA RATUS
FADE IN: INT.TOKO ES KRIM – SIANG HARI Siang
hari
yang
cerah
di
sebuah
toko
es
krim
yang
memiliki interior yang sederhana, dengan seorang pelayan muda yang baru membuka tokonya dan siap-siap menunggu pelanggannya datang dan memesan es krim. Tiba-tiba
dari
pintu,
masuk
lah
seorang
anak
kecil
berumur 10tahun yang sangat bersemangat dan tidak sabar ingin memesan es krim kesukaanya. Anak Kecil: (Si anak jalan menuju ke kasir untuk memesan es krim yang ada di menu sambil melihat isi uang di dalam dompetnya) Pelayan: (Pelayan memperhatikan si anak dan menunggu es krim apa yang akan dipesan) Anak kecil: (Setelah si anak sudah mengecek isi uang di dalam dompetnya kemudian dia menunjuk es krim sundae di menu yg tertera di atas kepala pelayan) Pelayan: (langsung menunjukan harga es krim sundae di menu
yang
tertera
dengan
harga
Rp10.000
sambil
mengerutkan kedua alisnya) Anak kecil: (ngecek isi uang di dalam dompetnya lagi sambil menghitungnya di depan kasir)
36
Tiba-tiba
Pintu
terbuka
dan
masuk
lah
dua
orang
pelanggan seorang wanita kantoran dan seorang mahasiswa kuliahan yang juga ingin memesan es krim dan mengantri di belakang si anak. Pelayan: (dengan muka yang sinis melihat si anak kecil yang lama memilih pesanan es krim nya karena pelanggan yang lain juga sedang mengantri) Anak kecil: (menunjuk lagi harga es krim biasa ke menu yang ada di atas pelayan dengan memasang senyum yang begitu indah dari mulutnya) Pelayan: (menunjukan lagi harga es krim dengan muka yang sinis ke si anak agar si anak bisa cepat memesan es krimnya) Wanita kantor: (melihat jam yang ada di tangannya karena terlalu lama mengantri) Mahasiswa: (dengan gaya yang santai sambil main hape dan tidak tergesa-gesa menunggu) Anak Kecil: (akhirnya memilih es krim biasa dengan penuh semangat
dan
pasti
dengan
harga
Rp7.500
sambil
tersenyum) Pelayan: (mengambil es krim biasa dengan ekspresi yang kesal dan meletakan bersama bon di depan si anak) Anak Kecil: (mengambil es krim dan bon lalu bergegas duduk sambil menghabiskan es krimnya) Pelayan lalu melayankan pelanggan yang sudah mengantri di belakang anak kecil tersebut yang akan memesan es krim.
37
Di mejanya, si anak kecil menikmati setiap sendok es krim yang di makannya tanpa memikirkan apapun yang ada di sekitarnya hingga es krim itu habis bersih. Anak
Kecil:
(menghabiskan
suapan
terakhir
es
krimnya
kemudian mengeluarkan uang yang ada di dompetnya dan meletakannya di atas bon yang ada di meja lalu bergegas keluar
dari
tempat
makan
tersebut
dengan
wajah
yang
tersenyum dan puas) Di tempat makan es krim yang tidak terlalu besar dan mewah itu, si pelayan membereskan setiap meja yang telah di
gunakan
oleh
pelanggan
setelah
menghabiskan
es
krimnya. Pelayan: (jalan kearah meja yang telah diduduki oleh si anak kecil tadi dan memberesi mejanya, tak lama kemudian si pelayan kaget melihat tumpukan benda di atas meja di samping piring es krim tertata dengan rapih dua lembar seribu dan lima koin seratus) Pelayan merasa bersalah karena telah melayani si anak kecil itu dengan tidak ramah, karena anak kecil yang tidak bersalah tersebut telah menyisihkan kembalian uang es krimnya untuk si pelayan yang telah kerja sendirian di dalam toko es krim tersebut.
38
4.2 Strategi Desain 4.2.1 Visual Style Untuk Visual Style dalam pembuatan film animasi pendek penulis menggunakan style 3D yang tidak terlalu diteil bentuknya sehingga dapat menghemat waktu sedikit untuk pengerjaannya. Penulis juga mengambil dari beberapa refrensi yang cocok untuk style3D film pendek animasi yang akan dibuat, refrensi yang di ambil berdasarkan dari beberapa elemen-elemen yang akan digunakan saat pembuatan nanti ini berikut beberapa karya dari film pendek Happy Food.
Gambar 4.1 Happy Food sumber Vimeo
Gambar 4.2 Karya Juan Francisco sumber Vimeo
39
Penggabungan antara kedua elemen tersebut kalau kita bisa lihat tidak terlalu rumit dan juga tidak terlalu simple tetapi masih enak untuk dilihat. Penulis akan membuat style 3D dengan menggabungkan kedua style yang berbeda di atas serta di bantu dengan warna yang cerah sebagai peran pendukungnya. 4.2.2 Motion Style Disini penulis akan berencana menggunakan motion style stopmotion, kenapa? Karena dengan kekurangan penulis dalam meng-animate yang tidak terlalu lancer sehingga penulis ingin mencoba membuat animate menjadi stopmotion, dan penulis akan mencari beberapa refrensi video animasi yang menggunakan tehnik stopmotion.
Walaupun
begitu
stopmotion
belum
tentu
mudah
untuk
mengerjakannya karena kita harus cermat dalam mengerjakan setiap gerakan frame ke frame. 4.2.3 Karakter Dan Environment Penulis akan menggunakan 4 karakter antara lain anak kecil berumur 10 tahun, pelayan es krim, dan 2 pengunjung antara lain wanita kantoran dan Mahasiswa. Setting tempat, penulis hanya menggunakan setting latar di toko ice cream yang sederhana yang tidak terlihat mewah dan penulis akan mengambil refrensi tempat dari beberapa café sederhana dengan interior yang sederhana di daerah Jakarta seperti monolog, liberica café dan lain-lain. Untuk setting waktu pada siang hari pada jam 12.30 wib. Deskripsi setiap karakter untuk anak kecil memakai celana pendek, menggunakan kaos bergambar, menggunakan sepatu cats, dan berambut belah samping, yang memiliki sifat polos, ceria, dan juga baik hati. Kemudian untuk deskripsi pelayan yaitu menggunakan seragam pelayan, berambut belah tengah rapih, tinggi, dan memiliki warna kulit sawo matang dengan memiliki sifat disiplin, kurang ramah, buruk sangka, dan rapih.Kemudian untuk pelanggan lainwanita kantoran yang sedang istirahat dan mampir ke toko es krim membawa dompet yang di pegang di tangannya, berambut pendek, mengenakan kaca mata, dan memakai rok pendek dan kemeja dengan memiliki sifat tidak sabar. Kemudian Mahasiswa
40
yang baru balik dari kampus memakai celana jeans dan kemeja lengan panjang, membawa tas gemblok, rambut gondrong, dan memegang handphone di tangannya, dengan memiliki sifat santai, berantakan, dan tidak peduli sekitar.
4.3 Pipeline Produksi 4.3.1 Pre Production Sebelum pembuatan film pendek animasi ini penulis melakukan penyiapan semua elemen yang dibutuhkan pada saat pembuatan film pendek animasi ini.Berikut beberapa yang dibutuhkan penulis sebelum melakukan proses pembuatan film animasi pendek : 4.3.1.1 Ide Pemilihan Konsep Dari mulai pengumpulan data-data yang dibutuhkan berupa riset, kemudian mencari lokasi-lokasi yang cocok untuk menjadi refrensi tempat café ice cream ini seperti apa. Pemilihan ide dan juga konsep sebelum proses pembuatan 3D dimulai, ini merupakan realisasi dari sebuah ide pemikiran dan gagasan yang bertujuan untuk menuangkannya kedalam media visual dan audio. Seperti konsep apa yang akan dibuat nanti dan menggunakan style seperti apa itu dimasukan kedalam konsep yang akan penulis buat. 4.3.1.2 Sinopsis Penulis meringkas cerita tersebut menjadi bentuk pemendekan dari sebuah film dengantetap memperhatikan unsur-unsur cerminan film tersebut.Membuat Sinopsis merupakansuatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan film yang panjang dalam bentukyang singkat tetapi bisa dimengerti.
41
4.3.1.3 Skenario Membuat rancangan treatment dan penulisan naskah “dua lembar seribu dan lima koin seratus”secara rinci yangmengembangkan gagasan utama pada synopsis menjadi sebuah cerita yang menarikdan informatif.Diawali dengan penjelasan dan pengenalan tiap karakter dalam ceritasecara menyeluruh. Seperti siapa sajakah tokohnya dan sifat-sifat dari setiap karakternya seperti apa akan di deskripsikan sebelumnya agar penulis lebih mudah memahami dalam sebuah cerita. 4.3.1.4 Storyboard Storyboard adalah serangkaian sketsa dibuat berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Dalam pembuatan film animasi storyboard sangatlah penting disini, karena storyboard sangat membantu dalam pembuatan film animasi dan juga menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi terkoordinasi. 4.3.2 Production Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan kemudian penulis melakukan proses pelaksanaan produksi berupa pembuatan 3D berupa environment serta modelling karakter dan juga animate, dalam pembuatan environment penulis mengambil dari beberapa refrensi yang menurut saya cocok untuk disain interior pada toko es krim tersebut, serta modeling karakter disini penulis membuat sketsa karakter sheet sehingga mempermudah penulis dalam pembuatan 3D karakternya, yang kemudian mengacu pada persiapan yang dihasilkandari proses PreProduction. 4.3.3 Post Production Ini tahap terakhir setelah penulis melewati tahap preProduction dan Production sekarang masuk ke final atau Post Production. Kemudian penulis melakukan proses penyelesain akhir (finishing) dari sebuah rangkaian produksi pembuatan 3D yang
42
meliputi pengeditan animasi, animasi, mengedit tone warna, musik, serta soundeffects.
4.4 Pemilihan Item
4.4.1 Item Utama Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada dan melihat bahwa film ini merupakan animasi film pendek, maka penulis menggunakan video berkualitas HD (High Definition) dimana selain memiliki nilai estetika yang lebih juga membuat visual yang dihasilkan lebih jernih. Video yang akan dihasilkan menggunakan aspek rasio 16:9 dengan ukuran pixel 1920x1080 serta memiliki frame rate 24 fps.
4.4.2 Item Pendukung Untuk item pendukung, penulis membuat poster film, cover DVD, tote bag, pembatas buku, dan stiker. Berikut ini adalah display yang sudah penulis buat selama proses pengerjaan sebelum sidang dimulai dengan dibantu oleh teman-teman yang juga sedang memasang display.
43
Gambar 4.3 Display Dua Ribu Lima Ratus data Pribadi
44