18 BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori 4.1.1 Teori Film Film berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1997, menyatakan bahwa film adalah: “Karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil temuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melaluin proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang dapat dpertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.” Dalam buku “Memahami Film”, karya Himawan Pratista, didefinisikan bahwa film merupakan sesuatu yang dapat kita nikmati karena dia memiliki unsur cerita dan visual. Unsur sinematik film memiliki empat elemen utama, yaitu : • Mise-en-scene yaitu semua hal yang akan terekam di kamera. Misalnya hal-hal pokok seperti setting (latar), kostum, makeup, pencahayaan, pemain, dan pergerakannya. • Sinematografi merupakan berbagai aspek yang mendukung atau membuat sebuah film itu berhasil dibuat. Aspek-aspek tersebut antara lain, kamera, framing, dan durasi gambar. Kamera mencakup teknik yang dapat dilakukan melalui kamera, seperti, warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing merupakan wilayah gambar, atau jarak, ketinggian, ruang, pergerakan, dan sebagainya. Dan durasi gambar adalah tenggang waktu untuk sebuah pengambilan gambar. • Editing merupakan proses kegiatan pasca produksi yang bertujuan menggabungkan tiap-tiap gambar yang sudah diambil dan melakukan sentuhan-sentuhan tambahan untuk mendukung keindahan suatu film. • Suara yaitu seluruh audio yang terdapat didalam film tersebut, baik itu background music, dialog, ataupun efek suara yang menghiasi film. • Kemudian unsur naratif, yaitu hal-hal mengenai pemilihan tokoh dalam cerita, konflik, masalah, setting, waktu, dan sebagainnya. 4.1.2 Teori Film Pendek –Trailer (Promosi) Film pendek merupak film yang berdurasi pendek, biasanya kurang dari satu jam. Karakter dari film pendek adalah mengandung pesan yang kompleks namun dikemas dalam waktu yang singkat.
18
19 Sedangkan Trailer adalah sebuah pratinjau singkat yang ditampilkan untuk menampilkan hal-hal yang ada dalam sebuah film. Trailer terdiri dari adegan-adegan yang dipilih dan menarik dari sebuah film. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian penonton sehingga penonton mau menyaksikan film tersebut secara penuh. 4.1.3 Teori Sinematografi Sinematografi, berasal dari bahasa latin, kinema, yang artinya gambar. Sebagai sebuah terapan, sinematografi merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabungkan gambar tersebut sehingga menjadi sebuah rangkaian gambar yang dapat menyampaikan suatu ide. Sinematografi memiliki objek yang sama denga fotografi, yaitu menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama, maka peralatannya mirip. Perbedaannya, fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau disebut dengan montase (montage). Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpanan di awal pertumbuhan sinematografi. Sedangkan film sebagai genre seni adalah sebagai produk sinematografi. 4.1.4 Teori Animasi Animasi berasal dari bahasa latin, anima, yang artinya jiwa, hidup, nyawa, dan semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah bergerak. Animasi ialah suatu seni untuk memanipulasi gambar seolah-olah hidup dan bergerak, yang terdiri dari animasi dua dimensi (2D), maupun tiga dimensi(3D). Animasi 2D membuat benda seolah hidup dengan menggunakan kertas dan komputer.
4.1.5 Teori Warna Teori warna menyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu. Warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Warna memiliki arti psikologis yang sangat penting, didalam warna kita juga dapat menunjukan sifat karakter yang ada di dalamnya. 4.1.6 Teori Komposisi (Framing) Komposisi merupakan suatu proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam videografi, komposisi merupakan suatu proses yang amat penting, karena dari komposisi itulah sebuah gambar dapat bercerita, serta dari komposisi itulah gambar terliaht lebih indah, dan enak untuk dinikmati.
20 Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya. Kalaupun ada, hanya sebaas panduan yang boleh diikuti, dan boleh juga tidak. Panduan – panduan komposisi merupakan hasil proses studi yang cukup panjang sehingga sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia pada umumnya. Tujuan komposisi adalah memberikan penonjolan objek utama gambar (point of interest) agar langsung terlihat secara utuh tanpa gangguan elemen-elemen lain yang tidak diperlukan. Karena itu, harus dipastikan bahwa elemen –elemen yang masuk kedalam frame kamera adalah elemen –elemen yang benar-benar diperlukan. Jenis –jenis komposisi : • Rule of Third Menempatkan objek utama pada prinsip rule of third akan memberikan efek yang lebih dinamis. Mengikuti rule of third adalah dengan membayangkan empat titik saat membidik, lalu putuskan pada tititk mana objek utama akan ditempatkan. • Balance Dalam seni visual, balance, berarti mengisi frame dengan porsi yang kurang lebih seimbang, bisa oleh elemen object, warna, ataupun contrast. Sebuah gambar dengan komposisi yang balance akan terasa saat pertama kali dilihat, begitu pula sebaliknya. • Tipe Shoot Selain penempatan objek dalam pemposisian gambar diperlukan tipe shoot, tipe shoot ini berfungsi untuk menghasilkan sebuah rangkaian cerita , semakin lengkap dan variatif tipe shoot yang di shooting semakin lengkap dan variatif juga rangkaian cerita yang akan di hasilkan. Jenisjenis tipe shoot : a. Long Shot (LS) Pengambilan gambar dengan tipe shot ini merupakan pengambilan subjek dalam bingkai yang penuh. Tipe shot ini bertujuan untuk menunjukan suasana dan keadaan yang ingin digambarkan. b. Medium Shoot (MS) Pengambilan gambar dengan tipe shoot ini ini bertujuan untuk menunjukan subyek lebih detail, dan juga bisa menunjukan emosi yang ditampilkan oleh subjek. Batas medium shot adalah dari paha (atas lutut) hingga kepala. c. Medium Close Up (MCU) Pengambilan gambar yang mengambil gambar dari dada sampai atas kepala untuk menunjukan ekspresi wajah lebih jelas. d. Close Up (CU) Shoot ini hanya mengambil gambar hanya pada bagian wajah (close up). Teknik ini lebih menonjolkan
21 ekspresi wajah dari subjek. Close-up juga dapat digunakan sebagai teknik cut-in. Dengan teknik ini penonton dapat menggambar atau merasakan bahwa pribadinya-lah yang menjadi sebagai subjek. e. Extreme Close Up (ECU) Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detil ekspresi dari subjek, seperti linangan air mata dan luapan kegembiraan terpancarkan dari wajah atau mata subjek. f. Cut Away Shoot yang mengambil pergerakan dan reaksi dari sekitar subjek atau menekankan sesuatu milik dari subjek, contoh : reaksi sekitar ketika subjek melakukan sesuatu, shot ini di gunakan unutk mengalihkan perhatian penonton saat terjadi perpindahan sequence atau menghindari jump cut, atau dalam kasus diatas adalah perpindahan scene pertama ke scene yang lebih mendetail mengenai reaksi sekitar. g. Cut In Hampir mirip dengan Cut Away, bedanya hanya menjelaskan bagian dari subjek secara lebih jelas, contoh pengambilan tangan yang menunjukan berupa luapan emosi, grogi, takut, dan lain sebagainya. h. Two Shoot Ini merupakan variasi pengambilan gambar. Pada saat berjalannya komunikasi dalam cerita dilakukan pengambilan lawan bicara dan subjek atau hanya lawan bicara saja dan juga hanya subjek saja yang akan di ambil. Dengan teknik ini bisa membuat suasana cerita menjadi lebih hidup dan tidak terjadi kekosongan objek disekitarnya. i. Over the shoulder (Oos) Shoot ini merupakan teknik pengambilan subjek dari sisi belakang lawan bicara. Pengambilan gambar dilakukan dengan memotong frame dari belakang telinga sekitar 1/3 dari lebar frame dan orang yang diambil harus menduduki kira-kira 2/3 dari lebar frame. Subjek yang diambil akan terlihat dengan jelas beserta bahu lawan bicara yang juga berada dalam frame. j. High Angle (HA)
22 Sudut pengambilan dari suatu objek sehingga kesan objek menjadi mengecil, dan kesan pengambilan ini mengambil kesan dramatis yaitu kerdil.
4.1.7 Teori Ilustrasi Menurut Sigit Santoso,penulis buku Advertsing Guide Book, ilustrasi berasal dari kata Latin illustre yang artinya menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, atau musik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu. Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul ”The Complete Guide to Advanced Illustration and Design”, ilustrasi memiliki tiga fungsi, yaitu ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi sebagai dekorasi, dan ilustrasi sebagai komentar. 4.1.8 Teori Tipografi Menurut kutipan dari buku “Tipografi dalam Desain Grafis” Dalton Sihombing MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis. Huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau ketidak pekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima. Untuk pemilihan font atau jenis huruf yang tepat, beberapa kriteria yang harus terpenuhi , antara lain: a. Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus terlihat dengan jelas. b. Readibility adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut. c. Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak. d. Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut. Dalam aplikasinya dalam penyajian animasi trailer, tipografi yang digunakan akan mengacu kepada kalimat yang muncul dalam potongan adegan film.
4.1.9 Teori Audio Video Video didefinisikan sebagai gabungan dari gambar-gambar mati (objek gambar) yang dijalankan berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Hal ini menghasilkan benda yang bergerak yang merupakan bagian dari dalam jalan cerita. Gambar-gambar yang yang digabung disebut dengan frame dan kecepatan jalannya pembacaan gambar disebut dengan frame per rate dengan satuan FPS (Frame per
23 second) semakin tinggi frame per second maka semakin halus pergerakan gambar yang dihasilkan. Audio merupakan sinyal elektrik yang digunakan untuk membawa unsur bunyi. Audio merupakan elemen yang sangat penting dalam pembuatan video, karena kegunaannya adalah untuk mengkomunikasikan cerita, memberi efek-efek suara dalam pergerakan dan menciptakan mood dalam suatu scene. Dalam trailer ini bentuk-bentuk audio yang digunakan antara lain adalah dubbing tokoh, sound effect, backsound dan soundtrack. 4.2
Strategi Kreatif 4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1 Profil Target Target primer dalam film ini adalah dewasa, usia 25 - 30 tahun, Secara kelas ekonomi, kelas menengah keatas, dengan gender pria. Secara psikografis, target memiliki sifat pencinta komik lokal, penyuka film animasi 2D, dan memiliki apresiasi tinggi terhadap karya karya seniman lokal. Secara usia, target dipilih dewasa karena generasi muda sudah tidak lagi mengenal superhero – superhero lokal yang dulu sempat mengalami masa kejayaan. Sehingga film ini bisa dikatakan sebagai pelampiasan rasa rindu atas masa kejayaan tersebut dimana kebanyakan dialami oleh mereka yang kini telah dewasa.
4.2.1.2 Big Idea Mengangkat karya lokal bangsa berupa tokoh superhero Gundala Putera Petir melalui bentuk film animasi 2D, dimana alur cerita mengikuti komik aslinya. 4.2.1.3 Keyword Kata kunci untuk trailer film animasi “Gundala Putera Petir :Asal –Usul Gundala” : -Ilmuwan -Petir -Kekuatan. 4.2.1.4 Judul Karena tema yang diangkat dalam trailer film animasi ini adalah asal usul Gundala, maka judul yang dibuat dalam trailer film animasi ini adalah “Gundala Putera Petir : Asal Usul Gundala”. 4.2.1.5 Karakter Karakter yang muncul dalam trailer film animasi ini ada 5 yaitu Sancaka, Minarti, Gundala, Kaisar Crons, Jenderal Tirhapy, dan Penduduk kerajaan petir.
24
4.2.1.6 Sinopsis Cerita Sancaka seorang peneliti akhirnya berhasil menemukan serum anoda anti-petir. Akan tetapi karena bekerja semalam suntuk, ia melupakan janji untuk hadir kepesta ulang tahun kekasihnya, minarti, yang berujung dengan putusnya jalinan cinta mereka. Sancaka yang merasa kecewa berjalan tanpa tujuan di tengah hujan deras, dimana tiba-tiba sebuah petir menyambarnya. Tiba-tiba ia telah berada di kerajaaan petir dan bertemu kaisar Crons yang memberinya kekuatan untuk berubah wujud menjadi Gundala. Ia akan diangkat menjadi panglima perang kerajaan petir, namun sebelum menuju kemedan perang, Gundala harus menghadapi jenderal dari kerajaan petir, yaitu jenderal Tirhapy.
4.2.1.7 Treatment Penulis menggunakan plot (alur cerita) maju, dimana cut to cut adegan dari Sancaka mengobrol dengan pacarnya, Minarti, kemudian sampai ia diberi kekuatan untuk berubah menjadi Gundala, hingga ia harus menghadapi Jenderal Tirhapy. Dengan teknik cut to cut tersebut, penulis mengkombinasikannya dengan musik dan timing yang pas sehingga menjadi kombinasi trailer film yang menarik. Treatment-nya adalah sebagai berikut, 1. Opening (Intro).Sancaka sedang mengobrol dengan pacarnya, Minarti. Dalam percakapannya, Minarti menekankan Sancaka untuk hadir dalam pesta ulangtahunnya. 2. Sancaka menanggapinya dengan santai, dan mengumbar janji bahwa ia pasti datang ke pesta ulang tahun Minarti. 3. Adegan berpindah ke saat dimana Sancaka terkejut bahwa akhirnya penemuan serum anoda anti petir berhasil. 4. Terlihat Sancaka tengah memegang serum hasil penelitiannya (Close Up) 5. Muncul wajah Crons secara misterius dan adegan mengarah ke bibirnya yang tersenyum. 6. Sancaka yang berjalan ditengah hujan merasakan perasaan yang aneh datang menuju dirinya. 7. Ia terkejut, seketika petir menyambarnya. 8. Sancaka telah tiba dikerajaan petir, dalam keadaan setengah sadar dan bertanya keberadaan dirinya. 9. Kaisar Krons muncul. 10. Ia berkata bahwa saat ini Sancaka sedang berada di kerajaan petir. 11. Adegan berpindah disaat sancaka bertanya mengapa ia yang dipilih. 12. Adegan selanjutnya Kaisar Krons memberikan kalung yang menyimpan pakaian khusu untuk Sancaka 13. Kalung bersianr ditangan Sancaka 14. Dari asap tebal, tampak sosok Sancaka yang telah berubah menjadi Gundala.
25 15. Close up ke tangan Gundala. 16. Close up ke kepala Gundala. 17. Muncul sosok Tiraphy, lawan pertama yang harus dihadapi Gundala. 18. Sekilas adegan Gundala masih heran akan transformasi dirinya. 19. Sekilas adegan perkelahian Gundala dan Tirhapy. 20. Sekilas adegan penonton yang menyaksikan pertarungan Gundala dan Tirhapy. 21. Adegan penutup berupa Gundala yang akan memukul, layar dipenuhi dengan kepalan tangan Gundala.
4.3
Strategi Visual 4.3.1 Tone and Manner Film animasi ini bernuansa drama, fantasi, fiksi, perkelahian. 4.3.2 Ilustrasi Ilustarsi karakter yang digunakan adalah mengiuti gaya film Superman All Star. 4.3.3 Perancangan Motion Style Akan menggunakan animasi 2D dengan teknik penggambaran frame by frame agar gerakannya terlihat lebih natural.
4.4
Pemilihan Media 4.4.1 Media Utama Media utama berupa trailer film animasi, dengan durasi 1 menit 47 detik.
4.4.2 Media Pendukung •
Logo
•
Poster
•
Cover DVD
•
Kotak DVD
•
DVD label
•
Iklan Majalah
•
Flyer
26 •
Pin
•
Buku Catatan
•
Website