BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Teori Brand Identity Data landasan teori brand identity berikut diperoleh dari buku Brand & Branding. Sejarah Brand Kata ‘Brand’ berasal dari Old Norse (bahasa daerah Jerman Utara) yang berarti ‘membakar’. Ini mengacu pada praktek produsen yang membakar tanda atau brand mereka ke produknya. Italia termasuk salah satu yang pertama yang menggunakan brand, yang berupa watermark pada kertas di tahun 1200. Meskipun sejarah brand berhubungan dengan sejarah trademarks, brand di bidang mass-marketing berawal di abad ke-19 dengan munculnya barang kemasan. Industrialisasinya berupa pemindahan produksi barang rumah, tangga seperti sabun; dari masyarakat lokal ke pabrik terpusat. Saat mengirimkan barang – barang tersebut, pabrik – pabrik itu membubuhkan merk logo pada barel yang digunakan, yang kemudian memperluas makna ‘brand’ pada trademark. Brand Apa itu brand? Jawaban klasik dari pertanyaan ini adalah “Brand adalah nama, tanda atau simbol untuk menandai barang atau jasa dari para penjual dan untuk membedakannya dari para pesaing.” Brand juga pada dasarnya adalah perpaduan antara seni dan sains untuk menyampaikan sebuah janji, yang dibuat oleh perusahaan kepada audience-nya, sebagai perwujudan nilai dan emosi dari perusahaan tersebut. Melalui janji ini, perusahaan berusaha menjalin ikatan dengan pelanggannya secara emosional, baik dari segi pemenuhan kebutuhan, loyalitas dan dukungan yang terus menerus. Saat semua elemen di dalam perusahaan bekerja sama untuk membangun brand promise, saat itulah kesuksesan diraih. Branding memiliki kekuatan yang sangat besar. Untuk branding perusahaan biasanya bertujuan untuk merangkul target market, sehingga mereka membuat anda sebagai pilihan yang tepat. Membangun sebuah brand terkenal bukanlah semata – mata apa yang telah dilakukan; tapi lebih kepada: apa yang telah anda lakukan untuk tampil beda dibandingkan yang lain, dengan menggunakan sumber daya kreatif yang minimal. Menurut Anna Jordá & Miquel Abellán dalam buku Brand & Branding, ekspresi grafis sebuah brand itu hidup. Untuk terus membangun sebuah dimensi, kedinamisannya harus mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan identity
brand itu sendiri, dan tetap berpegang pada visi dan misi sebuah brand. Mengetahui positioning sebuah brand sangat penting, karena dengan begitu sebuah brand dapat dikenali saat keadaan yang tidak biasa atau pada saat kita melihat iklannya di berbagai macam kendaraan publik. Sebuah brand yang baik tidak hanya memberikan aspek grafis pada brand, tetapi juga yang lebih penting adalah bagaimana menyampaikan filosofi perusahaan dan membangun kepercayaan dan kredibilitas.
4.1.2. Teori Logo Data landasan teori logo berikut diperoleh dari buku Design Basic Index oleh Jim Krause. Logo dalam sebuah perusahaan atau organisasi memberi kesan pertama untuk melihat potensi calon pelanggan perusahaan tersebut. Itulah alasan mengapa logo harus memberi representasi akurat akan posisi pasar, personality, dan misi perusahaan. Dan untuk servis organisasi yang ‘invisible’ (tanpa produk), logo yang dipakai mewakili jasa yang diberikan. Berikut adalah 5 kriteria yang harus diingat ketika akan meng-evaluasi logo yang sudah ada dan mempertimbangkan re-design logo tersebut untuk menyelaraskan logo dengan esensi perusahaan. -
Logo simple dan mudah dibaca, agar audience langsung ‘mengerti’ dan mendapat sedikit kilasan brand perusahaan melalui logo itu. Tantangannya adalah untuk menciptakan sebuah logo yang sederhana dan tepat tanpa memberi kesan membosankan atau terlalu institusional.
-
Logo sebaiknya menyampaikan rasa emosi dan kepribadian. Anggap saja logo sebagai sebuah kesatuan dari banyak lapisan. Semakin dikupas setiap layer-nya – tipografi, simbol, bentuk dan tekstur, dan warna palet – kita akan belajar lebih banyak tentang brand (perusahaan) di balik logo tersebut.
-
Logo sebaiknya meng-ekspresikan tone dan voice dan di artikulasikan dalam brand strategy. Saat menyelami hal ini lebih dalam, logo perusahaan dapat bertindak sebagai ‘reputasi’ yang akan membawa perusahaan ini ke pasar yang dituju.
-
Logo harus fleksibel dan dapat bekerja di media apapun – tidak hanya pada letterhead dan business card. Dapat bekerja di media hitam dan putih, ukuran kecil, low – resolution, fax, website, dan full – color printing.
-
Logo sebaiknya terlihat berbeda dari logo lain – terutama dengan perusahaan lain yang memiliki target market yang sama. Memiliki logo yang mirip akan melemahkan keunikan dan diferensiasi organisasi/ perusahaan yang yang dibangun dalam brand essence.
Teori Gestalt dalam Logo Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) bersama rekan – rekannya, teori ini dapat menjelaskan kecenderungan persepsi yang terbentuk di benak seseorang. Prinsip – prinsip dalam gestalt yang diterapkan dalam logo antara lain: -
Continuation: Saat mata diajak untuk bergerak melalui suatu objek menuju objek lainnya.
-
Closure: Melengkapi sebuah objek menjadi sesuatu yang utuh walaupun sebenarnya tidak komplit.
4.1.3. Teori Warna Arti Psikologis Warna Setiap warna memiliki makna masing – masing tergantung persepsi orang yang melihatnya. Berikut ini adalah penerapan warna dalam identitas visual Griya Pijat Bersih Sehat menurut William Stroupe dan Jacci Howard Bear dalam Desktop Publishing Colors and Color Symbolism: 1. Putih Warna putih adalah kesucian, kemurnian, kebersihan, dan innocence. Menurut hasil survey oleh Global Color Survey (http://www.colormatters.com) lebih dari 130.000 orang memilih warna putih sebagai simbol dari ‘bersih’. Dalam banyak kasus, putih sering dianggap sebagai background. 2. Biru Warna biru sering disebut sebagai versatile color karena kemampuannya untuk menjangkau segala situasi, dan sebagai salah satu warna unisex. Biru juga dapat melambangkan loyalitas, tenang, dan damai. Karena efek menenangkan tersebut, warna biru dapat membantu kita untuk lebih cepat terlelap. Selain itu, warna biru juga dapat menurunkan denyut nadi dan suhu tubuh. Tetapi hati – hati dalam penggunaan warna biru yang terlalu banyak, karena dapat meredam semangat karena biru juga menimbulkan kesan cool. 3. Abu - Abu Abu – abu sebagai warna metalik solid dapat memberi kesan modern. Warna ini juga cenderung berkesan netral, menjauhi kesan mencolok, dan lebih tenang.
Fungsi Warna Warna memiliki peranan penting dalam sebuah identitas visual. Warna yang diterapkan ke dalam logo dan media yang berhubungan dapat memberi informasi psikologis, sehingga brand tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Berikut ini adalah fungsi warna dalam logo dan media terkait: 1.
Sebagai pemberi karakteristik, pemilihan warna harus berbeda dari kompetitor agar konsumen dapat dengan mudah mengenali brand tersebut.
2.
Menciptakan suatu citra, warna yang digunakan disesuaikan dengan keadaan dan visi perusahaan yang bersangkutan.
3.
Untuk menciptakan suatu aksi, dengan pemilihan warna yang memberi kesan rileks, pemberian warna dapat mengundang customer.
4.
Sebagai penghias media, sebuah media tidak dapat ditampilkan secara maksimal apabila hanya menggunakan warna hitam dan putih. Selain itu, warna tersebut juga dapat memberi identitas pada media yang dipakai.
4.1.4. Teori Tipografi Data landasan teori tipografi berikut diperoleh dari buku Design Basic Index oleh Jim Krause dan buku Tipografi dalam Desain Grafis oleh Danton Sihombing, MFA. Tipografi adalah seni dengan menggunakan huruf sebagai alat komunikasi. Tipografi sendiri mulai diterapkan Gutenberg sebagai alat pengembangan movable type. Namun pada dasarnya, tipografi berakar pada letterform tulisan tangan. Tipografi menggunakan typeface dan whitespace dalam penggunaannya, untuk menciptakan suatu desain yang utuh. Penggunaan script typeface dapat mempersonalisasikan sebuah bentuk huruf yang memancarkan keceriaan, playfulness, atau suasana hati yang santai. Serif typeface merepresentasikan keseriusan. Dalam konteks legibility dan readibility, serif berada di urutan pertama dibanding typeface lainnya. Dalam desain, penggunaan tipografi berguna untuk penyampaian pesan secara verbal, selain penggunaan ilustrasi, bentuk, atau warna. Untuk menyampaikan pesan tersebut, beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam tipografi menurut Rob Carter, adalah: -
Legibility, font yang dipilih harus mudah dibaca.
-
Readibility, pemilihan font yang sesuai agar enak dipandang mata.
-
Clarity, penggunaan beberapa font yang berbeda tetapi masih terlihat perbedaannya.
-
Visibility, font mudah terlihat.
Memilih font yang sesuai tidak mudah. Yang harus diketahui pertama adalah mengetahui bentuk font yang sesuai dengan target audience.
4.1.5. Teori Layout Data landasan teori layout berikut diperoleh dari buku Layout; Dasar & Penerapannya oleh Surianto Rustan, S. Sn. Dalam desain grafis, layout yang komprehensif adalah tata letak halaman desain untuk menunjukkan posisi relatif dari teks dan ilustrasi sebelum konten spesifik dari elemen – elemen yang telah ditetapkan, yang digunakan sebagai draft kasar tata letak akhir untuk membangun kesan yang ingin dituju. Unsur ilustrasi dapat menggabungkan fotografi, vector, atau materi lain yang sesuai dengan pesan yang akan dikomunikasikan secara visual. Meskipun tidak ada aturan baku untuk menulis halaman, ada pedoman yang dapat membantu membuat sebuah media yang menarik bebas dari berbagai penyakit layout yang berkesan berantakan. Aturan – aturan layout ini tidak akan selalu sesuai, tetapi sembilan dari sepuluh layout yang ada akan memberikan hasil yang diinginkan. -
Grid adalah suatu alat yang efektif dalam menjamin untuk keselarasan teks dan gambar. Bagian yang keluar dari grid hanya untuk emphasis.
-
Hindari menempatkan judul utama di bagian bawah halaman, karena cenderung untuk menarik perhatian langsung menuju bawah dan mengurangi estetika iklan.
-
Memanfaatkan tata letak sederhana tetapi paling powerful dengan menggunakan satu visual kuat yang dikombinasikan dengan judul, dan teks tambahan.
-
Salah satu yang penting adalah menentukan ukuran. Gunakan ukuran yang lebih besar (teks atau visual) untuk mengkomunikasikan pesan utama. Dan untuk pesan pendukung, gunakan ukuran yang lebih kecil.
-
Penataan logo, ilustrasi, dan teks yang sesuai untuk memberikan alur keterbacaan.
-
Keseimbangan titik pandang dan elemen lainnya digabungkan untuk pengembangan tampilan. Elemen – elemen yang digunakan harus
mempunyai hubungan satu sama lain agar menampilkan kesatuan sebagai bentuk utuh yang tidak dapat dipisah – pisah.
4.1.6. Teori Pemijatan Data landasan teori pemijatan berikut diperoleh dari buku Pemijatan; Terapi Sentuhan untuk Relaksasi oleh Bernie Rowen. Teori Warna dalam Pemijatan Setiap warna memiliki frekuensi energinya masing – masing, yang getarannya dapat mempengaruhi getaran energi manusia. Warna biru dapat mengatasi demam dan mendorong seseorang untuk tidur sehingga membantu proses penyembuhan.
4.2. Strategi Kreatif Perancangan komunikasi visual dibuat berdasarkan data dan analisa yang telah dibahas pada Bab II dan Bab III, hal – hal yang berhubungan dengan Griya Pijat Bersih Sehat, baik dari latar belakang perusahaan, SWOT, dan kompetitor; sehingga solusi desain dibuat dengan tujuan untuk menciptakan sebuah Griya Pijat yang mencerminkan citra perusahaan, sehingga cukup kuat untuk bersaing dengan kompetitor dan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada target audience.
4.2.1. Strategi Komunikasi Fakta Kunci Dibandingkan dengan kompetitor lainnya, identitas visual Griya Pijat Bersih Sehat masih kurang memperlihatkan karakter brand, sehingga belum mampu memperbaiki citra Griya Pijat yang mengutamakan kebersihan dan kenyamanan. Masalah yang Dikomunikasikan Masalah yang diangkat adalah logo sebelumnya yang kurang menyampaikan citra brand (tempat pijat yang mengutamakan kebersihan dan kenyamanan, dan jauh dari kegiatan negatif) dan target yang akan dicapai. Terlebih lagi karena penggunaan nama ‘Griya Pijat’ yang masih dianggap negatif, maka logo menjadi media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan citra brand. Mengutip Cahan & Associates dalam buku Type at Work; the Use of Type in Editorial Design oleh Andreu Balius, “Desain yang baik tidak dapat
menyelamatkan sebuah produk/nama, tetapi sebuah produk yang baik tergantung kepada desain yang baik untuk menjadi sukses.” Maka diharapkan pemberian identitas visual yang tepat dapat memberi solusi komunikasi tersebut. Profil Target Profil dari target audience secara demografis: -
Jenis kelamin Usia SES Agama Kebangsaan
: laki – laki dan perempuan (unisex) : 25 – 40 Tahun :B : mencakup semua agama di Indonesia : Indonesia dan wisatawan asing
Profil target audience secara geografis: -
Domisili
: wilayah perkotaan dan daerah dimana cabang Griya Pijat Bersih Sehat berdiri Wilayah sasaran umum : Jakarta Kepadatan : tingkat kepadatan perkotaan Iklim : Tropis
Profil target audience secara psikografis: -
Gaya hidup Kepribadian Perilaku
: pekerja keras, modern dan praktis : tenang dan mementingkan kenyamanan : peduli kesehatan dan kenyamanan
4.2.2. Strategi Desain Big Idea Clean Keyword Bersih, Relax, Nyaman Positioning / Unique Selling Proposition Griya Pijat Bersih Sehat adalah satu – satunya griya pijat yang memiliki standarisasi internasional dalam hal sistem manajemen kualitas berkat konsistensinya dalam menerapkan sistem manajemen mutu. Tone & Manner Memberi kesan clean dan relax. Clean karena di Griya Pijat Bersih Sehat ini mengedepankan kebersihan, baik dari para pemijat, seprai yang dipakai, dan juga ruangan. Relax untuk memperlihatkan kenyamanan yang didapat dari Griya Pijat Bersih Sehat.
4.2.3. Strategi Verbal Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa formal yang disesuaikan dengan target audience. Penggunaan bahasa tidak terbatas pada penggunaan bahasa Indonesia saja, mengingat sebagian target merupakan wisatawan asing.
4.2.4. Strategi Visual -
Pendekatan identitas visual keseluruhan mengambil konsep clean. Ilustrasi simple yang disesuaikan dengan karakteristik Griya Pijat Bersih Sehat Pemilihan warna biru, abu – abu, dan putih untuk merepresentasikan ‘bersih’ dan modern Tipografi logo menggunakan jenis font dekoratif berkarakter tegas, untuk memberi kesan serius tapi tidak membosankan Ilustrasi berupa stilasi angsa yang dibentuk dari huruf ‘B’ dan ‘S’ Penggunaan media fotografi yang dibutuhkan untuk kelengkapan informasi dalam website dan media lainnya agar mempermudah penyampaian komunikasi dan memberi sedikit gambaran tentang Griya Pijat Bersih Sehat
4.2.5. Strategi Media Pemilihan item didasarkan pada pertimbangan bahwa media yang digunakan adalah media yang tepat dan efektif untuk menjangkau sasaran dan berdampak positif bagi Griya Pijat Bersih Sehat serta dapat memberi keuntungan bagi perusahaan. Strategi media yang dibuat meliputi : -
Logo Logo berbentuk benda fisik yang bisa dilihat yang berfungsi sebagai sebuah tanda atau simbol dari citra sebuah perusahaan yang ingin disampaikan kepada target audience.
-
Graphic Standart Manual Identitas Visual sebuah perusahaan memerlukan GSM yang menerapkan aturan – aturan desain brand tersebut.
-
Stationary Stationary mencakup kartu nama, kop surat, amplop, dan folder; yang merupakan salah satu benda penting dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama untuk berbisnis. Stationary juga dapat menjadi media promosi secara tidak langsung.
-
Marketing & Gifts Marketing berupa flyer, membership card, website, poster, magazine print ad, dan billboard yang berisi informasi yang dibutuhkan customer.
-
Environment Graphic Facilities signs indoor dan outdoor di setiap cabang Griya Pijat Bersih Sehat agar tercipta suatu unity dengan media lainnya.
-
Packaging Produk Produk dari Griya Pijat Bersih Sehat ini berupa sabun lulur.
-
Pakaian Seragam Sebagai media pendukung perancangan identitas visual.