BAB 4 HASIL PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden 4.1.1 Sejarah Perusahaan Abuba Steak restoran merupakan perusahaan pribadi yang di rintis sejak tahun 1991. Abuba Steak restoran bermula dari usaha makanan kaki lima dibilangan Kemang Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Kemang Raya 1. Nama Abuba Steak di ambil dari nama pemilik restoran yaitu Abu Bakar, yang telah memiliki keahlian dan pengalaman dibidang food and beverage selama lebih dari 25 tahun. Jenis makanan, minuman yang ditawarkan adalah makanan ala Texas Amerika berupa steak yang telah disesuaikan dengan cita rasa Indonesia. Abuba Steak merupakan pelopor pada masa itu, dimana pemilik usaha berani menjual makanan ala Barat berupa steak yang terbilang mahal atau hanya dapat dikonsumsi oleh orang-orang kelas atas namun Abuba Steak mencoba merubah mitos tersebut dengan menjual makanan ala Barat berupa steak dengan harga yang terjangkau dan berada di limgkungan kaki lima. Setelah mendapat respon positif dari masyarakat, Abuba Steak ingin mengelola usaha makanan kaki lima menjadi sebuah usaha makanan yang lebih berkualitas. Tahun 1992 Abuba Steak mulai menempati sebuah bangunan rumah yang berada di Jalan Cipete Raya No 6 Jakarta Selatan. Pada awalnya Abuba Steak restoran hanya memiliki delapan meja makan, seiring berjalannya waktu
46
47
dan dengan melihat antusiasme dari masyarakat, perlahan Abuba Steak menambah jumlah meja makan hingga menjadi tiga puluh lima meja makan. Kemudian pada tahun 1998 pembaharuan dan penambahan dilakukan dengan mengambil tempat yang letaknya bersebrangan, tepatnya di Jalan Cipete Raya No 6. Abuba Steak restoran menambah fasilitas kenyamanannya, selain penambahan meja makan sebanyak lima belas meja, Abuba Steak juga menyediakan ruang makan yang full AC. Dengan penambahan jumlah meja makan dan fasilitas ruang makan yang full AC akan membantu Abuba Steak restoran dalam memberikan kenyamanan tempat yang dibutuhkan oleh para tamunya. Pada tanggal 27 Juli 1996, restoran ini dianugerahi penghargaan atas partisipasi dalam Konvensi Gugus Kendali Mutu Direktorat Material. Dan pada tahun 2000, tepatnya pada tanggal 25 Maret restoran ini juga memperoleh penghargaan U.S Meat Culinary yang diberikan oleh U.S Meat Export Federation. Pertengahan 26 September 2004, Abuba Steak restoran mulai melakukan pengembangan usaha dengan membuka cabang pertamanya di Jalan Raya Gading Batavia Blok LC 11-07 Jakarta Utara. Pemilihan lokasi di kawasan Kelapa Gading ini dikarenakan letak kompleks ruko Gading Batavia yang strategis dikawasan Jakarta Utara dan merupakan food promenade atau kawasan wisata dimana para pengunjungnya dapat menikmati berbagai jenis makanan dengan suasana yang nyaman dan aman. Diawal tahun 2004 Abuba Steak juga mulai membangun tempat yang baru, yang letaknya masih di kawasan Cipete Raya Jl. Cipete Raya No: 14 A.
48
Restoran ini akan menempati tanah seluas 4000 m. Hal ini dikarenakan restoran yang berada di Cipete Raya No 6 masih belum cukup menampung para konsumen yang datang khususnya pada saat weekend (hari jumat, sabtu, dan minggu) serta hari-hari libur lainnya. Perpindahan Abuba Steak Pusat yang berada di Cipete Raya diresmikan pada bulan April 2008. Abuba Steak restoran yang baru memiliki konsep restoran yang ramah lingkungan dengan meminimalisir pengunaan AC, serta pengunaan alat-alat listrik lainnya dan juga memperbanyak tanaman hijau disekitar lingkungan restoran dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan dan mengutamakan kenyamanan dan keamanan konsumennya. Pada akhir tahun 2005 ini Abuba Steak akan membuka cabang yang ke dua di kawasan Pluit Jakarta Utara. Ekspansi Abuba Steak restoran di lakukan untuk memperluas segmentasi dan target konsumen dan tentu saja keinginan untuk terus mengembangkan usaha restoran. Dengan pembangunan tempat yang baru di Cipete maupun restoran ke tiga di kawasan Pluit yang akan di sertai dengan fasilitas yang lebih baik lagi, ini diharapkan para konsumen yang datang tidak hanya dapat menikmati hidangan makanan dan minuman saja namun juga dapat menikmati suasana yang nyaman dan aman. Dan pada pertengan tahun 2007 ini Abuba Steak telah membuka cabang ke ke tiga yaitu di kawasan Menteng Jakarta Pusat, tepatnya di Jl. Wahid Hasyim No. 120. Untuk memperluas target konsumen, Abuba Steak juga membuka cabang ke empat di Bandung Jawa Barat tepatnya di Jl. Prabudi Muntur No 12 pada bilangan Maret 2008.
49
Dan diharapkan dalam setiap tahunnya Abuba Steak dapat terus mengembangkan dan memperluas usaha restoran tidak hanya di Indonesia saja namun juga dapat membuka peluang usaha sampai ke luar negeri. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan saja tapi diharapkan dapat membantu perekonomian Bangsa Indonesia pada umumnya dengan menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga cita-cita Bangsa Indonesia dalam rangka menciptakan kesejahteraan bangsa pun dapat terwujud. Selanjutnya pada tahun 2009 Abuba Steak membuka cabang ke lima nya di kawasan Serpong, kemudian tiap tahunnya Abuba Steak membuka cabang nya lagi terhitung dari tahun 2010 membuka cabang ke enam dan ke tujuh nya di kawasan Tebet dan Grenville. Dan pada tahun 2011 cabang ke delapan Abuba Steak kembali buka dikawasan Gajahmada yang kemudian disusul setahun kemudian dengan pembukaan cabang di kawasan Bintaro tepatnya pada 22 Maret 2012 sebagai cabang ke sepuluh Abuba Steak. Berikut visi dan misi PT. Abuba : Visi : Menjadi restoran steak nomor 1 di dunia yang selalu ber-oriented terhadap good quality product and service excellent dan juga selalu mengembangkan atmosphere restoran dengan melakukan re-modeling mengikuti trend yang ada. Misi : 1. Selalu mengembangkan usaha dengan membuka cabang-cabang baru. 2. Terus-menerus meningkatkan value bagi customer. 3. Mengedepankan kesejahteraan karyawan. 4. Memperkokoh citra brand Abuba dengan strategi-strategi dan ide-ide inovatif.
50
4.1.2 Struktur Organisasi Manajemen merupakan suatu unsur penting yang harus diperhatikan atau dipikirkan. Seperti yang telah ditafsirkan pada gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Abuba, untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik, sehingga mempermudah bawahan dan pimpinan perusahaan untuk mengetahui batasanbatasan wewenang dan tanggu jawabnya. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Abuba restoran: Finance Manager
Operation Manager
HRD Manager
---------------------------------------Resto Manager
Assistant Resto Manager
Service Supervisor Staff Cleaning Services Staff Dine-in Delivery Services
Supervisor General Administration
Chef Production
Production Supervisor
Cashier Supervisor Staff Cashier
Staff Warehouse Staff Persiapan Bahan Staff Chef Penyaji
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Sumber: Data Perusahaan PT. Abuba Organization Chart
51
4.2
Aspek Pasar dan Pemasaran
Pembahasan dalam aspek ini akan mengkaji data penjualan perusahaan yang akan digunakan sebagai data untuk meramalkan penjualan Abuba Steak cabang Bogor setiap tahunnya, dengan melihat dari history data penjualan restoran Abuba Steak cabang Menteng yang dijelaskan pada Tabel 4.1 Data Penjualan tahun 2008-2011, sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Penjualan Tahun 2008-2011 Tahun Penjualan Aktual 2008 7.385.000.000 2009 7.490.000.000 2010 7.765.000.000 2011 8.315.000.000 Sumber Data: PT.Abuba Berikut ini dijelaskan pada mengenai analisis penjualan pada tabel 4.2 Analisis Penjualan Tahun 2008-2011, sebagai berikut: Tabel 4.2 Analisis Penjualan Tahun 2008-2011 Tahun 2008 2009 2010 2011 Total
Y 7.385.000.000 7.490.000.000 7.765.000.000 8.315.000.000 30.955.000.000
X -2 -1 1 2 0
X2 4 1 1 4 10
XY (14.770.000.000) (7.490.000.000) 7.765.000.000 16.630.000.000 2.135.000.000
Perhitungan peramalan kenaikan penjualan tahun 2012-2021, adalah: a= a = 30.955.000.000/ 4
b = 2.135.000.000 / 10
a = 7.738.500.000
b = 213.500.000
52
Jadi persamaan regresinya, adalah : Y = a + bx Y = 7.738.750.000+213.500.000 x Berikut hasil dari analisis penjualan sepuluh tahun (10) mendatang pada tabel 4.3 Perkiraan Penjualan, sebagai berikut: Tabel 4.3 Perkiraan Penjualan Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Perkiraan Penjualan 8.379.000.000 8.592.500.000 8.806.000.000 9.019.500.000 9.233.000.000 9.446.500.000 9.660.000.000 9.873.500.000 10.087.000.000 10.300.500.000
Dalam rencana ekspansi pembukaan cabang baru, aspek pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikaji lebih dalam. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix. Adapun kombinasi ke empat bauran pemasaran tersebut sebagai berikut: 1.
Strategi Produk Produk yang dijual di setiap outlet Abuba Steak pasti sama semua, yaitu makanan dengan jenis steak. Untuk pengembangan bisnis ini PT. Abuba selalu melakukan inovasi dengan mengeluarkan menu-menu baru hampir pada tiap tahunnya, di hitung mundur mulai dari tahun 2009 PT. Abuba
53
mengeluarkan prduk salmon steak, di tahun 2010 memperkenalkan Patty Steak,dilanjutkan pada tahun 2011 ada produk meatball steak dan terakhir di tahun 2012 ini mengeluarkan kids meal berupa Patty Steak Fries. 2.
Strategi Harga Penentuan harga merupakan suatu keputusan penting yang harus dilakukan oleh PT. Abuba. Harga yang ditentukan harus dapat memenuhi dan menutupi besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan agar bisa mendapatkan laba. PT. Abuba dikenal sebagai restoran steak dengan harga yang kompetitif dengan komposisi porsi yang banyak. Harga steak nya yang paling murah sampai paling mahal berada di kisaran Rp.35.000-Rp.230.000. Selain itu saat Grand Launching cabang baru maka akan dikenakan diskon 10% bagi pelanggan.
3.
Strategi lokasi dan distribusi Dalam strategi ini PT. Abuba selalu menganalisis fakor keramaian mobilitas sebagai faktor utama untuk membuka cabang baru, selain itu PT. Abuba memiliki layanan delivery order sesuai rayon cabang agar distribusi ke konsumen dapat tersalurkan.. Dan untuk distribusi pasokan kebutuhan bahan makanan dan minumannya setiap cabang Abuba Steak akan dipasok setiap hari nya.
4.
Strategi promosi PT. Abuba melaukan promosi dengan cara indirect promotion. Promosi melalui penyebaran brosur, promo menu baru dengan SMS Blast, dan memanfaatkan sosial media via web dan twitter, serta menjalin kerjasama
54
dengan salah satu Bank ternama di Indonesia dengan kerjasama diskon kartu kredit. Selain strategi bauran pemasaran setiap restoran juga harus memiliki kejelasan pada strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Strategi ini berguna untuk mengkaji aspek pemasaran lebih dalam bagi kelangsungan sustainability restoran, berikut strategi STP PT. Abuba: 1.
Segmentasi pasar PT. Abuba bergerak di industri kuliner steak. Restoran ini merupakan salah satu
restoran
steak
terkenal
di
Ibu
kota.
Sehingga
restoran
ini
mensegmentasikan pada demografi perkotaan, golongan kelas menengahatas, dan semua tingkatan umur dari anak kecil sampai orang tua. 2.
Targeting pasar Target dari PT. Abuba sendiri adalah pelanggan yang gemar dan suka steak lokal maupun internasional dengan harga terjangkau, selain itu target nya adalah karyawan kantor dan keluarga besar.
3.
Positioning pasar PT. Abuba memposisikan produk steak nya sesuai slogan Abuba Steak sebagai steak yang enak, harga kompetitif dan porsi yang banyak.
4.3 Aspek Teknis dan Teknologi Setelah dilakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, selanjutnya analisis terhadap aspek teknis segera akan dilakukan. Analisis terhadap aspek teknis ini meliputi penilaian alternatif lokasi bisnis, proses produksi, dan tata letak produksi.
55
4.3.1 Penilaian Alternatif Lokasi Proyek Penentuan
lokasi
proyek
merupakan
hal
yang
cukup
penting
untuk
dipertimbangkan, karena penentuan lokasi yang tidak tepat akan menimbulkan kendala yang menyebabkan gagalnya suatu proyek bisnis. Atas dasar tersebut maka akan digunakan Metode Perbandingan Eksponensial. Pada perencanaan pembukaan cabang baru sudah terdapat lokasi yang akan dipilih yaitu daerah Bogor, Bekasi, dan Bandung. Dalam penilaian alternatif lokasi ini faktor-faktor yang akan dipertimbangkan dalam penentuan lokasi cabang baru ini antara lain: 1.
Sarana Transportasi, yaitu memperhitungkan bagaimana akses untuk pengunjung dan akses jalan pengiriman bahan baku.
2.
Sumber energi listrik, yakni memperhitungkan ketersediaan sumber energi listrik yang ada, untuk keperluan, kebutuhan dan kelancaran proses produksi makanan.
3.
Sumber air, yakni memperhitungkan ketersediaan sumber air di lokasi, untuk kebutuhan dan kelancaran proses produksi.
4.
Sumber tenaga kerja, yakni memperhitungkan tersedianya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
5.
Sikap pelanggan tetap, yakni memperhitungkan sikap pelanggan tetap terhadap rencana penentuan lokasi usaha yang baru.
6.
Dekat dengan pasar, yakni memperhitungkan lokasi yang strategis, yang dimana dekat dengan konsumen
56
7.
Sumber bahan baku, yakni memperhitungkan ketersediaan bahan baku, dan memperhatikan jarak pengiriman bahan baku dari supplier ke Abuba Steak.
Sebagai responden dari PT.Abuba adalah, sebagai berikut: 1. Nama
: Zulkifli
Jabatan
: Operational Manager PT. Abuba
Pengalaman
: 1991 – Sekarang
2. Nama
: Iman Syaputra
Jabatan
: Senior Resto Manager Cabang Pluit
Pendidikan
: S-1 Medicine Accountancy Perhotelan Trisakti
Pengalaman
: 2006 - Sekarang
Tabel 4.4 Evaluasi Alternatif Lokasi Cabang Baru PT.Abuba Faktor
Bobot
Sarana Transportasi Sumber energi listrik Sumber air Sumber tenaga Kerja Sikap Pelanggan Dekat dengan pasar Sumber bahan baku Total Rata-Rata Skor bobot
25 5 10 5 20 25 10 100
Keterangan: A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang E = Sangat Kurang
Bogor Kriteria A D C D B A C
Skor 5 2 3 2 4 5 3
Bekasi Hasil 125 10 30 10 80 125 30 410 4,1
Kriteria B D D D B A C
Skor 4 2 2 2 4 5 3
Bandung Hasil 100 10 20 10 80 125 30 375 3,75
Kriteria C D C E C A B
Skor 3 4 3 1 3 5 4
Hasil 75 20 30 5 60 125 40 355 3,55
57
Untuk memudahkan perhitungan maka kategori-kategori diberi skor masingmasing sebagai berikut: A=5 B=4 C=3 D=2 E=1 Jika diranking alternatif slokasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Peringkat Alternatif Lokasi Lokasi
Rata-Rata Bobot
Ranking
Bogor
4,1
1
Bekasi
3,75
2
Bandung
3,55
3
Atas hasil pertimbangan peringkat tersebut maka kota Bogor adalah lokasi paling layak untuk membuka cabang baru pada Abuba Steak. 4.3.2 Proses Operasional Dalam rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Abuba Steak ini, proses penyajian menu makanan steak tersebut memiliki beberapa proses terlebih dahulu sebelum bisa dikonsumsi oleh konsumen, berikut akan dijabarkan proses pembuatannya:
58
Supplier
Konsumen
Gudang Abuba pusat
Persiapan Bahan – Bahan mentah dan memasak
Gudang Cabangcabang Abuba
Gambar 4.2 Saluran Distribusi Sumber Data: Perusahaan PT. Abuba Keterangan: 1. Pertama-tama PT. Abuba akan mengambil pesanan bahan baku berupa daging steak US, New Zeland, Australia, dan lokal dari supplier, tidak hanya daging, melainkan juga dengan kentang, sayur frozen, saus steak, dan saus sambal. PT. Abuba akan memesan sesuai kesesuaian porsi kebutuhan pada setiap outlet Abuba steak. Dalam hal ini terdapat 6 supplier dari PT. Abuba. 2. Tahap Kedua, semua bahan baku dari supplier akan dikirimkan ke outlet Abuba pusat yang berada di Cipete, kemudian semua bahan baku tersebut akan menjalani proses quality control untuk tahap akhir sebelum di simpan di warehouse and logistic Abuba pusat. 3. Tahap ketiga, bahan baku yang telah disimpan di warehouse and logistic Abuba pusat akan di kirimkan ke seluruh oultet cabang Abuba yang ada sesuai dengan prosi kebutuhan setiap restoran, dan kemudian dimasukkan kedalam gudang logistik. 4. Tahap keempat, bagian produksi mempersiapkan bahan-bahan mentah yang layak dan berstrandarisasi untuk segera diberikan kepada tahap proses
59
selanjutnya yaitu memasak. Memasak diartikan adalah membakar daging sesuai pesanan konsumen. 5. Tahap terakhir ini adalah tahap saat keseluruhan proses yang dijabarkan diatas telah berakhir, dimana makanan steak bisa langsung di konsumsi oleh pelanggan Abuba. 4.3.3 Peralatan Operasional 1. Peralatan dapur steak Untuk peralatan dapur, PT. Abuba membeli customize kitchen set dan keperluan lainnya untuk logistik seharga Rp. 28.000.000,00 2. Cashier Equipment Segala kebutuhan pada peralatan kasir mulai dari brankas kasir, Cash Drawer, printer Thermal, Table Counter Cabinet, Telephone & fax, Detector money, Mesin EDC (BCA, Mandiri, Danamon) semua ini diperkirakan adalah sebesar Rp. 22.000.000,00 3. Bar Equipment Segala peralatan untuk pembuatan minuman seperti: Ice crusher, Blender, Juicer, Ice maker, Water heater, Water dispenser, Power Ice slicer dan sebagainya diperkirakan sebesar Rp. 24.000.000,00 4. Chiller Chiller, adalah perlengkapan yang digunakan untuk menyimpan sayur-sayuran agar tetap segar, harga barang ini ada pada kisaran Rp. 10.000.000,00
60
5. Freezer Peralatan ini digunakan untuk menyimpan bahan makanan mentah seperti daging, ayam, ikan dan sebagainya untuk keperluan logistik. Harga freezer diperkirakan sebesar Rp. 35.000.000,00 6. Washing set Perlengkapan pada washing seperti Double sink Table splash back, wall shelve dan lainnya diperkirakan memiliki harga sekitar Rp. 8.000.000,00 7. Meja Meja custom yang akan digunakan untuk proyek ini adalah sebanyak 43 meja. Harga meja diperkirakan sebesar Rp. 600.000,00 8. Kursi Satu meja akan diisi dengan 4 kursi. Harga kursi diperkirakan sebesar Rp. 350.000,00 9. Gelas PT. Abuba nantinya diperkirakan akan menggunakan 16 lusin gelas, yang diperkirakan harga per lusinnya sebesar Rp. 30.000,00 per lusin 10. Garpu, dan Pisau Satu paket alat makan ini akan digunakan sebanyak 16 lusin. Diperkirakan harga garpu dan pisau sebesar Rp. 45.000,00 per lusin 11. Piring Piring untuk makan diperkirakan berharga Rp. 50.000,00 per lusin. Dengan rencana pengunaan sebanyak 16 lusin.
61
12. AC AC digunakan untuk mendinginkan ruangan. Diperkirakan membutuhkan 7 AC dengan harga per satuannya adalah Rp. 4.000.000,00 13. Office Accessories Perlengkapan office untuk Resto Manager dan tempat istirahat karyawan berupa: Komputer+CPU, Scan Printer, Work table, kursi, Brankas petty cash, loker diperkirakan sebesar Rp. 16.000.000,00 14. TV, DVD, CCTV Perlengkapan pendukung ini adalah untuk membantu kelancaran kegiatan operasional PT. Abuba di Bogor, harga perlengkapan ini berkisar Rp. 14.000.000,00 15. Motor Motor akan digunakan untuk membantu bagian service dalam mengantarkan delivery order ke tempat tujuan pelanggan yang memesan. Harga motor diperkirakan sebesar Rp. 12.000.000,00 4.3.4 Tata Letak Berikut adalah gambar tata letak outlet restoran Abuba Steak pada gambar 4.3 Layout PT.Abuba, sebagai berikut:
62
9
4 7 5 3
8
9
9
2
Gambar 4.3 Layout PT. Abuba Sumber Data: Layout Abuba Steak Keterangan: 1. Dapur 2. Cashier Set 3. Bar Set 4. Resto Manager 5. Office 6. Washing Set 7. Warehouse 8. Toilet
6 3
9
1
63
9. Tempat makan 4.4 Aspek Manajemen dan SDM PT. Abuba dalam rencana pembukaan cabang baru harus melakukan perencanaan yang matang, terutama dari aspek manajemen dan SDM, untuk kepentingan pendirian cabang baru ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh PT. Abuba, yakni: 4.4.1 Perencanaan SDM Untuk penempatan sumber daya manusia di cabang PT. Abuba yang akan dibangun ini, dibutuhkan sumber daya yang handal untuk dapat bisa mengisi posisi yang ada, dan berikut ini akan di gambarkan pada tabel mengenai posisiposisi yang harus diisi:
64
Finance Manager
Operation Manager
HRD Manager
---------------------------------------Resto Manager
Assistant Resto Manager
Supervisor General Administration
Service Supervisor
Chef Production
Production Supervisor
Cashier Supervisor Staff Cashier
Staff Cleaning Services
Staff Warehouse Staff Persiapan Bahan
Staff Dine-in
Staff Chef
Delivery Services
Penyaji
Gambar 4.4 Bagan Struktur Organisasi Sumber: Data Perusahaan PT. Abuba Organization Chart Adapun tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing departemen adalah sebagai berikut: 1.
Resto Manager. a. Bertanggung jawab atas kelancaran operasional di semua bidang seharihari dan memberikan laporan harian, mingguan atau bulanan kepada Operational Manager pusat.
65
b. Bertanggung jawab atas segala kegiatan restoran, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar restoran. c. Mengatur kegiatan staff dan bertanggung jawab terhadap keharmonisan pegawai. 2.
Assitant Resto Manager. a. Memberikan pengarahan atau informasi kepada karyawan tentang produksi-produksi restoran. b. Menggantikan seluruh peran Resto Manager ketika Resto Manager berhalangan hadir.
3.
Supervisor General Administration a. Bertanggung jawab atas pengeluaran dan pemasukan kas cabang yang terjadi per harinya. b. Mengawasi dan mengaudit kas outlet cabang Abuba Steak tiap bulannya.
4.
Chef Production a. Bertanggung jawab atas penyediaan bahan-bahan makanan dan minuman sehari-hari.
5.
Service Supervisor a. Bertanggung jawab atas kelancaran pada sisi pelayanan atau service yang diberikan oleh karyawan kepada tamu pengunjung. b. Memimpin kegiatan service dalam hal mempromosikan dan menjual serta berusaha meningkatkan mutu service dengan tujuan utama menjalin hubungan dengan pelanggan.
66
6.
Cashier Supervisor a. Bertanggung jawab atas segala transaksi pembelian produk oleh pelanggan di meja kasir. b. Memberikan laporan keuangan setiap minggu dan bulan kepada Assitant Resto Manager.
7.
Production Supervisor a. Bertanggung jawab atas kelancaran operasional sehari-hari. b. Memberikan laporan tentang jalannya operasional sehari-hari kepada Chef Production. c. Bertanggung jawab atas kegiatan restoran di bagian pengadaan bahanbahan produksi (makanan & minuman) dan membuat daftar food and kitchen cost.
8.
Staff Cleaning Services a. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kenyamanan didalam maupun halaman luar outlet restoran.
9.
Staff Dine-in a. Bertanggung jawab atas pelayanan yang cepat dan terampil kepada para pengunjung yang baru datang.
10. Staff Delivery Sevices a. Bertanggung jawab terhadap pengantaran order makanan para konsumen. 11. Staff Cashier a. Bertanggung jawab terhadap porses kelancaran transaksi tunai atau kredit atas pembelian produk dari konsumen
67
12. Staff Warehouse a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan, penyimpanan, dan pencatatan bahan-bahan produksi yang keluar dan masuk di gudang outlet restoran. 13. Staff Persiapan Bahan a. Bertanggung jawab pada persiapan bahan-bahan makanan atau minuman yang akan di proses oleh chief atau bartender. 14. Staff Chef a. Bertanggung jawab terhadap proses pembuatan makanan menjadi bahan jadi dan membuat minuman. 15. Staff Penyaji a. Bertanggung jawab atas penyajian makanan kepada konsumen. 4.4.2 Tingkat Gaji SDM PT. Abuba memiliki komitmen yang baik untuk dapat turut memberikan suasana kerja yang kondusif bagi seluruh karyawannya dan juga tentunya perusahaan juga berusaha sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawannya dengan cara memberikan gaji yang sesuai dengan kemampuan dan kontribusinya kepada perusahaan. Berikut ini merupakan daftar gaji yang akan diberikan oleh PT. Abuba kepada seluruh karyawannya di cabang baru ini: Tabel 4.6 Perkiraan Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja Jabatan Resto Manager Assistant Resto Manager General Administration Chief Production Service Supervisor Staff Cleaning Services Staff Dine-in
Jumlah 1 1 1 1 1 5 2
Gaji per Bulan 5.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 2.200.000 1.529.000 1.529.000
Gaji per Tahun 60.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 26.400.000 91.740.000 36.696.000
68
Staff Delivery Services Cashier Supervisor Staff Cashier Production Supervisor Staff Warehouse Staff Persiapan Bahan-Bahan Staff Bakar Daging Staff Penyaji Jumlah
3 1 2 1 3 2 4 5 33
1.529.000 2.200.000 1.529.000 2.200.000 1.529.000 1.529.000 1.529.000 1.529.000 32.832.000
55.044.000 26.400.000 36.696.000 26.400.000 55.044.000 36.696.000 73.392.000 91.740.000 724.248.000
4.5 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik Ada beberapa aspek dari luar yang juga turut mempengaruhi perkembangan bisnis dari PT. Abuba ini, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek politik, dimana ketiga aspek ini secara tidak langsung dapat memberikan dampak baik itu positif maupun negatif bagi PT. Abuba, berikut akan diuraikan setiap aspek tersebut: 1. Aspek Ekonomi Aspek ini dapat mempengaruhi pendapatan domestik dengan menambah perpajakan dalam negeri, dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia dan menambah GNP. 2. Aspek Sosial Pembukaan cabang baru PT. Abuba secara otomatis akan memberikan peluang untuk membuka lapangan kerja yang baru bagi orang-orang yang belum memiliki pekerjaan atau yang masih memiliki pekerjaan, sehingga dapat membawakan manfaat dan meningkatkan pendapatan penduduk sekitar.
69
3. Aspek Politik Aspek politik adalah aspek yang memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar bagi stabilitas politik negara, sehingga tidak akan mempengaruhi rencana PT.Abuba. 4.6 Aspek Yuridis Pada aspek yuridis ini PT. Abuba harus segera mendapat legalitas dari instansi terkait, proses pembuatan sedang dilakukan oleh instansi terkait. Oleh sebab itu dalam proyek pengembangan bisnis pembukaan cabang baru PT. Abuba harus segera mendapatkan surat izin usaha baik untuk mendirikan bangunan maupun perizinan dari pemerintah daerah setempat. 4.7 Aspek Lingkungan Industri Aspek lingkungan industri ini memegang peranan yang sangat penting untuk dapat menganalisis berbagai ancaman yang mungkin dapat terjadi dan mempengaruhi kelangsungan bisnis PT. Abuba, dan berikut analisis lima kekuatan Porter yang perlu diperhatikan oleh perusahaan: 1. Ancaman produk pengganti Untuk bisnis kuliner berjenis steak ini, ancaman produk pengganti sangat besar. Hal ini disebabkan steak bukan makanan utama pokok masyarakat Indonesia. Berikut di paparkan beberapa jenis produk pengganti: nasi, kentang, sagu, singkong, dan roti. Sehingga dapat disimpulkan untuk analisis ancaman produk pengganti sangat besar dan berpengaruh untuk kelangsungan bisnis steak PT. Abuba.
70
2. Persaingan antar perusahaan sejenis Persaingan antar perusahaan sejenis yang terjadi didalam industri kuliner steak ini bisa menjadi hambatan paling serius. Menurut sumber dari Operational Manager PT. Abuba, ada beberapa kompetitor sejenis yang merupakan pesaing serius dari Abuba steak, yakni: Outback steak, Hollycow Steak House, Warung Steak, American Grill, Rosemary Steak&Grill, dan New Ribs. 3. Potensi Masuknya Pesaing Baru Masuknya pesaing baru adalah hal yang cukup ditakuti oleh semua perusahaan sejenis khususnya industri kuliner. Hal ini tersebut mempengaruhi eksistensi restoran pada jangka panjang. Oleh karena itu perusahaan restoran yang sudah eksis harus mampu bertahan pada persaingan dengan memiliki inovasi serta diferensiasi produk yang menarik bagi konsumen. Sementara untuk pesaing baru yang membuat restoran ini khawatir adalah dengan hadirnya Johny Steak dan Hollycow Steak. 4. Kekuatan tawar menawar pembeli Kekuatan pembeli cukup berpengaruh pada Abuba Steak, karena sikap pelanggan mampu menjadi pertimbangan serius Abuba Steak dalam membuka cabang baru. 5. Kekuatan tawar menawar pemasok Karena ketersediaan produk daging yang bermutu yang sesuai standarisasi bahan baku Abuba Steak, maka saat ini hanya ada satu supplier yang paling terdekat.
71
4.8 Aspek Lingkungan Hidup Untuk aspek lingkungan hidup ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan PT. Abuba, yaitu: 1. Dengan memperhatikan lingkungan hidup PT.Abuba dalam proses operasional (pembakarannya) membuat cerobong asap untuk menetralisir kepulan asap yang keluar ke udara dari hasil pembakaran steak. 2. PT. Abuba tidak memiliki limbah sampah, karena sampah yang dihasilkan Abuba Steak adalah sampah organik. 4.9 Aspek Keuangan 4.9.1 Kebutuhan Dana dan Sumbernya 1. Aktiva Tetap Berwujud. Aktiva tetap berwujud dianggarkan sebesar Rp.10.544.720.000,00. Meliputi : Tabel 4.7 Aktiva Tetap Biaya Bangunan 10.200.000.000 Peralatan dapur 28.000.000 Cashier Equipment 22.000.000 Bar Equipment 24.000.000 Chiller 10.000.000 Freezer 35.000.000 Washing set 8.000.000 Meja 36.000.000 Kursi 70.400.000 Gelas 640.000 Garpu dan Pisau 720.000 Piring 960.000 AC 28.000.000 Office Accessories 30.000.000 TV, DVD, CCTV 15.000.000 Motor 36.000.000 Total Dana Investasi 10.544.720.000 Sumber Data: Perusahaan PT. Abuba
72
2. Kebutuhan Dana Modal Kerja Kebutuhan dana modal terdiri dari: Tabel 4.8 Modal Kerja Keterangan Modal Kerja Biaya Bahan Baku 3.696.000.000 Biaya Administrasi 5.000.000 Biaya LAT 80.000.000 Biaya Gaji Karyawan 724.248.000 Total 4.505.248.000 Sumber Data: Perusahaan PT. Abuba 3. Jumlah Dana Investasi Dengan demikian maka jumlah keseluruhan dana investasi untuk rencana pembukaan cabang baru PT. Abuba ini adalah: Junlah Dana Investasi
= Dana Modal Aktiva Tetap + Dana Modal Kerja
Jumlah Dana Investasi
= Rp. 10.544.720.000 + 4.505.248.000 = Rp. 15.049.968.000
4.9.2 Sumber Dana Untuk mengetahui biaya modal untuk rencana bisnis adalah dana yang berasal dari modal sendiri, maka perhitungan biaya modal tersebut berdasarkan penilaian pemilik perusahaan. Menurut operational manager, biaya modal yang dibebankan atas pemanfaatan modal sendiri berdasarkan tingkat pembalian yang diharapkan, dimana pemilik menentukan tingkat pengembalan investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian resiko 4.9.3 Skenario Moderat Persentase penjualan pada skenario moderat ini diasumsikan berbeda setiap tahunnya, seperti dipaparkan dalam tabel 4.9 Proyeksi Penjualan Moderat,
73
penjualan pada tahun ke 2 naik sebesar 3%, tahun ke 3 naik 10%, tahun ke 4 turun 8%, tahun ke 5 turun lagi menjadi 6%, tahun ke 7 turun 4% dan selanjutnya penjualan tetap diangka 3%. Hal ini terjadi dikarenakan pada 3 tahun perttama promosi PT.Abuba sangat baik dan setelah itu jumlah penjualan turun cenderung konstan dikarenakan tingkat kejenuhan konsumen. Penetapan ini berdasarkan data history pada cabang outlet PT.Abuba di Menteng. Selain itu didukung juga tingkat inflasi di bulan Mei 2012 ini sebesar 5,5%. 4.9.3.1 Analisis Penjualan Moderat Tabel 4.9 Proyeksi Penjualan Moderat Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -3% 10% 8% 6% 4% 3% 3% 3% 3%
Proyeksi Penjualan 8.379.000.000 8.630.370.000 9.493.407.000 10.252.879.560 10.868.052.334 11.302.774.427 11.641.857.660 11.991.113.390 12.350.846.791 12.721.372.195
4.9.3.2 Analisis Biaya Operasional Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya administrasi, biaya L.A.T dan biaya gaji untuk karyawan. Biaya-biaya tersebut diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 5,5%. Berikut proyeksi dari masing-masing biaya: 1. Proyeksi Biaya Produksi Tabel 4.10 Biaya Produksi Keterangan Biaya Bahan Baku Biaya Administrasi
Modal Kerja 3.696.000.000 5.000.000
74
Biaya LAT Biaya Gaji Karyawan Total
80.000.000 724.248.000 4.505.248.000
Tabel 4.11 Proyeksi Biaya Bahan Baku Moderat Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5%
Proyeksi Biaya Bahan Baku 3.696.000.000 3.899.280.000 4.113.740.400 4.339.996.122 4.578.695.909 4.830.524.184 5.096.203.014 5.376.494.180 5.672.201.359 5.984.172.434
2. Proyeksi Biaya Administrasi Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.12 Proyeksi Biaya Administrasi Moderat yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 5,5% setiap tahunnya. Tabel 4.12 Proyeksi Biaya Administrasi Moderat Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5%
Proyeksi Biaya Administrasi 5.000.000 5.275.000 5.565.125 5.871.207 6.194.123 6.534.800 6.894.214 7.273.396 7.673.433 8.095.471
75
3. Proyeksi Biaya L.A.T Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.13 Proyeksi Biaya L.A.T Moderat yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 5,5% setiap tahunnya. Tabel 4.13 Proyeksi Biaya L.A.T Moderat Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5% 5,5%
Proyeksi Biaya L.A.T 80.000.000 84.400.000 89.042.000 93.939.310 99.105.972 104.556.801 110.307.425 116.374.333 122.774.921 129.527.542
4. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan tetap Biaya
gaji
karyawan
tetap
untuk
tahun
2012
ditetapkan
sebesar
Rp.724.248.000,00. Berikut akan diuraikan proyeksi biaya gaji karyawan pada lampiran L1. 4.9.3.3 Analisis Biaya Penyusutan Biaya-biaya yang termasuk biaya penyusutan adalah penyusutan gedung atau bangunan, penyusutan mesin-mesin produksi, penyusutan peralatan produksi, peralatan kantor, dan penyusutan kendaraan. Perinician mengenai biaya penyusutan sebagai berikut: Tabel 4.14 Proyeksi Biaya Penyusutan Jenis Peralatan Bangunan Peralatan dapur Cashier equipment
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 1.020.000.000 1.020.000.000 1.020.000.000 1.020.000.000 1.020.000.000 5.600.000 5.600.000 5.600.000 5.600.000 5.600.000 4.400.000 4.400.000 4.400.000 4.400.000 4.400.000
76
Bar equipment Chiller Freezer Washing set Meja Kursi Gelas Garpu dan Pisau Piring Ac OfficeAccessories TV, DVD, CCTV Motor Total Penyusutan
4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 14.080.000 14.080.000 14.080.000 14.080.000 14.080.000 320.000 320.000 320.000 320.000 320.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 9.333.333 9.333.333 9.333.333 9.333.333 9.333.333 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333
Jenis Peralatan Bangunan Peralatan dapur Cashier equipment Bar equipment Chiller Freezer Washing set Meja Kursi Gelas Garpu dan Pisau Piring Ac OfficeAccessories TV, DVD, CCTV Motor Total Penyusutan
Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 1.020.000.000 1.020.000.000 1.020.000.000 1.020.000.000 1.020.000.000 5.600.000 5.600.000 5.600.000 5.600.000 5.600.000 4.400.000 4.400.000 4.400.000 4.400.000 4.400.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 14.080.000 14.080.000 14.080.000 14.080.000 14.080.000 320.000 320.000 320.000 320.000 320.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 9.333.333 9.333.333 9.333.333 9.333.333 9.333.333 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333
Adapun rincian hitungan dari setiap aktiva tetap tabel diatas secara matematis adalah sebagai berikut: 1. Bangunan a. Nilai Sisa : 0 b. Umur ekonomis : 10
77
c. Nilai Bangunan : Rp.10.200.000.000 Penyusutan =
= 1.020.000.000 per tahun 2. Peralatan dapur a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Peralatan dapur : Rp.28.000.000 Penyusutan = = = 5.600.000 per tahun 3. Cashier Equipment a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Cashier Equipment : Rp.22.000.000 Penyusutan = = = 4.400.000 per tahun 4. Bar Equipment a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5
78
c. Nilai Bar Equipment : Rp.24.000.000 Penyusutan = = = 4.800.000 per tahun 5. Chiller a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Chiller : Rp. 10.000.000 Penyusutan = = = 2.000.000 per tahun 6. Freezer a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Freezer : Rp.35.000.000 Penyusutan = = = 7.000.000 per tahun 7. Washing set a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5
79
c. Nilai Washing set : Rp.8.000.000 Penyusutan = = = 1.600.000 per tahun 8.
Meja a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai meja : Rp.36.000.000 Penyusutan = = = 7.200.000 per tahun
9.
Kursi a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Kursi : Rp.70.400.000 Penyusutan = = = 14.080.000 per tahun
10. Gelas a. Nilai sisa : 0
80
b.
Umur ekonomis : 2
c.
Nilai Gelas : Rp.640.000 Penyusutan = = = 320.000 per tahun
11. Garpu dan Pisau a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 2 c. Nilai Garpu dan Pisau : Rp.720.000 Penyusutan = = = 360.000 per tahun
12. Piring a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 2 c. Nilai piring : Rp. 960.000 Penyusutan = = = 480.000 per tahun 13. AC (Air Conditioner)
81
a. Nilai sisa : 0 b. Umur Ekonomis : 3 c. Nilai AC : Rp. 28.000.000 Penyusutan = = = 9.333.333,33 per tahun 14. Office Accessories a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Office Accessories : Rp.30.000.000 Penyusutan = = = 6.000.000 per tahun
15. Tv, Dvd, CCTV a. Nilai sisa : 0 b. Umur ekonomis : 5 c. Nilai Tv, Dvd, CCTV : Rp.15.000.000 Penyusutan = = = 3.000.000 per tahun
82
16. Motor a. Nilai sisa : 0 b. Umur Ekonomis : 3 c. Nilai Motor : Rp. 36.000.000 Penyusutan = = = 12.000.000 per tahun 4.9.3.4
Biaya Pajak
Biaya pajak yang dikenakan pada perusahaan dalam setiap tahunnya ditentukan berdasarkan tarif yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam andang-undang perpajakan dan berdasarkan sumber, Adapun besarnya tarif pajak yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU No.17 Tahun 2000, sebagai berikut: Tabel 4.15 Biaya Pajak Pendapatan Per Tahun Tarif Pajak < = Rp. 50.000.000 5% Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000 15% Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000 25% >Rp. 500.000.000 30%
4.9.3.5 Penyusunan Proyeksi Rugi atau Laba Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana bisnis ini merupakan selisih antara jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena adanya kegiatan operasional. Hasil yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan penilaian atas kelayakan bisnis yang akan
83
dijalankan. Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam perencanaan usaha ini akan terlampir pada lampiran L4. 4.9.3.6 Proyeksi Cash Flow Cash Flow merupakan merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu Initial Cash Flow yang merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow, dan Terminal Cash Flow merupakan aliran kas masuk. 1. Aliran Kas Awal (Initial Cash Flow) Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah investasi awal dalam pembiayaan ini adalah sebesar Rp.15.049.968.000 yang dapat diperinci sebagai berikut: = Total Aktiva tetap + Total Modal Kerja = Rp.10.544.720.000 + Rp.4.505.248.000 = Rp. 15.049.968.000 2. Aliran Kas Operasional (Operational Cash Flow) Aliran kas
ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional dapat
diperoleh dengan rumus: OCF = EAT + Penyusutan
EAT = Laba bersih setelah pajak, dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Proyeksi Operasional Cash Flow Tahun 2012
EAT 1.942.905.067
Penyusutan 1.098.173.333
OCF 3.041.078.400
84
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.945.412.019 2.366.546.008 2.705.120.335 2.932.066.705 3.021.495.497 3.032.158.870 3.037.474.773 3.036.971.074 3.030.144.338
1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333
3.043.585.352 3.464.719.341 3.803.293.668 4.030.240.038 4.119.668.830 4.130.332.203 4.135.648.106 4.135.144.407 4.128.317.671
3. Aliran Kas Akhir (Terminal Cash Flow) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya. Jumlah Terminal Cash Flow dapat dihitung berdasarkan rumus: TCF = Modal Kerja + Nilai Sisa
Dalam rencana bisnis ini, TCF tidak ada karena semua aktiva tetap usianya tidak lebih dari sepuluh tahun dan tidak ada nilai sisa. Dengan demikian aliran kas akhir dianggap tidak ada. Tabel 4.17 Proyeksi Terminal Cash Flow Tahun ICF 2012 (15.049.968.000) 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
OCF 3.041.078.400 3.043.585.352 3.464.719.341 3.803.293.668 4.030.240.038 4.119.668.830 4.130.332.203 4.135.648.106 4.135.144.407 4.128.317.671
4.9.3.7 Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat
85
Pada Penilaian imvestasi ini akan dinilai menggunakan Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. Berikut ini perincian penilaian investasi tersebut:
1. Payback Period (PP) Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha restoran bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut: Initial Investment Tahun pertama Tahun kedua Tahun ketiga Tahun keempat Tahun kelima
Rp15.049.968.000 Rp3.041.078.400 Rp12.008.889.600 Rp3.043.585.352 Rp8.965.304.248 Rp3.464.719.341 Rp5.500.584.907 Rp3.803.293.668 Rp1.697.291.239 Rp 4.030.240.038 (2.332.948.799)
= 5,05366793936853 bulan = 5 bulan 1 hari
86
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha restoran akan kembali pada tahun ke 4bulan ke-5 hari pertama.
2. Net Present Value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara modal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun Terminal Cash Flow) dimasa yang akan datang. Dengan menggunakan perhitungan di Microsoft Excel, NPV pada rencana pembukaan cabang baru restoran Abuba Steak adalah sebesar Rp 9.825.627.463 yang menunjukkan hasil positif, dan berarti dinyatakan bahwa investasi pembukaan cabang baru dinyatakan layak Tabel 4.18 Proyeksi Net Present Value Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
OCF 3.041.078.400 3.043.585.352 3.464.719.341 3.803.293.668 4.030.240.038 4.119.668.830 4.130.332.203 4.135.648.106 4.135.144.407 4.128.317.671
DF (8,05%) 0,925497455 0,856545539 0,792730716 0,73367026 0,679009959 0,628421989 0,581602951 0,538272051 0,498169413 0,461054524 TOTAL PV NPV
PV Rp 2.814.510.319 Rp 2.606.969.456 Rp 2.746.589.445 Rp 2.790.363.455 Rp 2.736.573.122 Rp 2.588.890.479 Rp 2.402.213.399 Rp 2.226.103.788 Rp 2.060.002.463 Rp 1.903.379.539 Rp 24.875.595.463 Rp 9.825.627.463
3. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang di isyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan,
87
kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Untuk memprediksi IRR dipergunakan metode uji coba dengan menggunakan berbagai tingkat suku bunga yang relevan. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat suku bunga sebesar 21,35762192 %. Uraiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19 Perhitungan IRR dengan Faktor Diskonto Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
OCF Rp 3.041.078.400 Rp 3.043.585.352 Rp 3.464.719.341 Rp 3.803.293.668 Rp 4.030.240.038 Rp 4.119.668.830 Rp 4.130.332.203 Rp 4.135.648.106 Rp 4.135.144.407 Rp 4.128.317.671
DF (8,05%) 0,925497455 0,856545539 0,792730716 0,73367026 0,679009959 0,628421989 0,581602951 0,538272051 0,498169413 0,461054524 TOTAL PV NPV
PV (I) Rp 2.814.510.319 Rp 2.606.969.456 Rp 2.746.589.445 Rp 2.790.363.455 Rp 2.736.573.122 Rp 2.588.890.479 Rp 2.402.213.399 Rp 2.226.103.788 Rp 2.060.002.463 Rp 1.903.379.539 Rp 24.875.595.463 9.825.627.463
Interpolasi: 8,05%
9.825.627.463
24%
(1.950.988.897) 11.776.616.360
= = 8.05% + (0,834333663x15,95)
DF (24 %) 0,806451612 0,650364204 0,524487261 0,422973597 0,34110774 0,275086887 0,221844263 0,178906664 0,144279568 0,11635449 TOTAL PV NPV II
PV (II) Rp 2.452.482.578 Rp 1.979.438.965 Rp 1.817.201.157 Rp 1.608.692.803 Rp 1.374.746.071 Rp 1.133.266.874 Rp 916.290.504 Rp 739.895.006 Rp 596.616.849 Rp 480.348.297 Rp 13.098.979.103 (1.950.988.897)
88
= 8.05% + 13,30762192 = 21,35762192 %
4. Profitability Index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, tapi apabila kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:
PV = 1,652867 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Moderat No 1 2 3 4
Metode PP NPV IRR PI
Kriteria Penilaian 10 Tahun Positif 11,50% PI > 1
Hasil 4 Tahun 5 Bulan Rp 9.825.627.463 21,35762192 % 1,652867
Keputusan Diterima Diterima Diterima Diterima
4.9.4 Skenario Optimis Persentase penjualan pada skenario moderat ini diasumsikan berbeda setiap tahunnya, seperti dipaparkan dalam tabel 4.21 Proyeksi Penjualan Optimis, penjualan pada tahun ke 2 naik sebesar 3%, tahun ke 3 naik 15%, tahun ke 4 turun 10%, tahun ke 5 turun lagi menjadi 8%, dan selanjutnya penjualan tetap diangka 5%. Hal ini terjadi dikarenakan pada 3 tahun perttama promosi PT.Abuba sangat baik dan setelah itu jumlah penjualan turun cenderung konstan dikarenakan tingkat kejenuhan konsumen. Penetapan ini berdasarkan data history pada cabang
89
outlet PT.Abuba di Menteng. Selain itu didukung juga tingkat inflasi di bulan Mei 2012 ini sebesar 4,50%. 4.9.4.1 Analisis Penjualan Optimis Tabel 4.21 Proyeksi Penjualan Optimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -3% 15% 10% 8% 5% 5% 5% 5% 5%
Proyeksi Biaya Operasional 8.379.000.000 8.630.370.000 9.924.925.500 10.917.418.050 11.790.811.494 12.380.352.069 12.999.369.672 13.649.338.156 14.331.805.064 15.048.395.317
4.9.4.2 Analisis Biaya Operasional Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya administrasi, biaya L.A.T dan biaya gaji untuk karyawan. Biaya-biaya tersebut diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 4,5%. Berikut proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut 1. Proyeksi Biaya Produksi Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.22 Proyeksi Biaya Administrasi Moderat yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 4,5% setiap tahunnya Tabel 4.22 Proyeksi Biaya Bahan Baku Optimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
Persentase Kenaikan -4.5% 4,5% 4,5% 4,5%
Proyeksi Biaya Bahan Baku 3.696.000.000 3.862.320.000 4.036.124.400 4.217.749.998 4.407.548.748
90
2017 2018 2019 2020 2021
4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5%
4.605.888.442 4.813.153.421 5.029.745.325 5.256.083.865 5.492.607.639
2. Proyeksi Biaya Administrasi Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.23 Proyeksi Biaya Administrasi Moderat yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 4,5% setiap tahunnya Tabel 4.23 Proyeksi Biaya Administrasi Optimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -4.5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5%
Proyeksi Biaya Administrasi 5.000.000 5.225.000 5.460.125 5.705.831 5.962.593 6.230.910 6.511.301 6.804.309 7.110.503 7.430.476
3. Proyeksi Biaya L.A.T Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.24 Proyeksi Biaya Administrasi Moderat yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 4,5% setiap tahunnya Tabel 4.24 Proyeksi Biaya L.A.T Optimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kenaikan -4.5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5%
Proyeksi Biaya L.A.T 80.000.000 83.600.000 87.362.000 91.293.290 95.401.488 99.694.555 104.180.810 108.868.946
91
2020 2021
4,5% 4,5%
113.768.049 118.887.611
4. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan tetap Berikut dipaparkan dalam lampiran L2 Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Optimis yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 5,5% setiap tahunnya.
4.9.4.3 Penyusunan Proyeksi Laba atau Rugi Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana bisnis ini merupakan selisih antara jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena adanya kegiatan operasional. Hasil yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan penilaian atas kelayakan bisnis yang akan dijalankan. Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam perencanaan usaha ini akan terlampir pada lampiran L5. 4.9.4.4 Proyeksi Cash Flow Cash Flow merupakan merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu Initial Cash Flow yang merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow, dan Terminal Cash Flow merupakan aliran kas masuk. 1. Aliran Kas Awal (Initial Cash Flow) Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah
92
investasi awal dalam pembiayaan ini adalah sebesar Rp.15.049.968 yang dapat diperinci sebagai berikut: = Total Aktiva tetap + Total Modal Kerja = Rp. 10.544.720.000 + 4.505.248.000 = Rp. 15.049.968.000 2. Aliran Kas Operasional (Operational Cash Flow) Aliran kas
ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional dapat
diperoleh dengan rumus: = EAT + Penyusutan EAT = Laba bersih setelahOCF pajak, dengan demikian maka besarnya aliran kas
operasional bersih adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Proyeksi Operational Cash Flow Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
EAT Rp1.942.905.067 Rp1.976.948.755 Rp2.734.836.104 Rp3.274.605.820 Rp3.724.032.284 Rp3.967.474.037 Rp4.223.934.061 Rp4.494.101.348 Rp4.778.701.052 Rp5.078.496.377
Penyusutan Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333 Rp1.098.173.333
OCF Rp3.041.078.400 Rp3.075.122.088 Rp3.833.009.437 Rp4.372.779.153 Rp4.822.205.617 Rp5.065.647.370 Rp5.322.107.394 Rp5.592.274.681 Rp5.876.874.385 Rp6.176.669.710
3. Aliran Kas Akhir (Terminal Cash Flow) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya. Jumlah Terminal Cash Flow dapat dihitung berdasarkan rumus: TCF = Modal Kerja + Nilai Sisa
93
Dalam rencana bisnis ini, TCF tidak ada karena semua aktiva tetap usianya tidak lebih dari sepuluh tahun dan tidak ada nilai sisa. Dengan demikian aliran kas akhir dianggap tidak ada. Tabel 4.26 Proyeksi Terminal Cash Flow Tahun ICF 2012 (Rp15.049.968.000) 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
OCF Rp3.041.078.400 Rp3.075.122.088 Rp3.833.009.437 Rp4.372.779.153 Rp4.822.205.617 Rp5.065.647.370 Rp5.322.107.394 Rp5.592.274.681 Rp5.876.874.385 Rp6.176.669.710
4.9.4.5 Metode Penilaian Investasi Optimis Pada Penilaian imvestasi ini akan dinilai menggunakan Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. Berikut ini perincian penilaian investasi tersebut: 1. Payback Period (PP) Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha restoran bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut: Initial Investment Tahun pertama Tahun kedua Tahun ketiga Tahun keempat
Rp 15.049.968.000 Rp 3.041.078.400 Rp 12.008.889.600 Rp 3.075.122.088 Rp 8.933.767.512 Rp 3.833.009.437 Rp 5.100.758.075 Rp 4.372.779.153
94
Tahun kelima
Rp 727.978.922 Rp 4.822.205.617 Rp(4.094.226.695)
= 1,811566689 bulan = 1 bulan 24 hari
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha restoran akan kembali pada tahun ke 4 bulan ke 1 dan 24 hari.
2. Net Present Value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara modal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun Terminal Cash Flow) dimasa yang akan datang. Dengan menggunakan perhitungan di Microsoft Excel, NPV pada rencana pembukaan cabang baru restoran Abuba Steak adalah sebesar Rp 18.387.955.681 yang menunjukkan hasil positif, dan berarti dinyatakan bahwa investasi pembukaan cabang baru dinyatakan layak Tabel 4.27 Proyeksi Net Present Value Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
OCF Rp3.041.078.400 Rp3.075.122.088 Rp3.833.009.437 Rp4.372.779.153 Rp4.822.205.617 Rp5.065.647.370 Rp5.322.107.394 Rp5.592.274.681
DF(6%) 0,943396226 0,88999644 0,839619283 0,792093663 0,747258173 0,70496054 0,665057114 0,627412371
PV Rp2.868.941.887 Rp2.736.847.711 Rp3.218.268.635 Rp3.463.650.658 Rp3.603.432.559 Rp3.571.081.508 Rp3.539.505.382 Rp3.508.662.319
95
2020 2021
Rp5.876.874.385 Rp6.176.669.710
0,591898464 0,558394777 TOTAL PV NPV
Rp3.478.512.919 Rp3.449.020.105 Rp33.437.923.681 Rp18.387.955.681
3. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang di isyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Untuk memprediksi IRR dipergunakan metode uji coba dengan menggunakan berbagai tingkat suku bunga yang relevan. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat suku bunga sebesar 25,46006881% . Uraiannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.28 Perhitungan IRR dengan Faktor Diskonto Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
OCF Rp3.041.078.400 Rp3.075.122.088 Rp3.833.009.437 Rp4.372.779.153 Rp4.822.205.617 Rp5.065.647.370 Rp5.322.107.394 Rp5.592.274.681 Rp5.876.874.385 Rp6.176.669.710
PVIF (6%) 0,943396226 0,88999644 0,839619283 0,792093663 0,747258173 0,70496054 0,665057114 0,627412371 0,591898464 0,558394777 TOTAL PV NPV
Interpolasi: 6%
Rp 18.387.955.681
PV (I) Rp2.868.941.887 Rp2.736.847.711 Rp3.218.268.635 Rp3.463.650.658 Rp3.603.432.559 Rp3.571.081.508 Rp3.539.505.382 Rp3.508.662.319 Rp3.478.512.919 Rp3.449.020.105 Rp33.437.923.681 Rp 18.387.955.681
PVIF (27%) 0,787401548 0,62000124 0,488189953 0,384401538 0,302678376 0,23832943 0,187660969 0,147764542 0,116350033 0,091614199 TOTAL PV NPV II
PV (II) Rp2.394.549.839 Rp1.906.579.508 Rp1.871.236.696 Rp1.680.903.030 Rp1.459.577.365 Rp1.207.292.850 Rp998.751.828 Rp826.339.908 Rp683.774.530 Rp565.870.650 Rp13.594.876.204 Rp (1.455.091.796)
96
27%
Rp (1.455.091.796) Rp 19.843.047.477
= = 6% + (0,926669943 x 21%) = 6% + 19,46006881 = 25,46006881%
4. Profitability Index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, tapi apabila kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:
PV = 2,22179367299483 Tabel 4.29 Hasil Pehitungan Metode Penilaian Investasi Optimis No 1 2 3 4
Metode PP NPV IRR PI
4.9.5 Skenario Pesimis
Kriteria Penilaian 10 Tahun Positif 9% >1
Hasil
Keputusan Diterima Rp.18.387.955.681 Diterima 25,46006881 % Diterima 2,221793 Diterima
97
Persentase penjualan pada skenario moderat ini diasumsikan berbeda setiap tahunnya, seperti dipaparkan dalam tabel 4.30 Proyeksi Penjualan Pesimis, penjualan pada tahun ke 2 naik sebesar 3%, tahun ke 3 naik 15%, tahun ke 4 turun 10%, tahun ke 5 turun lagi menjadi 8%, dan selanjutnya penjualan tetap diangka 5%. Hal ini terjadi dikarenakan pada 3 tahun perttama promosi PT.Abuba sangat baik dan setelah itu jumlah penjualan turun cenderung konstan dikarenakan tingkat kejenuhan konsumen. Penetapan ini berdasarkan data history pada cabang outlet PT.Abuba di Menteng. Selain itu didukung juga tingkat inflasi di bulan Mei 2012 ini sebesar 7 %. 4.9.5.1 Analisis Penjualan Pesimis Tabel 4.30 Proyeksi Penjualan Pesimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan -2% 8% 5% 3% 3% 2% 2% 2% 2%
Proyeksi Penjualan 8.379.000.000 8.546.580.000 9.230.306.400 9.691.821.720 9.982.576.372 10.282.053.663 10.487.694.736 10.697.448.631 10.911.397.603 11.129.625.555
4.9.5.2 Analisis Biaya Operasional Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya gaji untuk karyawan tetap dan biaya umum dan administrasi. Sedangkan biaya-biaya tersebut diasumsikan mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan rata-rata inflasi yaitu sebesar 7%. Inflasi mengalami peningkatan sampai sebesar 7%, dikarenakan pada skenario pesimis perekonomian Indonesia diperkirakan memburuk pada tahun
98
2013 sehingga harga-harga kebutuhan mengalami peningkatan. Berikut proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut: 1. Proyeksi Biaya Produksi Tabel 4.31 Proyeksi Biaya Operasional Pesimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan --7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7%
Proyeksi Biaya Operasional Rp3.696.000.000 Rp3.954.720.000 Rp4.231.550.400 Rp4.527.758.928 Rp4.844.702.053 Rp5.183.831.197 Rp5.546.699.380 Rp5.934.968.337 Rp6.350.416.121 Rp6.794.945.249
2. Proyeksi Biaya Administrasi Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.32 Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Optimis yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 7% setiap tahunnya Tabel 4.32 Proyeksi Biaya Administrasi Pesimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan --7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7%
3. Proyeksi Biaya L.A.T
Proyeksi Biaya L.A.T Rp5.000.000 Rp5.350.000 Rp5.724.500 Rp6.125.215 Rp6.553.980 Rp7.012.759 Rp7.503.652 Rp8.028.907 Rp8.590.931 Rp9.192.296
99
Berikut dipaparkan dalam Tabel 4.33 Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Optimis yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 7% setiap tahunnya Tabel 4.33 Proyeksi Biaya L.A.T Pesimis Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Kenaikan --7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7% 7%
Proyeksi Biaya L.A.T Rp80.000.000 Rp85.600.000 Rp91.592.000 Rp98.003.440 Rp104.863.681 Rp112.204.138 Rp120.058.428 Rp128.462.518 Rp137.454.894 Rp147.076.737
4. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan tetap Berikut dipaparkan dalam Lampiran L3 Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Optimis yang di asumsikan mengalami kenaikan konstan sebesar 7% setiap tahunnya. 4.9.5.3 Penyusunan Proyeksi Rugi atau Laba Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana bisnis ini merupakan selisih antara jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena adanya kegiatan operasional. Hasil yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan penilaian atas kelayakan bisnis yang akan dijalankan. Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam perencanaan usaha ini akan terlampir pada lampiran L6. 4.9.5.4 Proyeksi Cash Flow Cash Flow merupakan merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu
100
Initial Cash Flow yang merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow, dan Terminal Cash Flow merupakan aliran kas masuk. 1. Aliran Kas Awal (Initial Cash Flow) Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah investasi awal dalam pembiayaan ini adalah sebesar Rp.15.049.968,00 yang dapat diperinci sebagai berikut:
= Total Aktiva tetap + Total Modal Kerja = Rp.10.544.720.000 + Rp.4.505.248.000 = Rp.15.049.968.000 2. Aliran Kas Operasional (Operational Cash Flow) Aliran kas
ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional dapat
diperoleh dengan rumus: OCF = EAT + Penyusutan
EAT = Laba bersih setelah pajak, dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut: Tabel 4.34 Proyeksi Operational Cash Flow Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
EAT 1.942.905.067 1.839.453.915 2.081.852.242 2.152.168.103 2.085.259.355 2.005.525.865 1.839.851.291 1.655.382.059 1.450.658.594
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Penyusutan 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333 1.098.173.333
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
OCF 3.041.078.400 2.937.627.248 3.180.025.575 3.250.341.436 3.183.432.688 3.103.699.198 2.938.024.624 2.753.555.392 2.548.831.927
101
2021
Rp
1.224.116.273
Rp
1.098.173.333
Rp
2.322.289.606
3. Aliran Kas Akhir (Terminal Cash Flow) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya. Jumlah Terminal Cash Flow dapat dihitung berdasarkan rumus: TCF = Modal Kerja + Nilai Sisa
Dalam rencana bisnis ini, TCF tidak ada karena semua aktiva tetap usianya tidak lebih dari sepuluh tahun dan tidak ada nilai sisa. Dengan demikian aliran kas akhir dianggap tidak ada. Tabel 4.35 Proyeksi Terminal Cash Flow Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ICF (Rp15.049.968.000)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
OCF 3.041.078.400 2.937.627.248 3.180.025.575 3.250.341.436 3.183.432.688 3.103.699.198 2.938.024.624 2.753.555.392 2.548.831.927 2.322.289.606
4.9.5.5 Metode Penilaian Investasi Pesimis Pada Penilaian imvestasi ini akan dinilai menggunakan Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. Berikut ini perincian penilaian investasi tersebut: 1. Payback Period (PP)
102
Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha restoran bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut: Initial Investment Tahun pertama Tahun kedua Tahun ketiga Tahun keempat Tahun kelima
Rp15.049.968.000 Rp3.041.078.400 Rp12.008.889.600 Rp2.937.627.248 Rp9.071.262.352 Rp3.180.025.575 Rp5.891.236.777 Rp3.250.341.436 Rp2.640.895.341 Rp 3.183.432.688 Rp (542.537.347)
= 9,9548968660 bulan = 9 bulan 28 hari
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha restoran akan kembali pada tahun ke 4, bulan ke 9 dan 28 hari.
2. Net Present Value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara modal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun Terminal Cash Flow) dimasa yang akan datang. Dengan menggunakan perhitungan di Microsoft Excel, NPV pada rencana pembukaan cabang baru restoran Abuba
103
Steak adalah sebesar Rp 531.390.647 yang menunjukkan hasil positif, dan berarti dinyatakan bahwa investasi pembukaan cabang baru dinyatakan layak Tabel 4.36 Proyeksi Net Present Value OCF Rp3.041.078.400 Rp2.937.627.248 Rp3.180.025.575 Rp3.250.341.436 Rp3.183.432.688 Rp3.103.699.198 Rp2.938.024.624 Rp2.753.555.392 Rp2.548.831.927 Rp2.322.289.606
Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
DF(14%) 0,877192983 0,769467529 0,674971516 0,592080277 0,519368664 0,444448655 0,399637323 0,350559055 0,307507943 0,26974381 TOTAL PV NPV
PV Rp 2.667.612.632 Rp 2.260.408.778 Rp 2.146.426.684 Rp 1.924.463.059 Rp 1.653.375.184 Rp 1.379.434.933 Rp 1.174.144.294 Rp 965.283.776 Rp 783.786.063 Rp 626.423.245 Rp15.581.358.647 Rp 531.390.647
3. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang di isyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Untuk memprediksi IRR dipergunakan metode uji coba dengan menggunakan berbagai tingkat suku bunga yang relevan. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat suku bunga sebesar 15,05353631% . Uraiannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.37 Perhitungan IRR dengan Faktor Diskonto Periode 2012 2013 2014
OCF Rp 3.041.078.400 Rp 2.937.627.248 Rp 3.180.025.575
PVIF (14%) 0,877192983 0,769467529 0,674971516
PV (I) Rp 2.667.612.632 Rp 2.260.408.778 Rp2.146.426.684
PVIF (19%) 0,840336135 0,706164819 0,593415814
PV (II) Rp 2.555.528.067 Rp 2.074.449.014 Rp 1.887.077.466
104
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rp 3.250.341.436 Rp 3.183.432.688 Rp 3.103.699.198 Rp 2.938.024.624 Rp 2.753.555.392 Rp 2.548.831.927 Rp 2.322.289.606
0,592080277 0,519368664 0,444448655 0,399637323 0,350559055 0,307507943 0,26974381 TOTAL PV NPV
Rp 1.924.463.059 Rp 1.653.375.184 Rp 1.379.434.933 Rp 1.174.144.294 Rp 965.283.776 Rp 783.786.063 Rp 626.423.245 Rp 15.581.358.647 Rp 531.390.647
0,498668751 0,419049371 0,352142329 0,295917923 0,248670524 0,208966827 0,175602375 TOTAL PV NPV II
Rp 1.620.843.705 Rp 1.334.015.465 Rp 1.092.943.863 Rp 869.414.145 Rp 684.728.061 Rp 532.621.319 Rp 407.799.571 Rp 13.059.420.676 ( Rp 1.990.547.324)
Interpolasi: 14%
Rp
19%
531.390.647
( Rp 1.990.547.324) Rp2.521.937971
= = 14% + (0,210707263 x 5%) = 14% + 1,053536315 = 15,053536315%
4. Profitability Index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, tapi apabila kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:
105
PV = 1,035308424 Tabel 4.38 Hasil Perhitumgan Metode Penilaian Investasi Pesimis No 1 2 3 4
Metode Payback Period NPV IRR PI
Kriteria Penilaian 10 Tahun Positif 15% PI >1
Hasil Rp 531.390.647 15,053536315 % 1,0353
Keputusan Diterima Diterima Diterima Diterima
5.0 Implikasi Solusi Terpilih Berikut akan di paparkan dalam Tabel 4.39 Implikasi Solusi Terpilih, berdasarkan aspek-aspek studi kelayakan bisnis, sebagai berikut: Tabel 4.39 Implikasi Solusi Terpilih No Aspek 1 Aspek Pasar dan Pemasaran a) b) c) d) 2 Aspek Teknis dan a) Teknologi b) c) 3 Aspek Manajemen dan a) SDM b) c) 4 Aspek Ekonomi, Sosial, dan a) Politik b) 5 Aspek Yuridis a) 6 Aspek Lingkungan Industri a) 7 Aspek Lingkungan Hidup a) 8 Aspek Keuangan a) b)
Hasil Proyeksi Penjualan Analisis Pesaing Bauran Pemasaran STP Metode Perbandingan Eksponensial Saluran Distribusi dan Layout Peralatan Operasional Perencanaan SDM Struktur dan Uraian pekerjaan Tingkat Gaji Karyawan Dapat menambah pajak daerah dan meningkatkan GNP Mengurangi pengangguran Surat izin usaha dalam proses Keunggulan kompetitif AMDAL sesuai UU Modal sendiri Metode penilaian investasi
Keputusan Layak
Layak
Layak
Layak
Layak Layak Layak Layak
106