55
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profile Responden 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Palembang Express merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan / ekspedisi, yaitu mengirimkan barang dalam skala besar. CV.Palembang Express di dirikan oleh Bpk. Djunaidi pada tahun 1982 di Kota Lampung dan diberikan nama CV. Palembang Express berdasarkan tempat kota asal pemiliknya dan jenis pelayanan yang diberikannya yakni ekspedisi yang mengutamakan kecepatan atau express. Pada awal berdirinya CV.Palembang Express, fokus perusahaan adalah segmen jasa angkutan lintas daerah yang hanya mencakup daerah Bandar Lampung dan sekitarnya, namun seiring dengan perkembangan dan permintaan dari konsumen, maka pada tahun 2001,
CV.
Palembang
Express
resmi
memutuskan
untuk
memperluas
jasa
yang
ditawarkannya sampai dengan ke wilayah Jawa, sehingga dibuatlah cabang baru di kota Jakarta, pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan karena kota Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia, terletak di pulau Jawa yang jumlah penduduknya padat dan merupakan jalur yang paling sering di lewati dan kota Jakarta merupakan pusat kegiatan bisnis di pulau Jawa, sehingga diharapkan efektifitas dan efisiensi dari waktu dan biaya dapat tercipta guna memaksimalkan profit dan memperluas pangsa pasar yang ada. Jakarta memiliki tingkat permintaan yang tinggi akan jasa ekspedisi karena terletak diantara pulau Jawa dan Sumatera, Bandar Lampung merupakan kota yang menjadi transisi dari produkproduk yang masuk dari Jakarta yang akan di distribusikan ke seluruh pulau Sumatera. Pada tahun 2004 CV. Palembang Express kembali membuka cabang baru di propinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Palembang ini merupakan tempat kelahiran Bpk Djunaidi yang mendirikan CV. Palembang Express. Cabang-cabang di daerah Palembang dan Jakarta sekarang ini dikelola oleh anak dari Bpk. Djunaidi.
55
56
4.1.2 Lokasi Kantor dan Informasi Perusahaan CV.Palembang Express memiliki kantor pusat dan kantor cabang yang terletak di beberapa kota, sebagai berikut : Kantor Pusat : Jalan Ikan Manyung No.1, Bandar Lampung. Telp : 0721 - 489195 Kantor Cabang : Jalan Taman Duta Mas, Blok E I/5 , Jakarta. Telp : 021 - 5675705 Kantor Cabang : Jalan Kolonel Atmo No.418, Palembang. Telp : 0711 - 354688 4.1.3 Analisis Kondisi Bisnis Perusahaan Ancaman Pendatang Baru • CV. Andhika • CV. Bintaro Karya
Kekuatan Tawar
Kekuatan Tawar
Menawar Pemasok
Kekuatan Persaingan Yang Sudah Ada
• Supplier ban
•
CV. Utama Jaya
• Pengusaha
• Supplier Spare part
•
CV. Sinar laut
• Pejabat
Menawar Pembeli
Ancaman Produk Substitusi •
Rental Truk
Sumber : CV. Palembang Express Gambar 4.1 Analisis Kondisi bisnis CV. Palembang Express
57
Berikut adalah analisis five force, data dan informasi di dapat dari hasil wawancara dengan kepala cabang CV. Plembang Express Cabang Jakarta. 1) Persaingan yang sudah ada Kekuatan persaingan yang sudah ada adalah ancaman yang disebabkan oleh persaingan yang biasanya dilakoni perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, biasanya ancaman ini berasal dari perusahaan yang sudah berdiri lebih lama atau perusahaan yang memiliki diferensiasi terhadap jasa yang ditawarkan. Ancaman - ancaman yang dianggap cukup berbahaya bagi CV. Palembang Express adalah perusahaan ekspedisi sejenis antara lain adalah sebagai berikut CV. Utama Jaya, CV. Sinar Laut 2) Ancaman pendatang baru Ancaman ini biasanya dikarenakan para pendatang baru di dunia bisnis ekspedisi cukup banyak dan juga biasanya mereka relatif memberikan harga lebih murah dibandingkan pemain lama di dunia bisnis ekspedisi, oleh karena itu CV. Palembang Express memberikan perlindungan terhadap bisnisnya dengan cara memberikan pelayanan lebih baik, dan juga sistem pemasaran yang lebih baik. Pendatang-pendatang baru di dunia bisnis ekspedisi antara lain seperti CV. Andikha, CV. Bintaro Karya, dll 3) Ancaman produk substitusi Ancaman produk substitusi adalah ancaman yang mengakibatkan pengguna jasa berpindah ke produk yang tidak sejenis tetapi mempunyai fungsi sama
dengan
produk yang ditawarkan. Produk yang bisa dikatakan sebagai barang substitusi yang ditawarkan oleh CV. Palembang Express adalah rental penyewaan truk, penyewa dapat mengantarkan barangnya sendiri dengan cara menyewa truk dari perusahaan rental tersebut.
58
4) Kekuatan tawar menawar pelanggan Ancaman ini biasanya disebabkan karena jumlah perusahaan yang beroperasi di bidang yang sama semakin banyak dan juga produk yang ditawarkan sulit untuk diberikan diferensiasi, sehingga produk dimata pelanggan menjadi sangat standard atau sangat biasa. Kekuatan tawar menawar pembeli ini mempunyai dampak yang cukup besar bagi CV. Palembang Express, para customer meminta fasilitas - fasilitas tambahan dan ingin jaminan dari pihak CV. Palembang Express bahwa barang mereka selamat sampai di tempat tujuan 5) Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok merupakan ancaman yang relatif kecil bagi CV. Palembang Express, sebab mereka menjalankan strategi backward integration, mereka telah mempunyai supplier tersendiri yang telah melakukan kemitraan yang cukup lama, dalam hal pemasokan spare part truk dan juga ban mobil truk. Dengan memperdalam analisis ini akan lebih memberikan input yang berguna untuk melakukan Analisis SWOT sehingga dapat memperoleh strategi yang bermanfaat bagi perusahaan. 4.1.4 Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan karena struktur organisasi merupakan alat manajemen yang dibutuhkan oleh perusahaan agar segala pendelegasian wewenang dan tanggung jawab bagi setiap orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dapat dipertanggung jawabkan. Fungsi dari struktur organisasi ini adalah untuk menjelaskan spesifikasi dan spesialisasi kerja serta mewujudkan tugas setiap unit kerja. Dengan demikian struktur
59
organisasi ini mengandung unsur-unsur pembagian wewenang, tanggung jawab, pelaporan tugas, arus informasi dan pengawasan di dalam suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap pribadi mendapatkan ruang lingkup pekerjaan dan wewenang yang jelas sehingga terjalinlah suatu kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan maupun dengan rekan sekerja dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi CV.Palembang Express:
Sumber : CV. Palembang Express, Tahun 2005 Gambar 4.2 Struktur Organisasi CV.Palembang Express Pada Struktur organisasi CV.Palembang Express ini masih ada beberapa jabatan yang di rangkap oleh jabatan lainnya, seperti jabatan kepala cabang yang merangkap sebagai seorang manager dan menangani seluruh wewenang dan tanggung jawab seorang manager pada umumnya yakni : memanage pemasaran, operasional, dan sumber daya manusia demi mencapai tujuan CV.Palembang Express. Adanya rangkap jabatan ini dikarenakan CV.Palembang Express masih sebatas perusahaan jasa ekspedisi yang berskala menengah dan masih terus berkembang sampai
60
saat ini, sehingga penggunaan manager untuk tiap bagian perusahaan masih belum begitu diperlukan dan merupakan efisiensi biaya bagi CV.Palembang Express. 4.1.5 Tugas dan Wewenang
1.
Pemilik
Memimpin perusahaan secara keseluruhan dan merumuskan tujuan, kebijakan dan prosedur yang mendukung operasional perusahaan secara keseluruhan yang menjamin kelancaran jalannya perusahaan. Melakukan pengarahan dan koordinasi kepada seluruh fungsi terkait mengenai kebijakan dan prosedur untuk mencapai visi perusahaan serta mengawasi jalannya kegiatan perusahaan. Bertindak sebagai pengambil keputusan puncak dan keputusan yang bersifat strategis dalam permasalahan yang dihadapi perusahaan. Menerima laporan keuangan tiap bulan dari masing -masing cabang perusahaan.
2.
Kepala Cabang
Mengawasi kegiatan operasional dan proses penjualan yang berjalan. Membuat laporan penjualan dan melaporkan hasil laporan tersebut kepada pemilik setiap bulannya. Melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap seluruh karyawan dibawah pengawasan cabang yang dipegangnya. Menilai dan mengawasi kinerja karyawan terkait dengan pelaksanaan prosedurprosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Merekrut karyawan.
3.
Supervisor Truk
Mengawasi kinerja supir Mengeluarkan surat pengambilan barang untuk supir Memberikan laporan perihal pengiriman barang kepada staff penjualan
61
Mengecek ketersediaan truk jika terjadi pemesanan
4.
Staff Penjualan
Melayani pelanggan saat datang ke CV.Palembang Express. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pelanggan. Membantu para pelanggan dalam menspesifikasikan jasa yang mereka inginkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Mengecek ketersediaan truk yang dapat direservasi oleh pelanggan. Mengatur keuangan dalam perusahaan.
5.
Supir
Menjemput dan mengirimkan barang customer sampai di tujuan dengan selamat Bertingkah laku sopan dengan para customer Memberikan tanda terima pengiriman barang kepada supervisor truk Melakukan cross-check atas jumlah barang yang ingin dikirimkan oleh customer sehingga tidak terjadi kehilangan barang atas customer Meminta tanda tangan kepada customer atas penjemputan dan pengiriman barang 4.1.6 Proses Bisnis Di bawah ini merupakan proses bisnis/tata cara bisnis yang sedang berjalan di CV. Palembang Express : Penjelasan proses bisnis : 1. Customer melakukan pemesanan kepada staff penjualan dengan menentukan kriteria truk yang mereka inginkan, misal : customer membutuhkan truk dengan kapasitas Large, dan dibutuhkan dalam waktu 2 hari. 2. Staff penjualan yang juga bertindak sebagai customer service segera menghubungi
supervisor truk melalui VIA telepon untuk mengecek ketersediaan truk sesuai dengan kriteria yang diajukan oleh si customer.
62
3. Supervisor truk segera mengecek ketersediaan truk berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh customer, dan segera merespon staff penjualan 4. Staff penjualan memberikan feedback kepada customer, dan melakukan negosiasi terhadap pesanan yang dilakukan oleh customer, negosiasi yang dilakukan biasanya mengenai harga penjemputan dan pengiriman barang. Jika negosiasi telah berhasil dilakukan maka customer melakukan pembayaran atas hasil negosiasi melalui transfer ke rekening BCA. 5. Jika transaksi sudah berhasil dilakukan maka staff penjualan memberikan perintah kepada supervisor truk untuk segera mempersiapkan segala sesuatu (seperti check bahan bakar truk, kesiapan supir, dll) 6. Jika segala sesuatu mengenai kesiapan truk telah selesai maka supervisor truk mengeluarkan surat jalan yang akan diserahkan kepada supir guna mengambil barang yang akan dikirim oleh customer. 7. Truk diberangkatkan dari CV. Palembang Express menuju ke tempat customer dimana merupakan tempat barang yang akan diambil dengan menyerahkan surat jalan yang dikeluarkan oleh supervisor truk CV. Palembang Express. 8. Supir menerima surat kuantitas barang yang diserahkan oleh customer merupakan jumlah barang yang akan dikirimkan. Supir meminta tanda tangan atas surat kuantitas barang kepada customer untuk menghindari kehilangan atas barang yang akan dikirimkan 9. Supir mengantarkan barang yang telah diambil dari customer dengan hati - hati dan cepat. 10.Supir meminta surat tanda terima barang, yang membuktikan bahwa barang telah dikirimkan ke tempat tujuan customer. Tanda bukti yang diminta harus ditandatangani oleh pihak tempat tujuan customer.
63
11.Supir kembali ke CV. Palembang Express kemudian menyerahkan surat tanda terima barang yang diberikan oleh customer, kemudian supir mengecek kondisi mobil untuk mengantisipasi jika terjadi keberangkatan lagi mobil truk yang akan digunakan sudah siap untuk berangkat. 12.Supervisor Truk menyusun laporan atas pengiriman yang kelak akan digunakan oleh Staff penjualan sebagai bukti pada laporan keuangan yang nantinya akan diserahkan kepada kepala cabang.
64
65
4.1.7 Profil Karyawan Di bawah ini mengenai responden dari kuesioner penelitian yang terhubung dengan informasi yaitu jenis kelamin, usia dan lama bekerja. 4.1.7.1 Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Profil Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Pria Wanita
Gambar 4.4 Profil Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 40 responden yang telah mengisi kueisioner, terdapat 40 orang atau sebesar 100% adalah Pria dan tiadak ada satu pun responden wanita atau 0%. Keseluruhan responden adalah Pria. 4.1.7.2 Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Profil Karyawan Berdasarkan Usia
66
Gambar 4.5 Profil Karyawan Berdasarkan Usia Dari 40 responden yang mengisi kuesioner, usia yang di bawah 20 tahun yaitu sebnyak 1 orang atau 2.5%. Responden yang berusia 20 – 29 tahun sebanyak 21 orang atau 52.5%. Responden yang berusia 30 – 39 tahun sebanyak 15 orang atau 37.5%. Dan responden berusia diatas 40 tahun sebnyak 3 orang atau 7.5%. 4.1.7.3 Berdasarkan Lama Kerja Tabel 4.3 Profil Karyawan Berdasarkan Lama Kerja
Gambar 4.6 Profil Karyawan Berdasarkan Lama Kerja Dari 40 responden yang mengisi kuesioner karyawan yang bekerja kurang dari 2 tahun sebnyak 3 orang atau 7.5%. Karyawan yang bekerja 2 – 3 tahun sebanyak 20 orang
67
atau 50%. Karyawan yang bekerja 4 – 5 tahun sebanyak 10 orang atau 25%. Karyawan yang bekerja 6 – 7 tahun sebanyak 6 orang atau 15%. Dan karyawan yang bekerja lebih dari 7 tahun sebanyak 1 orang atau 2.5%. 4.2 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal). Uji normalitas untuk tiap
variabel
dilakukan
dengan
menggunakan
bantuan
alat
uji
LILLIEFORS
atau
KORMOGOROV SMIRNOV. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut : • Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berdistribusi normal. • Jika Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Angka signifikansi dapat diperoleh melalui perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS. Angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan. 4.2.1 Uji Normalitas Data Kepuasan Kerja Karyawan Untuk mengetahui apakah distribusi data kepuasan kerja karyawan normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS. Hasilnya diperlihatkan pada gambar berikut:
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 GAMBAR 4.7 Grafik Normal Q-Q Plot Kepuasan Kerja Karyawan
68
Jika di lihat pada gambar 4.7 di atas, terlihat sebaran data variabel kepuasan kerja berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal. Tabel 4.4 Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Jika di lihat dari tabel 4.4 di atas, variabel kepuasan kerja memiliki sig = 0.067 > 0.05, maka data kepuasan kerja karyawan berdistribusi normal. 4.2.2 Uji Normalitas Data Gaya Kepemimpinan Untuk mengetahui apakah distribusi data gaya kepemimpinan normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS. Hasilnya diperlihatkan pada gambar berikut:
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 GAMBAR 4.8 Grafik Normal Q-Q Plot Gaya Kepemimpinan Jika di lihat pada gambar 4.8 di atas, terlihat sebaran data variabel gaya kepemimpinan berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal.
69
Tabel 4.5 Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Gaya Kepemimpinan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Jika di lihat dari tabel 4.5 di atas, variabel kepuasan kerja memiliki sig = 0.200 > 0.05, maka data kepuasan kerja berdistribusi normal. 4.2.3 Uji Normalitas Data Kinerja Karyawan Untuk mengetahui apakah distribusi data kinerja karyawan normal atau tidak normal, maka dilakukan uji normalitas dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS. Hasilnya diperlihatkan pada gambar berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 GAMBAR 4.9 Grafik Normal Q-Q Plot Kinerja Karyawan Jika di lihat pada gambar 4.9 di atas, terlihat sebaran data variabel kinerja karyawan berkumpul di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Maka data tersebut berdistribusi normal.
70
Tabel 4.6 Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2009 Jika di lihat dari tabel 4.6 di atas, variabel kepuasan kerja memiliki sig = 0.147 > 0.05, maka data kepuasan kerja berdistribusi normal.
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.1 Uji Validitas Uji validitas untuk tiap instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
Pearson Product Moment
dengan mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan (sebagai
variabel X) dengan skor total (variabel Y). Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut : • Jika r
hitung
>r
table
, maka butir atau pertanyaan tersebut valid.
• Jika r
hitung
table
, maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid.
Nilai r hasil didapat dari hasil perhitungan korelasi Pearson product moment antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor total dan nilai r
table
= 0.26
• Kepuasan Kerja Karyawan yang dinilai oleh karyawan CV. Palembang Express, dapat diuji Validitas nya yang dijelaskan pada tabel - tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Uji Validitas Kepuasan Kerja Karyawan Sub Variabel
Faktor Psikologi
Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Keterangan
P1
0.416
Valid
P2
0.326
Valid
P3
0.359
Valid
71
Faktor Fisik
Faktor Sosial
Faktor Financial
P4
0.329
Valid
P5
0.536
Valid
P6
0.413
Valid
P7
0.485
Valid
P8
0.457
Valid
P9
0.531
Valid
P10
0.483
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Berdasarkan hasil uji diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan pada variabel kepuasan kerja karyawan dinyatakan valid . Karena nilai rhitung masing - masing > rtabel yaitu 0.26. • Gaya Kepemimpinan yang dinilai oleh karyawan CV. Palembang Express, dapat diuji validitasnya yang dijelaskan pada tabel - tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Uji Validitas Gaya Kepemimpinan Sub Variabel
Tipe Otoriter
Tipe Laissez Faire
Tipe Demokratis
Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Keterangan
P1
0.489
Valid
P2
0.589
Valid
P3
0.648
Valid
P4
0.257
Tidak Valid
P5
0.759
Valid
P6
0.490
Valid
P7
0.437
Valid
P8
0.311
Valid
P9
0.273
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
72
Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat di simpulkan bahwa pada butir P4 tidak valid, karena nilai rhitung < rtabel yaitu 0.26. Dan untuk butir P1, P2, P3, P5, P6, P7, P8 dan P9 valid karena nilai rhitung > rtabel yaitu 0.26. Karena adanya data yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak vaild dibuang sehingga pertanyaan yang ada dalam kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya. Lalu pertanyaan yang valid di uji kembali validitasnya. Hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.9 Uji Validitas Gaya Kepemimpinan II Sub Variabel
Pertanyaan
Tipe Otoriter
Tipe Laissez faire
Tipe Demokratis
Koefisien Korelasi
Keterangan
P1
0.455
Valid
P2
0.576
Valid
P3
0.666
Valid
P5
0.783
Valid
P6
0.518
Valid
P7
0.481
Valid
P8
0.298
Valid
P9
0.303
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 • Kinerja Karyawan yang dinilai oleh karyawan CV. Palembang Express, dapat diuji Validitasnya yang dijelaskan pada tabel - tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Uji Validitas Kinerja Karyawan Sub Variabel
Kemampuan
Inisiatif
Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Keterangan
P1
0.163
Tidak Valid
P2
0.587
Valid
P3
0.409
Valid
P4
0.415
Valid
73
Ketepatan Waktu
Kualitas Hasil Kerja
Komunikasi
P5
0.332
Valid
P6
0.479
Valid
P7
0.548
Valid
P8
0.365
Valid
P9
0.621
Valid
P10
0.363
Valid
P11
0.477
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Berdasarkan hasil uji di atas maka dapat di simpulkan bahwa pada butir P1 tidak valid, karena nilai rhitung < rtabel yaitu 0.26. Dan untuk butir P2 sampai P11 valid karena nilai rhitung > rtabel yaitu 0.26. Karena adanya data yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak vaild dibuang sehingga pertanyaan yang ada dalam kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya. Lalu pertanyaan yang valid di uji kembali validitasnya. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.11 Uji Validitas Kinerja Karyawan II Sub Variabel
Kemampuan
Inisiatif
Ketepatan Waktu
Kualitas Hasil Kerja
Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Keterangan
P2
0.586
Valid
P3
0.410
Valid
P4
0.451
Valid
P5
0.323
Valid
P6
0.515
Valid
P7
0.566
Valid
P8
0.326
Valid
P9
0.615
Valid
74
Komunikasi
P10
0.388
Valid
P11
0.507
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 4.3.2 Uji Reliabilitas Data Setelah alat pengukuran telah di nyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data. Dalam melakukan pengujian reliabilitas sampel yang digunakan juga sebanyak 40 responden. Dasar pengambilan keputusan pada uji Reliabilitas ini yaitu : ¾
Bila Cronbach Alpha > 0.6 maka kusioner yang di uji reliabel.
¾
Bila Cronbach Alpha < 0.6 maka kusioner yang di uji tidak reliabel. Kepuasan kerja karyawan pada CV Palembang Express cabang Jakarta yang ditunjukkan pada lampiran 12 diringkas melalui tabel 4.12 berikut ini : Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Kepusan Kerja Karyawan
Cronbach Alpha
Keterangan
0.767
Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Gaya kepemimpinan pada CV Palembang Express cabang Jakarta yang ditunjukkan pada lampiran 13 diringkas melalui tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan
Cronbach Alpha
Keterangan
0.795
Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Kinerja karyawan pada CV Palembang Express cabang Jakarta yang ditunjukkan pada lampiran 14 diringkas melalui tabel 4.14 berikut ini :
75
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan
Cronbach Alpha
Keterangan
0.791
Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Secara keseluruhan berdasarkan hasil uji di atas dapat di simpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat pada kuesioner adalah reliable, karena Cronbach Alpha > 0.6. Hal ini menunjukkan alat ukur yang digunakan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkal - kali akan memberikan hasil yang serupa, stabil, atau konsistensi dalam megukur apa yang ingin di ukur dapat dipercaya kebenaranya sehingga dapat di gunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya.
4.4 Transformasi Data Ordinal Ke Data Interval Dari hasil kuesioner variabel kepuasan kerja karyawan ( X1 ), gaya kepemimpinan ( X2 ) dan kinerja karyawan ( Y ) sebelum di analisa lebih lanjut, data tersebut harus mempunyai skala interval. Untuk variabel X1, X2 dan Y, data yang di peroleh dari kuesioner berupa data dalam skala ordinal dan akan diubah menjadi data interval dengan menggunakan cara manual. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p.30), mentrasformasikan data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak - tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana denagn menggunakan MSI ( Method of Successive
Interval ). Langkah - langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut : 1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan; 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang disebut sebagai frekuensi;
76
3. Setiap frekuensi di bagi dengan banyaknya responden dan hasilnya di sebut proporsi; 4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor; 5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang di peroleh; 6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh ( dengan menggunakan tabel tinggi densitas ); 7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus : NS = ( Density at lower limit ) – ( Density at upper limit ) ( Area below upper limit ) – ( Area below lower limit ) 8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [ 1+|Nsmin | ] Tabel 4.15 Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel X1 ITEM
Alternatif Pertanyaan
Total
1
2
3
4
5
1
0
8
4
22
6
40
2
0
3
9
14
14
40
3
0
1
4
18
17
40
4
0
4
5
15
16
40
5
0
9
7
15
9
40
6
1
4
11
12
12
40
7
1
1
6
21
11
40
8
0
7
5
16
12
40
77
9
6
4
4
23
3
40
10
6
5
5
10
14
40
Frekuensi
14
46
60
166
114
400
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Menentukan Proporsi P1 = 14/400 = 0.035 P2 = 46/400 = 0.115 P3 = 60/400 = 0.15 P4 = 166/400 = 0.415 P5 = 114/400 = 0.285 Menentukan Proporsi Kumulatif PK1 = 0 + 0.035 = 0.035 PK2 = 0.035 + 0.115 = 0.15 PK3 = 0.15 + 0.15 = 0.30 PK4 = 0.30 + 0.415 = 0.715 PK5 = 0.715 + 0.285 = 1.00 Menentukan Nilai Z Nilai Z1 = 0.5 – 0.035 = 0.465 disesuaikan dengan tabel Z = -1.81 Nilai Z2 = 0.5 – 0.15 = 0.35
disesuaikan dengan tabel Z = -1.04
Nilai Z3 = 0.5 – 0.30 = 0.20
disesuaikan dengan tabel Z = -0.52
Nilai Z4 = 1 – 0.715 = 0.285
disesuaikan dengan tabel Z = 0.79
Nilai Z5 = 1 – 1 = 0
disesuaikan dengan tabel Z = ∞
Menentukan Densitas D1 = Nilai 1.81 pada tabel ordinal bernilai = 0.0775 D2 = Nilai 1.04 pada tabel ordinal bernilai = 0.2323
78
D3 = Nilai 0.52 pada tabel ordinal bernilai = 0.3485 D4 = Nilai 0.79 pada tabel ordinal bernilai = 0.2920 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal bernilai = 0 Menentukan Scale Value ( Skala Nilai ) SV1 = 0 – 0.0775 / 0.035 – 0 = -0.0775 / 0.035 = -2.21 SV2 = 0.0775 – 0.2323 / 0.15 – 0.035 = -0.1548 / 0.115 = -1.35 SV3 = 0.2323 – 0.3485 / 0.30 – 0.15 = -0.1162 / 0.15 = -0.77 SV4 = 0.3485 – 0.2920 / 0.715 – 0.30 = 0.0565 / 0.415 = 0.14 SV5 = 0.2920 – 0 / 1 – 0.715 = 0.2920 / 0.285 = 1.02 Menentukan Transformasi ( Skala Akhir ) Y = NS + (1+(NSmin ) ) Sa1 = (-2.21 + 3.21) = 1 Sa2 = (-1.35 + 3.21) = 1.86 Sa3 = (-0.77 + 3.21) = 2.44 Sa4 = ( 0.14 + 3.21) = 3.35 Sa5 = ( 1.02 + 3.21) = 4.23 Tabel 4.16 Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel X2 ITEM
Alternatif Pertanyaan
Total
1
2
3
4
5
1
4
10
18
6
2
40
2
0
10
12
11
7
40
3
0
7
10
19
4
40
5
0
1
10
20
9
40
6
0
4
16
14
6
40
7
0
1
13
17
9
40
79
8
0
2
9
15
14
40
9
0
0
2
20
18
40
Frekuensi
4
35
90
122
69
320
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Menentukan Proporsi P1 = 4/320 = 0.01 P2 = 35/320 = 0.11 P3 = 90/320 = 0.28 P4 = 122/320 = 0.38 P5 = 69/320 = 0.22 Menentukan Proporsi Kumulatif PK1 = 0 + 0.01 = 0.01 PK2 = 0.0 + 0.11 = 0.12 PK3 = 0.12 + 0.28 = 0.40 PK4 = 0.40 + 0.38 = 0.78 PK5 = 0.78 + 0.22 = 1 Menentukan Nilai Z Nilai Z1 = 0.5 – 0.01 = 0.49
disesuaikan dengan tabel Z = -2.33
Nilai Z2 = 0.5 – 0.12 = 0.38
disesuaikan dengan tabel Z = -1.18
Nilai Z3 = 0.5 – 0.40 = 0.10
disesuaikan dengan tabel Z = -0.25
Nilai Z4 = 1 – 0.78 = 0.22
disesuaikan dengan tabel Z = 0.58
Nilai Z5 = 1 – 1 = 0
disesuaikan dengan tabel Z = ∞
Menentukan Densitas D1 = Nilai 2.33 pada tabel ordinal bernilai = 0.0264 D2 = Nilai 1.18 pada tabel ordinal bernilai = 0.1989
80
D3 = Nilai 0.25 pada tabel ordinal bernilai = 0.3867 D4 = Nilai 0.58 pada tabel ordinal bernilai = 0.3372 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal bernilai = 0 Menentukan Scale Value ( Skala Nilai ) SV1 = 0 – 0.0264 / 0.01 – 0 = -0.0264 / 0.01 = -2.64 SV2 = 0.0264 – 0.1989 / 0.12 – 0.01 = -0.1725 / 0.11 = -1.57 SV3 = 0.1989 – 0.3867 / 0.40 – 0.12 = -0.1878 / 0.28 = -0.67 SV4 = 0.3867 – 0.3372 / 0.78 – 0.40 = 0.0495 / 0.38 = 0.13 SV5 = 0.3372 – 0 / 1 – 0.78 = 0.3372 / 0.22 = 1.53 Menentukan Transformasi ( Skala Akhir ) Y = NS + (1+(NSmin ) ) Sa1 = (-2.64 + 3.64) = 1 Sa2 = (-1.57 + 3.64) = 2.07 Sa3 = (-0.67 + 3.64) = 2.97 Sa4 = ( 0.13 + 3.64) = 3.77 Sa5 = (1.53 + 3.64) = 5.17 Tabel 4.17 Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval untuk Variabel Y ITEM
Alternatif Pertanyaan 1
2
3
Total
4
5
2
1
8
10
13
8
40
3
2
3
10
21
4
40
4
1
10
9
19
1
40
5
0
0
18
17
5
40
6
0
6
7
21
6
40
81
7
0
7
10
19
4
40
8
3
5
12
16
4
40
9
0
2
11
24
3
40
10
0
1
7
17
15
40
11
0
2
7
19
12
40
Frekuensi
7
44
101
186
62
400
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Menentukan Proporsi P1 = 7/400 = 0.02 P2 = 44/400 = 0.11 P3 = 101/400 = 0.26 P4 = 186/400 = 0.46 P5 = 62/400 = 0.15 Menentukan Proporsi Kumulatif PK1 = 0 + 0.02 = 0.02 PK2 = 0.02 + 0.11 = 0.13 PK3 = 0.13 + 0.26 = 0.39 PK4 = 0.39 + 0.46 = 0.85 PK5 = 0.85 + 0.15 = 1 Menentukan Nilai Z Nilai Z1 = 0.5 – 0.02 = 0.48
disesuaikan dengan tabel Z = -2.06
Nilai Z2 = 0.5 – 0.13 = 0.37
disesuaikan dengan tabel Z = -1.13
Nilai Z3 = 0.5 – 0.39 = 0.11
disesuaikan dengan tabel Z = -0.28
Nilai Z4 = 1 – 0.85 = 0.15
disesuaikan dengan tabel Z = 0.39
Nilai Z5 = 1 – 1 = 0
disesuaikan dengan tabel Z = ∞
82
Menentukan Densitas D1 = Nilai 2.06 pada tabel ordinal bernilai = 0.0478 D2 = Nilai 1.13 pada tabel ordinal bernilai = 0.2107 D3 = Nilai 0.28 pada tabel ordinal bernilai = 0.3836 D4 = Nilai 0.39 pada tabel ordinal bernilai = 0.3697 D5 = Nilai ∞ pada tabel ordinal bernilai = 0 Menentukan Scale Value ( Skala Nilai ) SV1 = 0 – 0.0478 / 0.02 – 0 = -0.0478 / 0.02 = -2.39 SV2 = 0.0478 – 0.2107 / 0.13 – 0.02 = -0.1629 / 0.11 = -1.48 SV3 = 0.2107 – 0.3836 / 0.39 – 0.13 = -0.1729 / 0.26 = -0.66 SV4 = 0.3836 – 0.3697 / 0.85 – 0.39 = 0.0139 / 0.46 = 0.03 SV5 = 0.3697 – 0 / 1 – 0.85 = 0.3697 / 0.15 = 2.46 Menentukan Transformasi ( Skala Akhir ) Y = NS + (1+(NSmin ) ) Sa1 = (-2.39 + 3.39) = 1 Sa2 = (-1.48 + 3.39) = 1.91 Sa3 = (-0.66 + 3.39) = 2.73 Sa4 = ( 0.03 + 3.39) = 3.42 Sa5 = ( 2.46 + 3.39) = 5.85
83
Tabel 4.18 Nilai Baru setelah Transformasi Data Ordinal ke Interval Opsi dari jawaban
Nilai baru
( Ordinal )
( Interval )
Variabel Kepuasan Kerja Karyawan 1
1
2
1.86
3
2.44
4
3.35
5
4.23
Variabel Gaya Kepemimpinan 1
1
2
2.07
3
2.97
4
3.77
5
5.17
Variabel Kinerja Karyawan 1
1
2
1.91
3
2.73
4
3.42
5
5.85
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
84
4.5 Uji Korelasi Uji korelasi di lakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent ( X ) dengan variabel dependent ( Y ). Berikut adalah tabel uji korelasi antara variabel X1, X2 terhadap Y. Tabel 4.19 Correlations
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 4.5.1 Analisis Hubungan Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang di tampilkan pada tabel 4.19, di peroleh angka korelasi antara variabel X1 ( kepusan kerja ) dan variabel Y ( kinerja karyawan ) sebesar 0.835 berarti hubungan antara variabel kepusan kerja dan kinerja karyawan sangat kuat dan searah ( karena hasilnya positif ). Sumbangan X1 dengan Y adalah KP = r2 x 100% = 0.8352 x 100% = 69.72%. Artinya sumbangan 69.72% variabel kenerja karyawan di jelaskan oleh kepuasan kerja karyawan dan sisanya 30.28% ditentukan oleh variabel lain, yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui generalisasi dari hubungan variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan, maka dilakukan uji signifikansi :
85
Hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan Ha = Ada hubungan yang signifikan
antara variabel kepuasan kerja karyawan dengan
kinerja karyawan Dasar Pengambilan Keputusan : •
Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
•
Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 >
Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji signifikansi koefisien korelasi untuk dua sisi ( 2-tailed ) dari output pada tabel 4.19 menghasilkan angka sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan α = 0.01, maka nilai Sig lebih kecil dari α ( Sig < 0.01 ) yaitu 0.000 < 0.01 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara variabel kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan. Angka 0.01 digunakan karena hasil penelitian SPSS memberikan angka signifikan sebesar angka 0.01 yang ditandai dengan (**). Standar SPSS berada di antara 0.01 samapi 0.05. 4.5.2 Analisis Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS yang di tampilkan pada tabel 4.19, di peroleh angka korelasi antara variabel X2 ( kepusan kerja ) dan variabel Y ( kinerja karyawan ) sebesar 0.445 berarti hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan cukup kuat dan searah ( karena hasilnya positif ). Sumbangan X1 dengan Y adalah KP = r2 x 100% = 0.4452 x 100% = 19.80%. Artinya sumbangan 19.80% variabel kinerja karyawan di jelaskan oleh gaya kepemimpinan dan sisanya 80.20% ditentukan oleh variabel lain, yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
86
Untuk mengetahui generalisasi dari hubungan variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, maka dilakukan uji signifikansi : Hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan Ha = Ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan Dasar Pengambilan Keputusan : •
Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
•
Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.01 >
Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji signifikansi koefisien korelasi untuk dua sisi ( 2-tailed ) dari output pada tabel 4.19 menghasilkan angka sebesar 0.004. Jika dibandingkan dengan α = 0.01, maka nilai Sig lebih kecil dari α ( Sig < 0.01 ) yaitu 0.004 < 0.01 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. 4.5.3
Analisis
Hubungan
Antara
Kepuasan
Kerja
Karyawan
dan
Gaya
Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja karyawan (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan diperlihatkan pada tabel 4.22. Berdasarkan tabel 4.22, bahwa besarnya hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0.858 atau ( RYX1X2 = 0.858). Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Koefisien
87
korelasi bertanda (+), artinya hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan searah, sehingga jika kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan naik maka kinerja karyawan juga akan naik. Dapat diartikan bahwa, apabila kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan CV. Palembang Express telah berperan dengan baik, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih baik lagi.
4.6 Analisis Jalur Hasil analisis perhitungan regresi yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 adalah sebagai berikut : Tabel 4.20 Anova digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel - variabel bebas (independent) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat (dependent). Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.20 ANOVA
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Tabel 4.21 Coefficients digunakan untuk mengetahui pengaruh secara individual antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini :
88
Tabel 4.21 Coefficients
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Tabel 4.22 Model Summary dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.22 Model Summary
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Dalam menganalisa pengaruh kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan metode path analysis adalah sebagai berikut : 1. Menghitung koefisien jalur secara simultan ( bersama - sama ) Uji secara simultan ditunjukkan pada tabel 4.20 Anova. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : Hipotesis : Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
89
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Dasar Pengambilan Keputusan : -
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
-
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Pada pengujian simultan, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari
nilai probabilitas tabel 4.20 diperoleh Sig = 0.000, karena 0.05 > Sig maka keputusan adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 2. Pengujian secara individual A. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Uji secara individual ditunjukkan pada tabel 4.21 Coefficients. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : Hipotesis : Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan. Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan. Dasar Pengambilan Keputusan : -
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
-
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
90
Secara individual, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai probabilitas tabel 4.21 diperoleh Sig = 0.000, karena 0.05 > Sig keputusan adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan. B. Gaya kepemimpinan berpengaruh atau berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis : Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Dasar Pengambilan Keputusan : -
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 < Sig ), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
-
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau ( 0.05 > Sig ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Secara individual, uji statistik yang digunakan adalah uji Sig. Jika dilihat dari nilai
probabilitas tabel 4.21 diperoleh Sig = 0.025, karena 0.05 > Sig keputusan adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Kerangka hubungan kausal empiris antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karawan dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut : Struktur :
Y = ρYX1 . X1 + ρYX2 . X2 + ρY ε1
R2
0.736
Y X1 X2 =
PY ε1
=
√ 1 - R2
Y X1 X2
= √ 1 – 0.736 = √ 0.264 = 0.514
91
ρYX1 = 0.771
X1
ε1 PY ε1= 0.514
r12 = 0.309 R2
= 0.736
Y X1 X2
Y
ρYX2 = 0.207
X2
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Gambar 4.10 Diagram Jalur Hubungan Kausal Empiris Kepuasan Kerja Karyawan dan gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan C. Kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau koefisien determinasi dan faktor residual dihitung sebagai berikut : besarnya kontribusi bersama X1 dan X2 terhadap Y adalah :
R2
Y X1 X2
= ∑ (ρYxk ).(ryk) = (ρYX1).( ryX1) + (ρYX2). ( ryX2) = ( 0.771 ) x ( 0.835 ) + ( 0.207 ) x ( 0.445 ) = 0.736. Berdasarkan tabel 4.22 model summary diperoleh nilai Sig Fchange sebesar 0.000.
Ternyata 0.000 < 0.05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terbukti bahwa kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sehingga dengan diketahuinya seluruh koefisien jalur dari hubungan seperti yang tergambar dalam gambar 4.10, dapat diketahui pengaruh langsung, serta pengaruh total dari tiap - tiap variabel tertentu.
92
Dari persamaan struktur diatas, dapat diartikan bahwa: 1. Kepuasan kerja karyawan mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 0.771. Artinya jika kepuasan kerja karyawan diberi penambahan nilai 1. Maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.771 dan begitu seterusnya. 2. Gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 0.207. Artinya jika kepuasan kerja karyawan diberi penambahan nilai 1. Maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.207 dan begitu seterusnya. 3. Kinerja karyawan apabila tidak dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan, maka nilainya adalah sebesar 0.514 Besarnya kontribusi kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara keseluruhan mempengaruhi kinerja karyawan. Jawaban dari masalah penelitian ini dapat di lihat secara ringkas melalui tabel berikut : Tabel 4.23 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Kepuasan Kerja Karyawan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Variabel
Pengaruh
Koefisien
Pengaruh
Jalur
Langsung
Total
Bersama
X1
0.771
0.771
59.4%
-
X2
0.207
0.207
4.2%
-
ε1
0.514
1 – 0.736 = 0.264
-
-
X1 dan X2
-
-
-
0.736 = 73.6%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009 Hasil Analisis Jalur Berdasarkan hasil perhitungan analisi jalur struktural tersebut, maka informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
93
1. Besarnya kontribusi kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan adalah 0.7712 = 0.594 atau 59.44% 2. Besarnya kontribusi gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan adalah 0.2072 = 0.042 atau 4.2% 3. Besarnya kontribusi kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan secara keseluruhan mempengaruhi kinerja karyawan adalah 0.736 = 73.6%. Sisanya sebesar 26.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
4.7 Implikasi Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa pengaruh dan hubungan antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 0.835. Selain itu, kepuasan kerja karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 0.771 dengan kontribusi sebesar 59.44%. Bila dilihat dari kondisi lapangan, Hal ini berarti bahwa karyawan pada CV. Palembang Express dalam mencapai kinerja yang baik di pengaruhi oleh rasa puas atau tidak puasnya bekerja di perusahaan tersebut. Jika karyawan tersebut merasa puas, maka kinerja karyawan tersebut akan mengalami peningkatan. Setelah dilakukan analisa pengaruh dan hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 0.445. Selain itu, gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 0.207 dengan kontribusi sebesar 4.2%. Dilihat dari kondisi lapangan Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan CV. Palembang Express dirasa cukup rendah
94
mempengaruhi kinerja para karyawannya. Walaupun gaya kepemimpinan yang diterapkan redah tetapi sedikitnya akan meningkatkan kinerja karyawannya. Bila dilihat lebih jauh, hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat, yaitu sebesar 0.858 dan terdapat pengaruh yang signifikan. Selain itu secara simultan, kontribusi kepuasan kerja karyawan dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 0.736 atau 73.6%. Dilihat dari kondisi lapangan, gaya kepemimpinan yang diterapkan dan rasa puas atau tidak puas dalam bekerja berpengaruh cukup tinggi terhadap peningkatan kinerja karyawan pada CV. Palembang Expres.