BAB 4 PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang Jasa Konstruksi
Pembangunan, khususnya untuk kontraktor pembangunan gedung, pabrik, hotel, residential, dan infrastruktur yang berdomisili di daerah Jakarta. Awalnya perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 di Jakarta, dimana memulai bisnis dalam bidang consultant engineering yang meliputi desain, perancangan, dan layanan pengawasan pembangunan. Seiring dengan pertumbuhan pembangunan di Indonesia PT.XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa consultant engineering dan tergabung dalam IKINDO (Ikatan Konsultan Indonesia) yang dimulai menangani perancangan proyekproyek “offshore” dari Mac Dermot selaku Pemberi Tugas yang kemudian merambah kepada perancangan gedung perkantoran,rumah sakit,hotel,pabrik-pabrik dan residential,diantaranya Gedung Tugu Pratama Indonesia yang berlokasi di jl.Rasuna Said-Jakarta Selatan,Rumah Sakit Kanker Dharmais di Slipi-Jakarta,Hotel Nalendra di jl.Cihampelas-Bandung,Pabrik Plywood SIWI di Surabaya – Jawa Timur dan Kawasan Pemukiman Kertas Kraft Aceh di LhoksemaweSumatera Utara. Seiring dengan pertumbuhan properti dan permintaan pasar di Indonesia,maka pada tahun 1992, PT.XYZ merubah ijin usaha bisnisnya menjadi Kontraktor Pelaksana Pembangunan dan tergabung dalam GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia). PT. XYZ mencoba mengembangkan layanan jasa konstruksi menjadi pelaksana pembangunan (kontraktor). Dalam
perkembangan era globalisasi, PT. XYZ pernah bekerja sama dengan Skanzka CZ a.s, H. A. Simon, PT. Chiyo. Keunggulan yang didapat oleh PT.XYZ adalah “tidak hanya membangun/pelaksana pembangunan saja” seperti pada umumnya kebanyakan Kontraktor,melainkan dapat juga melaksanakan “perancangan/disain”, yang mana menjadi suatu harapan yang lebih efisien dan efektif bagi Client/Owner/Pemberi Tugas (khususnya pihak swasta) yang menginginkan “satu pintu” sebagai penanggung jawab “proyek”.
4.2
Visi & Misi Perusahaan PT. XYZ mempunyai visi perusahaan yaitu Menjadi pemain favorit dalam perusahaan
jasa konstruksi di Indonesia. Misi dari PT. XYZ adalah mempersembahkan sebuah kehidupan yang lebih baik dengan menyediakan layanan jasa konstruksi berlandaskan Kepedulian, Kemitraan yang kuat dan pengalaman yang terbuktikan.
4.3
Proses Pemasaran Proses yang dilakukan PT. XYZ untuk memasarkan perusahaannya diawali dengan
mencari dan mendapatkan info suatu proyek baik itu secara langsung maupun tidak langsung.Info proyek ini masih bersifat prospek yang tentunya harus ditindak lanjuti lebih dalam untuk
menyelidiki
aspek,diantaranya:
kelayakan
suatu
proyek
dengan
mempertimbangkan
berbagai
• Performance dari pada client/Pemberi Tugas seperti kemampuan finansial,legalitas client/Pemberi Tugas. •
Lokasi Proyek, apakah didaerah perkotaan atau di remote area,hal ini untuk mengetahui dan mengantisipasi kesiapan perusahaan dalam menghadapi kendala-kendala yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa dalam mencari dan mendapatkan info suatu proyek tersebut didapat baik secara langsung maupun tidak langsung,yaitu sebagai berikut: • Secara langsung dengan cara pendekatan langsung bertemu dengan client/Pemberi Tugas. • Biasanya dengan cara seperti ini,proyek didapat atas Surat Penunjukan Langsung atau melalui Tender Terbatas. • Secara tidak langsung yaitu mencari & mendapatkan info dari berbagai media cetak maupun elektronik seperti, Koran, internet, kemudian website dan lain-lain. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pendaftaran untuk menjadi rekanan pihak client/Pemberi Tugas dengan melalui proses prakwalifikasi guna memenuhi persyaratanpersyaratan yang dipersyaratkan oleh pihak client/Pemberi Tugas.Setelah lolos dari proses ini,clien/Pemberi Tugas memberikan undangan ke perusahan/PT.XYZ untuk mengikuti proses tender.Proses tender pada umumnya memakan waktu kurang lebih 40 (empat puluh) hari kerja sampai ditentukan pemenang dari tender tersebut.
Tugas – tugas pokok manajer pemasaran pada PT. XYZ, adalah: •
New customer networking Membantu direktur mencari customer baru yang potensial
-
Memperluas jaringan kerja sama
-
Memperluas brand awareness PMW ke publik
-
Mengembangkan akses komunikasi dan informasi antara PMW customer atau calon customer.
•
Prospect development Secara Pro Aktif membuat dan mengajukan Proposal Rencana Proyek kepada calon customer potensial. -
Menentukan strategi pengembangan usaha.
-
Menjadi koordinator pembuatan Proposal Bisnis untuk bekerja sama bisnis baru dengan pihak lain yang berpotensi menghasilkan proyek baru bagi PT.XYZ.
-
Mendelegasikan kepada Kepala Proposal untuk pembuatan Proposal Preliminary Design yang feasible, workable dan profitable
•
Prospect to Project Hand Over Mengevaluasi draft usulan Surat Perintah Kerja atau draft Perjanjian Kerja, baik yang diusulkan PT. XYZ atau Customer.
•
Mendapatkan feedback dari customer saat pelaksanaan proyek selesai.
•
Memberikan Laporan Bulanan Pemasaran kepada Direktur
Selain dua cara diatas guna mendapatkan suatu proyek, bisa juga dengan cara “menciptakan proyek” yaitu dengan cara memadukan berbagai pihak misalnya antara client sebagai lander dengan pihak investor sebagai funder atau penyandang dana dan juga pihak pengelola (proyek hotel) sejauh hal ini diperlukan.
4.4
Proses Operasional Setelah mendapatkan proyek dengan diterbitkannya Surat Perintah Kerja yang didapat
baik itu secara langsung ataupun tidak langsung atas Penentuan Keputusan Pemenang Tender,maka Operasional melalui team proyek yang dikoordinir oleh seorang Proyek Manager menyusun Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek (RAPP) atas dasar Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disampaikan kepada Client/Pemberi Tugas dalam Dokumen Penawaran serta merinci lebih detail perihal jadwal pelaksanaan pembangunan.RAPP dan Jadwal Pelaksanaan tersebut ini akan menjadi pedoman seluruh biaya dan tahapan pelaksanaan proyek.Tahap awal pekerjaan di lapangan/proyek diawali dengan melaksanakan Pekerjaan Persiapan yang meliputi pekerjaan pemagaran keliling site dan membangun bangunan sementara/bedeng bagi keperluan staff proyek,pekerja dan gudang material. Tahapan pekerjaan pada suatu proyek gedung sebagai contoh meliputi pekerjaan-pekerjaan : •
Pekerjaan Pondasi
•
Pekerjaan Struktur Atas
•
Pekerjaan dinding dan lain-lain
•
Pekerjaan Mekanikal,Elektrikal & Plumbing
•
Pekerjaan Finishing
•
Pekerjaan Halam luar & landsekap
•
Pekerjaan Interior
4.5
Proses Akuntansi Proses akuntansi pada PT. XYZ masih menggunakan proses secara manual. Bukti – bukti
dasar secara kronologis dicatat dalam buku harian. Tiap akhir bulan masing – masing saldo dalam buku harian diposting kedalam buku bulanan. Proses Akuntansi PT. XYZ dibagi atas dua bagian, yaitu: 1. Keuangan kantor yaitu mengurusi seluruh biaya-biaya rutin keperluan kantor seperti urusan gaji pegawai,biaya umum dan biaya-biaya yang terkait dengan perijinan dan perpajakan. 2. Keuangan Proyek yaitu mengelola sumber pendanaan bagi pembiayaan proyek-proyek sesuai dengan RAPP yang telah ditentukan bagi setiap proyek dan memastikan tidak terjadinya hambatan pada pelaksanaannya di masing-masing proyek
4.6
Struktur organisasi PT. XYZ menggunakan system lini (garis) pada struktur organisasinya. Wewenang dan
perintah berasal dari atasan dan ditujukan secara langsung kepada bawahaannya. Bawahan harus melaksanakan serta mempertanggungjawabkan tugas dan pekerjaannya secara langsung kepada atasannya. Struktur organisasi dari PT. XYZ dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Sumber : Data Intern Perusahaan
Job description masing – masing posisi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Direktur Memimpin perusahaan atau proyek sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan menentukan langkah – langkah kebijakan dari perusahaan. 2. Internal Audit Membantu direktur yang berkaitan dengan hubungan internal perusahaan, antara lain : •
Pengendali rekaman dokumen direktur utama
•
Mengumpulkan informasi – informasi dan mengaudit informasi tentang kegiatan – kegiatan perusahaan berdasarkan operasional, finance, service, dan marketing yang kemudian di rekomendasikan kepada direktur utama sebagai bahan tinjauan management untuk langkah – langkah perbaikan/perubahaan yang diperlukan.
3. Legal & Administration Membantu direktur yang berkaitan dengan surat – surat perusahaan baik yang bersifat rahasia maupun umum dan berhubungan dengan Anggaran Keuangan Perusahaan. Legal & Administration bertanggung jawab secara penuh kepada Direktur. Tanggung jawaban Legal & administration adalah : •
Legal Advices to Director
•
Legal Document Keeper
•
Membuat dan memeriksa kontrak dengan pelanggan / client
•
Mengendalikan seluruh prosedur perusahaan
•
Menentukan “Honour & Penalty”
4. Operasional Manager Operasional tugasnya antara lain : •
Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk.
•
Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi penerapannya.
•
Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran.
•
Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas.
•
Membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas.
•
Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk menghindari keterlambatan.
•
Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung.
•
Memberi laporan manajemen sesuai bidangnya.
5. Finance & Services •
Menghitung realisasi biaya langsung dan tidak langsung
•
Mengurus hal – hal yang berhubungan dengan perpajakan
•
Menyelenggarakan pencatatan untuk seluruh transaksi yang terjadi di perusahaan, dan menyampaikan laporannya kepada Administrasi untuk diteliti dan diteruskan kepada direktur utama yang akan dipergunakan keperluan kompilasi transaksi.
6. Marketing •
Mencari dan mengembangkan prospek proyek baru
•
Mencapai target pendapatan perusahaan
•
Memngembangkan sistem pemasaran
7. Construction •
Pemantauan dan pembinaan kinerja proyek ( teknik dan mutu)
•
Anggota tim klarifikasi dan negosiasi pembelian
•
Tim evaluasi kinerja personal proyek
•
Menyusun dokumen konstruksi untuk tender
•
Menentukan harga pokok produksi
•
Melaksanakan pengembangan desain
8. Procurement •
Merupakan Team pembuatan/ pemeriksaan RAPP
•
Standarisasi harga satuan pekerjaan dan upah
•
Mengupdate data base harga material
•
Mengevaluasi subkon dan supplier
•
Melaksanakan pengadaan subkon, material dan upah
•
Membuat rencana anggara procurement
•
Membuat laporan anggaran procurement
•
Memeriksa tagihan subkon/supplier
9. Controller a. Administrasi konstruksi: •
Pemeriksaan pengajuan anggaran (Aspek Rencana Konstruksi)
•
Pemeriksaan laporan anggaran (Aspek Rencana konstruksi)
•
Administrasi Sumber Daya Manusia Proyek (kecuali kontrak PKWT)
•
Pemantauan kinerja proyek (biaya dan jadwal)
•
Membuat laporan bulanan kinerja proyek
•
Mengevaluasi laporan akhir
b. Project accounting •
Monitoring A/P dan A/R
•
Pemeriksaan pengajuan anggaran (aspek keuangan)
•
Pemeriksaan laporan anggaran (aspek keuangan)
•
Merencanakan dan melaporkan status cash flow keuangan proyek
•
Pelaksana harian distribusi anggaran proyek
10. HSE ( Health, Safety, Enviroment) Membantu operasional dalam menentukan prosedur keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja karyawan. Data tersebut dikumpulkan kemudian diberikan kepada manager operasional. Tugasnya meliputi : •
Membuat standar pengendalian resiko HSE
•
Membimbing pengendalian HSE proyek
•
Mengadakan peralatan HSE
11. QA (Quality Assurance) •
Melakukan evaluasi kerja ke semua bagian/department
•
Melakukan evaluasi pelatihan kerja karyawan dan staf kerja
•
Membuat protap kriteria pemasok
12. Personnel (HRD) •
Memenuhi kebutuhan SDM
•
Menyusun job description dan KPI
•
Menyusun standar kemampuan SDM
•
Membuat prosedur SDM
•
Melakukan performance Appraisal
•
Membuat kontrak SDM PKWT
13. General Affair •
Mengelola dan memelihara asset kantor
•
Mengelola dan memelihara peralatan produksi
14. Planning & engineering •
Mencari dan mengembangkan prospek proyek baru
•
Membuat preliminary design sesuai kebutuhan dan persyaratan dari client/pelanggan
•
Melakukan value enggineering/optimalisasi desain sejauh diperlukan.
15. Proposal •
Mencari dan mengembangkan prospek proyek baru
•
Membuat desain/proposal proyek keoada calon pelanggan/client
•
Membuat preliminary design
•
Menyusun finalisasi penawaran untuk pelanggan
16. Commercial •
Membuat perkiraan biaya suatu rencana proyek baru
•
Membuat Finalisasi Rencana Anggaran Biaya pada proses pelelangan/tender
4.7
Aspek Kegiatan PT. XYZ Dalam kegiatan usahanya, PT. XYZ menjalankan jenis usaha di bidang jasa konstruksi.
Yang terdiri dari : 1. Jasa Perencanaan Konstruksi. Jasa Perencanaan Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseoranga atau badan usaha yang dinyatakan ahli profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain. Contohnya : memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. 2. Jasa Pelaksanaan Konstruksi. Jasa Pelaksanaan Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain. Contohnya : memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi.
4.8
Hasil dan Pembahasan Penulis melakukan penelitian pada PT. XYZ pada bulan februari sampai bulan mei
2013. Pada penelitian tersebut, penulis berhasil mendapatkan data-data perusahaan seperti
laporan neraca arus kas perusahaan, laporan laba rugi perusahaan, rincian biaya perusahaan, dan berbagai macam aktivitas - aktivitas perusahaan. Data-data tersebut akan diolah sesuai dengan tahapan – tahapan dalam pembahasan penelitian tersebut. Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan:
4.8.1 Mengumpulkan Data-data yang Berkaitan dengan Aktivitas Perusahaan Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Data-data yang dibutuhkan terkait dengan analisa yang akan dilakukan adalah laporan keuangan laba rugi, data rincian biaya perusahaan, kemudian data aktivitas – aktivitas perusahaan. Data tersebut dialokasikan berdasarkan aktivitas – aktivitas perusahaan tersebut. . Data informasi aktivitas perusahaan digunakan untuk mengetahui aktivitas yang terjadi dalam perusahaan dan mengidentifikasi pemicu biaya dari tiap aktivitas yang dilakukan serta kemungkinan dalam pencapaian penurunan biaya.
4.8.2 Mengidentifikasi Aktivitas – aktivitas perusahaan ke dalam Aktivitas Value Chain Perusahaan dapat mencapai keunggulan biaya jika perusahaan tersebut mengetahui aktivitas-aktivitasnya kemudian mengelompokkannya
ke
dalam aktivitas
value chain. Berikut ini peneliti akan menyajikan data-data aktivitas PT. XYZ yang telah dikelompokkan ke dalam aktivitas value chain. 1. Inbound logistic Dimana aktivitas perusahaan nya terdiri dari pembelian material – material yang
diperlukan di dalam proyek, pengadaan sumber daya manusia, seperti para tenaga kerja proyek. 2. Operasi Aktivitas perusahaan ini terjadi pada saat proyek itu berlangsung, dimana terjadi aktivitas survey proyek, kemudian pemakaian logistic support. 3. Outbound logistic Aktivitas perusahaan setelah proyek itu selesai, dimana dalam PT. XXX terhadap aktivitas pemeliharan dan perbaikan. Aktivitas Pemeliharan berlangsung 3 bulan sekali, 5 bulan sekali, tergantung prosedur permintaan dari para client. Aktivitas perbaikan terjadi bila proyek tersebut mengalami beberapa kerusakan, kemudian dapat di klaim atau istilahnya mendapatkan garansi dalam perbaikan proyek tersebut, 4. Pemasaran Aktivitas perusahaan dalam bidang pemasaran terdiri dari promosi, tender dan prakualifikasi 5. Pelayanan Aktivitas perusahan dalam bagian pelayanan lebih terhadap para karyawan dan tenaga kerja proyek, seperti pelayanan dalam kesehatan dan keselamatan karyawan pada saat proyek itu berlangsung 6. Pengadaan Aktivitas perusahaan yang terdiri dari administrasi pada saat proyek itu berlangsung, kemudian biaya umum lainnya, dan perhitungan kebutuhan perlengkapan dan peralatan kantor. 7. Pengembangan dan Tekhnologi
Aktivitas perusahaan lebih ke Pengembangan Mutu Tenaga kerja dan Karyawan Kantor, seperti mengikuti seminar, kemudian penyuluhan dalam metode mesin baru, training dalam metode pelaksanaan. 8. Manajemen Sumber daya manusia Aktivitas perusahaan yang terdiri dari pemakaian karyawan Kantor, Pemberian pelatian Karyawan, Kebijakan kompensasi dan penghargaan atas hasil kerja karyawan, dan kesejahteraan karyawan. 9. Infrastuktur perusahaan Aktivitas perusahaan ini berhubungan dengan pajak, asuransi, perijinan. Aktivitas ini berguna pada saat berlangsungnya pengadaan proyek dan aktivitas perusahaan secara internal.
4.8.3 Mengidentifikasi Biaya dan Mengalokasikannya ke dalam Aktivitas Perusahaan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi biaya dengan menganalisis rincian biaya – biaya perusahaan dari data biaya perusahaan dan data laporan laba rugi perusahaan yang kemudian dialokasikan ke dalam aktivitas value chain: Tabel 4.1 Aktivitas – aktivitas Biaya No
Aktivitas Value Chain
Aktivitas-aktivitas perusahaan
AKTIVITAS PRIMER 1
Logistik ke dalam
Biaya material, biaya upah tenaga kerja, biaya subkon perencanaan, biaya sub kontraktor, biaya rumah tangga proyek.
2
Operasi
Biaya
sewa
peralatan
mesin,
biaya
perjalanan dinas, biaya gaji proyek, biaya perijinan, biaya umum & administrasi proyek. 3.
Logistik ke luar
Biaya perbaikan dan pemeliharaan
4.
Pemasaran
Biaya perjalanan dinas, biaya promosi, biaya tender dan prakualifikasi, biaya lain – lain
5.
Pelayanan
Biaya K3 ( Kesehatan dan keselamatan kerja), biaya asuransi proyek
AKTIVITAS SEKUNDER 6.
Procurement
Biaya umum lainnya, biaya perbaikan & pemeliharaan, biaya penyusutan aktiva tetap,
biaya
jasa
professional,
biaya
perjalanan dinas, biaya kantor. 7.
Infrastuktur perusahaan
Biaya asuransi, biaya pajak
8.
Manajemen Sumber daya
Biaya gaji karyawan
Manusia 9.
Pengembangan &
Biaya Peningkatan Sumber Daya Manusia
Tekhnologi Sumber : diolah dari data intern perusahaan
4.8.4 Mengkomposisikan Biaya Pada Aktivitas Value Chain Tabel 4.2 Komposisi Biaya Pada Aktivitas Primer Value Chain
No. 1 2 3 4 5
Kegiatan Rantai Nilai Inbound Logistic Operasi Outbound Logistic Pemasaran Pelayanan Jumlah Biaya
2011 Rp Rp Rp Rp Rp Rp
63,820,935,871,4,762,189,284,1,395,984,484,269,588,720,218,858,566,70,467,556,925,-
% 90.57% 6.76% 1.98% 0.38% 0.31% 100.00%
2012 Rp Rp Rp Rp Rp Rp
%
64,885,385,516,4,074,219,143,1,372,474,578,195,475,155,147,822,943,70,675,377,335,-
91.81% 5.76% 1.94% 0.28% 0.21% 100.00%
Average (%) 91.19% 6.26% 1.96% 0.33% 0.26% 100.00%
Sumber : diolah dari data peneliti
Tabel 4.3 Komposisi Biaya Pada Aktivitas Sekunder Value Chain Kegiatan No.
2011
Rantai Nilai
%
2012
%
Average (%)
1
Infrastruktur
Rp
732,155,567,-
12.79% Rp
887,253,944,-
14.68%
13.74%
2
Pengadaan
Rp
1,665,419,815,-
29.09% Rp
1,700,169,027,-
28.13%
28.61%
3
Manajemen Sumber daya Rp Manusia
3,295,336,359,-
57.57% Rp
3,383,463,121,-
55.98%
56.77%
Rp
31,253,120,-
0.55% Rp
73,201,788,-
1.21%
0.88%
Rp
5,724,164,860,-
100.00% Rp
6,044,087,880,-
100.00%
100.00%
4
Pengembangan dan Tekhnologi Jumlah Biaya
Sumber : diolah dari data peneliti 4.9
Pembahasan Pengolahan data Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa PT. XYZ lebih banyak melakukan
aktivitas primer daripada aktivitas sekunder. Berikut merupakan pembahasan proporsi aktivitas – aktivitas biaya pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut:
4.9.1 Inbound Logistic Aktivitas Inbound logistic memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 63.820.935.871,untuk tahun 2011 dan Rp. 64.885.385.516,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Inbound Logistic
sebesar 90,57% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar
91,81%. Aktivitas Inbound Logistic memiliki proporsi terbesar dari aktivitas primer yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Inbound Logistic:
Tabel 4.4 Aktivitas Biaya dalam Aktivitas Inbound Logistic Aktivitas Biaya
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
Biaya Material
25.164.364.629
11.389.292.085
Biaya Upah tenaga Kerja
1.359.340.544
3.826.600.480
Biaya Sub Pengadaan
28.993.784.291
37.892.426.418
Biaya Subkon
7.991.636.056
11.464.520.075
391.810.351
312.546.458
Biaya Rumah Tangga Proyek
Sumber: diolah oleh peneliti
4.9.2 Operasi Aktivitas Operations memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 4.762.189.284,- untuk tahun 2011 dan Rp. 4.074.219.143,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Operations
sebesar 6,76% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 5,76%.
Aktivitas Operations
memiliki proporsi terbesar kedua dari aktivitas primer yang
dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Operations. Tabel 4.5 Aktivitas biaya dalam Operasional Aktivitas Biaya
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
Biaya Sewa Peralatan Mesin
854.874.809
965.091.673
Biaya Perijinan
10.000.000
40.000.000
Biaya Umum & Adm. Proyek
57.678.270
22.090.909
Biaya Dinas Perjalanan
555.856.464
169.005.197
3.283.779.741
2.878.031.364
Biaya Gaji Proyek
Sumber : diolah oleh peneliti
4.9.3 Outbound Logistic Aktivitas Outbound logistic memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 1.395.984.484,untuk tahun 2011 dan Rp. 1.372.474.578,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Outbound Logistic sebesar 1,98% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 1,94%. Aktivitas Outbound Logistic memiliki proporsi terbesar ketiga dari aktivitas primer yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Outbound Logistic: Tabel 4.6 Aktivitas Biaya dalam Outbound Logistic Aktivitas Biaya Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
1.395.984.484
1.372.474.578
Sumber: Diolah oleh Peneliti
4.9.4 Pemasaran Aktivitas Pemasaran memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 269.588.720,- untuk tahun 2011 dan Rp. 195.475.155,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Pemasaran sebesar 0.38% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 0.28%. Aktivitas Pemasaran memiliki proporsi terkecil kedua dari aktivitas primer yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Pemasaran: Tabel 4.7 Aktivitas Biaya dalam Pemasaran Aktivitas Biaya
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
Biaya Perjalanan Dinas
83.569.134
83.012.155
Biaya Promosi
38.622.888
8.323.000
Biaya Tender & Prakualifikasi
135.463.926
99.462.000
Biaya Lain – lain
11.932.772
4.678.000
Sumber: Diolah oleh Peneliti 4.9.5 Pelayanan Aktivitas Pelayanan memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 218.858.566,- untuk tahun 2011 dan Rp. 147.822.943,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Pelayanan sebesar 0.31% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 0.21%. Aktivitas Pelayanan memiliki proporsi paling kecil dari aktivitas primer yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Pelayanan: Tabel 4.8 Aktivitas Biaya dalam Pelayanan Aktivitas Biaya
Biaya K3 (kesehatan dan keselamatan kerja
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
70.940.271
50.454.545
Biaya Asuransi Proyek
147.918.295
97.368.398
Sumber: diolah oleh peneliti 4.9.6 Infrastruktur Aktivitas Infrastruktur memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 732.155.567
,-
untuk tahun 2011 dan Rp. 887.253.944,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Infrastruktur sebesar 12.79% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 14.68%. Aktivitas Infrastruktur memiliki proporsi ketiga terbesar dari aktivitas sekunder yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Infrastruktur: Tabel 4.9 Aktivitas Biaya dalam Infrastruktur Aktivitas Biaya
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
Biaya Asuransi
710.255.397
854.415.074
Biaya Pajak
21.900.170
32.838.870
Sumber: diolah oleh peneliti 4.9.7 Procurement Aktivitas Procurement / Pengadaan memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 1.665.419.815,- untuk tahun 2011 dan Rp. 1.700.169.027,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Procurement sebesar 29.09% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 14.68%. Aktivitas Procurement memiliki proporsi kedua terbesar dari aktivitas sekunder yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Procurement: Tabel 4.10 Aktivitas Biaya dalam Pengadaan Aktivitas Biaya
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
Biaya Umum Lainnya
47.534.000
19.000.000
Biaya Perbaikan & Pemeliharaan
29.150.000
48.963.500
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
163.279.097
244.903.656
Biaya Jasa Profesional
80.586.224
91.311.224
BIaya Perjalanan Dinas
131.776.317
204.660.890
1.213.094.177
1.091.329.757
Biaya Kantor
Sumber: Diolah oleh Peneliti
4.4.8 Manajemen Sumber Daya Manusia Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 3.295.336.359,- untuk tahun 2011 dan Rp. 3.383.463.121,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia sebesar 57.57% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 56.77%. Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki proporsi paling terbesar dari aktivitas sekunder yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia: Tabel 4.11 Aktivitas Biaya dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Aktivitas Biaya
Biaya Gaji Karyawan
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
3.295.336.359
3.383.463.121
Sumber: Diolah oleh Peneliti
4.9.9 Pengembangan & Tekhnologi Aktivitas Pengembangan & Tekhnologi memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 31.253.120,- untuk tahun 2011 dan Rp. 73.201.788,- untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Pengembangan & Tekhnologi sebesar 0.55% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 1.21%. Aktivitas Pengembangan & Tekhnologi memiliki proporsi paling terbesar dari aktivitas sekunder yang dilakukan PT. XYZ. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Pengembangan & Tekhnologi: Tabel 4.12 Aktivitas Biaya dalam Pengembangan & Tekhnologi Aktivitas Biaya
Biaya
Peningkatan
Sumber
Daya
Tahun 2011
Tahun 2012
(dalam Rupiah)
(dalam Rupiah)
31.253.120
73.201.788
Manusia Sumber: Diolah oleh Peneliti
4.10
Perhitungan Nilai Margin pada Value Chain Dalam menghitung nilai margin didapat dari laporan laba rugi perusahaan. Dan untuk
mencari nilai margin pada Value Chain maka harus diketahui pendapatan rata-rata dari perusahaan dalam kurun waktu dua periode atau dua tahun, yaitu: 4.10.1 Rata – rata Pendapatan tahun 2011 & 2012 Rata – rata pendapatan didapat dari jumlah dari pendapatan per tahun dibagi dengan berapa tahun pendapatan tersebut. Dengan itu di dalam penelitian ini didapatkan perumusan sebagai berikut: Rata – rata Pendapatan = (Pendapatan Th. 2011+ Pendapatan Th. 2012) / 2
= (Rp 78.240.579.436 + Rp. 80.528.449.374) / 2 = (Rp. 158.769.028.810) / 2 = Rp. 79.384.514.405
4.10.2 Rata-rata Biaya Pada Aktivitas Utama Dalam perhitungan biaya rata – rata aktivitas utama tahun 2011 dan 2012 adalah dimana jumlah biaya utama dibagi dengan periode waktu biaya aktivitas utama, maka didapat rumus ebagai berikut: Rata – rata biaya aktivitas utama = (Jumlah Biaya Th. 2011 + Jumlah Biaya Th. 2012) / 2 = (Rp. 70.467.556.925 + Rp. 70.675.377.335 ) /
2
= Rp. 70.571.467.130
4.10.3 Rata-rata Biaya Pada Aktivitas Penunjang Dalam perhitungan biaya rata – rata aktivitas sekunder tahun 2011 dan 2012 adalah dimana jumlah biaya sekunder dibagi dengan periode waktu biaya aktivitas sekunder, maka didapat rumus sebagai berikut: Rata – Rata biaya aktivitas sekunder = (Jumlah Biaya Th. 2011 + Jumlah Biaya Th. 2012) / 2 = (Rp 5.724.164.861 + Rp. 6.044.087.880 / 2 = Rp. 5.884.126.371
4.10.4 Margin Dari Aktivitas Utama Sebagai Hasil Perbandingan Nilai margin didapat dari rata – rata pendapatan dikurang dengan rata – rata aktivitas biaya, hasilnya dibagi dengan rata – rata pendapatan. Yang diperoleh rumusnya sebagai berikut: Margin aktivitas primer
= ((rata – rata pendapatan + rata – rata biaya aktivitas)/rata – rata biaya aktivitas) x 100% = ((Rp. 79.384.514.405 + Rp. 70.571.467.130) Rp. 79.384.514.405) x 100% = 11.10%
Margin aktivitas sekunder
= ((rata – rata pendapatan + rata – rata biaya aktivitas)/rata – rata biaya aktivitas) x 100% = ((Rp.79.384.514.405 + Rp. 5.884.126.371)/ Rp.79.384.514.405) x 100% = 92.59%
4.11
Elemen Aktivitas – aktivitas Perusahaan Berdasarkan pengolahan data dan perhitungan nilai margin aktivitas primer & sekunder,
dapat dilihat elemen aktivitas – aktivitas perusahaan PT. XYZ. Berikut akan dilampirkan gambar Elemen aktivitas perusahaan berserta presentase dan nilai margin perusahaan dari PT. XYZ:
Gambar 4.2 Elemen Aktivitas – Aktivitas PT. XYZ Sumber: Diolah oleh peneliti Dari gambar tersebut dapat dilihat adanya peningkatan nilai margin sebesar 11,10 % dalam aktivitas primer, maka dari itu PT. XYZ perlu terus mempertahankan aktivitas – aktivitas yang ada didalam aktivitas primer, sedangkan pada aktivitas sekunder mengalami penurunan sekitar 7,41% yang dapat dilihat bahwa nilai marginnya minus, dalam aktivitas sekunder perlu ada penangan secara khusus atau aktivitas ini perlu lebih diperhatikan biaya – biaya yang ada didalam aktivitas ini.
4.12
Implikasi Manajerial Aktivitas Inbound logistic
memiliki proporsi biaya terbesar dalam aktivitas primer
perusahaan. Aktivitas ini merupakan aktivitas penentu untuk mencapai keunggulan bersaing perusahaan. Pada aktivitas inilah ditentukan baik atau tidaknya bahan baku dan tenaga kerja pada suatu proyek, dimana mutu dan kualitas jasa akan menjadi pertimbangan bagi calon client. Untuk
itu PT. XYZ harus selalu menjaga mutu jasa perusahaannya. Untuk mendukung pemeliharan mutu perusahaan harus melakukan strategi Cost Leadership (Biaya Kepemimpinan) dimana PT. XYZ menekankan biaya bahan baku lebih murah dibandingkan dengan pesaing, tetapi dengan kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan pesaing lainnya. Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia juga memiliki proporsi biaya terbesar dalam aktivitas sekunder pada PT. XYZ. Aktivitas ini juga merupakan aktivitas penentu untuk meningkatkan keunggulan kompetitif, dengan memposisikan dengan baik perekrutan dan pelatihan tenaga Sumber Daya Manusia yang handal akan sangat mempengaruhi kualitas mutu dari PT. XYZ. Selain itu juga karena lingkup persaingan PT. XYZ cukup luas, sehingga pangsa pasar yang didapat juga cukup besar, maka dari itu PT. XYZ harus memberikan nilai terbaik untuk para client dengan merekrut tenaga – tenaga ahli yang profesional. Dalam strategi Generik PT. XYZ masuk kedalam tipe 2 dimana menggunakan strategi Cost Leadership dengan nilai yang terbaik, berikut dapat dipaparkan dalam sebuah gambar berikut:
Gambar 4.3 Penempatan Strategi untuk PT. XYZ Sumber: Diolah oleh Peneliti Aktivitas operasi, pemasaran dan pelayanan pada PT. XYZ tidak perlu adanya penangan secara khusus yang dapat dijadikan sumber dari keunggulan kompetitif. Aktivitas Outbound
Logistic dapat dipertimbangkan pada saat perbaikan dan pemeliharaan proyek, dimana dapat dilakukan pemeliharaan sesuai dengan permintaan para client, biasanya tahapan dilakukan perbaikan dan pemeliharaan setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setiap 12 bulan sekali. Aktivitas Pengadaan dan infrastruktur perusahan pada PT. XYZ tidak perlu adanya penanganan secara khusus yang dapat dijadikan sumber dari keunggulan kompetitif. Aktivitas Pengembangan dan tekhnologi dapat dipertimbangkan pada saat peningkatan mutu tenaga kerja ahli dengan pelatihan yang baik tenaga kerja, kemudian juga perancangan Sistem Informasi yang lebih modern sesuai dengan perkembangan tekhnologi dalam sistem internal perusahaan, guna untuk pencapaian perusahaan yang lebih efisien. Tujuan yang ingin dicapai pada penerapan analisis value chain adalah hendak menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara aktivitas primer dan sekunder. Keterkaitan ini muncul dalam hal koordinasi dan optimasi antara aktivitas yang dapat mendukung strategi Cost Leadership guna untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Koordinasi yang baik tercemin dalam aktivitas Inbound Logistic dengan Infrastuktur perusahaan dalam hal pengadaan jasa profesional. Pada PT. XYZ pengadaan jasa professional dilakukan oleh aktivitas infrastruktur perusahaan. Dengan adanya koordinasi yang baik, maka PT. XYZ dapat memposisikan dengan benar tenaga – tenaga kerja yang profesional (sub pengadaan dan subkon) di dalam suatu proyek, dengan itu dapat memaksimalkan hasil kualitas jasa yang dapat memuaskan para client. Antara aktivitas Inbound Logistic dengan aktivitas operasi mempunyai keterkaitan. Penanganan bahan baku proyek yang baik akan sangat berpengaruh pada kinerja aktivitas operasi. Aktivitas Sumber Daya Manusia juga terkait dengan aktivitas Pengembangan & Tekhnologi. Perekrutan dan pelatihan tenaga kerja proyek dan perusahaan yang handal akan sangat mempengaruhi kinerja aktivitas operasi dan mutu kualitas
tenaga – tenaga ahli di dalam perusahaan. Dengan daya optimasi dan koordinasi yang baik antar aktivitas maka akan sangat mendukung kinerja dan mutu kualitas perusahaan.