Bab 4 PEMBAHASAN
PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang kegiatan utamanya sebagai distributor langsung untuk atap baja ringan. PT. XYZ menjual asesoris untuk pembuatan atap, dinding dan lantai bangunan, bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan atap baja ringan dan asesorisnya adalah zincalume. Zincalum merupakan sejenis seng yang dilapisi almunium agar tahan karat atau tahan dari korosi. PT. XYZ menjual prouk ke industri unuk pembuatan gudang pabrik atau bangunan. Saat pajak terutang PT. XYZ adalah saat penyerahan Barang Kena Pajak, sedangkan untuk tempat terutang adalah sesuai dengan tempat dimana perusahaan dikukuhkan sebagai berikut : 1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%(sepuluh persen) atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 2. Membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 3. Melakukan setoran pajak yang terutang pada akhir bulan berikut setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan. 4. Menyampaikan laporan perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. 5. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapih dan tertib. 6. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 7. Melampirkan Daftar Ringkasan Pembelian dan Daftar Ringkasan Penjualan pada Surat Pemberitahuan Masa jika diminta. 37
4.1
Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai
4.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) atas pembelian Barang Kena Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Masukan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah pajak masukan atas perolehan BKP/JKP yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dari BKP/JKP yang dijual. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan memiiki syarat yaitu : Syarat formal : 1.
Tercantum dalam faktur pajak dan dalam dokumen yang dilakukan sebagai faktur pajak dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Belum dilakukan pemeriksaan. Syarat material : 1. Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha . 2. Belum dibebankan sebagai biaya. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan Pasal 9 ayat (8) UndangUndang Pajak Pertambahan Nilai ditegaskan bahwa Pengkreditan Pajak Masukan sebagai mana yang dimaksut pada Pasal 9 ayat (2) tidak dapat dikreditkan bagi pengeluaran untuk : 1. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
38
2. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha. 3. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan. 4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. 5. Memberikan kepastian hukum bahwa Pajak Masukan yang diperoleh sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat dikreditkan. 6. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak yang Faktur Pajaknya
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak. 7. Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas ketetapan pajak tersebut tidak merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. 8. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.
Pembelian yang dilakukan oleh PT. XYZ menghasilkan Pajak Masukan pada Januari – Desember tahun 2010 sebesar Rp565.754.379.,- pada tahun 2011 sebesar Rp1.454.077.689,- dan pada tahun 2012 sebesar Rp1.102.470.292,-
39
Tabel 4.1 PT. XYZ Pajak Masukan Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak
DPP
Pajak Masukan
Jumlah
Januari
396.434.735
39.643.474
436.078.209
Februari
567.615.828
56.761.583
624.377.411
Maret
437.274.296
43.727.430
481.001.726
April
348.180.792
34.818.079
382.998.871
519.560.650
51.956.065
571.516.715
Mei Juni
321.306.890
32.130.689
353.437.579
Juli
172.685.847
17.268.585
189.954.432
Agustus
566.501.355
56.650.136
623.151.491
September
274.691.856
27.469.186
302.161.042
Oktober
818.147.088
81.814.709
899.961.797
November
381.537.314
38.153.731
419.691.045
Desember
853.607.139
85.360.714
938.967.853
Total
5.657.543.790
565.754.379
5.905.204.348
Dari tabel 4.1 diatas,dapat dilihat besarnya Pajak Masukan yang dibayarkan oleh PT. XYZ dari pembelian kepada supplier sebesar Rp5.657.543.790,- menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp565.754.379,-
dengan total pembelian pada tahun 2010
sebesar Rp5.905.204.348,- Pada bulan Oktober perusahaan melakukan pembelian yang cukup banyak yaitu sebesar Rp818.147.088,- dan menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp81.814.709,- jadi total pembelian dibulan Oktober sebesar Rp899.961.797,-
40
Tabel 4.2 PT. XYZ Pajak Masukan Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak
DPP
Pajak Masukan
Jumlah
Januari
1.020.712.067
102.071.206
1.122.783.273
Februari
662.660.059
66.266.005
728.926.064
Maret
1.503.043.453
150.304.345
1.653.347.798
April
942.837.629
94.283.762
1.037.121.391
Mei
783.439.864
78.343.986
861.783.850
Juni
213.307.242
21.330.724
234.637.966
Juli
1.285.384.206
128.538.420
1.413.922.626
Agustus
3.270.801.464
327.080.146
3.597.881.610
September
2.614.150.348
261.415.034
2.875.565.382
Oktober
889.814.856
88.981.485
978.796.341
November
488.248.475
48.824.847
537.073.322
Desember
866.377.292
86.637.729
953.015.021
14.540.776.955
1.454.077.689
15.994.854.644
Total
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa besarnya Pajak Masukan yang dibayarkan Perusahaan dari pembelian kepada supplier sebesar Rp14.540.776.955,- dan menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp1.454.077.689,-
maka kas yang harus
dibayarkan oleh perusahaan pada tahun 2011 sebesar Rp1.454.077.689,- dengan total pembelian ditahun 2011 sebesar Rp15.994.854.644,- termasuk dengan Pajak Pertambahan Nilai. Di bulan Agustus 2011 PT. XYZ melakukan pembelian yang cukup banyak dikarenakan untuk mencukupi persediaan barang yang akan dijual dengan total pada bulan Agustus sebesar Rp3.597.881.610,- sudah termasuk Pajak Masukan sebesar 41
10%. Dan dibulan Agustus membeli kembali dengan jumlah yang lebih besar Rp5.814.615.378,- termasuk dengan Pajak Masukan. Dibulan berikutnya yaitu dibulan September perusahaan melakukan pembelian kembali dalam jumlah yang cukup banyak yaitu sebesar Rp2.614.150.348,- dengan menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp261.415.034,- dan total pembelian pada bulan September sebesar Rp2.875.565.382,Tabel 4.3 PT. XYZ Pajak Masukan Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
DPP
Pajak Masukan
Jumlah
Januari
1.328.909.563
132.890.951
1.461.800.514
Februari
888.006.817
88.800.680
976.807.497
Maret
835.109.241
83.510.921
918.620.162
April
1.199.368.024
119.936.800
1.319.304.824
Mei
852.618.186
85.261.815
937.880.001
Juni
569.617.624
56.961.765
626.579.389
Juli
859.675.379
85.967.538
945.642.917
Agustus
818.251.203
81.825.117
900.076.320
September
707.347.873
70.734.785
778.082.658
Oktober
786.771.087
78.677.105
865.448.192
November
1.564.452.622
156.445.256
1.720.897.878
Desember
614.575.612
61.457.559
676.033.171
Total
11.024.703.231
1.102.470.292
12.127.173.523
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa besarnya Pajak Masukan yang dibayarkan
oleh
Perusahaan
dari
pembelian
kepada
supplier
sebesar
42
Rp11.024.703.231,- dan menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp1.102.470.292,dengan total pembelian dalam tahun 2012 sebesar Rp12.127.173.523,- termasuk dengan Pajak Pertambahan Nilai. Dalam tahun 2012 terlihat ada 3 bulan yang melakukan pembelian dalam jumlah besar yaitu bulan Januari, April adn November. Pada bulan Januari jumlah pembelian sebesar Rp1.328.909.563,- dengan Pajak Masukan sebesar Rp132.890.951, dan total pembelian sebesar Rp1.461.800.514,Pada bulan April pembeliannya sebesar Rp1.199.368.024,- dan Pajak Masukan sebesar Rp119.936.800,- total pembelian bulan April sebesar Rp1.319.304.824,Untuk bulan November pembelian sebesar Rp1.564.452.622,-menghasilkan Pajak Masukan sebesar Rp156.445.256,- dengan total pembelian di bulan November sebesar Rp1.720.897.878,Dari penjabaran diatasa, bahwa terjadi penurunan pembelian pada PT. XYZ di tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar hampir 24%, dikarenakan masih banyaknya persediaan bahan yang belum digunakan sebelumnya. Untuk mengetahui besarnya Pajak Masukan yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak terhadap Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak yaitu menggunakan Faktur Pajak Standar. Untuk setiap transaksi pembelian Perusahaan harus menerima bukti penerimaan atau invoice dan Faktur Pajak Standar dari perusahaan yang menyerahkan Barang Kena Pajak. Faktur Pajak akan menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Faktur pajak Masukan yang nantinya akan di kreditkan dengan Pajak Keluaran perusahaan dan menentukan besarnya Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar, Lebih Bayar atau Nihil. Faktur Pajak Standar harus memenuhi sebagai berikut :
43
1. Nama, Alamat dan NPWP yang melakukan penyerahan atau pembelian BKP/JKP 2. Jenis barang / jasa, jumlah harga jual atau penggantian dan potongan harga 3. PPN yang dipungut 4. PPnBM yang dipungut 5. Kode, no seri, tanggal pembuatan Faktur Pajak 6. Nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak Berdasarkan hasil penelitian pada dokumen berupa SPT Masa tahun 2010, 2011, 2012, Faktur Pajak Masukan. Hasil wawancara penulis untuk faktur pajak tidak ditemukan masalah dikarenakan perusahaan sudah mengikuti Undang-Undang nomor 42 tahun 2009. Perusahaan mengakui sebelum diberlakukannya Undang-Undang no 42 tahun 2009, Faktur Pajak sering tidak diisi dengan lengkap dan jelas, hanya ada nama perusahaan dan NPWP tapi dikarenakan penulis menganalisis perusahaan XYZ mulai dari tahun 2010 jadi tidak membahas Faktur Pajak cacat di tahun 2009. Perusahaan harus tetap teliti saat menerima Faktur Pajak dan jika Perusahaan menerima Faktur Pajak yang tidak lengkap perusahaan harus langsung meminta Faktur pajak pengganti pada Perusahaan Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut.
4.1.2 Analisis Penyerahan Barang Kena Pajak (Pajak Keluaran) Pada tahun 2010, 2011, 2012, PT. XYZ telah melakukan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan melakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan yang dilakukan kepada pelanggan. Pemungutan yang dilakukan oleh perusahaan dengan mengalikan tarif Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan dengan besarnya Dasar Pengenaan Pajak atas transaksi penyerahan. Perusahaan yang bertugas
44
sebagai pemungut wajib membuat Faktur Pajak sebagai bukti pemungutan yang dilakukan atas penyerahan Barang Kena Pajak. Pembuatan Faktur Pajak yang dilakukan PT. XYZ adalah saat pembayaran atau paling lambat satu bulan setelah berakhirnya Masa Pajak. Dilihat dari segi tanggal pembuatan, Faktur Pajak Keluaran yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak Masa Pajak Pertambahan Nilai sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PT. XYZ menerbitkan Faktur Pajak ketika terjadi pembayaran uang muka yang diterima dan membuka Faktur Pajak lagi saat pelunasan. PT. XYZ juga menerbitkan Faktur Pajak saat barang dikirimkan. Pajak Keluaran PT. XYZ yang berasal dari penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp795.905.213,- tahun 2011 sebesar Rp1.656.562.621,- dan pada tahun 2012 sebesar Rp1.363.320.335,-
45
Tabel 4.4 PT. XYZ Pajak Keluaran Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak
DPP
Pajak Keluaran
Jumlah
Januari
458.171.076
45.817.108
503.988.184
Februari
1.693.573.870
169.357.387
1.862.931.257
Maret
541.750.886
54.175.089
595.925.975
April
458.524.895
45.852.490
504.377.385
Mei
311.185.000
31.118.500
342.303.500
Juni
525.805.980
52.580.598
578.386.578
Juli
200.715.702
20.071.570
220.787.272
Agustus
681.208.924
68.120.892
749.329.816
September
256.789.803
25.678.980
282.468.783
Oktober
962.740.104
96.274.010
1.059.014.114
November
862.642.656
86.264.266
948.906.922
Desember
1.005.943.227
100.594.323
1.106.537.550
Total
7.959.052.123
795.905.213
8.754.957.336
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui besarnya Pajak Keluaran yang diterima oleh perusahaan atas penjualan pada konsumen sebesar Rp7.959.052.123,dengan Pajak Keluaran sebesar Rp795.905.213,- dan total penjualan tahun 2010 sebesar Rp8.754.957.336,- Penjualan terbesar di tahun 2010 ini terlihat pada bulan Februari dengan total penjualan pada konsumen sebesar Rp1.862.931.257,- sudah termasuk Pajak Keluaran. Dan pada bulan Oktober Penjualan perusahaan sebesar
46
Rp962.740.104,- dengan Pajak Keluaran sebesar Rp96.274.010,- dan total penjualan pada bulan Oktober sebesar Rp1.059.014.114,-
Tabel 4.5 PT. XYZ Pajak Keluaran Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak
DPP
Pajak Keluaran
Jumlah
Januari
1.063.422.318
106.342.231
1.169.764.549
Februari
867.473.627
86.747.362
954.220.989
Maret
1.850.970.759
185.097.075
2.036.067.834
April
1.338.137.995
133.813.799
1.471.951.794
Mei
930.876.050
93.087.605
1.023.963.655
Juni
225.650.652
22.565.065
248.215.717
Juli
1.553.985.998
155.398.599
1.709.384.597
Agustus
3.326.828.570
332.682.857
3.659.511.427
September
2.875.765.093
287.576.509
3.163.341.602
Oktober
902.382.906
90.238.290
992.621.196
November
746.557.791
74.655.779
821.213.570
Desember
883.574.509
88.357.450
971.931.959
Total
16.565.626.268
1.656.562.621
18.222.188.889
Dari tabel 4.5 diatas, dapat dilihat besarnya Pajak keluaran yang diperoleh perusahaan
dari
penjualan
kepada
konsumen
sebesar
Rp16.565.626.268,-
menghasilkan Pajak Keluaran sebesar Rp1.656.562.621,- dan total penjualan pada tahun 2011 sebesar Rp18.222.188.889,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pada
47
tahun 2011 diantara bulan-bulan lain bulan Juni 2011 penjualannya tidak begitu besar jika dibandingkan dengan bulan berikutnya atau bulan sebelumnya, PT. XYZ melakukan penjualan sebesar Rp225.650.652,- dan menghasilkan Pajak Keluaran sebesar Rp22.565.065,- dan total penjualannya sebesar Rp248.215.717,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Dan pada tahun 2011 ada 3 bulan yang penjualannya paling tinggi yaitu bulan Maret, Agustus dan September. Pada bulan Maret penjualan perusahaan sebesar Rp1.850.970.759,- dan menghasilkan Pajak Keluaran sebesar Rp185.097.075,- total penjualan dibulan maret sebesar Rp2.036.067.834,-
pada
bulan Agustus adalah puncak tertinggi penjualan perusahaan pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp3.326.828.570,- dengan Pajak Keluaran sebesar Rp332.682.857,- dan total penjualan sebesar Rp3.659.511.427,- diikuti dibulan September penjualan masih tergolong tinggi sebesar Rp2.875.765.093 dengan Pajak Keluaran sebesar Rp287.576.509 dan total penjualan bulan September sebesar Rp3.163.341.602,Tabel 4.6 PT. XYZ Pajak Keluaran Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
DPP
Pajak Keluaran
Jumlah
Januari
1.598.048.942
159.804.895
1.757.853.837
Februari
840.808.716
84.080.871
924.889.587
Maret
668.554.490
66.855.450
735.409.940
April
1.202.496.369
120.249.638
1.322.746.007
Mei
796.589.425
79.658.944
876.248.369
Juni
684.499.452
Juli
1.023.794.136
102.379.414
1.126.173.550
Agustus
1.226.152.003
122.615.200
1.348.767.203
68.449.945
752.949.397
48
September
888.684.808
88.868.480
977.553.288
Oktober
837.693.098
83.769.310
921.462.408
November
2.298.003.399
229.800.341
2.527.803.740
Desember
1.567.878.455
156.787.847
1.724.666.302
Total
13.633.203.293
1.363.320.335
14.996.523.628
Dari tabel 4.6 diatas, dapat dilihat besarnya Pajak Keluaran yang diperoleh perusahaan
dari
penjualan
kepada
konsumen
sebesar
Rp13.633.203.293,-
menghasilkan Pajak Keluaran sebesar Rp1.363.320.335,- dan total penjualan pada tahun 2012 sebesar Rp14.996.523.628,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pada bulan November PT. XYZ melakukan penjualan yang cukup besar yaitu sebesar Rp2.298.003.399,- dengan Pajak Keluaran sebesar Rp229.800.341,- dan total penjualan pada bulan November 2012 adalah sebesar Rp2.527.803.740,-
4.2 Analisis Perhitungan Besarnya Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar/Lebih Bayar Perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang Kurang Bayar atau Lebih Bayar dapat dilihat dari data-data Pajak Masukan dan Pajak Keluaran yang ditampilkan pada tabel diatas. Jika Pajak Masukan lebih kecil dari Pajak Keluaran maka Kurang Bayar dimana perusahaan wajib membayar kekurangannya kepada kas negara. Dan jika Pajak Masukan Lebih Besar dari Pajak Keluaran berarti Lebih Bayar , dimana Perusahaan berhak memilih apakah Lebih bayar tersebut akan direstitusikan atau dikompensasi untuk Masa Pajak berikutya.
49
Tabel 4.7 PT. XYZ Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2010 Kurang/ Masa Pajak
Pajak Keluaran Pajak Masukan
kompensasi
(Lebih)Bayar
Januari
45.817.108
39.643.474
6.173.635
Februari
169.357.387
56.761.583
112.595.804
Maret
54.175.089
43.727.430
10.447.659
April
45.852.490
34.818.079
11.034.410
Mei
31.118.500
51.956.065
(20.837.565)
Juni
52.580.598
32.130.689
20.837.565
(387.626)
Juli
20.071.570
17.268.585
387.626
2.415.360
Agustus
68.120.892
56.650.136
11.470.757
September
25.678.980
27.469.186
(1.790.205)
96.274.010
81.814.709
November
86.264.266
38.153.731
48.110.534
Desember
100.594.323
85.360.714
15.233.609
Total
795.905.213
565.754.379
Oktober 1.790.205
12.669.097
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat besarnya Pajak Keluaran pada tahun 2010 sebesar Rp795.905.213,- dan Pajak Masukan pada tahun 2010 sebesar Rp565.754.379,- dan adanya kompensasi atas Lebih Bayar pada bulan Juni sebesar Rp20.837.565,- dan pada bulan Juli juga mengalami Lebih Bayar sebesar Rp387.626,- dan juga pada bulan Oktober sebesar Rp1.790.205,-
50
Tabel 4.8 PT. XYZ Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak Pajak Keluaran
Pajak Masukan Kompensasi Kurang/(Lebih)Bayar
Januari
106.342.231
102.071.206
4.271.025
Februari
86.747.362
66.266.005
20.481.357
Maret
185.097.075
150.304.345
34.792.730
April
133.813.799
94.283.762
39.530.037
Mei
93.087.605
78.343.986
14.743.619
Juni
22.565.065
21.330.724
1.234.341
Juli
155.398.599
128.538.420
26.860.179
Agustus
332.682.857
327.080.146
5.602.711
September
287.576.509
261.415.034
26.161.475
Oktober
90.238.290
88.981.485
1.256.805
November
74.655.779
48.824.847
25.830.932
Desember
88.357.450
86.637.729
1.719.721
1.656.562.621
1.454.077.689
Total
Dari data di tabel 4.8 dapat dilihat besarnya Pajak Keluaran perusahaan pada tahun 2011 sebesar Rp1.656.562.621,- dan Pajak Masukan perusahaan tahun 2011 sebesar Rp1.454.077.689,- pada Tahun 2011 ini tidak ada kompensasi karena setiap bulannya perusahaan mengalami Kurang Bayar.
51
Tabel 4.9 PT. XYZ Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
Pajak Keluaran
Pajak Masukan
kompensasi
Kurang/(Lebih)Bayar
Januari
159.804.895
132.890.951
26.913.944
Februari
84.080.871
88.800.680
(4.719.809)
Maret
66.855.450
83.510.921
(4.719.809)
(21.375.280)
April
120.249.638
119.936.800
321.838
(21.062.442)
Mei
79.658.944
85.261.815
(21.062.442)
(26.665.313)
Juni
68.449.945
56.961.765
11.488.180
(15.177.133)
Juli
102.379.414
85.967.538
15.177.133
1.234.743
Agustus
122.615.200
81.825.117
40.790.083
September
88.868.480
70.734.785
18.133.695
Oktober
83.769.310
78.677.105
5.092.205
November
229.800.341
156.445.256
73.355.085
Desember
156.787.847
61.457.559
95.330.288
Total
1.363.320.335
1.102.470.292
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui besarnya Pajak Keluaran
sebesar
Rp1.363.320.337,- dan Pajak Masukan sebesar Rp1.102.470.292,- dan,- Dilakukan kompensasi atas Lebih Bayar pada bulan April sebesar Rp321.838,- bulan Juni sebesar Rp11.488.180,- dan pada bulan Juli sebesar Rp.15.177.133,-
52
4.3 Analisis Ketepatan atau Keterlambatan Dalam Melakukan Setor Pajak
Tabel 4.10 PT. XYZ Keterlambatan Setor Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak
Tanggal Setor
Keterlambatan
Januari
01 Februari 2010
Februari
16 April 2010
1 bulan
Maret
16 April 2010
-
April
17 Mei 2010
-
Mei
18 Juni 2010
-
Juni
20 Juli 2010
-
Juli
18 Agustus 2010
-
27 September 2010
-
14 Oktober 2010
-
24 November 2010
-
Agustus September Oktober
-
November
26 Januari 2011
1 bulan
Desember
31 Januari 2011
-
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas perusahaan seharusnya melakukan setor pajak paling lambat di akhir bulan berikutnya, jika perusahaan melakukan keterlambatan pembayaran tentu akan dikenakan denda sesuai dengan peraturan Undang-Undang no 42 tahun 2009. Pada bulan Februari perusahaan terlambat setor. Seharusnya perusahaan setor paling lambat tanggal 31 Maret 2010 tapi perusahaan baru setor tanggal 16 April 2010 maka perusahaan terlambat setor 1 bulan. Dan pada bulan November perusahaan terlambat lagi seharusnya perusahaan menyetorkan pajak 53
paling lambat 31 Desember namun perusahaan baru setor tanggal 26 Januari 2011 maka terlambat 1 bulan. Tabel 4.11 PT. XYZ Keterlambatan Setor Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak
Tanggal Setor
Keterlambatan
Januari
28 Februari 2011
-
Februari
01 Maret 2011
-
Maret
29 April 2011
-
April
19 Mei 2011
-
Mei
15 Juli 2011
1 bulan
Juni
15 Juli 2011
-
Juli
19 September 2011
1 bulan
Agustus
19 September 2011
-
18 Oktober 2011
-
Oktober
29 Nopember 2011
-
November
22 Desember 2011
-
Desember
18 Januari 2012
-
September
Pada Tabel 4.11 perusahaan melakukan keterlambatan setor di bulan Mei dan Juli Perusahaan terlambat menyetorkan pajak 1 bulan. Masa Mei seharusnya dibayarkan paling akhir bulan Juni tapi baru disetorkan pada bulan Juli.
54
Tabel 4.12 PT. XYZ Keterlambatan Setor Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
Tanggal Setor
Keterlambatan
Januari
20 Februari 2012
-
Februari
18 Maret 2012
-
Maret
18 April 2012
-
April
18 Mei 2012
-
Mei
18 Juni 2012
-
Juni
10 Juli 2012
-
Juli
10 Agustus 2012
-
Agustus
03 Oktober 2012
1 bulan
September
15 Oktober 2012
-
Oktober
19 Nopember 2012
-
November
10 Desember 2012
-
Desember
11 Januari 2013
-
Dilihat dari Tabel 4.12 Perusahaan terlambat menyetorkan pajaknya untuk Masa Pajak bulan Agustus. Perusahaan baru menyetorkan kekurangan pajaknya pada 3 Oktober 2012 yang seharusnya disetorkan paling lambat 30 September 2012 maka dari itu perusahaan terlambar 1bulan
55
4.4 Analisis Ketepatan atau Keterlambatan Dalam Melakukan Pelaporan SPT Masa
Tabel 4.13 PT. XYZ Keterlambatan Pelaporan Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak
Tanggal Lapor
Keterlambatan
Januari
19 Maret 2010
1 bulan
Februari
19 April 2010
1bulan
Maret
19 April 2010
-
April
20 Mei 2010
-
Mei
18 Juni 2010
-
Juni
20 Juli 2010
-
Juli
18 Agustus 2010
-
20 September 2010
-
20 Oktober 2010
-
29 Nopember 2010
-
Agustus September Oktober November
31 Januari 2011
1bulan
Desember
31 Januari 2011
-
Pada Tabel 4.13 terlihat keterlambatan perusahaan dalam melakukan pelaporan pajak yang sebelumnya telah disetorkan. batas akhir untuk pelaporan sama seperti setor yaitu akhir bulan berikutnya. Jadi bisa dilihat perusahaan terlambat melaporkan pajaknya pada bulan Januari, Februari dan November. Seharusnya untuk Masa Pajak Januari Pelaporan dilakukan paling akhir tanggal 28 Februari 2010 dan perusahaan baru melaporkan SPT pada 19 Maret 2010, perusahaan terlambat 1 bulan. 56
Dan Masa Pajak Februari perusahaan baru melaporkan SPT pada 19 April 2010 yang seharusnya dilaporkan pada akhir bilan Maret. Terjadi kembali keterlambatan lapor dibulan November, perusahaan terlambat 1 bulan dalam pelapora SPT Masa. Tabel 4.14 PT. XYZ Keterlambatan Pelaporan Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak
Tanggal Lapor
Keterlambatan
Januari
13 April 2011
2 bulan
Februari
19 April 2011
1 bulan
Maret
19 Mei 2011
1 bulan
April
19 Mei 2011
-
Mei
22 Agustus 2011
2 bulan
Juni
22 Agustus 2011
1 bulan
Juli
13 Oktober 2011
2 bulan
Agustus
13 Oktober 2011
1 bulan
25 Nopember 2011
1 bulan
Oktober
27 Januari 2012
2 bulan
November
27 Januari 2012
1 bulan
Desember
27 Januari 2012
-
September
Dapat dilihat dari tabel 4.14 hampir di setiap bulannya perusahaan mengalami keterlambatan pelaporan SPT Masa. Pada Januari perusahaan terlambat 2 bulan yang seharusnya dilaporkan paling lambat tanggal 28 Februari 2011 tapi SPT baru dilapokan pada 13 April 2011. Hanya untuk SPT Masa bulan April dan Desember saja yang tidak terlambat dalam pelaporannya. 57
Tabel 4.15 PT. XYZ Keterlambatan Pelaporan Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
Tanggal Lapor
Keterlambatan
Januari
12 Maret 2012
1 bulan
Februari
18 April 2012
1 bulan
Maret
18 April 2012
-
April
18 Juni 2012
1 bulan
Mei
18 Juni 2012
-
Juni
30 Juli 2012
-
Juli
07 Agustus 2012
-
Agustus
15 Oktober 2012
1 bulan
September
15 Oktober 2012
-
Oktober
19 Nopember 2012
-
November
12 Desember 2012
-
Desember
30 Januari 2013
-
Terlihat 4 bulan yang terlambat dalam Pelaporan SPT Masanya yaitu bulan Januari, Februari, April, dan Agustus. Pada 4 bulan ini perusahaan terlambat masingmasing 1 bulan dalam melaporkan SPT Masanya.
58
4.5 Analisis Denda Pajak Akibat Keterlambatan Setor Pajak
Tabel 4.16 PT. XYZ Denda Terlambat Setor Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak
Denda
Januari
-
Februari
2.251.916
Maret
-
April
-
Mei
-
Juni
-
Juli
-
Agustus
-
September
-
Oktober
-
November
289.186
Desember
-
Dilihat dari Tabel 4.16
berisikan kolom pengenaan denda. Berdasarkan
Undang-Undang no 42 tahun 2009 batas akhir untuk Setor adalah akhir bulan berikutnya. Dan setiap keterlambatan ada denda yang dikenakan. Denda tersebut dikenakan 2% dikalikan dengan lamanya bulan terlambat setor dikali dengan pajaknya. Pada bulan Februari dikenakan denda karena terlambat setor sebesar Rp2.251.916,- dari hasil perhitungan 2% X 1(bulan) X Rp112.595.804,- dan pada
59
bulan November dikenakan denda sebesar Rp289.186,- dari hasil 2% X 1(bulan) X Rp14.459.302,Tabel 4.17 PT. XYZ Denda Terlambat Setor Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak
denda
Januari
-
Februari
-
Maret
-
April
-
Mei
294.872
Juni
-
Juli
537.204
Agustus
-
September
-
Oktober
-
November
-
Desember
-
Dari Tabel 4.17 perusahaan dikenakan denda pada bulai Mei sebesar Rp294.872,- dari perhitungan 2% X 1(bulan) X Rp14.743.619,- dan bulan Juli sebesar Rp537.204,- terlambat 1 bulan. Perhitunganya adalah 2% X 1(bulan) X Rp26.860.179,-
60
Tabel 4.18 PT. XYZ Denda Terlambat Setor Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
Denda
Januari
-
Februari
-
Maret
-
April
-
Mei
-
Juni
-
Juli
-
Agustus
815,802
September
-
Oktober
-
November
-
Desember
-
Dalam Tabel 4.18 terlihat perusahaan terlambat setor untuk bulan Agustus dan dikenakan denda untuk bulan Agustus denda 2% X 1(bulan) X Rp40.790.083,maka yang harus dibayar oleh perusahaan sebesar Rp815.802,-
61
4.6 Analisis Denda Pajak Akibat Keterlambatan Pelaporan
Tabel 4.19 PT. XYZ Denda Terlambat Lapor Periode Januari s/d Desember 2010 Masa Pajak
Denda
Januari
500.000
Februari
500.000
Maret
-
April
-
Mei
-
Juni
-
Juli
-
Agustus
-
September
-
Oktober
-
November
500.000
Desember
-
Berdasarkan Tabel 4.19 diatas dapat dilihat perusahaan dikenakan denda akibat keterlambatan pelaporan SPT Masa untuk tiap keterlambatan masa dikenakan denda sebesar Rp500.000,- perusahaan terlambat lapor dibulan Januari, Februari dan November. Maka di tahun 2010 perusahaan harus membayar denda dengan total Rp1.500.000,-
62
Tabel 4.20 PT. XYZ Denda Terlambat Lapor Periode Januari s/d Desember 2011 Masa Pajak
Denda
Januari
500.000
Februari
500.000
Maret
500.000
April
-
Mei
500.000
Juni
500.000
Juli
500.000
Agustus
500.000
September
500.000
Oktober
500.000
November
500.000
Desember
-
Dari Tabel 4.20 diketahui hampir setiap bulan perusahaan dikenakan denda karena terlambat lapor. Jika perusahaan tidak memperbaiki ketaatan dalam pelaporan tentu perusahaan akan dikenakan denda terus menerus, tentu merugikan perusahaan. Dalam tahun 2011 hanya bulan April dan Desember saja yang pelaporannya tepat waktu maka jika dijumlah perusahaan harus membayar denda sebesar Rp5.000.000,tentu pembayaran tidak digabungkan tapi dibayarkan tiap Masanya.
63
Tabel 4.21 PT. XYZ Denda Terlambat Lapor Periode Januari s/d Desember 2012 Masa Pajak
Denda
Januari
500.000
Februari
500.000
Maret
-
April
500.000
Mei
-
Juni
-
Juli
-
Agustus
500.000
September
-
Oktober
-
November
-
Desember
-
Keterlambatan pelaporan terjadi kembali di tahun 2012. Dilihat dari Table 4.21 perusahaan terlambat melaporkan SPT Masa pada bulan Januari, Februari, April dan Agustus. Denda yang dikenakan sebesar Rp500.000,- meskipun seandainya bulan Januari perusahaan baru melaporkan dibulan April, berarti perusahaan terlambat 2 bulan, maka denda yang dikenakan sebesar Rp500.000,-
64