BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN PT. Lembang Kencana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industri sub bidang peternakan sektor Pengolahan Hasil Peternakan. Barang yang dijual diperoleh dengan membelinya dari para peternak yang berada di sekitar Bandung, kemudian diolah menjadi susu murni yang telah dipasteurisasi lalu dikemas dalam berbagai kemasan, rasa dan volume tertentu. 5.1.1 Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen telah cukup konsisten dalam memperlakukan biaya-biaya pada setiap laporan yang dibuatnya. Selain itu, laporan-laporan yang dibuat pihak manajemen PT. Lembang Kencana adalah laporan akuntansi yang memacu pada metode full costing. Hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 alinea 62 tentang Penyajian Laporan Keuangan, dimana beban pokok penjualan harus mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari harga pokok penjualan, agar laporan yang disajikan lebih relevan kepada pengguna laporan. 5.1.2 Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan pada bab sebelumnya adalah bahwa titik impas untuk produk susu cup jauh lebih besar daripada yoghurt cup, yakni 102.036 unit untuk susu cup dan 14.906 untuk yoghurt cup. Hal ini
disebabkan oleh besarnya biaya tetap untuk produksi susu cup. Sedangkan untuk margin of safety, produk yoghurt cup mencapai 80% dan susu cup hanya 35%. Margin of safety ini sangat dipengaruhi oleh titik impas, karena tingginya anggaran pendapatan penjualan dan biaya tetap yang tidak terlalu besar, mengakibatkan penurunan penjualan produk yoghurt cup dapat ditolerir hingga 80% dari rencana pejualan. Tetapi, penjualan susu cup memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap perolehan laba PT. Lembang Kencana jika dibandingkan dengan produk yoghurt cup. Hal ini dapat terlihat dari angka
degree of operating leverage yang dicapai oleh produk susu cup, yakni sebesar 2,84 kali sedangkan untuk produk yoghurt cup hanya sebesar 1,25 kali. Biaya tetap tunai untuk produk susu cup lebih besar daripada biaya tunai untuk produk yoghurt cup. Hal ini berakibat pada besarnya titik penutupan usaha (shut-down
point) yang mampu menunjukkan tingkat pendapatan minimum dari penjualan suatu produk yang harus dicapai oleh perusahaan. SDP untuk susu cup sebesar Rp. 154.679.031.56, sedangkan untuk produk yoghurt cup sebesar Rp. 32.149.397,43. Analisis ini membantu menentukan produk mana yang mungkin harus dihilangkan ketika pendapatan dari produk tersebut tidak mampu menutupi biaya tunainya.
5.2 SARAN Informasi akuntansi manajemen yang digunakan PT. Lembang Kencana adalah informasi akuntansi manajemen dengan menggunakan pendekatan metode full costing. Hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 alinea 62 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Selain itu, pihak manajemen PT. Lembang Kencana cukup konsisten dalam memperlakuan biaya dalam berbagai laporan akuntansi yang dibuat setiap periodenya. Oleh karena itu, pihak manajemen hendaknya mempertahankan konsistensinya untuk menjaga kewajaran penyajian laporan-laporan yang dihasilkan. Analisa Cost-Volume-Profit (CVP) dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan secara cepat. Analisa CVP ini, tidak sejalan dengan metode full costing karena pada metode full costing tidak dilakukan pemisahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan membuat laporan dengan dua metode, yaitu metode full costing dan metode variabel costing. Laporan yang disajikan dengan metode full costing dipergunakan untuk pihak eksternal perusahaan seperti kreditur, investor, instansi pemerintah, dan pemegang saham. Sedangkan laporan yang disajikan dengan metode variabel costing dipergunakan untuk pihak internal perusahaan, sehingga manajemen dapat lebih peka terhadap pengaruhpengaruh biaya terhadap penjualan produk.
Selain itu, sebaiknya pihak PT. Lembang Kencana meningkatkan produktivitas perusahaan dengan lebih mengoptimalkan penggunaan potensi kapasitas yang telah dimiliki, yakni dapat melakukan kegiatan produksi pada kapasitas normal produksi. Menurut Laporan Rencana Biaya Harian PT. Lembang Kencana, kapasitas rencana produksi susu sebanyak 1.500 liter per hari, sedangkan kapasitas normal mesin dapat mencapai hingga 3.000 liter per hari. Hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya tetap yang akan ditanggung oleh setiap unit (cup) yang dihasilkan. Dengan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akan mengakibatkan harga pokok produksi yang tinggi, dengan harga produksi yang tingi tentu saja akan mengakibatkan harga jual yang tinggi pula. Harga jual ini akan sangat mempengaruhi volume penjualan. Dalam rangka menekan harga pokok produksi, selain dengan melakukan kegiatan produksi pada kapasitas normal, perusahaan juga perlu melakukan strategistrategi agar penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya dalam sistem penggunaan dan pembayaran tenaga kerja langsung. Pembebanan biaya untuk tenaga kerja langsung di PT. Lembang Kencana merupakan biaya tetap, yakni berapapun tingkat produksi yang dilakukan, akan menggunakan jumlah tenaga kerja yang sama dan akan mendapatkan upah yang sama. Untuk itu, demi tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan produksi, lebih baik perusahaan menyesuaikan penggunaan dan sistem pembayaran tenaga kerja langsung dengan pembebanan biaya variabel, yakni
penggunaan dan pembayaran tenaga kerja sesuai dengan tingkat produksi yang dilakukan. Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa dengan optimalisasi kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi perusahaan. Untuk menghindari penumpukan persediaan, tentu saja akan diperlukan kerja keras khususnya pada bagian pemasaran untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam melakukan penjualan produk. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai upaya, misalnya dengan cara menunjuk tenaga pemasaran yang kompetitif dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, meningkatkan pengetahuan tenagatenaga pemasaran dengan mengikut sertakan mereka dalam pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang berhubungan dengan strategi-strategi pemasaran produk, lebih giat melakukan promosi, memberikan insentif atau bonus kepada tenaga pemasaran jika mereka mampu melakukan penjualan pada jumlah tertentu agar para tenaga pemasaran lebih termotivasi dalam melaksanakan tugasnya, mengevaluasi kembali hasil kinerja yang telah dilakukan, memperluas distribusi produk, melakukan tawaran-tawaran yang menarik bagi konsumen seperti potongan penjualan, kemasan yang menarik, hadiah atau souvenir untuk pembelian dalam jumlah tertentu.