BAB 4 HASIL DAN BAHASAN
4.1.
Hasil Observasi Lapangan Kuesioner diberikan pada karyawan yang bekerja pada rumah sakit, yang dalam kasus ini adalah suster. Dengan jumlah soal untuk karyawan sebanyak 41 pertanyaan. Diperlukan waktu tiga minggu untuk menyebarkan kuesioner ini kepada suster yang bekerja di RSIA Kemang Medical Care (KMC) dan empat minggu untuk menyebarkan kuesioner ini kepada suster yang bekerja di RSIA Bunda Aliyah. Total kuesioner yang disebar kepada kedua rumah sakit tersebut adalah sebanyak untuk 208 kuesioner, dengan total 200 kuesioner yang valid (seluruh pertanyaan terjawab) dan 8 kuesioner yang tidak valid (ada pertanyaan yang tidak terjawab/seluruh pertanyaan tidak terjawab).
4.2.
Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang telah didapat menggunakan alat bantu kuesioner, maka selanjutnya data tersebut diolah lebih lanjut dengan melakukan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas pada setiap item test dalam setiap variabel latennya sehingga data yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yang akan selanjutnya dilakukan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL versi 8.7, untuk memprediksi tingkat besarnya pengaruh setiap indikator terhadap variabel laten.
4.2.1. Uji Reliabilitas Kuesioner yang telah didapat dari kedua rumah sakit tersebut, selanjutnya akan dilakukan pengujian reliabilitas dengan menghitung nilai cronbach alpha pada setiap variabel laten. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas dari Variabel Laten Jumlah Cronbach item Jumlah item test Variabel Laten Alpha test yang terpakai Awal awal Punishment 3 0.844 3 P-E Fit 9 0.802 9 Fasilitas Manajemen 7 0.734 7 Wellbeing 22 0.867 21
Cronbach Alpha Optimal 0.844 0.802 0.734 0.871
Pada tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa seluruh item test yang ada pada variabel laten Punishment, P-E Fit dan Fasilitas Manajemen dapat digunakan 13
14 karena sudah terbukti reliable dimana nilai cronbach alpha sudah lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan bahwa item test dari ketiga varibel laten tersebut sudah reliable dan tidak ada penghapusan pada item test tersebut untuk mengoptimalkan nilai cronbach alpha dari ketiga variabel laten tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item test pada variabel laten punishment, P-E Fit dan Fasilitas Manajemen dapat dipergunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk variabel laten wellbeing, setelah dilakukan uji reliabilitas, maka diputuskan harus membuang satu item test pada variabel laten tersebut untuk meningkatkan nilai dari cronbach alpha yang sebelumnya sebesar 0.867 menjadi 0.871. Item test yang dibuang yaitu item test nomor 35 (wb13) pada indikator Satisfaction at Work dalam variabel laten wellbeing. Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa item test yang tidak reliable dapat dihilangkan untuk meningkatkan kembali nilai cronbach alpha dari yang sebelumnya, dan tidak akan dipakai kembali pada pengolahan data selanjutnya. Tabel 4.2 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Laten Punishment
Skala Skor
Indikator
Mean
-
3.70
2.64
1-5
3.40
4.35
1-5
3.26
2.13
1-5
3.12 3.80
1.93 1.43
1-5 1-5
3.63
3.28
1-5
Managerial Support Training
3.40 3.80
2.03 1.78
1-5 1-5
Kesehatan Satisfaction at Work Spillover
3.34 3.51 3.21 3.27
10.50 4.63 3.46 5.04
1-5 1-5 1-5 1-5
PersonEnvironment Fit Person-Organization Fit Need-Supply Fit Person-Job Fit Fasilitas Manajemen
Wellbeing
SD
Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai tengah berada pada skala 3 berdasarkan skala 1-5, maka dapat diketahui bahwa tingkat punishment, fasilitas manajemen, wellbeing, dan P-E fit dari seluruh responden termasuk cukup tinggi karena memiliki nilai mean (M) yang lebih besar dari nilai tengah yaitu 3, yang dapat diartikan bahwa jawaban dari responden cenderung mengarah ke arah skala yang memberikan nilai terbaik, yaitu skala 5. Dimulai dengan variabel
15 laten punishment dengan nilai mean sebesar 3.70 yang memiliki urutan tertinggi, kemudian pada variabel laten fasilitas manajemen yang memiliki nilai mean sebesar 3.63 dengan nilai mean yang paling tinggi dari indikator training (3.80) yang kemudian diikuti indikator managerial support (3.40), kemudian diikuti dengan variabel laten person-environment fit yang memiliki nilai mean sebesar 3.40 dengan nilai mean terbesar terdapat pada indikator person-job fit (3.80) yang kemudian disusul dengan indikator person-organization fit (3.26) dan diikuti dengan indikator need-supply fit yang memiliki nilai mean terkecil yaitu 3.12, dan terakhir nilai mean pada variabel laten wellbeing sebagai nilai mean terendah yaitu 3.34, dengan nilai mean dari indikator kesehatan (3.51) memiliki nilai mean tertinggi, kemudian indikator spillover (3.27), dan kemudian indikator satisfaction at work yang memiliki nilai mean terkecil sebesar 3.21.
16
Tabel 4.3 Nilai Mean, Standar Deviasi, Korelasi dan Reliabilitas (N=200) Variabel 1. 2. 3. 4.
Fasilitas manajemen Wellbeing Punishment Person-Environment Fit
M
SD
Skala Skor
Jumlah Item
1
2
3
4
3.63 3.34 3.70 3.40
3.28 10.50 2.64 4.35
1-5 1-5 1-5 1-5
7 21 3 9
(0.734) 0.37 0.14 0.83
(0.871) 0.36 0.62
(0.844) 0.43
(0.802)
Catatan: Angka dalam kurung sepanjang diagonal merupakan nilai reliabilitas dari variabel laten
17 4.2.2. Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) merupakan pengujian terhadap item test untuk menentukan item test yang tidak baik dari variabel laten yang dibentuknya. Dalam pengujian CFA menggunakan LISREL versi 8.7 maka akan akan diperoleh hasil uji taraf signifikan, uji muatan faktor, dan uji tingkat kecocokan atau Goodness of Fit. Berikut merupakan penjelasan dari hasil uji CFA pada masing-masing variabel laten: Tabel 4.4 Uji Taraf Signifikan dan Muatan Faktor CFA Indikator Variabel Laten
Awal Taraf Muatan Signifikan Faktor
Optimal Taraf Muatan Signifikan Faktor
Punishment Punishment1 Punishment2 Punishment3
11.75 13.12 12.60
0.76 0.84 0.81
11.75 13.12 12.60
0.76 0.84 0.81
Person-environment Fit Fit 1 (P-O Fit) Fit 2 (P-O Fit) Fit 3 (P-O Fit) Fit 4 (N-S Fit) Fit 5 (N-S Fit) Fit 6 (N-S Fit) Fit 7 (P-J Fit) Fit 8 (P-J Fit) Fit 9 (P-J Fit)
0.00 9.71 9.17 0.00 4.99 7.46 0.00 4.68 4.69
0.70 0.84 0.75 0.75 0.41 0.65 0.49 0.63 0.64
0.00 9.96 9.31 0.00 4.00 6.60 0.00 5.01 5.06
0.70 0.84 0.75 0.87 0.30 0.60 0.48 0.61 0.71
Fasilitas manajemen Fm1 (Managerial Support) Fm2 (Managerial Support) Fm3 (Managerial Support) Fm4 (Training) Fm5 (Training) Fm6 (Training) Fm7 (Training)
0.00 7.07 7.38 0.00 3.58 4.60 4.51
0.59 0.61 0.94 0.41 0.38 0.73 0.63
0.00 7.08 7.41 0.00 3.55 4.94 4.83
0.60 0.62 0.93 0.45 0.42 0.72 0.63
18 Tabel 4.4 Uji Taraf Signifikan dan Muatan Faktor CFA (Lanjutan) Awal Optimal Indikator Taraf Muatan Taraf Muatan Variabel Laten Signifikan Faktor Signifikan Faktor Wellbeing Wb 1 (Kesehatan) Wb 2 (Kesehatan) Wb 3 (Kesehatan) Wb 4 (Kesehatan) Wb 5 (Kesehatan) Wb 6 (Kesehatan) Wb 7 (Kesehatan) Wb 8 (Kesehatan) Wb 9 (Satisfaction) Wb 10 (Satisfaction) Wb 11 (Satisfaction) Wb 12 (Satisfaction) Wb 14 (Satisfaction) Wb 15 (Spillover) Wb 16 (Spillover) Wb 17 (Spillover) Wb 18 (Spillover) Wb 19 (Spillover) Wb 20 (Spillover) Wb 21 (Spillover) Wb 22 (Spillover)
0.00 5.13 5.19 4.98 4.98 4.73 4.92 4.93 0.00 5.11 2.85 5.01 4.50 0.00 4.32 5.76 5.85 5.39 5.36 5.14 4.77
0.41 0.67 0.69 0.62 0.62 0.54 0.60 0.60 0.43 0.74 0.26 0.67 0.52 0.44 0.41 0.73 0.77 0.62 0.61 0.56 0.48
0.00 4.59 3.95 4.27 3.87 3.75 3.76 3.82 0.00 4.60 3.79 6.09 4.31 0.00 5.04 5.63 6.26 5.32 5.35 5.14 4.04
0.31 0.65 0.71 0.55 0.62 0.54 0.56 0.62 0.39 0.99 0.46 0.52 0.78 0.39 0.43 0.64 0.94 0.55 0.65 0.60 0.34
19
Tabel 4.5 Uji Tingkat Kecocokan atau Goodness of Fit Ukuran GOF
Tingkat Kecocokan
Punishment
P-E Fit
Fasilitas Manajemen
Wellbeing
Model Besar
Statistic Chisquare ( χ2)
semakin kecil semakin baik
0.00
35.98
23.57
314.20
70.54
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
RMSEA ≤ 0.08 = good fit RMSEA ≤ 0.05 = close fit
0.00
0.07
0.07
0.06
0.07
Comparative Fit Index(CFI)
CFI ≥ 0.90 = good fit 0.80 ≤ CFI ≤ 0.90 = marginal fit.
0.00
0.98
0.96
0.95
0.96
20
Dari tabel 4.4 di atas, diketahui variabel laten Punishment tidak memiliki indikator, dan tiga buah item test yang ada berperan secara langsung sebagai indikator dari variabel laten punishment, dengan semua nilai muatan faktor di atas 0.30 dan taraf signifikan dari tiga buah item test tersebut juga ≥ 1.96. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten punishment memenuhi semua kriteria dari Goodness of Fit dan memiliki nilai model yang saturated dengan hasil model keseluruhan adalah perfect fit. Dengan kata lain semua item test dalam variabel laten punishment dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. Variabel laten P-E Fit memiliki tiga buah indikator, yaitu P-O Fit, N-S Fit dan P-J Fit dengan tiga buah item test pada setiap indikatornya. Kesembilan item test yang mewakili ketiga indikator dari P-E Fit ini ternyata memiliki hasil muatan faktor di atas 0.30. Pada beberapa item test yang mewakili variabel laten P-E Fit terdapat tiga item test yang taraf signifikannya bernilai 0.00, yaitu Fit 1 (P-O Fit), Fit 4 (N-S Fit), dan Fit 7 (P-J Fit), walaupun hasil taraf signifikan dari ketiga item test tersebut bernilai 0.00 namun dari hasil pengolahan LISREL versi 8.7 terbukti bahwa ketiga item test tersebut masih bersifat signifikan. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten P-E Fit memenuhi semua kriteria dari Goodness of Fit sehingga dapat dikatakan bahwa semua item test dalam variabel laten P-E Fit dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. Variabel laten Fasilitas manajemen memiliki dua buah indikator, yaitu Managerial Support dan Training, dengan tiga buah item test untuk indikator Managerial Support dan empat buah item test untuk indikator Training. Ketujuh item test ini, ternyata juga memiliki hasil muatan faktor di atas 0.30. Pada beberapa item test yang mewakili variabel laten Fasilitas Manajemen terdapat dua item test yang taraf signifikannya bernilai 0.00, yaitu Fm1 (Managerial Support) dan Fm4 (Training), walaupun hasil taraf signifikan dari kedua item test tersebut bernilai 0.00 namun dari hasil pengolahan LISREL versi 8.7 terbukti bahwa kedua item test tersebut masih bersifat signifikan. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten Fasilitas Manajemen memenuhi 10 dari 12 kriteria dari Goodness of Fit sehingga dapat dikatakan bahwa semua item test dalam variabel laten Fasilitas Manajemen masih dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. Variabel laten terakhir, yaitu wellbeing. Variabel laten wellbeing memiliki tiga buah indikator, yaitu kesehatan, satisfaction at work, dan spillover dengan delapan buah item test untuk indikator kesehatan, lima buah item test untuk indikator satisfaction at work, dan delapan buah item test untuk indikator spillover. seluruh item test ini memiliki hasil muatan faktor di atas 0.30. Pada beberapa item test yang mewakili variabel laten wellbeing terdapat tiga item test yang taraf signifikannya bernilai 0.00, yaitu Wb1 (Kesehatan), Wb9 (Satisfaction at work), dan Wb15 (Spillover), walaupun hasil taraf signifikan dari ketiga item test tersebut bernilai 0.00 namun dari hasil pengolahan lisrel 8.7 terbukti bahwa ketiga item test
21
tersebut masih bersifat signifikan. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten wellbeing memenuhi 10 dari 12 kriteria dari Goodness of Fit sehingga dapat dikatakan bahwa semua item test dalam variabel laten wellbeing masih dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya.
22
4.3.
Uji Model Hipotesis
Gambar 4.1. Hasil Uji Muatan Faktor Keseluruhan Model
23
Gambar 4.2. Hasil Uji Taraf Signifikan Keseluruhan Model
24 Setelah semua variabel laten beserta indikator-indikator dicek taraf signifikan, muatan faktor, dan goodness of Fit, maka selanjutnya variabel laten beserta indikator-indikatornya dibuat menjadi suatu model besar yang merupakan model hipotesis yang telah dibuat sebelumnya pada bab 3. Analisis Goodness of Fit dari keseluruhan model tersebut yang telah dicantumkan pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut: • Chi-Square (df = 36) adalah 70.54 dan p = 0.00051 Nilai Chi-Square cukup besar dengan nilai p = 0.00051 < 0.05. menandakan bahwa kecocokan kurang baik. (yang diinginkan adalah chi-square yang kecil dan p > 0.05 (Wijanto, 2008)). • RMSEA = 0.069 ≥ 0.03 Menandakan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik. • CFI = 0.96 ≥ 0.90 Menandakan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik. Dari keseluruhan kriteria goodness of Fit, hanya terdapat satu kriteria yang tidak memenuhi kriteria dari goodness of Fit dan dapat dinyatakan bahwa model hipotesis yang ada memiliki tingkat goodness of Fit yang baik. Oleh karena itu, model hipotesis dalam penelitian sudah sesuai dengan data dan kondisi yang sebenarnya. Untuk tahap selanjutnya adalah menghitung hubungan antara setiap variabel laten yang telah dirumuskan dalam model hipotesis dengan menggunakan hasil muatan faktor yang telah dihitung dengan menggunakan LISREL versi 8.7 dan tetap memperhatikan taraf signifikan yang baik dari model tersebut. Analisis hasil uji hubungan antara setiap variabel laten dalam model hipotesis adalah sebagai berikut: 1.
Bentuk–bentuk punishment dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan tersebut Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara punishment dan fasilitas manajemen adalah sebesar (-0.26). Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara punishment dan fasilitas manajemen. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (-0.26)2 x 100% = 6.76% Hasil tersebut menunjukkan bahwa stres kerja yang diakibatkan oleh punishment dapat diprediksi mempengaruhi penerimaan fasilitas manajemen oleh karyawan sebesar 6.76%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten punishment dan variabel laten fasilitas manajemen adalah sebesar -3.63. Hal tersebut menunjukkan bahwa punishment secara signifikan dapat diprediksikan mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan. Nilai minus yang terdapat pada muatan faktor dan t-value menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara punishment dengan fasilitas manajemen. Yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat punishment yang diterima oleh karyawan maka tingkat fasilitas manajemen yang diterima karyawan akan menurun dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat punishment yang diterima oleh karyawan maka tingkat fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan akan menjadi naik. Walaupun hasil muatan faktor antara punishment dan fasilitas manajemen hanya 0.26 ≤ 0.30 tetapi karena hasil perhitungan t-value menunjukkan hubungan antara kedua variabel laten tersebut masih bersifat signifikan sehingga tetap dapat menggambarkan kondisi hubungan yang sebenarnya antara punishment dan fasilitas manajemen.
25 Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 1, yaitu bentuk-bentuk punishment dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan, sehingga kesimpulannya adalah terima H0. 2.
P-E Fit yang dirasakan suatu karyawan dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan tersebut Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara P-E Fit dan fasilitas manajemen adalah sebesar 0.94. Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara P-E Fit dan fasilitas manajemen. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (0.94)2 x 100% = 88.36% Hasil tersebut menunjukkan bahwa stres kerja yang diakibatkan oleh P-E Fit dapat diprediksikan mempengaruhi penerimaan fasilitas manajemen oleh karyawan sebesar 88.36%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten P-E Fit dan variabel laten fasilitas manajemen adalah sebesar 6.47. Hal tersebut menunjukkan bahwa punishment secara signifikan dapat diprediksikan mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan. Hubungan antara P-E Fit dan fasilitas manajemen bersifat positif, yang berarti jika semakin tinggi tingkat P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan maka semakin tinggi pula tingkat fasilitas manajemen yang akan diterima oleh karyawan tersebut. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 2, yaitu P-E Fit yang dirasakan suatu karyawan dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan tersebut, sehingga kesimpulannya adalah terima H0.
3.
Fasilitas manajemen yang diterima karyawan dapat berpengaruh terhadap wellbeing karyawan tersebut Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara fasilitas manajemen dan wellbeing adalah sebesar (-0.45). Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara fasilitas manajemen dan wellbeing. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (-0.45)2 x 100% = 20.25% Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerimaan fasilitas manajemen oleh karyawan dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing dari karyawan tersebut sebesar 20.25%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten fasilitas manajemen dan wellbeing adalah sebesar -2.04. Hal tersebut menunjukkan bahwa fasilitas manajemen secara signifikan dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing individu yang berkaitan. Nilai minus yang terdapat pada muatan faktor dan t-value menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara fasilitas manajemen dan wellbeing, yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan maka wellbeing karyawan tersebut akan menurun dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan maka tingkat wellbeing karyawan akan menjadi naik. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 3, yaitu Fasilitas Manajemen yang diterima karyawan dapat berpengaruh terhadap wellbeing karyawan tersebut, sehingga kesimpulannya adalah terima H0.
26 4.
P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan berpengaruh langsung terhadap wellbeing karyawan Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara P-E Fit dan wellbeing adalah sebesar 1.00. Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara P-E Fit dan wellbeing. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (1.00)2 x 100% = 100% Hasil tersebut menunjukkan bahwa P-E Fit yang dirasakan karyawan dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing individu tersebut sebesar 100%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten P-E Fit dan variabel laten wellbeing adalah sebesar 4.01. Hal tersebut menunjukkan bahwa P-E Fit secara signifikan dan mutlak dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing pada karyawan. Hubungan antara P-E Fit dan wellbeing bersifat positif, yang berarti jika semakin tinggi tingkat P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan maka semakin tinggi pula wellbeing karyawan tersebut. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 4, yaitu P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan berpengaruh langsung terhadap wellbeing karyawan, sehingga kesimpulannya adalah terima H0 .