BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data
Data-data yang diperoleh akan digunakan untuk menunjang pembahasan serta kajian data dalam tugas akhir ini, data diperoleh dari beberapa sumber. Data-data tersebut antara lain : - Pencarian pengetahuan melalui buku, artikel, dan literatur dari internet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat. - Wawancara dengan Bpk. Bernaldi Pamuntjak sebagai narasumber - Kuisioner secara online. 2.1.2 Kuisioner Berdasarkan hasil kuisioner yang saya sebarkan melalui jejaring sosial perihal pentingnya udara jernih untuk anak kepada pria dan wanita yang sudah bekerja dan merupakan perokok aktif.
2.1.3 Literatur Internet - projectjernih.org
2.1.4 Data Umum Tentang Jumlah Keluarga Perokok di Indonesia Berdasarkan penelitian Lembaga Demografi Universitas Indonesia yang dicatat Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), terdapat 121 juta keluarga Indonesia yang menjadi keluarga perokok. Menurut Komnas PA, jika dalam satu keluarga terdapat seorang bayi dan balita, artinya ada 121 juta anak Indonesia yang menjadi perokok pasif. Sebagai perokok pasif, anak-anak sangat rentan terserang penyakit. Selain itu, hak mereka akan udara yang bersih dan sehat juga tidak terpenuhi, bahkan dilanggar. Hal inilah yang mendasari terbentuknya
5
2 sebuah gerakan penyadaran atas bahaya kebiasaan merokok orang-orang dewasa di dekat anak-anak. Gerakan penyadaran ini bertajuk "Kampanye Project Jernih". Lewat kampanye ini, diharapkan agar anak-anak terlindungi dari dampak buruk asap rokok, baik dengan meningkatkan kesadaran para perokok (terutama orang tua), maupun kesadaran orang yang bukan perokok agar tidak mau menjadi perokok pasif.
2.1.5 Kampanye Proyek Jernih •
Target Sasaran : Usia 30 – 50 tahun yang merokok secara aktif , terutama mereka yang sering bepergian ke luar bersosialisasi dengan kerabat dan banyak menghabiskan waktu yang tidak produktif.
•
Hal yang melatar belakangi gerakan ini adalah wujud kecintaan kepada anak dan masa depan bangsa melalui upaya “sederhana” yaitu membuat lingkungan anak yang bebas asap rokok.
•
•
Ada 3 hal yang mendasari gerakan ini yakni : -
Fungsi orang tua sebagai contoh yang baik bagi anak.
-
Asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan
-
Ujud menghargai manusia, alam dan masa depan bangsa
Yang ingin dicapai ke depannya adalah : -
Ada atau tidak ada larangan merokok, anak anak dijauhkan dari asap rokok
-
Rasa enggan bagi orang dewasa untuk merokok di depan anak anak
-
Membangun kesadaran bagi orang untuk bisa menegur orang yang merokok didekat anak anak (bahkan ibu yang sedang hamil)
• Merokok adalah keputusan pribadi bagi seseorang yang cukup dewasa untuk mengambil keputusan tersebut. Merokok telah diakui sebagai suatu tindakan yang merusak kesehatan manusia. Anak-anak sering diibaratkan sebagai kertas yang putih, menjadikannya perokok pasif dan membiasakan mereka diantara orang-orang yang merokok tidak hanya merampas hak mereka akan
3 udara jernih namun juga mengenalkan mereka terhadap kebiasaan merokok yang seakan-akan tidak
2.1.6 PerGub Provinsi DKI Jakarta Nomor 75 Tahun 2005 Bab IV : Kawasan Dilarang Merokok Bagian Kelima : Arena Kegiatan Anak-anak (Pasal 10) 1.
Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak, wajib melarang kepada pengguna dan/atau pengunjung untuk tidak merokok di arena kegiatan anak-anak.
2.
Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengampi tindakan, apabila terbukti pengguna dan/atau pengunjung ada merokok di arena kegiatan anak-anak.
3.
Pengguna dan/atau pengunjung arena kegiatan anak-anak, dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak, apabila ada yang merokok di arena kegiatan anak-anak.
4.
Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak, wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pengguna dan/atau pengunjung sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Bab V : Tempat Khusus / Kawasan Merokok Pasal 18 Tempat khusus atau Kawasan merokok harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. tempatnya terpisah secara fisik atau tidak bercampur dengan kawasan dilarang merokok; 2. dilengkapi alat penghisap udara atau memiliki sistem sirkulasi udara; 3. dilengkapi asbak atau tempat pembuangan puntung rokok. 4. dapat dilengkapi dengan data dan informasi bahaya merokok bagi kesehatan.
4 2.1.7 Bahaya Perokok Pasif Perokok pasif dapat menghirup asap ‘aliran samping’ (sidestream), yaitu asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar, maupun asap ‘aliran utama’ (mainstream), yaitu asap yang telah dihirup oleh perokok, lalu dihembuskan kembali ke lingkungan sekitarnya. Di dalam ruangan yang terdapat perokok, hampir empat per lima dari asap yang mengisi ruangan tersebut merupakan tipe aliran samping yang berbahaya. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa perokok pasif yang menghirup asap aliran samping berisiko mengidap kanker paru-paru sebesar 20-30% dan penyakit jantung sebesar 23%. Belum lagi dampak-dampak negatif lain, seperti rambut menjadi bau, mata iritasi, hingga stroke otak. Sedangkan bagi ibu hamil, asap rokok dapat mengganggu tumbuh kembang janin. Tak hanya orang dewasa, kesehatan anak-anak yang menjadi perokok pasif di lingkungan rumah mereka pun terancam bahaya. Efek yang bisa terjadi terhadap kesehatan mereka adalah kemunculan penyakit asma, bronkitis, batuk, gangguan penyakit telinga, gangguan terhadap saraf dan jantung. Dan jika hal itu terjadi, kualitas hidup anak pun akan menurun.
2.1.8 Satu dari Tiga Orang Indonesia Merokok Indonesia saat ini mempunyai prestasi yang cukup menyedihkan seputar rokok. Negara kita mempunyai jumlah perokok terbanyak didunia setelah Cina dan India (WHO, 2008). Amerika saat ini sudah berhasil menekan penduduknya untuk tidak merokok sehingga hanya tinggal 19,3% pada 2010. Keberhasilan Amerika untuk dapat menekan jumlah perokok pada masyarakatnya adalah karena kampanye media secara massal yang terus-menerus dan konsisten akan dampak buruk merokok, harga rokok yang selalu meningkat dan memperluas daerah bebas rokok. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 menunjukkan bahwa satu dari tiga orang Indonesia merokok. Prevalensi kelompok umur di atas 15 tahun yang merokok tiap hari secara nasional
5 sebesar 28,2%. Sedang penduduk Indonesia yang kadang-kadang merokok sebanyak 6,5%. Paling tinggi perokok Indonesia pada kelompok umur 2564. Kita tahu juga bahwa perokok aktif ini akan menjadi masalah pada orang sekitarnya yang tidak merokok. Mereka akan membuat orang di sekitar menjadi perokok pasif. Ternyata RISKESDAS juga menunjukkan kepada kita semua bahwa para perokok Indonesia juga menyebabkan orang di sekitarnya menjadi perokok pasif. Lebih dari 75% dari perokok di Indonesia merokok di rumah. Laki-laki lebih banyak merokok di rumah dibandingkan wanita (76,8% Vs. 73,1%). Penduduk pedesaan lebih banyak merokok di rumah dibandingkan dengan perkotaan (83,5% Vs. 69,4%). Penduduk yang masih sekolah pun ternyata sebanyak 46,7% merokok di rumah
2.1.9 Kandungan Berbahaya Yang Terdapat Pada Rokok •
Nikotin adalah racun yang digunakan dalam pestisida dan merupakan unsur adiktif dalam rokok.
•
Tar adalah istilah kolektif yang digunakan untuk menggambarkan partikulat yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau. Koktail bahan kimia yang menjadi salah satu zat yang menyebabkan kanker, zat residu yang dapat menyebabkan gigi kuning pada rokok.
•
Fungisida dan pestisida, Penyebab banyak jenis kanker dan cacat pada kelahiran bagi ibu hamil, sangat mengganggu perkembangan janin.
•
Cadmium, Penyebab dengan kanker paru-paru dan prostat.
•
Benzene, Penyebab utama leukemia.
•
Formaldehyde, penyebab lain kanker paru-paru.
•
Nickel, Penyebab peningkatan kerentanan terhadap infeksi paru-paru dan menyebabkan kerusakan fungsi paru paru pada manusia.
•
Amonia, Senyawa amonia yang umum digunakan dalam produk pembersih dan pupuk. Amonia juga digunakan untuk meningkatkan dampak nikotin dalam rokok yang diproduksi. Zat ini menjadi pemicu kerusakan paru-paru dan bahkan kematian
6 •
Arsenik, zat yang digunakan untuk racun tikus dan berbagai pestisida, keracunan zat ini dapat menyebabkan mual, diare, atau bau nafas dalam kasus yang ringan. Keracunan yang berlebihan akan menyebabkan kematian.
•
Formaldehida, bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan mayat, dan berdampak pada bagian hidung hidung, tenggorokan dan iritasi mata.
•
Vinyl Chloride, bahan kimia buatan manusia yang digunakan dalam pembuatan plastik dan di filter rokok. Zat ini menyebabkan kerusakan fungsi hati.
•
Ethyl Furoate, salah satu zat yang menyebabkan kerusakan hati pada binatang.
•
Polonium, Radioaktif yang menyebabkan kanker. •
Metanol, adalah sejenis cairan ringan yang mudah mencair dan menguap mudah terbakar. Meminum atau menghisap Metanol mengakibatkan kematian.
2.1.10 Third Hand Smoke Apa yang dimaksud dengan Third-Hand Smoke? Sebagian besar dari kita pasti sudah mengetahui resiko-resiko yang diderita oleh perokok aktif (first hand smoke) juga yang diderita oleh perokok pasif (second hand smoke). Ternyata, selain kedua kategori resiko tersebut, terdapat kategori lain dalam hal resiko dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh rokok, yaitu Third-Hand Smoke (THS). THS
merupakan
istilah
yang
mendefinisikan
zat-zat
berbahaya yang ada pada area atau permukaan benda-benda yang bersinggungan dengan perokok. Residu dari rokok yang telah dihisap akan tertinggal dan menempel pada pakaian, kursi, meja, lantai, makanan, dan benda-benda lain yang disentuh atau berada dekat dengan perokok aktif. Apa bahaya yang diakibatkan THS? THS ini sama berbahayanya dengan second-hand smoke. Second-hand smoke terdapat dalam asap dari rokok yang dinyalakan oleh perokok aktif, kemudian terhisap oleh perokok pasif. Zat-zat beracun yang
7 terdapat dalam THS sama dengan zat-zat beracun yang terdapat dalam second-hand smoke. Artinya, THS juga sama beresikonya dengan second-hand smoke bagi para non-perokok. Proses penyebaran THS ada beberapa cara, yaitu : 1.
THS “bertaburan” secara otomatis pada saat dan setelah merokok. “Taburan” residu zat-zat beracun dari rokok menempel begitu saja pada berbagai benda yang ada di ruangan tempat kegiatan merokok dilakukan.
2.
“Taburan” THS yang terdapat pada benda-benda tersebut kembali menguap dan berputar-putar di udara sebagai gas yang juga beracun. Proses ini disebut juga “off-gassing”.
3.
THS yang terdapat di suatu benda atau ruangan bercampur dengan bahan kimia lain yang telah ada sebelumnya di area tersebut (misalnya gas dapur, asap knalpot mobil, bahkan ozon) dan kemudian menimbulkan racun baru
Zat-zat yang terdapat dalam THS, 11 diantaranya bersifat karsinogen (zat penyebab kanker). Selain itu, dalam sebatang rokok, terdapat 599 racun yang tentunya berbahaya bagi tubuh manusia. Kerudakan organ tubuh merupakan dampak buruk dari paparan THS. Kanker, kerusakan fungsi liver dan paru-paru, gangguan pernapasan, juga perilaku hiperaktif pada anak yang tinggal di lingkungan sarat THS. Resiko dari paparan THS bagi bayi 20 kali lebih berat dibandingkan terhadap orang dewasa. Hal itu dikarenakan bayi dan anak-anak lebih sering memasukkan tangan mereka ke mulut, mengambil dan memakan bendabenda seperti mainan juga makanan yang tergeletak dan terpapar THS, dan juga lebih sering bermain, duduk, berguling di lantai. Bayi dan anak-anak menanggung resiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh residu rokok, misalnya infeksi saluran pernapasan dan kanker. Cara menanggulangi dampak negatif THS adalah sebagai berikut : 1.
Menciptakan lingkungan yang 100% bebas rokok. Hal itu bisa dilakukan dengan tidak mengizinkan merokok di rumah atau di kendaraan. Penting untuk diingat,
8 membuka
saluran
ventilasi
TIDAK
mencegah
penyebaran kontaminasi THS. Penelitian menyebutkan bahwa pada rumah yang sudah kosong selama 2 bulan, masih terdapat residu THS yang ditinggalkan oleh perokok sebelumya. Jika sudah telanjur terpapar THS, bersihkan rumah dan kendaraan dengan seksama (bisa dengan bantuan cuka). 2.
Jika anda merokok, pastikan mencuci tubuh (mandi, keramas, sikat gigi) juga mengganti seluruh pakaian anda, sebelum bersinggungan dengan keluarga anda, khususnya sebelum menggendong anak. Jika anda merokok 10 batang sehari, maka anda perlu mengulang ritual tersebut 10 kali sehari.
3.
Solusi yang paling baik adalah dengan berhenti merokok atau membantu agar orang-orang terdekat anda untuk berhenti merokok.
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Teori Desain Komunikasi Visual Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar
desain
dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
dalam
menciptakan dan mengaplikasikan kreativitas. Frank Jefkins dalam Advertising Made Simple (1997, p245) mengelompokkan prinsipprinsip desain menjadi: kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala, dan penekanan.
Keseimbangan (balance) Keseimbangan adaslah bagaimana cara mengatur unsurunsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris memberi
9 kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.
Dalam desain P3KA ini, penulis memakai teori keseimbangan atau balance pada unsur-unsur desain dengan mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan secara simetris yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama dalam setiap desain
2.2.2 Teori Warna Menurut Lia Anggraini dan Kirana Nathalia dalam Desain Komunikasi Visual Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula (2014, p37) warna merupakan unsure penting dalam obyek desain. Dengan warna dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan atau membedakan sifat decara jelas. Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood, menggambarkan citra sebuah perusahaan dan lainnya. Teori Brewster meyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu:
1.
Warna Primer Merupakan warna dasar yang bukan campuran dari warnawarna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, kuning, dan biru.
2.
Warna Sekunder Merupakan merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran biru dan kuning, dan ungu
10 adalah campuran merah dan biru. 3.
Warna Tersier Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari percampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna, yakni merah, kuning, dan biru.
4.
Warna Netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Adapun psikologi yang bisa tercipta dari masing – masing warna yaitu : •
Warna merah identik dengan warna berani, semangat, agresif, penuh gairah,dan menarik perhatian. Warna primer ini bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup). Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat,agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat.
•
Biru mewakili suasana dingin seperti birunya lautan. Warna langit dan laut, biru adalah salah satu warna yang paling populer alami, segar, bersih, danmemiliki kesan tenang. Warna ini melambangkan perasaan yang mendalam, intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan, pengabdian, seorang pemikir,konsistensi, dan dingin. Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna.
•
Warna sekunder ini adalah campuran warna merah dan biru y ang melambangkan sifat kemewahan, keaslian, kebenaran, sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan. Warna kerajaan, ungu berkonotasi kemewahan,kekayaan, dan kecanggihan.
2.2.3 Sistem Grid Menurut Timothy Samara dalam bukunya “Making and Breaking the
11 Grid”, grid merupakan gabungan dari 2 struktur dimensional yang dipertemukan antara axis vertikal dan horizontal yang digunakan untuk struktur konten. Dan grid merupakan awal dan dasar dari proses desain oleh karena itu sistem grid sangat penting. Penulis menggunakan grid modular dalam mendesain poster kampanye ini.
Gambar 2.1 Grid Modular Sumber : http://robinseaman.files.wordpress.com/2010/04/modular-grid-forproject-6.gif
2.2.4 Teori Typography
Menurut Massimo Vignelli dalam bukunya yang berjudul The Vignelli Canon, Typography sebagai disiplin dalam mengorganisir sebuah informasi dalam cara yang paling objektif Faktor-faktor penting dalam Typography : •
Clearity : huruf memperlihatkan kejelasan
12 •
Readability
: huruf yang dipilih mudah dibaca
•
Legibility
: huruf yang dipilih jelas bentuknya
•
Visibility : huruf yang dipilih mudah terlihat
( Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, Jakarta 2001)
Tipografi menurut Stanley Marrison “Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu;
seperti
mengatur tulisan,
membagi-bagi
ruang/spasi,
dan
menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks. Tipografi merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan utama.” Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Terkadang secara tidak sadar, kita selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita
kenakan
dan
masih
banyak
lagi
contoh-contoh
lainnya. .
Tipografi (dalam bahasa inggris : Typography) adalah perpaduan antara ilmu seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain. Tipografi juga bisa dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “bahasa yang dapat dilihat”. 2.2.5 Definisi Kampanye Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu
13 pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7)
2.2.6 Khalayak Sasaran Kampanye Agar kampanye sesuai dengan harapan yang ingin dicapai, maka sampaikan kampanye itu pada orang yang tepat sehingga program kampanye itu menjadi terarah dan terfokuskan karena pesan yang disampaikan sesuai dengan karakteristik khalayak. Dengan demikian pemahaman tentang khalayak akan menentukan bagaimana kampanye dilaksanakan dan hasil apa yang dicapai. McQuail dan Windhal mendefinisikan khalayak sasaran sebagai sejumlah besar orang yang pengtahuan, sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye. Besarnya jumlah khalayak sasaran ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki karakteristik yang beragam, sehingga cara mereka merespon pesan kampanye menjadi berbeda.
2.2.7 Bagaimana Khalayak Mengolah Pesan Kampanye Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana khalayak mengolah dan merespon berbagai stimulus yang menerpa mereka, yaitu :
1. Teori Integrasi Informasi
Martin Feishbein berasumsi bahwa ”The Information approach centers on the ways people acumulate an organize informations about some, object, situation, or idea, to form attitude toward a concept”.(organisasi mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide-ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut) (Little John, 1997:234-240)
14 Feishbein dalam Little John kemudian mengemukakan bahwa merujuk pada teori ini semua informasi mempunyai kekuatan potensial yang dapat mempengaruhi orang untuk memiliki sikap tertentu. Besar tidaknya pengaruh tersebut tergantung kepada dua hal yaitu: valensi dan Bobot Penilaian.
2. Teori Pertimbangan Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog dari Oklahoma University AS, (Barker 1987). Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan yang terjadi dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi. Proses mempertimbangkan isu atau objek sosial itu berpatokan pada kerangka rujukan yang dimiliki seseorang.
3. Teori Elaboration Likelihood Model
Teori ini untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Richard E Petty dan John T. Cacioppo, pakar komunikasi persuasif dari Ohio State University AS, pada tahun 1980. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa orang dapat memproses pesan persuasif dengan cara yang berbeda. Elaboration Likelihood adalah model komunikasi yang bersifat persuasif, bagaimana orang atau penerima dapat terpengaruhi oleh maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator sehingga tujuan yang diinginkan oleh komunikator dapat direalisasikan secara langsung. Model ini melatih bagaimana proses berpikir secara kognitif dapat dilakukan oleh para komunikan
Dalam kampanye ini, penulis menggunakan teori Elaboration Likelihood Model model komunikasinya bersifat persuasif, bagaimana membuat target terpengaruh dan mengerti apa yang dimaksud oleh komunikator dan dapat direalisasikan secara langsung.
15
2.2.8 Komunikasi Efektif Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.
16 2.2.9 Media 2.2.9.1 Website Proyek Jernih
Gambar 2.2 Website Proyek Jernih Sumber : www.projectjernih.org
2.2.9.2 Program Proyek Jernih Car Free Day
Gambar 2.3 Car Free Day Sumber : www.projectjernih.org
Kampanye Proyek Jernih ini juga melakukan beberapa kegiatan, seperti edukasi yang akan mensosialisasikan gagasan dari gerakan dan
17 membagikan pin kampanye. Melalui kampanye ini, para orangtua diharapkan sadar untuk tidak merokok di dekat anak-anak serta rela mematikan rokoknya atau menjauhi anak-anak dari asap rokok. Aksi tersebut akan dilakukan di area Car-Free Day Jakarta pada 10 November 2013.
2.2.9.3 Akun Media Sosial
Gambar 2.4 Facebook Proyek Jernih Sumber : www.facebook.com/ProjectJernih
Gambar 2.5 Twitter Proyek Jernih Sumber : https://twitter.com/ProjectJernih
18 2.2.9.4 Goodies
Gambar 2.6 Goodies Sumber : https://projectjernih.org/goodies.html
2.2.9.5 Video
Gambar 2.7 Anak Bukan Asbak Sumber : www.youtube.com
19 2.2.9.6 Testimoni
Gambar 2.8Testimoni Anak Sumber : www.youtube.com
Gambar 2.9 Ulasan pakar Sumber : www.youtube.com Testimonial dari sejumlah publik figur dan masyarakat, termasuk para ahli dari kalangan dokter maupun psikolog. Mereka memberikan kesaksian seputar permasalahan etika merokok di keluarga.
20 2.2.9.7 Talkshow
Gambar 2.10Talkshow Sumber : www.youtube.com
2.2.10 Analisa Kasus 2.2.10.1 Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam perancangan komunikasi visual ini bahwa tentunya semua orangtua ingin yang terbaik bagi anak-anaknya dan ingin melihat anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga hal ini akan menjadi pendorong para orang tua perokok untuk mengalah dengan tidak merokok di sekitar anak dan dalam keadaan jernih saat ingin bersentuhan dengan anak. 2.2.10.2 Faktor Penghambat Orang tua yang masih kurang peka dan kurang pengetahuan akan bahaya apa yang ia tanamkan pada si anak apabila terus-terusan merokok di sekitarnya.
21 2.2.11 Analisa SWOT tentang gerakan tips mengurangi dampak THS • Strength - Langkah sangat mudah dilaksanakan oleh orang dewasa - Tindakan sederhana besar keuntungannya untuk anak-anak • Weakness - Diperlukan tekad dan niat kuat • Opportunity - Peraturan pemerintah tentang merokok - Maraknya komunitas yang bergerak mengurangi paparan rokok kepada anak - Banyaknya kampanye yang menghimbau tentang kurangi paparan rokok sekitar anak • Threat - Gaya hidup dan prioritas kebutuhan membuat orangtua menjadi kurang peka akan pentingnya udara jernih untuk anak. - Ketidakpedulian orang dewasa perokok
22