BAB 2 TINJAUAN UMUM DAN LANDASAN TEORI
2.1
PERPUSTAKAAN
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Arti perpustakaan secara tradisional adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Dalam bahasa Sansekerta, perpustakaan diambil dari kata pustaka yang artinya kitab atau buku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1998. Perpustakaan diartikan sebagai 1. Kitab, buku
2. Kitab primbon kata pustaka mendapat imbuhan per dan akhiran an
menjadi perpustakaan yang mengandung arti kumpulan buku- buku bacaan, bibliothek, dan buku- buku kesusastraan. Di dalam bahasa Inggris, perpustakaan didefinisikan sebagai Library yang berasal dari bahasa Latin Liber atau Libri yang artinya buku. Dalam bahasa asing lainnya disebut sebagai bibliotheek dalam bahasa Belanda, bibliothek dalam Bahasa Jerman, bibliotheque dalam bahasa Perancis, bibliotheca dalam bahasa Spanyol, dan dalam bahasaPortugal adalah bibliotheca. Semua istilah dalam bahasa asing tersebut berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku, kitab. Menurut Perpustakaan Nasional RI tahun 2005:4 perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia sekurang- kurangnya seorang pustakawan, ruangan/ tempat khusus dan koleksi bahan pustakaan sekurang- kurangnya seribu judul dari berbagai definisi ilmu yang sesuai dengan jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta dikelola menurut sistem tertentu untuk kepentingan masyarakat penggunanya. Berdasarkan beberapa sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah subuah tempat , ruangan atau gedung penyimpan koleksi buku dan informasi yang dikelola oleh pustakawan sehingga dapat dibaca, dipinjam and dirujuk oleh masyarakat atau anggota perpustakaan dan bukan untuk diperjual- belikan.
2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1 Sejarah Perkembangan Perpustakaan 5
Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban manusia karena perpustakaan merupakan produk dari manusia. Tahap perkembangan sejarah perpustakaan sudah dimulai sejak zaman sebelum masehi sampai diperluaskan kepada bangsa- bangsa modern saat ini. a. Sebelum Masehi Pada mulanya aktivitas manusia dituliskan dengan cara diukir pada batu, kayu dan lempengan. Lambat laun cara ini dianggap kurang praktis sehingga manusia berusaha menemukan alat tulis yang lebih praktis. Penemuan dimulai di Mesir sekitar tahun 2500 sebelum Masehi yang menjadi titik awal perkembangan pustaka dunia. Hasil penemuan tersebut adalah papyrus yang merupakan sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil yang diproses dengan cara ditumbuk, diratakan serta dikeringkan sehingga dapat digunakan untuk menulis dengan pahatan dan tinta. Dari kata papyrus tersebut muncullah istilah paper, papiere dan papiros yang berarti kertas. Landasan kimiawi dari papyrus itulah yang telah dikembangkan menjadi kertas modern hingga zaman ini. Gambar 2.1 TanamanPapyrus
Gambar 2.2 Papyrus Paper
Sumber: google image
Sumber: google image
b. Sesudah Masehi Penggunaan papyrus masih dilakukan hingga 700 Masehi. Disamping itu penggunaan kulit binatang sebagai media tulis mulai berkembang dan ditemukannya bahan yang mirip dengan kertas modern. Akan tetapi karena pengetatan distribusi barang oleh penguasa Cina maka perkembangan kertas di Eropa berjalan lambat. Dan pada zaman itu bangsa Eropa menggunakan kulit binatang yang disebut sebagai Parchmen sebagai media tulis. Bangsa Eropa mulai mengenal kertas pada abad ke12 dan mesin percetakan ditemukan pada abad ke- 15 hingga abad ke- 16 dan selama 6
400 tahun mengalami revolusi mesin cetak. Akibatnya semakin banyak satrawan dan novelis yang melakukan komunikasi formal antara penulis dan pembacanya. c. Perkembangan Perpustakaan di Berbagai Negara •
Sumeria dan Babylonia Perpustakaan dikenal sejak 3000 SM dengan kegiatan menulis rekening jadwal kegiatan yang diperoleh dalam bentuk clay tablet atau lempeng tanah liat. Tulisan yang digunakan berupa kumpulan gambar yang disebut pictograph yang kemudian berkembang menjadi aksara Sumeria dan berkembang lagi menjadi huruf paku yang disebut sebagai cuneiform. Perpustakaan yang berisikan lempengan tanah liat didirikan tahun 668- 626 SM di Niniveh oleh raja Azurbanipal. Terdapat 3000 lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari berbagai penjuru kerajaan. • Mesir Teks tertulis dimulai sejak abad 4000 SM ditulis dengan huruf hieroglyiph dan semakin maju dengan penggunaan papyrus dibantu dengan alat tulis berupa kuas dan tinta pada tahun 1200 SM. Pengembangan perpustakaan terjadi di Mesir hingga 1250 SM dan perpustakaan tersebut dimiliki oleh Raja Rameses II yang memiliki koleksi sekitar 20.000 buku. • Yunani Bangsa Yunani mengenal perpustakaan pada tahun 600- 700 SM dan mencapai kejayaan pada tahun 500 SM pada zaman Hellenisme dan perpustakaan utama terletak di kota Alexandria (Mesir) dan Pegamum di Asia Kecil. Perpustakaan Alexandria ini memiliki 200.000- 700.000 gulungan papyrus. Perpustakaan yang dikenal sebagai Bibliotheca Alexandrina Egypt saat ini merupakan perpustakaan pertama, tertua, dan terbesar di dunia. Di Asia Kecil, perpustakaan Pergamum digunakan sebagai pusat belajar dan kegiatan sastra. Penggunaan papyrus terbatas sehingga lebih diutamakan penggunaan parchmen atau kulit binatang hingga berkembangnya mesin cetak. Koleksi perpustakaan Pergamum mencapai 100.000 gulungan parchmen yang telah diserahkan ke perpustakaan Alexandria.
7
• Romawi Koleksi perpustakaan didapatkan dari rampasan perang. Pada zaman itu Julius Caesar memerintahkan agar perpustakaan terbuka untuk
umum.Gulungan
papyrus diganti menjadi codex yang merupakan kumpulan dari kumpulan kulit binatang/ parchemen yang diikat dan dijilid menjadi buku . Setelah mengalami kemunduran pada kerajaan romawi, perpustakaan yang terbuka hanyalah perpustakaan biara. Sudah tidak ada lagi perpustakaan yang terbuka untuk umum. • Byzantium Pada tahun 324 kaisar Konstantin Agung yang merupakan Raja Roma Barat dan Roma Timur mendirikan perpustakaan yang menekankan pada karya Latin di Konstantinopel/ Byzantium. Koleksinya tercatat mencapai 120.000 buku yang terdiri dari karya Latin, karya Kristen, non- Kristen, karya Yunani, ensiklopedia dan lexicon. •
Arab Produksi buku melonjak pada abad ke- 8 di Baghdad menyebabkan berkembangnya perpustakaan dan pusat belajar terutama perpustakaan masjid. Perpustakaan Kairo memiliki koleksi sejumlah 150.000 buku danPerpustakaan Cordoba di Spanyol yang didirikan orang Arab memiliki koleksi 400.000 buku. • Renainssance Secara tidak langsung bermula dari pengungsian ilmuwan Byzantium dari Konstatinopel yang membawa manukrip kuno dan diterima oleh ilmuwan Italia yang juga mendukung perkembangan manuskrip yang berisi tentang kajian Yunani dan Latin. Karya ini tersebar ke Eropa Utara dan Barat. Sebagian diantaranya tersimpan di perpustakaan biara dan perpustakaan uiversitas.
• Pasca Renainssance- Sekarang Setelah berakhirnya masa renainssance perpustakaan tetap menjadi ikon peradaban sebuah bangsa yang memiliki tradisi keilmuan yang kuat. Amerika Serikat memiliki perpustakaan yang paling besar di masa ini, yaitu The Library of Congress dengan jumlah koleksi sekitar 86 juta bahan pustaka dalam 470 8
bahasa. Termasuk 22 juta buku dan brosur. Terdapat 30.000 buku pelatihan dan pelajaran dalam huruf bralle, pertitur music, dan media rekaman khusus untuk penyandang cacat. Sedangkan di Inggris memiliki The British Museum Library dengan koleksi 11 juta buku. Mayoritas perpustakaan kini tidak hanya diperuntukkan bagi pembaca buku dan media cetak, tetapi layanan perpustakaan telah diperluas dalam berbagai koleksi media cetak dan elektronik. Fasilitas perpustakaan modern juga dapat dinikmati di rumah tanpa harus pergi ke lokasi perpustakaan atau dapat disebut sebagai elibrary atau perpustakaan online yang menyediakan e-book atau buku elektronik yang biasanya dapat didownload secara online dengan format pdf.
2.2.2 Jenis dan Tipe Perpustakaan 2.2.2.a. Tipe Perpustakaan Berdasarkan Organisasi a. Perpustakaan Internasional Merupakan perpustakaan antara dua negara atau lebih yang mendapat sertifikasi standar internasional ISO (International Organization for Standards), IEC (International Electro& Electrical Standard Commision, dan CAC (Codex Alimanteirus Commision). b. Perpustakaan Nasional Perpustakaan yang berfungsi untuk menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara. c. Perpustakaan Umum Merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan untuk melayani masyarakat umum.Perpustakaan ini menyediakan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar be;akang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya. d. Perpustakaan Swasta Perpustakaan yang dikelola oleh pihak swasta atau pribadi dengan tujuan untuk melayani kepentingan kelompok, keluarga ataupun perorangan secara terbatas. Perpustakaan swasta memiliki iuran sewa dalam periode tertentu bagi pengguna layanan perpustakaan tersebut. 9
e. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang dibangun oleh instansi/ kantor yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pustaka yang menunjang kegiatan instansi atau kantor tertentu. f. Perpustakaan Wilayah Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang bersangkutan. g. Perpustakaan Keliling Merupakan perluasan dari perpustakaan umum yang memberikan pelayanan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan mengunjungi pemakai. h. Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggim badan bawahannya maupun lembaga yang berafilasi dengan perguruan tinggi mencapai tujuannya. i. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan yang merupakan bagian integral dari sekolah dengan fungsi membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi dapat digolongkan pada jenis perpustakaan swasta dan khusus. Akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang lebih spesifik sehingga kedua jenis perpustakaan tersebut digolongkan secara terpisah.
2.2.2.b. Tipe Perpustakaan Berdasarkan Teknologi Berdasarkan buku Dasar- Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (2007), tipe teknologi perpustakaan terbagi menjadi tiga, antara lain adalah: a. Perpustrakaan Kertas Tipe perpustakaan ini memiliki konsep teknik operasional perpustakaan (pembelian, pengolahan, sistem catalog dan sirkulasi) dan bahan pustaka (terutama teks) masing- masing berbasis kertas dan karton. b. Perpustakaan Terotomatisasi
10
Tipe perpustakaan ini sudah mulai menggunakan komputer tetapi masih dibantu dengan media kertas sebagai bahan pustaka. c. Perpustakaan Elektronik Pada tipe perpustakaan ini, baik bahan pustaka maupun teknik operasionalnya sudah menggunakan media elektronik.
2.2.3
Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991), menurut Sulistyo Basuki fungsi
perpustakaan terbagi atas 5 fungsi yaitu: a. Fungsi Edukasi Perpustakaan sebagai tempat/ ruang bagi masyarakat dari berbagai kalangan usia mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru tanpa dibatasi ruang kelas. b. Fungsi Informatif Perpustakaan menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna dalam memperoleh informasi yang diinginkan. c. Fungsi penelitian Sumber informasi media cetak dan digital yang ada di perpusyakaan dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam membuat penelitian. d. Fungsi Kebudayaan Menumbuhkan budaya baca di kalangan pemustaka sebagai bekal penguasaan alih teknologi e. Fungsi Rekreasi Perpustakaan menyediakan koleksi hiburan yang dapat menghilangkan rasa bosan.
2.2.4 Koleksi dan Klasifikasi Buku 2.2.4.a Distribusi Koleksi Koleksi yang dimiliki perpustakaan tidak hanya berupa buku atau bahan cetak saja, dalam era modern ini perpustakaan juga menyajikan lembaran music, audiovisual dan bentuk mikro. Media cetak terbagi dalam buku, jurnal, kliping, surat kabar, majalah, 11
laporan, pamflet, prosiding, manuskrip (naskah), studi kasus dan karya tulis ilmiah. Media lembaran musik, audiovisual dan mikro diantaranya terdapat film, slide, kaset, piringan hitam, microfilm, mikrofis, mikroburam, Laser Disc, Compact Disc (CD), Video Compact Disc (VCD), dan Digital Versatile Disc / Digital Video Disc (DVD). Menurut Soejono Timo (1992) sirkulasi distribusi koleksi baru perpustakaan harus melalui tahap- tahap berikut, yaitu: 1. Pendaftaran bahan- bahan (administrasi) 2. Proses klasifikasi dan pembuatan katalog (teknis) 3. Penyusunan bahan- bahan ke rak atau cabinet sebagai tahap akhir yang dapat menentukan kokeksi dapat dipinjam atau disebarluaskan. Soejono Timo (2002) juga menyatakan bahwa daftar bahan- bahan di perpustakaan diklasifikasikan menggunakan nomor atau alphabet secara sistematis untuk memudahkan pembaca maupun pengelola dalam menemukan dan meletakkan kembali bahan- bahan perpustakaan. Katalog dapat dibuat dalam bentuk buku, lembaran lepas yang dijilid atau menggunakan kartu. Dalam perpustakaan yang telah terkomputerisasi, katalog manual telah digantikan oleh katalog online yang disebut sebagai OPAC kepanjangan dari Online Public Access Catalog yang dapat diakses pada website perpustakaan. 2.2.4.b Sistem Katalog Pada buku- buku seri atau memiliki subjek yang sama dihubungkan menjadi satu harus ada penerapan metode klasifikasi. Adapun metode klasifikasi dan penomoran pada koleksi perpustakaan yang telah diakui secara internasional adalah Bibliographic Classification, Colon Classification, Dewey Decimal Classification, Library of Congres Classification, dan Universal Decimal Classification. Namun yang sering diterapkan yaitu Dewey Decimal Classification (DDC) dan Universal Decimal Classification (UDC). a Dewey Decimal Classification (DDC) Sistem klasifikasi DDC dibuat oleh Melvil Dewey pada tahun 1876 untuk keperluan menyusun buku. Sistem klasifikasi yang diterapkan pada DDC adalah penomoran buku menurut subjeknya tanpa memperhatikan dimana buku diletakkan di rak.Buku yang 12
baru datang disisipkan diantara buku- buku lama yang berkaitan subjeknya.Berikut ini adalah sepuluh kelas utama yang terdapat dalam sistem katalog DDC:
Tabel 2.2 Dewey Decimal Classification
NO. KLASIFIKASI 000 100 200 300 400
KETERANGAN KATEGORI
General works (karya- karya umum) Philosopy (filsafat) Religion (agama) Social sciences (ilmu sosial) Language (bahasa) Pure science (ilmu pengetahuan alam 500 dan pasti 600 Technology (teknologi) The arts (kesenian, arsitektur dan 700 olahraga) 800 Literatur (kesusastraan) 900 History (sejarah) Sumber: Pengantar Ilmu Perpustakaan
b. Universal Decimal Classification (UDC) Disusun oleh Paul Otlet dan Henry La Fontaine berkebangsaan Belgia pada tahun 1895. Merupakan adaptasi dari sistem DDC yang juga dikenal dengan nama Classification Internationale Desimale, International Decimal Classification, Expanded Dewey, dan Brussel Expansion of Dewey. Akan tetapi nama yang paling umum disebutkan adalah UDC. Sistem klasifikasi UDC lebih banyak dipakai perpustakaan di Eropa. UDC tidak hanya berlaku untuk koleksi media cetak namun juga digunakan pada media elektronik. Sama halnya seperti DDC, UDC memiliki 10 kelas dalam penomoran, yaitu:
Tabel 2.3 Universal Decimal Classification
NO.
KETERANGAN KATEGORI 13
KLASIFIKASI 000
General works (karya- karya umum) Philosopy and Psychology (filsafat dan 100 psikologi) 200 Religion, Teology (agama dan teologi) 300 Social sciences (ilmu sosial) 400 Dikosongkan untuk perluasan mendatang Pure science and math (ilmu 500 pengetahuan alam dan pasti) 600 Ilmu terapan, kedokteran dan teknologi The arts (kesenian, rekreasi, hiburan dan 700 olahraga) 800 Bahasa, sastra, linguistic, filologi Geography, biography, history 900 (Geografi, biografi dan sejarah) Sumber: Pengantar Ilmu Perpustakaan
2.2.4.c Sistem Pelayanan Perpustakaan Dalam melayani pengunjumg, perpustakaan memiliki dua sistem yaitu: 1. Closed Access Service Dalam sistem tertutup, pengunjung tidak diperkenankan memilih sendiri koleksi yang hendak dipinjam. Pustakawan akan membatu pengunjung dalam mencari koleksi yang akan dipinjam. 2. Open Access Service Dalam sistem terbuka, pengunjung dapat menuju rak koleksi dan mengambil sendiri koleksi yang akan dipinjam secara langsung tanpa bantuan dari pustakawan dalam arti self- service.
2.3 Perpustakaan Sekolah 2.3.1. Pedoman Mendirikan Perpustakaan Sekolah Berikut ini adalah landasan pembentukan perpustakaan sekolah berdasarkan lokasi dan ruang menurut Pedoman Perpustakaan Sekolah dari IFLA dan UNESCO antara lain: a. Lokasi terpusat atau sentral dan jika memungkinkan terletak di lantai dasar 14
b. Akses dan kedekatan dapat terjangkau oleh semua ruang pengajaran c. Diupayakan terletak jauh dari sumber kebisingan d. Pencahayaan yang cukup baik, dapat melalui jendela maupun penerangan buatan e. Suhu ruangan yang tepat (misalnya terdapat pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi) f. Desain yang tepat guna untuk memenuhi kebutuhan penderita cacat fisik g. Ukuran ruang yang cukup untuk penempayan koleksi buku, fikfi dan non- fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, surat kabar dan majalah, sumber non- cetak serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca,meja komputer, ruang pameranm ruang kerja pengelola dan staff dan meja perpustakaan h. Fleksibilitas untuk memungkinkan keragaman kegiatan serta perubahan teknologi dan kurikulum pada periode mendatang i. Kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset koleksi referensi dan koleksi dasar j. Kawasan ruang baca informal untuk buku dan majalah yang mendukung literasi, pembelajaran sepanjang hayat dan hiburan k. Kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untuk kelompok kecil, kelompol besar dan instruksional formal seluruh kelas dengan kawasan teknologi pengajaran dan pameran yang sesuai l. Kawasan ruang proyek kelompok dan produksi untuk kerja fungsional dan pertemuan perorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas produksi media m. Kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kanror, kawasan untuk memproses materi media perpuatakaan penyimpanan peralatan audio dan kawasan materi serta alat tulis kantor.
Sedangkan Furniture dan aksesoris yang memenuhi kriteria perpustakaan sekolah yang baik adalah dengan memiliki hal- hal sebagai berikut: a. rasa aman b. pencahayaan yang baik c. desain yang kokoh, tahan lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan 15
d. didesain untuk menampung persyaratan khusus populasi sekolah dalam arti cara paling restriktif. e. desain yang mengakomodasi perubahan pada program sekolah, program pengajaran , serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul. f. desain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut perabotan, peralatan, alat tulis kantor dan materi. g. dirancang dan dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu keaneka ragaman koleksi sumber daya yang terorganisasi. h. dirancang dan dikelola sehingga secara estetis sehingga pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tanda yang jelas dan menarik. 2.3.2. Standar Perencanaan Perpustakaan SMA Perpustakaan sekolah tidak memiliki standar tertentu tetapi mengikuti standar sekolah karena perpustakaan SMA tidak berdiri sendiri namun menjadi faktor internal dalam berdirinya sebuah sekolah. 2.3.2.a Gedung/ Ruang dan Area Perpustakaan Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan, kriteria Perpustakaan SMA harus menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, staff, dan pemustakaanya dengan ketentuan: Tabel 2.4 Tabel Ketentuan Luas Ruang Jumlah Siswa Luas Ruang 3- 6 rombongan belajar 112 M2 7- 12 rombongan belajar 168 M2 13- 18 rombongan belajar 224 M2 19- 24 rombongan belajar 280 M2 Sumber: Standar Desain Perpustakaan Ketentuan pengaturan ruang perpustakaan telah diatur dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs), dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA) Area perpustakaan sekurang- kurangnya juga harus meliputi: •
Area koleksi
•
Area baca 16
•
Area kerja
•
Area multimedia
2.3.2.b Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan Perpustakaan yang lengkap pada umumnya memiliki perabot khusus seperti rak buku dan label penomoran, rak surat kabar, rak majalah, rak atau meja komputer untuk katalog, kursi dan meja sirkulasi dan sebagainya untuk menunjang kegiatan anggota dan pustakawan. Akan tetapi pada perpustakaan sekolah tidak semua perabot digunakan. Menurut Standar Nasional perpustakaan, Serkurang- kurangnya desain perpustakaan sekolah yang ideal menyediakan perlengkapan sejumlah berikut: • Rak buku
: 5 buah
• Rak majalah
: 1 buah
• Rak surat kabar
: 1 buah
• Meja baca
: 5 buah
• Kursi baca
: 10 buah
• Kursi kerja
: 2 buah
• Meja kerja
: 2buah
• Lemari katalog
: 1 buah
• Lemari
: 1 buah
• Papan pengumuman • Meja sirkulasi
: 1 buah : 1 buah
• Majalah dinding
: 1 buah
• Rak buku referensi
: 1 buah
• Perangkat komputer administrasi
: 1 buah
• Perangkat komputer pemustaka
: 1buah
• TV
: 1 buah
Berikut ini adalah standar minimum ukuran perabot perpustakaan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
17
Tabel 2.5 Standarisasi Ukuran Furniture Perpustakaan Sekolah NO 1 2 3 4 5 6 7
JENIS PERABOT Rak Buku Meja Baca Siswa Meja ½ biro Meja komputer Meja pengolahan Kursi kerja Karpet
Panjang(cm) Lebar(cm) Tinggi(cm) 120 35/45 120 53 35 76 120 70 75 120 70 75 120 70 75 45 40 43 350 200 Sumber: pnri.go.id
2.3.3. Tanggung Jawab Perpustakaan Sekolah Peran dan tanggung jawab perpustakaan sekolah dalam memajukan pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia sangat besar manfaatnya. Berikut ini adalah peran perpustakaan sekolah antara lain adalah: • Sebagai perangkat perlengkapan pendidikan yang bertugas untuk menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar- mengajar. • Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunanya • Menyediakan sumber- sumber rujukan yang memudahkan kegiatan konsultasi bagi pelajar dan pengajar. • Menyediakan sumber- sumber rekreasi yang berkaitan dengan bidang kebudayaan yang dapat meningkatkan daya kreativitas. • Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pelajar dan pengajar tertarik dan terbiasa menggunakan perpustakaan. • Sebagai sumber informasi utama bagi guru dan siswa. • Memberikan bimbingan membaca.
18