Bab 1 Kehilangan mimpi Disuatu daerah didesa yang kecil,daerah surabaya tepat dekat daerah nganjuk hidup seorang wanita yang selalu gigih dalam bekerja keras demi menghidupi ketiga anaknya, bersama sang suami yang sangat dia cintai,mereka tidak pernah lelah untuk banting tulang demi keluarga, sebut saja nama ibu adalah ibu marni dan bapak supri, bagi mereka kepentingan anak-anak mereka soal pendidikan paling penting dari pada harus memikirkan harta yang melimpah dari jalur yang tidak halal. Anaknya yang pertama bernama yuni,yang kedua sarah dan terakhir namanya ryan mereka bertiga sangat membanggakan kedua orang tuanya bukan hanya dalam pendidikan tapi mereka juga rajin dalam membantu orangtua mereka, tapi paling pintar dari mereka adalah yuni yaitu kakak tertua mereka dia duduk dibangku kelas 1 SMA kalau yang kedua
duduk di bangku kelas3 SMP dan adiknya kelas 1SMP walau jarak mereka agak dekat tapi mereka jarang pertengkaran. Yuni telah mendapat beasiswa sejak SMP dan uangnya untuk menambahkan kehidupan mereka semua di kampung dan sisahnya ditabung untuk satu impian mereka bertiga, yaitu pergi ke eropa lebih tepatnya negara Belanda karena bagi yuni dan adikadiknya belanda itu negara paling mandiri dan keren dengan kincir anginya, padahal mereka juga belum pernah lihat, tapi pernah baca di buku bekas yang mereka sering ambil di gudang sekolah karena disitu banyak buku bekas yang tidak terpakai. Suatu ketika ibunya yang sering bekerja tanpa menghiraukan kesehatannya, dia bekerja sebagai buru cuci dengan tenaga yang keluar banyak dan ditambah kerja serabutan membuat ibu tidak pernah beristirahat secukupnya paling hanya se –jam atau dua-jam,yuni dan yang lain sering menasihati ibu 2
termasuk bapak- pun begitu, tapi ibu tetap tidak menghiraukan paling ibu hanya bilang. “ah ni Cuma kecapeaan biasa nanti juga hilang pusingnya”: ini penyakit yang sering dirasakan ibu yaitu pusing yang berkepanjangan sampai lama, karena awalnya ibu meremekannya. Ibu sangat bandel kalau disuruh ke dokter tapi ibu hanya minum obat warung yang hilangnya sesaat sampai pada waktunya ibu pusing dan tidak bisa bergerak menoleh kemana-mana juga susah, semua tetangga yang kenal ibu dikampung menjenguk dan bilang ibu harus dibawa kerumah sakit di kota surabaya, tapi kami tidak memiliki apaapa untuk membayarnya akhirnya yuni putuskan bersama adik-adiknya untuk membongkar celengan untuk kesembuhan ibu. Semua tabungan di dalamnya habis untuk berobat ibu tapi bagi yuni dan adik-adiknya itu yang terbaik untuk orang yang sangat mereka cintai dan bakti 3
dalam hidup, akhirnya bapaknya yang mengantar ibu ke rumah sakit, karena yuni harus menjaga rumah bersama adik-adiknya, dibantu oleh mobil bak tetanganya ibu marni dibawa menuju kota surabaya, dalam benak yuni hanya satu permintaanya hanya ingin ibu sembuh dan cepat pulang kerumah. Besoknya dia yang menyiapkan semua keperluan adiknya , untuk ini yuni selalu ingin melakukannya yaitu masak buat sarapan adik-adiknya yuni sering bermain masak-masakan sejak kecil sehingga dia pintar sekarang dalam memasak begitu juga ibunya. Yuni sekolah bersama adik-adiknya, tapi dia kadang menyempatkann diri sebentar menonton di tv tetangganya untuk menonton film sebentar, tapi adiknya sudah berangkat duluan karena takut telat, saat yuni menonton yuni melihat ada sebuah toko swalayan (mall) yang besar di dalam film itu, dia tiba-tiba berpikir untuk membelikan bapaknya baju yang bagus karena pasti nanti dikota bapak butuh 4
baju, “gumamnya dalam hati”. Sudah agak lama yuni disitu dia pun berangkat ke sekolah , hari ini dia telat karena lari nya tidak cepat tidak seperti biasanya dia sangat lincah, hari ini dia mendapatkan hukuman untuk menjemur badannya sambil hormat dengan badan lurus tanpa goyang sampai pelajaran pertama selesai. Gurunya sangat menyayangkan tingkah yuni yang seperti ini karena dia sudah menjadi siswa teladan untuk sekolahnya di desa , saat berdiri tanpa disangkanya ada siswa kelas atas dari dia juga telat dan sama –sama di jemur disitu awalnya mereka hanya diam tanpa bicara dan selang beberapa detik ingin selesai, laki-laki itu berbicara. “hei, nama kamu siapa?”. Kenalin saya anto dari kelas 3 bahasa” “ohh, kakak kelas ya, saya yuni kelas 1”.
5
“emm... kamu anak baru to... pantesan saya baru liat”. Dengan logat jawa mereka ,mereka berdua saling mengenal satu sama lain tanpa tak terasa detik jam pertama habis dan mereka harus mengudahkan hukuman, bagi yuni ini kali pertamanya ada laki-laki yang iya ajak bicara karena yuni anaknya sangat pendiam. Disaat dia pulang sekolah mereka berdua bertemu ber hadapan tapi yuni yang malu hanya tersenyum sambil tertunduk, karena yuni ingat setelah ini dia harus ke mall yang iya liat di tv tapi mall di daerahnya , dia pergi bersama adik-adiknya yang di tunggu olehnya di persimpangan jalan saat adikadiknya pulang mereka semua bergegas pergi tanpa menggunakan kendaraan mereka jalan tanpa tau arah dan keadaan sudah ingin larut malam mereka masih di jalanan ,adiknya ketakutan karena hari sudah ingin gelap, tapi mereka tetap meneruskan sampai ryan 6
bertanya pada yuni ,tapi yuni menjawab dengan tidak tau . Adiknya hanya menagis, tapi dalam perjalanannya mereka menemukan daerah yang begitu banyak pekerja malam dan sejenisnya,ketika mereka disitu pas sekali ada razia disitu saat polisi melihat mereka seperti seorang gembel mereka langsung di kejar dan di ringkus karena ketakutan mereka tidak bisa berbicara apa-pun hanya tegang dan menagis, ketika mereka semua sampai di kantor mereka bertiga ditanyai dan yuni pun menjawab pertanyaan itu. “kalian dari mana?”, dan kenapa memakai seragam sekolah” Dengan gugup yuni menjawab semua itu. “ kami.. tersesat pak, kami rumahnya di desa sebelah sana jauh dari sini”.
7
Semuanya yuni jelaskan dan polisi pun mengerti akhirnya mengantarkan mereka pulang ke rumahnya sesampainya disana terlihat ayahnya dengan wajah panik bolak-balik seperti orang bingung, bapaknya melihat mereka bertiga jalan ke arah rumahnya bersama dua orang polisi bapaknya sangat senang saat didekati ternyata itu anaknya , ayahnya berterimahkasih pada polisi karena telah mengantarkan anaknya pulang. Tak tau bapak begitu marah atau tidak pada mereka hanya geretakan mata yang membuat mereka bertiga lari kedalam tanpa slam pada bapaknya.
8
Bab2 Kenyataan mimpi Ketika pertemuan itu terjadi yuni selalu terbayang wajah laki-laki itu yang manis bagai gula, baik dan sopan ,tapi yuni hanya mimpi bisa dekat degannya karena dia anak pak kades tidak setara denganya , tapi dia tetap selalu ingin kalau mimpi itu bisa nyata dalam hidupnya ,bisa kenal dekat dengan kakak kelas itu, sampai tak sadar dia sedang melamun di jendela kamarnya setelah pulang dari kesasar. Saat yuni sedang terpaku dalam lamunannya datang bapaknya yang melihat dia belum tidur sampai malam gini. “ nak.., kamu ngelamunin apa yun ?” ,udah sana tidur sudah larut “.
9
“ ah.. tidak pak, pak, makasih ya dak marah atas tingkah laku ku ,aku sayang bapak”. Dengan air matanya yamg berkaca-kaca dia menagis dan memeluk ayahnya yang sangat baik padanya walau dia telah berbuat salah karena mengajak adikadiknya jalan tanpa tau tujuan, yuni pun tertidur setelah itu sampai esok tela tiba, yuni bangun dan bergegas seperti biasa semua yang ia lakukan dipagi hari, tapi kali ini dia di bantu oleh bapaknya yang lebih dulu bangun di banding dia. Sambil membereskan makanan di meja makan dia menanya soal ibu, yuni bingung kenapa bapaknya pulang nanti ibu sama siapa dirumah sakit tapi ternyata ibu sudah ada yang merawat suster disana disuru menemani ibu selama bapak tidak di sana karena suster itu tetangga ibu dan bapak dulu, ibu sudah cukup membaik disana yuni mendengar kabar dari bapak dan bapak mendengar kabar dari tetangga
10