Pacarku Hanya Mimpi Malamku Bercerita tentang seorang gadis yang bernama Ariana yang berusia 19 tahun, ia sudah lama menjomblo. Ia memiliki mimpi yang sangat mustahil ia dapatkan yaitu pacaran. Akan tetapi, dia mengharapkan mimpinya bakal menjadi kenyataan. Orang-orang menganggapnya dia aneh dan penggila idola yang fanatik. Ariana menjadi seseorang yang takut melakukan pertemanan dengan lawan jenisnya. Sehingga membuat orang tuanya khawatir, jika ia tidak akan memiliki suami di masa depan. Di waktu yang bersamaan, ada lelaki tampan yang menaksir dirinya. Lamun begitu, Ariana tetap mempertahankan hubungan pacarannya dengan 'kekasih' khayalannya di dalam mimpi. Teman-temannya meyakinkannya jika itu hanya mimpi, dan tak mungkin menjadi kenyataan. Ariana tetap menyangkal hal tersebut, bahwa dirinya yakin itu akan menjadi kenyataan. Lalu akankah mimpi Ariana menjadi kenyataan?
Part 1: Mimpi Pertama di Malam Minggu Di jaman sekarang orang-orang jomblo semakin mudah terharu. Liat quotes tentang cinta langsung baper, nonton drakor langsung baper, liat orang pacaran aja langsung nangis di kasur. Kapan para jomblo bisa hidup tenang dari penghinaan?
Kuliah dari pagi hingga petang, sibuk dengan belajar itulah keseharianku. Nggak ada waktu untuk melakukan kencan dengan lelaki. Untuk jatuh cinta saja tidak ada waktu, apalagi pacaran. ukh,, yang bisa kulakukan hanyalah menonton drama korea dan jepang saja. Terkadang ingin hati ini bisa merasakan jantung yang berdebar-debar dan muka memerah. . . .
. TAPI MIMPI
Namaku Ariana, seorang mahasiswi berusia 19 tahun yang belum pernah berpacaran seumur hidupnya. Terakhir kali aku merasakan jatuh cinta saat aku duduk di bangku SMP. Mungkin bisa dibilang itu cinta pertamaku yang seperti berpacaran ala monyet alias cinta monyet. Menunggu orang yang kita suka untuk peka itu gak semudah yang diharapkan. Berusaha 2 tahun buat bikin dia peka tapi malah dikasih PHP. Dan mengembalikan rasa cinta ini butuh move on yang panjang. Temen-temen udah sering nanya ratusan kali.
"Ariana, kapan lu menjomblo terus? Inget umur lho! Masak udah 19 tahun kagak laku-laku." "Eh lu, mau gue kenalin sama Tono gak? Anaknya ok, apalagi dia jago masak." "Elu betah banget jomblo terus, Ar!"
Please deh ini hidup aku yang ngejalanin, bukan elu. Tapi setiap kali orang nanya seperti itu, aku hanya bisa jawab di DALAM MIMPI. Sebagian orang lalu menertawakanku, mereka mengiraku JONES.
Hati ini terasa hampa, aku butuh sesuatu yang dapat membuat jantungku berdebar-debar tak karuan dan pikiranku menjadi tak jelas. Aku harap aku bisa menemukannya.
**** "Searching jodoh di internet dulu sebelum tidur, biar besok pagi bisa ketemu." Rutinitasku setiap malam menjelang tidur, yaitu mencari foto lelaki tampan di media sosial. Aku terbiasa tidur cepat agar dapat bermimpi. Aku tak bisa tidur tanpa bermimpi. Mimpi sudah jadi hal yang pokok dalam tidurku. Tapi, mimpi kali ini berbeda. Aku memimpikan seseorang lelaki tampan dan dia tertarik padaku.
**** Alam mimpi **** Seperti biasa aku pergi ke kampus jam 7.45 dengan kereta. Akan tetapi, aku sangat ngantuk luar biasa dalam perjalanan ke kampus. Mungkin aku begadang semalaman. Suasana di dalam kereta terlihat sangat ramai bahkan aku tidak mendapatkan bangku. Alhasil, aku harus berdiri. Aku berusaha untuk tetap terjaga agar tidak terjatuh dan terdesak oleh orang lain. Tetapi, tetap saja aku tak kuasa menahan kantukku, hingga aku tak sadar bahwa aku tertidur di bahu lelaki disebelahku. Lelaki itu tampak tidak keberatan jika aku bersender di bahunya. Aku merasakan hal yang nyaman di sampingnya. "Kereta akan berhenti di Stasiun Suli. Bagi penumpang yang akan turun di Stasiun Suli diharapkan berhatihati karena jalanan licin akibat hujan" Aku pun terbangun setelah mendengar pemberitahuan tersebut. Lalu aku menyadari jika aku tertidur di bahu seseorang. Aku lantas meminta maaf karena berbuat hal yang senonoh dan lari begitu saja tanpa melihat wajah lelaki itu. Ketika keluar dari kereta, aku terpeleset karena lantainya licin. Seseorang dengan sigap menangkapku sehingga aku tidak terjatuh. Aku pun berterima kasih, lalu menoleh ke arah belakang. Aku melihat lelaki tampan sedang memakai headphone di kepalanya. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Wajahku memerah. Aku langsung memalingkan wajahku. Lelaki itu tertawa kecil melihat wajahku yang memerah. Dia mengajakku ke minimarket.
"Kamu tidak apa-apa? Kamu kelihatan sangat lelah dari tadi. Bahkan kamu tertidur pulas di bahuku tadi," ujar lelaki itu. "HAAAHH??!! Tolong maafkan saya. Saya sudah sembarangan meminjam bahu anda, pasti saya mengilerin anda. Maaf, maafkan saya." kataku. Aku merasa malu sekali hingga aku menundukan kepala. "Akukan mentraktirmu kopi, biar kamu tidak ngantuk." ujar lelaki tersebut. Setelah itu, dia membelikanku kopi panas. Saat aku mengambilnya, tak sengaja tangan kami saling bersentuhan. Lantas aku kaget, hingga aku menjatuhkan kopi panas tersebut dan melukai kakiku. Aduh, itu sungguh memalukan. "Maaf, maaf. Aku ceroboh. Tolong maafkan aku sekali lagi," kataku. Aku mencoba menahan rasa sakit dari kejadian tadi. Lalu lelaki itu menggendongku menuju balai pengobatan yang ada di Stasiun Suli. Jantungku berdegup kencang sekali lagi. Aku tidak pernah membanyangkan digendong oleh lelaki setampan itu. Setelah mengobati luka di kakiku, akupun berterima kasih padanya. Dan aku memberikannya uang sebagai ganti kopi yang telah aku jatuhkan. "Anu, ini untuk ganti kopi tadi. Maafkan saya. Kalo boleh tau siapa nama anda?" tanyaku. Lelaki itu menjawab, "Oh, tidak usah diganti. Tadi saya tulus mentraktirmu. Nama saya Ken. Kamu?" "Ariana. Saya berkuliah di Universitas Suli Jurusan Ilmu Lingkungkan Hidup. Ken sendiri?" tanyaku. "Ariana, itu nama yang cantik seperti orangnya," jawabnya. Mukaku langsung memerah mendengarkannya. Aku tidak pernah menerima gombalan dari seorang laki-laki setampan dia. "Kebetulan saya ada tugas kerja di sekitar sini. Sekarang sudah jam 8.10. Saya harus segera ke kantor. Maaf tidak bisa mengantarkanmu sampai ke depan. Saya pergi duluan," kata Ken. "Oh iya, maaf sudah merepotkan. Hati-hati di jalan, Ken!" sahutku dengan senyuman. Lalu ia membalas dengan senyuman juga. Wajahku tiba-tiba memerah dan jantungku berdatak tak karuan. Sepertinya aku jatuh cinta padanya. Aku berharap bisa bertemunya kembali.
**** ZZZzzzzzzzZZZ..ZzzzzZZzz Alarmku pun berbunyi tanda sudah jam 5 pagi. Aku bangun dengan rasa kesal karena mimpi terlalu cepat berakhir. Aku ingin tidur kembali agar bisa bermimpi tentang Ken. Tapi hari ini aku ada UAS di kampus. Andai saja tidak ada UAS, mungkin aku sudah tidur kembali. Aku harap mimpiku tadi bisa jadi kenyataan. Siapa tahu?
-Bersambung
Part 2: Chapter 2 : Kencan Dalam Mimpi Minggu lalu adalah jadwal UAS di kampusku. Sungguh melelahkan, sampai-sampai aku tidak dapat bermimpi. Padahal aku sangat ingin memimpikan Ken. Stress karena pelajaran, musti ngapalin ini itu. Untungnya UAS sudah berakhir, dan liburan pun menanti. Biasanya saat liburan, aku suka bangun siang. Jalan - jalan bareng kalo ada duit. Soalnya, waktu liburan uang jajan juga diliburkan. Jadi, untuk menghemat uang jajan. Aku memutuskan untuk berdiam diri di rumah. Setiap hari tiduran terus biar bisa mimpiin Ken. *** Alam Mimpi*** ....ZZZzzzzZZZzzZZZZ... Suara alarmku berbunyi. Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus lebih awal. Aku takut tidak dapat bertemu Ken. Aku ingin mengenal dia lebih jauh, jadi aku butuh akun sosmednya. Ceritanya mau ngestalk, siapa tahu dia masih menjomblo. jam 7.15 aku sudah berada di Stasiun Gorola. Stasiun itulah dimana aku bertemu dengan Ken untuk pertama kalinya. Kereta jurusan kampusku sedikit terlambat. Dan suasana stasiun sedikit rame. "Duh, keretanya lama banget. Bisa-bisa aku gak ketemu sama Ken." "Arrgghh.. Aku pengen sekali ketemu Ken. Ya tuhan", ujarku. Aku tampak seperti orang yang sedang kebingungan mencari seseorang. Mondar-mandir, naik-turun tangga hanya untuk mencari Ken. Aku tak menyadari jika orang-orang melihatku seperti orang aneh. Aku pun baru menyadarinya setelah seseorang bertanya kepadaku. "Mbak. Mbak masih waras, kan? Kok kayak bingung gitu? Mbak gak malu diliatin orang?" tanya penumpang lain. "Eh? Waras? Tentu saya waras. Lho, emang ngapain saya diliatin sama orang lain? Saya gak melakukan hal aneh kok." jawabku. "Mbak dari mondar-mandir, kesana-kesini. Kayak nyariin barang ilang aja. Emangnya mbak kehilangan sesuatu?" tanya orang itu lagi. "Saya ini lagi mencari seseorang. Saya berhutang sama dia. Tapi saya belum bertemu dengan dia dari tadi.
Makanya saya muterin stasiun buat ketemu sama dia." jawabku. Lantas orang itu perlahan pergi meninggalkanku dengan wajah aneh. Dia mengiraku tidak waras. Yaiyalah, hari gini muterin stasiun buat nyari seseorang. Gila kali ya. Mungkin aku lagi tidak beruntung. Semoga nanti sore aku bisa bertemu dengan Ken. -Jam 18.00Selesai ngampus, aku pergi ke salah satu cafe yang cukup terkenal dikalangan anak muda. Biasanya dikunjungi oleh orang yang berpacaran. Tapi karena aku jomblo, gak ada pacar. Aku memilih duduk didekat bartender. Eh, malah diejek sama bartendernya. Ya Tuhan, hidupku ini sangat miris. "Cie, mbak jomblo nie." ujar bartender ngeselin itu. "Wattah, kamu ngatain saya jomblo? Lah situ sendiri juga jomblo." jawabku saking kesalnya. "Hahaha, aku jomblo? Situ keuleus yang jomblo. Aku udah ada yang punya ya. Huu.." jawab bartender itu sambil meletin lidahnya. Tiba-tiba, seseorang langsung menghampiriku dari belakang. Dan memelukku. "Maaf sayang, kamu udah nunggu lama ya. Maaf, tadi aku kena macet." ujar seseorang yang suaranya tak asing di telingaku. Lalu aku menoleh ke belakang. Dan ternyata, orang itu adalah Ken. Aku kaget. Mukaku langsung memerah. Akupun menundukan kepalaku saking malunya. "Yuk pindah tempat duduk. Di atas aja duduknya." ujar Ken. "i-iya. a-a-a-a-yo," jawabku sambil menahan malu. Ken lalu mengandeng tanganku. Jatungku langsung berdegup kencang. Tanganku seperti kesemutan. Tidak ku sangka, aku bisa bertemu Ken. Akhirnya, kita duduk di lantai atas yang pemandangannya menuju ke Kota Suli. Lalu, pelayan memberikan kami menu. "Pesan Spaghetti Carbonara sama Thai tea. Ariana mau apa?" tanya Ken. "a-aku? Aku mesen Beef steak sama Lemon Mojito. Itu saja," jawabku. Jantungku rasanya ingin meledak. Aku makan berdua dengan Ken, rasanya seperti mustahil. Dia tiba-tiba datang lalu memelukku. Kenapa dia ada disini? "Anu, kenapa Ken bisa ada disini?" tanyaku. "Oh, kebetulan aja mampir. Trus ngeliat kamu digodain bartender tadi, jadinya aku samperin. Maaf udah meluk kamu tiba-tiba. Maaf ya," jawabnya. "Tidak, tidak apa-apa. Malahan aku berterima kasih sudah membebaskanku dari bartender kempret itu. Tadi aku kaget banget, pas kamu meluk aku dari belakang." jawabku sambil menundukan kepala. "Rasanya seperti kencan ya, Arina?" tanya Ken. "Ehh?! Kencan?!"
"Iya, kencan." "Maaf, aku belum pernah berkencan. Jadinya, aku kaget pas kamu bilang ini kencan." "Hahahahahaha... Kamu belum pernah pacaran, Riana?" Ken tertawa seolah tak percaya jika aku belum pernah berpacaran. "Iya, beneran. Aku ini jomblo. Ken jomblo juga?" tanyaku. Mumpung ada kesempatan buatku jadi pacarnya. "Well, untuk saat ini aku belum punya pacar. Aku baru saja diputusin mantanku 3 bulan yang lalu." "Oh, begitu. Sayang sekali ya, padahal Ken orangnya baik. Pasti mantanmu merasa menyesal memutuskanmu." ujarku. Aduh, ucapanku tidak sopan. "Hahaha, sepetinya begitu. Saat ini, aku sedang mencari yang baru." ujarnya. Wah, aku ada kesempatan buat jadi pacarnya. Betapa beruntungnya dirimu ini, Ariana. Kamu harus bisa menjadi pacarnya. "Hmm, bagaimana jika denganku, Ken?" tanyaku. Aku menanyakannya, jika aku bisa menjadi pacarnya. "Ukh, ukh. K-kamu, mau jadi pacarku?" jawabnya sambil berbatuk. "Iya, aku ingin menjadi pacarmu, Ken!" jawabku. Akupun menatap Ken dengan wajah serius. Ken terlihat malu, ia menutupinya dengan tangannya. Kemudian, aku memegang tangannya untuk meyakinkannya. Lalu, Ken mengenggam tanganku dan ia membuka mulutnya seolah berkata iya. *****Ding Dong Ding Dong**** Suara alarm handphoneku berbunyi. Yahh, padahal mimpinya belum selesai. Aku belum mendengar apa yang Ken katakan. Payaaahhh, kenapa musti bangun sekarang. Aku sudah mencoba tidur lagi, dan tidak bisa bermimpi. Seharian aku merasa emosi. Aku tidak sabar untuk bermimpi nanti malam. Bagaimanakah mimpiku nanti? Apakah Ken sudah resmi menjadi pacarku? -Bersambung
Part 3: Chapter 3 : Ulang Tahun yang Misterius Besok adalah hari ulang tahunku. Tepat pada tanggal 19 April. Tahun ini aku menginjak umur 20 tahun. Betapa ngenesnya aku, udah setua ini masih belum laku juga. Temen-temen udah sering menghinaku. Aku masih cukup sabar. Tapi, jika seandainya aku mendapatkan jodoh di tahun ini. Gak akan aku sia-siakan. Perasaanku mulai gak enak. Kira-kira besok bakalan dikerjain sama temen-temen atau malah dikerjain sama dosen. Sepanjang hari aku gelisah. Karena dari seminggu yang lalu, aku dikacangin terus sama temen bahkan sama dosen sendiri.
Esoknya, 19 April
Hari ini aku udah mempersiapkan diriku buat dikerjai habis-habisan. Udah bawa baju ganti, handuk, sampo, make up, pokoknya semuanya lengkap dah. Udah keliatan bakalan dikerjain, habisnya sampai sekarang belum ada yang ngasih selamat ulang tahun. Sebel banget. Sesampainya di kampus. Aku melihat banner yang bertuliskan Happy Birthday Ariana, si Jones penunggu kereta. Semoga panjang umur supaya kamu betah jadi jomblo Dari teman sekelasmu Banner itu dipasang di seluruh gedung fakultas lingkungan. Bahkan sampai di ruang dosen pun dipasang banner itu. Aduh, sungguh memalukan. Aku dicap sebagai jomblo ngenes di kampus. Banyak hadiah yang ku dapatkan. Mulai dari sepatu, album korea, alat make up, sampai buku panduan berpacaran. Setelah itu, aku menuju tempat loker untuk menaruh semua hadiah yang teman-teman berikan. Ada hal yang mengganjal saat aku membuka lokerku. Aku menerima sebuah kalung dan bunga dari seseorang yang tidak aku kenal. Dia menaruhnya di dalam lokerku. Anehnya, kenapa lokerku bisa terbuka. Padahal dikasih password. Lalu aku membuka kotak kalung itu, kalung itu terbuat dari perak dengan 1 mutiara biru. Dan di dalam bunga tersebut, terdapat kartu ucapan yang bertulis :
Selamat Ulang Tahun, Ariana Aku harap engkau bahagia di umur ke 20 tahun ini. W " W? W siapa? Aku gak punya teman yang namanya W. Wawan? Wanjir? Wuasem? Wahh.. siapa nih?!" Aku terus memikirkannya. Di kelasku tidak ada yang mempunyai nama W. Bulu kudukku merinding. Aku sempat berfikir kalo kado itu berasal dari WEWE GOMBAL. Kyaaaahhh??!!!!! Aku pun takut untuk bertanya dengan temanku. Jika mereka tahu, mungkin dunia ini akan hancur. Ariana si jomblo dapet kalung sama bunga dan kartu ucapannya ada lambang hati. Aduh, jangan-jangan aku dikerjain lagi. Positive thinking aja, deh. Lalu aku nanya sama teman dekatku melalui Line.
Part 4: Chapter 4 : With You Maaf lama gak update'_' Karena aku dilanda ujian nasional dan dilemma nem kecil. Trus ngurus sekolah. Sekarang pr numpuk. Hikss.. Tapi aku pengen lanjutin lagi kok. Tenang. Maaf kalo cerita kali ini agak aneh. Penulisnya baru mulai nulis cerita lagi, jadi masih shock tanganku sama otakku. Terima kasih atas perhatiannya ke cerita ini. ________________________________________________________________ Review Sebelumnya, aku menerima kado misterius di hari ulang tahunku. Dan siapa sangka, kado tersebut aku terima dari seseorang yang terkenal di universitasku. Walaupun aku tidak mengenalnya, tetapi orang itu
tertarik padaku. Apa yang harus aku lakukan? Orang setampan dan sebaik dirinya, aku tolak?! Tidak mungkin! ***Di dalam gudang*** Setelah kabur dari kerumbunan fans Whan Sui, aku pun bersembunyi di dalam gudang perlengkapan. Aku rasa tempat ini tidak akan diketahui fans-fansnya Whan. Betapa kesalnya mereka padaku. Aku menerima sebuah kalung yang mahal dari Whan dan dia memegang tanganku saat di kantin. Jackpot! "Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tanganku sakit sekali. Aku belum membeli es batu untuk meredakan bengkaknya. Itu semua salahnya Whan! Karena dia, hari ulang tahunku jadi begini!" ujarku sambil menendang kardus yang ada disana. Brrruukk "Uppss... Apakah aku bakal ketahuan disini?" Aku takut jika fans-fansnya Whan mengetahui keberadaanku. Mungkin aku sudah dijambak-jambak sama mereka. Aku pun langsung duduk sejenak dibawah lemari. "Mungkin 15 menit lagi aku akan pergi dari sini. Duh, mana tas ada di kelas lagi. Arrgghh.. Kenapa di hari ulang tahunku seperti ini? Apa jangan-jangan ini hanya skenario? Sumpaahh!! ini gak lucu." ucapku dengan penuh kekesalan.
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka. Aku lantas takut jika yang masuk itu fans-fansnya Whan Sui. Bagaimana jadinya nanti. Aku pun memejamkan mataku. Aku tidak ingin melihat siapa yang datang.
"Hey, ngapain kamu disana?" ujar seseorang. Aku pun tetap diam. Tidak ingin menjawab. "Hey, liat aku!" Aku tetap memejam mataku. Aku takut untuk membuka mataku. Lalu orang itu menghampiriku sambil memegang tanganku. "Ya ampun, tanganmu bengkak begini. Kenapa gak ke UKK dari tadi. Kalo begini terus, bisa tambah parah bengkaknya." ujar orang itu. Lantas aku terkejut ketika dia memegang tanganku. Dan suara itu, tidak lain dan tidak bukan. Suaranya . . . . Suaranya Whan Sui