AWAL PERTEMUAN SANG MIMPI Nurkiram Ibn Djamiluddin Copyright © 2013 Desain Cover Lay Out
: Aidha Fitri Rahmawati : Kiram
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh dari buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
DEGUP PRAHARA MAKNA Melangkah melalui makna jalan, berharap akan berbinar masa dalam keikhlasan kuasa. Bumi berguncang, alam menghitam dalam nuansa renung bunda lirih harum kan segala dari kepalsuan dunia membenci lautan yang menghampar luas dengan sejuta gulungan ombak menghantam karang, kemana kami akan berpijak? Saat orang-orang berteriak bendera terpampang di hadapan koyak. Atau saat gemuruh suara letusan meriam alam meluap lepaskan amarah dengan geram murka. Bulir-bulir masa pun berganti, gapai lunglai pencarian mimpi berharap lewati bebatuan kaku yang hinggap di ujung jemari terlempar oleh burung bul-bul datang dari tujuh penjuru mata angin. Semoga Allah membalas segala perbuatan baik dengan kebaikan yang setimpal.....Amin. Walau terkadang asa bertarung dengan rupa untuk mencari satu kebenaran tentang harapan akan malam yang dulu hilang, hati menatap sepi akal menerawang kerinduan. Teruslah bernyanyi! Aral akan menghantam lintang dan berakhir dengan junjungan pengalaman.
Penulis
Nurkiram Ibn Djamiluddin
2
A. BUKU MERAH 1.
Bunga Impian Bersama malam Renungan terus terjaga Hal-ikhwal semerbab mulia Merebab nurani tepi harapan Diujung timur singgasana raja Tertampi lirik nafas tuan Butiran emas menjadi dadu Debu-debu bertanya orang tuanya Dipandu jalan awan menuju Roma Tinggi menjulang mencakar langit Retak setengah serpihan hancur Tunggu nasib yang terus tertawa Dalam keramaian orang-orang gila Lupa siapa diri sendiri Jalani hari dengan linglung Nestapa jiwa Bunga impian menguning Mengeras beku di sudut malam Teriakan demi teriakan menggema Gelegar tampar senyuman jingga Terpaut sudut waktu Menjawab ruang sepi Tangis bergerai
3
B. BUKU GADING 1.
Kenang Bayang Ambang-Ambang Lirih dengar nyanyian mu Sera-serak parau Ikatkan suatu arti Pada perempuan Datang dari pelukan ibu Mengiba untuk gapai depan Kadang jadi pelita Menambah derita yang berwarna Dan kau adalah perempuan Jadikan kisah sampai akhir Sampai hari berteman waktu Sampai masa mencintai bulan Sampai kini arti mu Saat musim hujan mulai datang Dingin mulai menjadi teman Perempuan meski selalu didekap ku Sebagai saat perempuan Perempuan dan aku
4
C. BUKU HILANG 1.
Cinta Pergi Cinta pergi tinggalkan mimpi Sedih saat wanginya masih terasa mengiringi arti Menambah pengap malam beriring kebisuan Berlari tiada arti Berteriak tiada makna Darah membungkamkan rindu yang kian menggila Ingin untuk kembali meniti dengan jalan yang berbeda Cinta pergi tinggalkan tangis Sadarkan aku tak sendiri Dilembah panjang tak bertuan Di dinginnya nuansa gunung sedudo Terus dibelakang jiwa yang telah mati Tenggelamkan mula yang tak bermula Cinta pergi tinggalkan bayang Terus mengikuti menusuk dari belakang Hingga luka makin mendalam Hingga hati makin lemah tak bertulang Untuk berdiri di jalan kehidupan Meraih keadaan Cinta pergi tinggalkan kedewasaan Katakan aku adalah aku Bukan kau ataupun kalian Dari utuhnya diriku Untuk ku hidup ku Untuk ku amal perbuatan ku 5
D. BUKU KANAN 1.
Kau Telah Pergi Kau telah pergi cinta Tinggalkan bunga mawar yang telah terhampar mekar dihati Bersama duka yang menerpa Diakhir penantian yang telah hilang Tenggelamkan ku dengan gelapnya malam Apakah keyakinan harus dipertahankan? Pada posisi realita yang mengubah kita Membakar angan-angan manusia Memakan merobek isi jiwa Dan hanya dunia yang menutupi segalanya Betapa benci semua ini Mentari menerpa kulit terasa bagai memaki-maki bumi Malam yang datang seakan menutup segala mimpi Hanya berharap Selamatkan aku azan Sadarkan aku untuk kembali pulang Dalam kerinduan yang mendalam akan surga Untuk tak lari dari semua tuntunan yang telah ada Biarlah semua terjadi untuk sekalian jalan Sebagai langkah tinggalkan dunia yang semakin buram Hilang akan makna dari sekian arti dan mimpi
6
E. BUKU KIRI 1.
Bukan Ku Tak Percaya Bukan ku dusta atau ingin bercerita Kisah-kisah masih panjang Yang terasa jauh untuk di ceritakan Atau untuk disatukan Hingga menjadi sebuah kata Yang mengandung arti tiap-tiap jalan Bercak-bercak yang tak terbaca Penggalan-penggalan yang tak berarti Bukan bukan ku tak percaya Atau bukan ku tak mengindah cerita Inilah adanya Inilah artinya Walau ku tau ada yang terluka Walau ada yang kecewa Tapi kadang hidup sebuah pertanyaan Yang menunggu sebuah jawaban.
7
F. 1.
BUKU TIPIS
Ku Ingin Mimpi Ku Menebar Wangi Hingga dapat dihirup bunga-bunga tiap pagi Dan kembali menebarkan ke se isi bumi ini Hingga indah selalu bersemi Oohh,... Mimpi Datanglah untuk ku disini Betapa kau telah ku nanti Disela jalan-jalan ku Sebagai bekal lanjutkan hari Tau kah kau??? Lama telah ku menanti Terus menanti kau hadir di sisi Hingga masa pun datang kini
8
G. BUKU TXT 1.
Ne 1 Izinkan warna untu merona Untuk liburkan hitam Endapkan kata ataupun cerita Anggkara adalah saksi nyata Nilai - nilai mulia dunia Getarkan suasana nada Giring tuju indahnya surga Rona? Aku menepi ditepi mimpi Iringi sejuta rindu Untuk teguhkan Ingin ku dalam gemuruh debu
9
TENTANG PENULIS Nurkiram Ibn Djamiluddin, berasal Pulau Bangka dan lahir pada tahun 1983. Menulis puisi merupakan hobi yang penulis lakukan di waktu senggang. Awal menulis puisi penulis lakukan sejak SMP, dimana saat itu penulis hanya menulis puisi di halaman belakang buku pelajaran penulis. Seiring waktu penulis terus mengembangkan tulisan penulis hingga kini penulis telah menerbitkan beberapa buku puisi diantaranya Cahaya Mulia, Pertemuan Mimpi, Perjalanan, Satu Kata, Tentang Cinta, Gila, dan masih banyak lagi tulisan buku puisi penulis. Moga buku yang berjudul Awal Pertemuan Sang Mimpi ini menjadi jawaban untuk pembaca dalam menjalani hari yang bimbang dan dapat memberi hikmah untuk pembaca,...Amin. Awal Pertemuan Sang Mimpi pada saat hitam menghujam nurani, berlari mencari segala arti dengan renungan malam melayang. Buram senja nafas menggoda dalam ringkasan cerita indah terang perpaduan di awal pertemuan menghancur leburkan kerinduan yang menika. Bersemilah mula, meronalah jingga sampai hayat menyayat-nyayat gumpalan ara nestapa.
Penulis Nurkiram Ibn Djamiluddin
10