Topik Utama ATLAS PETROLEUM SYSTEM CEKUNGAN PROLIFIK INDONESIA Hermansyah*), Imam B. Sosrowidjojo**), dan Djoko Sunarjanto**) *)
**)
Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" SA RI ......
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik di Indonesia adalah suatu terobosan untuk mengoptimalkan sebagian kinerja Tim Eksplorasi Pemerintah yang berkaitan dengan efisiensi studi kebumian ke depan yang akan dilakukan di Indonesia dan khususnya akan menjadi filter terhadap studi kebumian yang berimplikasi pada penagihan kembali biaya studi oleh kontraktor KKS. Hal lain, bahwa keberadaan atlas ini diharapkan akan membantu meningkatkan posisi tawar pemerintah dalam hal penawaran lahan untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas yang sampai dengan saat ini sering dikeluhkan banyak pihak tentang lemahnya posisi tawar tersebut. Hasil yang dicapai meliputi terbangunnya perangkat lunak dalam satu sistem informasi geografi yang terintegrasi (Atlas Petroleum System) dalam suatu database meliputi petroleum system, prospect & lead yang pernah dilakukan di Indonesia, pemodelan geokimia 2-D, peta lintasan seismik, serta program penilaian efektifitas Petroleum System dan perhitungan volume sumberdaya hidrokarbon dari blok atau daerah yang diinginkan dan studi detail terhadap beberapa cekungan/ blok terpilih untuk keperluan persiapan eksplorasi ke depan. Atlas ini menyediakan data kebumian yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan terhadap usulan studi sejenis yang akan dilakukan oleh KKKS, sehingga dapat menghindari duplikasi studi sejenis yang berpotensi pemborosan keuangan negara. Disamping itu, atlas ini juga dapat digunakan untuk menilai kecenderungan arah pengembangan eksplorasi migas di setiap cekungan di seluruh Indonesia. Dari tren eksplorasi ke depan yang dikaitkan dengan persiapan penawaran lahan untuk kegiatan eksplorasi migas adalah menyediakan informasi "terkini" terhadap ketersediaan data Geologi dan Geofisika (G&G) baik di dalam lahan yang akan ditawarkan maupun di sekitarnya. Dengan telah terkumpulnya data G&G dan data pendukung lainnya dalam satu sistem yang terintegrasi, maka alokasi waktu untuk mengakses data yang dibutuhkan menjadi singkat (sangat cepat). Atlas ini juga dapat memberikan informasi tentang efektifitas suatu Petroleum System di suatu cekungan atau blok dan bahkan di suatu daerah yang diinginkan serta dapat mengestimasikan besaran sumberdaya hidrokarbon dari suatu area terpilih untuk keperluan pengambilan keputusan apakah suatu daerah dapat diprioritaskan untuk dikembangkan. Masih terkait dengan informasi tentang volumetrik, besaran sumberdaya hidrokarbon kumulatif yang telah terpetakan baik untuk satu lead saja sampai dengan seluruh prospect & lead dapat diketahui dengan cepat, sehingga apabila pemerintah memerlukan data potensi hidrokarbon di suatu daerah tertentu maupun secara nasional, dengan waktu yang sangat singkat dapat disediakan. Dengan terkumpulnya hasil studi terdahulu dalam satu basis data yang dinamis, maka monitoring dan koordinasi data G&G nasional akan semakin baik, hingga pada akhirnya kinerja Tim Eksplorasi Pemerintah meningkat khususnya kualitas data penawaran lahan yang dikerjakan oleh tim tersebut akan bertambah baik. Kata kunci : atlas, cekungan prolifik, Indonesia, petroleum system
4
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012
Topik Utama 1. LATAR BELAKANG Indonesia hanya mampu memproduksi minyak bumi dan kondensatnya sebanyak 860.000870.000 barel per hari pada tahun 2012 ini, lebih rendah dibandingkan target APBN sebesar 930.000 barel per hari. Upaya peningkatan atau mempertahankan produksi migas membutuhkan suatu strategi eksplorasi dan produksi yang baik, selain itu juga dibutuhkan suatu "sistem" yang dapat mempercepat proses pengambilan keputusan. Sistem yang dimaksud adalah atlas petroleum system. Pada tahun 2006 Puslitbangtek Migas "LEMIGAS" telah membangun atlas petroleum system secara komprehensif yang disusun dalam platform geographic information system (GIS) serta dilengkapi dengan data kinetik dan karakter biomarker dari minyak bumi dan batuan induknya, serta pendekatan integrasi geologi geofisika - geokimia. Atlas ini merupakan suatu sistem berbasis GIS, yang berisi data kecenderungan akumulasi dan saturasi hidrokarbon di setiap strata reservoir, hingga pada akhirnya dapat diketahui Petroleum System dari masing-masing blok /cekungan migas. Pengembangan petroleum system secara komprehensif diperoleh melalui peta tren migrasi dan kecenderungan hidrokarbon terakumulasi serta saturasi hidrokarbon di
masing-masing strata dalam suatu blok/ cekungan. Pengendapan purba dari masingmasing formasi dapat direkonstruksikan dan dipetakan. Data yang dipakai adalah peta-peta top struktur, fasies, litologi dan sumur berupa lokasi maupun informasi terkait dengan keberadaan hidrokarbon. Peta dan sumur tersebut berasal dari data matang Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tanpa membuat peta baru. Pendekatan ini dapat membantu menganalisis suatu data dan informasi yang komplek serta mengurainya menjadi suatu kesimpulan yang dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dalam menentukan strategi eksplorasi kedepan dan mempercepat pengambilan keputusan. 2. METODOLOGI Metodologi pembuatan proptotipe Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 1. Pekerjaan ini dimulai dengan studi literatur dan inventarisasi data hasil studi yang sudah ada di Tim Eksplorasi Pemerintah. Secara paralel, dilakukan pemutahiran basis data GIS dan selanjutnya adalah penentuan prioritas blok atau cekungan yang dijadikan daerah studi kasus, yang pada akhirnya dilakukan penyusunan prototipe atlas Petroleum System.
Pengumpulan data (hasil studi terdahulu)
Pemutakhiran Basis Data GIS
Registrasi Data
Integrasi Data Elemen dan Proses
Prototype Atlas Petroleum System
Atlas Petroleum System
Gambar 1. Metodologi pembuatan prototype Atlas Petroleum System
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia ; Hermansyah, Imam BS, Djoko S
5
Topik Utama Pemodelan blok/cekungan menggunakan Temis 2D dari data penampang seismik, peta-peta struktur dan sumur serta data geokimia yaitu data matang diperoleh dari Kontraktor KKS untuk petroleum system. Hasil pemodelan ini akan dimasukkan dalam atlas petroleum system. 3. ATLAS PETROLEUM SYSTEM Petroleum System didefinisikan sebagai suatu sistem alami yang meliputi suatu dapur batuan induk yang masih aktif dan seluruh minyak dan gas yang memasukkan semua Elemen geologi dan Proses yang penting untuk adanya akumulasi hidrokarbon. Batuan induk yang pada suatu ketika sebelumnya aktif, sekarang mungkin tidak aktif lagi. Disini petroleum mencakup yang berkonsentrasi tinggi dari: (1) gas termogenik atau biogenik yang ditemukan dalam reservoir konvensional atau dalam gas hidrat, reservoir -reservoir berporositas sangat kecil (tight reservoirs), rekahan serpih dan batubara (2) kondensat, minyak mentah dan aspal yang ditemukan di bawah permukaan. Bagan Petroleum Systemsecara ideal diilustrasikan dalam delapan gambar yang berbeda. Empat gambar mencatat waktu pengendapan Elemen dari sudut studi stratigrafi, dan dua kejadian berikutnya mencatat waktu berlangsungnya Proses Petroleum System. Pembentukan jebakan dapat ditentukan dengan menggunakan data geofisika dan analisis struktur geologi. Generasi-migrasi-akumulasi hidrokarbon didasarkan kepada hasil studi stratigrafi dan studi geokimia petroleum dan pada bagan sejarah pemendaman. Pengertian atlas pada umumnya adalah peta yang menggambarkan posisi geografi suatu lokasi tertentu. Sebagai rujukan untuk dapat dengan mudah dalam pencarian kembali letak lokasi tersebut, maka atlas tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas indeks yang menginformasikan posisi tepatnya lokasi data tersebut. Atlas Petroleum System adalah suatu kumpulan studi Petroleum System yang pernah
6
dilakukan untuk memudahkan dalam pencarian rujukan pada studi lanjutan. Atlas Petroleum System ini disusun karena kebutuhan untuk mencari dan mensortir data dengan cepat. Semakin hari, jumlah studi Petroleum System di Indonesia semakin banyak dan beragam. Untuk itu, disusun sebuah atlas berbasis GIS yang dilengkapi dengan search engine dan fasilitas indeks yang beragam. Penggunaan istilah Atlas Petroleum System cekungan prolifik di Indonesia tidak semata mengindikasikan cekungan prolifik saja yang terdata dalam atlas ini. Namun lebih dari itu, Atlas Petroleum System cekungan prolifik ini juga menyimpan data cekungan seluruh Indonesia. Justru dengan bantuan cekungan prolifik, maka cekungan lain yang masih memiliki data kebumian yang minim kemungkinan dapat dipahami Petroleum System-nya dengan lebih baik. Selain itu, dengan telah disusunnya Atlas Petroleum System cekungan prolifik ini, maka kontrol terhadap studi sejenis yang telah dilakukan menjadi sangat mudah dan transparan. 4. HASIL DAN DISKUSI Aplikasi yang digunakan untuk Atlas Petroleum System (APS) ini adalah suatu interface khusus, berbasis software ArcGIS 9.0, yang dibuat untuk kemudahan pengaksesan dan pencarian data untuk keperluan Atlas Petroleum System, serta fasilitas tampilan untuk keperluan analisis dan laporan. 4.1. Tampilan APS Tampilan utama APS mempunyai dua menu pilihan, menu pertama adalah Proceed to Interface yaitu untuk dapat mengakses aplikasi, menu kedua adalah About APS yaitu penjelasan tentang aplikasi dan peta-peta yang ada dalam sistem ini. Tampilan awal APS sama dengan standard ArcMap 9.0, yang secara default akan menampilkan tombol-tombol standard untuk pengamatan peta, seperti tombol zoom, pan
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012
Topik Utama dan info tools standard. APS yang dibangun pada platform ArcMap 9.0 ini dilengkapi dengan tambahan interface yang dapat diakses melalui empat buah tombol utama seperti ditunjukkan pada Gambar 2 yaitu Map Interface, PetSys Tool, Report Wizard dan PnL Calculator.
Gambar 2. Tombol pengaksesan interface Atlas Petroleum Tombol pertama untuk menampilkan interface utama (Map Interface); tombol Kedua (PetSys Tool) untuk menampilkan tombol informasi dari layer yang dipilih. Kemudian tombol Ketiga (Report Wizard) untuk memberikan panduan dalam membuat laporan mengenai suatu fitur, dan tombol keempat (PnL Caculator) untuk menampilkan resume resources dan recoverable Original Oil in Place (OOIP), Original Gas in Place (OGIP) dan kondensat dari setiap prospect atau lead dari setiap blok yang dipilih. Tampilan utama dari interface Atlas Petroleum System berisi kolom (drop down list) (lihat Gambar 3) cekungan, WKP (operator) dan blok. Sistem dapat me-load peta cekungan, WKP dan blok. Gambar 4 menampilkan contoh fitur Peta Cekungan Sedimen Indonesia. Warna peta dibagi menurut atribut peta yang dianggap penting. Sebagai contoh pada tampilan peta cekungan di atas, warna peta dibagi berdasarkan status cekungan. Contohnya closure warna hijau menunjukkan bahwa belum dilakukan pemboran pada cekungan tersebut (undrilled basin), sedangkan closure warna biru menunjukkan kondisi cekungan produksi. Legenda warna juga dapat dilihat di sebelah kiri peta. Peta utama juga akan menghasilkan tooltips nama closure bila mouse digerakkan di atas closure tertentu. Salah satu fitur paling umum dan paling sering digunakan dalam sistem informasi geografi adalah proses pencarian (searching). Sistem akan menampilkan nama-nama operator WKP
Gambar 3. Tampilan utama Map Interface Atlas Petroleum dan juga nama blok yang terdapat pada cekungan yang dipilih. Interface ini juga memberi kemudahan dalam fasilitas pencarian dengan cara memilih daerah yang diinginkan melalui menu drop-down list (Gambar 5).Gambar 6 contoh tampilan hasil pencarian Cekungan Sumatera Selatan. Sistem pencarian akan mengikuti alur kerja global ke detail, jika Cekungan Sumatera Selatan dipilih, maka list WKP (operator) yang ditampilkan hanya list WKP yang berada di Cekungan Sumatera Selatan, begitu pula dengan list blok yang ditampilkan bergantung pada pilihan WKP yang diinginkan(Gambar 7). 4.2. Fitur Peta Tambahan Beberapa peta migas dalam APS dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar (Gambar 8), yaitu Peta Dasar (Base Map), Peta Minyak dan Gas Bumi (Oil and Gas Map), dan Peta Element dan Proses (Element and Process Map). Khusus untuk kelompok Element and Process map dibagi lagi menjadi tiga berdasarkan kelengkapan datanya (Indonesia, East Indonesia, dan West Indonesia), kategori
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia ; Hermansyah, Imam BS, Djoko S
7
Topik Utama
Gambar 4. Peta Cekungan Sedimen
Gambar 5. Contoh pencarian (searching) Cekungan Sumatra Selatan
8
Gambar 6. Cekungan Sumatra Selatan (highlight orange)
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012
Topik Utama
Gambar 7. Overlay Peta Cekungan dengan Peta Wilayah Kerja Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Masing-masing kelompok memiliki datanya sendiri. Gambar 9 menampilkan contoh peta prospect dan lead peta ini berada pada kelompok Oil and Gas Map.
Gambar 8. Pengelompokkan peta (Base Map, Oil and Gas Map dan Element and Process Map) Indonesia berarti peta atau data yang ada meliputi seluruh Indonesia, West Indonesia berarti peta atau datanya hanya ada untuk wilayah Indonesia bagian Barat saja, sedangkan East Indonesia berarti peta atau datanya hanya ada untuk wilayah Indonesia bagian Timur saja
Gambar 9. Peta Prospect dan lead (Cekungan Sumatra Selatan)
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia ; Hermansyah, Imam BS, Djoko S
9
Topik Utama APS ini mempunyai peta Geological Cross Section Indonesia, peta ini berada pada kelompok Element and Process Map, tampilan peta geological cross section (berupa garis) terlihat pada tampilan utama seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 11 adalah tampilan Zoom geological cross section di cekungan Jawa Timur Utara yaitu sekitar Pulau Jawa dan Madura
Peta garis seismik (Line Seismic Map) dari kelompok Oil and Gas Map dapat ditampilkan pada layar utama. Contoh garis seismik untuk cekungan Sumatera Selatan adalah Garis berwarna hijau (Gambar 12). 4.3. PetSys Tool Atlas Petroleum System ini dilengkapi juga dengan tool yang dibuat secara khusus untuk
Gambar 10. Peta Geological Cross Section Indonesia
Gambar 11. Geological Cross Section di Cekungan Jawa Timur Utara
10
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012
Topik Utama APS ini juga dapat menampilkan gambar beserta teks pendukungnya. Sebagai contoh untuk peta Cekungan Sumatera Selatan ditampilkan Gambar Kolom Stratigrafi beserta teks pendukungnya (Gambar 14). Peta-peta cekungan, cross section dan garis seismik yang memiliki image (picture) pendukung, apabila informasi tersebut dilengkapi dengan data penunjang seperti image maka akan ditampilkan seperti ditunjukkan pada Gambar 15 yaitu geology cross section Bojonegoro dan Gambar 16 yaitu penampang seismik di Cekungan Jawa Timur Utara. Gambar 12. Peta Seismic Line di cekungan Sumatera Selatan
menampilkan petroleum system chart suatu cekungan atau lapangan atau prospect & lead (Gambar 13).
PetSys Tool terdapat pilihan tab Cekungan (cekung) dan prospect dan lead (pnl) maka chart Petroleum System dapat diakses secara sendiri-sendiri atau masing-masing. Untuk menam-pilkan chart Petroleum System bisa dilakukan secara regional (skala cekungan) dan secara detail (skala prospect and lead). a. Skala Cekungan
Gambar 13. Tombol PetSys Tool
Gambar 17 adalah contoh tampilan chart Petroleum System skala cekungan untuk Cekungan Sumatra Selatan. Sebagai contoh source rock hidrokarbon di Cekungan
Gambar 14.Tampilan PetSys Tool Cekungan Sumatra Selatan
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia ; Hermansyah, Imam BS, Djoko S
11
Topik Utama
Gambar 15.Tampilan PetSys Tool untuk Cross section di Cekungan Jawa Timur Utara
Gambar 16.Tampilan gambar pendukung garis seismik di cekungan Jawa Timur Utara Sumatra Selatan berupa batuan serpih yang terdapat pada Formasi Lemat bagian bawah, dan serpih/batu lempung dari Formasi Talangakar. Reservoir yang berkembang berupa batuan klastik haluskasar berupa batu pasir yang terdapat pada runtunan sedimen dari Batupasir Fm. Talangakar; Batugamping Fm. Baturaja; Batupasir transgresif Baturaja; Batupasir Fm. Telisa; Batupasir Fm. Air benakat; dan Batupasir Fm. Kasai. Seal rock berupa batuan serpih atau batulempung yang terdapat di antara masing-masing formasi (intraformational shale). Sedangkan trap yang berkembang
12
di Cekungan Sumatera Selatan berupa perangkap stratigrafi (reef), dan perangkap struktur lipatan dan kombinasi antara struktur dan stratigrafi. Migrasi hidrokarbon berupa migrasi vertikal dari source rock lewat zona sesar normal ke reservoir. Seluruh tampilan blok umur (blok warna pada kolom deposition) diambil dari atribut cekungan, umur masing-masing elemen (source rock, reservoir rock, seal rock dan overburden) dan proses Petroleum System (trap formation, generation/migration, accumulation, preservation, critical moment, tectonic event dan deposition) mempunyai relational database dengan peta cekungan.
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012
Topik Utama
Gambar 17. Contoh chart Petroleum System Cekungan Sumatera Selatan b. Skala Detail (Prospect and Lead) Beberapa contoh Chart Petroleum System skala prospect dan lead di Cekungan Sumatera Selatan yaitu Blok: Ogan Komering, Prospect: Bandar Agung, Lubuk Kemiling (Gambar 18).
Gambar 18. Letak geografi prospect-lead Lubuk Kemiling
Prospect Lubuk Kemiling, dengan reservoir utama Formasi Baturaja dan Formasi Talangakar, source rock berasal dari serpih Formasi Talangakar dan Formasi Baturaja dan sebagai seal rock-nya adalah serpih Formasi Gumai, dengan mekanisme trapping struktural-stratigrafi (Gambar 19). Prospect Bandar Agung, dengan reservoir utama batugamping Formasi Baturaja dan batupasir Formasi Talangakar, source rock berasal dari serpih Formasi Talangakar dan Formasi Baturaja, dan bertindak sebagai seal rock adalah serpih Formasi Gumai Petroleum Chart skala detail pada kolom tectonic event dan deposition kosong dan tertulis No Data Available artinya data untuk tectonic event dan deposition tidak ada. Data blok warna diambil dari basis data pendukung peta prospect and lead.
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia ; Hermansyah, Imam BS, Djoko S
13
Topik Utama
Gambar 19. Chart Petroleum System Bandar Agung dan Lubuk Kemilang 4.4. Report Generator Aplikasi APS ini menyediakan fasilitas Report Generator untuk membuat laporan Petroleum System dari suatu wilayah atau daerah yang diinginkan. Report Generator didesain dalam suatu format tertentu (Gambar 20) yang berisi berturut-turut dari kiri ke bawah Peta lokasi, Penampang (cross section) dan resume resources oil, gas dan atau condensate, sisi kanan ke bawah kotak atas berisi keterangan source rock, reservoir dan nama cekungan dari daerah yang dipilih. Kotak tengah berisi gambar burial history sumur atau cekungan (data burial history yang tersedia pada sistem ini hanya ada empat yaitu Cekungan Jawa Timur (sumur Ngimbang-1 dan Central Deep), Cekungan Makasar Selatan (Makasar Graben) dan Cekungan Natuna Barat (Sumur P13, P14 dan P15). Kotak terakhir (kanan bawah) berisi Petroleum chart cekungan. 4.5. Resume Prospect dan Lead Selain report generator di atas aplikasi/sistem
14
ini juga dilengkapi dengan Prospect and Lead Calculator (Gambar 21). Calculator ini menyajikan resume laporan resources dan recoverable resources in place prospect atau lead pada suatu region/ block. Salah satu bentuk laporan yang dikembangkan ini ialah sistem laporan prospect dan lead yang menampilkan informasi penting dari beberapa prospect atau lead yang dikelompokkan menurut KKKSnya. Resume ini dikelompokkan per-blok dan di-filter berdasarkan kategori prospect ataupun lead. Selanjutnya sistem ini akan menampilkan kotak dialog seperti ditunjukkan pada Gambar 22. Kotak dialog ini menggunakan drop downlist menu untuk blok dan pilihan prospect atau lead dengan checklist, sedangkan tombol calculate adalah untuk menampilkan besarnya resources dan recoverable resources in place pada blok yang dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan sangat sederhana. Pertama adalah memilih blok yang diinginkan, kemudian pilih prospect atau lead, kemudian klik tombol calculate. Hasilnya berupa resources
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012
Topik Utama
Gambar 20. Contoh tampilan report generator Atlas Petroleum System
b.
Kelompok Peta Migas (Oil and Gas Map) meliputi Peta Cekungan Sedimen, Peta Subcekungan, Peta Wilayah Kerja Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Peta Lapangan Minyak dan Gas Bumi, Peta Prospect dan Lead, Peta lokasi Sumur Minyak dan Gas Bumi, Peta Jaringan Pipa Migas (Pipe lines), Peta Lintasan Seismik.
c.
Kelompok Peta Elemen dan Proses (Element and Process Map). Skala regional meliputi Peta Indonesia, Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur. Untuk Peta Indonesia terdiri atas Basement Exposure, Basement High, Basin Lowarea, Faults major, Diagram Section, Stratigraphic cross section, Well to well cross section dan Seismic Cross section. Untuk Indonesia Bagian Barat meliputi Peta Basement Configuration & Faults, Peta Paleogeografi stage I (known Oligocene to Earlymost Miocene), Peta Paleogeografi stage II (Late Oligocene regression), Peta
Gambar 21.Tombol pengaksesan resume prospect and lead dan recoverable resources in place akan ditampilkan pada sebelah kiri bawah gambar. 5. PENUTUP Hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembuatan Atlas Petroleum System berbasis GIS yang telah dibangun ini adalah sebagai berikut: a.
Kelompok Peta Dasar (Base Map) meliputi Peta Garis Pantai dan Garis Waktu, Peta Morfologi dan Bathymetry, Peta Batas Negara dan Zona Economic Exclusive, Peta Jaringan Jalan, Sungai, Kota Provinsi Kabupaten dan kecamatan serta Peta Batas Provinsi, Peta Lapangan Terbang.
Atlas Petroleum System Cekungan Prolifik Indonesia ; Hermansyah, Imam BS, Djoko S
15
Topik Utama
Gambar 22. Tampilan resume prospect and lead
paleogeografi stage III (Early Miocene (N6/ N7) regression), Peta paleogeografi stage IV(Middle Miocene regression), Peta Paleogeografi stage V(Latest Miocene regression), Peta fasies Cekungan Sumatera Utara Formasi Peutu, Belumai dan Arun, Peta source rock prone depression,Peta depth Source rock Ngimbang, Depth Structure Ngimbang dan Mature Source rock& Migration Pathway NWJB sedangkan untuk Indonesia Bagian Timur meliputi Peta Elemen Tektonik Indonesia Timur, Peta source rock Arafura Sea, Peta fasies Formasi Kais Kepala Burung, Papua, Peta fasies Formasi Kais Cekungan Salawati.
16
DAFTAR PUSTAKA Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Tim Eksplorasi Pemerintah), Januari 2005, Studi Pengelolaan Cadangan dan Sumberdaya Hidrokarbon, Prospect dan Lead Inventory (Tidak dipublikasikan). Magoon, L.B., Dow, W.G., 1994, The Petroleum System from Source to Trap, AAPG Memoar 60, The American Association of Petroleum Geologist, Tulsa, Oklahoma, USA. Sosrowidjojo, dkk., 2006, Studi Eksplorasi"Atlas Petroleum Cekungan Prolifik di Indonesia", Tim Eksplorasi Pemerintah (Tidak dipublikasikan).
M&E, Vol. 10, No. 4, Desember 2012