ARTIKEL
Judul “MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP
Oleh KADEK VIRGOTAMA KRISSANTA 1014021016
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, Bali dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar IPS di SMP Oleh Kadek Virgotama Krissanta, Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum, Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja e-mail: (
[email protected],
[email protected],
[email protected])@undiksha.ac.id
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, (2) mengetahui wujud aksi perjuangan rakyat Buleleng melawan penjajahan Belanda , (3) mengetahui bagaimana potensi yang dimiliki Monumen Belanda yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Banjar. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) metode penentuan lokasi penelitian, (2) metode penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) metode penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), (5) metode analisis data, dan (6) metode penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Belanda oleh Belanda yaitu untuk mengenang gugurnya pimpinan pasukan Belanda yang bernama Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda yang gugur dalam pertempuran melawan laskar Banjar pada tahun 1868. (2) Fungsi yang terkandung pada Monumen antara lain: keberanian, kepahlawanan dan rela berkorban. (3) Potensi Monumen Belanda Sebagai Media Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Banjar dapat dijabarkan ke dalam silabus yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas VIII semester ganjil. Kata Kunci: monumen, fungsi monumen, dan media pembelajaran.
ABSTRAK This study aims to (1)knowing the background of dutch monument in temukus village, banjar, buleleng(2) knowing the form of army buleleng againts the dutch colonial (3)knowing how the potential of dutch monument which can be used as a source of learning IPS Terpadu in Smp N 3 Banjar. In this study, the data collected by using kualitatif method, which steps (1) method of determining the location of the study (2) method of determining the information (3) methods of data collection ( observation, interview, review of documents), (4) Guarantor method of data authenticity (triangulasi of data, triangulasi of method). (5) methods of data analysis and (6) method of writing. The results showed that (1) existence of historical events underlying the development of the dutch by the dutch monument is to commemorate the death of the leader of the dutch troops name Steigman Lieutenant and De Nijs with 20 dutch soldiers who died in battle againts of the Banjar army in 1868. (2) function of the monument are : educative function, inspirative function, recreative function, and socio-cultural function. (3) the potential of Dutch monument as a learning medium in Smp N 3 Banjar can be adjusted to reflect the 2013 syllabus curriculum based on class VIII of odd semester.
Key words: Monument, The function of monument, and instructional media
Monumen adalah bangunan atau tempat yang mempunyai nilai sejarah yang
dari peristiwa perang Banjar yang terjadi pada tahun 1868.
penting dan karena itu dipelihara dan dilindungi oleh Negara. Monumen juga diartikan dengan bangunan (berupa tugu) sebagai peringatan suatu peristiwa dalam sejarah
(Marhijanto,
1995:414).
Atau
sesuatu benda yang sengaja dibuat untuk suatu peringatan kepada suatu peristiwa penting atau bersejarah (Poerwadarminta, 2003:774).
Bangsa
Indonesia
sebagai
bangsa yang besar selalu menghargai jasa pendahulunya
yang
perkembangan mengenang
berjasa
terhadap
bangsanya.
Untuk
peristiwa
dibuatkanlah
besar
monumen.
tersebut Umumnya
monumen yang dibangun berkaitan dengan perjuangan menentang penjajahan Belanda atau
perjuangan
untuk
merebut
dan
mempertahankan kemerdekaan. Namun pembangunan dilakukan
monumen
oleh
tidak
pemerintah
hanya
Republik
Indonesia tetapi juga telah dilakukan oleh Pemerintah Hindia-Belanda jauh sebelum
Dengan
gugurnya
perwira
menengah Belanda yang cukup disegani yakni Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda lainnya maka untuk mengenang peristiwa tersebut pihak Belanda kemudian membangun Monumen yang saat ini berada di Desa Temukus dan berbatasan dengan Desa Cempaga
dan
oleh masyarakat sering disebut Monumen Belanda.
Setelah
Indonesia
merdeka
sekitar tahun 1962 menjelang peristiwa Trikora monumen Belanda ini sampai dihancurkan
oleh
penduduk
setempat
karena dianggap sebagai penghormatan kepada penjajah Belanda. Akan tetapi, pada tahun 1992 monumen Belanda ini akhirnya
dibangun
kembali
oleh
Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng dengan maksud agar catatan sejarah tidak dapat dihapus atau dihilangkan begitu saja. (Merayu Bagus T.Y dkk. 2000 :15).
kemerdekaan Republik Indonesia di Desa
Monumen Belanda ini memiliki
Temukus, Banjar, Buleleng, Bali terdapat
keunikan dibandingkan dengan monumen-
sebuah monumen yang di bangun oleh
monumen
pemerintah
memperingati
memperingati
kolonial
Belanda
gugurnya
dua
untuk perwira
Fisik.
yang
dibangun
peristiwa
Keunikan
untuk
saat
Revolusi
monumen
Belanda
tentara Belanda (Letnan Steigman dan De
tersebut, seperti didirikan oleh pemerintah
Nijs) dan 20 prajurit Belanda dalam perang
Hindia Belanda sebagai penghormatan atas
Banjar yang terjadi pada tahun 1868.
gugurnya
Pembangunan monumen ini tidak terlepas
Belanda dalam perang Banjar yang terjadi
dua
orang
perwira
tinggi
pada tahun 1868 dan 20 serdadu Belanda
lainnya.
Keunikan lain dari Monumen
dapat
Belanda
yaitu
pembelajaran, (2) fungsi inspiratif yakni
dihancurkan
monumen
oleh
ini
pernah
masyarakat
Desa
dijadikan
bagaimana
sebagai
monumen
media
dapat
dijadikan
Temukus pada sekitar tahun 1962-1963
inspirasi (menyangkut prilaku tokoh yang
sebagai dampak dari peristiwa perebutan
diabadikan
Irian Barat. Akan tetapi, pada tahun 1992
menciptakan kehidupan yang lebih baik,
Monumen Belanda ini akhirnya dibangun
(3) fungsi rekreatif yang lebih merujuk
kembali oleh Pemerintah Daerah Tingkat
kepada pemanfaatan monumen sebagai
II Buleleng sebagai koreksi bahwa catatan
hiburan bagi masyarakat, dan (4) fungsi
sejarah
instruktif.
tidak
dapat
dihilangkan
begitu
Belanda
Desa
di
dihapus saja.
atau
Monumen
Temukus,
Banjar,
Buleleng juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber belajar IPS di SMP kelas VIII semester ganjil yakni pada Standar Kompetensi “kolonialisme dan imperalisme Barat di Indonesia” dan Kompetensi Dasar “Menjelaskan proses perkembangan
kolonialisme
dan
imperalisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah” Penelitian
ini
bertujuan
pada
monumen)
untuk
Kemudian teori lain yang
digunakan yaitu teori tentang sumber belajar. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian
penelitian
ini
kualitatif
adalah
metode
yang
berarti
menekankan pada pemecahan masalah yang bersifat kekinian menyangkut bidang pendidikan,
mengenai
latar
belakang
pendirian dan fungsi pada Monumen Belanda. Metode kualitatif di antaranya
untuk
terdapat (1) Penentuan lokasi penelitian
mengetahui latar belakang, fungsi serta
yang
potensinya sebagai sumber belajar IPS di
Kec.Banjar, Buleleng Bali. Lokasi ini
kelas SMP. Kajian teori yang digunakan
dipilih karena letak Monumen Belanda
dalam penelitian ini menyangkut konsep
terdapat di Desa Temukus, Kec.Banjar,
umum
yang
Buleleng Bali ; (2) Penentuan informasi .
didalamnya dibahas tentang latar belakang
Informan yang dituju yaitu Kepala Desa
pendirian
Temukus yang mengetahui sejarah dan
pendirian
sebuah
monumen
monumen
tersebut.
bertempat
belakang
di
dari
Desa
Temukus,
Monumen juga memiliki beberapa fungsi
latar
pembangunan
di antaranya (1) fungsi edukatif yakni
Monumen Belanda, Putu Sudirta selaku
peran monumen tidak hanya sebagai
tokoh desa/ penglingsir
sebuah bangunan masa lalu tetapi juga
Suwitri, S.Pd dari kalangan pendidik SMP
dan I Nyoman
N 3 Banjar; (3) Teknik pengumpulan data (wawancara,
observasi
dan
studi
monumen belanda sebagai wujud aksi aksi perjuangan
rakyat
buleleng
melawan
dokumen); (4) Teknik penjamin keabsahan data (triangulasi data dan triangulasi metode);
(5) Teknik analisis data dan
teknik penulisan.
edukatif, (b) fungsi inspiratif, (c) fungsi rekreatif, (d) fungsi sosio-kultur ; (3) Potensi monumen Belanda sebagai sumber
HASIL Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa:
penjajahan belanda antara lain ; (a) fungsi
(1)
Pembangunan
Monumen
Belanda oleh pemerintah kolonila Belanda dilatarbelakangi
oleh
gugurnya
dua
belajars di IPS SMP Negeri 3 Banjar diantaranya potensi Sejarah (artefak) dan potensi Geografi ( letak monumen). PEMBAHASAN
perwira tentara Belanda (Letnan Steigman
Latar Belakang Pendirian Monumen
dan De Nijs) dan 20 prajurit Belanda
Belanda di Desa Temukus.
dalam perang Banjar yang terjadi pada
Penaklukan Buleleng oleh Belanda
tahun 1868. Pembangunan monumen ini
pada tahun 1846, belum meruntuhkan
tidak terlepas dari peristiwa perang Banjar
sama
yang terjadi pada tahun 1868, namun
kepahlawanan raja dan rakyat Buleleng.
sekitar tahun 1962 menjelang peristiwa
Paska Perang Jagaraga , Kerajaan Buleleng
Trikora monumen Belanda ini sampai
merupakan ujung tombak pertama untuk
dihancurkan
setempat
menguasai Bali. Pax Nerlandica harus
karena dianggap sebagai penghormatan
benar-benar terwujud sesuai dengan cita-
kepada penjajah Belanda. Akan tetapi,
cita Menteri jajahan Belanda JC Baud. Itu
pada tahun 1992 monumen Belanda ini
berarti Bali, Lombok dan pulau-pulau di
akhirnya
timur harus benar-benar dibawah kontrol
oleh
penduduk
dibangun
kembali
oleh
sekali
sikap
dan
semangat
Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng;
Batavia.
(2)
tanamkan di Bali Utara dan birokrasi
Fungsi
yang
terkandung
pada
Pondasi
kekuasaan telah di
pemerintahan
kolonial bekerja sama
Made Rai diasingkan ke Banyuwangi
dengan para bangsawan Bali keturunan
selama 1 tahun. Setelah kembali dari masa
penguasa tradisional zaman kerajaan untuk
pengasingan, April 1868 Ida Made Rai dan
selanjutnya diberi wewenang memungut
800 pasukannya memasuki kota Singaraja
pajak dan upeti dari penduduk dan petani.
dan menghadap Raja Buleleng untuk
Di
mencopot
Banjar
telah
berkuasa
seorang
Ida
Ketut
dan
kembali
sebagai
Punggawa yang diangkat secara turun
mengangkat
temurun. Ia bernama Ida Made Rai ,
punggawa
diangkat sejak 1854 waktu masih berusia
situasi, pemerintah Belanda memberikan
17
Raja
janji dan harapan besar agar pasukan Ida
ditumpasnya
Made Rai pulang kembali ke Banjar.Ida
pemberontakan Gempol adalah 3 tahun
Made Rai diminta untuk menyerahkan diri,
setelah Ida Made Rai menjabat punggawa
jika tidak Banjar akan diserbu. Ida Made
Banjar. Namun Ida Made Rai dianggap
Rai tidak pernah lagi ke Singaraja , akan
tidak loyal kepada Belanda sehingga
tetapi di Banjar ia menyiapkan 2000
membuat Belanda mencari jalan keluar
pasukan tempur yang siap menyerang
dan memanfaatkan keterangan Ketut Liarta
Buleleng. ( Sastrodiwiryo Soegianto. 2007
patih kerajaan Buleleng yang pro kepada
:45).
tahun.
Buleleng
Jadi,
pengangkatan
setelah
Belanda sebagai informan yang memata-
dirinya
Anom
Banjar.
Untuk
meredakan
Pada 18 Septemer 1868, pasukan
matai setiap gerak gerik punggawa muda
Belanda
mendarat
di
Temukus
dan
ini.
Heemskerk mengirim utusan ke Banjar Ketut Liarta mengatakan bahwa Ida
untuk menemuai Ida Made Rai agar ia
Made Rai merupakan seorang penjudi
menyerahkan diri esok harinya. Tawaran
yang terlalu asyik dengan permainan tajen.
itu bukan saja ditolak, akan tetapi I
Tuduhan-tuduhan itu membuatnya Ida
Kamasan juga ditangkap dengan alasan ia
adalah terpidana yang sudah dijatuhi
kedua unutk menutup aib dan malu pada
hukuman penjara 12 tahun oleh Pengadilan
serangan pertama. Heemskerk bermaksud
di Buleleng Sebuah utusan dikirim lagi
memukul Banjar melalui Kalianget. Di sini
oleh Residen. Bahwa Ida Made Rai agar
Heemskerk, Komandan Belanda itu tidak
besok sudah menyerah. Jika hal tersebut
pernah memperhitungkan setrategi Ida
tidak dilaksanakan maka Banjar benar-
Nyoman Ngurah yang pernah berhasil
benar akan diserang. Pada 20 September
membobol
1868, Ida Made Rai tidak muncul dan pada
mendadak pada malam hari.
pukul 10.30 pasukan Belanda bergerak dari
markasnya
di
Temukus
untuk
Temukus
Setelah dengan
perang
gugurnya
dalam
serangan
Banjar
perwira
selesai,
menengah
selanjutnya menyerang ke Banjar. Pasukan
Belanda yang cukup disegani yakni Letnan
ini
dipimpin
Heemskerk menikam sebuah
langsung dan
oleh
Mayor
Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu
bermaksud
untuk
Belanda yang gugur dalam pertempuran
melalui
melawan laskar Banjar pada tahun 1868.
pertahanan jurang
Banjar
dekat
Dencarik.
(
Sastrodiwiryo Soegianto. 2007 :90). Pasukan
mengenang pemimpin perang Banjar dari
mendapat
ppihak Belanda Steigman dan De Nijs
perlawanan sengit dari rakyat Banjar yang
sebagai bentuk penghormatan mereka
bersenjatakan tombak menyerang pasukan
dalam perang Banjar. Untuk mengenang
Belanda. Pertempuran hebat pun terjadi
peristiwa tersebut pihak Belanda kemudian
sehingga menyebabkan Letnan Steigman
membangun Monumen yang saat itu
dan Niys bersama 20 serdadu Belanda
berada di Desa Temukus dan berbatasan
gugur
pertempuran
dengan Desa Cempaga dan sering disebut
melawan laskar Banjar. Pada 3 Oktober
Monumen Belanda. Monumen Belanda ini
1868,
berdiri diatas lahan berukuran 1 are dan
menjadi
Heemskerk
Belanda
Belanda membangun Monumen untuk
korban
mengelar
serangan
tinggi bangunan memiliki tinggi kurang
walaupun dengan konsep yang salah
lebih
sampai sekarang” (wawancara tanggal 13
delapan
meter
dengan
bentuk
segiempat mengerucut keatas. Monumen
September 2014).
Belanda ini dibangun dengan dilapisi keramik putih. Akan tetapi sekitar tahun 1962
menjelang
peristiwa
Trikora
monumen Belanda ini dihancurkan oleh penduduk
setempat
karena
dianggap
Fungsi
Yang
Terkandung
Pada
Monumen Belanda Sebagai Wujud Aksi Aksi
Perjuangan
Rakyat
Buleleng
Melawan Penjajahan Belanda.
sebagai penghormatan kepada penjajah Fungsi dari Monumen Belanda di
Belanda. Akan tetapi, pada tahun 1992 monumen Belanda ini akhirnya dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng dengan maksud bahwa catatan sejarah tidak dapat dihapus. Drs. I Made Pageh M.Hum selaku dosen pendidikan sejarah di Universitas Pendidikan Ganesha mengatakan bahwa “Tahun 1989 kita di Jurusan Sejarah mengadakan kelompok pecinta sejarah di bawah kordinasi senior kita atas nama Prof Gde Widja. Lalu kita temukan dasar Monumen Belanda terus kita identifikasi dan bapak tulis di Bali Post,
dari
gagasan
itulah
maka
pemerintah Buleleng membangun kembali monumen Belanda tersebut tahun 1992
Desa Temukus bagi masyarakat Temukus, Kec. Banjar serta siswa-siswi SMP Negeri 3 Banjar, adalah sebagai berikut (1) fungsi edukatif dimana monument Belanda di Desa Temukus wahana
dapat dijadikan sebagai
pendidikan,
sarana
membagi
pengetahuan (baik baru maupun lama), dan juga
tempat
untuk
melakukan
studi
(Widja,1988: 49; Latief, 2006: 7). Unsur pendidikan bagaimana
yang kita
dimaksud
meneladani
adalah nilai-nilai
sejarah yang terkandung pada monumen tersebut;
(2)
fungsi
inspiratif
yang
dimaksud yaitu monumen Belanda di Desa Temukus menjadi
dibangun serta diharapkan inspirasi
bagi
masyarakkat
Temukus, Kec. Banjar khususnya siswa-
Dalam proses pembelajaran guru
siswi SMP Negeri 3 Banjar. Hendaknya
jarang
tokoh-tokoh yang berperan dalam perang
sehingga proses pembelajaran menjadi
Banjar seperti Ida Made Rai yang mampu
pasif dan kurang bermanfaat, oleh karena
mengalahkan Letnan Steigman dan De
itu paradigma lama diama orientasi belajar
Nijs
dapat
lebih berpusat pada guru harus mulai
menjadi inspirasi dalam artian positif
ditinggalkan dan diganti dengan orientasi
menyangkut sikap-sikap dan keberanian
belajar lebih berpusat pada siswa dengan
beliau ; (3) fungsi rekreatif yang dimaksud
cara guru menjadi fasilitator dengan
yaitu
Desa
menyediakan media pembelajaran dalam
Temukus dapat memberikan suatu hiburan
bentuk sumber visual maupun audio
dan
visual. Potensi Monumen Belanda, Desa
bersama
20
Monumen
daya
tarik
pasukannya
Belanda
di
Pariwisata
karena
menggunakan
belajar,
Monumen Belanda ini memiliki letak yang
Temukus,
setrategis untuk dijadikan sebuah objek
sumber
wisata sejarah bagi masyarakat Temukus,
menambah pengetahuan siswa terhadap
Kec. Banjar; (4) fungsi sosio-kultu yang
sejarah dalam usaha mempertahankan
terdapat pada monumen Belanda yaitu
wilayah yang berkaitan dengan Monumen
keberadaan monumen tersebut menjadi
Belanda, Desa Temukus, Banjar, Buleleng.
saksi bisu bagaimana perjuangan yang
Monumen Belanda didirikan atas fakta
dilakukan oleh rakyat Temukus, Kec.
sejarah yang mengatakan bahwa ditempat
Banjar yang dipimpin oleh Ida Made Rai
tersebut
pada saat peristiwa Perang Banjar.
pertempuran
Potensi
Monumen Belanda
Sebagai
Sumber belajar IPS di SMP Negeri 3 Banjar.
Banjar,
sumber
belajar
IPS
pernah antara
Buleleng di
sebagai
SMP
terjadi pasukan
dapat
peristiwa pejuang
pribumi dengan kolonial Belanda pada tahun 1868. Potensi monumen Belanda sebagai sumber belajar IPS di SMP dapat
dibagi menjadi dua yaitu potensi sejarah
Brahmana yang bernama Ida Made Rai.
(latar belakang berdirinya monumen) dan
Pemberhentian itu dilanjutkan dengan
potensi geografi (letak monumen). Potensi
pengasingan
sejarah nyang dimaksud yaitu monumen
Banyuwangi. Inilah yang menjadi dari
Belanda ini memiliki peran penting dalam
pemberontakan
peristiwa revolusi fisik pada tahun1868
kemudian memaksa Pemerintah Hindia-
khususnya di daerah Buleleng, Bali.
Belanda
Monumen Belanda ini memiliki nilai dan
keempat ke Bali pada bulan September
fakta sejarah serta dapat dijadikan bukti
1868. Kedatangan Belanda ini mendapat
sejarah bahwa di daerah Buleleng juga
perlawanan yang sangat sengit dan gigih
merupakan kota berjuang pada masa
dari rakyat Banjar. Dari pertempuran
pemerintahah kolonial Belanda sedangkan
tersebut maka gugurlah dua perwira
potensi Geografi yang dimaksud yaitu
tentara Belanda (Letnan Steigman dan De
monumen Belanda ini terletak di Banjar
Nijs) dan 20 prajurit Belanda dalam perang
Labuhan Haji Desa Temukus Kecamatan
Banjar yang terjadi pada tahun 1868.
Banjar, 3 km dari Lovina dan 13 km dari
Sehingga pemerintah kolonial Belanda
Singaraja. Lewat letak geografis tersebut
membangun
monumen belanda dapat dijadikan sumber
memperingatu gugurnya pahlawan mereka.
belajar IPS khususnya di SMP N 3 Banjar. SIMPULAN Pembangunan monumen Belanda di Desa Temukus dilatarbelakangi oleh Perang Banjar karena ketidakpuasan rakyat Banjar terhadap pemberhentian seorang Punggawa berusia muda dari golongan
Ida
Made
rakyat
mengirim
Banjar
ekspedisi
sebuah
Monumen
Rai
yang
militer
monumen
Belanda
ke
untuk
memiliki
beberapa fungsi yang amat penting bagi generasi muda Desa Temukus serta siswasiswi SMP Negeri 3 Banjar. Fungsi yang terkandung pada monumen tersebut antara lain:
sebagai (1) sarana edukatif, (2)
inspiratif, (3) rekreatif, dan (4) sosio-
kultur.
Pemanfaatan Monumen Belanda
SMP dapat dibagi menjadi dua yaitu
sebagai sumber belajar IPS berbasis
potensi sejarah (latar belakang berdirinya
kurikulum
monumen) dan potensi geografi (letak
2013
menggunakan
yaitu
pendekatan
dengan scientific
monumen).
(Suprijono, 2009: 78; Rusman, 2010: 187; Tanredja, 2012: 49). Potensi monumen Belanda sebagai sumber belajar IPS di
DAFTAR RUJUKAN Sastrodiwiryo Soegianto. 2007. Perang Rusman.
2012.
Model-Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme
Guru.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT. Bumi Aksara I
Gde.1988.
Wacana.
Merayu Bagus T.Y dkk. 2000. Sejarah Kemerdekaan
Rakyat
Buleleng 1945 -1950. Bandung: Ganeca Exact. Wawancara dengan Drs. I Made Pageh
Pengantar
Ilmu
Sejarah” Sejarah dalam Perspektif Pendidikan”.
Bali post
Perjuangan
Latief, Juraid Abdul. 2012. Manusia,
Widja,
Banjar (1868). Denpasar :Pustaka
Semarang:
Satya
M.Hum tanggal 13 September 2014. Marhijanto,Drs. Bambang.1995. Kamus Lengkap
Bahasa
Popular.Surabaya: Surabaya
Indonesia BintangTimur