ARTIKEL Judul
ARCA MEGALITIK DI PURA SIBI AGUNG, DESA PAKRAMAN KESIAN,GIANYAR, BALI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA BERDASARKAN KURIKULUM 2013
Oleh MADE ANGGA SETIAWAN 1014021020
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
ARCA MEGALITIK DI PURA SIBI AGUNG, DESA PAKRAMAN KESIAN,GIANYAR, BALI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Made Angga Setiawan Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected], pembimbing1,pembimbing2}@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) sejarah keberadaan arca megalitik di Pura Sibi Agung Desa Pakraman Kesian, Gianyar, Bali, (2) wujud, dan fungsi arca megalitik yang terdapat di Pura Sibi Agung Desa Pakraman Kesian, Gianyar, Bali, dan (3) aspek-aspek dari arca megalitik di Pura Sibi Agung yang memiliki potensi sebagai sumber belajar sejarah zaman pra aksara kelas X di SMA berdasarkan kurikulum 2013, Bali. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Latar belakang dari pembuatan Arca Megalitik ini adalah adanya kepercayaan masyarakat pada zaman pra aksara terhadap arwah nenek moyang, Arca Megalitik tertua di Pura Sibi Agung sudah ada jauh sebelum dibangunnya pura ini. (2) Wujud Arca Megalitik di Pura Sibi Agung keseluruhan berbentuk sederhana, dan difungsikan sebagai lambang pemujaan arwah leluhur, sebagai sarana pendidikan sosial, sebagai benda peninggalan purbakala, dan sebagai benda budaya. (3) Aspek-Aspek dari Arca Megalitik Di Pura Sibi Agung yang memiliki potensi sebagai sumber belajar sejarah Zaman Pra Aksara kelas X di SMA berdasarkan kurikulum 2013 adalah, aspek bentuk fisik Arca Megalitik, aspek sejarah (historis), aspek gotong royong dan kebersamaan, aspek religius (religi). Kata Kunci: arca megalitik, wujud dan fungsi, sumber belajar ABSTRACT This study aims to determine, (1) the history of these megalithic statues at Pura Agung Pakraman Kesian Sibi, Gianyar, Bali, (2) form, and function of megalithic statues contained in Sibi Pura Agung Pakraman Kesian, Gianyar, Bali, and (3) aspects of megalithic statues at Pura Agung Sibi which has potential as a source of learning the history of the pre script of class X in high school based curriculum, 2013, Bali. In this study, the data collected using qualitative methods with the stages; (1) a technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informant, (3) data collection methods (observation, interviews, review of documents), (4) techniques guarantor authenticity of the data (data triangulation, triangulation method), and (5) techniques data analysis. The results showed that, (1) Background of the making of this megalithic statue is the public confidence in pre script to the ancestral spirits, the oldest megalithic statues at Pura Agung Sibi existed long before the building of this temple. (2) The form of megalithic statues at Pura Agung Sibi simple overall shape, and functioned as a symbol of ancestor worship, as a means of social education, as ancient relics, and as cultural objects. (3) Aspects of Arca Megalithic In Sibi Temple Court which has potential as a source of learning the history of the Age Pre alphabet X in high school class of 2013 is based on the curriculum, aspects of the physical form of megalithic statues, historical aspects (historical), aspects of mutual cooperation and solidarity, religious aspects (religion). Keywords: megalithic statues, form and function, learning resources
PENDAHULUAN Pura
merupakan
bangunan suci
pengobatan suatu penyakit, kesuburan, dan
tempat beribadah bagi umat Hindu Bali.
lain-lainnya yang mencerminkan sistem
Pura memiliki fungsi sesuai dengan sejarah
peribadatan pra Hindu. Keberadaan unsur
yang menjadi latar belakang berdirinya
megalitik dalam sarana perayaan agama
pura. Fungsi pura yang pertama adalah
Hindu di Bali merupakan petunjuk, bahwa
fungsi
tempat
tradisi megalitik telah berkembang cukup
melaksanakan pemujaan terhadap Tuhan
lama yang muncul sejak zaman neolitik, dan
Yang Maha Esa, yang kedua adalah fungsi
sampai sekarang benar-benar telah masuk
sosial yaitu berfungsi sebagai lembaga
dalam pola pikir penduduk Indonesia di
sosial yang dapat mengembangkan dan
beberapa tempat dalam berbagai kurun
membina nilai-nilai solidaritas serta nilai
waktu (Sutaba, 1980).
religius
yaitu
sebagai
kebersamaan, dan yang ketiga adalah fungsi pendidikan yaitu dapat berfungsi sebagai sumber belajar sejarah, fungsi pura sebagai sumber belajar sejarah semakin kuat terutama bila di dalamnya terdapat benda-benda
bersejarah
seperti
arca.
Keberadaan Arca yang begitu banyak purapura
di
Pulau
kepercayaan
Bali
tidak
masyarakat
lepas Bali
dari yang
mayoritas merupakan umat Hindu. Motif arca manusia sederhana diduga berasal dari tradisi pra-Hindu masih sangat dominan ritual upacara keagamaan di pura-pura yang masih dipuja/dilestarikan masyarakat Bali masa kini. Arca-arca yang dijumpai di beberapa pura di Bali sampai sekarang
Bangunan
megalitik
artinya
bangunan dari batu-batu besar (Sagimun, 1987: 33; Asmito, 1992: 17). Adapun bangunan-bangunan megalitik
antara
batu
lain
pada
menhir,
masa dolmen,
sarkopagus atau keranda, kubur batu, punden berundak-undak, waruga, dan arca. Arca merupakan salah satu peninggalan megalitik yang banyak dijumpai di beberapa Pura
Kuno
yang
terdapat
di
wilayah
Kabupaten Gianyar. Salah satu pura yang di dalamya banyak menyimpan arca kuno adalah Pura Sibi Agung yang secara administratif terletak di Desa Pakraman Kesian, Gianyar, Bali
tetap digunakan sebagai media pemujaan.
Salah satu keunikan pura ini adalah
Ini berarti, bahwa arca-arca yang unik
di
dipergunakan sebagai media pemujaan
peninggalan purbakala. Hal ini terbukti
antara lain, untuk memohon keselamatan,
dengan terdapatnya arca-arca yang berasal
dalamnya
tersimpan
benda-benda
dari zaman megalitik, dan arca yang berasal
arca megalitik di Pura Sibi Agung Desa
dari
merupakan
Pakraman Kesian, oleh penyungsungnya
peninggalan sejarah yang tetap terjaga di
difungsikan sebagai media pemujaan untuk
dalam pura. Walaupun ada yang sudah
memohon keselamatan, perlindungan, dan
dalam kondisi lapuk, di dalam Pura Sibi
kemakmuran bagi masyarakat sehingga
Agung
buah
arca megalitik tersebut disakralkan oleh
fragmen bangunan seperti saluran air yang
masyarakat setempat. Berdasarkan uraian
bagian bingkainya berbentuk sisi genta.
tersebut dapat diketahui di Pura Sibi Agung
Pada
juga
pemujaan kepada arwah leluhur dapat
bingkai
memberikan kekuatan magis, sebagai awal
berbentuk segi empat, di antaranya ada
kepercayaan yang paling tua. Namun dilihat
yang berhiaskan ukiran yang berbentuk
dari pemanfaatan peninggalan ini sebagai
rumah siput (kakul-kakulan). Pada halaman
sumber belajar sejarah zaman pra aksara,
Pura Sibi Agung juga terdapat batu padas
masih sangatlah kurang. Padahal jika dilihat
kuno yang terbuat
dari
zaman
klasik,
juga
terdapat
tembok
ditemukan
yang
sisi
beberapa
selatan
pura
fragmen-fragmen
dari batu tunggal,
keberadaan
dalamnya terdapat lubang dan berisikan air.
alternatif
Pada
ditemukan
materi pembelajaran sejarah dengan topik
beberapa onggokan batu padas kuno.
kepercayaan pra aksara menjadi lebih
Benda-benda ini juga dikeramatkan oleh
efektif.
juga
masyarakat setempat, dan setiap hari-hari tertentu (piodalan) diberikan sesajen.
dipakai
tentu
peninggalan
pura
bisa
megalitik
berbentuk persegi empat panjang, yang di
halaman
ini
arca
sebagai
bagi guru untuk mengajarkan
Berdasarkan
beberapa
keunikan,
dan permasalahan yang ditemui, maka
Arca megalitik di Pura Sibi Agung,
perlu
dilakukan
penelitian
mendalam,
penulis kaji terdiri dari berbagai jenis arca
aspek
bercorak megalitik yang tersimpan dalam
keberadaan peninggalan arca megalitik ini,
palinggih
Desa,
sehingga dapat menambah pengetahuan
palinggih Gedong Sibi Agung, dan palinggih
yang berhubungan dengan sejarah arca
Ratu
yang
megalitik, dan manfaatnya bukan saja bagi
bercorak megalitik tersebut, di Pura Sibi
masyarakat Desa Pakraman Kesian pada
Agung juga terdapat arca-arca perwujudan
khususnya, dan wilayah Gianyar pada
yang
umumnya,
Mas
Bongol.
bentuknya
Puseh
Selain
masih
arca
menunjukkan
adanya pengaruh megalitik. Secara umum
tertentu
tetapi
mengkaji
lebih
Desa Pakraman Kesian, Gianyar, Bali, yang
Pejenengan
dalam
yang
yang
dapat
beberapa
tampak
pada
berkontribusi
sebagai sumber belajar sejarah zaman pra
aksara
yang
tercantum
dalam
silabus
penentuan informan. Informan yang dituju
pelajaran sejarah kelas X di Berbasis
untuk memperoleh data yaitu, Jero Mangku
Kurikulum 2013.
Dewa Made Putra (54 tahun), Jero Mangku
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut tinjauan umum tentang Arca Megalitik yang dibuat berlatar belakang
konsepsi
kepercayaan
masyarakat yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Wujud dari Arca Megalitik tersebut adalah berwujud sederhana hanya menggambarkan
bagian-bagian
yang
dianggap penting, dan fungsi dari arca megalitik
ini
konsep
adalah
tentang
berpangkal
religi
yaitu
pada
Istri Desak Nyoman Sanjiwani (52 tahun), I Wayan
Parjana
(59
tahun),
I
Made
Suratnaya (48 tahun), Jero Mangku I Gede Pastika (71 tahun), I Ketut Maruta (56 tahun), I Made Purwa (61), I Made Sutaba (63 tahun). (3) teknik pengumpulan data (tehnik observasi, tehnik wawancara, studi dokumentasi), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data.
sebagai,
lambang pemujaan arwah leluhur, sebagai sarana pendidikan sosial, sebagai benda
HASIL DAN PEMBAHASAN
peninggalan purbakala, dan sebagai benda
Sejarah Keberadaan Arca Megalitik di
budaya. Selain itu Arca Megalitik ini juga
Pura Sibi Agung di Desa Pakramaan
memiliki
Kesian, Gianyar, Bali
aspek-aspek
yang
berpotensi
untuk dimanfaatkan sebgai sumber belajar sejarah,
aspek-aspek
yang
dalam Megalitik tersebut adalah, aspek bentuk fisik Arca Megalitik, aspek sejarah (historis),
aspek
gotong
Latar belakang pembuatan Arca
terkandung
royong,
dan
kebersamaan, serta aspek religius (religi).
Megalitik di Pura Sibi Agung ini adalah, mulai berkembangnya suatu kepercayaan di tengah-tengah masyarakat Desa Pakraman Kesian pada zaman pra aksara yaitu percaya akan hal-hal yang dianggap hebat
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian
penelitian
ini
kualitatif
adalah etode
metode kualitatif
dan
menyeramkan.
Misalnya,
percaya
dengan keberadaan roh suci leluhur atau nenek
moyang.
Dengan
melakukan
diantaranya terdapat (1) teknik penentuan
pemujaan terhadap roh suci nenek moyang
lokasi
ditinjau
tersebut masyarakat pra aksara percaya
adalah Desa Pakraman Kesian sebagai
bahwa nantinya mereka akan memperoleh
lokasi berdirinya Pura Sibi Agung yang di
keselamatan, pengobatan suatu penyakit,
dalamnya terdapat Arca Megalitik. (2) teknik
kesuburan, dan lain-lainnya, sehingga untuk
penelitian.
Lokasi
yang
memudahkan
melaksanakan
pemujaan
Megalitik ini terbuat dari batu padas yang
terhadap roh suci leluhur maka masyarakat
berbentuk silindris. Bagian atas kepala dari
Desa Pakraman Kesian pada zaman pra
arca ini berbentuk rata, dari segi bagian
aksara membuat simbol leluhur atau nenek
mukanya
moyangnya tersebut dalam wujud Arca
hidungnya berbentuk tanda tanya terbalik,
Megalitik. (wawancara dengan I Made
dan
Purwa, tanggal 13 April 2014).
Berdasarkan hasil wawancara dengan I
Arca Megalitik di Pura Sibi Agung,
berbentuk
sedikit
sangat
menyerupai
sederhana,
belalai
gajah.
Made Purwa (60 tahun) mengenai wujud
merupakan
arca
yang
paling
awal
hidung Arca Megalitik beliau berpendapat
dibuat/arca
yang
tertua,
dibandingkan
bahwa: “Bentuk hidung dari Arca Megalitik
dengan arca-arca perwujudan dan arca
di Pura Sibi Agung menyerupai Belalai
dewa-dewa yang terdapat di pura ini. Arca
Gajah. Sehingga apabila diakitkan dengan
megalitik ini dipercaya sudah ada sejak
pengarcaan
zaman pra Hindu, yaitu sudah ada sebelum
menyerupai Ganesha yang dalam ajaran
dibangunnya Pura Sibi Agung, sehingga
agama Hindu merupakan putra dari Dewa
Arca Megalitik yang terdapat di Pura Sibi
Siwa. Diperkirakan wujud hidung dari ketiga
Agung ini merupakan salah satu bukti
arca
sejarah yang penting, karena mengandung
kesuburan (Wawancara tanggal 14 April
berbagai
2014). Bagian daun telinga Arca Megalitik
informasi
masyarakat
Desa
tentang
kehidupan
Pakramaan
Dewa-Dewa
megalitik
tersebut
Hindu
sedikit
melambangkan
Kesian
ini kelihatan lebar. Bagian lehernya tidak
khususnya beberapa tahun silam, sampai
proposional, seakan-akan menyatu dengan
sekarang yang mengandung nilai-nilai luhur.
badan. Pada bagian tangannya nampak tidak lengkap dengan jarinya, sedangkan
Wujud dan Fungsi Arca Megalitik di Pura
pada bagian kakinya nampak tidak jelas.
Sibi Agung di Desa Pakramaan Kesian,
Dari ketiga Arca Megalitik tersebut arca
Gianyar, Bali
yang tersimpan pada pelinggih Ratu Mas
Dari ketiga Arca Megalitik yang terdapat
di
pura
ini,
secara
umum
Bongol nampak mengalami kerusakan yakni aus pada bagian kepalanya (Sutaba dkk,
mempunyai wujud yang hampir sama yaitu
1992).
Ketiga
arca
ini
mempunyai
menyerupai Ganesha namun dalam wujud
perbedaan yaitu dari segi ukurannya hal
yang masih sangat sederhana. Dari segi
tersebut berdasarkan dari hasil penelitian
bentuknya dapat diketahui bahwa arca ini
yang dilakuakan oleh “I Wayan Widia” tahun
sangat sederhana dalam pembuatannya.
1977, adalah sebagai berikut, (1) Arca
Dari segi bahan pembuatannya ketiga Arca
Megalitik pada palinggih Gedong Pura Sibi
Agung, ukurannya : tinggi : 32 cm, garis
tercipta
tengah : 24 cm, dengan tinggi kepala : 15
harmonis. (3) Sebagai benda peninggalan
cm. 2), (20) Arca Bercorak Megalitik pada
purbakala, yang berperan sangat penting
palinggih
dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Pejenengan
Puseh
Desa,
kehidupan
Arca
masyarakat
ukurannya: tinggi: 32 cm, garis tengahnya:
Keberadaan
24 cm, (3) Arca Bercorak Megalitik pada
sebagai bukti dan sumber sejarah, Arca
palinggih Ratu Mas Bongol, ukurannya:
Megalitik
tinggi: 30 cm, garis tengah: 16 cm.
terjadinya kesinambungan budaya pada
ini
Megalitik
yang
juga
ini
adalah
merupakan
bukti
Keberadaan dari Arca Megalitik di
generasi demi generasi pada masyarakat
Pura Sibi Agung mempunyai fungsi yang
Desa Pakraman Kesian. (4) Sebagai benda
sangat
dalam
budaya, pembuatan Arca Megalitik di Pura
kehidupan masyarakat Desa Pakraman
Sibi Agung, tidak hanya berpatokan pada
Kesian sampai saat ini, yaitu (1) Sebagai
unsur-unsur
lambang pemujaan arwah leluhur, Arca
berpedoman kepada tujuan-tujuan yang
Megalitik di Pura Sibi Agung merupakan
berpatokan kepada aspek-aspek religius,
peninggalan sejarah dan purbakala yang
yakni
berfungsi sebagai suatu simbol/lambang
moyang
yang bersifat religius, yaitu sebagai suatu
diketahui bahwa Arca Megalitik di Pura Sibi
sarana untuk menghubungkan diri dengan
Agung merupakan salah satu karya budaya
roh nenek moyang atau leluhur dalam
yang berfungsi sakral atau religius setelah
wujudnya sebagai Arca Megalitik. Pemujaan
melalui suatu proses kepercayaan dalam
terhadap roh nenek moyang atau leluhur
masyarakat.
mendasar
dan
penting
seni
pemujaan atau
semata,
terhadap
leluhur,
tetapi
roh
lebih
nenek
sehingga
dapat
masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat Desa Pakraman Kesian sampai saat ini. (2)
Aspek-Aspek Dari Arca Megalitik Di Pura
Sebagai sarana pendidikan sosial, upacara
Sibi
pemujaan terhadap Arca Megalitik di Pura
Sebagai Sumber Belajar Sejarah Zaman
Sibi
Pra Aksara kelas X di SMA Berdasarkan
Agung,
secara
tidak
langsung
merupakan media pendidikan nonformal. Dalam
pelaksanaan
upacara
Agung
Yang
Memiliki
Potensi
Kurikulum 2013
pemujaan
Keberadaan Arca Megalitik di Pura
tersebut mengandung suatu nilai-nilai sosial
Sibi
yang dapat mendidik masyarakat untuk bisa
memiliki
saling
dimanfaatkan sebagai suatu sumber belajar
berinteraksi,
bertanggung
jawab,
kekeluargaan,
sehingga
bekerjasama, membina nantinya
rasa akan
Agung,
Desa
suatu
Pakraman
potensi
untuk
Kesian bisa
pada mata pelajaran sejarah khususnya
untuk sekolah yang letaknya paling dekat
untuk
bisa
menemukan,
dengan objek ini.
mendeskripsikan,
menanyakan,
melaporkan,
dan
Peninggalan berupa Arca Megalitik
mensosialisasikan materi pelajaran sejarah
di Pura Sibi Agung, Desa Pakraman Kesian
yaitu, Menganalisis berdasarkan tipologi
dapat
hasil budaya pra aksara Indonesia termasuk
dimanfaatkan
oleh
guru
mata
pelajaran sejarah untuk bisa mengajarkan
yang
materi pembelajaran sejarah yang lebih
sehingga, keberadaan peninggalan Arca
kreatif, efektif dan konseptual, sehingga
Megalitik
diperlukan
untuk
Pakraman Kesian, dapat menjadi salah satu
mengetahui aspek-aspek yang terdapat
alternatif tempat yang bisa di kunjungi oleh
pada Arca Megalitik di Pura Sibi Agung
guru dan siswa. Dengan mengamati Arca
sehingga
Megalitik secara langsung siswa dapat
suatu
dapat
penyelidikan
dikembangkan
menjadi
sumber belajar sejarah.
berada
di
di
Pura
lingkungan
Sibi
terdekat
Agung
Desa
mengenal secara nyata mulai dari wujud,
Aspek-aspek yang terdapat pada
ukuran, dan bahan dari Arca Megalitik
Arca Megalitik di Pura Sibi Agung yang bisa
tersebut. (2)
dikembangkan
belajar
dalam peninggalan Arca Megalitik di Pura
sejarah zaman pra aksara kelas X adalah
Sibi Agung Desa Pakraman Kesian juga
sebagai berikut: (1) Aspek Bentuk Fisik
mengandung aspek yang sangat penting
Arca Megalitik, apabila diamati dari bentuk
dalam kehidupan di masa kini dan di masa
fisik Arca Megalitik di Pura Sibi Agung Desa
depan. Hal tersebut terkait dengan bukti-
Pakraman Kesian, peninggalan ini tentu
bukti
memiliki potensi untuk bisa dimanfaatkan
terkandung di dalam Arca Megalitik tersebut
sebagai sumber belajar sejarah zaman pra
yang bisa dikembangkan menjadi suatu
akasara, sehingga siswa dapat melakukan
sumber sejarah yang bisa digunakan untuk
penyelidikan guna menemukan fakta-fakta
merekonstruksi sebuah peristiwa sejarah di
dari suatu fenomena atau kejadian tetang
masa lampau, sehingga Arca Megalitik di
kehidupan
lingkungan
Pura Sibi Agung Desa Pakraman Kesian
sekitarnya pada zaman pra aksara disertai
adalah salah satu objek peninggalan dari
dengan peninggalan sejarahnya secara
zaman megalitik atau pra aksara yang bisa
langsung, sehingga siswa dapat berfikir
dimanfaatkan oleh guru dalam menjelaskan
logis, runut, dan sistematis. Keberadaan
sistem
arca megalitik di Pura Sibi Agung tersebut
zaman pra aksara, hal tersebut sesuai
dapat
materi
dengan silabus yang terdapat pada SMA
pembelajaran kelas X dengan melatih siswa
kelas X, dengan kompetensi Dasar (KD) 3.4
menjadi
masyarakat
diaplikasikan
ke
sumber
di
dalam
serta
Aspek Sejarah (Historis),
jejak-jejak
kepercayaan
sejarah
masyarakat
yang
pada
Menganalisis berdasarkan tipologi hasil
masa lalu ke masa kini, yang sudah
budaya Praaksara Indonesia termasuk yang
menunjukan adanya suatu kesinambungan
berada di lingkungan terdekat. Pada (KD)
budaya, sehingga dalam pembuatan dan
ini Guru sejarah sangat perlu mengenalkan
pelestarian Arca Megalitik ini mengandung
sisi sejarah yang terdapat pada peninggalan
nilai gotog-royong dan kebersamaan yang
Arca
hal
dapat diselipkan dalam kompetensi dasar
tersebut akan mampu meningkatkan minat
(KD) 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi
siswa
hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk
Megalitik
tersebut,
dalam
masyarakat
sehingga
mempelajari
pada
zaman
kehidupan aksara
yang berada di lingkungan terdekat, di
berserta dengan benda-benda peninggalan
dalamnya terkandung Sifat gotong royong
dari zaman tersebut. Belajar sejarah bukan
dan kebersamaan dalam pembuatan dan
hanya dari buku tetapi juga bisa dari
pelestarian
lingkungan siswa, dari dalam kelas maupun
merupakan nilai-nilai yang bisa ditanamkan
keluar kelas (3) Aspek Gotong Royong dan
oleh guru kepada siswa dalam setiap
Kebersamaan,
dan
kompetensi dasar (KD). (4) Aspek Religius
pelaksanaan upacara pemujaan terhadap
(Religi), pada masa pra aksara masyarakat
Arca Megalitik di Pura Sibi Agung Desa
sangat taat dan berbhakti terhadap roh
Pakraman Kesian tentunya gotong royong
leluhur,
dan kebersamaan merupakan dasar utama
diketahui
dalam
peninggalan berupa benda budaya seperti
dalam
kesuksesan
pra
pembuatan
pembuatan
dan
Arca
hal
Megalitik
tersebut
dari
tentunya
adanya
peninggalan-
Arca
Megalitik di Pura Sibi Agung ini memiliki
Kepercayaan inilah yang bisa dipakai oleh
nilai luhur dalam sifat kehidupan bergotong
guru sebagai sumber belajar sejarah dalam
royong, kebersamaan, persatuan, toleransi,
rangka
saling
terhadap
sepenanggungan,
senasib
lain-lain.
pemahaman
kejadian-kejadian
masa
siswa pra
aksara. Dengan secara langsung mengajak
pelaksanaan
siswa ke peninggalan Arca Megalitik di Pura
upacara pada Arca Megalitik ini tidak
Sibi Agung Desa Pakraman Kesian, siswa
mungkin
rasa
secara otomatis akan dapat mengetahui
kebersamaan, gotong royong, persatuan,
secara lebih nyata mengenai kepercayaan
toleransi, saling membantu, dan lain-lain.
dan kebudayaan leluhurnya masa pra
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa
aksara.
sudah terjadi suatu pewarisan berbagai nilai
sejarah dapat berlangsung dengaan efektif,
kehidupan, nilai luhur yang hidup pada
kreatif, optimal, dan menyenangkan.
pembuatan
tanpa
lain-lain.
peningkatan
dan
Dalam
proses
dan
merasa
Menhir,
dapat
pemujaan terhadap arca ini, sehingga Arca
membantu,
Megalitik,
tersebut
dan
dilandasi
oleh
Sehingga
proses
pembelajaran
tanya terbalik, dan sedikit menyerupai belalai gajah, bagian daun telinga Arca SIMPULAN DAN SARAN
Megalitik
Latar belakang pembuatan Arca Megalitik di Pura Sibi Agung ini adalah, mulai berkembangnya suatu kepercayaan di tengah-tengah masyarakat Desa Pakraman Kesian pada zaman pra aksara yaitu percaya akan hal-hal yang dianggap hebat dan
menyeramkan.
Misalnya,
percaya
dengan keberadaan roh suci leluhur atau nenek
moyang.
Dengan
melakukan
pemujaan terhadap roh suci nenek moyang tersebut masyarakat pra aksara percaya bahwa nantinya mereka akan memperoleh keselamatan, pengobatan suatu penyakit, kesuburan, dan lain-lainnya, sehingga untuk memudahkan
melaksanakan
pemujaan
terhadap roh suci leluhur maka masyarakat Desa Pakraman Kesian pada zaman pra aksara membuat simbol leluhur atau nenek moyangnya tersebut dalam wujud Arca Megalitik. (wawancara dengan I Made Purwa, tanggal 13 April 2014). Dari ketiga Arca Megalitik yang terdapat
di
pura
ini,
secara
umum
mempunyai wujud yang masih sangat sederhana. Dari segi bahan pembuatannya
ini
kelihatan
lebar.
Bagian
lehernya tidak proposional, seakan-akan menyatu
dengan
badan.
Pada
bagian
tangannya nampak tidak lengkap dengan jarinya, sedangkan pada bagian kakinya nampak
tidak
jelas.
Perbedaan
yang
nampak dari ketiga Arca Megalitik di Pura Sibi Agung ini adalah dari segi ukuran Arca Megalitik ini. Fungsi dari Arca Megalitik di Pura Sibi Agung adalah, (1) Sebagai lambang pemujaan
arwah
leluhur,
(2)
Sebagai
sarana pendidikan sosial,
(3)
Sebagai
benda peninggalan purbakala, (4) Sebagai benda budaya. Aspek-aspek yang terdapat pada Arca Megalitik di Pura Sibi Agung yang bisa dikembangkan
menjadi
sumber
belajar
sejarah zaman pra aksara kelas X adalah sebagai berikut: (1) Aspek Bentuk Fisik Arca Megalitik, (2) Aspek Sejarah (Historis), (3)
Aspek
Gotong
Royong
dan
Kebersamaan,(4) Aspek Religius (Religi). SARAN-SARAN Berdasarkan
penelitian di atas
ketiga Arca Megalitik ini terbuat dari batu
penulis memberikan beberapa saran baik
padas yang berbentuk silindris. Bagian atas
sebagai
kepala dari arca ini berbentuk rata, dari segi
penulis, yaitu: Kepada Guru Sejarah yang
bagian
sangat
akan memanfaatkan Arca Megalitik di Pura
tanda
Sibi Agung ini sebagai sumber belajar
mukanya
sederhana,
berbentuk
hidungnya
berbentuk
masyarakat
maupun
sebagai
Sejarah, seharusnya strategi pembelajaran yang
diterapkan
untuk
memanfaatkan
aspek-aspek dari Arca Megalitik di Pura Sibi Agung
yang
memiliki
potensi
sebagai
sumber belajar sejarah zaman pra aksara kelas X di SMA berdasarkan kurikulum 2013, adalah dengan menggunakan model pembelajaran
yang
sesuai
antara
lain
DAFTAR RUJUKAN Asmito. 1992. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Semarang: IKIP Semarang Press.
adalah, Kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement
Divisions),
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah, dan model pembelajaran lainnya yang dianggap sesuai untuk diterapkan. Pendekatan dalam proses pembelajaran
yang
sesuai
untuk
diterapakan adalah pendekatan scientific dalam
proses
pembelajaran
pendekatan
adalah
suatu
saintifik
(scientific)
pendekatan
yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, khususnya mata pelajaran sejarah pada masa pra aksara.
Sutaba, I Made.1980.Prasejarah Bali. Bali : BU Yayasan Purbakala. Sutaba, dkk, 1992.Laporan kerusakan dan rencana penanggulangan Pura Sibi Agung Kesian – Gianyar.
yang
merupakan ciri khas dari Kurikulum 2013. Dalam
Sagimun, M. D. 1987. Peninggalan Sejarah Tertua Kita. Jakarta: CV Haji Masagung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Suaka peninggalan Sejarah dan Purbakala Bali-NTB-NTT-Timtim 1992. Wawancara dengan I Made Puwa tanggal 14 April 2014. Widia, Wayan. 1977. “Tinjauan Seni Arca Pura Sibi Agung. Pura Sibi Alit, dan Sekitarnya”. Majalah Saraswati No: 11 Karya Widia Tak Berkala Museum Bali. Direktorat – Musium – Direktorat Jendral Kebudayaan P dan K.