PERKEMBANGAN MOTIF KERAJINAN TENUN SONGKET DI DESA SIDEMEN, KARANGASEM, BALI (Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Kebudayaan Di SMA) Oleh : Agustiana Wikrama Tungga Wika Atmaja, NIM 0914021001 (e-mail :
[email protected]). I Wayan Mudana*) Mahasiswa jurusan pendidikan sejarah, universitas pendidikan ganesha, singaraja
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) faktor yang melatarbelakangi pengerajin tenun songket di Desa Sidemen memproduksi motif tradisional dan motif modern; (2) motif tradisional dan motif modern yang dibuat oleh pengerajin tenun songket di Desa Sidemen; dan (3) aspek-aspek yang terdapat pada motif tradisional dan motif modern yang bisa dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah kebudayaan di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan informan; (2) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara dan studi dokumen); (3) teknik pengolahan data/analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) ada tiga faktor yang melatarbelakangi pengerajin tenun songket memproduksi motif tradisional dan motif modern dilihat dari faktor budaya, faktor ekonomi dan faktor lingkungan, (2) motif tradisional yang dibuat oleh pengerajin tenun songket di Desa Sidemen berbentuk geometris yang dipadukan dengan motif ornament tradisional bali yang sifatnya natural, motif modernnya berupa kombinasi beraneka ragam corak dari hasil barang teknologi, (3) aspek-aspek pada motif tradisional dan modern yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar yaitu, aspek pengetahuan tentang sumber daya alam, aspek ketekunan dan aspek kewirausahaan.
Abstract This present research is aimed at (1) finding out the production background of tenun songket craftsmen at Sidemen Village in producing traditional and modern motif, (2) finding out types of traditional and modern motif produced by tenun songket craftsmen at Sidemen Village and (3) finding out the aspects of the motif which can be used for teaching history at Senior High School (SMA). This is qualitative research done in several steps: (1) the technique of
0
determining informants, (2) technique of data collection (observation, interview, and document analysis), and data analysis technique. This present research shows that (1) there are three factors of tenun songket production they are historical, economic and environmental factors, (2) the traditional motif is geometrical motif combined with natural Balinese ornament and for the modern motif is combination of various motif of modern objects, (3) aspects of the motif which can be used as learning sources are aspect of natural resources understanding, aspect of entrepreneurship, and aspect diligence.
*Dosen Pembimbing Artikel Kata Kunci: motif, sumber belajar, sejarah kebudayaan.
1
banyak dibandingkan dengan produksi kain
Pulau Bali merupakan salah satu dari kepulauan Indonesia yang sangat terkenal di
tenun
seluruh
demikian seni kerajinan tenun songket
dunia.
terutama
Keterkenalan
disebabkan
penduduknya
yang
oleh
Bali
ini
corak
memiliki kerajinan tenun songket adalah
wisatawan yang datang ke Bali. Masyarakat
kota Singaraja yaitu di Desa Jinengdalem
Bali terkenal sebagai masyarakat yang kaya
akan
mengembangkan
kreativitas
berbagai
yang terkenal dengan kain songketnya, kota
dalam
karya
Jembrana
seni
terkenal
pelosok desa maupun kota dengan berbagai ragam
seni
kerajinan
yang
songketnya,
kerajinan yang banyak tersebar dipelosok-
macam
Walaupun
Di Bali ada beberapa kota yang
kebudayaan yang unik dan dikagumi oleh
sangat
tradisional.
tradisional tetap bertahan sampai sekarang.
kehidupan
memeliki
secara
kota
dengan
Fenomena
seperti
di
terkenal
serupa
dengan
kain
Klungkung
yang
kain juga
songket di
Gelgel.
jumpai
di
Karangasem tepatnya di di Desa Sidemen
kerajinan tenun, kerajinan bambu, kerajinan
Karangasem. Berdasarkan data yang ada di
rotan, kerajinan kayu, dan banyak lagi seni
Desa Sidemen terdapat beberapa usaha
kerajinan lain yang masing-masing memiliki
kerajinan tenun songket yang tersebar di
ciri khas (Ardika, 1996 :6).
setiap banjar Desa Sidemen. Desa Sidemen terbagi menjadi beberapa banjar diantaranya
Sejalan dengan perkembangan ilmu ini
yakni (1) Banjar Sinduwati ada beberapa
bermunculan produk-produk tekstil yang
orang yang memiliki kegiatan menenun
terbuat
dengan
songket hanya dikerjakan sendiri-sendiri dan
menggunakan peralatan canggih sehingga
tidak memiliki nama usaha, (2) Banjar Buda
hasil produksinya lebih berkwalitas dan
Manis terdapat satu usaha kerajinan tenun
harga lebih terjangkau (soekanto, 2006 :
songket, nama usahanya “ Pengerajin Tenun
261).
Swastika”, (3) Banjar Tengah terdapat satu
pengetahuan
dari
dan
teknologi,
pabrik
Adapun
saat
tekstil
produk
tekstil
yang
dihasilkan berupa kain-kain, seperti kain
usaha
baju, kain saput, kain celana, kain tas, kain
usahanya “ pengerajin tenun songket Upa
batik dan kain-kain lainnya. Proses produksi
Boga ”, (4) Banjar Sida Karya terdapat satu
dengan pabrik yang tidak menyita waktu
usaha
cukup lama dan hasil produksinya bisa lebih
usahanya “ Pelangi ”, dan (5) Banjar Tabola 2
kerajinan
kerajinan
tenun
tenun
songket,
songket,
nama
nama
terdapat satu usaha pengerajin tenun songket
METODE PENELITIAN
dengan nama usaha “ Bali Harta Nadi ”.
Meode penelitian yang digunakan
Tenun songket identik kain tradisional yang terikat
oleh
ketentuan
atau
dalam penelitian ini adalah menggunakan
nilai-nilai
metode pendekatan kualitatif, yaitu: (1)
tertentu yang mengikat pengerajin tenun songket
itu
sendiri,
tetapi
teknik penentuan informan, informan yang
dalam
dituju untuk memperoleh data yaitu Dewa
kenyataannya, pengerajin tenun songket
Ketut Mayun, Gusti Ayu Meras, Made Arsa
yang ada di Desa Sidemen Karangasem
Putra ; (2) teknik pengumpulan data
dalam memproduksi kain songket tidak
(observasi, wawancara dan studi dokumen).
selalu mengikuti ketentuan-ketentuan atau
Nasution,
aturan tradisi. Fenomena yang tampak
memproduksi kain dengan motif tradisional,
;
(3)
teknik
HASIL
tetapi juga motif-motif modern
Hasil dari penelitian ini menunjukan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk
bahwa:
(1)
ada
tiga
faktor
yang
yang
melatarbelakangi pengerajin tenun songket
melatarbelakangi pengerajin tenun songket
memproduksi motif tradisional dan motif
di
motif
modern dilihat dari faktor budaya, faktor
tradisional dan motif modern; (2) motif
ekonomi dan faktor lingkungan, (2) motif
tradisional dan motif modern yang dibuat
tradisional yang dibuat oleh pengerajin
oleh pengerajin tenun songket di Desa
tenun songket di Desa Sidemen berbentuk
Sidemen; dan (3) aspek-aspek yang terdapat
geometris yang dipadukan dengan motif
pada motif tradisional dan motif modern
ornament tradisional bali yang sifatnya
yang bisa dikembangkan sebagai sumber
natural, motif modernnya berupa kombinasi
belajar sejarah kebudayaan di SMA. Kajian
beraneka ragam corak dari hasil barang
teori yang di gunakan dalam penelitian ini
teknologi (Sika : 1983). (3) aspek-aspek
menyangkut
motif
pada motif tradisional dan modern yang bisa
tradisional dan motif modern, dan sumber
dijadikan sebagai sumber belajar yaitu,
belajar.
aspek pengetahuan tentang sumber daya
Desa
Sidemen
factor
faktor
56)
(2000 : 69)
Sidemen Karangasem justru bukan hanya
(1)
:
pengolahan data/analisis data. Soehartono
dimana pengerajin tenun songket di Desa
mengetahui;
(1988
memproduksi
pembuatan
3
alam,
aspek
ketekunan
dan
Bali. Seperti yang dijelaskan oleh Sutjipta
aspek
(1980:4), bahwa kebudayaan Bali yang ada
kewirausahaan.
justru merupakan pencerminan kehidupan beragama
dari
penduduknya,
yang
PEMBAHASAN
memberikan sikap hidup yang kreatif, tekun
Faktor Yang Melatarbelakangi
dan rasa toleransi yang tinggi terhadap
Pengerajin Tenun Songket Di Desa
sesama.
Sidemen Memproduksi Motif Tradisional
Begitu juga budaya dalam kain tenun
Dan Motif Modern Latar
blakang
pengrajin
songket di Desa Sidemen juga sangat erat
tenun
kaitannya dengan keagamaan, di mana kain
songket di desa sidemen memproduksi motif
tenun songket tersebut dipergunakan sebagai
tradisoanal dan motif modern di latar
sarana upacara keagamaan, seperti upacara
blakangi oleh tiga faktor yakni faktor
Manusa Yadnya. Factor ekonomi, faktor
budaya, ekonomi dan lingkungan. Faktor
ekonimi menjadi penyebab umum dari
budaya Faktor budaya merupakan faktor
pemilihan pekerjaan sebagai pengerajin
awal munculnya pengerjain tenun songket
tenun songket untuk memproduksi motif
memproduksi motif tradisional dan modern,
tradisional
seperti kita ketahui masyarakat Bali sudah
yang
Seperti
yang
Tahun) dan I Gusti Ayu Meres (40 Tahun)
tingkat budaya, adat istiadat dan pemeluk Hindu
modern.
disampaikan oleh I Gusti Mangku Rai (42
terkenal sebagai masyrakat yang mempunyai
agama
dan
serta informan lainnya, latar belakang
taat.
pengerajin tenun songket memproduksi
Koentjaraningrat,(1985 : 44). Hal tersebut
motif tradisional dan modern disebebkan
mempengaruhi sikap masyarakat Bali secara
karena dari awal menggeluti usaha ini tidak
umum.
membutuhkan modal besar karena modal dan
Untuk memenuhi kebutuhan rohani
alat-alatnya masih
bersifat
teknik
dan jasmani masyarakat itu sendiri maka
tradisional yaitu masih menggunakan tenaga
diciptakanlah seni, seperti seni kerajinan
manusia dan di samping itu juga karena
yang begitu banyak dan beragam, dimana
kebutuhan pasar (Winardi, 1991 : 85). Dan
kesemuanya bisa dilihat sampai saat ini
yang terakir adalah factor lingkungan,
diseluruh pelosok desa-desa yang ada di
lingkungan tempat tinggal juga berhubungan 4
dengan
pemilihan
pekerjaan
di
Desa Sidemen diantaranya, motiv belak
sektor
ketupat, motiv pinggiran, motif mas-mas,
informal (Wiana, 1986 : 12). Seperti
yang
dikatakan
motif rebong sari, motif merak, motif cakra,
oleh
motif bunbuan, motif mawar, motif gunung,
informan Gusti mangku Rai (42 tahun) salah satu
pengerajin
tenun
songket
motif
yang
Mangku
tradisional
dan
Rai
membuat
modern
karena
derman,
motif
naga.
Sedangkan motif tenun songket modern
memproduksi motif tradisional dan modern, Gusti
padang
diantaranya, motif ceplok mesir, motis
motif
bintang sempiar, motis pot pegat, motif pot
dapat
merak, motif kangkung kombinasi.
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tinggal yang mayoritas pengerajin tempat
Aspek-aspek Yang Terdapat Pada Motif
tinggalnya memproduksi motif tradisional
Tradisional dan Motif Modern Yang Bisa
dan modern. Selain tempat tinggal hal yang
di Kembangkan Menjadi Sumber Belajar
perlu diperhatikan dalam usaha mewariskan
Sejarah Kebudayaan di SMA
kerajinan
tenun
dilepaskan
songket
dari
tetangga(teman
tidak
peran
sebaya)
dapat
Beberapa aspek yang terdapat pada
keluarga,
dan
motif
anggota
tradisional
dan
motif
modern
diantarnya sebagai berikut : (1) Aspek
masyarakat sebagai agen pewarisan nilai
Pengetahuan tentang sumber daya alam; (2)
(Sujipta, 1989 : 78).
Aspek
Ketekunan;
(3)
Aspek
aspek-aspek
tersebut
Motif Tradisional Dan Modern Yang Di
Kewirausahaan.
Buat Oleh Pengerajin Tenun Songket Di
nantinya akan di masukan dalam silabus
Desa Sidemen
pembelajaran di SMA.
Adapun
jenis
motif
–motif
SIMPULAN
tradisional yang dihasilkan oleh pengerajin
Pengerajin tenun songket di Desa
tenun songket di Desa Sidemen pada umumnya
berbentuk
geometris
Sidemen
yang
dalam
memproduksi
motif
tradisional dan motif modern dilatarbelakngi
dipadukan dengan motif-motif ornamen
oleh dua faktor, yakni faktor budaya, faktor
tradisioanal Bali yang sifatnya natural alam.
ekonomi dan faktor lingkungan. Faktor
Adapun motif hias yang digunakan dalam
budaya
proses pembuatan kain tenun songket di 5
yang
melatarbelakangi
adalah
pelaksanaan upacara keagamaan, karena di
motif tradisional dan modern yang dibuat
dalam kain tenun songket sampai sekarang
oleh pengerajin tenun songket di Desa
masih memiliki fungsi sebagai alat sarana
Sidemen dalam RPP Sejarah di SMA
keagamaan
(Sanjaya, 2006 : 173).
dan
pertunjukan.
juga
sebagai
alat
Faktor ekonomi yaitu
pengerajin tenun merupakan
Saran yang di sampaikan, antara lain:
salah satu
Pihak-pihak sebagai agen pewarisan nilai
pilihan pekerjaan di Desa Sidemen, selain
baik dalam pendidikan formal dan non-
juga untuk memenuhi kebutuhan di pasaran. Faktor
lingkungan
yaitu
formal yakni orang tua, Guru Sejarah,
masyarakat
Masyarakat Setempat, Pemerintah Daerah
terpengaruh karena mayoritas penduduknya memproduksi motif-motif tersebut.
Ucapan terimakasih ditujukan kepada:
Motif –motif tradisional yang dihasilkan
I Wayan Mudana, selaku Pembimbing
oleh pengerajin tenun songket di Desa
Akademik dan Pembimbing I yang telah
Sidemen
meluangkan waktunya kepada penulis
pada
umumnya
berbentuk
geometris yang dipadukan dengan motif-
dalam
motif
yang
memotivasi dan membimbing dari awal
sifatnya natural alam. Sedangkan motif
penyusunan artikel menjadi lancar dan
modern yang diproduksi oleh pengerajin
dapat terselesaikan dengan baik.
ornamen
tradisioanal
Bali
memberikan
pengetahuannya,
tenun songket di Desa Sidemen pada umumnya ada dua jenis yaitu motif modern
Luh Putu Sendratari, selaku Pembimbing
hasil kombinasi dan motif yang mengambil
II yang juga memberikan saran serta
corak
motivasi dan membimbing penulis dalam
dari
hasil
barang
teknologi
penyusunan
(Susanto,2002 : 56).
artikel
sehingga
terselesaikan dengan baik. Aspek-aspek yang terdapat pada motif tenun songket yang bisa dijadikan sebagai
seumber belajar adalah
aspek
pengetahuan tentang sumber daya alam, aspek ketekunan dan aspek kewirausahaan, dengan jalan menyertakan topik tentang 6
dapat
DAFTAR RUJUKAN Ardika,
I
wayan.1996.
Dinamika
Susanto,
Mikke.
2002.
kebudayaan Bali. Denpasar : Upada
Yogyakarta
Sastra
(Anggota IKAPI)
Sujipta, 1989. Perubahan Sosial Masyarakat Dalam
Hubungannya
masyarakat
dan
Bali.
Sanjaya,
Media.
Jakarta : Balai Pustaka Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tersito. Suhersono, Hery. 2005. Desain Bordir Motif PT
Gremedia Pustaka
Utama. Sika, Wayan. 1983. Ragam Hias. Denpasar : Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan. Soekarto dan Winardi. 1991. Menejemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Susanto,
Mikke.
Yogyakarta
2002. :
Diksi
Penerbit
Wina.
2006.
Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa.
Geometris.
Kanisius
Jakarta : Erlangga
Universitas Udanyana, Bali
Nasution, S. 1988.
Penerbit
Rupa.
Winardi. 1991. Menejemen Pemasaran.
dengan
pariwisata
:
Diksi
Rupa. Kanisius
(Anggota IKAPI) 7